Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS

KETIDAKBERDAYAAN
KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS

OLEH:
SINYA MUSTIKA WILA, S.Kep
NIM. 2204058

Dosen Pembimbing :
Ns. Helena Patricia, M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES SYEDZA SAINTIKA
PADANG TAHUN 2023
LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PSIKOSOSIAL : KETIDAKBERDAYAAN

1. Konsep dasar

A. Definisi

Ketidakberdayaan merupakan persepsi individu bahwa segalatindakannya tidak akan


mendapat hasil, ketidakberdayaan pada individuterjadi bila individu tidak dapat
mengatasi solusi dari masalahnya, sehinggaindividu percaya hal tersebut diluar
kendalinya untuk mencapai solusi tersebutMenurut Varcarolis, (2000) dalam Hidayat
(2014).Ketidakberdayaan adalah persepsi atau tanggapan klien bahwa perilaku atau
tindakan yang sudah dilakukannya tidak akan membawa hasilyang diharapkan atau
tidak akan membawa perubahan hasil seperti yangdiharapkan, sehingga klien sulit
mengendalikan situasi yang terjadi ataumengendalikan situasi yang akan terjadi (Riyadi,
2015)

B. Rentang Respon Ketidakberdayaan

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Harapan Kesempatan Ketidakpastian Bahaya Tdk bahaya Putus asa

1. Harapan Harapan akan mempngaruhi respons psikologis terhadap


penyakitfisik. Kurangnya harapan dapat meningkatkan stres dan
berakhir denganpenggunaan mekanisme koping yang tidak adekuat.
Pada beberapa kasus,koping yang tidak adekuat dapat menimbulkan masalah
kesehatan jiwa
2. Ketidakpastian Ketidakpastian adalah suatu keadaan dimana individu
tidak mampumemahami kejadian yang terjadi. Hal ini akan
mempengaruhi

Kemmapuan individu mengkaji situasi dan memperkirakan upaya yang


akan dilakukan.Ketidakpastian menjadi berbahaya jika disertai rasa pesimis dan
putus asa

3. utus asaPutus asa ditandai dengan perilaku pasif, perasaan sedih dan
harapanhampa, kondisi ini dapat membawa klien dalam upaya bunuh diri

Sumber : ( Stuart, Buku Saku Keperawatan Jiwa , 2013)

C. Etiologi

Menurut Carpenito (2009), Ketidakberdayaan disebabkan oleh kurangnya


pengetahuan, perasaan tidak berharga, ketidakadekuatan koping sebelumnya (seperti :
depresi), serta kurangnya kesempatan untuk membuat keputusan. Faktor terkait
ketidakberdayaan menurut Doenges, Townsend, M, (2008) yaitu :

a. Kesehatan lingkungan: hilangnya privasi, milik pribadi dan control terhadap terapi.

b. Hubungan interpersonal: penyalahgunaan kekuasaan, hubungan yang kasar.

c. Penyakit yang berhubungan dengan rejimen : penyakit kronis atau yang melemahkan
kondisi.

d. Gaya hidup ketidakberdayaan mengulangi kegagalan dan ketergantungan.

D. Manifestasi Klinis atau Tanda Dan Gejala

Data Subyektif

a) Mengungkapkan dengan kata kata bahwa tidak mempunyai kemampuan


mengendalikan atau mempengaruhi situasi
b) Mengungkapkan tidak dapat menghasilkan sesuatu
c) Mengungkapkan ketidakpuasan dan prustasi terhadap ketidakmampuan untuk
melakukan tuga atau aktifitas sebelumnya
d) Mengungkapkan keragu raguan terhadap penampilan peran
e) Mengatakan ketidakmampuan perawatan diri

Data obyektif

a) Ketidakmampuan untuk mencari informasi tentang perawatan


b) Tidak berpatisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan kesempatan
c) Enggan mengungkapkan perasaan sebenarnya
d) Ketergantungan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan marah atau rasa
bersalah
e) Ekspresi muka murung
f) Bicara dan gerakan lambat
g) Menghindari orang lain.

E. Proses terjadinya Masalah ketidakberdayaan

1. Faktor Predisposisi

A. Biologis

1) Tidak ada riwayat keturunan ( Salah satu atau kedua orang tua
menderita gangguan jiwa
2) Gaya hidup ( tidak merokok, alcohol,obat dan zat adiktif ) dan
pengalaman penggunaan zat terlarang
3) Menderita penyakit kronis ( riwayat melakukan general chek up tanggal
terakhir periksa
4) Ada riwayat penyakit jantung,paru paru yang mengganggu pelaksanaan
aktivitas harian klien

B. Psikologis

1) Pengalaman perubahan gaya hidup akibat lingkungan tempat tinggal


2) Ketidakmampuan mengambil keputusan dan mempunyai
kemampuan komunikasi verbal yang kurang atau kurang dapat
mengekpresikan perasaan terkait dengan penyakitnya atau kondisi
dirinya.
F. Mekanisme Koping

Faktor mekanisme koping

a. Konstruktif

1) Menilai pencapaian hidup yang realistis

2) Mempunyai penilaian yang yang nyaman dengan perubahan fisik dan peran

yang dialami akibat penyakitnya

3) Dapat menjalankan tugas perkembangannya sesuai dengan keterbatasan yang

terjadi akibat perubahan status kesehatannya

4) Kreatif: pasien secara kreaktif mencari informasi terkait perubahan status

kesehatannya sehingga dapat beradaptasi secara normal

5) Di tengah keterbatasan akibat perubahan status kesehatan dan peran dalam

kehidupan sehari-hari, pasien amsih tetap produktif menghasilkan sesuatu

6) Mampu mengembangkan minat dan hobi baru sesuai dengan perubahan


status

kesehatan dan peran yang telah dialami

7) Peduli terhadap orang lain disekitarnya walaupun mengalami


perubahan

kondisi kesehatan

b. Destruktif

1) Tidak kreatif/kurang memiliki keinginan dan minat melakukan aktivitas


harian

(pasif)

2) Perasaan menolak kondisi perubahan fisik dan status kesehatan yang dialami
dan
marah-marah dengan situasi tersebut

3) Tidak mampu mengekspresikan perasaan terkait dengan perubahan


kondisi

kesehatannya dan menjadi merasa tertekan atau depresi

4) Kurang atau tidak mempunyai hubungan akrab dengan orang lain, kurang

minat dalam interaksi sosial sehingga mengalami menarik diri dan


isolasi

sosial

5) Tidak mampu mencari informasi kesehatan dan kurang mampu


berpartisipasi

dalam pengambilan keputusan yang dapat berakhir pada penyerangan


terhadap

orang lain

6) Ketergantungan terhadap orang lain (regresi)

G. Penatalaksanaan

a) Antidepresan trisiklik (ATS) Antidepresan pertama yang sedang diteliti


mendalam, secara konsisten lebih efektif dibandingkan placebo baik dalam
mengurangi kompleks gejala gangguan depresi
b) Terapi prilaku ,terapi perilaku kongnitif dan terapi interpersonal secara
subtansial.
Proses Terjadinya Masalah Kebanyakan individu secara subyektif
mengalami perasaan ketidakberdayaan dalam berbagai tingkat dalam
bermacam-macam situasi. Individu sering menunjukkan respon apatis,
marah atau depresi terhadap kehilangan kontrol (Carpenito-Moyet,
2011). Pada ketidakberdayaan, klien mungkin mengetahui solusi
terhadap masalahnya,
2.

1) Kasus Masalah utama (ketidakberdayaan)


2) Proses Terjadinya Masalah
Kebanyakan individu secara subyektif mengalami perasaan
ketidakberdayaan dalam berbagai tingkat dalam bermacam-macam
situasi. Individu sering menunjukkan respon apatis, marah atau
depresi terhadap kehilangan 7ontrol (Carpenito-Moyet, 2011). Pada
ketidakberdayaan, klien mungkin mengetahui solusi terhadap
masalahnya, etapi percaya bahwa hal tersebut di luar kendalinya untuk
mencapai solusi tersebut. Jika ketidakberdayaan berlangsung lama,
dapat mengarah ke keputusasaan. Perawat harus hati-hati untuk
mendiagnosis ketidakberdayaan yang berasal dari perspektif pasien
bukan dari asumsi. Perbedaan budaya dan individu terlihat pada
kebutuhan pribadi, untuk merasa mempunyai kendali terhadap
situasi (misalnya untuk diberitahukan bahwa orang tersebut
mempunyai penyakit yang fatal

3) Pohon masalah

Harga diri rendah efek

Ketidakberdayaan Masalah utama

kecemasan
Cause
4) Diagnose yang biasanya muncul adalah :
1. Kecemasan.
2. Pola Napas Tidak Efektif.
3. Koping Individu Tidak Efektif..
4. Ketakutan.
5. Stres.
6. Perubahan Nutrisi.
7. Ketidakberdayaan.
8. (Gangguan Harga Diri rendah) muncul merasa tidak berdaya dan
berguna akibat penyakit yang diderita

2. Asuhan keperawatan Teoritis


a. Pengkajian
• Identitas
Informasi umum, indisial klien,usia,jenis kelamin,suku,status
perkawinan,alamat
• Kondisi atau keluhan saat ini
Fisik:
➢ Tanyakan apa yang terjadi keluhan utama, waktu terjadinya
dan kronologinya (munculnya diagnose fisik) serta keluhan
fisik yang menyerta
➢ Hasil pemeriksaan fisik
➢ Hasil pemeriksaan penunjang
• Psikososial dan spiritual
Bagaimana perasaan klien terhadap sakit yang di alami, bagaimana
hubungan social klien sejak mengalami sakit tersebut, apakah karena
sakit yang di alami mengakibatkan perubahan psikologis atau
perasaan, perubahan tingkat ekonomi atau pekerjaan.
• Penilaian terhadap stesor atau masalah
Bagaimana penilaian klien terhadap kondisinyasaat ini (akibat
penyakit fisik atau kronis yang di alami) meliputi: apa yang klien
pikirkan terhadap kondisi penyakit fisik saat ini mempengaruhi atau
memperberat kondisi kesehatan fisik klien secara keseluruhan, apakah
karena kondisi penyakit ini klien mempengaruhi prilaku atau
kebiasaan klien
• Status mental
➢ Penampilan: tidak rapi /penggunaan pakaian tidak sesuai/ cara
berpakaian tidak seperti biasanya
➢ Pembicaraan: cepat/apatis/keras/lambat/gagap/tidak memulai
pembicaraan/inkohherensi
➢ Aktivitas motoric:
lesu/tegang/grimasen/tremor/agitasi/kompulsif
➢ Alam perasaan : sedih/khawatir/ketakutan/gembira
berlebihan/putus asa.
• Mekanisme koping
Apa yang telah dilakukan klien terkait dengan kondisi/ masalahnya
Pohon masalah

Keputusasaan

Ketidakberdayaan

Harga diri rendah situsional, kronik

Gangguan citra tubuh

Koping individu
Tidak efektif

kecemasan
a. Daftar masalah
Diagnosa Keperawatan
a. ketidakberdayaan
b. kecemasan
c. Penampilan tidak efektif

Intervensi Ketidakberdayaan
1. Tujuan Intervensi Keperawatan
a. Tujuan Umum: Klien Menunjukkan kepercayaan kesehatan dengan
criteria: merasa mampu melakukan, merasa dapat mengendalikan dan
merasakan
b. Tujuan Khusus : Klien menunjukkan partisipasi: keputusan perawatan
kesehatan ditandai dengan
1. Mengungkapkan dengan kata-kata tentang segala perasaan
ketidakberdayaan.
2. Mengidentifikasi tindakan yang berada dalam kendalinya
3. menghubungkan tidak adanya penghalang untuk bertindak
4. Mengungkapkan dengan kata-kata kemampuan untuk melakukan
tindakan yang diperlukan
5. Melaporkan dukungan yang adekuat dari oramg terdekat, termasuk
teman dan tetangga
6. Melaporkan waktu, keuangan pribadi dan ansuransi kesehatan yang
memadai
7. Melaporkan ketersediaan alat, bahan, pelayanan dan transportasi
2. Rencana Tindakan
a. Bantu pasien untuk mengidentifikasi factor-faktor yang dapat
berpengaruh pada ketidakberdayaan (misalnya: pekerjaan, aktivitas hiburan,
tanggung jawab peran, hubungan antar pribadi). Rasional: mengidentifikasi
situasi/hal-hal yang berpotensi dapat dikendalikan dan dapat digunakan
sebagai sumber kekuatan/power bagi klien.
b. Diskusikan dengan pasien pilihan yang realistis dalam perawatan,
berikan penjelasan untuk pilihan tersebut. Rasional: Memberikan kesempatan
pada klien untuk berperan dalam proses perawatan, termasuk untuk
meningkatkan pemikiran positif klien, dan meningkatkan tanggung jawab
klien.
c. Libatkan pasien dalam pembuatan keputusan tentang rutinitas
perawatan/rencana terapi Rasional: Pelibatan klien dalam proses pembuatan
keputusan, mampu meningkatkan rasa percaya diri.
d. Jelaskan alasan setiap perubahan perencanaan perawatan kepada
pasien (jelaskan semua prosedur, peraturan dan pilihan untuk pasien, berikan
waktu untuk menjawab pertanyaan dan minta individu untuk menuliskan
pertanyaan sehingga tidak terlupakan) Rasional: Meningkatkan kemampuan
berpikir positif terhadap proses perawatan yang sedang dijalani oleh klien,
pelibatan klien dalam setiap pengambilan keputusan menjadi hal penting.
e. Bantu pasien mengidentifikasi situasi kehidupannya yang dapat
dikendalikan (perasaan cemas, gelisah, ketakutan). Rasional: Kondisi emosi
pasien mengganggu kemampuannya untuk memecahkan masalah. Bantuan
diperlukan agar dapat menyadari secara akurat keuntungan dan konsekuensi
dari alternative yang ada.
f. Bantu klien mengidentifikasi situasi kehidupan yang tidak dapat ia
kendalikan (adiksi), Disukusikan dan ajarkan cara melakukan manipulasi
menghadapi kondisikondisi yang sulit dikendalikan, misalnya afirmasi.
Rasional: Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan yang berhubungan
dengan ketidakmampuan sebagai upaya mengatasi masalah yang tidak
terselesaikan dan menerima hal-hal yang tidak dapat diubah.
g. Bantu pasien mengidentifikasi faktor pendukung, kekuatankekuatan
diri (misalnya kekuat an baik itu berasal dari diri sendiri, keluarga, orang
terdekat, atau teman). Rasional: Pada pasien dengan ketidakberdayaan
dibutuhkan faktor pendukung yang mampu mensupport pasien, dari dalam
sendiri dapat berupa penguatan nilai-nilai spiritual, Jika dalam proses
perawatan kekuatan lain tidak adekuat.
h. Sampaikan kepercayaan diri terhadap kemampuan pasien untuk
menangani keadaan dan sampaikan perubahan positif dan kemajuan yang
dialami pasien setiap hari. Rasional: Meningkatkan rasa percaya diri terhadap
kemampuan atas upaya dan usaha yang sudah dilakukan oleh klien.
i. Biarkan pasien mengemban tanggung jawab sebanyak mungkin atas
praktik perawatan dirinya. Dorong kemandirian pasien, tetapi bantu pasien
jika tidak dapat melakukannya. Rasional: memberikan pilihan kepada pasien
akan meningkatkan perasaannya dalam mengendalikan hidupnya.
j. Berikan umpan balik positif untuk keputusan yang telah dibuatnya.

Implementasi

Implementasi merupakan suatu tahap pelaksanaan terhadap suatu rencana


tindakan keperawatan yang telah ditetapkan untuk perawat bersama seorang
pasien. Implementasi dapat dilakukan sesuai dengan rencana yang telah
dibuat setelah validasi, selain itu juga dibutuhkan keterampilan interpersonal,
intelektual, dan tehnik yang dilakukan harus dengan cermat serta efisien
dengan sitiasi yang tepat dan dengan selalu memperhatikan keamanan fisik
maupun psikologis. Setelah sudah selesai melakukan implementasi, lakukan
dokumentasi yang akan meliputi intervensi yang sebelumnya sudah dilakukan
dan tanyakan bagaimana respon pasien (Sarani, 2021)
Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dalam proses keperawatan. Evaluasi ini
adalah kegiatan membandingkan hasil yang telah dicapai setelah dilakukan
implementasi keperawatan dan memiliki tujuan yang diharapakan dalam
perencanaan. Perawat pun mempunyai tiga alternative dalam menetukan
sejauh mana tujuan itu dapat tercapai :
1. Berhasil : perilaku pasien sesuai dengan pertanyaan tujuan dalam waktu
dan tujuan yang telah ditetapkan . Tercapai sebagian : pasien telah
menunjukan perilaku tetapi belum sebaik dengan perilaku yang telah
ditentukan dalam pertanyaan tujuan.
2. Belum tercapai : pasien belum mampu sama sekali menunjukkan perilaku
yang telah diharapkan sesuai dengan pernyataan tujuan (Sarani, 2021). Agar
memudahkan perawat dalam mengevaluasi
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS
KETIDAKBERDAYAAN
A. Data Dasar
Inisial klien : TN. A

Usia : 50 Tahun

Pendidikan terakhir : SMP

Pekerjaan : PETANI

Genogram 3 generasi

Keterangan :

Keterangan :
Laki-laki :
Perempuan :
Sudah meninggal :
Klien :
Tinggal serumah :
Tinggal satu rumah

: Penyalahgunaan zat
: Penganiayaan fisik

B. Biologis

Keluhan yang dialami terkait kesehatan:

Klien menderita penyakit DM setelah 3 tahun yang lalu dan tidak sembuh-sembuh.
Klien mengatakan merasa cemas dan tidak berdaya dengan keadaannya. Klien mengatakan
sebelumnya 3 kali terkena tidak sampai seperti ini. Keluarga mengatakan bingung melihat
kondisi Tn A seperti ini, tidak tahu cara perawatannya dan sudah lama tidak kontrol ke-
pelayanan kesehatan karena kondisi Tn. A yang tidak bisa berjalan seperti dulu.

Efek yang dirasakan terkait masalah kesehatan yang dialami:

Klien mengatkan merasa tidak berguna dan berdaya tentang penyakit dan cemas tidak bisa
menjadi tulang punggung untuk keluarga akibat sakit yang di deritanya

Riwayat Psikiatrik sebelumnya

Klien mengatakan selalu merasa takut setelah mengetahui bahwa dirinya menderita penyakit
DM(Diabetes Melitus)

Riwayat pengobatan:

Klien mengatakan jarang melakukan pengecekan kesehatan ke pelayanan kesehatan.

Kepuasan terhadap kebutuhan dasar

Makan/Minum:

Makan 2x1
Minum ± 1.5 L

Eliminasi urin/ kemih:

Klien mengatakan sering berkemih, terutama dimalam hari.


Tidur dan istirahat:

Tidak teratur dan malam sering terbangun

Data Fokus: (berisi data pemeriksaan fisik terfokus terkait dengan kesehatan klien)

a. Tanda – Tanda Vital


TD : 150/80 mmHg
N : 80x/i
S : 36,6 ̊C
RR : 23 x/i

b. Keluhan Fisik
Klien mengatakan merasa cepat lelah, berkeringat malam, nafsu makan tinggi tapi cepat
kenyang, dan sering merasa haus.

C. Psikologis

Konsep diri

Ideal diri : Klien mempunyai keinginan untuk bisa makan makanan enak seperti sebelum
sakit
Citra diri : Klien biasanya pergi berkerja untuk menafkahi keluarganya.tapi setelah klien

sakit klien tidak mampu lagi melakukan pekerjaan berat

Harga diri : Klien merasa tidak ada masalah dalam berhubungan dengan keluarga dan

orang lain tapi klien selalu merasa tidak berdaya karna sakit yang di derita

klien saat ini

Peran : Klien berperan sebagai suami dan seorang ayah sekaligus tulang punggung di

kelurganya. Semenjak sakit klien tidak bisa memenuhi perannya.

Identitas diri : Klien adalah seorang petani

Stressor yang dirasakan dalam 6 bulan terakhir:

Selalu merasa cemas dan tidak berdaya kalau gulanya tidak stabil.

Kemampuan koping terhadap stressor

Klien hanya berkomunikasi dengan keluarganya untuk mengurangi stressor

Keinginan untuk mengakhiri kehidupan/ riwayat bunuh diri:

Tidak ada
D. Sosial

Penghasilan rata-rata per bulan : Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000

Pengeluaran rata-rata per bulan : ± 1.000.0000

Orang yang terdekat dengan klien : istri dan anak

Orang yang paling tidak disukai klien : Klien mengatakan tidak ada orang yang tidak di sukai

Gaya hidup dalam 6 bl terakhir : Dalam 6 bulan terakhir pasien banyak membatasi makanan
karena takut gula darahnya tidak terkontrol

Konflik dengan orang lain : Klien mengatakan tidak punya konflik dengan orang lain

Upaya yang dilakukan terhadap konflik yang muncul dengan orang lain (sebutkan jenis
hubungan sosial dengan orang tersebut) serta hasilnya : Klien mengatakan
hubungan sosialnya dengan orang lain baik dan akrab dengan tetangga.

Hambatan dalam membina hubungan sosial dengan orang lain : Klien mengatakan tidak ada
hambatan dalam membina hubungan sosial dengan orang lain.

Hobi : Klien mengatakan hobinya berkebun dan memancing

Pemenuhan Aktualisasi Diri : pemenuhan dan aktualisasi diri yang dilakukan Klien

semenjak menderita diabetes pasien menjadi lebih menjaga pola makan dan mengurangi

makanan manis

E. Spiritual

Nilai dan Keyakinan : Klien beragama islam

Kegiatan Ibadah : Klien mengatakan rajin beribadah seperti sholat dan rajin ke mesjid

F. Status Mental
Penampilan : Klien berpenampilan rapi
Afek : Dari hasil observasi afek yang ditunjukkan Klien sesuai dengan
stimulus yang diberikan

Pembicaraan : Klien mengerti apa yang dibicarakan dan dan merespon pembicaraan
dengan baik
Perilaku : Klien berperilaku kooperatif dan ramah
Mood : pasien tampak tenang dan santai
Isi pikir : Selama wawancara tidak ditemukan gangguan isi pikir, pemikiran
klien realistis.
Proses pikir : Selama wawancara, pembicaraan klien singkat dan tidak berbelit-belit
dan ada hubungannya antara satu kalimat dengan kalimat lainnya dalam satu topik
Persepsi : Keluarga mengatakan klien tidak pernah berbicara sendiri. Klien
mengatakan tidak pernah mengalami halusinasi.
Intelektual : klien mampu berinteraksi dengan baik

Kognitif : tidak mampu membuat keputusan dalam mengatasi

penyakitnya

Sensorium : klien aktif saat diajak berkomunikasi

Daya tilik diri : klien tidak menarik diri dalam kehidupan sosial

DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. ketidakberdayaan
2. Kecemasan
3. Harga diri rendah
ANALISA DATA

ANALISA DATA

DATA MASALAH

DS : Ketidakberdayaan
• Klien mengatakan merasa tidak
berdaya dan berguna akibat
kondisinya saat ini (penyakitnya).
• Klien mengatakan tubuhnya bagian
kiri mati rasa.
• Keluarga mengatakan sebelumnya
klien sudah 4 kali menjalani terapi,
tapi tidak ada perubahan yang
signifikan. Dan sekarang kondisi
klien seperti ini.
DO :
• Klien tanpak bingung dan sering
melamun
• Klien juga sekali kali tampak
gelisah
Klien dan keluarga bertanya-tanya
tentang kondisi klien saat ini.
DS : Kecemasan
• Klien mengatakan terkadang
khawatir dengan kondisinya, takut
ada komplikasi lain
DO :
• Wajah klien tampak ketakutan
• Bertanya-tanya kepada perawat

DS : klien mengatakan dirinya Harga diri rendah


terasa tidak berguna untuk kelurga
nya semejak sakit dan merasa tidak
berdaya sebagai seorang suami
DO :
• Klien bertanya tanya apa yang harus
dilakukan untuk sembuh

DAFTAR MASALAH

1. Ketidakberdayaan
2. Kecemasan
3. Harga diri rendah

POHON MASALAH
Ketidakberdayaan

Kecemasan atau ketakutan

hdr

N. Tindakan Keperawatan
No Tanggal Waktu Intervensi Implementasi (DAR) Evaluasi Paraf
(SOAP)
1. Jumat 27 09.00 DS : S:
Oktober WIB • Bina hubungan • Klien • keluarga dan
2023 saling percaya mengatakan klien
• Bantu klien merasa tidak mengatakan
mengidentifikasi berdaya dengan sedikit
dan menguraikan kondisinya saat tenang sudah
perasaannya ini (penyakitnya). dijelaskan
• Bantu klien • Klien dan diajarkan
memahami mengatakan cara
perspektif pasien tubuhnya bagian mengatasi
terhadap situasi kiri mati rasa. penyakit
stress dan • Keluarga yang
kondisi yang mengatakan dirasakan
dialaminya sebelumnya klien klien (mati
sekarang tidak sudah 4 kali rasa).
akan sembuh menjalani terapi, • klien
dalam waktu tapi tidak ada mengatakan
singkat. perubahan yang akan lebih
signifikan. Dan semangat
• Dengarkan sekarang kondisi untuk
dengan penuh klien seperti ini. sembuh demi
perhatian keluarganya
O:
DO : • klien dan
• keluarga tampak keluarga
cemas dg masih
perubahan klien tampak
yang banyak sedikit
melamun cemas dan
• Klien tampak merasa
gelisah tidak
• Klien dan berdaya
keluarga A:
bertanya-tanya Masalah teratasi
tentang kondisi sebagian
klien saat ini. P:
A: Intervensi
• membina dilanjutkan
hubungan saling
percaya
• membantu klien
mengidentifikasi
menguraikan
perasaannya
• membantu klien
memahami
perspektif pasien
terhadap situasi
stress yang
dialaminya.

• mendengarkan
dengan penuh
perhatian
R:
• klien tampak
sudah percaya
dan mau cerita
tentang apa yang
di rasakannya
selama sakit
• klien mau
mengungkapkan
perasaannya
• klien mau
mempraktekkan
Tarik nafas
dalam untuk
mengurangi
kecemasan yang
dirasakan
2. Sabtu 09.00 DS : S:
28 WIB • Jelaskan pada • Klien • Klien dan
Oktober klien tentang mengatakan keluarga
2023 penyakitnya dan terkadang mengatakan
komplikasi yang khawatir dengan sudah ada
bisa terjadi. kondisinya, takut gambaran
• Anjurkan klien ada komplikasi tentang
dan keluarga lain penyakit
untuk check DO : yang
up/kontrol kondisi • Wajah klien dialami
klien ke tampak ketakutan klien serta
pelayanan • Bertanya-tanya komplikasi
kesehatan untuk kepada perawat yang bias
mengatasi kondisi A: terjadi.
klien dan • jelaskan pada
mencegah klien tentang O:
terjadinya penyakitnya dan • Klien dan
komplikasi lain . komplikasi yang keluarga
bisa terjadi. tampak
• Anjurkan klien mengerti
dengan
dan keluarga penjelasan
untuk check perawat.
up/kontrol
kondisi klien ke
pelayanan A:
kesehatan untuk Masalah teratasi
mengatasi
kondisi klien dan P:
mencegah Evaluasi
terjadinya intervensi yang
komplikasi lain . sudah dilakukan.
R:
• klien dan keluarga
sudah mengerti apa
yang di jelaskan
perawat
• klien dan keluarga
mau
mendengarkan apa
yang disampaikan
perawat
3. Minggu 09.00 DS : S:
29 WIB • Mengidentifikasi • Keluarga • Klien dan
Oktober akibat harga diri mengatakan keluarga
2023 rendah bingung mengatakan
• Identifikasi melihat kondisi klien sering
kemampuan Tn. A seperti termenung
yang dapat ini, tidak tahu dan sedih
digunakan cara memikirkan
• Memberi perawatannya, penyakitnya
semangat dan dan sudah O:
pengertian lama tidak keluarga
kepada klien kontrol ke- merasa
mengenai pelayanan sangat sedih
penyakitnya. kesehatan melihat
karena kondisi kondisi
Tn. A yang pasien yang
tidak bisa sangat jauh
berjalan seperti berbeda
dulu. dari
• Klien mengatakan sebelum
merasa tidak berguna sakit
sebagai kepala
keluarga dan selalu A:
merasa sedih Masalah belum
• DO : teratasi
• keluarga
bertanya-tanya
kepada perawat P :
Apa yang Evaluasi
harus intervensi
dilakukan dilanjudkan
supaya klien
bisa seperti
dahulu lagi dan
mau berbicara
dan tertawa
A:
• menganjurkan
klien dan
keluarga untuk
check
up/kontrol
kondisi klien
ke pelayanan
kesehatan
untuk
mengatasi
kondisi klien
dan mencegah
terjadinya
komplikasi
lain
R:
• klien dan
keluarga sudah
mengerti apa
yang di
jelaskan
perawat
• klien dan
keluarga mau
mendengarkan
apa yang
disampaikan
perawat
DAFTAR PUSTAKA

1. Azari, A. A., & Zururi, M. I. (2021). Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Depresi Pada Lansia. Medical Jurnal Of Al Qodiri, 6(2), 66-72

https://doi.org/10.52264/jurnal_stikesalqodiri.v6i2.94 .

2. Jannah, N., & Putri, Y. S. E. (2015). Penerapan teknik berpikir positif dan

afirmasi positif pada klien ketidakberdayaan dengan gagal jantung

kongestif. Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional

Indonesia, 3(2), 30-39 https://doi.org/10.26714/jkj.3.2.2015.30-39

3. Maruhashi, T., & Higashi, Y. (2021). Pathophysiological Association between

Diabetes Mellitus and Endothelial Dysfunction. Antioxidants, 10(8), 1306

https://doi.org/10.3390/antiox10081306.

4. Nuraliyah, S., & Burmanajaya, B. (2019). Mekanisme Koping dan Respon

Ketidakberdayaan pada Pasien Stroke

https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v11i1.227 .

5. Pardede, J. A. (2020). Konsep Ketidakberdayaan.

6. Pardede, J. A. (2020). Terapi Keluarga.

7. Pardede, J. A. (2020). Standar Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah

Kecemasan.

8. Pardede, J. A., Hasibuan, E. K., & Hondro, H. S. (2020). Perilaku Caring

Perawat Dengan Koping Dan Kecemasan Keluarga. Indonesian Journal of


Nursing Sciences and Practice, 3(1), 14-22.

https://doi.org/10.24853/ijnsp.v3i1.14-22 10.

9. Pardede, J. A., Sitepu, S. F. A., & Saragih, M. (2018). The Influence of Deep

Breath Relaxation Techniques and Five-Finger Hypnotic Therapy on

Preoperative Patient Anxiety. Journal of Psychiatry, 3(1), 1-8.

10. PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan

Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Jakarta : DPP PPNI.

11. PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria

HasilKeperawatan, Edisi 1 Jakarta : DPP PPNI.

12. PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan

Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.

13. Prayogo, D., & Rehulina, M. (2014). Hubungan antara adversity dan

ketidakberdayaan yang dipelajari pada anak yang berhadapan dengan hukum

(ABH) di Rumah tahanan surabaya. Jurnal Psikologi Industri dan

Organisasi, 3(2), 108-116.

14. Keliat, B. A., & Wardhani, I. Y. (2019). Hubungan Kemampuan Mengubah

Pikiran Negatif Dengan Depresi Dan Ketidakberdayaan Pada Klien

Stroke. Al-Asalmiya Nursing: Journal of Nursing Sciences, 8(1), 17-23.

https://jurnal.stikes-alinsyirah.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/143

15. Regina, C. C., Mu'ti, A., & Fitriany, E. (2021). Systematic Review Tentang

Pengaruh Obesitas Terhadap Kejadian Komplikasi Diabetes Melitus Tipe

Dua. Verdure: Health Science Journal, 3(1), 8-17.

16. Riskesdas .(2018). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Riset

Kesehatan Dasar 2018 https://doi.org/10.22435/jpppk.v3i1.1882 .

17. Sarani, D. (2021). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Stroke Non Hemoragik
Dengan Masalah Keperawatan Ketidakberdayaan (Doctoral dissertation,

Universitas Muhammadiyah Ponorogo).

18. Sari, I. P., & Effendi, M. (2020). Efektifitas Senam Diabetes Terhadap Kadar

Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus di Lamongan. Indonesian Journal

for Health Sciences, 4(1), 45-50.

19. Saviqoh, I. D., & Hasneli, Y. (2021). Analisis Pola Hidup Dan Dukungan

Keluarga Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas

Payung Sekaki. Health Care: Jurnal Kesehatan, 10(1), 181-193

https://doi.org/10.36763/healthcare.v10i1.116.

20. Pardede, J. A., Hutajulu, J., & Pasaribu, P. E. (2020). Harga Diri dengan

Depresi Pasien Hiv/aids. Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan

Makassar, 11(01). : https://doi.org/10.32382/jmk.v11i1.1538 8.

21. Pardede, J. A., Keliat, B. A., Damanik, R. K., & Gulo, A. R. B. (2020).

Optimalization of Coping Nurses to Overcoming Anxiety in the Pandemic of

Covid-19 in Era New Normal. Jurnal Peduli Masyarakat, 2(3), 105-112.

https://doi.org/10.37287/jpm.v2i3.128 11

https://doi.org/10.37287/jpm.v2i3.128

22. Ummah, T., Wardani, I. Y., & Hargiana, G. (2018). Asuhan Keperawatan

Psikososial: Ketidakberdayaan Pada Klien Dengan Gagal Jantung. Jurnal

Keperawatan, 10(2), 138-146

https://doi.org/10.32583/keperawatan.10.2.2018.138-146 .

23. Wahyudi, U., & Burnamajaya, B. (2020). Konsep Diri dan Ketidakberdayaan

Berhubungan dengan Risiko Bunuh Diri pada Remaja yang Mengalami

Bullying. Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional

Indonesia, 8(1), 1-8 https://doi.org/10.26714/jkj.8.1.2020.1-8.


24. Yusuf, R. S., & Wardan, I. Y. (2015). Analisis Praktik Klinik Keperawatan

Kesehatan Masyarakat Perkotaan Ketidakberdayaan Pada Klien Diabetes

Melitus Tipe Ii Di Ruang Antasena Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi

Bogor. Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional

Indonesia, 3(2), 61-69 https://doi.org/10.26714/jkj.3.2.2015.61-69.

25. Zai, Y., Bu’ulolo, K., Fajariani, N., Hulu, Y., Gulo, R. E., & Nurhayati, E. L.

(2020). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Harga Diri pada

Penderita Stroke di Rumah Sakit Umum Royal Prima Medan. Jurnal Riset

Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan, 4(2), 66-73

https://doi.org/10.34008/jurhesti.v4i2.137.

26. Zaini, M. (2019). Asuhan keperawatan Jiwa Masalah Psikososial Di

Pelayanan Klinis dan Komunitas. Deepublish : Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai