Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut WHO sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna baik fisik,
mental dan sosial, tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan. Menurut UU
Kesehatan RI no. 23 tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera tubuh, jiwa, social yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara social dan ekonomis.
Sakit adalah ketidakseimbangan fungsi normal tubuh manusia, termasuk sejumlah
system biologis dan kondisi penyesuaian.
Kesehatan jiwa adalah satu kondisi sehat emosional psikologis, dan social yang
terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif,
konsep diri yang positif, dan kestabilan emosionl (Videbeck, 2008)
Gangguan jiwa didefenisikan sebagai suatu sindrom atau perilaku yang penting
secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitakan dengan adanya distress
(misalnya gejala nyeri) atau disabilitas (kerusakan pada satu atau lebih area fungsi yang
penting) (Videbeck, 2008)
Waham atau delusi adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh, kuat, tidak
sesuai dengan kenyataan, tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang budaya,
selalu dikemukakan berulang-ulang dan berlebihan biarpun telah dibuktikan
kemustahilannya atau kesalahannya atau tidak benar secara umum.
Waham terjadi karena munculnya perasaan terancam oleh lingkungan, cemas,
merasa sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi sehingga individu mengingkari
ancaman dari persepsi diri atau objek realitas dengan menyalah artikan kesan
terhadap kejadian, kemudian individu memproyeksikan pikiran dan perasaan internal
pada lingkungan sehingga perasaan, pikiran, dan keinginan negatif tidak dapat
diterima menjadi bagian eksternal dan akhirnya individu mencoba memberi
pembenaran personal tentang realita pada diri sendiri atau orang lain ( Purba, 2008
).
Menurut World Health Organization (WHO), Kesehatan jiwa merupakan suatu
keadaan dimana seseorang yang terbebas dari gangguan jiwa, dan memiliki sikap positif
untuk menggambarkan tentang kedewasaan serta kepribadiannya. Menurut data WHO
pada tahun 2012 angka penderita gangguan jiwa mengkhawatirkan secara global, sekitar
450 juta orang yang menderita gangguan mental. Orang yang mengalami gangguan jiwa
sepertiganya tinggal di negara berkembang, sebanyak 8 dari 10 penderita gangguan
mental itu tidak mendapatkan perawatan. (Kemenkes RI, 2012).
Data yang didapat di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.V.L. Ratumbuysang Provinsi
Sulawesi Utara pada tahun 2016 bulan Januari sampai April terdapat 190 jiwa
dengan harga diri rendah 1jiwa (0,52%), halusinasi 117 jiwa (61,57%). perilaku
kekerasan 65 jiwa (34,21%), waham 3 jiwa (1,57%), defisit perawatan diri 1 jiwa
(0,52%), isolasi sosial 3 jiwa (1,57%).
Upaya pemerintah dalam penanggulangan gangguan jiwa antara lain
menyusun penanggulangan pemasungan, melakukan advokasi kepada pemangku
kepentingan diprovinsi dan kabupaten dan kota, melakukan peningkatan kapasitas
tenaga kesehatan dipuskesmas dan rumah sakit umum dalam penanganan masalah
kesehatan jiwa serta menyediakan obat antipsikotik acting sebagai bagian dari
upaya pencegahan kekambuhan.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan tugas mengenai Waham, mahasiswa diharapkan dapat


mengetahui dan memahami konsep dasar teori Waham dan penerapan asuhan
keperawatan pada klien dengan eklampsia dengan baik dan benar sesuai standar.
1.2.2 Tujuan Khusus
1) Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa I
2) Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami konsep dasar teori waham
3) Mahasiswa dapat mengetahui dan menerapkan asuhan keperawatan yang baik
pada klien dengan waham.

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep dasar teori pada kasus waham?
2. Bagaimana asuhan keperawatan pada kasus waham?

1.4 Manfaat Penulisan


1. Sebagai syarat memenuhi tugas semester V
2. Sebagai sumber reverensi mengenai asuhan keperawatan waham
3. Sebagai sumber pedoman dalam memahami penyakit waham

1.5 Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kognitif yang bersifat
menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan metode deskriptif yang memaparkan
pokok masalah yaitu dengan cara:
1. Study kepustakaan; yaitu dengan membaca dan mempelajari buku-buku yang
mengacu dan berhubungan pada konsep dasar teori waham.

1.6 Sistematika Penulisan


1. Kata pengantar
2. Daftar isi
3. BAB I : Pendahuluan
a. Latar belakang masalah
b. Tujuan penulisan; tujuan umum dan tujuan khusus
c. Rumusan masalah
d. Manfaat penulisan
e. Metode penulisan
f. Sistematika penulisan
4. BAB II : Tinjauan Teoritis
a. Konsep dasar waham
5. BAB III : Pembahasan Kasus
a. Skenario kasus
b. Pembahasan kasus
6. BAB IV : Penutup
a. Kesimpulan
b. Saran
7. Daftar pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Teori Waham


2.1.1 Definisi
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan yang
tetap dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan
ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol (Dermawan. 2013)
Waham adalah suatu keadaan di mana seseorang individu mengalami sesuatu
kekecauan dalam pengoperasian dan aktivitas-aktivitas kognitif (Damaiyanti. 2014).
Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan
kenyataan atau tidak sesuai dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaan (Prabowo.
2014).
Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun
tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita sosial (Stuart dan Sunden,
1990 : 90).
Waham merupakan keyakinan seseorang berdasarkan penelitian realistis yang
salah, keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang
budaya (Keliat, BA, 1998). Waham adalah kepercayaan yang salah terhadap objek dan
tidak konsisten dengan latar belakang intelektual dan budaya (Rawlins, 1993).
Berdasarkan pengertian di atas maka waham adalah suatu gangguan perubahan isi
pikiran yang dilandasi adanya keyakinan akan ide-ide yang salah yang tidak sesuai
dengan kenyataan, keyakinan atau ide-ide pasien itu tidak dapat segera diubah atau
dibantah dengan logika atau hal-hal yang bersifat nyata.

2.1.2 Etiologi
Salah satu penyebab dari perubahan proses pikir : waham yaitu Gangguan konsep
diri : harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Gangguan harga
diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang
kepercayaan diri, dan merasa gagal mencapai keinginan.
Faktor predisposisi yang mungkin mengakibatkan timbulnya waham adalah:
1) Biologis:
Gangguan perkembangan dan fungsi otak / SSP yang menimbulkan:
- Hambatan perkembangan otak khususnya kortek prontal, temporal dan
limbik.
- Pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal, perinatal,
neonatus dan kanak-kanak.
2) Psikososial
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon psikologis
dari klien. Sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi seperti penolakan dan
kekerasan.
3) Sosial Budaya
Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi timbulnya waham seperti
kemiskinan. Konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan, kerawanan) serta
kehidupan yang terisolasi dan stress yang menumpuk.

Faktor prespitasi yang biasanya menimbulkan waham merupakan karakteristik


umum latar belakang termasuk riwayat penganiayaan fisik/ emosional, perlakuan
kekerasan dari orang tua, tuntutan pendidikan yang perfeksionis, tekanan, isolasi,
permusuhan, perasaan tidak berguna ataupun tidak berdaya.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya waham adalah:
1) Gagal melalui tahapan tumbuh perkembangan dengan sehat
2) Disingkirkan oleh orang lain dan merasakan kesepian
3) Hubungan yang tidak harmonis dengan orang lain
4) Perpisahan dengan orang yang dicintainya
5) Kegagalan ynag sering dialami
6) Keturunan, paling sering pada kembar satu telur
7) Sering menggunakan penyelesaian masalah yang tidak sehat, misalnya
menyalahkan orang lain
2.1.3 Proses Terjadinya Waham
Menurut Yosep (2009), proses terjadinya waham meliputi 6 fase, yaitu :
1) Fase of human need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik secara fisik
maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang
dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin
dan menderita. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya
untuk melakukan kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara sosial dan
ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara realiti denganself ideal sangat tinggi.
2) Fase lack of self esteem
Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self
ideal dengan self reality (keyataan dengan harapan) serta dorongn kebutuhan yang
tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya.
3) Fase control internal external
Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia
katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
keyataan, tetapi menghadapi keyataan bagi klien adalah suatu yang sangat berat,
karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan
diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut
belum terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien mencoba
memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal
ini tidak dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan
menjaga perasaan. Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau
konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan
orang lain.
4) Fase envinment support
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya
menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu
yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang.
Dari sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma
(super ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.

5) Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap
bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya.
Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari
lingkungannya. Selanjutnya klien sering menyendiri dan menghindari interaksi
sosial (isolasi sosial)
6) Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu
keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul
sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak
terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi.
Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain.

2.1.4 Jenis-jenis Waham


Jenis-jenis waham antara lain,
1) Waham Kebesaran
Penderita merasa dirinya orang besar, berpangkat tinggi, orang yang pandai
sekali, orang kaya.
2) Waham Dikejar
Individu merasa dirinya senantiasa di kejar-kejar oleh orang lain atau kelompok
orang yang bermaksud berbuat jahat padanya.
3) Waham Nihilistik
Keyakinan bahwa dunia ini sudah hancur atau dirinya sendiri sudah meninggal.
4) Waham Berdosa
Timbul perasaan bersalah yang luar biasa dan merasakan suatu dosa yang besar.
Penderita percaya sudah selayaknya ia di hukum berat.
5) Waham Cemburu
Selalu cemburu pada orang lain.
6) Waham Somatik atau Hipokondria
Keyakinan tentang berbagai penyakit yang berada dalam tubuhnya seperti
ususnya yang membusuk, otak yang mencair.

7) Waham Pengaruh
Yaitu pikiran, emosi dan perbuatannya diawasi atau dipengaruhi oleh orang lain
atau kekuatan.
8) Waham Curiga
Individu merasa selalu disindir oleh orang-orang sekitarnya. Individu curiga
terhadap sekitarnya. Biasanya individu yang mempunyai waham ini mencari-cari
hubungan antara dirinya dengan orang lain di sekitarnya, yang bermaksud
menyindirnya atau menuduh hal-hal yang tidak senonoh terhadap dirinya. Dalam
bentuk yang lebih ringan, kita kenal “Ideas of reference” yaitu ide atau perasaan
bahwa peristiwa tertentu dan perbuatan-perbuatan tertentu dari orang lain
(senyuman, gerak-gerik tangan, nyanyian dan sebagainya) mempunyai hubungan
dengan dirinya.
9) Waham Keagamaan
Waham yang keyakinan dan pembicaraan selalu tentang agama.

2.1.5 Tanda Dan Gejala Waham


1) Kognitif :
- Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
- Tidak mampu mengambil keputusan
- Individu sangat percaya pada keyakinannya
- Sulit berfikir realita
2) Afektif
- Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
- Afek tumpul
3) Perilaku dan Hubungan Sosial
- Mengancam secara verbal
- Hipersensitif
- Curiga
- Depresi
- Ragu-ragu
- Aktifitas tidak tepat
- Streotif
- Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
4) Fisik
- Muka pucat
- Sering menguap
- Higiene kurang
- BB menurun

2.1.6 Prognosis dan komplikasi


Perjalanan penyakit gangguan waham menetap
1) Kurang dari 25 % menjadi skizofrenia
2) Kurang dari 10 % menjadi gangguan efektif
3) 50% sembuh untuk waktu yang lama
4) 20% hanya penurunan gejala
5) 30% tidak mengalami perubahan gejala
6) Prognosis ke arah baik:
- Riwayat pekerjaan dan hubungan sosial yang baik
- Kemampuan penyesuaian yang tinggi
- Wanita
- Onset sebelum 30 tahun
- Onset
- Onset tiba – tiba
- Lamanya
- Adanya faktor pencetus

2.1.7 Penatalaksanaan
Perawatan dan pengobatan harus secepat mungkin dilaksanakan karena,
kemungkinan dapat menimbulkan kemunduran mental. Penatalaksanaan klien dengan
waham meliputi farmako terapi, ECT dan terapi lainnya seperti: terapi psikomotor, terapi
rekreasi, terapi somatik, terapi seni, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spritual
dan terapi okupsi yang semuanya bertujuan untuk memperbaiki prilaku klien dengan
waham pada gangguan skizoprenia. Penatalaksanaan yang terakhir adalah rehablitasi
sebagai suatu proses refungsionalisasi dan pengembangan bagi klien agar mampu
melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat
BAB III
PEMBAHASAN KASUS

3.1 Skenario Kasus


Tn. A 45 tahun dirawat diruang Elang Rumah Sakit Jiwa dengan diagnosa medis
Skizofrenia Residual. Data yang didapatkan dari keluarga, 2 hari sebelum rumah sakit klien
bingung, sering marah-marah dengan orang lain, pasien mencurigai orang-orang di
sekitarnya. Pasien mengalami halusinasi pendengaran dan pengelihatan, pasien putus obat
selama 7 bulan. Menurut keluarga, klien sebelumnya juga pernah dirawat di RSJ , klien 8X
keluar masuk di rumah sakit jiwa, pasien putus obat selama 7 bulan, pasien pernah
mengalami cedera kepala sebelumnya.
Pada saat perawat melakukan pengkajian, klien mengatakan sering mendengar suara
bisikan yang mengajaknya untuk menjadi seorang pastur, klien juga mengatakan sering
melihat sosok “yesus”, dan menganggap dirinya mempunyai kekebalan karena ada yesus di
dalam tubuhnya yang melindunginya. Hasil pemeriksaan perawat didapatkan : Pemeriksaan
Status Mental ( Penampilan : Penampilan klien rapih, klien selalu menjaga kebersihan
dirinya, Kuku klien sedikit panjang, rambut kurang tertata rapi/sedikit acak-acakan, Gigi
klien tampak bersih). (Pembicaraan : Saat berbicara klien tampak lancar, klien mudah di
ajak bicara, volume suara jelas. (Alam Perasaan: Klien mengatakan sering melihat sosok
“yesus” yang selalu mendatanginya dan melindunginya. Klien mengatakan sering
mendengar bisikan-bisikan yang menyuruh klien utuk menjadi seorang pastur). (Afek : ada
perubahan dalam roman mukanya saat ada stimulus menyenangkan atau menyedihkan yang
di berikan). (Interaksi Selama Wawancara : kadang melihat kea rah lain. (Proses Pikir :
dapat menjawab pertanyaan dengan cepat, akan tetapi pembicaraannya sering melantur.
Klien tidak menutup nutupi yang akan di bicarakannya). Isi Pikir (Klien mempunyai
keyakinan kalau klien mempunyai kekebalan, Klien mengatakan sering melihat yesus, klien
mengaku bahwa yesus berada di dalam tubuhnya sehingga klien meyakini mempunyai ilmu
kekebalan di dalam tubuhnya).
1. Identifikasi Seven Jump!
2. Buatlah asuhan keperawatan jiwa sesuai kasus tersebut diatas!
3. Lengkapi dengan SPTK sesuai dengan kasus tersebut!

3.2 Pembahasan Kasus


3.2.1 Seven Jump
3.2.1.1 Step 1 (Kata yang tidak dimengerti)
(tidak ada)
3.2.2.2 Step 2 (Kata Kunci)
- Skizofrenia Residual
- Pasien mengalami halusinasi pendengaran dan pengelihatan,
pasien putus obat selama 7 bulan
- Menurut keluarga, klien sebelumnya juga pernah dirawat di
RSJ , klien 8X keluar masuk di rumah sakit jiwa, pasien putus
obat selama 7 bulan, pasien pernah mengalami cedera kepala
sebelumnya.
- klien mengatakan sering mendengar suara bisikan yang
mengajaknya untuk menjadi seorang pastur, klien juga
mengatakan sering melihat sosok “yesus”, dan menganggap
dirinya mempunyai kekebalan karena ada yesus di dalam
tubuhnya yang melindunginya.
- Penampilan : Penampilan klien rapih, klien selalu menjaga
kebersihan dirinya, Kuku klien sedikit panjang, rambut kurang
tertata rapi/sedikit acak-acakan, Gigi klien tampak bersih.
- Pembicaraan : Saat berbicara klien tampak lancar, klien mudah
di ajak bicara, volume suara jelas.
- Alam Perasaan: Klien mengatakan sering melihat sosok
“yesus” yang selalu mendatanginya dan melindunginya. Klien
mengatakan sering mendengar bisikan-bisikan yang menyuruh
klien utuk menjadi seorang pastur
- Afek : ada perubahan dalam roman mukanya saat ada stimulus
menyenangkan atau menyedihkan yang di berikan.
- Interaksi Selama Wawancara : kadang melihat kea rah lain.
- Proses Pikir : dapat menjawab pertanyaan dengan cepat, akan
tetapi pembicaraannya sering melantur. Klien tidak menutup
nutupi yang akan di bicarakannya.
- Isi Pikir : Klien mempunyai keyakinan kalau klien mempunyai
kekebalan, Klien mengatakan sering melihat yesus, klien
mengaku bahwa yesus berada di dalam tubuhnya sehingga
klien meyakini mempunyai ilmu kekebalan di dalam tubuhnya.

3.2.3.3 Step 3 (Pertanyaan)


1. Apa yang dimaksud dengan Skizofernia Residual?
2. Sebutkan faktor yang mempengaruhi terjadinya waham!
3.2.4.4 Step 4 (Jawaban)
1. Skizofernia Residual adalah tipe yang paling ringan dari
skizofernia lainnya. Individu yang didiagnosis dengan
skizofernia residual berada pada transisi dari gangguan
tersebut. Tipe ini merupakan kategori yang di gunakan bagi
pasien yang di anggap sudah terlepas dari skizofernia tetapi
masih memperlihatkan beberapa gejala gangguan skizofernia.
Orang dengan tipe skizofernia residual paling sedikit memiliki
satu episode akut dari skizoferniatetapi simtom tersebut tidak
sering muncul pada saat inin meskipun pada tipe ini masih
menampakan simtom negatif.
2. - Gagal melalui tahapan tumbuh perkembangan dengan sehat
- Disingkirkan oleh orang lain dan merasakan kesepian
- Hubungan yang tidak harmonis dengan orang lain
- Perpisahan dengan orang yang dicintainya
- Kegagalan ynag sering dialami
- Keturunan, paling sering pada kembar satu telur
- Sering menggunakan penyelesaian masalah yang tidak
sehat, misalnya menyalahkan orang lain

3.2.5.5 Step 5 (Learning Objektif)


1) Mahasiswa mampu mengetahui definisi waham
2) Mahasiswa mampu mengetahui penyebab waham
3) Mahasiswa mampu mengetahui proses terjadinya waham
4) Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis waham
5) Mahasiswa mampu mengetahui tanda gejala waham
6) Mahasiswa mampu mengetahui penatalaksanaan waham

3.2.6.6 Step 6 (Mind Mapping)


TANDA
JENIS GEJALA

PROGNOSIS
ETIOLOGI DAN
KOMPLIKASI

PENATALAKSA
DEFINISI WAHAM NAAN

3.2.7.7 Step 7 (Analisis Jurnal)

3.3 Asuhan Keperawatan

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


Ruang Rawat : Ruang Elang Tanggal dirawat : Tidak ada data

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn.A Tanggal Pengkajian : Tidak ada data
Umur : 45 Tahun RM No. : Tidak ada data
Alamat : Tidak ada data
Pekerjaan : Tidak ada data
Informasi : Keluarga

II. ALASAN MASUK


Dua hari sebelum rumah sakit klien bingung, sering marah-marah dengan orang lain,
pasien mencurigai orang-orang di sekitarnya. Pasien mengalami halusinasi pendengaran
dan pengelihatan, pasien putus obat selama 7 bulan. Menurut keluarga, klien
sebelumnya juga pernah dirawat di RSJ , klien 8x keluar masuk di rumah sakit jiwa,
pasien putus obat selama 7 bulan, pasien pernah mengalami cedera kepala sebelumnya.

III. FAKTOR PRESIPITASI/ RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Dua hari sebelum rumah sakit klien bingung, sering marah-marah dengan orang lain,
pasien mencurigai orang-orang di sekitarnya. Pasien mengalami halusinasi pendengaran
dan pengelihatan, pasien putus obat selama 7 bulan.
Menurut keluarga, klien sebelumnya juga pernah dirawat di RSJ , klien 8x keluar masuk
di rumah sakit jiwa, pasien putus obat selama 7 bulan, pasien pernah mengalami cedera
kepala sebelumnya.
Pada saat perawat melakukan pengkajian, klien mengatakan sering mendengar suara-
suara bisikan yang mengajaknya untuk menjadi seorang pastur, klien juga mengatakan
sering melihat sosok “yesus”, dan menganggap dirinya mempunyai kekebalan karena
ada yesus di dalam tubuhnya yang melindunginya.

IV. FAKTOR PREDISPOSISI

 RIWAYAT PENYAKIT LALU


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?

Ya Tidak

Bila ya jelaskan : Pasien mengalami halusinasi pendengaran dan pengelihatan, pasien


putus obat selama 7 bulan

2. Pengobatan sebelumnya

Berhasil Kurang berhasil Tidak berhasil


3. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)

Ya Tidak

Bila ya jelaskan : pasien pernah mengalami cedera kepala sebelumnya

 RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Pelaku/ usia Korban/ usia Saksi/ usia
1. Aniaya fisik
2. Aniaya seksual
3. Penolakan
4. Kekerasan dalam keluarga
5. Tindakan kriminal

Jelaskan :

6. Pengalaman masa lalu lain yang tidak menyenangkan (bio, psiko, sosio, kultural,
spiritual):

Masalah keperawatan :

7. Kesan Kepribadian klien :


Extrovert introvert lain-lain:

 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


1. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
ya tidak

Hubungan keluarga gejala riwayat pengobatan/ perawatan

Masalah keperawatan :

V. STATUS MENTAL
1. Penampilan

tidak rapi Penggunaan pakaian tidak sesuai


Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan :

Masalah keperawatan :

2. Kesadaran
 Kwantitatif/ penurunan kesadaran

compos mentis apatis/ sedasi Somnolensia


sopor subkoma koma

 Kwalitatif

tidak berubah berubah


meninggi gangguan tidur: sebutkan
hipnosa disosiasi: sebutkan

3. Disorientasi

waktu Tempat orang

Jelaskan :

Masalah keperawatan :
4. Aktivitas Motorik/ Prikomotor

Kelambatan:

hipokinesia, hipoaktivitas sub stupor katatonik


katalepsi flexibilitas serea

Peningkatan:
hiperkinesia, hiperaktivitas gaduh gelisah katatonik
TIK grimase tremor gagap
stereotipi mannarism katalepsi akhopraxia
command automatism atomatisma nagativisme reaksi konversi
verbigerasi berjalan kaku/ rigit kompulsif lain-2 sebutkan

5. Afek/ Emosi
adequat tumpul dangkal/ datar labil
inadequat anhedonia merasa kesepian eforia
ambivalen apati marah depresif/ sedih

cemas: ringan sedang berat panik

Jelaskan : ada perubahan dalam roman mukanya saat ada stimulus


menyenangkan atau menyedihkan yang di berikan

Masalah keperawatan :
6. Persepsi

halusinasi ilusi depersonalisasi derealisasi

Macam Halusinasi
pendengaran penglihatan perabaan
pengecapan penghidu/ pembauan lain-lain, sebutkan..............

Jelaskan : Klien mengatakan sering melihat sosok “yesus” yang selalu


mendatanginya dan melindunginya. Klien mengatakan sering mendengar bisikan-
bisikan yang menyuruh klien utuk menjadi seorang pastur

Masalah keperawatan : Gangguan persepsi sensori (halusinasi)

7. Proses Pikir
 Arus Pikir

koheren inkoheren asosiasi longgar


fligt of ideas blocking pengulangan pembicaraan/ persevarasi
tangensial sirkumstansiality logorea
neologisme bicara lambat bicara cepat irelevansi
main kata-kata afasi assosiasi bunyi lain2 sebutkan....

Jelaskan : Saat berbicara klien tampak lancar, klien mudah di ajak bicara,
volume suara jelas,dan klien dapat menjawab pertanyaan dengan cepat, akan tetapi
pembicaraannya sering melantur. Klien tidak menutup nutupi yang akan di
bicarakannya

Masalah keperawatan : Gangguan Komunikasi Verbal

 Isi Pikir

obsesif ekstasi fantasi


bunuh diri ideas of reference pikiran magis
alienasi isolaso social rendah diri
preokupasi pesimisme fobia
sebutkan...............
waham: sebutkan jenisnya
agama somatik, hipokondrik kebesaran curiga
nihilistik sisip pikir siar pikir kontrol pikir
kejaran dosa

Jelaskan : Klien mempunyai keyakinan kalau klien mempunyai kekebalan,


Klien mengatakan sering melihat yesus, klien mengaku bahwa yesus berada di dalam
tubuhnya sehingga klien meyakini mempunyai ilmu kekebalan di dalam tubuhnya
Masalah keperawatan : Gangguan Isi Pikir

 Bentuk Pikir

realistik nonrealistik
autistik dereistik

Masalah keperawatan : Waham Kebesaran

 Kemampuan Penilaian

gangguan ringan gangguan bermakna

Jelaskan :
Masalah keperawatan :

8. Daya Tilik Diri/ Insight

mengingkari penyakit yang diderita menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan :
Masalah keperawatan :

9. Interaksi salama Wawancara

bermusuhan tidak kooperatif mudah tersinggung


kontak mata kurang defensif curiga

Jelaskan :

Masalah keperawatan :

VI. FISIK
1. Keadaan umum : composmentis
2. Tanda vital: TD : - N: - S: - P: -
3. Ukur: TB : - BB : - turun naik
4. Keluhan fisik: tidak ya

Jelaskan

5. Pemeriksaan fisik:

Jelaskan :
Masalah keperawatan :

VII. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (sebelum dan sesudah sakit)


1. Konsep Diri
a. Citra tubuh : tidak ada data
b. Identitas : tidak ada data
c. Peran : tidak ada data
d. Ideal diri : tidak ada data
e. Harga diri : tidak ada data

Masalah keperawatan :
Tidak ada data
2. Genogram
Tidak ada data

3. Hubungan Sosial
a. Hubungan terkdekat :
Tidak ada data
b. Peran serta dalam kelompok/ masyarakat
Tidak ada data
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Tidak ada data
Masalah keperawatan :
Tidak ada data
4. Spiritual dan Kultural
a. Nilai dan keyakinan
Tidak ada data
b. Konflik nilai/ keyakinan/ budaya
Tidak ada data
c. Kegiatan ibadah
Tidak ada data
Masalah keperawatan :
Tidak ada data
VIII. AKTIVITAS SEHARI-HARI (ADL)

1. Makan
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total

2. BAB/ BAK
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total

3. Mandi
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total

4. Berpakaian/ berhias
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total

5. Istirahat dan tidur


Tidur siang lama : s/d
Tidur malam lama : s/d
Aktivitas sebelum/ sesudah tidur : s/d

6. Penggunaan obat
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total

7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan Lanjutan Ya Tidak
Sistem pendukung Ya Tidak

8. Aktivitas di dalam rumah


Mempersiapkan makanan Ya Tidak
Menjaga kerapihan rumah Ya Tidak
Mencuci pakaian Ya Tidak
Pengaturan keuangan Ya Tidak

9. Aktivitas di luar rumah


Belanja Ya Tidak
Transportasi Ya Tidak
Lain-lain Ya Tidak

Jelaskan :
Masalah keperawatan :

IX. MEKANISME KOPING


Adatif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum Alkohor
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/ berlebih
Teknik relokasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar
Olah raga Mencederai diri
Lainnya........................ Lainnya......................
Masalah keperawatan :

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan
Tidak ada data
Masalah berhubungan dengan lingkungan, uraikan
Tidak ada data
Masalah dengan pendidikan, uraikan
Tidak ada data
Masalah dengan pekerjaan, uraikan
Tidak ada data
Masalah dengan perumahan, uraikan
Tidak ada data
Masalah dengan ekonomi, uraikan
Tidak ada data
Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan
Tidak ada data
Masalah lainnya, uraikan
Tidak ada data

Masalah keperawatan :
Tidak ada data

XI. KURANG PENGETAHUAN TENTANG


Penyakit jiwa Sistem pendukung
Faktor presiptasi Penyakit fisik
Koping Obat-obatan
Lainnya

Masalah keperawatan : Tidak ada data

XII. ASPEK MEDIK


Diagnosa medik : Skizofernia Residual
Terapi medik : Tidak ada data

XIII. TERAPI OBAT

No Nama Obat Dosis Cara Pemberian Waktu Indikasi


Tidak ada data Tidak ada Tidak ada data Tidak ada Tidak ada data
data data
Tidak ada data Tidak ada Tidak ada data Tidak ada Tidak ada data
data data

XIV. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1) Gangguan Persepsi Sensori
2) Gangguan isi pikir
3) Gangguan komunikasi verbal
XV. ANALISA DATA
No DATA MASALAH
1. Data Subjektif :

Data Objektif :
- Klien mengatakan sering
melihat sosok “yesus” yang
Gangguan Persepsi Sensori
selalu mendatanginya dan
melindunginya.
- Klien mengatakan sering
mendengar bisikan-bisikan
yang menyuruh klien utuk
menjadi seorang pastur

2.
Data Subjektif :

Data Objektif :
- Klien mempunyai keyakinan
kalau klien mempunyai Gangguan Isi Pikir
kekebalan
- Klien mengatakan sering
melihat yesus
- Klien mengaku bahwa yesus
berada di dalam tubuhnya
sehingga klien meyakini
mempunyai ilmu kekebalan di
dalam tubuhnya

3. Data Subjektif :

Data Objektif : Gangguan Komunikasi Verbal


- Klien dapat menjawab
pertanyaan dengan cepat, akan
tetapi pembicaraannya sering
melantur
XVI. POHON MASALAH

Gangguan Persepsi Sensori



Sering melihat sosok “yesus” yang selalu mendatanginya dan melindunginya.

Sering mendengar bisikan-bisikan yang menyuruh klien utuk menjadi seorang pastur

Halusinasi

Gangguan Isi Pikir



Waham kebesaran

Klien mengaku bahwa yesus berada di dalam tubuhnya sehingga klien meyakini
mempunyai ilmu kekebalan di dalam tubuhnya

Gangguan Komunikasi Verbal



Klien dapat menjawab pertanyaan dengan cepat, akan tetapi pembicaraannya sering
melantur

Waham kebesaran
XVII. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan halusinasi ditandai dengan klien


mengatakan sering melihat sosok “yesus” yang selalu mendatanginya dan
melindunginya. klien mengatakan sering mendengar bisikan-bisikan yang
menyuruh klien utuk menjadi seorang pastur
2) Gangguan isi pikir berhubungan dengan waham kebesaran ditandai dengan Klien
mempunyai keyakinan kalau klien mempunyai kekebalan, klien mengatakan
sering melihat yesus, klien mengaku bahwa yesus berada di dalam tubuhnya
sehingga klien meyakini mempunyai ilmu kekebalan di dalam tubuhnya
3) Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan waham kebesaran ditandai
dengan Klien dapat menjawab pertanyaan dengan cepat, akan tetapi
pembicaraannya sering melantur

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Nama Klien : Tn. A
No. Reg : Tidak ada data
No Diagnosa
Tanggal Tujuan Intervensi TTD
Dx Keperawatan

SP 1 P
Waham 1. Bantu orientasi realita
Dx1
Kebesaran 2. Identifikasi kebutuhan yang
tidak terpenuhi
3. Latih pasien memenuhi
kebetuhannya
4. Bimbing pasien memasukan
dalam jadwal kegiatan
harian

SP II P
1. Validasi masalah dan
latihan sebelumnya
2. Identifikasi kemampuan
yang dimiliki
3. Latih kemampuan yang
dimiliki
4. Bimbing pasien memasukan
dalam jadwal kegiatan
harian

SP III P
1. Validasi masalah dan
latihan sebelumnya
2. Jelaskan penggunaan obat
secara benar
3. Bimbing pasien memasukan
dalam jadwal kegiatan
harian

SP I K
1. Diskusikan maslah yang
dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
2. Jelaskan pengertian, tanda
dan gejala waham, dan jenis
waham yang dialami psien
beserta proses terjadinnya

SP II K
1. Latih keluarga
memperaktekkan cara
merawat pasien dengan
waham
2. Latih keluarga melakukan
cara merawat langsung
kepada pasien waham

SP III K
1. Bantu keluarga membuat
jadwal aktifitas dirumah
termasuk minum obat
2. Diskusikan sumber rujukan
yang bisa dijangkau
keluarga
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Nama : Tn. A Ruangan : Ruang Elang RSJ RM No : Tidak ada data
No Tangal IMPLEMENTASI
EVALUASI
DX & Jam KEPERAWATAN
DX1 SP I P
1. Membantu orientasi realita
2. Mengidentifikasi
kebutuhan yang tidak
terpenuhi
3. Melatih pasien memenuhi
kebetuhannya
4. Membimbing pasien
memasukan dalam jadwal
kegiatan harian

SP II P
1. Mempalidasi masalah dan
latihan sebelumnya
2. Mengidentifikasi
kemampuan yang dimiliki
3. Melatih kemampuan yang
dimiliki
4. Membimbing pasien
memasukan dalam jadwal
kegiatan harian

SP III P
1. Mempalidasi masalah dan
latihan sebelumnya
2. Menjelaskan penggunaan
obat secara benar
3. Membimbing pasien
memasukan dalam jadwal
kegiatan harian

SP I K
1. Mendiskusikan maslah
yang dirasakan keluarga
dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian,
tanda dan gejala waham,
dan jenis waham yang
dialami psien beserta
proses terjadinnya

SP II K
1. Melatih keluarga
memperaktekkan cara
merawat pasien dengan
waham
2. Melatih keluarga
melakukan cara merawat
langsung kepada pasien
waham
SP III K
1. Membantu keluarga
membuat jadwal aktifitas
dirumah termasuk minum
obat
2. Mendiskusikan sumber
rujukan yang bisa
dijangkau keluarga
FORMAT STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN KE 1

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
- Klien mempunyai keyakinan kalau klien mempunyai kekebalan
- Klien mengatakan sering melihat yesus
- Klien mengaku bahwa yesus berada di dalam tubuhnya sehingga klien
meyakini mempunyai ilmu kekebalan di dalam tubuhnya
- Penampilan klien rapih, klien selalu menjaga kebersihan dirinya, kuku klien
sedikit panjang, rambut kurang tertata rapi/sedikit acak-acakan, gigi klien
tampak bersih.
- Saat berbicara klien tampak lancar, klien mudah di ajak bicara, volume suara
jelas.
- Ada perubahan dalam roman mukanya saat ada stimulus menyenangkan atau
menyedihkan yang di berikan.
- Klien dapat menjawab pertanyaan dengan cepat, akan tetapi pembicaraannya
sering melantur. Klien tidak menutup nutupi yang akan di bicarakannya.
2. Diagnosa Keperawatan
- Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan halusinasi ditandai dengan
klien mengatakan sering melihat sosok “yesus” yang selalu mendatanginya dan
melindunginya. klien mengatakan sering mendengar bisikan-bisikan yang
menyuruh klien utuk menjadi seorang pastur
- Gangguan isi pikir berhubungan dengan waham kebesaran ditandai dengan
Klien mempunyai keyakinan kalau klien mempunyai kekebalan, klien
mengatakan sering melihat yesus, klien mengaku bahwa yesus berada di dalam
tubuhnya sehingga klien meyakini mempunyai ilmu kekebalan di dalam
tubuhnya
- Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan waham kebesaran ditandai
dengan klien dapat menjawab pertanyaan dengan cepat, akan tetapi
pembicaraannya sering melantur

3. Tujuan Khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan orang lain dan
mengenali masalah yang sedang terjadi.

4. Tindakan Keperawatan

 Mengidentifikasi tanda dan gejala waham


 Membantu orientasi realita : nama, waktu, orang , tempat.
 Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
Selamat pagi pak. perkenalkan nama saya A, saya saya perawat disini yang akan
membantu bapak selama dirawat di sini. Saya dines di ruangan ini dari pukul
07.00-14.00. sebelumnya saya akan bertanya ini dengan bapak siapa ya? Bapak
senangnya dipanggil apa?
2. Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bapak terlihat segar ya, mungin kita bisa
berbincang-bincang mengenai masalah yang bapak alami saat ini? Baiklah
semoga setelah bertemu dengan saya masalah bapak akan teratasi. Begitu ya
pak?

3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat


Bapak peran saya disini adalah membantu bapak memfasilitasi bapak, tugas saya
membantu menyelesaikan permasalahan yang bapak alami, bapak bisa ceritakan
semua permasalahan bapak kepada saya tentang apa yang bapak alami selamai
ini, saya akan merahasiakan semuanya dari orang lain bapak tidak perlu khawatir,
saya tidak akan menceritakan kepada siapapun kecuali demi kesembuhan bapak
dan keperluan pengobatan bapak. Bagaimana pak? Apakah bapak setuju?
Baiklah bagaimana kalau kita berbincang-bincangnya di sini saja? Berapa lama
bapak mempunyai waktu dengan saya? Bagaimana kalau 20 menit, ?

KERJA: Langkah-langkah Tindakan Keperawatan


- Nah, tadi saya sudah menyebutkan nama saya, coba ulangi siapa nama saya?
Lupa? Masih sebentar kok sudah lupa? Saya ulangi lagi nama saya A, bapak
bisa memanggil saya A ya pak? Oh iya alamat rumah bapak dimana? Ohhh,,
dan tanggal lahir bapak kapan? Oh bagus, jadi usia bapak berapa ya
sekarang? Wah bagus kalo begitu. Bapak, Baiklah semoga bapak bisa
mengenal saya, begitu pula sebaliknya sehingga bapak bisa merasa nyaman
bercerita kepada saya.
- coba sekarang bapak ceritakan pada saya apa yang bapak alami? Bapak
sekarang tau bapak ada dimana? Apa yang sering bapa rasakan sekarang?
Oh bapak sering melihat yesus? Menurut bapak yesus itu siapa? Apa yang
bapak rasakan ketika melihat yesus? Oh bapak juga sering mendengar
seseorang berbicara untuk mengajak bapak jadi seorang pasteur? Oh begitu
ya pak.
- Baiklah pak, sebenarnya bapak itu tidak benar benar melihat sosok yesus itu
hanya halusinasi bapak saja, dan didalam tubuh bapak pun tidak memiliki
ilmu kekebalan, jadi gini pak apabila bapak melihat yesus dan mendengar
suara yang mengajak bapak untuk menjadi seorang Pasteur bapak bisa
menghardiknya dengan cara menutup mata dan telinga bapak dan bapak
bilang “tidak,tidak, pergi!” “kamu tidak nyata! Pergi!” . begitu ya pak kalo
ada yang sosok dan suara itu lagi. Bagaimana pak bapak bias kan
mencobanya? Bagus pak seperti itu ya pak cara menghardiknya, coba sekali
lagi pak, bagus nanti terapkan ya pak.
- Nanti kita tambahkan cara menghardik ini ke jadwal harian bapak ya, agar
bapak bias mencoba dan melatihnya setiap hari.

TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Subyektif:
Baiklah, saya rasa bapak sudah mulai terbuka dan merasa nyaman dengan
kehadiran saya, sekarang bagaimana perasaan bapak setelah bertemu dan
bercerita dengan saya? Bagus, saya berharap bapak lebih bisa mengungkapkan
perasaan bapak dan lebih terbuka dengan harapan agar masalah bapak dapat
teratasi ya
Obyektif:
Nah, sekarang coba apa saja yang tadi telah kita bicarakan? Coba lakukan lagi
cara menghardik yang tadi saya ajarkan. Coba sekali lagi pak. Bagus pak bapak
sudah bias ya.
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil
tindakan yang telah dilakukan)
Baiklah, saya rasa pertemuan kita cukup sekian, kita sudah cukup saling
mengenal saat ini, Saya berharap setiap bapak bertemu dengan saya dan saat
memerlukan bantuan saya, bapak mau memanggil saya supaya selama bapak di
sini dapat bekerjasama dengan saya serta bapak mampu sembuh kembali. Dan
jangan lupa latih terus cara menghardik yang telah kita lakukan tadi ya pak.

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat)


Baiklah pak sekarang 20 menitnya sudah habis, berarti pertemuan kita disini
juga sudah selesai. Besok pukul 15.00 , saya akan datang kembali menemui
bapak untuk mendiskusikan masalah yang sedang bapak hadapi sekarang, nanti
dimana kita bisa bertemu kembali? Baiklah nanti kita bertemu lagi disini ya pak?
FORMAT STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN KE 2

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
- Klien mempunyai keyakinan kalau klien mempunyai kekebalan
- Klien mengatakan sering melihat yesus
- Klien mengaku bahwa yesus berada di dalam tubuhnya sehingga klien
meyakini mempunyai ilmu kekebalan di dalam tubuhnya
- Penampilan klien rapih, klien selalu menjaga kebersihan dirinya, kuku klien
sedikit panjang, rambut kurang tertata rapi/sedikit acak-acakan, gigi klien
tampak bersih.
- Saat berbicara klien tampak lancar, klien mudah di ajak bicara, volume suara
jelas.
- Ada perubahan dalam roman mukanya saat ada stimulus menyenangkan atau
menyedihkan yang di berikan.
- Klien dapat menjawab pertanyaan dengan cepat, akan tetapi pembicaraannya
sering melantur. Klien tidak menutup nutupi yang akan di bicarakannya.
2. Diagnosa Keperawatan
- Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan halusinasi ditandai dengan
klien mengatakan sering melihat sosok “yesus” yang selalu mendatanginya dan
melindunginya. klien mengatakan sering mendengar bisikan-bisikan yang
menyuruh klien utuk menjadi seorang pastur
- Gangguan isi pikir berhubungan dengan waham kebesaran ditandai dengan
Klien mempunyai keyakinan kalau klien mempunyai kekebalan, klien
mengatakan sering melihat yesus, klien mengaku bahwa yesus berada di dalam
tubuhnya sehingga klien meyakini mempunyai ilmu kekebalan di dalam
tubuhnya
- Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan waham kebesaran ditandai
dengan klien dapat menjawab pertanyaan dengan cepat, akan tetapi
pembicaraannya sering melantur

3. Tujuan Khusus
Klien dapat mengetahui kemampuan positifnya dan dapat mengembangkan
serta mempraktekannya

4. Tindakan Keperawatan

 Membantu pasien mengenali potensinya


 Membantu pasien melakukan kegiatan positifnya
 Mendiskusikan kegiatan positif yang disenangi pasien
 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
Selamat sore pak. Saya saya perawat A yang kemarin berdiskusi dengan bapak,
sesuai janji saya kemarin, hari ini kita akan berbincang-bincang kembali dengan
bapak disini ya pak?
2. Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bapak terlihat segar ya, apakah bapak sudah
mengingat-ngingat hobi atau kegemaran bapak? mungkin kita bisa berbincang-
bincang mengenai kegiatan yang atau kemampuan positif yang bapa miliki?
Baiklah semoga setelah berbincang-bincang dengan saya kali ini, bapa bias terus
melakukan kegiatan yang positif ya pak.
3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat
Bapak peran saya disini adalah membantu bapak memfasilitasi bapak, tugas saya
membantu menyelesaikan permasalahan yang bapak alami, bapak bisa ceritakan
hal positif apa yang akan dapat bapak lakukan atau hobi bapak, saya akan
merahasiakan semuanya dari orang lain bapak tidak perlu khawatir, saya tidak
akan menceritakan kepada siapapun kecuali demi kesembuhan bapak dan
keperluan pengobatan bapak. Bagaimana pak? Apakah bapak setuju? Baiklah
bagaimana kalau kita berbincang-bincangnya di sini saja? Berapa lama bapak
mempunyai waktu dengan saya? Bagaimana kalau 20 menit?

KERJA: Langkah-langkah Tindakan Keperawatan


- Apa saja hobi bapak? Saya catat ya pak, terus apa lagi?
- Wah ternyata selain pandai bermain suling, bapa juga pandai bernyanyi ya pak.
Kalau begitu berarti bapak sangat menyukai musik? Lagu apa saja yang biasa
bapak nyanyikan?
- Bisa bapak ceritakan sejak kapan bapak belajar bermain suling? Siapa yang
dulu mengajarkannya ke bapak?
- Bisa bapak peragakan kepada saya bagaimana pergerakan bermain suling yang
benar? Wah bagus sekali pak.
- Lalu sejak kapan bapak belajar menyanyi? Wah jadi bapak belajar bernyanyi
setelah bisa bermain suling?
- Dengan siapa bapak belajar bernyanyi? Bisa bapak coba nyanyikan lagu untuk
saya? Wah bagus sekali pak.
- Sejak kapan bapak tertarik dengan musik? Bisa bapak ceritakan bagaimana
bapak tertarik dengan musik dan apa alasannya?
- Karena abapak senang bermain musik, bagaimana jika kita masukan kegiatan
bermain suling dan bernyanyi ini ke kegiatan bapak? Kita buat jadwal untuk
kemampuan bapak ini.
- Jika bapak setuju, bapak mau berapa kali memasukan kegiatan ini pada jadwal
bapak?
- Wah bagus ya pak, bapak mau memasukan kegiatan ini sebanyak 2x sehari.
Nanti bapak bisa bermain suling ataupun bernyanyi sendiri jika bapak mau, atau
bapak juga bisa meminta ditemani oleh perawat untuk melakukan kegiatan
bapak ini.

TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Subyektif:
Baiklah, saya rasa bapak sudah bisa melakukan kegiatan yang bapak sukai dan
merasa nyaman dengan kegiatan tersebut, sekarang baimana perasaan bapa sudah
dapat melakukan hobi bapak dan sudah memasukannya ke jadwal kegiatan
bapak? Bagus ya, saya harap bapak bisa lebih sering berlatih.

Obyektif:
Nah, sekarang coba bapak praktekan bagaimana cara bermain suling? Coba
sekarang bapak bernyanyi? Wah bagus ya pak suara bapak merdu sekali

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil
tindakan yang telah dilakukan)
Baiklah, saya rasa pertemuan kita cukup sekian, tadi bapak sudah bisa
mempraktekan kegiatan yang bapak sukai, Saya berharap setiap bapak sedang
sendirian dan merasa jenuh, bapak bisa melakukan kegiatan yang bapak suaki
tersebut, agar bapak bisa memliki kegiatan yang positif sehingga bapak bisa
cepat sembuh.
3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat)
Baiklah pak sekarang 20 menitnya sudah habis, berarti pertemuan kita disini
juga sudah selesai. Besok pukul 15.00 , saya akan datang kembali menemui
bapak untuk masalah minum obat agar bapak bisa cepat sembuh, nanti dimana
kita bisa bertemu kembali? Baiklah nanti kita bertemu lagi disini ya pak?

FORMAT STRATEGI PELAKSANAAN


TINDAKAN KEPERAWATAN KE 3

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
- Klien mempunyai keyakinan kalau klien mempunyai kekebalan
- Klien mengatakan sering melihat yesus
- Klien mengaku bahwa yesus berada di dalam tubuhnya sehingga klien
meyakini mempunyai ilmu kekebalan di dalam tubuhnya
- Penampilan klien rapih, klien selalu menjaga kebersihan dirinya, kuku klien
sedikit panjang, rambut kurang tertata rapi/sedikit acak-acakan, gigi klien
tampak bersih.
- Saat berbicara klien tampak lancar, klien mudah di ajak bicara, volume suara
jelas.
- Ada perubahan dalam roman mukanya saat ada stimulus menyenangkan atau
menyedihkan yang di berikan.
- Klien dapat menjawab pertanyaan dengan cepat, akan tetapi pembicaraannya
sering melantur. Klien tidak menutup nutupi yang akan di bicarakannya.
 Diagnosa Keperawatan
- Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan halusinasi ditandai dengan
klien mengatakan sering melihat sosok “yesus” yang selalu mendatanginya dan
melindunginya. klien mengatakan sering mendengar bisikan-bisikan yang
menyuruh klien utuk menjadi seorang pastur
- Gangguan isi pikir berhubungan dengan waham kebesaran ditandai dengan
Klien mempunyai keyakinan kalau klien mempunyai kekebalan, klien
mengatakan sering melihat yesus, klien mengaku bahwa yesus berada di dalam
tubuhnya sehingga klien meyakini mempunyai ilmu kekebalan di dalam
tubuhnya
- Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan waham kebesaran ditandai
dengan klien dapat menjawab pertanyaan dengan cepat, akan tetapi
pembicaraannya sering melantur

 Tujuan Khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan orang lain dan
mengenali masalah yang sedang terjadi.

2. Tindakan Keperawatan

 Mengidentifikasi tanda dan gejala waham


 Membantu orientasi realita : nama, waktu, orang , tempat.
 Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
Selamat pagi pak. perkenalkan nama saya A, saya saya perawat disini yang akan
membantu bapak selama dirawat di sini. Saya dines di ruangan ini dari pukul
07.00-14.00. sebelumnya saya akan bertanya ini dengan bapak siapa ya? Bapak
senangnya dipanggil apa?

3. Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bapak terlihat segar ya, munkgin kita bisa
berbincang-bincang mengenai obat yang harus bapak minum? Baiklah semoga
setelah berbincang-bincang dengan saya bapak dapat mengetahui obat yang
harus bapa minum. Begitu ya pak?

3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat


Bapak peran saya disini adalah membantu bapak memfasilitasi bapak, tugas saya
membantu bapak dalam permasalahan bapak, dan di sini saya membantu agar
bapak mengetahui obat seperti apa dan berapa banyak yang bapak minum.
Apakah bapak setuju? Baiklah bagaimana kalau kita berbincang-bincangnya di
sini saja? Berapa lama bapak mempunyai waktu dengan saya? Bagaimana kalau
20 menit ?

KERJA: Langkah-langkah Tindakan Keperawatan


- Nah pak, berapa macam obat yang diminum, jam berapa saja obat nya di
minum?
- Bapak ini harus minum obat agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga
tenang.
- Obatnya ini ada 3 macam pak, yang warnanya orange namanya CPZ
gunanya supaya bapak tenang, yang putih namanya TPH guannya supaya
bapak bisa rileks, dan yang merah jambu ini namnya HLP gunanya agar
pikiran bapak jai teratur, semua obat ini diminum 3x sehari pak, pada pukul
7 pagi, pukul 1 siang dan 7 malam.
- Kemudian jika bapak sudah meminum obat ini mulut bapak akan terasa
kering, untuk membantu mengatasinya bapak bisa banyak minum.
- Sebelum bapak meminum obat ini bapak harus mengecek, di label obatnya
nama bapak atau bukan, nama obatnya apakah sudah benar,berapa banyak
yang harus diminum, apakah warnanya sama seperti yang saya katakan, dan
jam berapa obat itu harus diminum
- Obat yang di minum harus secara teratur, dan di minum dengan waktu yang
lama agar kondisi bapak membaik dan bapak tetap merasa tenang.

TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Subyektif:
Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang mengenai obat yang
harus bapak minum?
Obyektif:
Nah, sekarang coba apa saja obat yang harus bapak minum yang tadi telah kita
bincangkan? Coba bapak sebutkan lagi obat-obatnya. Coba sekali lagi pak. Bagus
pak bapak sudah mengetahui ya.
4. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil
tindakan yang telah dilakukan)
Baiklah, saya rasa pertemuan kita cukup sekian, kita sudah cukup banyak
berbincang tentang obat. Saya berharap setiap bapak bertemu dengan saya dan
saat memerlukan bantuan saya, bapak mau memanggil saya supaya selama
bapak di sini dapat bekerjasama dengan saya serta bapak mampu sembuh
kembali. Dan jangan lupa latih terus menghafal obat yang telah kita bincangkan
tadi ya pak. Dan jangan lupa obatnya di minum secara teratur.

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat)


Baiklah pak sekarang 20 menitnya sudah habis, berarti pertemuan kita disini
juga sudah selesai. Besok pukul 15.00 , saya akan datang kembali menemui
bapak untuk mendiskusikan masalah yang sedang bapak hadapi sekarang, nanti
dimana kita bisa bertemu kembali? Baiklah nanti kita bertemu lagi disini ya pak?

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Waham atau delusi adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh, kuat,
tidak sesuai dengan kenyataan, tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang
budaya, selalu dikemukakan berulang-ulang dan berlebihan biarpun telah dibuktikan
kemustahilannya atau kesalahannya atau tidak benar secara umum. Sedangkan
seseorang yang mengalami gangguan persepsi waham dipengaruhi oleh faktor yaitu:
1) Gagal melalui tahapan tumbuh perkembangan dengan sehat
2) Disingkirkan oleh orang lain dan merasakan kesepian
3) Hubungan yang tidak harmonis dengan orang lain
4) Perpisahan dengan orang yang dicintainya
5) Kegagalan ynag sering dialami
6) Keturunan, paling sering pada kembar satu telur
7) Sering menggunakan penyelesaian masalah yang tidak sehat, misalnya
menyalahkan orang lain

4.2 Saran
Diharapkan kepada kita sebagai calon perawat jika menjumpai seseorang yang
mengalami gangguan persepsi Waham agar memberikan perhatian dan perawatan yang
tepat kepada penderita sehingga keberadaannya dapat diterima oleh masyarakat seperti
sediakala.

DAFTAR PUSTAKA
Herawaty, Netty. 1999. Materi Kuliah Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC
Keliat, Budi Anna dan Akemat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
Jakarta: EGC
Keliat, Budi Anna. 2005. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktifitas Kelompok. Jakarta: EGC
Nurarif, Amin Huda. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Mediaction
Stuart, G.W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa (Edisi 5). Jakarta: EGC
Stuart, Gail Wiscart & Sandra J. Sundeen. 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi
3. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai