Oleh :
A. PENGKAJIAN
Biodata
a. Identitas Klien
Nama : Ny. N
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 27 Tahun
Alamat : Mekarmukti
Tgl. Masuk RS : 10-02-2021
Tgl. Pengkajian : 12-02-2021
Diagnosa Medis : G1P0A0 dengan indikasi CPD
No. Medrek : 123459
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. D
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 31 Tahun
Alamat : Mekarmukti
Hub. Dengan Klien : Suami
Aktivitas 1 2 3 4
Keterangan
1 : Dibantu total
2 : Dibantu orang lain dan alat
3 : Dibantu sebagian
4 : Mandiri
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Sedang
2. Kesadaran : Composmentis
3. GCS : 15 (E4V5M6)
4. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Suhu : 36,0°
Nadi : 81x/menit
Pernafasan : 22x/menit
5. Berat Badan : 70kg
6. Tinggi Badan : 158cm
7. Head to toe
No
Jenis Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
.
1. Kepala
a. Rambut Rambut klien
panjang dan kulit
kepala tampak
bersih tidak
berketombe,
warna rambut
hitam
b. Mata Mata simetris
kiri dan
kanan,fungsi
penglihatan baik,
konjugtiva tidak
anemis, sklera
ikterik.
c. Hidung Hidung tampak
simetris, tidak
tampak adanya
secret, tidak ada
sinus dan polip,
fungsi
penciuman baik.
d. Telinga Telinga simetris Tidak ada
kiri dann kanan, nyeri
tidak ada disekitar
serumen, tidak telinga
ditemukan
peradangan,
fungsi
pendengaran
baik.
2. Leher Fungsi menelan Tidak teraba
baik. pembesaran
kelenjar
getah bening
dan kelenjar
thyroid
3. Dada
a. Payudara Bentuk payudara
simetris kiri dan
kanan, produksi
ASI banyak
b. Paru-paru Simetris kiri dan Tidak ada
Bunyi nafas Suara sonor
kanan nyeri tekan
vesikuler
pergerakan terdengar di
dinding dada semua
normal lapang paru
c. Jantung Tidak ada Tidak ada
keluhan nyeri bunyi
dada jantung
tambahan
4. Abdomen Bentuk abdomen TFU 2 jari Tympani Bising usus
simetris, terdapat dibawah 9x/menit
luka operasi SC pusar
dengan jenis
memanjang,
ukuran panjang
post SC sekitar
10 cm. Kondisi
luka post operasi
belum diketahui
karna masih
ditutup verban.
5. Ekstremitas
a. Atas Terpasang infuse
IV 20 tpm
dibagian tangan
sebelah kiri
b. Bawah Simetris kiri dan Tidak ada
kanan tidak ada nyeri tekan
oedema pada pada betis
kaki klien klien
6. Genetalia Terpasang
kateter, jumlah
urine 250cc
7. Integumen Keadaan turgor Tidak ada
kulit baik, tidak nyeri tekan
ada lesi, kulit
lembab, tidak
ada oedema.
Warna kulit sao
matang
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Hematologi
Tanggal pemeriksaan 11-02-2021
2. Pemeriksaan Mikrobiologi/Serologi
Tanggal pemeriksaan 11-02-2021
NLR 6,9
ALC
1776
E. TERAPI OBAT
Cara
No. Nama Obat Dosis Indikasi
Pemberian
1. Cefotaxime 2x1 IV Indikasi cefotaxime di antaranya untuk
penatalaksanaan infeksi saluran
pernapasan bawah, infeksi
genitourinari, infeksi ginekologi,
bakteremia atau sepsis, infeksi kulit,
infeksi intra abdomen, infeksi pada
tulang atau sendi, dan infeksi pada
sistem saraf pusat. Cefotaxime juga
dapat digunakan sebagai antibiotik
profilaksis sebelum tindakan
pembedahan, seperti histerektomi
abdomen atau vagina, pembedahan
pada saluran pencernaan dan
genitourinari.
2. Ketorolac 2x1 IV Ketorolac adalah obat untuk
meredakan nyeri dan peradangan.
Obat ini sering digunakan setelah
operasi atau prosedur medis yang bisa
menyebabkan nyeri. Ketorolac
merupakan obat golongan
antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
yang memiliki bentuk sediaan tablet
dan suntik.
3. Metronidazole 3x1 IV Metronidazole adalah obat antibiotik
untuk mengobati infeksi. Obat ini
bekerja dengan cara menghentikan
pertumbuhan berbagai bakteri dan
parasit. Antibiotik ini hanya dapat
mengobati infeksi bakteri dan parasit,
sehingga tidak digunakan untuk
menangani infeksi virus. Indikasi
metronidazole adalah untuk kondisi-
kondisi seperti bakterial vaginosis,
trikomoniasis, giardiasis,
dracunculiasis, Clostridium difficile
colitis, dan infeksi Entamoeba
histolytica.
4. Kalnex 3x1 IV Kalnex adalah obat yang digunakan
untuk membantu menghentikan
pendarahan seperti pada kondisi
mimisan, tindakan operasi, dan
menstruasi yang berkepanjangan.
Kalnex merupakan obat keras yang
mengandung zat aktif asam
traneksamat.
F. ANALISA DATA
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur operasi)
ditandai dengan klien mengeluh nyeri pada bagian jahitan post SC, nyeri
bertambah apabila klien banyak bergerak dan berkurang apabila klien
hanya berbaring diatas tempat tidur, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
dibagian perut pada jahitan bekas operasi SC dengan skala nyeri 5 dari 1-
10, klien mengatakan nyeri hilang timbul, keadaan umum sedang, terdapat
luka bekas operasi SC dibagian perut, klien tampak meringis, TTV TD
110/80, S 36,0°C, N 80x/menit, RR 22x/menit.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri post SC ditandai dengan
klien mengeluh nyeri pada bagian jahitan post SC, nyeri bertambah
apabila klien banyak bergerak dan berkurang apabila klien hanya
berbaring diatas tempat tidur sehingga aktivitas klien dibantu oleh
keluarga, klien mengatakan badan terasa berat, klien mengatakan sulit
bergerak, klien terlihat lemas, terdapat luka bekas operasi sc dibagian
perut.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif (post SC)
ditandai dengan terdapat luka bekas operasi SC dibagian perut, Leukosit
14800
H. PERENCANAAN
Hari,
No
tanggal, Implementasi Evaluasi
dx
jam
1. Sabtu, 13 T : Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi S : - Klien mengeluh nyeri dibagian perut bekas luka
Februari frekuensi, kualitas, intensitas nyeri operasi SC, nyeri dirasakan hilang timbul
2021 R : Klien mengeluh nyeri dibagian perut bekas luka - Skala nyeri 5 dari 1-10
08.00-14.00 operasi SC, nyeri dirasakan hilang timbul - Klien mengatakan nyeri bertambah apabila banyak
T : Mengidentifikasi skala nyeri
bergerak dan berkurang apabila klien hanya berbaring
R : Klien mengatakan skala nyeri yang dirasakan yaitu 5
diatas tempat tidur dan istirahat dengan posisi
dari 1-10
supine/dorsal recumbent
T : Mengdentifikasi respon nyeri non-verbal
O : - Keadaan umum sedang
R : Pada saat dilakukan pengkajian klien terlihat lemas,
- Klien terlihat lemas dan sedikit meringis
wajah sedikit meringis
- Terdapat luka bekas operasi SC dibagian perut
T : Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan
- TTV
memperingan nyeri
TD : 110/80
R : Klien mengatakan nyeri bertambah apabila klien S : 36,0°C
banyak bergerak dan berkurang apabila klien hanya N : 80x/menit
berbaring diatas tempat tidur RR : 22x/menit
T : Fasilitasi istirahat dan tidur
A : Nyeri Akut
R : Klien nyaman dengan posisi supine/dorsal recumbent
P : - Identifikasi skala nyeri
T : Menjelaskan strategi meredakan nyeri dengan teknik
- Identifikasi respon nyeri non-verbal
tarik nafas dalam
- Anjurkan menggunakan teknik non-farmakologis
R : Klien mengerti dan dapat menerapkan apa yang
untuk mengurangi rasa nyeri
sudah dijelaskan
- Kolaborasi pemberian analgetik
T : Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik
I : - Mendidentifikasi skala nyeri
R Analgetik yang diberikan yaitu ketorolac 2x1 melalui
- Mengidentifikasi respon nyeri non-verbal
intravena
- Menganjurkan menggunakan teknik non-
farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
- Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik
E : Belum ada penurunan intensitas nyeri
R : Intervensi dilanjutkan
2. Sabtu, 13 T : Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik S : - Klien mengeluh nyeri dibagian perut bekas luka
Februari lainnya operasi SC
2021 R : Klien mengeluh nyeri dibagian perut bekas luka - Klien mengatakan dapat bergerak walaupun hanya
08.00-14.00 operasi SC sehingga aktivitas klien dibantu oleh sedikit dan secara perlahan-lahan
keluarga O : - Keadaan umum sedang
- Klien dapat berpindah posisi sedikit-sedikit
T : Mengidentifikasi toleransi fisik untuk melakukan - Klien masih belum dapat berjalan
ambulasi dini A: Intoleransi aktivitas
R : Klien mengatakan dapat bergerak walaupun hanya P : - Monitor keadaan umum
sedikit-sedikit dan secara perlahan - Libatkan keluarga untuk membantu klien dalam
T : Memonitor frekuensi jantung dan tekanan darah
meningkatkan ambulasi dini
sebelum memulai ambulasi
- Anjurkan melakukan ambulasi dini
R : N 82x/menit
I : - Memonitor keadaan umum
TD 110/70 mmHg
- Melibatkan keluarga untuk membantu klien dalam
T : Memonitor keadaan atau kondisi umum selama
meningkatkan ambulasi dini
melakukan ambulasi dini
- Menganjurkan melakukan ambulasi dini
R : Keadaan atau kondisi umum klien sedang
E : Klien dapat bergerak walaupun hanya sedikit-sedikit
T : Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
karena masih mengeluh nyeri
meningkatkan ambulasi dini
R : Intervensi dilanjutkan
R : Keluarga sangat kooperatif
T : Menjelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
R : Klien mengerti apa yang dijelaskan
T : Mengajarkan ambulasi sederhana yang harus
dilakuan
R : Klien dapat berpindah posisi (miring kanan miring
kiri)
3. Sabtu, 13 T : Memonitor tanda dan gejala infeksi S :-
Februari R : Tidak terdapat tanda dan gejala infeksi pada klien O : - Tidak ada tanda infeksi pada klien
T : Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
2021 - Terdapat luka bekas operasi SC dibagian perut
klien
08.00-14.00 - Leukosit 14800
R: -
A : Risiko Infeksi
T : Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
P : - Monitor tanda dan gejala infeksi
R : Klien dapat mengerti tanda dan gejala infeksi yaitu
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
adanya kemerahan, bengkak, nyeri, demam
T : Menganjurkan untuk meningkatkan cairan dan nutrisi klien
R : Klien menerima anjuran yang diberikan - Pertahankan teknik steril saat perawatan luka
T : Memonitor karakteristik luka - Jelaskan prosedur perawatan luka secara mandiri
R : Luka terdapat diabdomen bagian bawah klien - Kolaborasi pemberian antibiotik
T : Mempertahankan teknik steril saat perawatan luka
I : - Memonitor tanda dan gejala infeksi
R : Untuk mencegah terjadinya infeksi
T : Melakukan kolaborasi dalam pemberian antibiotik - Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
R : Antibiotik yang diberikan yaitu cefotaxcim 2x1 klien
melalui intravena - Mempertahankan teknik steril saat perawatan luka
- Menjelaskan prosedur perawatan luka secara mandiri
- Melakuakan kolaborasi pemberian antibiotik
E : Tidak ada tanda dan gejala infeksi
R : Intervensi dilanjutkan
Tim pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
(cetakan III). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia
Tim pokja SIKI DPP PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(cetakan III). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia
Tim pokja SLKI DPP PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (cetakan III). Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia