DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
1. Manja Prihatiningrum
2. Nofriyani Rizkia Damasinta
3. Nurmatus Saadah
i
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan YME, atas rahmat dan hidayahNya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Makalah Keperawatan Jiwa dengan judul “ASKEP
KEPERAWATAN JIWA DENGAN MASALAH WAHAM”. Makalah ini ditulis
untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan perkembangan ilmu keperawatan dengan
perkembangan kurikulum terbaru, khususnya mata kuliah Keperawatan Jiwa.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua dan
para pembaca dapat memahami dan mendapatkan pengetahuan yang lebih baik, sehingga
dapat diaplikasikan untuk mengembangkan kompetensi dalam keperawatan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk
itu kami selalu bersedia dengan terbuka menerima berbagai saran dan kritik demi
perbaikan di masa mendatang.
Kelompok 5
i
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................18
3.2 Saran............................................................................................................................18
Daftar Pustaka.................................................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di
negara-negara maju. Meskipun masalah kesehatan jiwa tidak dianggap sebagai
gangguan yang menyebabakan kematian secara langsung, namun gangguan tersebut
dapat menimbulkan ketidakmampuan individu dalam berkarya serta ketidak tepatan
individu dalam berprilaku yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta
dapat menghambat pembangunan karena mereka tidak produktif. (Hawari, 2001)
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Psikotik
Adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu
menilai kenyataan yang terjadi, misalnya, terdapat halusinasi, waham atau
perilaku kacau atau aneh. Dibagi menjadi dua:
1) Gangguan Psikotik akut adalah gangguan yang terjadi dengan awitan yang
akut (dalam masa 2 minggu atau kurang) dengan gejala-gejala psikotik yang
menjadi nyata dan mengganggu sedikitnya beberapa aspek kehidupan dan
pekerjaan sehari-hari, ada sindrom yang khas, ada stress akut yang berkaitan,
dan tidak diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung.
2) Gangguan Psikotik kronik adalah merupakan suatu gangguan dengan gejala
negatif dari skizofrenia yang menonjol, sedikitnya ada riwayat satu episode
psikotik yang jelas dimasa lampau, sedikitnya sudah melampaui kurung waktu
satu tahun dengan intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham
dan halusinasi.
3
2.1.2 Depresi
Adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan sedih yang berkepanjangan,
proses pikir melambat disertai penurunan motivasi dan prilaku lamban yang
terkesan malas (trias depresi).
2.1.3 Panik
Diartikan sebagai gangguan akibat kecemasan yang memuncak dan pasien
merasakan “rasa yang tak dapat dijelaskan”, seringkali disertai dengan keluhan
fisik atau aktifitas motorik tertentu. Ini adalah gangguan yang lazim dan dapat
diobati.
2.2.1 Pengertian
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi
dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain, keyakinan ini
berasal dari pemikiran klien dimana sudah kehilangan kontrol (Dep Kes RI,
1994).
4
2.2.2 Proses Terjadinya Waham
Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self
ideal dan self reality ( kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang
tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya.
Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia
katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat,
karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima
lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum
terpenuhi sejak kecil secara optimal.
5
tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari sinilah mulai
terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma (super ego) yang
ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.
Fase Comforting
Fase Improving
Apabila tidak ada konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan
yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan
dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai
yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham yang
dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali untuk mengguncang
keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya keyakinan religiusnya
bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.
6
2.3 Asuhan Keperawatan Masalah Waham
2.3.1 Pengkajian
Menurut tim Depkes RI (1994), pengkajian adalah langkah awal dan dasar
proses keperawatan secara menyeluruh. Pada tahap ini pasien yang dibutuhkan
dikumpulkan untuk menentukan masalah keperawatan. Setiap melakukan
pengkajian, tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat. Isi pengkajiannya
meliputi:
1. Identifikasi klien
Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien
tentang: Nama klien, panggilan klien, Nama perawat, tujuan, waktu
pertemuan, topik pembicaraan.
2. Keluhan utama / alasan masuk
Tanyakan pada keluarga / klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga
datang ke Rumah Sakit, yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi
masalah dan perkembangan yang dicapai.
3. Tanyakan pada klien / keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan
jiwa pada masa lalu, pernah melakukan, mengalami, penganiayaan fisik,
seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan
tindakan kriminal.
Dapat dilakukan pengkajian pada keluarga faktor yang mungkin
mengakibatkan terjadinya gangguan:
Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi
respon psikologis dari klien.
Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak atau SSP, pertumbuhan
7
dan perkembangan individu pada prenatal, neonatus dan anak-
anak.
Sosial Budaya
Seperti kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan,
kerawanan), kehidupan yang terisolasi serta stress yang
menumpuk.
5. Aspek psikososial
Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi yang
dapat menggambarkan hubungan klien dan keluarga, masalah yang
terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.
Konsep diri
Citra tubuh: mengenai persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian
yang disukai dan tidak disukai.
8
Harga diri: hubungan klien dengan orang lain, penilaian dan
penghargaan orang lain terhadap dirinya, biasanya terjadi
pengungkapan kekecewaan terhadap dirinya sebagai wujud harga
diri rendah.
Status mental
6. Aspek medik
Terapi yang diterima oleh klien: ECT, terapi antara lain seperti terapi
psikomotor, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spiritual, terapi
okupasi, terapi lingkungan. Rehabilitasi sebagai suatu refungsionalisasi
dan perkembangan klien supaya dapat melaksanakan sosialisasi secara
wajar dalam kehidupan bermasyarakat.
Untuk mendapatkan data waham, lakukan observasi terhadap perilaku berikut ini:
2) Waham curiga. Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mencederai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “Saya tahu. Anda ingin menghancurkan hidup saya karena iri dengan
kesuksesan saya.”
3) Waham agama. Memiliki keyakinan terhadap suatu agam secara berlebihan, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh: “Kalau saya mau masuk surga
saya harus menggunakan pakaian putih, setiap hari.”
4) Waham somatik. Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu terserang
penyakit, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuati kenyataan. Contoh: “Saya sakit
kanker”. Setelah pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda kanker
namun pasien terus mengatakan bahwa ia terserang kanker.
2. Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien cemas
secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
3. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda di sekitarnya aneh dan tidak
nyata?
5. Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
6. Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain atau
kekuatan dari luar?
7. Apakah pasien menyatakan bahwa ia meimliki kekuatan fisik atau kekuatan lainnya
atau yakin bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?
Selama pengkajian dengarkan dan perhatikan semua informasi yang diberikan oleh
pasien tentang wahamnya. Untuk mempertahankan hubungan saling percaya yang
telah terbina jangan menyangkal, menolak, atau menerima keyakinan pasien.
1. Waham.
11
2.3.3 Perencanaan dan Intervensi Keperawatan
12
13
14
15
2.3.4 Evaluasi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola prilaku yang secara klinis bermakna
yang berkaitan langsung distress (penderitaan) dan menimbulkan hendaya (disabilitas)
pada satu atau lebih fungsi kehidupan manusia. Salah satu gangguan jiwa yang sering
terjadi pada masyarakat, yaitu waham. Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai
dengan kenyataan tetapi dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang
lain, keyakinan ini berasal dari pemikiran klien dimana sudah kehilangan control.
3.2 Saran
Diharapkan bagi pembaca setelah membaca makalah ini khususnya perawat dan
memahami dan mengerti serta dapat mengaplikasikan tindakan keperawatan secara
intensif serta mampu berfikir kritis dalam melaksanakan proses keperawatan apabila
mendapati klien dengan penyakit gangguan kejiwaan.
16
Daftar Pustaka
Keliat, Anna Budi. Akemat. Helena, Novy, dkk. 2007. Keperawatan Kesehatan Jiwa
Komunitas: CMHN (Basic Care). Jakarta: EGC
Hawari, Dadang. 2001. Manajemen stress, cemas dan depresi. Jakarta: FKUI.