KETIDAKBERDAYAAN
KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS
OLEH:
SINYA MUSTIKA WILA, S.Kep
NIM. 2204058
Dosen Pembimbing :
Ns. Helena Patricia, M.Kep
1. Konsep dasar
A. Definisi
3. utus asaPutus asa ditandai dengan perilaku pasif, perasaan sedih dan
harapanhampa, kondisi ini dapat membawa klien dalam upaya bunuh diri
C. Etiologi
a. Kesehatan lingkungan: hilangnya privasi, milik pribadi dan control terhadap terapi.
c. Penyakit yang berhubungan dengan rejimen : penyakit kronis atau yang melemahkan
kondisi.
Data Subyektif
Data obyektif
1. Faktor Predisposisi
A. Biologis
1) Tidak ada riwayat keturunan ( Salah satu atau kedua orang tua
menderita gangguan jiwa
2) Gaya hidup ( tidak merokok, alcohol,obat dan zat adiktif ) dan
pengalaman penggunaan zat terlarang
3) Menderita penyakit kronis ( riwayat melakukan general chek up tanggal
terakhir periksa
4) Ada riwayat penyakit jantung,paru paru yang mengganggu pelaksanaan
aktivitas harian klien
B. Psikologis
a. Konstruktif
2) Mempunyai penilaian yang yang nyaman dengan perubahan fisik dan peran
kondisi kesehatan
b. Destruktif
(pasif)
2) Perasaan menolak kondisi perubahan fisik dan status kesehatan yang dialami
dan
marah-marah dengan situasi tersebut
4) Kurang atau tidak mempunyai hubungan akrab dengan orang lain, kurang
sosial
orang lain
G. Penatalaksanaan
3) Pohon masalah
kecemasan
Cause
4) Diagnose yang biasanya muncul adalah :
1. Kecemasan.
2. Pola Napas Tidak Efektif.
3. Koping Individu Tidak Efektif..
4. Ketakutan.
5. Stres.
6. Perubahan Nutrisi.
7. Ketidakberdayaan.
8. (Gangguan Harga Diri rendah) muncul merasa tidak berdaya dan
berguna akibat penyakit yang diderita
Keputusasaan
Ketidakberdayaan
Koping individu
Tidak efektif
kecemasan
a. Daftar masalah
Diagnosa Keperawatan
a. ketidakberdayaan
b. kecemasan
c. Penampilan tidak efektif
Intervensi Ketidakberdayaan
1. Tujuan Intervensi Keperawatan
a. Tujuan Umum: Klien Menunjukkan kepercayaan kesehatan dengan
criteria: merasa mampu melakukan, merasa dapat mengendalikan dan
merasakan
b. Tujuan Khusus : Klien menunjukkan partisipasi: keputusan perawatan
kesehatan ditandai dengan
1. Mengungkapkan dengan kata-kata tentang segala perasaan
ketidakberdayaan.
2. Mengidentifikasi tindakan yang berada dalam kendalinya
3. menghubungkan tidak adanya penghalang untuk bertindak
4. Mengungkapkan dengan kata-kata kemampuan untuk melakukan
tindakan yang diperlukan
5. Melaporkan dukungan yang adekuat dari oramg terdekat, termasuk
teman dan tetangga
6. Melaporkan waktu, keuangan pribadi dan ansuransi kesehatan yang
memadai
7. Melaporkan ketersediaan alat, bahan, pelayanan dan transportasi
2. Rencana Tindakan
a. Bantu pasien untuk mengidentifikasi factor-faktor yang dapat
berpengaruh pada ketidakberdayaan (misalnya: pekerjaan, aktivitas hiburan,
tanggung jawab peran, hubungan antar pribadi). Rasional: mengidentifikasi
situasi/hal-hal yang berpotensi dapat dikendalikan dan dapat digunakan
sebagai sumber kekuatan/power bagi klien.
b. Diskusikan dengan pasien pilihan yang realistis dalam perawatan,
berikan penjelasan untuk pilihan tersebut. Rasional: Memberikan kesempatan
pada klien untuk berperan dalam proses perawatan, termasuk untuk
meningkatkan pemikiran positif klien, dan meningkatkan tanggung jawab
klien.
c. Libatkan pasien dalam pembuatan keputusan tentang rutinitas
perawatan/rencana terapi Rasional: Pelibatan klien dalam proses pembuatan
keputusan, mampu meningkatkan rasa percaya diri.
d. Jelaskan alasan setiap perubahan perencanaan perawatan kepada
pasien (jelaskan semua prosedur, peraturan dan pilihan untuk pasien, berikan
waktu untuk menjawab pertanyaan dan minta individu untuk menuliskan
pertanyaan sehingga tidak terlupakan) Rasional: Meningkatkan kemampuan
berpikir positif terhadap proses perawatan yang sedang dijalani oleh klien,
pelibatan klien dalam setiap pengambilan keputusan menjadi hal penting.
e. Bantu pasien mengidentifikasi situasi kehidupannya yang dapat
dikendalikan (perasaan cemas, gelisah, ketakutan). Rasional: Kondisi emosi
pasien mengganggu kemampuannya untuk memecahkan masalah. Bantuan
diperlukan agar dapat menyadari secara akurat keuntungan dan konsekuensi
dari alternative yang ada.
f. Bantu klien mengidentifikasi situasi kehidupan yang tidak dapat ia
kendalikan (adiksi), Disukusikan dan ajarkan cara melakukan manipulasi
menghadapi kondisikondisi yang sulit dikendalikan, misalnya afirmasi.
Rasional: Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan yang berhubungan
dengan ketidakmampuan sebagai upaya mengatasi masalah yang tidak
terselesaikan dan menerima hal-hal yang tidak dapat diubah.
g. Bantu pasien mengidentifikasi faktor pendukung, kekuatankekuatan
diri (misalnya kekuat an baik itu berasal dari diri sendiri, keluarga, orang
terdekat, atau teman). Rasional: Pada pasien dengan ketidakberdayaan
dibutuhkan faktor pendukung yang mampu mensupport pasien, dari dalam
sendiri dapat berupa penguatan nilai-nilai spiritual, Jika dalam proses
perawatan kekuatan lain tidak adekuat.
h. Sampaikan kepercayaan diri terhadap kemampuan pasien untuk
menangani keadaan dan sampaikan perubahan positif dan kemajuan yang
dialami pasien setiap hari. Rasional: Meningkatkan rasa percaya diri terhadap
kemampuan atas upaya dan usaha yang sudah dilakukan oleh klien.
i. Biarkan pasien mengemban tanggung jawab sebanyak mungkin atas
praktik perawatan dirinya. Dorong kemandirian pasien, tetapi bantu pasien
jika tidak dapat melakukannya. Rasional: memberikan pilihan kepada pasien
akan meningkatkan perasaannya dalam mengendalikan hidupnya.
j. Berikan umpan balik positif untuk keputusan yang telah dibuatnya.
Implementasi
Usia : 50 Tahun
Pekerjaan : PETANI
Genogram 3 generasi
Keterangan :
Keterangan :
Laki-laki :
Perempuan :
Sudah meninggal :
Klien :
Tinggal serumah :
Tinggal satu rumah
: Penyalahgunaan zat
: Penganiayaan fisik
B. Biologis
Klien menderita penyakit DM setelah 3 tahun yang lalu dan tidak sembuh-sembuh.
Klien mengatakan merasa cemas dan tidak berdaya dengan keadaannya. Klien mengatakan
sebelumnya 3 kali terkena tidak sampai seperti ini. Keluarga mengatakan bingung melihat
kondisi Tn A seperti ini, tidak tahu cara perawatannya dan sudah lama tidak kontrol ke-
pelayanan kesehatan karena kondisi Tn. A yang tidak bisa berjalan seperti dulu.
Klien mengatkan merasa tidak berguna dan berdaya tentang penyakit dan cemas tidak bisa
menjadi tulang punggung untuk keluarga akibat sakit yang di deritanya
Klien mengatakan selalu merasa takut setelah mengetahui bahwa dirinya menderita penyakit
DM(Diabetes Melitus)
Riwayat pengobatan:
Makan/Minum:
Makan 2x1
Minum ± 1.5 L
Data Fokus: (berisi data pemeriksaan fisik terfokus terkait dengan kesehatan klien)
b. Keluhan Fisik
Klien mengatakan merasa cepat lelah, berkeringat malam, nafsu makan tinggi tapi cepat
kenyang, dan sering merasa haus.
C. Psikologis
Konsep diri
Ideal diri : Klien mempunyai keinginan untuk bisa makan makanan enak seperti sebelum
sakit
Citra diri : Klien biasanya pergi berkerja untuk menafkahi keluarganya.tapi setelah klien
Harga diri : Klien merasa tidak ada masalah dalam berhubungan dengan keluarga dan
orang lain tapi klien selalu merasa tidak berdaya karna sakit yang di derita
Peran : Klien berperan sebagai suami dan seorang ayah sekaligus tulang punggung di
Selalu merasa cemas dan tidak berdaya kalau gulanya tidak stabil.
Tidak ada
D. Sosial
Orang yang paling tidak disukai klien : Klien mengatakan tidak ada orang yang tidak di sukai
Gaya hidup dalam 6 bl terakhir : Dalam 6 bulan terakhir pasien banyak membatasi makanan
karena takut gula darahnya tidak terkontrol
Konflik dengan orang lain : Klien mengatakan tidak punya konflik dengan orang lain
Upaya yang dilakukan terhadap konflik yang muncul dengan orang lain (sebutkan jenis
hubungan sosial dengan orang tersebut) serta hasilnya : Klien mengatakan
hubungan sosialnya dengan orang lain baik dan akrab dengan tetangga.
Hambatan dalam membina hubungan sosial dengan orang lain : Klien mengatakan tidak ada
hambatan dalam membina hubungan sosial dengan orang lain.
Pemenuhan Aktualisasi Diri : pemenuhan dan aktualisasi diri yang dilakukan Klien
semenjak menderita diabetes pasien menjadi lebih menjaga pola makan dan mengurangi
makanan manis
E. Spiritual
Kegiatan Ibadah : Klien mengatakan rajin beribadah seperti sholat dan rajin ke mesjid
F. Status Mental
Penampilan : Klien berpenampilan rapi
Afek : Dari hasil observasi afek yang ditunjukkan Klien sesuai dengan
stimulus yang diberikan
Pembicaraan : Klien mengerti apa yang dibicarakan dan dan merespon pembicaraan
dengan baik
Perilaku : Klien berperilaku kooperatif dan ramah
Mood : pasien tampak tenang dan santai
Isi pikir : Selama wawancara tidak ditemukan gangguan isi pikir, pemikiran
klien realistis.
Proses pikir : Selama wawancara, pembicaraan klien singkat dan tidak berbelit-belit
dan ada hubungannya antara satu kalimat dengan kalimat lainnya dalam satu topik
Persepsi : Keluarga mengatakan klien tidak pernah berbicara sendiri. Klien
mengatakan tidak pernah mengalami halusinasi.
Intelektual : klien mampu berinteraksi dengan baik
penyakitnya
Daya tilik diri : klien tidak menarik diri dalam kehidupan sosial
ANALISA DATA
DATA MASALAH
DS : Ketidakberdayaan
• Klien mengatakan merasa tidak
berdaya dan berguna akibat
kondisinya saat ini (penyakitnya).
• Klien mengatakan tubuhnya bagian
kiri mati rasa.
• Keluarga mengatakan sebelumnya
klien sudah 4 kali menjalani terapi,
tapi tidak ada perubahan yang
signifikan. Dan sekarang kondisi
klien seperti ini.
DO :
• Klien tanpak bingung dan sering
melamun
• Klien juga sekali kali tampak
gelisah
Klien dan keluarga bertanya-tanya
tentang kondisi klien saat ini.
DS : Kecemasan
• Klien mengatakan terkadang
khawatir dengan kondisinya, takut
ada komplikasi lain
DO :
• Wajah klien tampak ketakutan
• Bertanya-tanya kepada perawat
DAFTAR MASALAH
1. Ketidakberdayaan
2. Kecemasan
3. Harga diri rendah
POHON MASALAH
Ketidakberdayaan
hdr
N. Tindakan Keperawatan
No Tanggal Waktu Intervensi Implementasi (DAR) Evaluasi Paraf
(SOAP)
1. Jumat 27 09.00 DS : S:
Oktober WIB • Bina hubungan • Klien • keluarga dan
2023 saling percaya mengatakan klien
• Bantu klien merasa tidak mengatakan
mengidentifikasi berdaya dengan sedikit
dan menguraikan kondisinya saat tenang sudah
perasaannya ini (penyakitnya). dijelaskan
• Bantu klien • Klien dan diajarkan
memahami mengatakan cara
perspektif pasien tubuhnya bagian mengatasi
terhadap situasi kiri mati rasa. penyakit
stress dan • Keluarga yang
kondisi yang mengatakan dirasakan
dialaminya sebelumnya klien klien (mati
sekarang tidak sudah 4 kali rasa).
akan sembuh menjalani terapi, • klien
dalam waktu tapi tidak ada mengatakan
singkat. perubahan yang akan lebih
signifikan. Dan semangat
• Dengarkan sekarang kondisi untuk
dengan penuh klien seperti ini. sembuh demi
perhatian keluarganya
O:
DO : • klien dan
• keluarga tampak keluarga
cemas dg masih
perubahan klien tampak
yang banyak sedikit
melamun cemas dan
• Klien tampak merasa
gelisah tidak
• Klien dan berdaya
keluarga A:
bertanya-tanya Masalah teratasi
tentang kondisi sebagian
klien saat ini. P:
A: Intervensi
• membina dilanjutkan
hubungan saling
percaya
• membantu klien
mengidentifikasi
menguraikan
perasaannya
• membantu klien
memahami
perspektif pasien
terhadap situasi
stress yang
dialaminya.
• mendengarkan
dengan penuh
perhatian
R:
• klien tampak
sudah percaya
dan mau cerita
tentang apa yang
di rasakannya
selama sakit
• klien mau
mengungkapkan
perasaannya
• klien mau
mempraktekkan
Tarik nafas
dalam untuk
mengurangi
kecemasan yang
dirasakan
2. Sabtu 09.00 DS : S:
28 WIB • Jelaskan pada • Klien • Klien dan
Oktober klien tentang mengatakan keluarga
2023 penyakitnya dan terkadang mengatakan
komplikasi yang khawatir dengan sudah ada
bisa terjadi. kondisinya, takut gambaran
• Anjurkan klien ada komplikasi tentang
dan keluarga lain penyakit
untuk check DO : yang
up/kontrol kondisi • Wajah klien dialami
klien ke tampak ketakutan klien serta
pelayanan • Bertanya-tanya komplikasi
kesehatan untuk kepada perawat yang bias
mengatasi kondisi A: terjadi.
klien dan • jelaskan pada
mencegah klien tentang O:
terjadinya penyakitnya dan • Klien dan
komplikasi lain . komplikasi yang keluarga
bisa terjadi. tampak
• Anjurkan klien mengerti
dengan
dan keluarga penjelasan
untuk check perawat.
up/kontrol
kondisi klien ke
pelayanan A:
kesehatan untuk Masalah teratasi
mengatasi
kondisi klien dan P:
mencegah Evaluasi
terjadinya intervensi yang
komplikasi lain . sudah dilakukan.
R:
• klien dan keluarga
sudah mengerti apa
yang di jelaskan
perawat
• klien dan keluarga
mau
mendengarkan apa
yang disampaikan
perawat
3. Minggu 09.00 DS : S:
29 WIB • Mengidentifikasi • Keluarga • Klien dan
Oktober akibat harga diri mengatakan keluarga
2023 rendah bingung mengatakan
• Identifikasi melihat kondisi klien sering
kemampuan Tn. A seperti termenung
yang dapat ini, tidak tahu dan sedih
digunakan cara memikirkan
• Memberi perawatannya, penyakitnya
semangat dan dan sudah O:
pengertian lama tidak keluarga
kepada klien kontrol ke- merasa
mengenai pelayanan sangat sedih
penyakitnya. kesehatan melihat
karena kondisi kondisi
Tn. A yang pasien yang
tidak bisa sangat jauh
berjalan seperti berbeda
dulu. dari
• Klien mengatakan sebelum
merasa tidak berguna sakit
sebagai kepala
keluarga dan selalu A:
merasa sedih Masalah belum
• DO : teratasi
• keluarga
bertanya-tanya
kepada perawat P :
Apa yang Evaluasi
harus intervensi
dilakukan dilanjudkan
supaya klien
bisa seperti
dahulu lagi dan
mau berbicara
dan tertawa
A:
• menganjurkan
klien dan
keluarga untuk
check
up/kontrol
kondisi klien
ke pelayanan
kesehatan
untuk
mengatasi
kondisi klien
dan mencegah
terjadinya
komplikasi
lain
R:
• klien dan
keluarga sudah
mengerti apa
yang di
jelaskan
perawat
• klien dan
keluarga mau
mendengarkan
apa yang
disampaikan
perawat
DAFTAR PUSTAKA
https://doi.org/10.52264/jurnal_stikesalqodiri.v6i2.94 .
2. Jannah, N., & Putri, Y. S. E. (2015). Penerapan teknik berpikir positif dan
https://doi.org/10.3390/antiox10081306.
https://doi.org/10.34011/juriskesbdg.v11i1.227 .
Kecemasan.
https://doi.org/10.24853/ijnsp.v3i1.14-22 10.
9. Pardede, J. A., Sitepu, S. F. A., & Saragih, M. (2018). The Influence of Deep
11. PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
13. Prayogo, D., & Rehulina, M. (2014). Hubungan antara adversity dan
https://jurnal.stikes-alinsyirah.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/143
15. Regina, C. C., Mu'ti, A., & Fitriany, E. (2021). Systematic Review Tentang
17. Sarani, D. (2021). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Stroke Non Hemoragik
Dengan Masalah Keperawatan Ketidakberdayaan (Doctoral dissertation,
18. Sari, I. P., & Effendi, M. (2020). Efektifitas Senam Diabetes Terhadap Kadar
19. Saviqoh, I. D., & Hasneli, Y. (2021). Analisis Pola Hidup Dan Dukungan
https://doi.org/10.36763/healthcare.v10i1.116.
20. Pardede, J. A., Hutajulu, J., & Pasaribu, P. E. (2020). Harga Diri dengan
21. Pardede, J. A., Keliat, B. A., Damanik, R. K., & Gulo, A. R. B. (2020).
https://doi.org/10.37287/jpm.v2i3.128 11
https://doi.org/10.37287/jpm.v2i3.128
22. Ummah, T., Wardani, I. Y., & Hargiana, G. (2018). Asuhan Keperawatan
https://doi.org/10.32583/keperawatan.10.2.2018.138-146 .
23. Wahyudi, U., & Burnamajaya, B. (2020). Konsep Diri dan Ketidakberdayaan
25. Zai, Y., Bu’ulolo, K., Fajariani, N., Hulu, Y., Gulo, R. E., & Nurhayati, E. L.
Penderita Stroke di Rumah Sakit Umum Royal Prima Medan. Jurnal Riset
https://doi.org/10.34008/jurhesti.v4i2.137.