Anda di halaman 1dari 88

LAPORAN

MANAJEMEN KEPERAWATAN
RUANG VK (NIFAS) RSU KUNINGAN MEDICAL CENTER

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok


Program Profesi Ners Departemen Manajemen Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Oleh :
Kelompok 5

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
KUNINGAN
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Pertama-tama dan yang paling utama kami panjatkan puji dan syukur

kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan berkahnya lah penulis dapat

menyelesaikan laporan Manajemen Keperawatan tepat pada waktunya.

Laporan yang telah kami buat ini merupakan salah satu syarat untuk

memenuhi salah satu tugas kelompok Program Profesi Ners Departemen

Manajemen Keperawatan di STIKes Kuningan. Dalam menyusun laporan ini

tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi, selesainya laporan ini tidak lepas dari

bimbingan, motivasi, hingga bantuan dari semua pihak. Oleh karena itu, kami

ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya.

Semoga amal baik mereka mendapatkan balasan yang lebih dari Allah

SWT, kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

kami mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun untuk

penyempurnaan laporan ini. Mudah-mudahan laporan ini bisa bermanfaat.

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 1


Kuningan, Februari 2021

Penulis

MANAJEMEN KEPERAWATAN 2
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR......................................................................................................1
DAFTAR ISI.....................................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Tujuan....................................................................................................................6
1. Tujuan Umum........................................................................................6
2. Tujuan Khusus.......................................................................................6
C. Manfaat..................................................................................................................7
1. Bagi Mahasiswa.....................................................................................7
2. Bagi Petugas Pelaksana Ruangan..........................................................7
3. Bagi Pasien dan Keluarga......................................................................7
4. Bagi Institusi dan Pendidikan................................................................8
BAB IITINJAUAN TEORI.............................................................................................9
A. Konsep Manajemen Keperawatan..........................................................................9
1. Definisi Manajemen Keperawatan........................................................9
2. Tujuan Manajemen Keperawatan..........................................................9
3. Proses Manajemen Keperawatan.........................................................10
B. Konsep Manajemen Unit......................................................................................13
1. Manajemen Unit..................................................................................13
2. Unsur-Unsur Manajemen.....................................................................15
C. Metode Asuhan Keperawatan...............................................................................20
1. Metode asuhan keperawatan................................................................20
2. Efisiensi Ruang Rawat.........................................................................23
3. Discharge Planning..............................................................................25
BAB III............................................................................................................................29
ANALISA DATA DAN PERENCANAAN...................................................................29
A. Gambaran Umum RSU Kuningan Medical Center...............................................29

MANAJEMEN KEPERAWATAN 3
1. Kajian/Analisis Situasi Rumah Sakit...................................................30
2. Kajian Situasi Ruang Rawat................................................................31
BAB IV............................................................................................................................73
ANALISIS DATA DAN PERENCANAAN..................................................................73
A. Analisis Swot.......................................................................................................73
1. Data Kualitatif.....................................................................................73
2. Data Kuantitatif...................................................................................76
B. Prioritas Masalah..................................................................................................80
1. Menurut CARL....................................................................................80
C. Fish Bone.............................................................................................................81
D. Alternatif Penyelesaian Masalah.........................................................................82
E. Planning Of Action...............................................................................................83
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................84

MANAJEMEN KEPERAWATAN 4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan pusat pelayanan kesehatan yang terdiri dari
berbagai profesi yang membentuk suatu kesatuan dan saling mempengaruhi
satu sama lain (Nindyanto, 2012). Zaman era globalisasi seperti saat ini,
kuantitas (jumlah) rumah sakit yang ada di Indonesia mengalami
peningkatan, baik rumah sakit daerah (negeri) dalam naungan pemerintah
maupun rumah sakit swasta. Peningkatan jumlah rumah sakit ini terkadang
tidak diikuti dengan peningkatan kualitas rumah sakit itu sendiri, salah satu
contohnya dalam hal mutu pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit.
Padahal menurut UU (Undang-Undang) No. 44 Tahun 2009 pasal 29B
rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan kesehatan
yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan
kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit (Purwanti,
2012).
Dalam menjalankan tanggung jawab RS dalam memberikan mutu
pelayanan yang bermutu, diperlukan penataan dan manajemen yang baik
pula, termasuk manajemen keperawatan di dalamnya. Manajemen
keperawatan yang dikelola dan dilaksanakan dengan baik akan
menghasilkan suatu pelayanan yang baik pula kepada klien yang dirawat di
rumah sakit. Pelayanan keperawatan sebagai salah satu sub sistem
pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan komponen sentral untuk
terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu (Nindyanto, 2012). Upaya
untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, perawatpun memiliki
peran di dalamnya, dimana perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan
harus mampu melaksanakan proses keperawatan sesuai standar, hal tersebut
sesuai dengan Undang-Undang Keperawatan No. 38 Tahun 2014.
Manajemen adalah suatu proses melakukan kegiatan/usaha untuk
mencapai tujuan organisasi melalui kerja sama dengan orang lain (Harsey

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 4


dan Blanchard, 2010). Manajemen tersebut mencakup kegiatan planning,
organizing, actuating, controlling (POAC) terhadap staf, sarana, dan
prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Nursalam, 2011). Dari
beberapa metode yang ada, institusi pelayanan perlu mempertimbangkan
kesesuaian metode tersebut untuk diterapkan. Tetapi, setiap unit
keperawatan mempunyai upaya untuk menyeleksi model untuk mengelola
asuhan keperawatan berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana dan
prasarana, dan kebijakan rumah sakit (Nursalam, 2014)
Konsep yang harus dikuasi adalah konsep tentang pengelolaan
perubahan, konsep manajemen keperawatan, perencanaan yang berupa
rencana strategi melalui pendekatan, pengumpulan data, analisa SWOT, dan
menyusun langkah-langkah perencanaan, melakukan pengawasan dan
pengendalian (Nursalam, 2007). Komponen utama dalam manajemen
keperawatan adalah fokus pada sumber daya manusia dan materi secara
efektif. Tujuan dari manajemen keperawatan untuk meningkatkan dan
mempertahankan kualitas pelayanan keperawatan, untuk kepuasan pasien
melalui peningkatan produktifitas dan kualitas kerja perawat (Nursalam,
2007).
Demi meningkatkan kualitas mutu pelayanan kesehatan, manajemen
rumah sakit seharusnya lebih memperhatikan sumber daya perawat di rumah
sakit baik itu kualitas maupun kuantitasnya. Mengingat perawat
memberikan asuhan keperawatan secara holistik (menyeluruh) sehingga
perawat memiliki tanggung jawab lebih dalam merawat pasien terutama di
instalasi rawat inap dimana perawatlah yang merawat pasien selama 24 jam.
Oleh karena itu, peran perawat inilah yang secara langsung dirasakan oleh
pasien.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan yang berkualitas,
manajerial keperawatanpun harus ditingkatkan. Dimana salah satu upaya
manajerial keperawatan dalam meningkatkan kualitas pelayanan
keperawatan yaitu dengan peningkatan jumlah (kuantitas) sumber daya
perawat (Nursalam, 2003). Kuantitas atau jumlah sumber daya perawat

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 5


merupakan aspek yang dapat mempengaruhi beberapa hal di dalam
pelayanan keperawatan diantaranya kepuasan pasien, kepuasan kerja
perawat, beban kerja perawat, dan sebagainya.
Salah satu upaya tersebut dapat dilakukan melalaui praktek manajemen
program profesi Ners yang dilakukan di ruang VK RSU Kuningan Medical
Center, yang diharapkan dapat memberikan pembelajaran dan pengalaman
nyata bagi para praktikannya tentang proses pendidikan manajemen
keperawatan di suatu unit pelayanan kesehatan. Berdasarkan fenomena
tersebut kami mengkaji Manajemen unit dan manajemen Asuhan
keperawatan di ruang VK RSU Kuningan Medical Center .
B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Setelah mengikut kegiatan praktik ini diharapkan mampu melakukan

pengelolaan manajemen unit pelayanan keperawatan di ruang VK RSU

Kuningan Medical Center sesuai dengan konsep dan langkah-langkah

manjemen keperawatan.

2. Tujuan Khusus

a. Menerapkan konsep, teori dan prinsip manajemen keperawatan dalam


pengelolaan pelayanan keperawatan pada tingkat unit atau ruang rawat
di suatu tatanan pelayanan kesehatan.
b. Berperan sebagai agem pembaharu dan model peran dalam
kepemimpinan dan pengelolaan pelayanan keperawatan profesional
tingkat dasar.
c. Melakukan kajian unit pelayanan keperawatan tertentu sebagai dasar
untuk menyusun rencana strategi dan operasional.
d. Menyusun rencana strategi dan rencana operasional pelayanan
kepaerawatan di ruangan yang menjadi lahan praktiknya.
e. Mengimplementasikan model pengorganisasian pelayanan
keperawatan.

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 6


f. Melakukan pengelolaan staf (kelompok dan pendukung) dibawah
supervisi penanggung jawab.
g. Memberikan pengarahan organisasi kepada kelompok kerja.
h. Melakukan fungsi kontrol dan evaluasi program.
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat
sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang akan
dilaksanakan.
b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model MAKP
yang diaplikasikan di ruang VK RSU Kuningan Medical Center.
c. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan
menyusun rencana strategi.
d. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model
asuhan keperawatan profesional di ruang VK RSU Kuningan Medical
Center.
2. Bagi Petugas Pelaksana Ruangan
a. Melalui praktek profesi manajemen keperawatan dapat diketahui
masalah-masalah yang ada di ruang VK RSU Kuningan Medical
Center sebagai ruangan baru yang berkaitan dengan pelaksanaan
MAKP.
b. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
c. Terbinanya hubungan yang baik antara sesama profesi lain, pasien dan
keluarga.
d. Tumbuh dan terbinanyaakuntabilitas dan disiplindiripetugaskesehatan.
3. Bagi Pasien dan Keluarga
a. Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang memuaskan.
b. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi.
4. Bagi Institusi dan Pendidikan
Sebagai bahan masukan dan gambaran tentang pengelolaan ruangan
dengan pelaksanaan model MAKP.

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 7


MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 8
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Manajemen Keperawatan


1. Definisi Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota
staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
profesional. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses
keperawatan sebagai satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan
secara profesional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling
mendukung. Proses keperawatan sebagaimana manajemen keperawatan
terdiri atas pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi hasil (Nursalam dalam Siti Solikhati,2019).
Manajemen keperawatan merupaan suatu bentuk koordinasi dan
integrasi sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses
manajemen untuk mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan
(Huber dalam Siti Solikhati, 2019).
Manajemen keperawatan adalah proses kerja setiap perawat untuk
memberikan pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien. Tugas
manajer keperawatan adalah merencanakan, mengatur, mengarahkan dan
mengawasi keuangan yang ada, peralatan dan sumber daya manusia
untuk memberikan pengobatan yang efektif dan ekonomi pada pasien
(Gillies dalam Siti Solikhati, 2019).
Berdasarkan bebrapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
manajemen keperawatan adalah suatu proses dan tugas khusus yang
harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber yang ada,
baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan
keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat.
2. Tujuan Manajemen Keperawatan
a. Mengarahkan seluruh kegiatan yang direncanakan

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 9


b. Mencegah/mengatasi permasalahan manajerial
c. Pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien dengan
melibatkan seluruh komponen yang ada
d. Meningkatkan metode kerja keperawatan sehingga staf perawatan
bekerja lebih efektif dan efisien, mengurangi waktu kerja yang sia-sia,
mengurangi duplikasi tenaga dan upaya
3. Proses Manajemen Keperawatan
a. Pengkajian-Pengumpulan Data
Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu
tujuan. Di dalam proses keperawatan, bagian akhir mungkin berupa
sebuah pembebasan dari gejala, eliminasi resiko, pencegahan
komplikasi, agumentasi pengetahuan atau keterampilan kesehatan dan
kemudahan dari kebebasan maksimal. Di dalam proses manajemen
keperawatan, bagian akhir adalah perawatan yang efektif dan
ekonomis bagi semua kelompok pasien.
Proses Keperawatan (Gillies,1996)
Gambar 2.1Proses manajemen yang mendukung proses

Pengkajian Diagnosis Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi

Pengumpulan data Perencanaan Pengelolaan Kepegawaian Kepemimpina Pengawasa


n n
Data-data yang perlu dikumpulkan oleh perawat pada tingkat
pelayanan diruangan atau sebagian pendekatan system yang
disampaikan oleh Gillies (1989).

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 10


Gambar 2.2 Sistem Manajamen Keperawatan (Modifikasi Gillies, 1996)
Masukan Proses Hasil

b. Perencanaan
1) Definisi
Perencanaan adalah fungsi dasar dan pertama dalam manajemen
(the first function of management). Semua fungsi manajemen
tergantung dari perencanaan. Perencanaan adalah suatu proses
berpikir atau proses mental untuk membuat keputusan dan
peramalan (forecasting). Perencanaan harus berorientasi ke masa
depan dan memastikan kemungkinan hasil yang diharapkan. Dalam
perencanaan, salah satu hal penting yang menjadi pusat perhatian

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 11


adalah rencana pengaturan sumber daya manusia (SDM) dan
sumber daya yang lain yang relevan. Perencanaan yang baikakan
meningkatkan capaian tujuan dan pembiayaan yang efektif (Sri
Mugianti, 2016).
2) Tujuan perencanaan dalam manajemen:
a) Meningkatkan peluang untuk sukses
b) Menstimulasi berfikir analisis
c) Mencegah terjadinya krisis manajemen
d) Memfasilitasi berfikir kritis dan membuat keputusan secara
fleksibel.
e) Meningkatkan keterlibatan staf dan komunikasi
f) Menjamin biaya yang efektif
3) Langkah – langkah perencanaan
a) Pahami dan tentukan misi, filosofi dan tujuan
b) Kumpulkan data
c) Analisa
d) Buat alternatif
e) Pilih dan usulkan alternatif
f) Pimpinan menetapkan alternatif
g) Susun rencana
h) Kaji ulang
4) Tahapan dalam perencanaan
a) Pengumpulan data
 Sensus pasien harian
 Kapasitas tempat tidur
 BOR
 Rata- rata lama dirawat
 Kecenderungan populasi pasien
 Perkembangan teknologi
 Ketenagaan

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 12


b) Analisa lingkungan
 Internal : strength, weakness
 Eksternal : opportunity, threats
c) Pengorganisasian data
Pilih data penunjang dan penghambat
d) Pembuatan rencana
B. Konsep Manajemen Unit
1. Manajemen Unit
Menurut Nursalam (2007), manajemen unit terdiri dari:
a. Ruangan
1) Sarana Ruangan : Lingkungan kerja untuk pencapaian proses
manajerial keperawatan di ruang rawat inap bedah umum secara
keseluruhan mempunyai: ruang perawatan lengkap dengan tempat
tidur dan kamar mandi klien, ruang peralatan, ruang perawat/nurse
station berada ditengah ruang perawatan, ruang kepala ruangan +
ruang tamu + kamar mandi + ruang peralatan, ruang ganti perawat +
kamar mandi perawat ruang konferensi, mushola, ruang
administrasi, ruang spoolhoek, dapur dan gudang serta depo farmasi.
2) Letak: jauh dari tempat keramaian seperti kantin, dekat dengan ruang
operasi dan pemeriksaan diagnostik, aman dan nyaman.
3) Posisi: dekat dengan nurse station dan depo farmasi.
4) Kondisi: pencahayaan cukup dan sesuai luas ruangan, besar ruangan
sesuai dengan jumlah tempat tidur, jumlah dan ukuran jendela sesuai
dengan besar ruangan, warna cat lembut, tidak berjamur, bersih, pintu
fleksibel dapat dilalui brankard, bersih, tidak licin. Perbandingan
kamar mandi dengan klien sesuai, lantai tidak licin, bersih, letak
terjangkau oleh klien. Kasur bersih, dapat dirubah posisinya,
terdapat side rails, fasilitas ruangan tidak mengganggu delivery klien,
sampiran ada pada setiap tempat tidur klien.
b. Alat dan bahan

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 13


1) Alat tenun : laken, boven laken, sarung bantal, sarung guling,
perlak, stik laken, selimut, baju klien, waslap, taplak meja, alas baki,
handuk, sarung buli-buli, sarung O2, gorden, dan vitrage.
2) Alat kesehatan: bak instrumen (besar, sedang, kecil), bak steril,
kom, Doppler, pinset anatomis dan chirurgis, gunting (jaringan,
hecting, perban), bengkok, korentang dan tempatnya.
3) Alat-alat tanda vital: tensimeter, stetoscope, termometer,
4) Alat-alat pemeriksaan fisik: refleks hammer, tongue spatel, timbangan
BB, pengukur TB, midline.
5) Irigator, WWZ panas/dingin, waskom mandi.
6) Alat transportasi: brankard, kursi roda
7) Emergency trolley
8) O2 dan manometer
9) Bahan habis pakai: alkohol, betadine, aquadest, savlon, H2O2, NaCI,
cairan infus, lysol, spuit dengan berbagai ukuran, kapas, kassa plester,
set infus, kateter, NGT, kondom kateter, urine bag, dan obat-obatan.
10) Alat-alat rumah tangga: kasur, bantal, guling, meja, jam
dinding, kursi, lemari (besar dan kecil), lampu, alat makan (piring,
sendok, gelas), gayung, tempat sampah (medis, ATK, umum), kapstok
pakaian, rak handuk, keset, telepon dan white board.
11) ATK, amplop, buku ekspedisi, buku laporan, buku, lem,
perforator, spidol, formulir (perencanaan, pengkajian dan
implementasi) resume klien pulang/meninggal/dirujuk, grafik suhu
nadi, pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan radiologi).
c. Hubungan perawat-klien
1) Hubungan perawat-klien dimulai sejak klien masuk, selama perawatan
(pelaksanaan proses keperawatan) sampai klien pulang.
2) Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih bermakna karena
merupakan metode utama dalam mengimplementasikan proses
keperawatan. Dengan kata lain kualitas asuhan yang diberikan pada
klien sangat lergantung pada hubungan perawat-klien.

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 14


d. Hubungan perawat-perawat
1) Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
2) Mekanisme pengambilan keputusan disesuaikan dengankondisi.
3) Kegiatan serah terima klien dilakukan setiap pergantian dinas dan
berorientasi pada asuhan keperawatan yang telah direncanakan.
 Mengadakan ronde keperawatan dan supervisi khusus.
 Mengadakan rapat bulanan secara rutin.
 Media komunikasi antar perawat menggunakan buku laporan,
bukuronde dan whiteboard.
e. Hubungan perawat-profesi lain
1) Bekerjasama sebagai sebuah tim kesehatan untuk mengangani
masalah tim.
2) Komunikasi antar profesi berjalan dengan baik
3) Proses pendelegasian jelas dilakukan secara jelas dan tertulis.
4) Tiap profesi membuat dokumentasi secara jelas
5) Saling menghargai antar profesi.
2. Unsur-Unsur Manajemen
a. Manusia/Man
Manusia sebagai unsur pokok dalam manajemen karena memiliki
peran penting dalam pelaksanaan manajemen sebagai penggerak
unsur-unsur lainnya. Sebagus apapun unsur lain dalam manajemen
tidak akan bisa berjalan jika tidak digerakan oleh manusia. Oleh
karena itu perlunya memperhatikan unsur pertama ini sebagai SDM
yang akan menentukan kualitas suatu organisasi ataupun lembaga.
Pada prinsipnya manusia adalah makhluk pekerja, karena dalam
sebuah manajemen pun manusialah yang sesungguhnya bekerja, mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pada tahap pengawasan yang
pada dasarnya dilakukan dan dikendalikan sepenuhnya oleh manusia
(Siti S, dkk, 2020).
1) Untuk alat ukur dibuat berdasarkan rata-rata klien membutuhkan
perawatan:

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 15


a) Minimal Care :1 jam/hari
b) Intermidiate Care : 2 jam/hari
c) Maksimal Care : 2,5 jam/hari
2) Formula pembagian shift ( Wastler dalam swansbrug
(1999)):
a) Pagi : 47 %
b) Sore : 36 %
c) Malam : 17 %
3) Pembagian proporsi tenaga untuk asuhan langsung profesional :
55% : 45%
4) Jumlah hari libur dalam setahun:
a) Rata-rata hari minggu pertahun : 52 Hari
b) Libur Nasional : 15 Hari
c) Cuti Sakit : 7 Hari
d) Jumlah Hari Pertahun : 365 Hari
e) Jam Kerja Produktif : 7 Jam
5) Jumlah Perawat (tenaga asuhan langsung)
Total kebutuhan jam perawatan/hari x Jumlah hari dalam setahun
(Jumlah hari dalam setahun – hari libur dalam setahun) x 7
6) Jumlah Tenaga Pendukung Asuhan
(Kapasitas unit/30 x jml shift x 20 jam)x jml hari /thn
(Jml hari dlm Setahun – hari libur dlm setahun) x 7

b. Uang/Money
Dewasa ini posisi uang dalam sebuah perusahaan, lembaga ataupun
organisasi menjadi penentu berjalannya sebuah manajemen. Tanpa
adanya uang manajemen tidak akan berjalan dengan efektik dan
efisien. Semakin banyak uang atau modal yang dimiliki maka akan
semakin cepat pula proses manajemen dalam mencapai tujuannya.
Tidak sedikit maslah yang muncul dalam sebuah manajemen karena
kekurangan uang/modal sehingga pada akhirnya juga mengalami

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 16


kebangkrutan. Disinilah perlunya memanajemen uang agar tetap bisa
mengendalikan pendapatan uang serta pengeluarannya agar tetap
seimbang (Siti S, dkk, 2020).
c. Metode
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang
berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim / grup
yang terdiri dari tenaga profesional, tehnikal dan pembantu dalam satu
grup kecil yang saling membantu.
1) Konsep dasar SOP dan SAK
a) Pengertian SOP
(1)Suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk
mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk
mencapai tujuan organisasi.
(2)SOP merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan
yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja
tertentu.
b) Tujuan SOP
(1)Agar petugas/pegawai menjaga konsistensi dan tingkat
kinerja petugas/pegawai atau tim dalam organisasi atau unit
kerja.
(2)Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap
posisi dalam organisasi
(3)Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab
dari petugas/pegawai terkait.
(4)Melindungi organisasi/unit kerja dan petugas/pegawai dari
malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya.
(5)Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan,
duplikasi dan inefisiensi
c) Fungsi SOP :
(1)Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 17


(2)Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
(3)Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan
mudah dilacak.
(4)Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin
dalam bekerja.
(5)Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.
d) Penerapan SOP
(1)SOP harus sudah ada sebelum suatu pekerjaan dilakukan
(2)SOP digunakan untuk menilai apakah pekerjaan tersebut
sudah dilakukan dengan baik atau tidak
(3)Uji SOP sebelum dijalankan, lakukan revisi jika ada
perubahan langkah kerja yang dapat mempengaruhi
lingkungan kerja.
e) Keuntungan adanya SOP
(1)SOP yang baik akan menjadi pedoman bagi pelaksana,
menjadi alat komunikasi dan pengawasan dan menjadikan
pekerjaan diselesaikan secara konsisten
(2)Para pegawai akan lebih memiliki percaya diri dalam
bekerja dan tahu apa yang harus dicapai dalam setiap
pekerjaan
(3)SOP juga bisa dipergunakan sebagai salah satu alat
trainning dan bisa digunakan untuk mengukur kinerja
pegawai.
f) Pengertian SAK
Standar praktek keperawatan adalah suatu pernyataan yang
menguraikan suatu kualitas yang diinginkan terhadap pelyanan
keperawatan yang diberikan untuk klien (Gillies, 1989). Fokus
utama standar praktek keperawatan adalah klien. Digunakan
untuk mengetahui proses dan hasil pelayanan keperawatan
yang diberikan dalam upaya mencapai pelayanan keperawatan.
Melalui standar praktek dapat diketahui apakah intervensi atan

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 18


tindakan keperawatan itu yang telah diberi sesuai dengan yang
direncanakan dan apakah klien dapat mencapai tujuan yang
diharapkan.
Tipe standar praktek keperawatan :Beberapa tipe standar
telah digunakan untuk mengarahakan dan mengontrol praktek
keperawatan. Standar dapat berbentuk ‘normatif’ yaitu
menguraikan praktek keperawatan yang ideal yang
menggambarkan penampilan perawat yang bermutu tinggi,
standar juga berbentuk ‘empiris’ yaitu menggambarkan
praktek keperawatan berdasarkan hasil observasi pada
sebagaian besar sarana pelayanan keperawatan (Gillies 1989).
Secara umum standar praktek keperawatan ditetapkan untuk
meningkatkan asuhan atau pelayanan keperawatan dengan cara
memfokuskan kegiatan atau proses pada usaha pelayanan
untuk memenuhi kriteria pelayanan yang diharapkan.
Penyusunan standar praktek keperawatan berguna bagi
perawat, rumah sakit/institusi, klien, profesi keperawatan dan
tenaga kesehatan lain.
d. Material
Peralatan dan perlengkapan medis dan non medis:
1) Alat tenun
a. Alas baki k. Kelambu
b. Alas brankard l. Laken dewasa
c. Bantal m. Selimut wol
d. Barak scot n. Stik laken
e. Duk bolong o. Sarung bantal
f. Duk balutan p. Sarung penderita sampiran
g. Duk alas q. Tutup mayat
h. Gorden tebal r. Taplak meja klien
i. Gorden vitrase s. Waslap
j. Handuk t. Kasur busa dewasa

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 19


2) Alat kedokteran dan kesehatan
a) Alat mandi: waskom mandi, standar waskom
b) Alat eliminasi: pispot, urinal, irigator, gelas ukur
c) Alat oksigenasi: manometer oksigen, roda oksigen besar, kunci
inggris, ambu bag
d) Pengukuran tanda-tanda vital: tensimeter, stetoskop,
termometer, timbangan berdiri, timbangan biasa, tongue spatel
e) Alat transportasi: brankard, kursi roda, roda cucian
f) Machine: suction portabel, EKG, nebulizer
g) Lain-lain: vena seksi set, dressing cart, perlak, buli-buli panas,
standar infus, standar BSE, windring, stabilisator listrik,
Doppler.
h) Dressing set: pinset anatomis, pinset sirurgis, gunting benang,
gunting jaringan, kom besar tertutup, kom sedang, kom kecil,
korentang, gunting perban, bak instrumen besar, bak instrumen
sedang, bak instrumen kecil, baki besar, bengkok besar,
bengkok sedang, gunting besar, benang, gunting jahitan.
e. Marketing
Dilakukan dalam bentuk pemberian pendidikan kesehatan tentang
perawatan mandiri di rumah, penyediaan sarana pendidikan dan
pelayanan.Sasaran market adalah masyarakat umum (menerima klien
dengan KS, Askes, umum dan kontraktor).Sedangkan market dalam
bidang pendidikan dan pelayanan adalah peserta didik/calon praktisi
kesehatan.
C. Metode Asuhan Keperawatan
1. Metode asuhan keperawatan
Terdapat beberapa metode pemberian asuhan keperawatan, yaitu
metode kasus, metode fungsional, metode tim dan metode keperawatan
primer (Gillies dalam Wahyuningtias, 2019).
a. Metode kasus

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 20


Metode kasus merupakan metode pemberian asuhan keperawatan
yang pertama kali digunakan. Pada metode ini satu perawat akan
memberikan asuhan keperawatan kepada seorang klien secara total
dalam satu periode dinas. Jumlah klien yang dirawat oleh satu perawat
tergantung pada kemampuan perawat tersebut dan kompleksnya
kebutuhan klien (Sitorus dalam Wahyuningtias, 2019).
b. Metode Fungsional
Metode fungsional, pemberian asuhan keperawatan ditekankan pada
penyelesaian tugas dan prosedur. Setiap perawat diberi satu atau
beberapa tugas untuk dilaksanakan kepada semua klien disuatu
ruangan. Komunikasi antar perawat sangat terbatas sehingga tidak ada
satu perawat yang mengetahui tentang satu klien secara komprehensif
kecuali mungkin kepala ruangan. Keterbatasan itu sering
menyebabkan klien merfasa kurang puas terhadap layanan atau asuhan
yang diberikan. Pada metode ini, kepala ruangan mennetukan tugas
yang dikerjakannya kepada kepala ruangan dan kepala ruangan
tersebut bertanggung jawab dalam membuat laporan klien (Sitorus
dalam Wahyuningtias, 2019).
c. Metode TIM
Kegiatan In House Training (IHT) SP2KP berfokus pada perawat
ruang rawat inap dimana dalam hal ini metode Tim yang dilakukan di
ruang rawat inap. Metode keperawatan yang sering digunakan adalah
asuhan keperawatan metode tim. Asuhan keperawatan metode tim
dikenal di Indonesia pada tahun 1996 yang telah diterapkan
dibeberapa rumah sakit. Metode ini merupakan suatu metode
pemberian asuhan keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya
kooperatif dan kolaboratif (Douglas, 1984 dalam Simamora, 2013).
Keuntungan menggunakan metode tim adalah memfasilitasi pelayanan
keperawatan yang komprehensif dan memungkinkan pencapaian
proses keperawatan. Kerugiannya adalah rapat tim memerlukan
waktu, sehingga mengganggu komunikasi dan koordinasi anggota tim

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 21


dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien (Simamora, 2013
dalam Gina dan Kurniawan, 2019).
Pelaksanaan metode tim menggunakan tim yang terdiri dari
anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap kelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3
tim/group yang terdiri dari perawat profesional, teknikal, dan
pembantu dalam satu tim kecil yang saling membantu. Metode ini
didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok
mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan
keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab
perawat yang tinggi(Tussaleha, 2014 dalam Gina dan Kurniawan,
2019). Menurut Arwani dan Supriyatno (2006) dalam Gina dan
Kurniawan (2019) pemberian metode tim pada asuhan keperawatan
bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan objektif pasien sehingga pasien merasa puas.
Metode tim juga dapat meningkatkan pengetahuan, ketrampilan,
dan motivasi perawat karena dalam metode ini ada kerjasama antar
sesama perawat dan transfer of knowledge.Untuk tercapainya tujuan
tersebut maka tugas dan tanggung jawab dari tim keperawatan harus
diarahkan dan benar-benar direncanakan serta memiliki ketua tim
yang profesional. Menurut Huber (2010), Marquis & Huston (2012)
dikutip dalam oleh Gina dan Kurniawan (2019) faktor yang
mempengaruhi dari metode tim yaitu kepemimpinan, komunikasi,
koordinasi, penugasan, motivasi dan supervisi. Menurut Sitorus
(2006) dalam Gina dan Kurniawan (2019) mengatakan ketua tim
sebagai perawat profesional, harus mampu menggunakan berbagai
teknik kepemimpinan dan harus dapat membuat keputusan tentang
prioritas perencanaan, supervisi, serta evaluasi asuhan keperawatan.
Ketua tim harus mampu mengontrol setiap perkembangan pasien,
keberhasilan asuhan keperawatan sangat ditentukan oleh ketua tim
yang profesional.

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 22


d. Metode keperawatan Primer
Metode penugasan yang paling dipuji dan dipraktikkan saat ini
adalah keperawatan primer. Tanggung jawab mencakup periode 24
jam, dengan perawat kolega yang memberikan perawatan bila perawat
primer tidak ada. Perawatan yang diberikan direncanakan dan
ditentukan secara total oleh perawat primer (Swansburg dalam
Wahyuningtias, 2019).
Perawat primer bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi
dan koordinasi dan juga akan membuat rencana pulang klien jika
diperlukan. Jika perawat primer tidak bertugas, kelanjutan asuhan
akan didelegasikan kepada perawat lain (Sitorus dalam
Wahyuningtias, 2019).
2. Efisiensi Ruang Rawat
Efisiensi ruang rawat merupakan salah satu aspek dalam mutu
pelayanan kesehatan, menyangkut pemanfaatan semua sumber daya di
rumah sakit secara berdaya guna dan berhasil guna dapat dilihat dari segi
ekonomi dan medis, dimana pasien dirawat dan tinggal di rumah sakit
untuk jangka waktu tertentu, untuk pasien yang memerlukan asuhan dan
pelayanan keperawatan dan pengobatan secara berkesinambungan lebih
dari 24 jam (Posma, 2001) di kutip dari Anggraini 2008.

Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk


mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah
sakit. Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat
inap:

a. BOR (Bed Ocupancy Ratio = Angka pengguanaa tempat tidur)


BOR menurut Huffman (1994) adalah “the ratio of patient service
days to inpatient bed count days in a periode under consideration”.
Sedangkan menurut Depkes RI (2005), BOR adalah presentase
pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini
memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat
tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-
85% (Depkes RI, 2005).
Rumus:

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 23


jumlahhariperawatandirumahsakit
¿¿
b. ALOS (Average Lenght of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)
ALOS menurut Huffman (1994) adalah “The average hospitalization
stay of inpatient discharge during the periode under consideration”.
ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang
pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat
efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila
diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu
pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal
antara 6-9 hari (Depkes, 2005).
Rumus:
jumlahlamadirawat
jumlahpasienkeluar (hidup+ mati)
c. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)
TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat
tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator
ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.
Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
Rumus:
¿¿
d. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tepat tidur)
BTO menurut Huffman (1994) adalah “... the net effect of changed in
occupancy ratye and lenght of stay”. BTO menurut Depkes RI (2005)
adalah frekuensi pemakaian tempattidur pada satu periode, berapa kali
tempat tidur dipaka dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam
satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
Rumus:
jumlah pasien dirawat ( hidup +mati )
jumlahtempat tidur
e. NDR (Net Death Rate)

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 24


NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam
setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini
memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit.
Rumus:
jumlahpasienmati >48 jam
x 100 %
jumlahpasienkeluar (hidup+ mati)
f. GDR (Gross Death Rate)
GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk
setiap 1000 penderita keluar.
Rumus:
jumlahpasienmatiseluruhnya
x 100 %
jumlahpasienkeluar ( hidup +mati )
3. Discharge Planning
Kozier (2004) mendefinisikan discharge planning sebagai proses
mempersiapkan pasien untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada
unit yang lain didalam atau di luar suatu agen pelayanan kesehatan
umum.Perencanaan pulang didapatkan dari proses interaksi dimana
perawatan professional, pasien dan keluarga berkolaborasi untuk
memberikan dan mengatur kontinuitas keperawatan yang diperlukan oleh
pasien dimana perencanaan harus berpusat pada masalah pasien, yaitu
pencegahan, teurapeutik, rehabilitative, serta perawatan rutin yang
sebenarnya (Swanberg, 2000).
Rindhianto (2008) mendefinisikan discharge planning sebagai
perencanaan kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada klien
dan keluarganya tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan
sehubunagan dengan kondisi penyakitnya.Discharge planning
(perencanaan pulang) merupakan komponen sistem perawatan
berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan klien secara berkelanjutan dan
bantuan untuk perawatan berlanjut pada klien dan membantu keluarga
menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik, pada saat tepat dan

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 25


sumber yang tepat dengan harga yang terjangkau (Doenges &
Moorhouse, 2000).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa discharge planning adalah komponen
sistem perawatan berkelanjutan sebagai perencanaan kepulangan pasien
dan memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya yang
dituliskan untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain
didalam atau diluar suatu agen pelayanan kesehatan umum, sehingga
pasien dan keluarganya mengetahui tentang hal-hal yang perlu dihindari
dan dilakukan sehubunagan dengan kondisi penyakitnya.
a. Tujuan Discharge Planning
Tujuan dari dilakukannya discharge planning sangat baik untuk
kesembuhan dan pemulihan pasien pasca pulang dari rumah sakit.
Menurut Nursalam (2011) tujuan discharge planning/perencanaan
pulang antara lain sebagai berikut:
1) Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis, dan
sosial.
2) Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga.
3) Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada pasien.
4) Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan yang lain
5) Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan
keterampilan serta sikap dalam memperbaiki serta
mempertahankan status kesehatan pasien
6) Melaksanakan rentang keperawatan antara rumah sakit dan
masyarakat.
Di dalam perencanaan pulang, terdapat pemberian edukasi atau
discharge teaching dari tim kesehatan. Menurut William & Wilkins
(2009) discharge teaching harus melibatkan keluarga pasien atau
perawat lainnya untuk memastikan bahwa pasien mendapatkan home
care yang tepat. Discharge teaching bertujuan agar pasien :
1) Memahami mengenai penyakitnya
2) Melakukan terapi obat secara efektif

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 26


3) Mengikuti aturan diet secara hati-hati
4) Mengatur level aktivitasnya
5) Mengetahui tentang perawatan yang dilakukan
6) Mengenali kebutuhan istirahatnya
7) Mengetahui komplikasi yang mungkin dialami
8) Mengetahui kapan mencari follow up care
b. Manfaat Discharge Planning
1) Bagi Pasien:
a) Dapat memenuhi kebutuhan pasien
b) Merasakan bahwa dirinya adalah bagian dari proses perawatan
sebagai bagian yang aktif dan bukan objek yang tidak berdaya.
c) Menyadari haknya untuk dipenuhi segala kebutuhannya
d) Merasa nyaman untuk kelanjutan perawatannya dan
memperoleh support sebelum timbulnya masalah.
e) Dapat memilih prosedur perawatannya
f) Mengerti apa yang terjadi pada dirinya dan mengetahui siapa
yang dapat dihubunginya.
2) Bagi Perawat:
a)Merasakan bahwa keahliannya di terima dan dapat di gunakan
b) Menerima informasi kunci setiap waktu
c)Memahami perannya dalam system
d) Dapat mengembangkan ketrampilan dalam prosedur baru
e)Memiliki kesempatan untuk bekerja dalam setting yang berbeda
dan cara yang berbeda.
f) Bekerja dalam suatu system dengan efektif.
c. Prinsip-Prinsip Disharge Planning
1) Pasien merupakan focus dalam perencanaan pulang, nilai
keinginan dan kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.
2) Kebutuhan dari pasien diidentifikasi, kebutuhan ini dikaitkan
dengan masalah yang mungkin timbul pada saat pasien pulang,

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 27


nanti, sehingga kemungkinan masalah yang timbul di rumah dapat
segera antisipasi.
3) Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif, perencanaan
pulang merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus
saling bekerja sama.
4) Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas
yang ada, tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah
pulang disesuaikan dengan pengetahuan dari tenaga yang tersedia
maupun fasilitas yang tersedia di masyarakat.
5) Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan
kesehatan, setiap klien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan
pulang harus dilakukan.
d. Jenis-jenis Discharge Planning
1) Conditioning discharge (pulang sementara atau cuti), keadaan
pulang ini dilakukan apabila kondisi pasien baik dan tidak terdapat
komplikasi. Pasien untuk sementara dirawat dirumah sakit namun
harus ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau puskesmas
terdekat.
2) Absolute discharge (pulangmutlak atau selamanya) cara ini
merupakan akhir dari hubungan pasien dengan rumah sakit, namun
apabila pasien perlu dirawat kembali, maka prosedur perawatan
dapat dilakuakan kembali.
3) Judicial discharge (pulang paksa), kondisi ini pasien diperbolehkan
pulang walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk
pulang, tetapi pasien hrus dipantau dengan melakukan kerja sama
dengan perawatan puskesmas terdekat.

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 28


BAB III

MANAJEMEN RUANGAN

A. Gambaran Umum RSU Kuningan Medical Center


RS. Kuningan Medical Center adalah rumah sakit yang berbadan hukum
milik PT. Pilar Mandiri Kuningan sesuai dengan Akta Pendirian Perseroan
Terbatas nomor 49, tanggal 11 Maret 2010, yang dibuat oleh Notaris Zainul
Rochman, SH. Rumah sakit Kuningan Medical Center, awal mulanya
dibangun pada bulan Juni 2010 diatas tanah seluas 8.958 M2 terletak di Jln.
R.E. Martadinata No.1, Kertawangunan – Sindangagung Kuningan – Jawa
Barat, memiliki bangunan untuk fasilitas pelayanan kesehatan serta
perkantoran untuk RS. Kuningan Medical Center dan PT. Pilar Mandiri
Kuningan. Sebagaimana Keputusan dari Kemenkes RI nomor :
IR.02.01/I.1/164/2012 bahwa RSU. Kuningan Medical Center sudah
terdaftar sebagai Rumah Sakit Umum dengan Nomor Register : 3208058,
dan telah dinyatakan sebagai Rumah Sakit Kelas C, dalam
operasionalisanya didukung oleh para tenaga Dokter Spesialis, Dokter
Umum dan Dokter Gigi serta dibantu oleh para Perawat, Bidan, Apoteker,
Radiografer, Analis Kesehatan, Fisiotherapis dan karyawan staf non medis,
berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kuningan Nomor : 503/KPTS/ 1-
IRS/2017 tentang Surat Ijin Operasional Rumah Sakit yang berlaku
selama 5 (Lima ) Tahun terhitung tanggal 14 maret 2017 sampai dengan
14 Maret 2022.
Menyikapi pertumbuhan masyarakat yang semakin tahun selalu
meningkat, rumah sakit Kuningan Medical Center telah berupaya
meningkatkan mutu pelayanan dengan terus melakukan pengembangan dan
perluasan bangunan untuk memfasilitasi ruangan pelayanan berikut
melakukan penambahan sarana dan prasarana rumah sakit serta
meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Manusia guna terciptanya
pelayanan kesehatan yang berkualitas sebagaimana yang diinginkan oleh
masyarakat Kabupaten Kuningan dan sekitarnya.

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 29


1. Kajian/Analisis Situasi Rumah Sakit
a. Visi Rumah Sakit
“Memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik dan berkualitas
kepada masyarakat”
b. Misi Rumah Sakit
1) Mewujudkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang
berkesinambungan.
2) Turut serta meningkatkan kesejahteraan kepada masyarakat dan
menjadi mitra pemerintah dalam membangun daerah.
3) Memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan social
c. Motto Rumah Sakit
“ Pelayanan Terbaik Paling Utama bagi Kami “
d. Sifat, Maksud, dan Tujuan Rumah Sakit
Maksud dan tujuan dari RS Umum KMC adalah untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya di Kabupaten
Kuningan umumnya di seluruh wilayah III Cirebon; Meningkatkan
Sumber Daya Manusia ( Human Resourses ); Mensukseskan program
Kuningan Sehat 2021 Memenuhi standar ideal pelayanan kesehatan di
Kabupaten Kuningan dan mengurangi beban biaya masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang terjangkau.
Melihat keadaan geografis daerah Kabupaten Kunongan yang
berbukit sehingga berpotensi dan rawan bencana alam, maka Rumah
Sakit Umum Kuningan Medical Center bertujuan menjadi Rumah
Sakit Siaga Bencana dan menjadi Trauma Center dalam melayani
korban bencana alam.
Dalam mencapai tujuan tersebut di atas, perlu adanya sarana dan
prasarana yang memadai. Maka dari itu, Rumah Sakit Umum
Kuningan Medical Center membuat Rencana Induk Pengembangan
yang akan didirikan dan bertujuan untuk memenuhi kualitas dan
kuantitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 30


Tujuan Rumah Sakit RSU Kuningan Medical Center diantaranya
adalah :
a) Tujuan Umum
Tujuan dari RSU-KMC adalah untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan khususnya di kabupaten kuningan umumnya di seluruh
wilayah lll Cirebon ; meningkatkan Sumber Daya Manusia(Human
Resources) ; mensukseskan program kuningan sehat 2015 ;
memenuhi standart ideal pelayanan kesehatan di kabupaten
Kuningan dan mengurangi beban biaya masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang terjangkau .
b) Tujuan Khusus
(1)Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai sesuai standart
pelayanan kesehatan
(2)Tersedianya Sumber Daya Manusia yang professional.
(3)Meningkatkan kemampuan dan keterampilan Sumber Daya
Manusia
(4)Terciptanya pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang
menyeluruh dn berkesinambungan
(5)Meningkatkan kerja sama yang harmonis dengan instansi
kesehatan dan instansi terkait lainnya.
2. Kajian Situasi Ruang Rawat
a. Karakteristik Unit
1) Visi ruangan
Ruang bersalin menjadi unit pelayanan dan rujukan ibu yang aman
dan penuh kasih sayang.
2) Misi ruangan
a) Memberika pelayanan kesehatan yang terorientasi pada
kepuasan.
b) Menciptakan suasana pelayanan yang nyaman dan amanah bagi
pasien.

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 31


c) Menciptakan hubungan yang baik antar petugas, pasien dan
keluarga.
3) Motto
Pelayananku Ibadahku
4) Sifat kekayaan ruangan
a) Fokus telaah
Fokus telaah ruang VK dan Nifas RSU Kuningan Medical
Center dalam bidang pelayanan yaitu ruang nifas. Ruang VK
dan Nifas RSU Kuningan Medical Center merupakan unit
pelayanan bagi pasien BPJS dan non BPJS (umum). Dalam
bidang pendidikan fokus telaah ruang VK dan Nifas adalah
dokter, bidan, staff, pasien, keluarga pasien dan juga mahasiswa
yang membutuhkan pengetahuan dan pengalaman dalam
memenuhi kebutuhan pasien khususmya masalah kebidanan.
Dalam bidang penelitian, fokus telaah ruang VK dan Nifas
adalah individu, kelompok, maupun institusi yang akan menjadi
riset atau penelitian pada berbagai unsur yang ada di ruangan.
b) Lingkup garapan
Lingkup garapan dalam bidang pelayanan di ruang VK dan
Nifas RSU Kuningan Medical Center adalah pemenuhan
kebutuhan dasar manusia pada ibu pre-persalinan dan post-
persalinan. Di ruang VK dan Nifas RSU Kuningan Medical
Center juga selain pemberian Kebutuhan Dasar Manusia.
Perawat memberikan finaly education sebagai dischange
planing pada keluarga pasien sebagai persiapan pulang.
c) Basis intervensi
Basis intervensi dalam bidang pelayanan ruang VK dan Nifas
RSU Kuningan Medical Center adalah ketidaktahuan,
ketidakmampuan dan ketidakmauan pasien maupun keluarga
pasien untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien dengan masalah
persalinan. Intervensi yang dilakukan mengacu pada teori

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 32


Nanda NIC NOC. Namun, dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan berdasarkan kemampuan perawat pelaksananya.
5) Model layanan
Di ruang VK dan Nifas RSU Kuningan Medical Center
menggunakan model pelayanan keperawatan metode Fungsional,
metode ini sudah terlaksana untuk saat ini.
6) Letak ruangan
Lokasi ruang VK dan Nifas RSU Kuningan Medical Center terletak
di bagian belakang. Unit layanan yang terdekat adalah Ruang
perinatologi, poli syaraf, parkiran motor. Adapun denah untuk
Ruang VK dan Nifas adalah sebagai berikut :

Ruang
Perinatologi

Radiologi Ruang VK

Ruang Ruang
Nifas 1 Nifas 2

Parkiran

ambar 3.1 Denah Ruang VK RSU Kuningan Medical Center

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 33


7) Kapasitas Unit Ruangan
Hasil pengkajian dari tanggal 09 februari 2021, melalui Observasi,
Wawancara, Penyebaran Angkat dan survey, Ruang VK adalah
ruang perawatan Sebelum dan setelah melahirkan dengan kapasitas
tempat tidur sebanyak 18 buah tempat tidur, ruang perawatan
terdiri dari Ruang VK, Nifas 1 dan Nifas 2. Dengan dilengkapi
dengan alat medis dan non medis yang bertujuan untuk menunjang
kebutuhan pasien.
b. Analisi Pasien
1) Karakteristik
Ruang VK dan Nifas RSU Kuningan Medical Center adalah ruang
kelas III dengan pasien yang akan melahirkan spontan, yang akan
melakukan operasi Sectio Caesar, pasien setelah melakukan
operasi Sectio Caesar, pasien yang memiliki masalah dalam
kehamilannya, bahkan ada juga pasien yang tidak hamil tetapi
memiliki masalah dalam rahimnya.
a) Jumlah Pasien Menurut Cara Pembayaran
Tabel 3.2 Jumlah Pasien Menurut Cara Pembayaran pada Januari 2021

No CARA PEMBAYARAN KELAS 3


1 UMUM 5
2 BPJS 74
TOTAL 79
Sumber : Laporan bulanan Ruang Vk Januari 2021

b) Jumlah Pasien di Ruang VK pada Januari 2021

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 34


Jumlah Pasien di Ruang VK pada Bulan Januari 2021
45 SC
40 39 Spontan
35 Curret
Perawatan
30 28
25
20
15
10 7
5
5 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2
0
Januari

Sumber : Laporan bulanan Ruang VK Januari 2021


c) Jumlah Kinerja Rawat Inap

Tabel 3.6 Jumlah Kinerja Rawat Inap Bulan Januari 2021


NO URAIAN KINERJA RAWAT INAP KET
JANUARI 2021
1. BOR 15%

2. LOS 1

3. BTO 4,3

4. TOI 5,8

5. JUMLAH HARI RAWAT 79


6. JUMLAH TT 18
7. JUMLAH PASIEN 217

d) Diagnosa Masalah Terbanyak


a. JTH Preskep f. Presbo/Letsu
b. KPD g. PER
c. CPD h. Riwayat Sc
d. HEG i. PEB

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 35


e. Kala II j. Premkot
e) 10 masalah keperawatan yang sering muncul

a. Nyeri Akut f. Hipotermi


b. Pola nafas tidak efektif g. Mobilitas
c. Cairan h. Intoleransi aktuvitas
d. Nutrisi i. Resiko infeksi
e. Hipertermi j. Nausea
f) 10 Tindakan Yang Sering Dilakukan

a. Injeksi f. Bresker
b. Partus g. Vulva Hygine
c. Ganti Perban h. Pengambilan darah
d. DJJ i. Pasang lepas Cateter
e. Leofod j. Pasang/lepas infusan
2) Tingkat ketergantungan
Tingkat ketergantungan pasien di VK RSU Kuningan Medical Center
tanggal 10 Februari 2021 dengan tingkat ketergantungan pasien
berdasarkan observasi ketergantungan total, parsial dan mandiri
didapatkan data sebagai berikut:
- 10 februari 2021 Dinas Pagi
VK jumlah pasien 9 orang, dengan :
- 3 pasien ketergantungan total
- 4 pasien ketergantungan partial
- 2 pasien minimal
10 februari 2021 Dinas Siang
VK berjumlah 8 orang, dengan :
- 3 pasien ketergantungan total
- 3 pasien ketergantungan partial
- 2 pasien ketergantungan minimal
- 11 Februari 2021 Dinas Malam
- VK jumlah pasien 13 orang, dengan :

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 36


- 6 pasien ketergantungan total
- 4 pasien ketergantungan partial
- 3 pasien minimal
Jumlah perawat yang dibutuhkan tiap shift:

Dinas Minimal Partial Total Jumlah


Pagi 2 × 0,17 = 0,34 4 × 0,27 = 1,08 3 × 0,36 = 1,08 2,5 ( 3 orang )
Siang 2 × 0,14 = 0,28 3 × 0,15 = 0,45 3 × 0,30 = 0,90 1,63 ( 2 orang )
Mala 3 × 0,10 = 0,30 4 × 0,07 = 0,28 6 × 0,20 = 1,20 1,78 ( 2 orang )
m

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 37


k. Analisis unit layanan keperawatan
1) Flow of Care
a) Proses Transfer
No Aspek Hasil Observasi
1. Pelayanan Hasil pengkajian yang dilakukan
Penerimaan Pasien dari tanggal 09 Februari 2021
didapat data sebagai berikut :
Alur Pasien Masuk
1. Berdasarkan hasil wawancara
dengan perawat ruangan dan
observasi selama pengkajian
bahwa pasien masuk dari IGD
selanjutnya mengurus
administrasi ke pendaftaran,
setelah selesai pendaftaran,
petugas menelpon ruangan
untuk memesan tempat,
mengecek kesiapan ruangan
menerima pasien baru dan
mengkonfirmasikan kondisi
pasien. Setelah mendapat
kofirmasi dari perawat Ruang
VK bahwa kamar dan tempat
tidur telah siap, baru pasien
diantar dari IGD ke ruangan.
Di ruangan perawat
melaporkan pasien baru kepada
dokter, setelah terima advis
dari dokter. Setelah itu,
Perawat mengecek obat-obatan
yang akan diberikan kepada

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 38


pasien, inform consent
dilakukan pada pasien ataupun
keluarga mengenai tindakan
yang akan dilakukan.
Selanjutnya tindakan
disesuaikan dengan advisi
dokter.
2. Jika pasien masuk dari rawat
jalan maka tindakan operasi
sudah terjadwal, langkah
selanjutnya yang dilakukan
perawat setelah pasien di
ruangan adalah mengecek
keadaan pasien (anamnesa),
cek laboratorium. Operasi
dilakukan sesuai dengan yang
sudah dijadwalkan, perawat
memeriksa kelengkapan
administrasi baik itu peserta
BPJS atau UMUM. Jika
administrasi sudah lengkap,
pasien ditempatkan di kamar
pasien. Tindakan yang
dilakukan perawat selanjutnya
melengkapi persiapan pre
operasi pasien.
Hasil observasi saat pengkajian
tanggal 09 Februari 2021
1. Dari 1 orang pasien baru yang
masuk ke ruang perawatan
VK, pasien diantar petugas

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 39


IGD dan keluarga. Perawat
memeriksa kelengkapan status
dan memberi tahu kamar dan
tempat tidur yang telah
disiapkan. Pasien langsung
diantar oleh petugas IGD ke
kamar dan tempat tidur yang
dimaksud. Pasien dipindahkan
oleh keluarga pasien ketempat
tidur. Selanjutnya perawat
ruangan mengatur peralatan
pendukung sesuai kebutuhan
pasien (tetesan infus, oksigen
dll).
2. Pengkajian Tanda-Tanda
Vital.
Alur Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium (lab) :
1. Pemeriksaan laboratorium
sudah dilakukan di IGD.
Laboratorium untuk pagi atau
siang hari pengambilan sampel
darah dilakukan oleh perawat
mengirimkan sampel
pemeriksaan ke laboratorium.
Simpulan Masalah :
Perlu dipertahankan dalam pelaksanaan alur penerimaan
pasien masuk di Ruang VK RSU Kuningan Medical Center
2. Pengelolaan Pasien Pengelolaan Pasien di Ruangan
di Ruangan 1. Hasil observasi selama 3
hari didapatkan pengelolaan

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 40


pasien diruangan yaitu: setelah
pasien menempati kamar yang
sesuai kemudian perawat
mengecek dokumen pasien
terkait pengobatan dan terapi
lain yang telah didapatkan di
IGD, kemudian diresepkan
obat dan keperluan lainnya
seperti konsul dengan dokter
terkait sesuai kebutuhan
pasien.
2. Distribusi bidan: jumlah
tenaga bidan diruang VK 15
orang.
Sift pagi terdiri dari 1 kepala
ruangan dan 2 kepala shift dan
3 bidan pelaksana. Sift siang
terdiri dari 1 kepala shift dan 3
bidan pelaksana. Sift malam
terdiri dari 1 kepala shift dan 3
bidan pelaksana.
Bed yang terisi pada tanggal
09 Februari 2021 sebanyak 12.
Dalam pengambilan obat
dilakukan oleh keluarga pasien
yang sebelumnya sudah
diberikan resep yang
ditandatangani oleh dokter
untuk pengambilan obat ke
apotek.
3. Pemeriksaan laboratorium

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 41


untuk pengambilan sampel
darah dilakukan oleh bagian
laboratorium.
4. Dalam pemenuhan
kebutuhan nutrisis pasien,
perawat bekerjasama dengan
ahli gizi, yang sebelumnya
perawat sudah menuliskan
identitas dan jenis makanan
yang tepat untuk pasien.
Selanjutnya ahli gizi akan
mengantarkan makanan setiap
pagi, siang dan sore hari.
5. Visite dokter dilakukan sesuai
jadwal, jika ada pasien baru
perawat langsung konsultasi
ke dokter via telepon jika
dokter yang bersangkutan
tidak sedang berada di rumah
sakit. Advise yang didapatkan
didokumentasikan dalam
buku catatan.
Simpulan Masalah :
Perlu dipertahankan dalam pengelolaan pasien di Ruang
3. Discharge planning Alur Pasien Pulang
Pasien diperbolehkan pulang
setelah dinyatakan sembuh
atau rawat jalan diijinkan oleh
dokter yang menangani. Bila
pasien pulang paksa, pasien
atau keluarga harus

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 42


menandatangani format
penolakan rawat tinggal maka
pasien diijinkan untuk pulang.
Perawat menjelaskan cara
penyelesaian administrasi dan
memeriksa kelengkapan
administrasi dan hasil
pemeriksaan penunjang,
setelah administrasi
dinyatakan lengkap, perawat
memberikan dan menjelaskan
obat yang harus diminum,
waktu kontrol yang telah
ditulis secara lengkap dan cara
perawatan luka di rumah.

Simpulan Masalah :
Perlu ditingkatkan dalam Discharge Planning di Ruang
Mawar dan Anggrek agar pelayanan lebih baik lagi
4. Pemenuhan Kebutuhan oksigenasi
Kebutuhan 1. Pasien yang mengalami
Dasar Manusia gangguan oksigenasi dibantu
dengan pemberian O2 yang
sesuai dengan advis dokter.
2. Upaya pemenuhan
kebutuhan oksigen dengan
pemberian therapy O2 dengan
menggunakan nasal kanul
posisi semi fowler, binasal.
3. Ventilasi/jendela tiap
kamar dibuka dan berfungsi

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 43


dengan baik.
4. Tidak terasa pengap di
semua kamar.
Simpulan Masalah :
Perlu dipertahankan dalam kebutuhan oksigen di Ruang
VK untuk memenuhi kebutuhan pasien
Kebutuhan cairan dan elektrolit
1. Pemenuhan kebutuhan
cairan pada pasien diRuang
VK dilakukan dengan cara
oral dan parenteral.
2. Pergantian alat infus
hanya dilakukan bila pasien
phlebitis dan bengkak. Cairan
diganti berdasarkan laporan
anggota keluarga pasien dan
observasi perawat.
3. Sebelum pergantian cairan
infus perawat selalu mengecek
terlebih dahulu dibuku catatan
keperawatan.
Simpulan Masalah :
Perlu dipertahankan dalam kebutuhan cairan dan elektrolit
bagi pasien di Ruang VK.
Kebutuhan Nutrisi
1. Menu makanan pasien
diatur oleh bagian gizi dan
disesuaikan dengan kondisi
pasien.
2. Penyajian makanan
diberikan 3 kali sehari.
3. Penyajian makan pagi jam

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 44


06.30-07.00, makan siang jam
12.00 dan makan sore jam
16.00-17.00.
4. Makanan disajikan dalam
keadaan tertutup.
5. Perubahan diet pasien
didokumentasikan di buku
makanan.
6. Pengkajian pada tanggal 09
Februari 2021 , tidak ada
Pasien yang sudah membeli
makanan dari luar.
7. Dari segi penyajian
makanan, kebersihan
makanan, ketepatan waktu
pemberian makan hampir
seluruh pasien mengatakan
sudah “baik”.
8. Kontrol makanan atau diet
ditentukan oleh dokter dan
dilakukan oleh ahli gizi
Simpulan Masalah :
Perlu dipertahankan dalam Pemenuhan Kebutuhan Nurtisi
pada pasien diRuang VK
Kebutuhan Eliminasi
1. Pemenuhan kebutuhan
eliminasi dilakukan dengan
bantuan keluarga ke kamar
mandi, menggunakan pispot
atau pasien dipasang kateter.
2. Kamar mandi tersedia 1

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 45


disetiap kamar dengan kondisi
bersih aliran air yang lancar.

Simpulan Masalah :
Perlu dipertahankan dalam Kebutuhan Eliminasi bagi
pasien di Ruang VK.
Istirahat dan tidur
1. Dari hasil observasi,
pengaturan tentang tata tertib
jam kunjungan dan batasan
jumlah penunggu masih belum
terlaksana. Sehingga
mengganggu kenyamanan dan
istirahat tidur pasien.
2. Belum tersedianya ruang
tunggu untuk keluarga pasien.
3. Fasilitas tempat tidur :
kasur masih layak pakai,
tempat tidur terdapat
pengamanan tempat tidur.
4. Dari hasil observasi
tingkat kebisingan di Ruang
VK dan nifas terganggu oleh
parkir kendaraan motor.
Simpulan masalah :
Perlu ditingkatkannya kembali batasan untuk penjenguk
sehingga keluarga yang menjenguk pasien > 2 orang yang
menyebabkan keramaian yang dapat mengganggu
kebutuhan istirahat tidur pasien.
Kebutuhan Aktifitas
1. Pemenuhan ADL Pasien
dilbantu oleh keluarga

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 46


2. Pendidikan kesehatan yang
dilakukan perawat melalui
lisan.
Simpulan Masalah :
Perlu ditingkatkan dalam Kebutuhan Aktifitas pasien di
Ruang VK dan memperhatikannya pendidikan kesehatan
bagi pasien.
Kebutuhan integritas kulit dan
kebersihan diri
1. Pasien yang mengalami luka
diberikan perawatan luka
tergantung dari kondisi luka
pasien. Pada saat dilakukan
observasi tindakan ganti
balutan perawat memberikan
penjelasan pada pasien akan
dilakukan tindakan tersebut,
lalu membersihkan luka,
menutup luka kembali sesuai
kebutuhan.
2. Menurut perawat sepenuhnya
pemenuhan kebutuhan
kebersihan diri dilakukan oleh
klien atau keluarga baik dari
segi alat, bahan dan tenaga.
3. Pemenuhan personal hygiene
masih dilakukan oleh pasien
sendiri ataupun dibantu oleh
keluarga.
Simpulan masalah :
Perlu dipertahankan dalam kebutuhan integritas kulit di
Ruang VK.

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 47


Pencegahan terhadap infeksi
Upaya pencegahan infeksi pada
pasien :
1. Perawat menggunakan sarung
tangan sebelum melakukan
tindakan.
2. Set ganti balutan yang steril
dan menggunakan tehnik
septic dan aseptic.
3. Sebagian besar perawat
melakukan cuci tangan
sebelum melakukan tindakan
kepada pasien menggunakan
handscrub. Dan perawat
melakukan cuci tangan setelah
melakukan tindakan atau
kontak dengan pasien sesuai
protap (6 langkah cuci tangan).
4. Petunjuk cuci tangan yang
benar terpasang di sebelah
tempat cuci tangan.
Simpulan Masalah :
1. Perlu dipertahankan lagi dalam hal pencatatan tanggal
pemasangan pada alat-alat yang dipasang seperti infuse
dan kateter belum ada
2. Perlu dipertahankan tindakan cuci tangan sebelum dan
sesudah tindakan pada pasien secara langsung
5. Aplikasi Dokumentasi Asuhan
ProsesKeperawatan Keperawatan
1. Sistem pendokumentasian
yang berlaku di ruang VK

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 48


adalah system SOR (Source
Oriented Record), yaitu suatu
sistem pendokumentasian
yang berorientasi dari
berbagai sumber tenaga
kesehatan, misalnya dari
dokter, perawat, dan lain-lain.
Hal tersebut berdasarkan
observasi dan wawancara
dengan kepala ruangan
pendokumentasian dilakukan
oleh perawat yang mengisi
format pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi
dan evaluasi.
2. Dari hasil observasi yang
dilakukan tanggal 10 Februari
2021, dengan melihat status
pasien didapatkan
dokumentasi untuk pengisian
lembar pengkajian belum diisi
secara optimal, ada beberapa
poin yang belum terisi,
laporan catatan perkembangan
pasien yang meliputi
SOAPIER juga belum
optimal. Dan belum
menggunaka acuan berbasis
SDKI, SLKI, Dan SIKI.
Format laporan harian dinas
terdiri dari Nama, No Kamar,

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 49


status kepesertaan, diagnose
penyakit, therapy dan laporan
keadaan pasien yang ditulis
dari tiap shifnya yaitu keadaan
umum klien, therapy yang
diberikan serta intruksi dari
tim kesehatan lain (Dokter).
6. Metoda pengelolaan Metode yang dipakai adalah
pasien metode Fungsional yang
dilakukan dimana pembagian
tugas untuk pasien dilakukan oleh
perawat itu sendiri.
7. Pendidikan Pendidikan kepada pasien dan
keluarga dilakukan secara pasif
oleh perawat yaitu ketika pasien
atau keluarga menanyakan tentang
penyakit atau hal lain yang
berkaitan dengan pasien.
Biasanya dilakukan berbarengan
pada saat tindakan, misalkan ganti
balutan, perawat juga
memberitahu bagaimana cara
membersihkan luka saat dirumah
dan cara mengganti balutan yang
benar.
8. Penelitian Menurut kepala ruangan belum
ada rencana perawat atau program
perawat ruangan untuk melakukan
penelitian terhadap pasien
(penyakit) yang ada di ruangan.

b) Orintasi Pasien Baru

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 50


Berdasarkan hasil observasi pelayanan penerimaan pasien baru
pada tanggal 08Februari sampai dengan 06 Maret 2021diruang
VK RSU Kuningan Medical Center sebanyak 10 pasien adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.7 Pelaksanaan Orientasi Pasien Baru diruang VK RSU
Kuningan Medical Center Tahun 2021

No Hal-hal yang Diorientasikan Ya Tidak


1 P1 : Perkenalan (orientasi ruangan, 66,7% 33,3%
sarana lain, dan orang )
Perkenalan
Perkenalan perawat yang bertanggung
jawab, yaitu kepala ruangan, perawat 80% 20 %
primer, perawat associate
Perkenalan dokter yang bertanggung
jawab dan tenaga non keperawatan 70% 30%
(administrasi, ahli gizi dan lain-lain )
Perkenalkan pasien baru dengan
100% 0%
pasien yang sekamar (bila ada)
2 P2 : Peraturan rumah sakit
Penjelasan tentang aturan rumah sakit
a. Fasilitas 80% 20%
b. Jelaskan hak dan kewajiban pasien 100 % 0%
c. Fungsi gelang 100% 0%
d. Jam berkunjung 100% 0%
e. Waktu makan 60% 40%
f. Tata cara pembayaran jasa rumah 90% 10 %
sakit
g. Penjelasan akan system sentralisasi 100% 0%
obat
h. Anjurkan untuk tidak membawa 0% 100%
barang berharga
i. Bel pasien 0% 100 %
j. Ruangan tunggu keluarga pasien 100 % 0%
k. Jelaskan cara operasional tempat 60% 30%
tidur
l. Tempat pembungan sampah 100 % 0%
3 P3 : Penyakit / Diagnosa
a. Pengertian 60% 40%
b. Etiologi 40% 60%
c. Tanda dan gejala 100% 0%
d. Pemeriksaan 100% 0%
e. Pengobatan 100% 0%

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 51


f. Prognosis 70% 30 %
Sumber: Praktik Manajemen Keperawatan Profesi Ners 2021
Dengan kriteria hasil jika YA :

66,5 % - 100 % : baik

33,3 % - 66,4 % : kurang baik

2) Manajemen Unit
Tabel 3.8 Data Inventaris Ruangan VK Per Januari 2021

N NAMA BARANG JUMLAH KONDISI


O BAIK RUSAK
Alat Medis/Alat Keperawatan
1. Setengah koher 14 14 0
2 Gunting episiotomy 42 42 0
3 Klem tali pusar 10 10 0
4 Gunting tali pusar 41 41 0
5 Naifuder 6 6 0
6 Pinset anatomis 42 42 0
7 Gunting jaringan atau Hecting 43 43 0
8 Tromol besar 1 1 0
9 Tromol sedang 1 1 0
10 Tromol kecil 1 1 0
11 Bengkok 43 43 0
12 Bak instrument besar 2 2 0
13 Bak instrument kecil 7 7 0
14 Kom kecil 3 3 0
15 Kom besar 2 2 0
16 Korentang dan tempatnya 3 3 0
17 Suction 1 1 0
18 Cup vacuum 1 1 0
19 Selang silicon 1 1 0
20 Troley 4 4 0
21 Spignomanometer jarum 1 1 0
22 CTG 1 1 0
23 Dopler 1 1 0
24 Thermometer 2 2 0
25 Metlin 1 1 0
26 Lampu sorot tindakan 1 1 0
27 Autoclaf 1 1 0
28 Refleks hammer 1 1 0
29 Tongue spatel 1 1 0

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 52


30 Penlight 1 1 0
31 Busi 8 8 0
32 Stethoscope 2 2 0
33 Timbangan dewasa 1 1 0
34 Buli-buli 1 1 0
35 Baskom 2 2 0
36 Tempat kapas alcohol 2 2 0

NO NAMA BARANG JUMLAH KONDISI


BAIK RUSAK
Perlengkapan Rumah Tangga
1 AC sharp 1 pkt 1 1 0
2 Ac Panasonic 1 pk 1 1 0
3 Tempat sabun krisbow 8 8 0
4 Kulkas sanyo 1 pintu 1 1 0
5 Kipas angina 2 2 0
6 Lemari kaca 1 1 0
7 Lemari kayu berkas 3 3 0
8 Lemari linen 2 2 0
9 Rak sepatu 1 1 0
10 Tempat sampah hitam 1 1 0
11 Tempat sampah kuning 1 1 0
12 Safety box 2 2 0
Sumber : Data sekunder

Tabel 3.9 Daftar Logistik Ruang VK dan Nifas Bulan Februari2021

Logistik Jumlah Keterangan


Tempat tidur pasien 7 Kondisinya baik
Lemari pasien 7 Baik, tanpa meja untuk makan
Dingklik 1 Baik
Kursi 7 Baik
Standar infus Kamar 8 Baik
Kipas angin 2 Baik
NIFAS 1 Terdapat pegangan, sedikit licin,
Kamar mandi klien 1
lampu menyala, terdapat standar infus
Jam 1 Baik
Rak Sepatu 1 Baik
Pispot 3 Baik
Dispenser 1
Oksigen
NIFAS 1 Tempat tidur pasien 7 Kondisinya baik

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 53


Lemari pasien 7 Baik, tanpa meja untuk makan
Dingklik 2 Baik
Kursi 7 Baik
Standar infus 8 Baik
Kipas angin 2 Baik
Terdapat pegangan, sedikit licin,
Kamar mandi klien 1
lampu menyala, terdapat standar infus
Jam - Baik
Rak Sepatu 1 Baik
Pispot 3 Baik
Dispenser 1
Oksigen
Tempat tidur pasien 4 Kondisinya baik
Kursi 4 Baik
Meja Makan 4 Kurang layak pakai 1
Lemari pasien - -
AC 1 Kurang dingin
VK Oksigen Baik
Standar infus 4 Baik

Kamar mandi klien 1 Terdapat pegangan, sedikit licin,


lampu menyala,
Dingklik 4 Baik

Administrasi Penunjang

1) Lembar Observasi 4) Buku Obat

2) Lembar Dokumentasi 5) Buku Pasien Pulang

3) Buku Observasi (TPRS) 6) Buku Rincian pasien


pindahan

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 54


Sumber : Hasil Observasi ruangan VK pada tanggal 09 Februari 2021 Mahasiswa
Praktik Profesi Ners STIKKU
l. Sumber Daya Atau Kekuatan Kerja
1) Man (Manusia)
a) Struktur Organisasi Ruang VK (Nifas) RSU Kuningan
Medical Center
Secara struktural Ruang VK RSU Kuningan Medical Center
dibawah bidang instalasi rawat inap yang dipimpin oleh
seorang kepala ruangan dan dibantu, 4 kepala shift, dan 10
bidan pelaksana. Berikut gambaran struktur organisasi Ruang
VK RSU Kuningan Medical Center.

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 55


Gambar 3.1 Struktur Organisasi Ruang VK RSU Kuningan Medical Center

KOMITE KEPERAWATAN
Sintiani Sara N S.Kep.Ners

KEPALA SEKSI RAWAT JALAN/RAWAT KHUSUS

Iman Kostama

KEPALA RUANGAN
Rina Apriyanti Amd.Keb

KA. SHIFT KA. SHIFT


Peti PerawatiAmd.Keb KA.SHIFT KA.SHIFT Papat Patimah Amd.Keb
Yani Nurjanah Amd.Keb Esum Sumiati Amd.Keb

BIDAN PELAKSANA
Een Suhaeni Amd.Keb
Meilawati Amd. Keb
Anny Andrewilisdianti Amd.Keb
Ira Anggraeni Amd.Keb
Imadatul Maula Amd.Keb
Rice Susanti Amd.Keb
Sri Jatiningsih Amd.Keb
Dini Oktaviani Amd.Keb
Yuli Ratna Amd.Keb
Uun Widianingsih Amd.Keb

b) Ketenagakerjaan / Sumber Daya Manusia


Tenaga kerja Ruang VK dan Nifas RSU Kuningan Medical
Centerberjumlah 15 orang yang terdiri 1 kepala ruangan, 4
kepala shift 10 bidan pelaksana. Dari 15 orang tenaga kerja

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 56


yang bekerja diruang VK dan Nifas RSU Kuningan Medical
Centerberpendidikan sebagai berikut

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 57


Tabel 3.10 Daftar Keadaan Dan Kebutuhan Pegawai Ruang VK RSU
Kuningan Medical Center
 
KETENAGAAN LAMA
N  NO NAMA PEND. STR SIK BHD PPI K3 PMKP PK
RUANG VK KERJA
O
1 KEPALA   Rina DIII >9
1. (+) (+) (+) (+) (+) (+)
RUANGAN Apriyanti Kebidanan tahun III
             
Amd.Keb    

1 Peti Perawati DIII >6


. Amd.Keb (+) (+) (+) (+) (+) (+) III
Kebidanan Tahun
Yani Nurjanah DIII >3
2. Amd.Keb (+)
Kebidanan Tahun
2 KEPALA SHIFT
Esum Sumiati DIII >5
3. Amd.Keb (+)
Kebidanan Tahun
Papat Patimah DIII >3
4. Amd.Keb (+)
Kebidanan Tahun
4 BIDAN 1 Een Suhaeni DIII >3 II
PELAKSANA (+) (-) (+) (+) (+) (+)
. Amd.Keb Kebidanan Tahun
Meilawati DIII >4
2. (+)
Amd. Keb Kebidanan Tahun
Anny
DIII >3
3. Andrewilisdian (+)
Kebidanan Tahun
ti Amd.Keb
Ira Anggraeni DIII >3
4. (+)
Amd.Keb Kebidanan Tahun
Imadatul Maula DIII >4
5. (+)
Amd.Keb Kebidanan Tahun
Rice Susanti DIII >3
6. (+)
Amd.Keb Kebidanan Tahun
Sri Jatiningsih DIII >4
7. (+)
Amd.Keb Kebidanan Tahun
Dini Oktaviani DIII >2
8. (+)
Amd.Keb Kebidanan Tahun
Yuli Ratna DIII <1
9. (+)
Amd.Keb Kebidanan Tahun
Uun
10 DIII >3
Widianingsih (+)
. Kebidanan Tahun
Amd.Keb

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 58


2) M2 (Money)
a) Biaya operasional ruangan berasal dari Anggaran Rumah
Sakit
b) Pembiayaan pasien sebagai besar BPJS dan umum (biaya
sendiri)
c) Tidak Ada biaya bagi bidan yang akan melanjutkan
pendidikan ke jenjang selanjutnya.
d) Kebutuhan Ruangan seperti fasilitas cuci tangan (tissue)
belum 100% terpenuhi
e) Setiap bulan perawat mendapat intensif
3) M3 (Metode)
Manajemen asuhan keperawatan di Ruang VK dan Nifas RSU
Kuningan Medical Center menggunakan metode keperawatan
tim. Metode ini diterapkan dengan menggunakan kerjasama tim
terdiri dari kepala shift dan bidan pelaksana yang saling
membantu. Pembagian tugas dalam kelompok atau grup
dilakukan oleh kepala ruangan. Selain itu, kepala ruangan
bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota tim sebelum
tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan perawatan
pasien, serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas
apabila mengalami kesulitan, selanjutnya kepala shift yang
melaporkan kepada kepala ruangan tentang kemajuan
pelayanan/asuhan keperawatan terhadap klien.
Tabel 3.13 Daftar SOP Ruang VK RSU Kuningan Medical Center

No SOP

1 Pemberian obat melalui intra muskular (IM)

2 Pemberian obat melalui selang intravena

3 Pemberian obat melalui cairan infus

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 59


4 Memberikan obat secara subkutan (SC)

5 Pemberian obat melalui vagina

6 Memberikan obat melalui intra cutan (IC)

7 Memberikan obat melalui mulut (oral)

8 Pemberian obat melalui intravena langsung

9 Pemberian obat melalui bukal

10 Pemberian obat melalui anus/rektum

11 Pemberian gliserin perektal

12 Terapi inhalasi (Nebulizer)

13 Pemberian obat telinga

14 Pemberian obat hidung

15 Pemberian obat mata

16 Pemberian obat melalui sublingual

17 Higiene vulva

18 Menyiapkan tempat tidur

19 Mengganti alat tenun kotor dengan pasien diatasnya

20 Mengatur posisi fowler di tempat tidur

21 Mengatur posisi dorsal recumbent

22 Mengatur posisi SIM

23 Mengatur posisi pektoral (KNEE CHEST)

24 Mengatur posisi trendelenbrug

25 Menggosok gigi

26 Memotong kuku

27 Memandikan pasien di atas tempat tidur

28 Keramas / mencuci rambut

29 Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 60


30 Memindahkan klien

31 Menimbang berat badan

32 Pemeriksaan pernafasan

33 Pemeriksaan denyut nadi

34 Menilai tingkat kesadaran

35 Pemeriksaan tekanan darah

36 Observasi detak jantung janin

37 Alur pasien pulang dengan meninggal dengan


menggunakan kartu BPJS

38 Alur pasien pulang dengan meninggal

39 Alur pasien pulang dengan dirujuk dengan menggunakan


kartu BPJS

40 Alur pasien pulang dengan dirujuk

41 Alur pasien pulang dengan sembuh menggunakan kartu


BPJS

42 Alur penerimaan pasien baru di instalasi gawat darurat

43 Alur penerimaan pasien baru di poliklinik menggunakan


kartu BPJS PBI

44 Alur penerimaan pasien baru di poliklinik menggunakan


kartu ASKES

45 Alur penerimaan pasien baru di poliklinik

46 Menyiapkan dan memasang infus

47 Mengganti cairan infus

48 Memberikan transfusi

49 Mempersiapkan pasien sebelum dilakukan pemasangan


WSD

50 Penghisapan lendir

51 Menolong buang air kecil

52 Menolong buang air besar

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 61


53 Merawat pasien yang meninggal dunia

54 Pemnberian nutrisi melalui pipa lambung

55 Membantu pasien muntah

56 Mengukur suhu aksila

57 Mobilisasi pada pasien post operasi

58 Latihan nafas dalam dan batuk efektif

59 Rendam duduk

60 Massase / pemijatan

61 Kompres panas basah

62 Tehnik relaksasi

63 Tehnik distraksi

64 Penatalaksanaan pasien isolasi

65 Mengangkat WSD

66 Merawat WSD

67 Menganggkat jahitan luka

68 Perawatan luka

69 Perawatan luka bakar

70 Melepas kateter

71 Pemasangan kateter pria

72 Pemasangan kateter wanita

73 Mencuci tangan

74 Pelepasan infus

75 Pengambilan sampel darah IV

76 Persiapan orif

77 Mencukur

78 Membawa jenazah ke kamar jenazah

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 62


79 Menggunakan masker

80 Pelayanan pasien resiko tinggi dengan kemoterafi

Tabel 3.12 Timbang Terima di Ruang VK tanggal 09 Februari 2021

Tahap SOP Timbang Terima

Ya Tidak

Persiapan 1. Timbang terima dilaksanakan pada setiap 100% 0%


pergantian sift

2. Timbang terima meliputi semua pasien 100% 0%

Pelaksana 1. Serah terima didahului dengan doa bersama 0% 100%


an 2. Komunikasi antar pemberi tanggung jawab 100% 0%
dan penerima tanggung jawab dilakukan
dengan suara perlahan/tidak ribut

3. Menyebutkan identitas pasien 100% 0%

4. Menyebutkan diagnosis medis 100% 0%

5. Menyebutkan diagnosa keperawatan 100% 0%

6. Menyebutkan tindakan keperawatan yang 100% 0%


telah dilakukan beserta waktu
pelaksanaanya

7. Menginformasikan jenis dan waktu rencana 100% 0%


tindakan keperawatan yang belum
dilakukan

8. Menyebutkan perkembangan pasien yang 100% 0%


ada selama shift

9. Menginformasikan pendidikan kesehatan 100% 0%


yang telah dilakukan (bila ada)

10.Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan 100% 0%

11.Menyebut terapi dan tindakan medis beserta 100% 0%

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 63


waktunya yang dilakukan selama shift

12.Menyebutkan tindakan medis yang belum 100% 0%


dilakukan selama shift

13.Menginformasikan kepada pasien/keluarga 100% 0%


nama perawat shift berikutnya pada akhir
tugas

14.Memberikan salam kepada pasien, keluarga 100% 0%


serta mengobservasi dan menginspeksi
keadadaan pasien, menanyakan keluhan
keluhan pasien.

Post – 1) Timbang terima ditutup dengan doa 0% 100%


Timbang
terima

Sumber: Praktik Manajemen Keperawatan Profesi Ners 2021

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 64


Tabel 3.13 Pendokumentasian Proses Keperawatan

Pendokumentasian
Katagori Tidak
Terisi lengkap
lengkap

Pengkajian awal rawat inap 12 0

Penilaian resiko jatuh 12 0

Lembar pemantauan TTV 12 0

Edukasi 12 0

Catatan perkembangan 12 0
pasien

Discharge planing 12 0

Sumber: Praktik Manajemen Keperawatan Profesi Ners 2021

4) M4 (Material
No. Pengamatan Ya Tidak

1 Perawat mencuci tangan sebelum melakukan 100 % 0%


tindakan perawatan

2 Perawat mencuci tangan sesudah melakukan 100 % 0%


tindakan keperawatan

3 Perawat mencuci tangan pada air mengalir atau 100 % 0%


wastafel

4 Perawat mencuci tangan dengan menggunakan : 100 % 0%

a. sabun atau cleanser

b. larutan antiseptik 100% 0%

5 Mencuci tangan dilakukan selama:

a. 10 sampai 15 detik 100% 0%

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 65


b. > 120 detik 100% 0%

6 Perawat menggunakan masker pada pasien yang 100% 0%


terindikasi beresiko menular

7 Perawat memakai masker sblm mencuci tangan 100% 0%


sblm menggunakan masker dan memakai gaun

8 Masker dipakai satu kali untuk merawat satu 0% 100%


pasien

9 Perawat menggantungkan masker dileher untuk 50% 50%


digunakan kembali

10 Perawat melepaskan masker setelah melepaskan 100% 0%


sarung tangan dan mencuci tangan terlebih dahulu

11 Perawat melakukan gaun saat akan melakukan 100% 0%


tindakan

12 Perawat melakukan sarung tangan saat melakukan 100% 0%


tindakan keperawatan

13 Sarung tangan di ganti setiap melakukan tindakan 100% 0%


pada pasien yang berbeda

14 Perawat mencuci tangan setelah melepaskan 100% 0%


sarung tangan

a) Ruang jaga perawat yang di fasilitasi oleh kursi dan


meja,telepon, kamar mandi dan wastafel.
b) Bagan stuktur sudah tersedia dan sudah terpasang dan
pendokumentasian askep sudah tersedia
c) Lantai keseluruh ruangan diberikan keramik putih dengan
ukuran 30x30 cm kering dan tidak licin setiap hari
dibersihkan oleh CS
d) Kamar kelas 3 di satukan antara BPJS dan Umum

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 66


e) Di ruang VK terdapat 3 ruangan yang terdiri dari, 1 ruang
bersalin, dan 2 ruang perawatan nifas.
f) Tinggi atap (flapon) kurang lebih3 meter
m. Lingkungan Kerja
1) Lingkungan fisik
Lingkungan fisik adalah semua keadaan yang terdapat disekitar,
seperti ruangan, suhu udara, sirkulasi udara, pencahayaan,
kebisingan, getaran mekanis, kebersihan dan bau-bauan, warna
akan berpengaruh secara signifikan tehadap hasil kerja manusia
tersebut (Wingjosoebroto, 2000).
a) Sirkulasi Udara
Sirkulasi udara diruang VK baik, dikarenakan setiap kamar
atau ruangan ada ventilasi berupa jendela maupun khusus
ventlasinya yang seimbang dengan luas kamar/ruangan.
Apabila sirkulasi ingin bertambah baik, ac bisa dinyalakan
namun terkadang ac dimatikan sehingga sirkulasi udara tidak
menetap.
b) Pencahayaan
Pencahayaan ruang VK baik, yang terbantu oleh adanya
jendela-jendela setiap kamar/ruangan dan sudah terpasang
lampu-lampu yang membuat terang.
c) Kebisingan
Ruang VK berdekatan dengan area parkir sehingga tergadang
terganggu dengan suara kebisingan dari kendaraan yang
parkir.
d) Kebersihan dan bau-bauan
Dalam segi kebersihan ruang VK terpelihara baik kebersihan
ruangan, kamar pasien, kamar mandi dan halamannya.
Terdapat tempat sampah non medis dan ruang perawat.
Setiap hari ruangan VK di bersihkan sehari 2 kali (pagi dan

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 67


siang). Akan tetapi terkadang pada pagi hari terdapat bau
yang tidak enak diruang VK yang berasal dari westafel.
2) Lingkungan non fisik
Lingkungan kerja non-fisik dibagi ke dalam tiga kriteria,
diantaranya yaitu :
a) Hubungan perawat dan pasien
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 09 Februari
2021 didapatkan bahwa interaksi antara perawat-pasien,
terjadi pada saat perawat melakukan tindakan keperawatan
langsung, diantaranya: mengganti alat tenun, mengganti
balutan, menyuntik obat, memasang infus dan memberikan
tindakan keperawatan lainnya. Hubungan juga terjadi pada
saat perawat melakukan asuhan keperawatan tidak langsung,
seperti: operan dinas (timbang terima) dan visite dokter.
Hasil penilaian kepuasan Pasien di ruang Prabu Siliwangi 2
pada tanggal Februari 2021 dengan jumlah responden 10
orang didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 3. 15 Penilaian Kepuasan pasien di Ruang VK RSU


Kuningan Medical Center

JAWABAN
NO PERAWATAN
YA TIDAK

1. Apakah perawat selalu memperkenalkan diri 90% 10%

2. Apakah perawat sering mengingatkan untuk tidak 100% 0%


merokok diluar ruangan

3. Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana nafsu 80% 20%


makan anda (pasien)

4. Apakah perawat pernah menanyakan pantangan dalam 90% 10%


hal makanan anda (pasien)

5. Apakah perawat menanyakan/memperhatikan berapa 60% 40%


jumlah makanan dan minuman yang bisa anda (pasien)

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 68


habiskan

6. Apabila pasien tidak mampu makan sendiri apakah 0% 100%


perawat membantu menyuapinya

7. Pada saat anda (pasien)dipasang infus, apakah perawat 90% 10%


selalu memeriksa cairan/tetesannya dan area/daerah
sekitar pemasangan jarum infus.

8. Apabila anda (pasien) mengalami kesulitan buang air 100% 0%


besar, apakah perawat menganjurkan makan buah dan
sayuran

9. Pada saat perawat membantu anda (pasien) waktu 90% 10%


buang air besar, buang air kecil, apakah perawat
memasang sampiran/selimut, menutup pintu/jendela,
mempersilahkan pengunjung keluar ruangan

10. Apakah ruangan tidur anda (pasien) dijaga 100% 0%


kebersihannya dengan disapu dan dipel setiap hari

11. Apakah lantai kamar mandi/WC selalu bersih, tidak 70% 30%
berbau, cukup terang.

12. Selama anda (pasien) belum mampu mandi ( dalam 0% 100%


keadaan istirahat total ), apakah dimandikan oleh
perawat.

13. Apakah anda (pasien) dibantu oleh perawat jika tidak 50% 50%
mampu menggosok gigi/membersihkan mulut,
mengganti pakaian dan menyisir rambut.

14. Apakah alat-alat tenun seperti seprei, selimut dan lain- 100% 0%
lain diganti setiap kotor.

15. Apakah perawat pernah memberikan penjelasan akibat 80% 20%


dari : kurang bergerak, berbaring terlalu lama.

16. Pada saat anda (pasien) masuk rumah sakit apakah 50% 50%
perawat memberikan penjelasan tentang fasilitas yang
tersedia dan cara penggunaannya, peraturan/tata tertib
yang berlaku dirumah sakit.

17. Selama anda (pasien) dalam perawatan, apakah 90% 10%


perawat memanggil nama dengan benar.

18. Selama anda (pasien) dalam perawatan, apakah 70% 30%


perawat mengawasi keadaan anda secara teratur.

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 69


19. Apakah perawat bersikap : sopan, ramah 100% 0%

20. Apakah anda (pasien)anda mengetahui perawat yang 60% 40%


bertanggung jawab setiap kali pergantian dinas.

21. Apakah perawat selalu memberikan penjelasan 100% 0%


sebelum melakukan tindakan keperawatan/pengobatan.

22. Apakan perawat selalu bersedia mendengarkan dan 100% 00%


memperhatikan setiap keluhan anda (pasien).

23. Dalam hal memberika obat, apakah perawat membantu 80% 20%
menyiapkan/meminum obat.

24. Selama anda (pasien) dirawat, apakah diberikan 100% 0%


penjelasan tentang perawatan/pengobatan/pemeriksaan
lanjut setelah anda (pasien) anda diperbolehkan
pulang.

Sumber: Praktik Manajemen Keperawatan Profesi Ners 2021


b) Hubungan antara perawat dan perawat
Dari hasil pengamatan, proses komunikasi antara sesama
perawat sudah berjalan dengan baik.
- Komunikasi dilakukan dengan sistem kekeluargaan,
terbuka dan akrab, serta tidak ada batasan antara senior
dan junior. Nama panggilan biasanya berupa nama
pengganti seperti: ibu, bapak, aa, teteh dan kakak.
Pengambilan keputusan dilakukan dengan musyawarah
dan komunikasi dua arah. Jika terjadi masalah atau konflik
diantara para perawat, permasalah tersebut diselesaikan
secara langsung sehingga tidak mengganggu hubungan
dalam pekerjaan dan kinerja perawat.
- Berdasarkan keterangan kepala ruangan, jadwal dinas
perawat di ruang VK dibagi dalam 1 (satu) Tim.. Ketika
melakukan tindakan, perawat melakukan seluruh tindakan
secara bersama-sama. Tindakan keperawatan rutin yang
dilakukan secara bersama-sama, diantaranya: injeksi obat,
dan lain-lain.

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 70


- Jadwal dinas perawat di Ruang VK RSU Kuningan
Medical Center yang diatur langsung oleh kepala ruangan
dan koordinator shift.
c) Hubungan perawat dan profesi lain
Menurut keterangan hasil pengamatan secara langsung oleh
kelompok kami, hubungan perawat dan profesi lain di ruang
VK berjalan dengan baik. Tim kesehatan bekerjasama
sebagai tim untuk menangani masalah pasien serta saling
menghormati dan menghargai antar profesi. Pada waktu dan
keadaan tertentu, dokter dan perawat melakukan diskusi
untuk menyelesaikan pemasalahan pasien, begitu juga dengan
petugas medis lain atau bahkan non medis. Masing-masing
petugas kesehatan menulis di rekam medik pasien dengan
lengkap dan jelas. Jika terdapat instruksi atau pendelegasian
tugas, maka proses pendelegasian dilakukan secara tegas dan
tertulis.
n. Kajian Indikator Mutu Ruangan
1) Alat Ukur (Teori Indikator Mutu Ruangan)
a) BOR (Bed Occupancy Rate)
Indikator mutu ruangan Agustus, September, Oktober 2021
sebagai berikut:

Tabel 3.16 Kinerja Rawat Inap Ruang VK dan Nifas Bualan Januari 2021

NO URAIAN KINERJA RAWAT INAP KET


JANUARI 2021
1. BOR 15%

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 71


2. LOS 1

3. BTO 4,3

4. TOI 5,8

5. JUMLAH HARI RAWAT 79


6. JUMLAH TT 18
7. JUMLAH PASIEN

Sumber : Laporan bulanan Ruangan VK RSU Kuningan Medical Center


pada Januari 2021

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 72


BAB IV

ANALISIS DATA DAN PERENCANAAN

A. Analisis SWOT
1. Data Kualitatif

VARIABEL STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENED


(S) (W) (O) (T)
MAN 1. Keluarga pasien 1. Adanya penerapan program 1. Adanya beberapa
1. Kepala ruangan berlatar belakang pendidikan D3 kebidanan kurang mematuhi jenjang karir rumah sakit
dengan pengalaman kerja ≥ 9 tahun, dan kepala shift menjaga kebersihan 2. Terdapat kesempatan perawat untuk kompetitor yang
sebanyak 4 orang berlatar belakang pendidikan D3 di area ruang VK direkomendasikan mengikuti berada di sekitar
kebidanan,dan perawat pelaksanaberlatar belakang 2. Tidak adanya pelatihan dan Diangkat menjadi PT Rumah Sakit.
pendidikan D3 kebidanan sebanyak 10 orang. batasan penunggu (pegawai Tetap)
2. Karu, Katim dan bidan pelaksana di ruang VK sudah pasien 3. Perawat dapat melanjutkan
mengikuti pelatihan sesuai kebutuhan ruangan. 3. Jam besuk belum pendidikannya
3. Pasien baru sudah diperkenalkan tentang ruangan, Sarana, optimal 4. Adanya mahasiswa S1 Ners yang
perawat/bidan dan dokter yang bertanggung jawab melakukan praktek manajemen
4. Pasien baru sudah dijelaskan tentang peraturan Rumah Sakit dalam keperawatan
5. Tenaga kebidanan datang 15 menit sebelum operan shift 5. Adanya hubungan kerjasama
6. Ruang kerja bersih dan mendapatkan juara 1 kebersihan dengan lembaga atau institusi
pada tahun 2019
7. Adanya dokter umum dan dokter spesialis
8. Pelayanan yang baik serta tenaga kerjanya pun ramah
sehingga tidak membeda-bedakan pasien satu dengan yang
lain

MATERIAL 1. Kelengkapan fasilitas sarana dan prasarana bagi pasien di 1. Belum adanya ruang 1. Adanya dana untuk sarana 1. Semakin
ruang VK sudah baik khusus tindakan prasarana yg dialokasikan dari berkembangnya
2. Kelengkapan fasilitas sarana dan prasarana bagi alat 2. Belum adanya ruang rumah sakit. rumah sakit

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 73


kesehatan di ruang VK sudah baik kerja dokter competitor
3. Kelengkapan fasilitas alat tulis kantor sudah baik 3. Keluarga pasien dengan sarana
4. Kelengkapan sarana prasarana rumah tangga sudah baik banyak yang belum prasarana yang
5. Sudah terdapat SPO di ruangan membeli lebih menunjang.
6. Terdapat nurse station perlengkapan
7. Adanya standar infus, lemari dan oksigen persalinan
8. Perawat ruangan menjelaskan tindakan yang akan dilakukan 4. Tidak ada ruang
9. Mempertahankan penggunaan IV kateter multifungsi isolasi
sehingga mengurangi risiko tertusuk jarum

MARKETING 1. Hasil analisis data bulan Januari Memiliki indikator mutu 1. Adanya kerja sama BPJS. 1. Makin tingginya
Rumah Sakit LOS 1 hari dengan standar depkes 6-9 hari, TOI 2. Sasaran marketing Ruang VK kesadaran
6 hari dengan standar depkes 1-3 hari, GDR 0 % dengan adalah pasien dengan masyarakat akan
standar depkes <3%, NDR 0 % dengan standar depkes <2,5%. keluargaBPJS dan umum. kualitas pelayanan
2. Rumah sakit Kuningan Medical Center sudah terakreditasi B 3. Rumah sakit sudah memiliki 2. Adanya mahasiswa
3. Sudah adanya tim khusus pengendali Infeksi di RSU website tersendiri untuk yang sedang
Kuningan Medical Center menampung kritik dan saran. praktik klinik di
4. Sudah terdapatnya alur masuk pasien dan petunjuk jalur 4. Lokasi rumah sakit mudah diakses. rumah sakit
evakuasi
5. Sudah adanya alur tertusuk jarum

METHODE 1. Berdasarkan hasil observasi didapatkan : 1. Belum terbentuknya 1. Pelayanan baik sehingga menarik 1. Adanya
a. Discharge Planning (Pemberian edukasi) sudah reward and pasien competitor dari
dilakukan pada setiap pasien yang akan pulang punishment untuk 2. 2. Banyak pasien yang datang rumah sakit lain
b. Pasien Safety petugas kesehatan menggunakan BPJS yang sudah
c. Peningkatan Komunikasi yang efektif sudah baik 2. Belum terbentuknya menerapkan
d. Peningkatan pengamanan obat yang perlu diwaspadai sangsi untuk petugas metode MPKP.
sudah baik kesehatan untuk 2. Semakin tingginya
a) Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat yang melanggar kesadaran
operasi sudah baik peraturan masyarakat akan
b) Pemakaian APD sudah baik 3. Belum terbentuknya kualitas pelayanan
penghargaan untuk

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 74


2. Dilakukannya pengurangan resiko pasien jatuh petugas kesehatan
3. Setiap pasien baru langsung ditangani yang disiplin
4. Setiap pre dan post conference selalu tepat waktu 4. Asuhan keperawatan
masih menggunakan
NANDA NIC NOC

MONEY 1) Dana Operasional 100% didapatkan dari anggaran rumah 1. Tidak Ada biaya 1. Bekerjasama dengan pihak institusi
sakit. bagi perawat yang pendidikan (mahasiswa yang
2) Adanya gaji pokok untuk karyawan yang didapatkan setiap akan melanjutkan praktek di klinik) melalui Diklat.
bulan dari rumah sakit sesuai dengan golongan masa kerja. pendidikan ke
jenjang selanjutnya.

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 75


STRATEGI SO:
1. Tetap mempertahankan pelayanan yang baik dan mempertahankan kebersihan
ruangan
2. Meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana di ruang VK
3. Tetap mempertahankan kualitas kerja, tenaga dan mengikuti pelatihan
STRATEGI WO:
1. Menyediakan ruangan isolasi
2. Meningkatkan perlengkapan APD sesuai dengan SOP
3. Mengkapi alat-alat medis
STRATEGI ST:
1. Mempertahankan pelayanan BPJS
2. Meningkatkan dan mempertahankan kualitas kerja
3. Mempertahankan IV kateter yang multifungsi
STRATEGI WT:
1. Memberitahukan keluarga pasien untuk menjaga kebersihan di area VK
2. Meningkatkan dan mempertahankan pelayanan yang lebih baik serta menggunakan
APD lengkap untuk menjaga terkena infeksi nosokomial

2. Data Kuantitatif

a. IFAS

No. STRENGTH B R BXR KET.


1. Kepala ruangan berlatar belakang
pendidikan D3 kebidanan dengan
pengalaman kerja ≥ 9 tahun, dan kepala
shift sebanyak 4 orang berlatar belakang
pendidikan D3 kebidanan, dan perawat
pelaksana berlatar belakang pendidikan D3
kebidanan sebanyak 10 orang. 0,05 3 0,15
2. Karu, Katim dan bidan pelaksana di ruang
VK sudah mengikuti pelatihan sesuai
kebutuhan ruangan. 0,06 3 0,18
3. Pasien baru sudah diperkenalkan tentang
ruangan, Sarana, perawat/bidan dan dokter
yang bertanggung jawab 0,03 4 0,12

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 76


4. Pasien baru sudah dijelaskan tentang
peraturan Rumah Sakit 0,05 3 0,15
5. Tenaga kebidanan datang 15 menit sebelum
operan shift 0,05 3 0,15
6. Ruang kerja bersih dan mendapatkan juara
1 kebersihan pada tahun 2019 0,04 4 0,16
7. Adanya dokter umum dan dokter spesialis 0,05 3 0,15
8. Pelayanan yang baik serta tenaga kerjanya
pun ramah sehingga tidak membeda-
bedakan pasien satu dengan yang lain 0,07 3 0,21
9. Hasil analisis data bulan Januari Memiliki
indikator mutu Rumah Sakit LOS 1 hari
dengan standar depkes 6-9 hari, TOI 6 hari
dengan standar depkes 1-3 hari, GDR 0 %
dengan standar depkes <3%, NDR 0 %
dengan standar depkes <2,5%. 0,04 3 0,12
10. Rumah sakit Kuningan Medical Center
sudah terakreditasi B 0,05 3 0,15
11. Sudah adanya tim khusus pengendali
Infeksi di RSU Kuningan Medical Center 0,05 4 0,2
12. Sudah terdapatnya alur masuk pasien dan
petunjuk jalur evakuasi 0,05 4 0,2
13. Discharge Planning (Pemberian edukasi)
sudah dilakukan pada setiap pasien yang
akan pulang 0,03 3 0,09
14. Peningkatan Komunikasi yang efektif sudah
baik 0,06 4 0,24
15. Peningkatan pengamanan obat yang perlu
diwaspadai sudah baik 0,05 3 0,15
16. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan
tepat operasi sudah baik 0,08 3 0,24
17. Setiap pasien baru langsung ditangani 0,05 4 0,2
18. Setiap pre dan post conference selalu tepat
waktu 0,04 4 0,16
19. Dana Operasional 100% didapatkan dari
anggaran rumah sakit. 0,06 2 0,12
20. Adanya gaji pokok untuk karyawan yang
didapatkan setiap bulan dari rumah sakit
sesuai dengan golongan masa kerja 0,04 2 0,08
TOTAL 3,22

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 77


No. WEAKNES B R BXR KET.
1. Keluarga pasien kurang mematuhi menjaga 0,1 3
kebersihan di area ruang VK 0,3
2. Tidak adanya batasan penunggu pasien 0,07 2 0,14
3. Jam besuk belum optimal 0,10 3 0,3
4. Belum adanya ruang khusus tindakan 0,05 2 0,1
5. Belum adanya ruang kerja dokter 0,05 2 0,1
6. Tidak ada ruang isolasi 0,10 3 0,3
7. Belum terbentuknya reward and punishment 0,15 3
untuk petugas kesehatan 0,45
8. Belum terbentuknya sangsi untuk petugas 0,10 2
kesehatan untuk yang melanggar peraturan 0,2
9. Belum terbentuknya penghargaan untuk 0,15 3
petugas kesehatan yang disiplin 0,45
10. Asuhan keperawatan masih menggunakan 0,08 3
NANDA NIC NOC 0,24
11. Tidak Ada biaya bagi perawat yang akan 0,05 2
melanjutkan pendidikan ke jenjang
selanjutnya. 0,1
TOTAL -2,68

b. EFAS

No OPPORTUNITY B R BXR KET.


.
1. Adanya penerapan program jenjang karir 0,07 3 0,21
2. Terdapat kesempatan perawat untuk 3
direkomendasikan mengikuti pelatihan dan
Diangkat menjadi PT (pegawai Tetap) 0,05 0,15
3. Perawat dapat melanjutkan pendidikannya 0,05 4 0,2
4. Adanya mahasiswa S1 Ners yang 3
melakukan praktek manajemen dalam
keperawatan 0,07 0,21
5. Adanya hubungan kerjasama dengan 3
lembaga atau institusi 0,1 0,3
6. Adanya dana untuk sarana prasarana yg 3
dialokasikan dari rumah sakit. 0,05 0,15
7. Adanya kerja sama BPJS.. 0,05 4 0,2
8. Sasaran marketing Ruang VK adalah pasien 3
dengan keluarga BPJS dan umum. 0,05 0,15
9. Rumah sakit sudah memiliki website 0,07 3 0,21
tersendiri untuk menampung kritik dan

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 78


saran.
10. Lokasi rumah sakit mudah diakses 0,07 3 0,21
11. Pelayanan baik sehingga menarik pasien 0,1 4 0,4
12. Banyak pasien yang datang menggunakan 3
BPJS 0,1 0,3
13. Bekerjasama dengan pihak institusi 4
pendidikan (mahasiswa yang praktek di
klinik) melalui Diklat. 0,05 0,2
TOTAL 2,89
No. TREATH B R BXR KET.
1. Adanya beberapa rumah sakit kompetitor 0,2 2 0,4
yang berada di sekitar Rumah Sakit.
2. Semakin berkembangnya rumah sakit 0,2 2 0,4
competitor dengan sarana prasarana yang
lebih menunjang
3. Adanya competitor dari rumah sakit lain 0,3 3 0,9
yang sudah menerapkan metode MPKP.
4. Semakin tingginya kesadaran masyarakat 03 3 0,9
akan kualitas pelayanan
TOTAL -2,6

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 79


GRAFIK

B. Prioritas Masalah
1. Menurut CARL
Agar masalah lebih bisa diselesaikan maka dilakukan pembobotan
alternatif penyelesaian masalah, dengan memperhatikan aspek :
C (Capability) : Ketersediaan sumber daya (dana, sarana, dan
peralatan)
A (Accessibility) : Kemudahan masalah dapat diatasi atau tidak
R (Readiness) : Kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan
sasaran seperti kemampuan dan motivasi
L (Leverge) : Seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan
yang lain dalam pemecahan masalah yang dibahas
KriteriaNilai :
Sangat kurang penting :Bernilai 1
Kurang penting :Bernilai 2
Cukup penting :Bernilai 3
Penting :Bernilai 4
Sangat penting :Bernilai 5

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 80


Nilai :CxAxRxL
No Alternatif penyelesaian masalah C A R L Nilai Urutan
1 Pendokumentasian asuhan 4 4 4 3 192 1
keperawatan belum berbasis SDKI,
SLKI, dan SIKI
2 Belum adanya perhitungan beban 3 2 4 4 96 2
kerja
3 Belum optimalnya visi misi 4 3 3 2 72 3
ruangan

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 81


C. Fish Bone

METODE MAN

Semua bidan perpendidikan D3 Kebidanan


Motivasi dalam pembuatan asuhan keperawatan belum optimal

Pembuatan intervensi keperawatan masih


berdasarkan kemampuan perawat
pelaksananya
Pendokumentasian asuhan keperawatan belum berbasis SDKI, SLKI, dan SIKI

m adanya pemberian reward (Penghargaan) untuk yang melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan yang optimal

Belum terdapat SAK dari 10 daftar diagnosa keperawatan terbanyak

MONEY
MATERIAL

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 82


Kepatuhan terhadap
Standar Pencegahan
dan Pengendalian
Infeksi belum Optimal

D. Alternatif Penyelesaian Masalah


Setelah diketahui faktor penyebab dari masalah tersebut,kemudian
facktor penyebab di cari cara untuk menyelesaikannya. Adapun
penyelesaiannya terdapat pada dijelaskan pada tabel berikut ini

1. Pendokumentasian asuhan keperawatan belum berbasis SDKI, SLKI, dan


SIKI

No Penyebab Penyelesaian
1 Belum optimalnya penerapan Peningkatan penerapan
pendokumentasian asuhan pendokumentasian asuhan
keperawatan
2 Asuhan keperawatan masih Pendokumentasian asuhan keperawatan
menggunakan NANDA NIC NOC menggunakan SDKI SLKI dan SIKI
3 Motivasi dalam pembuatan asuhan Pemberian reward (Penghargaan) untuk
keperawatan belum optimal yang melakukan pendokumentasian
asuhan keperawatan yang optimal
4 Pembuatan intervensi keperawatan Pembuatan SAK berbasis SDKI, SLKI,
masih berdasarkan kemampuan SIKI dari 10 diagnosa terbanyak
perawat pelaksananya
2. Belum adanya perhitungan beban kerja

No Penyebab Penyelesaian
1 Belum adanya perhitungan beban Pembuatan perhitungan beban kerja
kerja dengan menggunakan rumus
perhitungan.

3. Belum optimalnya visi misi ruangan

No Penyebab Penyelesaian
1 Belum optimalnya penerapan visi misi Peningkatan penerapan visi misi
diruangan diruangan
2 Tidak semua bidan mengaplikasikan Menyamakan persepsi dalam
visi misi diruangan secara optimal mengaplikasikan visi misi diruangan
3 motivasi dalam pengaplikasian visi 1. Pemberian reward
misi ruangan (Penghargaan) untuk yang
mengaplikasikan visi misi ruangan.
4 Visi misi ruangan belum terpajang Koordinasi dengan kepala ruangan
diruangan untuk memasang visi misi di ruangan

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 83


MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 84
E. Planning Of Action

PERENCANAAN
NO MASALAH TUJUAN
SUMBERD PENANGGU
RENCANAKEGIATAN TANGGAL
AYA NGJAWAB
1. Pendokumentasian Pendokumentasian 1. Peningkatan penerapan pendokumentasian Setelah dilakukan Kepala
asuhan keperawatan asuhan keperawatan asuhan. seminar awal ruangan,
belum berbasis menggunakan SDKI, 2. Pendokumentasian asuhan keperawatan kepala tim,
SDKI, SLKI, dan SLKI, SIKI dilakukan menggunakan SDKI, SLKI dan SIKI. bidan
SIKI secara optimal 3. Pemberian reward (Penghargaan) untuk pelaksana Kelompok 5
yang melakukan pendokumentasian asuhan mahasiswa
keperawatan yang optimal.
4. Pembuatan SAK berbasis SDKI, SLKI, SIKI
dari 10 diagnosa terbanyak
2. Belum adanya Agar tidak 1. Pembuatan perhitungan beban kerja dengan Setelah dilakukan Kepala
perhitungan beban menimbulkan dampak menggunakan rumus perhitungan. seminar awal ruangan,
kerja pada beban kerja yang kepala tim,
tinggi serta kualitas bidan Kelompok 5
pelayanan tidak pelaksana
menurun mahasiswa

3. Belum optimalnya Meningkatkan mutu 1. Peningkatan penerapan visi misi diruangan Setelah dilakukan Kepalaruang
visi misi ruangan pelayanan dan 2. Menyamakan persepsi dalam seminar awal an,
mencapai tujuan mengaplikasikan visi misi diruangan ketuatimdan Kelompok 5
bersama sesuai dengan 3. Koordinasi dengan kepala ruangan untuk mahasiswa
visi misi ruangan memasang visi misi ruangan

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 85


DAFTAR PUSTAKA

Gina Meirawaty, Kurniawan. (2019). Field Experience : Manajemen Strategis


Pada Proses Manajemen KEPERAWATAN. 2 (2).
Siti Solikhati. (2019). Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan Dengan
Kepuasan Kerja Perawat Di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas.
Skripsi.
Siti Saodah Susanti, dkk. (2020). Manajemen Dan Kepemimpinan Dalam
Keperawatan. Yayasan Kita Menulis.
Sri Mugianti. (2016). Manajemen Dan Kepemimpinan Dalam
Keperawatan.http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Manajemen-dan-Kepemimpinan-dalam-
Keperawatan-Komprehensif.pdf. Diakses pada tanggal 14 Februari 2021.
Wahyuningtias, Septina (2019) PERSEPSI PERAWAT TENTANG MODEL
ASUHAN KEPERAWATAN CASE MANAGEMENT Di Rumah Sakit Umum
Dr.Hardjono S. Ponorogo. Tugas Akhir (D3) thesis, Universitas
Muhammadiyah Ponorogo.

MANAJEMEN KEPERAWATAN Page 86

Anda mungkin juga menyukai