Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

W
DENGAN GANGGUAN ISI PIKIR : WAHAM KEBESARAN
DI RS JIWA MANADO
Tugas Ini Diajukan Untuk
Mata Ajar Keperawatan Jiwa II

TIM PENYUSUN

TRI AYU LAKSANA 132141013


SOBIRIN 132141032
RINI SHIERLY 132141019
DELA OKTO INTAN A 132141040

PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MH.THAMRIN
JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan penulis nikmat iman, nikmat sehat dan nikmat sempurna sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada
Ny.W Dengan Gangguan Isi Pikir : Waham Kebesaran Di Rs Jiwa Manado.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi
ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada  Ibu Suwarningsih selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan masukan.

Penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis
menerima segala kritik dan saran. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat
menambah pengetahuan bagi para pembaca, khususnya bagi penulis sehingga
tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Amin yarabbalalamin.

Jakarta, 10 Maret 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................ii
DAFTAR ISI .................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan...............................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Waham....................................................................3
2.2 Etiologi Waham....................................................................3
2.3 Tanda dan Gejala Waham.....................................................4
2.4 Proses Terjadinya Masalah...................................................5
2.5 Jenis-jenis Waham................................................................7
2.6 Asuhan Keperawatan ...........................................................9
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan keperawatan Pada Ny.W...................................................12
A. Pengkajian.............................................................................12
B. Pohon Masalah......................................................................14
C. Diagnosa................................................................................14
D. Intervensi ..............................................................................16
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.....................................................................20
4.2 Saran................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...................................................................22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1........................................................................... Latar Belakang


Kesehatan jiwa, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan
sebagai “keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan semata-mata keadaan
tanpa penyakit”. Orang yang memiliki kesejahteraan emosional, fisik, dan sosial
dapat memenuhi tanggung jawab kehidupan, berfungsi dengan efektif dalam
kehidupan sehari-hari, dan puas dengan hubungan interpersonal dan diri mereka
sendiri (Videbeck, 2008).

Menurut World Health Organization (WHO), 25% dari penduduk dunia pernah
menderita masalah kesehatan jiwa, 1% diantaranya adalah gangguan jiwa berat.
Di Indonesia rata – rata penderita gangguan jiwa berat seperti halusinasi, ilusi,
waham, gangguan proses pikir, kemampuan berpikir, serta tingkah laku aneh,
misalnya agresivitas atau katatonik di setiap provinsi sebesar 14,3 % sedangkan di
jawa tengah penderita gangguan jiwa berat sebesar 2,3% (Riset Kesehatan Dasar,
2013)

Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat atau
terus-menerus, tapi tidak sesuai dengan kenyataan. Waham adalah termasuk
gangguan isi pikiran. Pasien meyakini bahwa dirinya adalah seperti apa yang ada
di dalam isi pikirannya. Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan
beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada penderita
skizofrenia (Endang, Yusuf, 2015)

Biasanya ganguan skizofrenia berawal dengan keluhan halusinasi dan waham


yang khas seperti mendengar pikirannya sendiri diucapkan dengan nada keras,
atau mendengar dua orang atau lebih memperbincangkan diri si penderita
sehingga ia merasa menjadi orang ketiga. Di sinilah keluarga sangat berpengaruh
terhadap timbulnya gangguan jiwa atau skizofrenia. Karena keluarga merupakan

1
2

lingkungan pertama dan utama dalam menumbuh kembangkan anak. Peran


keluarga menjadi begitu penting dalam membentuk beberapa sikap dasar yang
akan menentukan perkembangan kepribadiannya di masa depan seperti:
keagamaan, penanaman sifat, kebiasaan, hobi, cita-cita dan sebagainya.
Sedangkan lembaga-lembaga lain dimasyarakat adalah sekedar membantu,
melanjutkan, memperbanyak, apa yang telah diperoleh dari keluarga. Dalam
keperawatan, keluarga merupakan salah satu sasaran asuhan keperawatan.
Keluarga memegang peranan penting dalam promosi kesehatan dan pencegahan
terhadap penyakit pada anggota keluarganya. (Yusuf, 2006)

Dalam hal ini penting mengingat kekambuhan klien gangguan jiwa tetap tinggi
sekitar 15- 20%. Perawatan klien yang sudah menderita gangguan jiwa sangat
lama antara 1-10 tahun. Hal itu memerlukan biaya yang sangat tinggi dan sumber
daya yang sangat banyak. Berdasarkan hal tersebut maka promotif dan
maintenance kesehatan jiwa sangat penting. Misalnya dengan cara mengadakan
krisis senter, konsultasi remaja, konsultasi pranikah, padat karya bagi
pengangguaran, promosi kesehatan jiwa, gerakan anti NAPZA, dan sebagainya
(Yosep, 2010). Menurut stuart sundeen (2013), tiga area praktik keperawatan
mental yaitu perawatan langsung, komunikasi dan management menjadi tugas
perawat jiwa.

1.2........................................................................ Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Tujuan umum :
Setelah makalah ini selesai diharapkan penulis mampu menerapkan asuhan
keperawatan pada klien dengan gangguan proses pikir : waham kebesaran

2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian pada klien dengan waham
b. Menyusun diagnosa keperawatan pada klien dengan waham
c. Menyusun rencana keperawatan pada klien dengan waham
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Waham


Waham adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh kuat, tidak sesuai
dengan kenyataan, tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang budaya,
selalu dikemukakan berulang-ulang dan berlebihan biarpun telah dibuktikan
kemustahilanya atau kesalahannya atau tidak benar secara umum ( TKF FK
UNSR, 2005).

Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun
tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal (Stuart dan
Sundeen, 2013).

Waham adalah keyakinan keliru yang sangat kuat yang tidak dapat dikurangi
dangan menggunakan logika ( Ann, Isaac, 2004).

2.2 Etiologi Waham


Waham merupakan salah satu gangguan orientasi reditas. Gangguan orientasi
adalah ketidak mampuan klien menilai dan berespon pada realitas. Klien tidak
dapat membedakan rangsangan internal dan ekternal, tidak bisa membedakan
khyalan dengan realita.
a. Faktor Predisposisi
1. Faktor biologis :
 Gangguan perkembanganotak, frontal, dan temporal.
 Lesi pada korteks frontal, temporal dan limbik.
 Gangguan tumbuh kembang.

2. Faktor Genetik :
 Gangguan orieantasi realita yang ditentukan pada klien skizoprenia.

3
4

3. Faktor Psikologis :
 Ibu asuh yang cemas atau over protektif, tidak sensitif
 Hubungan dengan ayah tidak dekat atau perhatian yang berlebih.
 Konflik perkawinan.
4. Sosial Budaya :
 Kemiskinan
 Ketidak harmonisan sosial
 Steres yang menumpuk

b. Faktor presipitasi
1. Stressor sosial budaya
Stres dan kecemasan akan meningkatkan bila terjadi penurunan stabilitas
keluarga perpisahan dengan orang yang paling penting, atau di asingkan
kelompok.
2. Faktor biokimia
Penelitian tentang pengaruh dopomine, inorefinefrin, lindelomin, zat
halusinogen diduga berkaitan dengan oreantasi realita.
3. Faktor psikologi
Intensitas kecemasan yang ekstrim dan menunjang disertai terbatasnya
kemampuan mengatasi masalah, memungkinkan berkurangnya orientasi
realita.

2.3 Tanda dan Gejala Waham


1. Kognitif :
a. Tidak bisa membedakan hal yang nyata dan tidak nyata.
b. Individu percaya pada keyakinannya.
c. Sulit berfikir realita.
d. Tidak mampu mengambil keputusan.
5

2. Afektif
a. Situasi tidak sesuai dengan kenyataan.
b. Afek tumpul.

3. Perilaku dan hubungan sosial


a. Hipersensitif
b. Hubungan dengan orang lain dangkal
c. Depresif
d. Ragu-ragu
e. Menggunakan cara verbal
f. Curiga
g. Impulsive
h. Afiktivitas tidak tepat

4. Fisik
a. Higiene kurang
b. Muka pucat
c. Sering menguap
d. BB menurun
e. Nafsu makan berkurang
f. Kurang tidur

2.4 Proses Terjadinya Masalah


Menurut Yosep (2010), proses terjadinya waham meliputi 6 fase, yaitu :
1. Fase of human need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik secara
fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada
orang-orang dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien
sangat miskin dan menderita. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya mendorongnya untuk melakukan kompensasi yang salah. Ada juga
6

klien yang secara sosial dan ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara
realiti dengan self ideal sangat tinggi.

2. Fase lack of self esteem


Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara
self ideal dengan self reality (keyataan dengan harapan) serta dorongn
kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah
melampaui kemampuannya.

3. Fase control internal external


Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang
ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
keyataan, tetapi menghadapi keyataan bagi klien adalah suatu yang sangat
berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting
dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan
tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien
mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak
benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi
dan keinginan menjaga perasaan. Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif
tetapi tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien
tidak merugikan orang lain.

4. Fase envinment support


Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya
menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap
sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya
diulang-ulang. Dari sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak
berfungsinya norma (super ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan
dosa saat berbohong.
7

5. Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta
menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan
mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien
menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien sering menyendiri dan
menghindari interaksi sosial (isolasi sosial).

6. Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu
keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul
sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang
tidak terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk
dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain.

2.5 Jenis-jenis Waham


Menurut Maramis (2009), waham terbagi dua macam yaitu :
a. Waham primer
Timbul secara tidak logis sama sekali, tanpa penyebab apa-apa dari luar. Misal
seseorang merasa istrinya sedang selingkuh sebab ia melihat seekor cicak
berjalan dan berhenti dua kali.

b. Waham sekunder
Biasanya logis kedengarannya dapat diikuti dan merupakan cara bagi penderita
menerangkan gejala-gejala dan skizofrenia lainya.
Ada beberapa jenis waham :
1. Waham kejar
Klien mempunyai keyakinan ada orang atau komplotan yang sedang
manganggunya atau mengatakan bahwa ia sedang dibicarakan.
8

2. Waham somatik
Keyakinan tentang (sebagian) tubuhnya yang tidak memungkinkan benar,
umpamanya bahwa ususnya busuk, otaknya sudah cair, ada seekor kuda
didalam perutnya.

3. Waham kebesaran
Klien meyakini bahwa ia adalah seorang ratu kecantikan, dapat membaca
pikiran orang lain mempunyai puluhan rumah atau mobil.

4. Waham agama
Keyakinan klien tehadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan
secara berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

5. Waham dosa
Keyakinan bahwa iya sudah berbuat dosa atau kesalahan yang besar, yaitu
dapat diampuni atau bahwa ia bertanggung jawab atau suatu kejadian yang
tidak baik, misalnya kecelakaan keluarga karena pikiranya yang tidak baik.

4. Waham pengaruh
Yakin bahwa pikiranya emosi atau perbuatanya diawasi atau dipengaruhi
oleh orang lain atau suatu kekuatan yang aneh.

5. Waham curiga
Klien mempunyai keyakinan bahwa ada sesorang atau kelompok yang
berubah yang akan mencidrai dirinya yang disampaikan secara berulang-
ulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.

6. Waham nihilistik
Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada didunia atau meninggal yang
dinyatakan secara berulang-ulang dan tidak sesuai kenyataan.
9

7. Delusion of reference
Pikiran yang salah bahwa tingkahlaku sesorang ada hubungannya dan
pikirannya.

2.6 Asuhan Keperawatan


1) Menurut Damaiyanti (2012), selama pengkajian, perwat harus mendengarkan,
memperhatikan, dan mendokumentasikan semua informasi, baik melalui
wawancara maupun observasi yang di berikan oleh pasien tentang wahamnya.
Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat perawat gunakan sabagai
panduan untuk mengkaji pasien waham.
a. Apakah pasien memiliki pikiran/ isi pikiran yang berulang ulang di
ungkapkan dan menetap?
b. Apakah pasien takut terhadap objek/ situasi tertentu, atau apakah pasien
cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
c. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda di sekitarnya aneh
dan tidak nyata?
d. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada di luar tubuhnya?
e. Apakah pasien merasa diawasi atau di bicarakan oleh orang lain?
f. Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya di kontrol oleh
orang lain atau kekuatan dari luar?
g. Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau
kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?

2) Menurut Damaiyanti (2012), isi pengkajian gangguan orientasi realita yang


fokus pada klien waham yaitu:
Alasan masuk/dirawat
Umumnya pasien dengan gangguan orientasi realita di bawa ke rumah sakit
karena mengungkapkan kata kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada
seseorang. Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya
jika sedang kesal, marah atau merusak barang barang dan tidak mampu
mengendalikan diri.
10

Klien juga mengungkapkan sesuatu yang tidak realistis, flight of ideas,


kehilangan asosiasi, pengulangan kata kata yang di dengar. Serta klien
mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesara,
kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak
sesuai kenyataan. Biasanya klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga,
bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan) takut, kadang panik,
sangat waspada, tidak dapat menilai lingkungan/realitas, ekspresi wajah klien
tegang, mudah tersinggung.

3) Format/ data fokus pengkajian pada klien dengan waham


(keliat dan akemat, 2009)
Berilah tanda √ pada kolom yang sesuai dengan data
klien

Proses pikir

[ ] sirkumtansial [ ] tangensial

[ ] flight of idea [ ] bloking

[ ] kehilangan asosiasi [ ] pengulangan bicara

Isi pikir

[ ] obsesi [ ] fobia

[ ] depersonalisasi [ ] ide terkait

[ ] hipokondria [ ] pikiran magis

Proses pikir

[ ] agama [ ] somati [ ] kebesaran [ ] curiga

[ ] nihilistik [ ] sisip pikir [ ] siar pikir [ ] kontrol pkir

4) Masalah keperawatan
a.Gangguan komunikasi verbal
b.Gangguan proses pikir : waham
c.Harga diri rendah
11

5) Pohon masalah
Kerusakan Komunikasi verbal (efect/akibat)

Perubahan Proses Pikir : Waham (core Problem/ Masalah Utama)

Harga Diri Rendah Kronik (cause/sebab)


(Sunaryanti, Heni, 2012)

6) Diagnosa keperwatan
Menurut Sunaryanti,(2012) , Diagnosa keperwatan klien dengan waham
berdasarkan pohon masalah :
a.Kerusakan komunikasi verbal
b.Gangguan proses pikir : waham
c.Harga diri rendah kronik
BAB III
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.W
DENGAN GANGGUAN ISI PIKIR : WAHAM KEBESARAN
DI RS JIWA MANADO

I. Pengkajian alasan Masuk Rumah Sakit


Ny. W usia 33 tahun masuk RS Jiwa Manado diantar oleh orang tuanya karena
menurut keluarga klien sering bicara-bicara sendiri, suka tidur terus, gelisah dan
kadang- kadang marah dan mengamuk. Keluhan saat pengkajian : klien
mengatakan bahwa kedua orang tuanya tinggal di luar negeri . Klien tampak
kooperatif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan. Klien terkadang terlihat
bingung, mondar-mandir sendiri, ± 10 kali ganti pakaian, klien juga mengatakan
dia anak tunggal yang disayangi orang tuanya. Klien pernah mengalami gangguan
jiwa dimasa lalu, sejak 2 tahun yang lalu klien sudah merasakan gejela-gejala ini.
Sejak kecil pernah mengalami trauma perpisahan antara kedua orang tuanya. Ibu
klien pernah mengalami gangguan jiwa. Klien dilarang oleh keluarga untuk
bekerja dan sering tinggal di rumah. Klien mengatakan bahwa ia adalah orang luar
negeri, ia memiliki banyak pacar, Klien mengatakan bahwa kedua orang tuanya
tinggal di luar negeri, Klien mengatakan bahwa dia anak tunggal yang disayangi
orang tuanya, Pembicaran cepat, Klien sudah mengalami gejala ini ± 2 tahun
yang lalu.

II. DATA FOKUS


Data subjektif :
-  Klien mengatakan bahwa ia adalah orang luar negeri
-  Klien mengatakan bahwa ia memiliki banyak pacar
-  Klien mengatakan bahwa kedua orang tuanya tinggal di luar negeri
-  Klien mengatakan bahwa dia anak tunggal yang disayangi orang tuanya

12
13

- Menurut keluarga klien gelisah, kadang-kadang marah dan mengamuk

Data objektif :
 Pembicaan cepat
 Klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu
 Klien ± 10 kali ganti pakaian
 Klien sudah mengalami gejala ini ± 2 tahun yang lalu
 Sejak kecil pernah mengalami trauma perpisahan antara kedua orang tuanya
 Klien terlihat bingung, mondar-mandir sendiri
 Sejak kecil pernah mengalami trauma perpisahan antara kedua orang tuanya

III. ANALISA DATA


ANALISA DATA
Data Masalah
Ds :
 Klien mengatakan bahwa ia adalah
orang luar negeri Gangguan Isi pikir : waham
 Klien mengatakan bahwa ia memiliki Kebesaran
banyak pacar
 Klien mengatakan bahwa dia anak
tunggal yang disayangi orang tuanya

Do :
- Pembicaan cepat
- Sejak kecil pernah mengalami trauma
perpisahan antara kedua orang tuanya

Ds :
 Menurut keluarga klien gelisah,
kadang-kadang marah dan
mengamuk Resiko perilaku kekerasan

Do :
 Klien sudah mengalami gejala ini ± 2
tahun yang lalu
 Klien terkadang  terlihat bingung
 Klien terlihat bingung, mondar-
mandir sendiri
14

Ds : - Kehilangan dan berduka


Do :
- Sejak kecil pernah mengalami trauma
perpisahan antara kedua orang tuanya
Ds : - Defisit perawatan diri : berpakaian
Do :
 Klien ± 10 kali ganti pakaian

IV. POHON MASALAH

Gangguan isi pikir : waham kebesaran


Resiko perilaku kekerasan

Defisit perawatan diri :


berpakaian

Kehilangan dan berduka

V. MASALAH KEPERAWATAN.
1.  Gangguan isi pikir : waham kebesaran
2.  Resiko perilaku kekerasan
3. Kehilangan dan berduka
4. Defisit perawatan diri : berpakaian
     
VI. DATA YANG PERLU DIKAJI
1. Faktor Predisposisi
a. Genetik ; diturunkan
b. Neurobiologis, adanya gangguan pada kosteks pre frontal dan kosteks
limbik
c. Neurotransmitter; abnormalitas pada dopamin, serotonin dan glutamat
15

d. Virus : paparan virus influenza pada trimester ke III


e. Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tak perduli
f. Proses pikir
g. Isi pikir

2. Faktor Presipitasi
a. Proses pengolahan informasi yang berlebihan
b. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal
c. Adanya gejala pemicu

3. Mekanisme koping
a. Regresi
b. Proyeksi
c. Menarik diri
d. Pada keluarga : mengingkari

4. Perilaku
16

VII. RENCANA KEPERAWATAN


RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN PERUBAHAN PROSES PIKIR : WAHAM

Nama Klien : Ny. W DX Medis : …………………..

No CM : …………………… Ruangan : …………………..

Perencanaan
Tgl No Dx Dx Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
………………. TUM: Klien mampu 1. Setelah … x interaksi klien: 1. Bina hubungan saling percaya dengan klien:
………………. mengontrol wahamnya o Mau menerima kehadiran perawat di  Beri salam
B.d. Waham sampingnya.  Perkenalkan diri, tanyakan nama serta nama panggilan yang
………………. TUK: o Menyatakan mau menerima bantuan disukai.
1. Klien dapat membina perawat  Jelaskan tujuan interaksi
hubungan saling o Tidak menunjukkan tanda-tanda curiga  Yakinkan dia dalam keadaan aman dan perawat siap
percaya dengan o Mengijinkan duduk disamping menolong dan mendampinginya
perawat  Yakinkan bahwa kerahasiaan klien akan tetap terjaga
 Tunjukkan sikap terbuka dan jujur
 Perhatikan kebutuhan dasar dan beri bantuan untuk
memenuhinya
17

2. Klien dapat 2. Setelah … x interaksi klien: 1. Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan dan fikirannya.
mengidentifikasi Klien menceritrakan ide-ide dan perasaan  Diskusikan dengan klien pengalaman yang dialami selama
perasaan yang muncul yang muncul secara berulang dalam ini termasuk hubungan dengan orang yang berarti,
secara berulang dalam fikirannya. lingkungan kerja, sekolah, dsb.
pikiran klien.  Dengarkan pernyataan klien dengan empati tanpa
mendukung / menentang pernyataan wahamnya.
 Katakan perawat dapat memahami apa yang diceritakan
klienj

3. Klien dapat 2. Setelah … x interaksi klien: 3. Bantu klien untuk mengidentifikasi kebutuhan yang tidak
mengidentifikasi o Klien dpt menyebutkan kejadian- terpenuhi serta kejadian yang menjadi factor pencetus
stressor/pencetus kejadian sesuai dengan urutan waktu  Diskusikan dengan klien tentang kejadian-kejadian
wahamnya (Triggers serta harapan/kebutuhan-nya yg tdk transmatik yang menimbulkan rasa takut, anxietas maupun
Factor) terpenuhi seperti : Harga diri, rasa perasaan tidak dihargai.
aman dsb.  Diskusikan dengan klien cara-cara mengatasi situasi
o Dapat menyebutkan hubungan antara tersebut.
kejadian traumatis / kebutuhan tidak  Diskusikan kebutuha / harapan yang belum terpenuhi
terpenuhi dengan waham  Diskusikan dengan klien cara-cara mengatasi kebutuhan
yang tidak terpenuhi dan kejadian yang traumatis
 Diskusikan dengan klien apakah ada halusinasi yang
meningkatkan fikiran / perasaan yang terkait wahamnya.
 Diskusikan dengan klien antara kejadian-kejadian tersebut
dengan wahamnya.
4. Klien dapat 4. Setelah … x interaksi klien: 3. Bantu klien mengidentifikasi keyakinannya yang
mengidentifikasi Klien dapat membedakan pengalaman salah tentang situasi yang nyata (bila klien sudah siap)
wahamnya nyata dengan pengalaman wahamnya.  Diskusikan dengan klien pengalaman wahamnya tanpa
berargumentasi
 Katakan kepada klien akan keraguan perawat terhadap
pernyataan klien
 Diskusikan dengan klien respon perasaan terhadap
wahamnya
 Diskusikan frekuensi, intensitas dan durasi terjadinya
18

waham
 Bantu klien membedakan situasi nyata dengan situasi yang
dipersepsikan salah oleh klien
5. Klien dapat 4. Setelah … x interaksi klien: 5. Diskusikan dengan klien pengalaman-pengalaman yang tidak
mengidentifikasi Klien dapat menjelaskan gangguan fungsi menguntungkan sebagai akibat dari wahamnya seperti :
konsekuensi dari hidup sehari-hari yang diakibatkan ide-  Hambatan dalam berinteraksi dengan keluarga
wahamnya (2x ide / fikirannya yang tidak sesuai dengan  Hambatan dalam berinteraksi dengan orang lain
interaksi) kenyataan seperti :  Perubahan dalam prestasi kerja / sekolah
o Hubungan dengan orang lain  Ajak klien melihat bahwa waham tersebut adalah masalah
o Hubungan dengan keluarga yang membutuhkan bantuan dari orang lain
o Aktivitas sehari-hari  Diskusikan dengan klien orang/tempat ia minta bantuan
o Pekerjaan apabila wahamnya timbul / sulit dikendalikan.
o Sekolah
o Prestasi, dsb
6. Klien melakukan 6. Setelah … x interaksi klien: o Motivasi klien memilih dan melakukan aktivitas yang
teknik distraksi sbg Klien dapat melakukan aktivitas yang membutuhkan perhatian dan ketrampilan fisik
cara menghentikan konstruktif yang dapat mengalihkan fokus o Bicara dengan klien topik-topik yang nyata
pikiran yg terpusat klien dari wahamnya, sesuai dengan o Diskusikan hobi/aktivitas yang disukainya
pada wahamnya minatnya o Ikut sertakan klien dalam aktivitas fisik yang membutuhkan
perhatian sebagai pengisi waktu luang
o Anjurkan klien untuk bertanggung jawab secara personal
dalam mempertahankan / meningkatkan kesehatan dan
pemulihannya
o Beri penghargaan bagi setiap upaya klien yang positif
o Libatkan klien dalam TAK orientasi realita
7. Klien dapat dukungan 7. 1. Setelah … x interaksi keluarga dapat 7. Diskusikan dengan keluarga tentang :
keluarga menjelaskan tentang :  Pengertian waham
o Pengertian waham  Penyebab
o Tanda dan gejala waham  Gejala
o Penyebab dan akibat waham  Cara merawat
o Cara merawat klien waham  Follow up dan obat
7.2 Setelah … x interaksi keluarga dapat
19

mempraktekan cara merawat klien waham


dirumah

8. Klien dan keluarga 8. 1. Setelah … x interaksi Klien dapat o Klien dengan kesadaran sendiri mau mentaati program terapi
dapat menggunakan menggunakan obat dengan benar medik
obat dengan benar termasuk : o Jelaskan dengan klien / keluarga pentingnya obat bagi kesehatan
o Nama dan orangnya klien
o Jenis obat o Diskusikan dengan klien jenis obat, cara penggunaannya, side
o Dosis efek obat serta kapan dia harus minta pertolongan apabila terjadi
o Cara penggunaan obat sesuatu yang tidak diinginkan sebagai dampak pemakaian obat
o Waktu o Jelaskan kepada klien / keluarga bahwa pemberhentian /
o Side efek dan tindakan yang harus perubahan dosis harus sepengetahuan dan saran dari dokter yang
dilakukan bila terjadi efek samping obat merawat.
2, Setelah … x interaksi klien mampu o Pantau klien saat penggunaan obat dan beri pujian jika klien
medemonstrasikan penggunaan obat menggunakan obat dengan benar
dengan benar
3. Setelah … x interaksi klien mampu
menyebutkan akibat berhenti minum
obat tanpa konsultasi dokter
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengkajian pada kasus Ny.w usia 43 tahun didapatkan Data
subjektif : Klien mengatakan bahwa ia adalah orang luar negeri, Klien
mengatakan bahwa ia memiliki banyak pacar, Klien mengatakan bahwa kedua
orang tuanya tinggal di luar negeri, Klien mengatakan bahwa dia anak tunggal
yang disayangi orang tuanya, Menurut keluarga klien gelisah, kadang-kadang
marah dan mengamuk serta didapatkan Data objektif :Pembicaan cepat, Klien
pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu, Klien ± 10 kali ganti pakaian,
Klien sudah mengalami gejala ini ± 2 tahun yang lalu, Sejak kecil pernah
mengalami trauma perpisahan antara kedua orang tuanya, Klien terlihat bingung,
mondar-mandir sendiri, Sejak kecil pernah mengalami trauma perpisahan antara
kedua orang tuanya. Berdasarkan data diatas penulis dapat meneggakkan 4
diagnosa keperawatan yaitu Gangguan isi pikir : waham kebesaran sebagai core
problem, Resiko perilaku kekerasan, Kehilangan dan berduka dan Defisit
perawatan diri : berpakaian. Kemudiann dari masalah keperawatan tersebut
penulis dapat membuat intervensi keperawatan diantaranya ; bina hubungan saling
percaya, bantu klien untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya, bantu klien
untuk mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi serta kejadian yang
menjadi faktor pencetus terjadinya waham, bantu klien mengidentifikasi
keyakinan yang salah tentang situasi yang nyata, dan diskusikan dengan klien
mengenai cara benar minum obat, efek terapi dan efek samping dari penggunaan
obat.

III.2 Saran
1. Untuk mendapatkan data yang akurat, dalam pengkajian perlu kerjasama yang
baik antara perawat, klien, keluarga, antara lain membina hubungan saling
percaya.

20
21

2. Dalam merumuskan diagnosa keperawatan perlu diperhatikan masalah


keperawatan yang muncul.
3. Dalam menyusun rencana keperawatan, sebaiknya rencana dibuat sesuai
kebutuhan dan masalah yang sedang dihadapi dengan memprioritaskan
diagnosa keperawatan yang muncul.
4. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, sebaiknya perawat berpedoman
pada standar asuhan keperawatan jiwa yang dibakukan
DAFTAR PUSTAKA

Damaiyanti, mukhripah dan iskandar.(2012). Asuhan Keperawatan Jiwa.


Bandung : PT Refika Aditama

Endang nihayati H, Yusuf fitryasari F. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan


Jiwa. Jakarta: Salemba Medika

Isaac, Ann. (2004). Keperawatan Kesehatan Jiwa Dan Psikiatrik. Jakarta: EGC

Keliat, Anna Budi dan Akemat.(2009). Model Praktik Keperawatan Profesional


Jiwa.Jakarta:EGC

Maramis. (2009). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementerian RI tahun 2013.

Stuart, G.W. (2013). Principle and Practice of Psyciatric Nursing. St Louis


Missouri: Mosby Inc.

Sunaryanti, Heni. (2012). Jurnal :Gambaran Pelaksanaan Asuhan Keperawatan


Pada Pasien Dengan Gangguan Pola Pikir: Waham. Akademi Keperawatan
Mamba’ul ’Ulum Surakarta

Videbeck, Sheila L,. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Yosep,Iyus.(2010).Keperawatan Jiwa . Bandung:PT Refika Aditama

Yusuf, Syamsu. (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya.

22

Anda mungkin juga menyukai