Anda di halaman 1dari 21

Dosen Pengampu : Cece Indriai ,S.Kep,Ns,M.

Kes
Mata kuliah : Keperawatan Jiwa

MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI WAHAM

OLEH KELAS Z2 :

KELOMPOK 3

NURFADILA (P202101089)

MURLIANI .S (P202101072)

HASRI YULI (P202101073)

GITA RAHAYU NINGSIH (P202101069)

RAIM (P202101084)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sederhana. Semoga makalah " Asuhan keperawatan klien yang
mengalami waham”. ini dapat dipergunakan sebagai acuan dan pedoman maupun petunjuk
bagi pembaca dalam proses belajar mengajar.

Terimakasih kami ucapkan kepada ibu Cece Indriani ,S.Kep,Ns,M.Kes selaku dosen
pembimbing mata kuliah keperawatan jiwa ll dan kepada segenap pihak yang telah
membantu penulisan makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan serta


pengalaman bagi kami dan pembaca, sehingga makalah ini dapat diperbaiki dan
dikembangkan bentuk maupun isinya agar kedepannya menjadi lebih baik.

Makalah yang sederhana ini masih sangat jauh dari kesempurnaan karena pengalaman
kami yang masih sangat minim. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini

Kendari, 03 Desember 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

A. Latar Belakang ..............................................................................................1


B. Rumusan masalah...........................................................................................1
C. Tujuan masalah .............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2

A. Konsep Dasar Waham....................................................................................2


B. Konsep Keperawatan ....................................................................................8

BAB III PENNUTUP...............................................................................................15

A. Kesimpulan....................................................................................................15
B. Saran...............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................16

iii
iv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan yang memungkinkan untuk terjadinya


perkembangan fisik, intelektual, dan emosional individu secara optimal, sejauh
perkembangan tersebut sesuai dengan perkembangan optimal individu-individu yang
lain. Sementara itu, gangguan jiwa adalah suatu keadaan dengan adanya gejala klinis
yang bermakna, serupa sindrom perilaku dan pola psikologik, yang berkaitan dengan
adanya distress (tidak nyaman, tidak tentram dan rasa nyeri), distabilitas (tidak memapu
mengerjakan pekerjaan sehari-hari), atau meningkatkan risiko kematian, kesahatan dan
distabilitas. Gangguan jiwa terdiri dari beberapa macam termasuk diantaranya adalah
waham atau delusi. Waham atau delusi adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang
kokoh, kuat, tidak sesuai dengan kenyataan, tidak coco dengan intelegensia dan latar
belakang budaya, selalu dikemukakan berulang-ulang dan biarpun berlebihan telah
dibuktikan kemustahilannya atau kesalahannya atau tidak benar secara umum.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian Waham?


2. apa saja etiologi pada waham ?
3. apa saja jenis waham ?
4. apa saja Manifestasi Klinis waham?
5. Apa saja Penatalaksanaan Medis ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Waham?
2. Untuk mengetahu etiologi pada waham ?
3. Untuk mengetahui apa saja jenis waham ?
4. Untuk mengetahu apa saja Manifestasi Klinis waham?
5. Untuk mengetahui apa saja Penatalaksanaan Medis waham?

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Waham
1. Definisi
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terus-
menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan (Keliat et al., 2010).
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah,
keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya,
ketidakmampuan merespons stimulus internal melalui proses interaksi/informasi
secara akurat (Yosep, 2010).
Waham adalah keyakinan palsu, didasarkan kepada kesimpulan yang salah tentang
eksternal, tidak sejalan dengan intelegensia pasien dan latar belakang kultural, yang
tidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan (Zukna & Lisiswanti, 2017)
2. Etiologi
Keadaan yang timbul sebagai akibat dari proses dimana seseorang
melemparkan kekurangan dan rasa tidak nyaman ke dunia luar. Individu itu biasanya
peka dan mudah tersinggung, sikap dingin dan cenderung menarik diri. Keadaan ini
sering kali disebabkan karena merasa lingkungannya tidak nyaman, merasa
benci,kaku, cinta pada diri sendiri yang berlebihan, angkuh dan keras kepala.
Kecintaan pada diri sendiri, angkuh, dan keras kepala, adanya rasa tidak aman,
membuat seseorang berkhayal ia sering menjadi penguasa dan hal ini dapat
berkembang menjadi waham besar (Damaiyanti & Iskandar, 2012).
Faktor penyebab waham dikutip dari (Fitria, 2009), diantaranya:

1. Faktor predisposisi
a. Faktor perkembangan Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan
perkembangan interpersonal seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stress dan
ansietas yang berakhir dengan gangguan persepsi, klien menekan perasaannya
sehingga pematangan fungsi intelektualdan emosi tidak efektif.
b. Faktor sosial budaya Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat
menyebabkan timbulnya waham.

2
c. Faktor psikologis Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda / bertentangan,
dapat menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap
kenyataan.
d. Faktor biologis Waham diyakini terjadi karena adanya atrifik otak,
pembesaran ventrikel di otak, atau perubahan pada sel kortikal limbik.
e. Faktor genetik
2. Faktor presipitasi
a. Faktor sosial budaya Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan
orang yang berarti, atau diasingkan dari kelompok.
b. Faktor biokimia Dopamin, norepineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga
dapat menjadi penyebab waham seseorang.
c. Faktor psikologis Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan
masalah sehingga klien untuk mengatasi mengembangkan koping untuk
menghindari kenyataan yang menyenangkan.
3. Jenis Waham
Menurut Prakasa & Milkhatun (2020) bahwa jenis waham yaitu:
1. Waham kebesaran: individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau
kekuasaan khusus yang diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.
Misalnya, "Saya ini pejabat di separtemen kesehatan lho!" atau, "Saya punya
tambang emas."
2. Waham curiga: individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang
berusaha merugikan/mencederai dirinya dan siucapkan berulang kali, tetapi tidak
sesuai kenyataan. "Saya tidak tahu seluruh saudara saya ingin menghancurkan
hidup saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya."
3. Waham agama: individu memiliki keyakinan terhadap terhadap suatu agama
secara berlebihan dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh, "Kalau saya mau masuk surga, saya harus menggunakan pakaian putih
setiap hari."
4. Waham somatic: individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu
atau terserang penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan. Misalnya, "Saya sakit kanker." (Kenyataannya pada pemeriksaan
laboratorium tidak ditemukan tandatanda kanker, tetapi pasien terus mengatakan
bahwa ia sakit kanker).

3
5. Waham nihilistik: Individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di
dunia/meninggal dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.
Misalnya, "Ini kan alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh".
6. Waham sisip pikir: keyakinan klien bahwa ada pikiran orang lain yang disisipkan
ke dalam pikirannya.
7. Waham siar pikir keyakinan klien bahwa orang lain mengetahui apa yang dia
pikirkan walaupun ia tidak pernah menyatakan pikirannya kepada orang tersebut
9. Waham kontrol pikir keyakinan klien bahwa pikirannya dikontrol oleh kekuatan
di luar dirinya.
4. Manifestasi Klinis
Menurut Prakasa & Milkhatun (2020) bahwa tanda dan gejala gangguan
proses pikir waham terbagi menjadi 8 gejala yaitu, menolak makan, perawatan diri,
emosi, gerakan tidak terkontrol, pembicaraan tidak sesuai, menghindar, mendominasi
pembicaraan, berbicara kasar
1. Waham kebesaran
a. DS: Klien mengatakan bahwa ia adalah presiden, Nabi, Wali, artis dan lainnya
yang tidak sesuai dengan kenyataan dirinya.
b. DO:
1) Perilaku klien tampak seperti isi wahamnya
2) Inkoheren (gagasan satu dengan yang lain tidak logis, tidak
berhubungan, secara keseluruhan tidak dapat dimengerti)
3) Klien mudah marah
4) Klien mudah tersinggung
2. Waham Curiga
a. DS Klien curiga dan waspada berlebih pada orang tertentu, Klien mengatakan
merasa diintai dan akan membahayakan dirinya.
b. DO:
1) Klien tampak waspada
2) Klien tampak menarik diri
3) Perilaku klien tampak seperti isi wahamnya
4) Inkoheren (gagasan satu dengan yang lain tidak logis, tidak
berhubungan, secara keseluruhan tidak dapat dimengerti)

4
3. Waham Agama
a. DS: Klien yakin terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang-
ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
b. DO:
1) Perilaku klien tampak seperti isi wahamnya
2) Klien tampak bingung karena harus melakukan isi wahamnya
3) Inkoheren (gagasan satu dengan yang lain tidak logis, tidak berhubungan,
secara keseluruhan tidak dapat dimengerti).
4. Waham Somatik
a. DS: Klien mengatakan merasa yakin menderita penyakit fisik, Klien
mengatakan merasa khawatir sampai panik
b. DO:
1) Perilaku klien tampak seperti isi wahamnya
2) Inkoheren (gagasan satu dengan yang lain tidak logis, tidak berhubungan,
secara keseluruhan tidak dapat dimengerti)
3) Klien tampak bingung
4) Klien mengalami perubahan pola tidur
5) Klien kehilangan selera makan
5. Waham Nihilistik
a. DS Klien mengatakan bahwa dirinya sudah meninggal dunia, diucapkan
berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
b. DO:
1) Perilaku klien tampak seperti isi wahamnya
2) Inkoheren (gagasan satu dengan yang lain tidak logis, tidak berhubungan,
secara keseluruhan tidak dapat dimengerti)
3) Klien tampak bingung
4) Klien mengalami perubahan pola tidur
5) Klien kehilangan selera makan
6. Waham Bizzare
- Sisip Pikir

5
a. DS: Klien mengatakan ada ide pikir orang lain yang disisipkan dalam
pikirannya yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan
kenyataan, Klien mengatakan tidak dapat mengambil keputusan.
b. DO:
1) Perilaku klien tampak seperti isi wahamnya
2) Klien tampak bingung
3) Inkoheren (gagasan satu dengan yang lain tidak logis, tidak berhubungan,
secara keseluruhan tidak dapat dimengerti)
4) Klien mengalami perubahan pola tidur
- Siar Pikir
a. DS: Klien mengatakan bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan
yang dinyatakan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan. Dan
Klien mengatakan merasa khawatir sampai panic, Klien tidak mampu
mengambil keputusa
b. DO:
1) Klien tampak bingung
2) Perilaku klien tampak seperti isi wahamnya
3) Inkoheren (gagasan satu dengan yang lain tidak logis, tidak berhubungan,
secara keseluruhan tidak dapat dimengerti)
4) Klien tampak waspada
5) Klien kehilangan selera makan

- Kontrol Pikir

a. DS: Klien mengatakan pikirannya dikontrol dari luar, Klien tidak mampu
mengambil keputusan

b. DO- Perilaku klien tampak seperti isi wahamnya

1) Klien tampak bingung


2) Klien tampak menarik diri
3) Klien mudah tersinggung
4) Klien mudah marah
5) Klien tampak tidak bisa mengontrol diri sendiri
6) Klien mengalami perubahan pola tidur

6
7) Inkoheren (gagasan satu dengan yang lain tidak logis, tidak berhubungan,
secara keseluruhan tidak dapat dimengerti

7
5. Penatalaksanaan Medis
Menurut (Prastika et al., 2014) penatalaksanaan medis waham antara lain:
1. Psikofarmalogi
a. Litium Karbonat Jenis litium yang paling sering digunakan untuk mengatasi
gangguan bipolar, menyusul kemudian litium sitial. Litium masih efektif
dalam menstabilkan suasana hati pasien dengan gangguan bipolar. Gejala
hilang dalam jangka waktu 1-3 minggu setelah minum obat juga digunakan
untuk mencegah atau mengurangi intensitas serangan ulang pasien bipolar
dengan riwayat mania.
b. Haloperidol Obat antipsikotik (mayor tranquiliner) pertama dari turunan
butirofenon. Mekanisme kerja yang tidak diketahui. Haloperidol efektif untuk
pengobatan kelainan tingkah laku berat pada anak-anak yang sering
membangkang dan eksplosif. Haloperidol juga efektif untuk pengobatan
jangka pendek, pada anak yang hiperaktif juga melibatkan aktivitas motorik
berlebih memiliki kelainan tingkah laku seperti: Impulsif, sulit memusatkan
perhatian, agresif, suasana hati yang labil dan tidak tahan frustasi.
c. Karbamazepin Karbamazepin terbukti efektif, dalam pengobatan kejang
psikomotor, dan neuralgia trigeminal. Karbamazepin secara kimiawi tidak
berhubungan dengan obat antikonvulsan lain atau yang digunakan untuk
mengobati nyeri pada meuralgia trigeminal.
1) Pasien hiperaktif atau agitasi anti psikotik potensi rendah Penatalaksanaan
ini berarti mengurangi dan menghentikan agitasi untuk pengamanan
pasien. Hal ini menggunakan penggunaan obat anti psikotik untuk pasien
waham.
2) Antipsikosis atipikal (olanzapin, risperidone). Pilihan awal Risperidone
tablet Img, 2mg, 3mg atau Clozapine tablet 25mg, 100mg.
3) Tipikal (klorpromazin, haloperidol), klorpromazin 25-100mg. Efektif
untuk menghilangkan gejala positif.
4) Penarikan diri selama potensi tinggi seseorang mengalami waham. Dia
cenderung menarik diri dari pergaulan dengan orang lain dan cenderung
asyik dengan dunianya sendiri (khayalan dan pikirannya sendiri). Oleh
karena itu, salah satu penatalaksanaan pasien waham adalah penarikan diri

8
yang potensial, Hal ini berarti penatalaksanaannya penekanan pada gejala
dari waham itu sendiri, yaitu gejala penarikan diri yang berkaitan dengan
kecanduan morfin biasanya sewaktu-waktu sebelum waktu yang
berikutnya, penarikan diri dari lingkungan sosial
5) ECT tipe katatonik Electro Convulsive Therapy (ECT) adalah sebuah
prosedur dimana arus listrik melewati otak untuk pelatihan kejang singkat.
Hal ini menyebabkan perubahan dalam kimiawi otak yang dapat
mengurangi penyakit mental tertentu, seperti skizofrenia katatonik. ECT
bisa menjadi pilihan jika gejala yang parah atau jika obat-obatan tidak
membantu meredakan episode katatonik.
6) Psikoterapi Walaupun obat-obatan penting untuk mengatasi pasien waham,
namun psikoterapi juga penting. Psikoterapi mungkin tidak sesuai untuk
semua orang, terutama jika gejala terlalu berat untuk terlibat dalam proses
terapi yang memerlukan komunikasi dua arah. Yang termasuk dalam
psikoterapi adalah terapi perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, terapi
supportif.

B.Konsep Asuhan Keperawatan

1. KASUS
Tn.R 35 tahun dibawa kerumah sakit RSJ kendari setelah 2 minggu lebih menghilang
dari rumah dan ditemukan oleh salah satu keluarga didekat stasiun dengan keadaan
berbicara sendiri seperti mendemostrasikan sesuatu. Klien mengatakan merasa dirinya
adalah pengusaha kaya raya,dan merasa dirinya paling hebat,klien mengatakan bahwa
ia adalah seorang bupati,calon gubernur,kopral dan orang yang berpendidikan tinggi
yang tidak sesuai dengan kenyataan,klien mengatakan sering memarahi istri dan
orang tuanya dan hampir memukul istrinya dengan parang yang tumpul dan klien
juga mengatakan sering mengancam orang tuanya jika kemauannya tidak dituruti dari
masih lajang dan menghancurkan barang. saat dilakukan pemeriksaan tanda-tanda
vital didapatkan hasil TD:150/90 mmHg; N :100x/m; S :36,6 0 C ; P:22x/m.klien
memiliki tinggi badan 170cm dan berat badan 80 Kg,dan kilen Nampak
binggung,banyak bicara dan hiperaktif,kilen tampak tegang,tangan sering mengepal
dan pandangan tajam.

9
2. Analisa Data

DATA ETIOLOGI MASALAH

DS : Stres berlebihan Waham

Klien mengatakan bahwa ia


adalah seorang bupati, calon
gubernur, kopral dan orang
yang berpendidikan tinggi
yang tidak sesuai dengan
kenyataan

DO:

Klien tampak bingung,


banyak bicara dan hiperaktif

DS: Gangguan perilaku Resiko perilaku kekerasan

1. Klien mengatakan sering


memarahi istri dan
orangtuanya dan pernah
hampir memukul istrinya
dengan parang namun
parangnya dibalik dengan
yang tumpul

2. Klien mengatakan sering


mengancam orantuanya jika
kemauannya tidak dituruti
sedari masih lajang dan
mengancurkan barang.

10
DO:

- Klien tampak tegang

- Tangan sering mengepal

- Pandangan tajam

3. Diagnosa keperawatan
1. Waham berhubungan dengan Stres berlebihan
2. Resiko perilaku kekerasan ditandai dengan Gangguan perilaku

4. Intervensi keperawatan

Diagnosa keperawatan Luaran keperawatan Intervensi keperawatan

Waham berhubungan Setelah dilakukann Orientasi realita


dengan Stres berlebihan tindakan keperawatan
Observasi
selama 3x24 jam
DS :
diharapkan status -monitor perubahan orientasi
Klien mengatakan orentasi membaik
-monitor perubahan kogniitif
bahwa ia adalah seorang dengan kriteria hasil :
bupati, calon gubernur, Terapeutik
1. verbalisasi waham
kopral dan orang yang
dari cukup
berpendidikan tinggi -perkenalkan nama saat memulai
meningkat 2
yang tidak sesuai interaks
menjadi menurun 5
dengan kenyataan
2. perilaku waham -orientasikan orang,tempat,dan waktu

DO: dari cukup


-hadirkan realita (mishindari
meningkat 2
Klien tampak bingung, perdebatan)
menjadi menurun 5
banyak bicara dan 3. perilaku sesuai -sediaakan lingkungan dan rutinitas
hiperaktif realita dari cukup secara konsisten
memburuk 2

11
menjadi membaik -atur stimulasi sensorik dan
5 lingkungan
(mis,kunjungan,pemandangan,suara)

-gunakan simbol dalam


mengorientasikan lingkungan
(mis,tanda,gambar,warna)

-libatkan dalam terapi kelompok


orientasi

-berikan waktu istirahat dan tidur


yang cukup,sesuai kebutuhan

-fasilitasi akses informasi


(mis,televise,surat kabar,radio),jika
perlu

Edukasi

- anjurkan perawatan diri secara


mandiri

- anjurkan penggunaan alat


bantu(mis,kacamata,alat bantu
dengar,gigi palsu)

- ajarkan keluarga dalam perawatan


orientasi realiat

Resiko perilaku Setelah dilakukann Promosi koping


kekerasan ditandai tindakan keperawatan
Observasi
dengan Gangguan selama 3x24 jam
perilaku diharapkan kontrol diri -Identifikasi kegiatan jangka pendek
menigkat diharapkan dan panjang sesuai tujuan
DS:
kriteria hasil:
-Identifikasi kemampuan yang
1. Klien mengatakan

12
sering memarahi istri 1. verbalisasi dimiliki
dan orangtuanya dan ancaman kepada
-Identifikasi sumber daya yang
pernah hampir memukul orang lain dari
tersedia untuk memenuhi tujuan
istrinya dengan parang cukup meningkat
namun parangnya menjadi -Identifikasi pemahaman proses
dibalik dengan yang menurun 5 penyakit
tumpul 2. perilaku
menyerang dari -Identifikasi dampak situasi terhadap
2. Klien mengatakan peran dan hubungan
cukup menigkat
sering mengancam
3 menjadi
orantuanya jika -Identifikasi metode penyelesaian
menurun 5
kemauannya tidak masalah
3. suara keras dari
dituruti sedari masih
cukup meningkat -Identifikasi kebutuhan dan keinginan
lajang dan
2 menjadi terhadap dukungan sosial
mengancurkan barang.
menurun 5
Terapeutik
DO:
-Diskusikan perubahan peran yang
- Klien tampak tegang
dialami

- Tangan sering
-Gunakan pendekatan yang tenang
mengepal
dan meyakinkan

- Pandangan tajam
-Diskusikan alasan mengkritik diri
sendiri

-Diskusian untuk mengklarifikasi


kesalahpahaman dan mengevaluasi
perilaku sendiri

-Diskusikan konsekuensi tidak


menggunakan rasa bersalah dan rasa
malu

-Diskusikan risiko yang


menimbulkan bahaya pada diri

13
sendiri

-Fasilitasi dalam memperoleh


informasi yang dibutuhkan Berikan
pilihan realistis mengenai aspek-
aspek tertentu dalam perawatan

-Motivasi untuk menentukan harapan


yang realistis

- Tinjau kembali kemampuan dalam


pengambilan keputusan Hindari
mengambil keputusan saat pasien
berada di bawah tekanan

-Motivasi terlibat dalam kegiatan


social

-Motivasi mengidentifikasi sistem


pendukung yang tersedia

-Dampingi saat berduka (mis.


penyakit kronis, kecacatan)

-Perkenalkan dengan orang atau


kelompok yang berhasil mengalami
pengalaman sama

-Dukung penggunaan mekanisme


pertahanan yang tepat

-Kurangi rangsangan lingkungan


yang mengancaman

Edukasi

-Anjurkan menjalin hubungan yang


memiliki kepentingan dan tujuan

14
sama

-Anjurkan penggunaan sumber


spiritual, jika perlu

-Anjurkan mengungkapkan perasaan


dan persepsi Anjurkan keluarga
terlibat

-Anjurkan membuat tujuan yang


lebih spesifik

-Ajarkan cara memecahkan masalah


secara konstruktif

-Latih penggunaan teknik relaksasi

-Latih keterampilan sosial, sesuai


kebutuhan

-Latih mengembangkan penilaian


obyektif

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Waham merupakan gangguan proses berpikir yang mengalami kejahatan
dimana penderitanya memiliki keyakinan yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Penderita waham biasanya merasa bahwa dirinya banyak memiliki kekuatan, bakat
dan merasa bahwa dirinya terkenal serta tidak merasa bahwa dirinya mengalami
gangguan jiwa. Waham biasanya diawali oleh orang – orang yang memiliki
ketebatasan secara fisik maupun psikologis serta dapat dipengaruhi oleh rendahnya
penghargaan saat tumbuh kembang. Waham terbagi atas beberapa jenis : waham
kebesaran, waham curiga, waham agama, waham somatic dan waham nihilistic.
Prosedur yang dapat dilakukan pada pasien waham yaitu dengan membina
hubungan saling percaya antara pasein dengan perawat ini bertujuan agar pasien
merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan perawat. Perawat juga dapat
memberikan aktivitas rekreasi dan aktivasi sesuai dengan kebutuhan pasien waham.

B. Saran
Pada prosedur tindakan menghindari menghindari memperkuat pesan
mengenai waham serta menghindari memuat mengenai keyakinan yang salah. Saat
pelaksanaan prosedur diharapkan perilaku waham menurun serta perilaku sesuai
realita dan isi pikiran sesuai realita meningkat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Damaiyanti, M., & Iskandar, I. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung. PT. Refika
Aditama.
Fitria, N. (2009). Prinsip dasar dan aplikasi penulisan laporan pendahuluan dan strategi
pelaksanaan tindakan keperawatan.
Keliat, B. A., Panjaitan, R. U., & Riasmini, M. (2010). Manajemen Keperawatan Jiwa
Komunitas Desa Siaga.
Prakasa, A., & Milkhatun, M. (2020). Analisis Rekam Medis Pasien Gangguan Proses Pikir
Waham dengan Menggunakan Algoritma C4. 5 di Rumah Sakit Atma Husada
Mahakam Samarinda. Borneo Student Research (BSR), 2(1), 8-15.
Prastika, Y., Mundakir, S. K., & Reliani, S. K. (2014). Asuhan Keperawatan Jiwa Pada
Pasien Waham Kebesaran Dengan Diagnosa Medis Skizofrenia Hebefrenik Di Ruang
Flamboyan Rs Jiwa Menur Surabaya. Universitas Muhammadiyah Surabaya. Yosep,
I. (2007). Keperawatan jiwa (cetakan 1). Bandung: PT Refika Aditama.
Zukna, N. A. M., & Lisiswanti, R. (2017). Pasien dengan Halusinasi dan Waham Bizarre.
Medical Profession Journal Of Lampung [MEDULA], 7(1), 38-42

17

Anda mungkin juga menyukai