PENDAHULUAN
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat
atau terus menerus, tapi tidak sesuai dengan kenyataan. Waham adalah
termasuk gangguan isi pikiran, pasien meyakini bahwa dirinya adalah seperti
apa yang ada di dalam isi pikirannya. Waham sering ditemui pada gangguan
jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada
penderita skizofrenia. (Yusuf dkk, 2015)
1
4. Apa saja klasifikasi dari waham?
5. Rentang rentan respon Waham ?
6. Bagaimana proses terjadinya waham?
7. Bagaimana penatalaksanaan waham?
8. Bagaimana konsep dasar aasuhan keperawatan keperawatan waham?
1.3 Tujuan
Tujuan mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosis
keperawatan waham :
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan asuhan keperawatan pada
klien dengan diagnosis keperawatan waham.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu untuk memahami pengertian waham.
b. Mahasiswa mampu untuk memahami etiologi waham.
c. Mahasiswa mampu untuk memahami tanda dan gejala waham.
d. Mahasiswa mampu untuk memahami klasifikasi waham.
e. Mahasiswa mampu untuk memahami rentan respon waham.
f. Mahasiswa mampu untuk memahami proses terjadinya waham.
g. Mahasiswa mampu untuk memahami penatalaksanaan waham.
h. Mahasiswa mampu untuk memahami asuhan keperawatan pada klien
dengan diagnosis keperawatan waham.
1.4 Manfaat
1. Bagi penulis
Memperoleh pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada klien dengan
diagnosis keperawatan waham serta meningkatkan keterapilan dan
wawasan.
2. Bagi pembaca
Memperoleh dan menambah wawasan mengenai asuhan keperawatan pada
klien dengan diagnosis keperawatan waham.
2
3. Bagi FKK
Bahan masukan bagi calon perawat dalam meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan dengan masalah asuhan keperawatan pada klien dengan
diagnosis keperawatan waham
3
BAB 2
TINJAUAN TEORI
4
Kecintaan pada diri sendiri, angkuh dank keras kepala, adanya rasa
tidak aman, membuat seseorang berhayal dia sering menjadi penguasa dan hal
ini dapat berkembang menjadi waham besar.
1. Faktor predisposisi
2. faktor resipitasi
(Sutejo, 2018)
1. Kognitif
5
b. Individu sangat percaya pada keyakinanya
c. Sulit berfikir realita
d. Tidak mampu mengambil keputusan
2. Afektif
a. Hipersensitif
b. Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
c. Depresif
d. Ragu-ragu
e. Mengancam secara verbal
f. Aktivitas tidak tepat
g. Streotif
h. Impulsive
i. Curiga
4. Fisik
a. Higiene kurang
b. Muka pucat
c. Sering menguap
d. BB menurun
e. Nafsu makan berkurang dan sulit tidur
(Iskandar, 2012)
1. Waham kebesaran
Meyakini bahwa dia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus,
diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “Saya ini pejabat di departemen kesehatan loh” atau “saya punya
tambang emas”.
6
2. Waham curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan /
mencederai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Conto: “Saya tau seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup saya
karena mereka iri dengan kesuksesan saya”.
3. Waham agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “Kalau saya mau masuk surga saya harus menggunakan pakaian
putih setiap hari”.
4. Waham somatik
Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/ terserang
penyakit, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “Saya sakit kanker”, setelah pemeriksaan laboratorium tidak
ditemukan tanda-tanda kanker namun pasien terus mengatakan bahwa dia
terserang kanker.
5. Waham nihilistik
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/ meninggal, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “Ini kan alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh”.
(Patricia, 2014)
2.5 Rentan Respon Waham
7
2.6 Proses Terjadinya Waham
Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-
apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak
sesuai dengan keyataan, tetapi menghadapi keyataan bagi klien adalah
suatu yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan
untuk dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam
hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara
optimal. Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan koreksi bahwa
sesuatu yang dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan
secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan.
Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau konfrontatif
berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan orang
lain.
8
4. Fase envinment support
5. Fase comforting
6. Fase improving
(Sutejo, 2018)
9
antara lain seperti terapi psikomotor, terapi tingkah laku, terapi keluarga,
terapi spiritual, terapi okupasi, terapi lingkungan.
2. Rehabilitasi
Rehabilitasi sebagai suatu refungsionalisasi dan perkembangan
pasien supaya dapat melaksanakan sosialisasi secara wajar dalam
kehidupan masyarakat.
1. Pengkajian
a. Identifikasi klien
Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan
kontrak dengan klien tentang : nama klien, panggilan klien, nama
perawat, tujuan, waktu pertemuan, topik pembicaraan.
b. Keluhan utama / alasan masuk
10
Seperti kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan,
kerawanan), kehidupan yang terisolasi serta stres yang
menumpuk.
d. Aspek fisik / biologis
Mengukur dan mengobservasi tanda-tanda vital seperti; tanda-
tanda vital, nadi, suhu, pernafasan. Ukur tinggi badan dan berat badan,
kalua perlu kaji fungsi organ kalua ada keluhan.
e. Aspek psikososial
1) Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi yang
dapat menggambarkan hubungan klien dan keluarga, masalah
yang tarkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan pola
asuh.
2) Konsep diri
a) Citra tubuh, mengenai persepsi klien terhadap tubuhnya, bagia
yang disukai dan tidak disukai.
b) Identitas diri, status dan posisi klien sebelum dirawat, kepuasan
klien terhadap status dan posisinya dan kepuasan klien sebagai
laki-laki atau perempuan.
c) Peran, tugas yang diemban dalam keluarga/kelompok dan
masyarakat dan kemampuan klien dalam melaksanakan tugas
tersebut.
d) Ideal diri, harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas, lingkungan
dan penyakitnya.
e) Harga diri, hubungan klien dengan orang lain, penilaian dan
oenghargaan orang lain terhadap dirinya sebagai wujud harga diri
rendah.
3) Hubungan sosial dengan orang lain, penilaian dan kehidupan,
kelompok yang diikuti dalam masyarakat.
4) Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah.
f. Status mental
Nilai penampilan klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien,
aktifitas motoric klien, alam perasaan klien (sedih, takut, khawatir), afek
11
klien, interaksi selama wawancara persepsi klien, proses piker, isi piker,
tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi dan berhitung,
kemampuan penilaian dan daya tilik diri.
g. Kebutuhan persiapan pulang
1) Kemampuan makan klien, klien mampu menyiapkan dan
membersihkan alat makan.
2) Klien mampu Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK),
menggunakan dan pakkaian.
3) Mandi klien dengan cara berpakaian, observasi kebersihan tubuh
klien.
4) Istirahat dan tidur klien, aktifitas di dalam dan di luar rumah.
5) Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksi yang dirasakan setelah
minum obat.
h. Masalah psikososial dan lingkungan
Data dari data keluarga atau klien mengenai masalah yang dimiliki klien
i. Pengetahuan
Data didapatkan melalaui wawancara dengan klien kemudian tiap
bagian yang dimiliki klien disimpulkan dalam masalah.
j. Aspek medik
Terapi yang diterima oleh : Elektro Convulsif Therapie (ECT),
terapi antara lain seperti; terapi psikomotor, terapi tingkah laku, terapi
keluarga, terapi spiritual, terapi okupasi, terapi lingkungan. Rehabilitias
sebagai suatu refungsionalisasi dan perkembangan klien supaya dapat
melaksanakan sosialisasi secara wajar dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Diagnosa Keperawatan
12
Pohon Masalah (Iskandar, 2012):
13
disertai ekspresi ragu api
empati.
c) Tidak membicarakan isi
waham klien.
1.3 Yakinkan klien berada dalam
keadaan aman dan
terlindung :
a) Anda berada ditempat
aman, kami akan
menemani anda
b) Gunakan keterbukaan
dan kejujuran.
c) Jangan tinggalkan klien
sendirian.
1.4 Observasi apakah waham
klien mengganggu aktifitas
sehari-hari dan perawatan diri
2. Klien dapat 2.1 Berika pujian pada
mengidentifikasikan penampilan dan kemampuan
kemampuan yang klien yang realistis
dimiliki 2.2 Diskusikan klien
kemampuan yang dimiliki
pada waktu lalu dan saat ini
yang realistis (hati-hati
terlibat diskusi tentang
waham)
2.3 Tanyakan apa yang bisa
klien lakukan (kaitan dengan
aktifitas sehari-hari dan
perawatan diri) kemudian
anjurkan untuk
melakukannya saat ini
2.4 Jika klien selalu bicara
tentang wahamnya,
dengarkan sampai kebutuhan
waham tidak ada
2.5 Perawat perlu
memperlihatkan bahwa klien
penting
3. Klien dapat 3.1 Observasi kebutuhan klien
mengidentifikasi sehari-hari
kebutuhan yang 3.2 Diskusikan kebutuhan klien
tidak terpenuhi yang tidak terpenuhi baik
selama di rumah maupun di
rumah sakit (rasa takut,
ansietas, marah)
3.3 Hubungan kebutuhan yang
14
tidak terpenuhi dan
timbulnya waham
3.4 Tingkatkan aktifitas yang
dapat memenuhi kebutuhan
klien dan memerlukan waktu
dan tenaga (aktifitas dapat
diilih bersama klien, jika
mungkin buat jadwal)
3.5 Atur situasi agar klien
mempunyai wakyu untuk
menggunakan wahamnya
4. Klien dapat 4.1 Berbicara dengan klien dalam
berhubungan dengan konteks realitas (realitas diri,
realistis realitas orang lain, realitas
tempat dan realitas waktu)
4.2 Sertakan klien dalam terapi
aktifitas kelompok : orientasi
realitas
4.3 Berikan pujian pada tiap
kegiatan positif yang
dilakukan klien
5. Klien mendapat 5.1 diskusikan dengan keluarga
dukungan keluarga tentang :
a) Gejala waham
b) Cara merawatnya
c) Lingkungan keluarga
d) Folow-up obat
5.2 Anjurkan keluarga
melaksanakan 5.1 dengan
bantuan perawat
6. Klien dapat 6.1 Diskusikan dengan klien dan
menggunakan obat keluarga tentang obat, dosis,
dengan benar frekuensi dan efek samping
akibat penghentian
6.2 diskusikan perasaan klien
setelah minum obat
6.3 Berikan obat dengan prinsip
5 benar
15
4. Implementasi dan Evaluasi
16
16
Motivasi klien untuk latihan olahraga tenis meja
pada pukul 09.00 sesuai jadwal harian.
09.30 1 Gangguan proses SP2 Melakukan SP2 S: “Sekarang kita berbincang 15 yah’
pikir : Waham Gangguan proses pikir gangguan pola pikir : “saya tadi main tenis meja lo, dan menang”
: waham waham “saya juga bisa main gitar lo, waktu SMA saya
1. Mengevaluasi punya band sama teman-teman saya”
jadwal kegiatan “mari saya tunjukkan kehebatan saya main gitar”
harian klien “karna jadwal main musik disini setiap hari
2. Berdiskusi selasa dan kamis pukul 09.00 saya akan latihan
tentang sesuai jadwal”
kemampuan yang O:
dimiliki 1. Klien kooperatif
3. Melatih 2. Kontak mata baik
kemampuan yang 3. Klien membuat jadwal main latihan gitar
dimiliki sesuai jadwal di rumah sakit
A: SP2 tercapai
P:
Perawat : lanjutkan SP3 pukul 11.00 di ruamh
perawatan klien
Klien :
Motivasi klien latihan memainkan gitar setiap hari
selasa dan kamis pukul 09.00
17
11.00 Gangguan proses SP3 Melakukan SP3 S: “Kita berbicang 10 menit ya”
pikir : waham Gangguan pola pikir : gangguan proses pikir : “saya dapat obat 3 macam dari dokter”
waham waham “oh, berarti yang warnanya orange itu CPZ
1. Mengevaluasi gunanya untuk menenangkan”
jadwal kegiatan “terus yang warnanya putih itu supaya saya
harian klien rileks dan tidak tegang ya disebut THP”
2. Memberikan “terus yang warnanya merah jambu itu disebut
pendidikan HPL supaya saya tenang juga kan””
kesehatan tentang “semua obatnya harus saya minum sehari 3 kali
obat secara kan?”
teratur “saya akan minum obat sesuai jadwal dan
3. Menganjurkan teratur, baik dirumah sakit sekarang atau sudah
klien pulang ke rumah nanti”
memasukkan “saya akan minum obat setiap hari pukul 7 pagi,
dalam jadwal 1 siang dan 7 malam”
kegiatan harian O:
1. Kontak mata baik
2. Klien kooperatif
3. Klien memaasukkan kedalam jadwal
kegiatan harian minum obat setiap pukul 7
pagi, 1 siang, dan 7 malam
A: SP3 tercapai
17
P
Perawat :
Lanjutkan Sp budaya gangguan proses pikir: waham
Klien :
18
Motivasi klien intuk minum obat sesuai dengan
jadwal
18
19
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.2.1 PENGKAJIAN
a. Identitas
Nama : Tn B
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Candirejo, tonggalan, Klaten
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wirausaha
Suku : Jawa
No CM : 01.42.XX
Diagnosa Medis : Scizofrenia residual
Tanggal Masuk : 17 september 2018
Tanggal Pengkajian: 28 oktober 2018
b. Riwayat Penyakit
1) Alasan Masuk
Pasien 1 bulan sebelum masuk rumah sakit klien bingung, sering
marah-marah dengan orang lain, pasien mencurigai orang-orang di
20
sekitarnya. Pasien mengalami halusinasi pendengaran dan
pengelihatan, pasien putus obat selama 7 bulan.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Paseien sering mendengar suara-suara bisikan bahwa dia seorang
nabi, klien juga mengatakan sering melihat sosok “Tuhan”, dan
menganggap dirinya mendapat wahyu dari Tuhan untuk
menyampaikan kepada orang lain.
Masalah keperawatan: gangguan waham kebesaran
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Klien sebelmnya juga pernah opname di RSJD Dr.RM Soedjarwadi,
klien 5X keluar masuk di rumah sakit jiwa, pasien putus obat selama
7 bulan, Klien mendegar suara bisikan-bisikan selama 11 tahun,
pasien pernah mengalami cedera kepala sebelumnya.
Masalah keperawatan: gangguan presepsi sensori berhubungan
dengan pendengaran
4) Riwayat penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keluarga
5) Diagnosa Medis pada saat MRS
Diagnosa Medis :
Axis 1 : Skizofrenia residual
Axis 2 : Kepribadian premorbid
Axis 3 : Penyakit organic yang menyertai post trauma kepala
Axis 4 : Stress psikososial
Axis 5 : -
6) Catatan penanganan kasus (sejak Klien masuk sampai pengambilan
kasus)
a) Terapi aktivitas kelompok
b) Terapi rehabilitasi
c) Terapi modalitas
d) Terapi obat
21
c. Pengkajian Psikososial
1) Genogram (minimal 3 generasi)
2) Konsep Diri
a) Gambaran Diri Klien mengatakan senang dan bersyukur dengan
semua bagian anggota tubuh yang dimiliki
b) Identitas Diri Klien adalah seorang laki-laki anak ke 7 dari 9
bersaudara, klien mempunyai seorang istri dan 2 orang anak.
c) Peran Diri Klien merupakan anak ke 7 dari 9 bersaudara, klien
seorang kepala keluarga yang mempunyai seorang istri dan 2
orang anak.Klien bekerja sebagai wirausahawan untuk memenuhi
kebutuhan rumahan rumah tangganya Di dalam suatu masyarakat
klien sering berperan aktif mengikuti kegiatan kemasyarakatan
d) Ideal Diri Klien mengatakan pernah belajar menjadi ustadz tetapi
tidak kuat menompang ilmu dan pasien selalu memikirkannya.
e) Harga Diri Klien mengatakan minder/malu karena tetangganya
tau klien di rawat di rumah sakit jiwa.
Masalah keperawatan: gangguan waham kebesaran
3) Hubungan sosial
a) Saat di rumah
1. Klien menganggap keluarga adalah nomer satu di dalam
hidupnya.
22
2. Istri klien jarang menjenguk klien di RS, tetapi saat keluar dari
RS Klien sering menemui keluarganya yang tinggal di
semarang.
Masalah keperawatan: kurangnya disfungsi keluarga
b) Saat di rumah sakit
1. Interaksi klien dengan Klien di RS yang lain sangat baik
2. Hubungan klien dengan tenaga kesehatan di RS juga sangat
baik dan koopratif.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
4) Spiritual/Keyakinan
a) Nilai dan Keyakinan Klien beragama islam
b) Kegiatan Ibadah Saat di RS klien selelu aktif sholat dan berdoa
Masalah keperawatan: tidak ada masalsah keperawatan
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum : Keadaan umum klien baik
2) Tingkat Kesadaran : composmentis
e. Tanda Vital :
TD : 140/90
N : 80X / menit
S : 36,5
f. Ukur
BB : 65 kg
TB : 170 cm
g. Keluhan Fisik : Klien tidak mempunyai keluhan fisik
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
h. Status Mental
1) Penampilan
a) Penampilan klien rapih, klien selalu menjaga kebersihan dirinya.
b) Kuku klien sedikit panjang.
c) Rambut kurang tertata rapi/sedikit acak-acakan.
d) Gigi klien tampak bersih
23
2) Pembicaraan
Saat berbicara klien tampak lancar, klien mudah di ajak bicara,
volume suara keras dan jelas, saat berbicara klien sering menguap.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
3) Aktivitas Motorik
Klien tampak aktiv, kontak mata saat komunikasi cukup baik,
interaksi klien dengan orang laian baik.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
4) Alam Perasaan
Klien mengatakan sering melihat sosok Tuhan yang selalu
mendatanginya dan melindunginya. Klien mengatakan sering
mendengar bisikan-bisikan yang menyuruh klien utuk menjadi
seorang nabi.
Masalah keperawatan: waham kebesaran
5) Afek
Klien memiliki afek yang tajam karena ada perubahan dalam
roman mukanya saat ada stimulus menyenangkan atau
menyedihkan yang di berikan.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
6) Interaksi Selama Wawancara
Kontak mata cukup baik, tetapi klien saat berinteraksi sering
menguap, kadang melihat kearah lain.
Masalah keperawatan: gangguan komunikasi verbal
7) Persepsi Sensori
Klien megalami halusinasi pengelihatan dan pendengaran karena
klien sering melihat sosok Tuhan dan sering mendengar bisikan-
bisikan suara. Klien mengatakan mendengar bisikan dan melihat
Tuhan pada saat klien bengong/pikirannya sedang kosong, suara
bisikan dan yang dilihat klien muncul terus menerus.
Masalah keperawatan: gangguan presepsi sensori
24
8) Proses Pikir
Saat diberikan pertanyaan dari perawat klien dapat menjawab
pertanyaan dengan cepat, akan tetapi pembicaraannya sering
melantur. Klien tidak menutup nutupi yang akan di bicarakannya.
Masalah keperawatan: gangguan komunikasi verbal
9) Isi Pikir
Klien mengatakan sering melihat Tuhan, klien mengaku bahwa
dirinya seorang nabi dan mendapat wahyu dari Tuhan untuk
disampaikan kepada orang lain.
Masalah keperawatan: waham kebesaran
10) Tingkat kesadaran
Orientasi waktu, tempat, dan orang masih jelas saat klien di berikan
pertanyaan.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
11) Memori Daya ingat
Klien cukup bagus, tetapi klien kurang dapat mengingingat nama-
nama orang yang baru berinteraksi dengan klien. Klien dapat
mengingat anggota keluarganya, alasan klien masuk rumah sakit
jiwa, aktivitas yang sering di lakukan di rumah.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
12) Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien dapat berkonsentrasi dengan baik. Klien dapat menghitung
dengan baik dan benar saat di berikan pertanyaan tentang hitung-
hitungan angka.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
13) Kemampuan Penilaian
Klien mengatakan bahwa ibadah dapat meningkatkan
keimanannya, oleh karena itu klien sealu beribadah dan berdoa
pada Tuhannya untuk menyembuhkannya, melindunginya dan
keluarganya.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
25
14) Daya Tilik Diri
Klien mengatakan dirinya di guna-guna oleh tetangganya sehingga
dia sering mengalami halusinasi seperti sekarang dan di bawa ke
rumah sakit. Klien juga menuduh tetangganya sengaja
memasukkannya ke rumah sakit jiwa. Klien tidak menyadari bahwa
dirinya mengalami suatu halusinasi, klien menganggap yang di
alami adalah sebuah kenyataan.
Masalah keperawatan: koping individu tidak efektif
i. Mekanisme Koping
1) Jenis Mekanisme Koping Cara klien mengatasi masalah bisikan-
bisikan yang klien dengaar adalah klien melakukan tekhnik nafas
dalam dan mendiamkan halusinasinya.
2) Sumber Mekanisme Koping Dari dalam dirinya sendiri
j. Kebutuhan Persiapan Pulang
2 BAB/BAK
a. Kemampuan mengontrol BAK/BAB di WC
b. Kemampuan membersihkan WC
c. Kemampuan membersihkan diri
d. Kemampuan memakai pakaian/celana
26
3 Mandi
a. Kemampuan dalam mandi
b. Kemampuan dalam menggosok gigi
c. Kemampuan dalam keramas
d. Kemampuan dalam potong kuku dan rambut
4 Berpakaian/berdandan
a. Kemampuan memilih pakaian
b. Kemampuan memakai pakaian
c. Kemampuan mengatur frekuensi ganti pakaian
d. kemampuan mencukur jenggot (laki-laki)
e. Kemampuan berhias
f. Kemampuan menyisir rambut
7 Pemeliharaan Kesehatan
a. Perawatan lanjutan (Puskesmas, RS, RSI,
perawat, dokter)
b. Perawatan pendukung (keluarga, pengawas
minum obat)
27
9 Kegiatan di Luar Rumah
a. Kemampuan berbelanja
b. Kemampuan transportasi
k. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
l. Terapi Medis
1) Halloperidone, dosis 2x5mg/oral
2) Thirexyphenidyl, dosis 2x2mg/oral
3) Risperidone, dosis 2x2mg/oral
28
3.2.2 Analisa Data
No Data Masalah Keperawatan
1. DS : Gangguan persepsi sensori
a. Klien mengatakan sering berhubungan dengan halusinasi
mendengar suara-suara bisikan pendengaran dan pengelihatan.
yang mengajaknya untuk menjadi
seorang nabi, klien juga
mengatakan sering melihat sosok
Tuhan.
b. Klien mengatakan mendengar
bisikan dan melihat Tuhan pada
saat Klien bingung/pikirannya
sedang kosong, suara bisikan dan
yang dilihat klien muncul terus
menerus
DO:
a. Klien mendengar suara-suara
bisikan Gangguan persepsi
sensori berhubungan dengan
halusinasi pendengaran dan
pengelihatan.
b. Klien sering melihat sosok Tuhan
c. Klien kadang tersenyum sendiri
d. Klien tampak sedikit gelisah
e. Klien sering melamun
2. DS: Waham kebesaran berhubungan
a. Klien mengatakan mendapat dengan halusinasi
wahyu dari Tuhan
b. Klien menganggap dirinya
seorang nabi karena mendapat
wahyu dari Tuhan
29
DO :
a. Klien menganggap dirinya nabi
b. Klien meyakini dirinya
mendapat wahyu dari Tuhan
c. Klien selalu bercerita ke orang-
orang bahwa dirinya mendapat
wahyu
3. DS : Koping individu tidak efektif
a. Klien mengatakan dirinya di berhubungan dengan gangguan
guna-guna oleh tetangganya proses pikir
sehingga dia sering mengalami
halusinasi seperti sekarang dan
di bawa ke rumah sakit.
b. Klien mengatakan pernah
belajar menjadi seorang ustadz
akan tetapi tidak kuat menopang
ilmu
DO :
a. Klien selalu bercerita tentang
tetangganya yng mengguna-
gunanya
b. Klien juga menuduh
tetangganya sengaja
memasukkannya ke rumah sakit
jiwa.
30
3.2.4 Intervensi Keperawatan
31 30
perilaku klien
d. Masukan cara kontrol halusinasi dengan
menghardik dalam jadwal harian klien
Setelah 1x pertemuan a. Validasi maslah dan latihan sebelumnya
klien mampu : b. Latih bicara/ bercakap-cakap dengan orang
a. Menyebutkan kegiatan yang lain saat halusinasi muncul
sudah di lakukan c. Masukan cara control halusinasi dengan cara
b. Klien dapat bercakap-cakap berbincang-bincang dengan orang lain dalam
dengan orang lain untuk jadwal harian klien
mengalihkan perhatia
Setelah 1x pertemuan a. Validasi maslah dan latihan sebelumnya
klien mampu : b. Latih klien cara mengontrol halusinasi dengan
a. Menyebutkan kegiatan yang kegiatan harian agar halusinasi tidak muncul.
sudah dilaku Tahapannya:
b. Membuat jadwal kegiatan 1) Jelaskan pentingnya aktifitas yang teratur
sehari-hari dan mampu untuk mengatasi halusinasi
memperagakannya. 2) Diskusikan aktifitas yang biasa dilakukan
oleh klien
3) Latih klien melakukan aktifitas
32
31
4) Susun jadwal aktifitas sehari-hari sesuai
dengan aktifitas yang telah di latih (dari
bangun pagi sampai tidur malam)
5) Pantau pelaksanaan jadwal kegiatan, berikan
pengaturan terhadap perilaku pasien yang
positif.
c. Masukan cara kontrol halusinasi dengan cara
kegiatan sehari-hari dalam jadwal harian klien
Setelah 1x pertemuan a. Validasi maslah dan latihan sebelumnya
klien mampu : b. Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan
a. Menyebutkan kegiatan yang teratur minum obat
sudah dilakukan Tahapannya:
b. Menyebutkan manfaat dari 1) Jelaskan manfaat penggunaan obat pada
program pengobatan pasien dengan gangguan jiwa
2) Jelaskan akibat bila tidak di gunakan sesuai
program
3) Menyarankan
pada klien untuk melakukan kontrol jika obat
33
32
yang di berikan telah habis
34
Setelah 1x pertemuan a. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
di harapkan klien b. Berdiskusi tentang kemampuan yang di miliki
mampu : 1) Tanyakan kemampuan yang di miliki klien
a. klien dapat memiliki 2) Diskusikan
kemampuan yang dapat c. Latih kemampuan yang dimiliki
digunakan
Setelah 1x pertemuan a. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
di harapkan klien b. Berikan pendidikan kesehatan tentang
mampu : menggunakan obat yang teratur.
a. Menyebutkan kegiatan yang 1) Jelaskan manfaat penggunaan obat pada
sudah dilakukan pasien dengan gangguan jiwa
b. Menyebutkan manfaat dari 2) Jelaskan akibat bila tidak di gunakan
program pengobatan sesuai
program
3) Menyarankan pada klien untuk melakukan
kontrol jika obat yang di berikan telah
habis
33
c. Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal
35
kegiatan
Individu tidak Setelah 3x pertemuan di Setalah 1x pertemuan pasien a. Bina hubungan saling percaya
efektif berhubungan harapkan klien mampu: diharapkan mampu: b. Bantu pasien mengenal koping yang tidak
dengan gangguan a. Mengenali koping yang tidak a. Berbicara terbuka dengan efektif
proses piker efektif orang lain c. Anjurkan kooping konstruktif: bicara terbuka
b.Dapat berbicara dengan b. Klien tidak menyalahkan dengan orang lain
terbuka orang lain d. Masukkan ke jadwal harian klien
c. Dapat melakukan kegiatan c. Klien menerima kondisinya
seperti biasa klien Sehat fisik seperti sekarang tanpa
dan psikologis menyalahkan orang lain
Setelah 1x pertemuan a. Bina hubungan saling percaya
klien mampu : b. Evaluasi jadwal kegiatan sebelumnya pada
a. Klien melakukan kegiatan klien
seperti biasa 1) Mengajarkan koping konstruktif:
b. Klien melupakan masalah melakukan kegiatan
yang di alam 2) Menganjurkan klien melakukan kegiatan
36
untuk melupakan masalah yang di alami
c. Jelaskan manfaat melakukan kegiatan untuk
klien
d. Masukkan ke dalam jadwal harian klien
35
37
3.2.5 Catatan Perkembangan
36
38
ulang P : Lanjutkan intervensi
4) Memantau penerapan cara ini, beri
SP III
penguatan perilaku klien
Latih klien cara mengontrol halusinasi
c. Memasukan cara kontrol halusinasi dengan kegiatan harian agar halusinasi tidak
dengan menghardik dalam jadwal muncul
harian klien
Selasa 29 Gangguan persepsi SP II SP II
oktober sensori berhubungan a. Mengvalidasi maslah dan latihan S : a. klien mengatakan dapat melakukan cara
2018 pukul: dengan halusinasi sebelumnya mengontrol halusinasi dengan
12.00 pendengaran dan b. Melatih bicara/ bercakap-cakap menghardik halusinasi tersebut
pengelihata dengan orang lain saat halusinasi b. Klien mengatakan halusinasinya masih
muncul, dengan cara menjelaskan sering terjadi
manfaat berbincang/berinteraksi O : a. Klien dapat mempraktekan cara
dengan orang lain untuk mengalihkan mengontrol halusinasi dengan cara
halusinasi pada klien menghardik.
b. Melatih klien berbincang dengan orang
lain untuk mengalihkan halusinasi yang
di alami.
c. Memasukan cara kontrol halusinasi
c. Pasien dapat berbincang-bincang
39
37
dengan cara berbincang-bincang dengan orang lain dengan baik
dengan orang lain dalam jadwal d. Klien koopratif
harian klien e. Interaksi klien dengan orang lain baik
f. Komunikasi klien baik
A : SP II dapat teratasi
P : Lanjutkan intervensi
SP III
Latih klien cara mengontrol halusinasi
dengan kegiatan harian agar halusinasi tidak
muncul.
Rabu 30 Gangguan persepsi sensori SP III SP III
oktober berhubungan dengan a. Mengvalidasi masalah dan latihan S : a. Klien mengakatan saat halusinasi muncul,
2018 pukul: halusinasi pendengaran sebelumnya klien melakukan interaksi dengan teman
12.00 dan penglihatan. b. melatih klien cara mengontrol sekamarnya untuk mengontrol
halusinasi dengan kegiatan harian agar halusinasinya.
halusinasi tidak muncul, Tahapannya : b. Klien mengatakan saat melakukan
1) Menjelaskan pentingnya aktifitas interaksi halusinya dapat berkurang
yang teratur untuk mengatasi
halusinasi
40
38
2) Mendiskusikan aktifitas yang biasa O : a. Membuatkan jadwal kegiatan untuk
dilakukan oleh klien klien.
3) Menyusun jadwal aktifitas sehari- b. Klien paham pentingnyaa aktifitas untuk
hari sesuai dengan aktifias tyang menghilangkan halusinasi
telah di latih (dari bangun pagi c. Klien koopratif
sampai tidur malam) d. Klien mau melakukan aktifitas yang di
c. Memasukan cara kontrol halusinasi jadwalkan.
dengan cara kegiatan sehari-hari dalam e. Klien mampu melakukan kegiatan
jadwal klien. aktifitas yang di jadwalkan.
41
39
obat, Tahapannya : kegiatan.
1) Menjelaskan manfaat penggunaan O : a. klien jelas pentingnya obat yang di
obat pada pasien dengan gangguan berikan di rumah sakit
jiwa b. klien mengetahui akibatnya jika tidak
2) Menjelaskan akibat bila tidak di meminum obat sesuai program
minum sesuai program c. klien dapat menyebutkan manfaat terapi
3) Menyarankan pada klien untuk obat yang diberikan
melakukan control jika obat yang d. klien koopratif
di berikan telah habis e. klien mau melakukan saran yang di
berikan.
c. Masukan cara kontrol halusinasi
dengan cara teratur minum obat dalam A : SP IV dapat teratasi
jadwal harian klien. P : lanjutkan intervensi
a. Optimalkan konsumsi obat (teratur
minum obat)
b. Anjurkan untuk kontrol ke RS saat obat
habis
Senin, 28 Waham kebesaran SP I SP I
oktober berhubungan dengan a. Membina hubungan saling percaya S : Klien mengatakan mempunyai kekebalan
42
40
2018 halusinasi b. Membantu orientasi realita pada tubuhnya. Klien menganggap dirinya
Tahapannya : mempunyai kekebalan karena ada yesus di
Memberikan Support pada klien, dalam tubuhnya yang melindunginya.
tidak boleh O : a. Bicara sering melantur
menyalahkan klien b. Menjelaskan realita tentang yang di alami
klien
c. Menganjurkan klien memasukkan
c. Klien masih mempercayai bahwa dirinya
dalam jadwal kegiatan harian klien
mempunyai kekebalan
A : SP I teratasi sebagian
P : Lanjutkan SP II
Berdiskusi tentang kemampuan yang di
miliki.
Selasa 29 Waham kebesaran SP II SP II
oktober berhubungan dengan a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian S : klien mengatakan mempunyai kemampuan
2018 halusinasi klien dalam bidang wirausaha
b. Mendiskusikan tentang kemampuan
O : a. Klien adalah wirausahawan
yang di miliki seperti, menanyakan
b. support klien tentang kemampuan yang di
kemampuan yang di miliki klien
miliki klien
43
41
c. Melatih kemampuan yang di miliki c. klien koopratif
d. klien sering bercerita tentang usahanya
A : SP II dapat teratasi
44
diberikan telah habis a. Optimalkan minum obat
b. Latih klien dengan kemampuan yang di
c. Anjurkan klien memasukkan dalam
milik.
jadwal kegiatan harian klien
42
45
3.3 Role Play Keperawatan Waham Kebesaran
SP I
Pasien : Bogel
Pasien : Gel
46
Pasien : Saya mau menyampaikan wahyu kepada orang lain sus
Perawat : Kalau begitu apa saja pak yang bapak ingin sampaikan?
Pasien : Saya ingin menyampaikan bahwa Allah SWT itu Yang Maha
Esa dialah yang menjadikan dan berkuasa selama-lamanya atas
alam semsta dan segala isinya.
Perawat : Menurut bapak siapa nabi yanag mendapat wahyu terakhir dari
Tuhan?
Perawaat : Seperti yang bapak sebutkan, bahwa tidak ada nabi lagi setelah
nabi Muhammad. Nah, kalau seperti itu, apa bapak masih
merasa kalau bapak seorang nabi?
Perawat : kalua seperti itu kita akan membicarakan hal itu lagi dilain
kesempatan ya pak. Coba bapak ceritakan kepada saya kegiatan
apa saja yang bapak lakukan dari mulai bapak bangun tidur
sampai akan tidur.
Pasien : Bangun tidur saya mandi dan sholat shubuh, jam 12 saya sholat
dhuhur, jam 3 saya sholat ashar, jam 6 saya sholat maghrib dan
jam 7 saya sholat isya’. Setelah itu jam 9 malam saya tidur sus.
Pasien : 3x sus
Perawat : Bagus sekalai pak, nah dalam 1 hari bapak berapa kali mandi?
47
Pasien : Saya manadi pagi saja sus
Pasien : 2x sus
Perawat : Iya pak bagus sekali. Jadi kita perlu mandi 2x sehari, pagi dan
sore. Agar badan kita bersih dan tidak gatal-gatal.
Perawat : Baik pak, bapak silahkan tuliskan disini untuk kegiatan mandi
dan sholatnya. Disini ada kolom M, bapak silahkan centang jika
bapak melakukan kegiatan secara mandiri, kolom B jika bapak
melakukan kegiatan dengan bantuan dan kolom T jika bapak
tidak melakukan kegiatan yang bapak lakukan. Seperti itu pak,
apa ada yang ingin ditanyakan?
48
Perawat : Baik bapak hari ini kita sudah berbincang-bincang tentang apa
yang sudah bapak lakukan dalam 1 hari. Baik bapak coba
ceritakan lagi kita perlu mandi dan sholat berapa kali dalam
sehari?
Perawat : baik pak kalau begitu kegiatan berbincang-bincang kita hari ini
selesai. Besok jangan lupa jadwal hariannya dibawa ya pak.
Silahkan melanjutkan kegiatannya lagi pak. Assalamu’alaikum
pak
SP II
49
Perawat : Bapak, coba saya lihat jadwal hariannya ya.
Perawat : Wah bagus sekali pak, sudah mengisi sesuai dengan yang
diajarkan kemarin ya
Perawat : Kkalau boleh tahu apa saja hobi bapak Bogel? Saya catat ya
pak.
Perawat : Wah bagus sekali, rupanya bapak Bogel selain banyak hobi
pandai main suling juga ya
Pasien : Iya dong sus, saya kan pernah juara 1 main suling
Perawat : Wah bagus sekali pak. Bagaimana kalau kita buat jadwal untuk
bakat bapak Bogel ini?
50
Pasien : Saya oke-oke saja sih sus
Pasien : Supaya bakat yang saya punya ini bisa diterima banyak orang.
Perawat : Setelah ini coba bapak lakukan latihan bermain suling sesuai
jadwal yag kita buat ya
Perawat : Baik pak, besok kita lanjutkan perbincangan kita disini jam 10.
Bagaimana kalau 15 menit lagi kita berbincang-bincangnya?
Perawat : Baik pak, saat ini kita akhiri dulu perbincangan kita besok kita
lanjutkan sampai ketemu besok pak. Asslamu’alaikum
Pasien : Wa’alaikumsalam
51
SP III
Perawat : Bagus sekali pak. Bisa saya lihat jadwal harian pak Bogel?
Perawat : Iya, bagus sekali pak, sudah melakukan secara mandiri. Baik
pak, sesuai perjanjian kita kemarin kita akan berbincang-
bincang disini selama 15 menit tetang obat yang pak Bogel
minum.
Perawat : Pak Bogel, menurut bapak untuk apa kita minum obat?
Perawat : Pak Bogel perlu minum obat agar pikirannya menjadi tenang
dan tidurnya juga tenanag pak. Bapak masih ingat ini obat apa
saja?
Perawat : Kalau yang warna orange ini nama dan kegunaannya apa pak?
Perawat :Betul sekali pak. Nah untuk yang putih ini nama dan
kegunaannya apa pak?
Perawat : Bagus sekali pak Bogel. Bapak masih ingat dengan baik, nah
yang merah muda ini nama dan kegunaannya apa pak?
52
Pasien : Yang ini HLP kata dokter diminum agar pikirannya jadi teratur
Perawat : Betul sekali pak, bapak masih ingata ini diminum berapa kali
pak?
Perawat : Betul sekali pak, kalau nanti setelah minum obat mulut pak
Bogel terasa kering untuk membantu mengatasinya bapak perlu
minum air putih dan mngisap es batu.
Perawat : Betul sekali pak, jadi obatnya harus diminum secara teratur
Perawat : Iya bagus sekali pak, mari kita masukkan kedalam jadwal
harian bapak.
53
Pasien : Iya sus
Perawat : Baik pak, terima kasih atas waktunya silahkan bapak lanjutkan
kembali aktifitasnya kembali. Wassalamu’alaikum
Pasien : Waalaikumsalam
54
BAB 4
PEMABAHASAN
55
percaya dengan berkenalan dan menjelaskan tujuan kedatangan perawat
dengan adanya kepercayaan pasien pada perawat akan membuat pasien
merasa nyaman. Kemudian mengidentifikasi perilaku waham kebesaran
dan tanda – tanda perilaku waham kebesaran.
56
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun tanda dan gejala dari penyakit waham yang pertama aspek
kognitif yang dimana seorang dengan gangguan waham tidak mampu
membedakan nyata dengan tidak nyata, individu sangat percaya pada
keyakinanya, sulit berfikir realita. Kedua ada aspek afektif yaitu Situasi tidak
sesuai dengan kenyataan dan afek tumpul. Yang ketiga ada aspek perilaku dan
hubungan soial yang meliputi hipersensitif, depresif, ragu-ragu, curiga,
mengancam secara verbal. Dan yang terakhir ada aspek fisik dimana individu
itu akan mengalami higiene kurang, muka pucat, sering menguap, BB
57
menurun, dan nafsu makan berkurang dan sulit tidur. Waham sendiri dibedakan
menjadi beberapa macam yaitu waham kebesaran, waham curiga, waham
agama, waham somatik, dan yang terakhir ialah waham nihilistik.
5.2 Saran
58
Daftar Pustaka
Yusuf, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.
59