WAHAM
Disusun Oleh :
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat
atau terus-menerus, tapi tidak sesuai dengan kenyataan. Waham adalah
termasuk gangguan isi pikiran. Pasien meyakini bahwa dirinya adalah seperti
apa yang ada di dalam isi pikirannya. Waham sering ditemui pada gangguan
jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada
penderita skizofrenia. Kesehatan jiwa atau mental didefinisikan sebagai
keadaan baik di mana setiap individu menyadari potensi dirinya sendiri, dapat
mengatasi tekanan hidup yang normal, dapat bekerja secara produktif dan
bermanfaat, serta dapat memberikan kontribusi untuk dirinya atau
masyarakatnya (WHO, 2014). Pada tahun 2012, hasil survey World Health
Organization (WHO) menunjukkan bahwa sekitar 450 jiwa penduduk di
seluruh dunia mengalami gangguan kesehatan jiwa, hal ini berarti bahwa
jumlah penduduk dunia 10% nya mengalami gangguan kesehatan jiwa.
Kenyataan serupa ditunjukkan dengan adanya laporan dari hasil riset bank
dunia dan hasil survei Badan Pusat Statistik yang melaporkan bahwa penyakit
yang merupakan akibat masalah kesehatan jiwa mencapai angka 8,1 % yang
merupakan angka tertinggi dibanding presentasi penyakit lain (Anindita, 2012).
Data dari World Health Organization (WHO). Data dari World Health
Organization (WHO) menunjukkan bahwa Skizofrenia merupakan penyakit
mental berat yang mempengaruhi lebih dari 21 juta orang di dunia (WHO,
2016). Skizofrenia merupakan gangguan psikiatrik yang ditandai dengan
disorganisasi pola pikir yang signifikan dan dimanifestasikan dengan masalah
komunikasi dan kognisi; gangguan persepsi terhadap realitas yang
dimanifestasikan dengan halusinasi dan waham; dan terkadang penurunan
fungsi yang signifikan (O'Brien, Kennedy, & Ballard, 2014).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan waham?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi waham?
3. Bagaimana proses terjadinya waham?
4. Apa saja jenis-jenis waham?
5. Bagaimana pohon masalah waham?
6. Apa saja tanda dan gejala pasien yang mengalami waham?
7. Apa saja tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien waham.
8. Bagaimana penatalaksanaan medis pasien waham?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian waham.
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi waham.
3. Untuk mengetahui proses terjadinya waham.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis waham.
5. Untuk mengetahui pohon masalah waham.
6. Untuk mengetahui tanda dan gejala pasien yang mengalami waham.
7. Untuk mengetahui tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien
waham.
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis pasien waham.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Waham yaitu keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi atau dibuktikan
dengan realitas. Keyakinan individu tersebut tidak sesuai dengan tingkat intelektual
dan latar belakang budayanya, serta tidak dapat diubah dengan alasan yang logis.
Selain itu keyakinan tersebut diucapkan berulang kali (Kusumawati,
2010). Gangguan orientasi realitas adalah ketidakmampuan menilai dan
berespons pada realitas. Klien tidak dapat membedakan lamunan dan
kenyataan sehingga muncul perilaku yang sukar untuk dimengerti dan
menakutkan. Gangguan ini biasanya ditemukan pada pasien skizofrenia dan
psikotik lain. Waham merupakan bagian dari gangguan orientasi realita pada
isi pikir dan pasien skizofrenia menggunakan waham untuk memenuhi
kebutuhan psikologisnya yang tidak terpenuhi oleh kenyataan dalam hidupnya.
Misalnya : harga diri, rasa aman, hukuman yang terkait dengan perasaan
bersalah atau perasaan takut mereka tidak dapat mengoreksi dengan alasan atau
logika (Kusumawati, 2010). Pada kasus-kasus skizofrenia dengan prilaku
waham, individu mencoba berprilaku sesuai dengan jenis waham yang
diyakininya dengan mengaku bahwa dia memiliki kekuatan yang lebih,
terkenal, berkuasa dan klien cendrung membesar-besarkan dirinya. Apabila
waham tersebut tidak segera ditanggulangi, dapat menyebabkan individu
mengalami penarikan diri dari hubungan sosial (Pieter, Janiwarti & Saragih,
2011).
Keliat (2010) mendefinisikan waham sebagai suatu keyakinan yang salah
yang dipertahankan secara kuat/terus menerus, tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan. Waham adalah keyakinan palsu didasarkan kepada kesimpulan
yang salah tentang eksternal, tidak sejalan dengan intelegensia pasien dan latar
belakang kultural, yang tidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan.(Vita,2010)
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat
atau terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan. Waham adalah
termasuk gangguan isi pikiran. Pasien meyakini bahwa dirinya adalah seperti
apa yang ada didalam isi pikirannya. Waham sering ditemui pada gangguan
jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik yang sering ditemukan
pada penderita skizofrenia.(Yusuf dkk,2015). Waham atau delusi merupakan
keyakinan palsu yang timbul tanpa stimulus luar yang cukup dan mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut: tidak realistik, tidak logis, menetap, egosentris,
diyakini kebenarannya oleh penderita, tidak dapat dikoreksi, dihayati oleh
penderita sebagai hal yang nyata, penderita hidup dalam wahamnya itu,
keadaan atau hal yang diyakini itu bukan merupakan bagian sosiokultural
setempat. (Amanda, 2017)
E. POHON MASALAH
Tanda dan gejala pada pasien waham menurut Direja (2011), yaitu:
G. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Tindakan keperawatan untuk pasien
a. Tujuan tindakan:
1) Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap
2) Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar
3) Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
4) Pasien menggunakan obat dengan teratur
b. Tindakan keperawatan:
1) Bina hubungan saling percaya. Sebelum memulai mengkaji
pasien dengan waham,Anda harus membina hubungan saling
percaya terlebih dahulu agar pasien merasa aman dan nyaman
saat berinteraksi dengan Anda. Tindakan yang harus Anda
lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya
adalah:
a) Mengucapkan salam terapeutik, Berjabat tangan
b) Menjelaskan tujuan interaksi
c) Membuat kontrak topik,waktu dan tempat setiap kali
bertemu pasien
b. Tindakan :
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga saat merawat
pasien di rumah.
2) Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami
pasien
3) Diskusikan dengan keluarga tentang :
a. Cara merawat pasien waham di rumah
b. Follow up dan keteraturan pengobatan
c. Lingkungan yang tepat untuk pasien
4) Diskusikan dengan keluarga tentang obat pasien (nama obat,
dosis, frekuensi, efek samping, akibat penghentian obat)
5) Diskusikan dengan keluarga tentang kondisi pasien yang
memerlukan konsultasi segera
6) Latih cara merawat
7) Latih keluarga perawatan lanjutan untuk pasien
(Kelliat,2014)
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Psikofarmakologi.
2. Pasien hiperaktif atau agitasi anti psikotik low potensial.
3. Penarikan dii high potensial.
4. ECT tipe katatonik.
5. Psikoterapi.
6. Perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga dan terapi suportif.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
WAHAM
1. Pengkajian
a. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
1. Data subjektif
Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal
pada seseorang, klien suka membentak dan menyerang orang yang
mengusiknya jika sedang kesal, atau marah, melukai / merusak
barang-barang dan tidak mampu mengendalikan diri.
2. Data objektif
Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara
menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan
melempar barang-barang.
b. Kerusakan komunikasi : verbal
1. Data subjektif
Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik
2. Data objektif
Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang
didengar dan kontak mata kurang
c. Perubahan isi pikir : waham (..)
1. Data subjektif :
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara
berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.
Pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengkaji waham :
a. Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang
diungkapkan dan menetap?
b. Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau
apakah pasien cemas secara berlebihan tentang tubuh atau
kesehatannya?
c. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda
disekitarnya aneh dan tidak nyata?
d. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar
tubuhnya?
e. Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh
orang lain?
f. Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya
dikontrol oleh orang lain atau kekuatan dari luar?
g. Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik
atau kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat
membaca pikirannya?
2. Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan,
merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat
waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah
klien tegang, mudah tersinggung
d. Gangguan harga diri rendah
1. Data subjektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-
apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri
2. Data objektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
b. Kerusakan komunikasi : verbal
c. Perubahan isi pikir : waham
3. Intervensi
a. Diagnosa Keperawatan 1: kerusakan komunikasi verbal berhubungan
dengan waham
1. Tujuan umum :
Klien tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal
2. Tujuan khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Tindakan :
1. Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik,
perkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan
lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas topik,
waktu, tempat).
2. Jangan membantah dan mendukung waham klien: katakan
perawat menerima keyakinan klien “saya menerima
keyakinan anda” disertai ekspresi menerima, katakan
perawat tidak mendukung disertai ekspresi ragu dan
empati, tidak membicarakan isi waham klien.
3. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan
terlindungi: katakan perawat akan menemani klien dan
klien berada di tempat yang aman, gunakan keterbukaan
dan kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian.
4. Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian
dan perawatan diri.
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
1. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang
realistis.
2. Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada
waktu lalu dan saat ini yang realistis.
3. Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan
untuk melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas
sehari hari dan perawatan diri).
4. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan
sampai kebutuhan waham tidak ada. Perlihatkan kepada
klien bahwa klien sangat penting.
c. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak
terpenuhi
Tindakan :
1. Observasi kebutuhan klien sehari-hari.
2. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik
selama di rumah maupun di rumah sakit (rasa sakit,
cemas, marah)
3. Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya
waham.
4. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan
klien dan memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika
mungkin).
5. Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk
menggunakan wahamnya.
d. Klien dapat berhubungan dengan realitas
Tindakan :
1. Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang
lain, tempat dan waktu).
2. Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi
realitas.
3. Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan
klien
e. Klien dapat menggunakan obat dengan benar
Tindakan :
1. Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis,
frekuensi, efek dan efek samping minum obat
2. Bantu klien menggunakan obat dengan priinsip 5 benar
(nama pasien, obat, dosis, cara dan waktu).
3. Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat
yang dirasakan
4. Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.
f. Klien dapat dukungan dari keluarga
Tindakan :
1. Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga
tentang: gejala waham, cara merawat klien, lingkungan
keluarga dan follow up obat.
2. Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga.
A. Kesimpulan
Waham atau delusi merupakan keyakinan palsu yang timbul tanpa stimulus
luar yang cukup dan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: tidak realistik, tidak
logis, menetap, egosentris, diyakini kebenarannya oleh penderita, tidak dapat
dikoreksi, dihayati oleh penderita sebagai hal yang nyata, penderita hidup
dalam wahamnya itu, keadaan atau hal yang diyakini itu bukan merupakan
bagian sosiokultural setempat. (Amanda, 2017). Tanda dan gejala pada pasien
waham menurut Direja (2011), yaitu terbiasa menolak makan, tidak ada
perhatian pada perawatan diri, mudah tersinggung. menghindar dari orang
lain ,berbicara kasar.
B. Saran
Sebaiknya pasien yang mengalami waham itu harus di support keluarganya
agar keadaannya bisa membaik. Untuk itu sebagai orang awan kita harus
mengetahui tanda dan gejala orang yang mengalami waham.
DAFTAR PUSTAKA