Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN POST SECTIO

CAESAREA DENGAN INDIKASI CEPHALO PELVIC


DISPORPORATION (CPD) DI RUANG VK DAN NIFAS
RSU KUNINGAN MEDICAL CENTER

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Manajemen Keperawatan


Pada Program Studi Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Oleh :

SHANTI DEWI SUSANTI


JNR0200073

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
KUNINGAN
2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN POST SECTIO CAESAREA
DENGAN INDIKASI CEPHALO PELVIC DISPORPORATION (CPD) DI
RUANG VK DAN NIFAS RSU KUNINGAN MEDICAL CENTER

A. PENGKAJIAN
Biodata
a. Identitas Klien
Nama : Ny. N
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 27 Tahun
Alamat : Mekarmukti
Tgl. Masuk RS : 10-02-2021
Tgl. Pengkajian : 12-02-2021
Diagnosa Medis : G1P0A0 dengan indikasi CPD
No. Medrek : 123459
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. D
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 31 Tahun
Alamat : Mekarmukti
Hub. Dengan Klien : Suami

B. RIWAYAT SAKIT DAN KESEHATAN SEKARANG


1. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri di sekitar luka operasi
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Saat melakukan pengkajian pada hari pertama setelah post SC, klien
mengatakan operasi dilakukan pada tanggal 11 Februari 2020 pada jam
09.00 wib. Klien mengatakan tidak dapat melahirkan secara normal
disebabkan karena panggul sempit. Klien mengatakan nyeri pada bagian
jahitan post SC, nyeri bertambah apabila klien banyak bergerak dan
berkurang apabila klien hanya berbaring diatas tempat tidur sehingga
aktivitas klien dibantu oleh keluarga. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
dibagian perut pada jahitan bekas operasi SC dengan skala nyeri 5 dari 1-
10, klien mengatakan nyeri hilang timbul. Klien mengatakan badan terasa
berat, klien mengatakan sulit bergerak, klien terlihat meringis, klien
terlihat lemas.
3. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit yang lalu
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan keluarga tidak ada menderita penyakit keturunan seperti
Hipertensi, DM ataupun penyakit menular genetik
5. Riwayat Alergi
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi
6. Aktivitas Dasar

Aktivitas 1 2 3 4

Makan atau minum 


Toileting 
Personal Hygiene 
Berpakaian 
Mobilisasi dari tempat tidur 
Berpindah 
Ambulasi 

Keterangan
1 : Dibantu total
2 : Dibantu orang lain dan alat
3 : Dibantu sebagian
4 : Mandiri

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Sedang
2. Kesadaran : Composmentis
3. GCS : 15 (E4V5M6)
4. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Suhu : 36,0°
Nadi : 81x/menit
Pernafasan : 22x/menit
5. Berat Badan : 70kg
6. Tinggi Badan : 158cm
7. Head to toe
No
Jenis Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
.
1. Kepala
a. Rambut Rambut klien
panjang dan kulit
kepala tampak
bersih tidak
berketombe,
warna rambut
hitam
b. Mata Mata simetris
kiri dan
kanan,fungsi
penglihatan baik,
konjugtiva tidak
anemis, sklera
ikterik.
c. Hidung Hidung tampak
simetris, tidak
tampak adanya
secret, tidak ada
sinus dan polip,
fungsi
penciuman baik.
d. Telinga Telinga simetris Tidak ada
kiri dann kanan, nyeri
tidak ada disekitar
serumen, tidak telinga
ditemukan
peradangan,
fungsi
pendengaran
baik.
2. Leher Fungsi menelan Tidak teraba
baik. pembesaran
kelenjar
getah bening
dan kelenjar
thyroid
3. Dada
a. Payudara Bentuk payudara
simetris kiri dan
kanan, produksi
ASI banyak
b. Paru-paru Simetris kiri dan Tidak ada
Bunyi nafas Suara sonor
kanan nyeri tekan
vesikuler
pergerakan terdengar di
dinding dada semua
normal lapang paru
c. Jantung Tidak ada Tidak ada
keluhan nyeri bunyi
dada jantung
tambahan
4. Abdomen Bentuk abdomen TFU 2 jari Tympani Bising usus
simetris, terdapat dibawah 9x/menit
luka operasi SC pusar
dengan jenis
memanjang,
ukuran panjang
post SC sekitar
10 cm. Kondisi
luka post operasi
belum diketahui
karna masih
ditutup verban.
5. Ekstremitas
a. Atas Terpasang infuse
IV 20 tpm
dibagian tangan
sebelah kiri
b. Bawah Simetris kiri dan Tidak ada
kanan tidak ada nyeri tekan
oedema pada pada betis
kaki klien klien
6. Genetalia Terpasang
kateter, jumlah
urine 250cc
7. Integumen Keadaan turgor Tidak ada
kulit baik, tidak nyeri tekan
ada lesi, kulit
lembab, tidak
ada oedema.
Warna kulit sao
matang

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Hematologi
Tanggal pemeriksaan 11-02-2021

Parameter Hasil Satuan Normal


 Hb 10,5 G% 12-16
 Leukosit 14800 /mm³ 4000-10000
 Hitung jenis
1. Basophil 0 % 0-1
2. Eosinophil 0 % 1-4
3. N. Staf 1 % 3-5
4. N. Segmen 83 % 35-70
5. Lymphosit 38 % 20-40
6. Monosit 4 % 2-10
 Hematokrit 30,9 % 37-48
 Trombosit 227.000 /mm³ 150rb-300rb

2. Pemeriksaan Mikrobiologi/Serologi
Tanggal pemeriksaan 11-02-2021

NLR 6,9

ALC
1776

E. TERAPI OBAT
Cara
No. Nama Obat Dosis Indikasi
Pemberian
1. Cefotaxime 2x1 IV Indikasi cefotaxime di antaranya untuk
penatalaksanaan infeksi saluran
pernapasan bawah, infeksi
genitourinari, infeksi ginekologi,
bakteremia atau sepsis, infeksi kulit,
infeksi intra abdomen, infeksi pada
tulang atau sendi, dan infeksi pada
sistem saraf pusat. Cefotaxime juga
dapat digunakan sebagai antibiotik
profilaksis sebelum tindakan
pembedahan, seperti histerektomi
abdomen atau vagina, pembedahan
pada saluran pencernaan dan
genitourinari.
2. Ketorolac 2x1 IV Ketorolac adalah obat untuk
meredakan nyeri dan peradangan.
Obat ini sering digunakan setelah
operasi atau prosedur medis yang bisa
menyebabkan nyeri. Ketorolac
merupakan obat golongan
antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
yang memiliki bentuk sediaan tablet
dan suntik.
3. Metronidazole 3x1 IV Metronidazole adalah obat antibiotik
untuk mengobati infeksi. Obat ini
bekerja dengan cara menghentikan
pertumbuhan berbagai bakteri dan
parasit. Antibiotik ini hanya dapat
mengobati infeksi bakteri dan parasit,
sehingga tidak digunakan untuk
menangani infeksi virus. Indikasi
metronidazole adalah untuk kondisi-
kondisi seperti bakterial vaginosis,
trikomoniasis, giardiasis,
dracunculiasis, Clostridium difficile 
colitis, dan infeksi Entamoeba
histolytica.
4. Kalnex 3x1 IV Kalnex adalah obat yang digunakan
untuk membantu menghentikan
pendarahan seperti pada kondisi
mimisan, tindakan operasi, dan
menstruasi yang berkepanjangan.
Kalnex merupakan obat keras yang
mengandung zat aktif asam
traneksamat.
F. ANALISA DATA

No. Data Fokus Etiologi Masalah

1. DS : Kelainan atau Nyeri akut


 Klien mengeluh nyeri pada hambatan selama
bagian jahitan post SC hamil stau proses
 Nyeri bertambah apabila klien bersalin (CPD)
banyak bergerak dan ↓
berkurang apabila klien hanya Sectio Caesarea (SC)
berbaring diatas tempat tidur
 Nyeri dirasakan seperti ↓
ditusuk-tusuk dibagian perut Insisi dinding abdomen
pada jahitan bekas operasi SC ↓
dengan skala nyeri 5 dari 1-10 Terputusnya
 Klien mengatakan nyeri inkontinuitas
hilang timbul jaringan, pembuluh
darah, dan saraf-saraf
DO : disekitar daerah insisi
 Keadaan umum sedang ↓
 Terdapat luka bekas operasi Merangsang
SC dibagian perut pengeluaran
 Klien tampak sedikit meringis histamine
 TTV
TD : 110/80 ↓
S : 36,0°C Nyeri akut
N : 80x/menit
RR : 22x/menit
2. Kelainan atau
DS : hambatan selama Intoleransi
 Klien mengeluh nyeri pada hamil stau proses aktivitas
bagian jahitan post SC bersalin (CPD)
 Nyeri bertambah apabila klien ↓
banyak bergerak dan
Sectio Caesarea (SC)
berkurang apabila klien hanya
berbaring diatas tempat tidur ↓
 Aktivitas klien dibantu oleh Insisi dinding
keluarga abdomen
 Klien mengatakan badan ↓
terasa berat Imobilisasi
 Klien mengatakan sulit ↓
bergerak
Intoleransi aktivitas
DO :
 Klien terlihat lemas
 Terdapat luka bekas operasi
SC dibagian perut

3. DS : Kelainan atau Risiko


- hambatan selama Infeksi
hamil stau proses
DO : bersalin (CPD)
 Terdapat luka bekas operasi ↓
SC dibagian perut Sectio Caesarea (SC)
 Leukosit 14800

Insisi dinding
abdomen

Risiko Infeksi

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur operasi)
ditandai dengan klien mengeluh nyeri pada bagian jahitan post SC, nyeri
bertambah apabila klien banyak bergerak dan berkurang apabila klien
hanya berbaring diatas tempat tidur, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
dibagian perut pada jahitan bekas operasi SC dengan skala nyeri 5 dari 1-
10, klien mengatakan nyeri hilang timbul, keadaan umum sedang, terdapat
luka bekas operasi SC dibagian perut, klien tampak meringis, TTV TD
110/80, S 36,0°C, N 80x/menit, RR 22x/menit.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri post SC ditandai dengan
klien mengeluh nyeri pada bagian jahitan post SC, nyeri bertambah
apabila klien banyak bergerak dan berkurang apabila klien hanya
berbaring diatas tempat tidur sehingga aktivitas klien dibantu oleh
keluarga, klien mengatakan badan terasa berat, klien mengatakan sulit
bergerak, klien terlihat lemas, terdapat luka bekas operasi sc dibagian
perut.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif (post SC)
ditandai dengan terdapat luka bekas operasi SC dibagian perut, Leukosit
14800
H. PERENCANAAN

No. SDKI SLKI SIKI

1. D.0077 L.08066 Manajemen Nyeri (I. 08238)


Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi Observasi
agen pencedera fisik (prosedur keperawatan selama 3x24 jam maka, 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
operasi) tingkat nyeri menurun dengan kriteria durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
hasil : 2. Identifikasi skala nyeri
Definisi : - Keluhan nyeri menurun 3. Identifikasi respon nyeri non
Pengalaman sensorik atau - Meringis menurun verbal
emosional yang berkaitan dengan - Frekuensi nadi membaik 4. Identifikasi faktor yang
kerusakan jaringan aktual atau - Tekanan darah membaik memperberat dan memperingan nyeri
fungsional, dengan onset 5. Identifikasi pengetahuan dan
mendadak atau lambat dan keyakinan tentang nyeri
berintensitas ringan hingga berat 6. Identifikasi pengaruh budaya
yang berlangsung kurang dari 3 terhadap respon nyeri
bulan. 7. Identifikasi pengaruh nyeri pada
Penyebab : kualitas hidup
1. Agen pencedera fisiologis 8. Monitor keberhasilan terapi
(mis. Inflamasi, iskemia, komplementer yang sudah diberikan
neoplasma) 9. Monitor efek samping
2. Agen pencedra kimiawi penggunaan analgetik
(mis. Terbakar, bahan kimia Terapeutik
iritan) 1. Berikan teknik non-farmakologis
3. Agen pencidra fisik (mis. untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
Abses, trauma, amputasi, hypnosis, akupresur, terapi musik,
terbakar, terpotong, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
mengangkat berat,prosedur teknik imajinasi terbimbing, kompres
operasi,trauma, latihan fisik hangat/dingin, terapi bermain)
berlebihan 2. Control lingkungan yang
Kondisi Klinis Terkait : memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
1. Kondisi pembedahan pencahayaan, kebisingan)
2. Cedera traumatis 3. Fasilitasi istirahat dan tidur
3. Infeksi 4. Pertimbangkan jenis dan sumber
4. Sindrom koroner akut nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
5. Glaukoma nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
5. Ajarkan teknik non-farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik
2. D.0056 - L.03032 Dukungan Ambulasi Dini (I.06171)
Intoleransi aktivitas berhubungan - Setelah dilakukan intervensi Observasi
dengan ketidakseimbangan suplai keperawatan. Toleransi aktivitas 1. Identifikasi adanya nyeri atau
dan kebutuhan oksigen keluhan fisik
meningkat dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi toleransi fisik
Definisi : - Saturasi oksigen meningkat melakukan ambulasi
Ketidakcukupan energi untuk - Kemudahan dalam melakukan 3. Monitor kondisi umum saat
melakukan aktivitas sehari-hari aktivitas meningkat melakukan ambulasi
Penyebab : - Kecepatan berjalan meningkat Terapeutik
1. Ketidakseimbangan antara - Jarak berjalan meningkat 1. Fasilitasi aktivitas ambulasi
suplai dan kebutuhan oksigen - Kekuatan bagian tubuh atas dengan alat bantu
2. Tirah baring meningkat 2. Fasilitasi melakukan mobilisasi
3. Kelemahan - Kekuatan bagian tubuh bawah fisik
4. Imobilitas meningkat 3. Libatkan keluarga unutk
5. Gaya hidup monoton - Keluhan lelah menurun membantu pasien dalam meningkatkan
ambulasi dini
Kondisi klinis terkait : - Dispne saat aktivitas menurun Edukasi
1. Anemia 1. Jelaskan tujuan dan prosedur
2. Gagal jantung kongestif ambulasi
3. Penyakit jantung koroner 2. Anjurkan melakukan ambulasi
4. Penyakit katup jantung dini
5. Aritmia 3. Ajarkan ambulasi sederhana
6. Peyakit paru obstruktif kronis
(PPOK)
7. Gangguan metabolik

3. D.0142 L.14137 Pencegahan Infeksi (I.14539)


Risiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan intervensi Observasi
dengan efek prosedur invasive keperawatan selama 3x24 jam maka, 1. Motior tanda dan gejala infeksi lokal dan
(post SC) tingkat infeksi menurun, dengan sistemik
kriteria hasil : Terapeutik
- Tidak ada demam 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
Definisi : dengan pasien
Berisiko mengalami peningkatan - Tidak ada kemerahan
terserang organisme patogenik - Nyeri menurun Edukasi
Faktor risiko : - Kadar sel darah putih membaik 1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
1. Penyakit kronis 2. Ajarkan cara mencuci tangan yang benar
2. Efek prosedur invasif 3. Anjurkan untuk meningkatkan asupan
3. Malnutrisi cairan dan nutrisi
4. Peningkatan paparan organisme
patogen lingkungan Perawatan Luka (I.14564)
5. Ketidakadekuatan pertahanan Observasi
tubuh primer 1. Monitor karakteristik luka
6. Ketidakadekuatan pertahanan 2. Monitor tanda-tanda infeksi
tubuh sekunder Terapeutik
1. Pertahankan teknik steril saat perawatan
Kondisi klinis terkait : luka
1. AIDS Edukasi
2. Luka bakar 1. Jelaskan prosedur perawatan luka secara
3. Diabetes mellitus mandiri
4. Tindakan invasif Kolaborasi
5. Kondisi penggunaan terapi 1. Kolaborasi pemberian antibiotik
steroid
6. Kanker
7. Gangguan fungsi hati
I. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Hari,
No
tanggal, Implementasi Evaluasi
dx
jam
1. Sabtu, 13 T : Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi S : - Klien mengeluh nyeri dibagian perut bekas luka
Februari frekuensi, kualitas, intensitas nyeri operasi SC, nyeri dirasakan hilang timbul
2021 R : Klien mengeluh nyeri dibagian perut bekas luka - Skala nyeri 5 dari 1-10
08.00-14.00 operasi SC, nyeri dirasakan hilang timbul - Klien mengatakan nyeri bertambah apabila banyak
T : Mengidentifikasi skala nyeri
bergerak dan berkurang apabila klien hanya berbaring
R : Klien mengatakan skala nyeri yang dirasakan yaitu 5
diatas tempat tidur dan istirahat dengan posisi
dari 1-10
supine/dorsal recumbent
T : Mengdentifikasi respon nyeri non-verbal
O : - Keadaan umum sedang
R : Pada saat dilakukan pengkajian klien terlihat lemas,
- Klien terlihat lemas dan sedikit meringis
wajah sedikit meringis
- Terdapat luka bekas operasi SC dibagian perut
T : Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan
- TTV
memperingan nyeri
TD : 110/80
R : Klien mengatakan nyeri bertambah apabila klien S : 36,0°C
banyak bergerak dan berkurang apabila klien hanya N : 80x/menit
berbaring diatas tempat tidur RR : 22x/menit
T : Fasilitasi istirahat dan tidur
A : Nyeri Akut
R : Klien nyaman dengan posisi supine/dorsal recumbent
P : - Identifikasi skala nyeri
T : Menjelaskan strategi meredakan nyeri dengan teknik
- Identifikasi respon nyeri non-verbal
tarik nafas dalam
- Anjurkan menggunakan teknik non-farmakologis
R : Klien mengerti dan dapat menerapkan apa yang
untuk mengurangi rasa nyeri
sudah dijelaskan
- Kolaborasi pemberian analgetik
T : Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik
I : - Mendidentifikasi skala nyeri
R Analgetik yang diberikan yaitu ketorolac 2x1 melalui
- Mengidentifikasi respon nyeri non-verbal
intravena
- Menganjurkan menggunakan teknik non-
farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
- Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik
E : Belum ada penurunan intensitas nyeri
R : Intervensi dilanjutkan
2. Sabtu, 13 T : Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik S : - Klien mengeluh nyeri dibagian perut bekas luka
Februari lainnya operasi SC
2021 R : Klien mengeluh nyeri dibagian perut bekas luka - Klien mengatakan dapat bergerak walaupun hanya
08.00-14.00 operasi SC sehingga aktivitas klien dibantu oleh sedikit dan secara perlahan-lahan
keluarga O : - Keadaan umum sedang
- Klien dapat berpindah posisi sedikit-sedikit
T : Mengidentifikasi toleransi fisik untuk melakukan - Klien masih belum dapat berjalan
ambulasi dini A: Intoleransi aktivitas
R : Klien mengatakan dapat bergerak walaupun hanya P : - Monitor keadaan umum
sedikit-sedikit dan secara perlahan - Libatkan keluarga untuk membantu klien dalam
T : Memonitor frekuensi jantung dan tekanan darah
meningkatkan ambulasi dini
sebelum memulai ambulasi
- Anjurkan melakukan ambulasi dini
R : N 82x/menit
I : - Memonitor keadaan umum
TD 110/70 mmHg
- Melibatkan keluarga untuk membantu klien dalam
T : Memonitor keadaan atau kondisi umum selama
meningkatkan ambulasi dini
melakukan ambulasi dini
- Menganjurkan melakukan ambulasi dini
R : Keadaan atau kondisi umum klien sedang
E : Klien dapat bergerak walaupun hanya sedikit-sedikit
T : Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
karena masih mengeluh nyeri
meningkatkan ambulasi dini
R : Intervensi dilanjutkan
R : Keluarga sangat kooperatif
T : Menjelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
R : Klien mengerti apa yang dijelaskan
T : Mengajarkan ambulasi sederhana yang harus
dilakuan
R : Klien dapat berpindah posisi (miring kanan miring
kiri)
3. Sabtu, 13 T : Memonitor tanda dan gejala infeksi S :-
Februari R : Tidak terdapat tanda dan gejala infeksi pada klien O : - Tidak ada tanda infeksi pada klien
T : Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
2021 - Terdapat luka bekas operasi SC dibagian perut
klien
08.00-14.00 - Leukosit 14800
R: -
A : Risiko Infeksi
T : Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
P : - Monitor tanda dan gejala infeksi
R : Klien dapat mengerti tanda dan gejala infeksi yaitu
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
adanya kemerahan, bengkak, nyeri, demam
T : Menganjurkan untuk meningkatkan cairan dan nutrisi klien
R : Klien menerima anjuran yang diberikan - Pertahankan teknik steril saat perawatan luka
T : Memonitor karakteristik luka - Jelaskan prosedur perawatan luka secara mandiri
R : Luka terdapat diabdomen bagian bawah klien - Kolaborasi pemberian antibiotik
T : Mempertahankan teknik steril saat perawatan luka
I : - Memonitor tanda dan gejala infeksi
R : Untuk mencegah terjadinya infeksi
T : Melakukan kolaborasi dalam pemberian antibiotik - Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
R : Antibiotik yang diberikan yaitu cefotaxcim 2x1 klien
melalui intravena - Mempertahankan teknik steril saat perawatan luka
- Menjelaskan prosedur perawatan luka secara mandiri
- Melakuakan kolaborasi pemberian antibiotik
E : Tidak ada tanda dan gejala infeksi
R : Intervensi dilanjutkan

No Hari, Implementasi Evaluasi


dx tanggal,
jam
1. Senin, 15 T : Mengidentifikasi skala nyeri S : - Klien mengatakan nyeri berkurang
Februari R : Klien mengatakan skala nyeri yang dirasakan yaitu 2 - Skala nyeri 2 dari 1-10
2021 dari 1-10 O : - Keadaan umum baik
T : Mengdentifikasi respon nyeri non-verbal
14.00-21.00 - Terdapat luka bekas operasi SC dibagian perut
R : Klien sudah tidak terlihat meringis
- TTV
T : Menganjurkan menggunakan teknik non-
TD : 120/80
farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri S : 36,5°C
R : Teknik non-farmakologi yang dianjurkan adalah tarik N : 82x/menit
RR : 22x/menit
nafas dalam
T : Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik A : Masalah teratasi
R Analgetik yang diberikan yaitu ketorolac 2x1 melalui P : Intervensi dihentikan
intravena

2. Senin, 15 T : Memonitor keadaan umum S : - Klien mengatakan dapat melakukan aktivitas


Februari R : Keadaan umum klien baik sederhana secara mandiri
2021 T : Melibatkan keluarga untuk membantu klien dalam - Klien mengatakan dapat berjalan ke kamar mandi
14.00-21.00 meningkatkan ambulasi dini O : - Keadaan umum baik
R : Keluarga kooperatif A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
T : Menganjurkan melakukan ambulasi dini
R : Klien mengatakan dapat melakukan aktivitas
sederhana secara mandiri, klien dapat berjalan ke
kamar mandi
3. Senin, 15 T : Memonitor tanda dan gejala infeksi S: -
Februari R : Tidak terdapat tanda dan gejala infeksi pada klien O : Tidak ada tanda dan gejala infeksi
2021 A : Masalah teratasi
14.00-21.00 T : Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan P : Intervensi dihentikan
klien
R: -
T : Mempertahankan teknik steril saat perawatan luka
R : Untuk mencegah terjadinya infeksi
T : Menjelaskan prosedur perawatan luka secara mandiri
R : Klien dapat memahami dan mengerti terhadap apa
yang dijelaskan
T : Melakuakan kolaborasi pemberian antibiotik
R : Antibiotik yang diberikan yaitu cefotaxcim 2x1
melalui intravena
DAFTAR PUSTAKA

Tim pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
(cetakan III). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia

Tim pokja SIKI DPP PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(cetakan III). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia

Tim pokja SLKI DPP PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (cetakan III). Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Anda mungkin juga menyukai