Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY.K DENGAN CHF DAN CKD DI RUANG ELANG LT 1


RSUP DR KARIADI SEMARANG

Disusun Oleh :

NUR WAHYU WIRAJATI


13901370

RUANG CATHLAB RSUP DR. KARIADI


SEMARANG
2024
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY. K DENGAN CHF DAN CKD DI RUANG ELANG 1
RSUP DR KARIADI SEMARANG

A. Data Demografi
Tanggal pengkajian : 28 Februari 2024
Pasien masuk : 27 februari 2024

A. Data Umum
Identitas pasien
1. Nama pasien : NY. K
b. No. RM : C821876
c. Usia : 58 tahun
d. Jenis kelamin : Perempuan
e. Status perkawinan : Menikah
f. Agama : Islam
g. Suku : Jawa
h. Pekerjaan : ibu rumah tangga
i. Pendidikan : Tamat SD
j. Diagnosa Medis : CHF CKD
k. Alamat : Mangunharjo 3/1 Tembalang Semarang Jawa Tengah

Identitas Penanggung Jawab


a. Penanggung jawab : TN .K
b. Usia : 47 tahun
c. Jenis kelamin : Laki laki
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMA
f. Hubungan dgn pasien : anak
l. Alamat : Mangunharjo 3/1 Tembalang Semarang Jawa Tengah

B. Keluhan utama
Pasien sesak dan lemas serta kakinya bengkak

C. Riwayat Klien
1. Riwayat Penyakit Sekarang
NY. K mengatakan datang ke RSUP Dr. Kariadi pada tanggal 27
februari 2022 jam 21.20 setelah mendapat rujukan dari RS B dengan keluhan
utama sesak nafas dan bengkak pada kaki kirinya,
2. Riwayat Penyakit Sebelumnya
a. Penyakit yang pernah dialami
NY. K mengatakan dirinya beberapa kali dirawat di RS selama
beberapa tahun belakang ini, kebanyakan dikarenakan permasalahan
jantung, ginjal serata diabetes yang dideritanya.
b. Pengalaman dirawat di rumah sakit

Pasien mengatakan sudah beberapa kali dirawat di RS namun


kondisinya tidak kunjung menunjukan perubahan, pasien kemudian
dirujuk ke RS Kariadi karena sesak dan bengkak di kakinya.
c. Alergi
Pasien tidak memiliki alergi makanan, obat-obatan.
d. Kebiasaan
Pasien mengatakan suka makanan yang asin, gorengan dan
seafood
3. Riwayat Penyakit Dalam Keluarga
Pasien mengatakan bahwa dalam keluarga ada yang memiliki riwayat
penyakit jantung yaitu ayah kandungnya kandung, selain itu tidak ada
anggota keluarga lainya yang memiliki riwayat penyakit yang sama.
D. Riwayat Psikososial

Pasien tidak memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa. Pasien dapat


mengendalikan emosi. Pasien berkomunikasi baik selama berinteraksi.
Hubungsn dengan keluarga juga baik. Pasien juga berhubungan baik
dengan pasien atau orang lain.

e. Riwayat Spiritual
Pasien adalah seorang yang beragama islam. Sebelum sakit dan
mucul luka di kakinya, pasien mengatakan kadang beribadah dan
mengikuti kegiatan keagamaan dilingkungannya. Selama sakit ini pasien
berdoa untuk kesembuhanya.
F. Pemeriksaan Fisik
1. Penampilan Umum
a. Keadaan Umum
Keadaan umum klien cukup, kesadaran composmentis dengan
GCS E4M6V5, wajah klien tampak pucat, klien tampak lemah dan
sesak.
b. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
1) Tekanan darah :139/87 mmHg
2) Pernapasan : 20 x/menit
3) Suhu : 38.1 0 C
4) Nadi : 104 x/menit
5) Saturasi Oksigen : 95 %
Kepala
Inspeksi Bentuk mesochepal, rambut berwarna hitam panjang sebahu,
penyebaran rambut merata, kulit kepala bersih, dan tidak ada
lesi.
Palpasi Tidak ada massa/pembengkakan, tidak ada sesak tekan.

Mata
Inspeksi Konjungtiva tidak anemis, pupil isokor, reflek cahaya +/+, tidak
menggunakan alat bantu kacamata, kantung mata hitam
Palpasi Tidak terdapat massa/pembengkakan, tidak ada sesak tekan.

Hidung
Inspeksi Hidung simetris, tidak ada polip, tidak ada pernapasan cupping
hidung, dan tidak menggunakan alat bantu pernapasan.
Palpasi Tidak ada massa/pembengkakan, tidak ada sesak tekan.

Mulut
Inspeksi Mukosa bibir kering, lidah bersih, tidak ada pembesaran tonsil
lidah, tidak ada stomatitis, dan ada gigi berlubang.
Palpasi Tidak ada massa/pembengkakan, tidak ada sesak tekan.

Telinga
Inspeksi Bentuk telinga simetris, lubang telinga bersih, tidak ada serumen
yang terlihat, tidak ada lesi, dan tidak ada gangguan
pendengaran.
Palpasi Tidak ada massa/pembengkakan, tidak ada sesak tekan.

Leher
Inspeksi Tidak ada lesi, tidak terdapat pembengkakan atau pembesaran
kelenjar tiroid, dan tidak ada lesi.
Palpasi Tidak ada massa/pembengkakan, tidak ada sesak tekan.

Jantung
Inspeksi Iktus kordis tidak tampak, bentuk simetris
Palpasi Tidak teraba iktus cortus
Perkusi Pekak pada area batas jantung, batas jantung melebar
Auskultasi Bunyi jantung I dan II regular. Tidak ada suara jantung
tambahan (murmur / gallop).

Paru-Paru
Inspeksi Pengembangan dada simetris, tidak ada retraksi dinding
dada, tidak ada penggunaan otot bantu nafas.
Palpasi Taktil fremitus teraba simetris, tidak ada krepitus,
Perkusi Sonor pada lapang paru kanan dan redup pada lapang paru
kiri.
Auskultasi Suara napas vesikuler kanan kiri, tidak ada wheezing, tidak
ada ronkhi.

Abdomen
Inspeksi Warna kulit abdomen merata, tidak terdapat lesi maupun
asites.
Auskultasi Bising usus > 20x kali/menit.
Palpasi Tidak teraba hepatomegaly, tidak ada sesak tekan.
Perkusi Timpani di kuadran 2.
Punggung
Inspeksi Tidak terdapat lesi.
Palpasi Tidak ada sesak tekan.

Genitalia : Tidak terpasang kateter


Kulit
Inspeksi Turgor kulit kering, terutama pada area oedem di kaki
Palpasi Terdapat sesak tekan, pus keluar saat ditekan

Indikator Kanan Kiri


Movement Baik Baik
Akral Teraba hangat Teraba hangat
ATAS

Oedem Tidak Ada Tidak Ada


Sesak Tidak ada Tidak ada
Capilary Refill Time < 2 detik < 2 detik
EKSTREMITAS

Kekuatan otot 5 5
Movement Kurang Sangat terbatas,
kesemutan saat
digerakan
BAWAH

Akral Teraba hangat Dingin, tampak


pucat
Oedem Ada Ada
Sesak Tidak ada Ada
Capilary Refill Time < 2 detik >2 detik
Kekuatan otot 5 5
G. PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL GORDON
1. Pola Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan bahwa kesehatan itu sangat penting, jika ada
keluarga yang sakit maka segera dibawa tempat pelayanan kesehatan terdekat
yaitu puskesmas. Saat pasien sakit, ia berusaha untuk mendatangi tempat
pelayanan kesehatan guna kesembuhan penyakitnya. pasien tidak memiliki
alergi terhadap sesuatu.

2. Pola Nutrisi dan Metabolik.


Pasien mengeluhkan nafsu makanya menurun selama dirumah sakit,
paling banyak habis setengah porsi, kondisi diperparah dengan adanya mual dan
muntah yang dialami oleh pasien, pasien juga mengatakanya berat badanya
turun 3 kg selama sakit.

No Keterangan Sebelum sakit Selama sakit


1 Frekuensi makan 3 kali sehari 3 kali sehari
2 Porsi makan 1 porsi dan selalu 1 porsi jarang habis,
dihabiskan paling banyak setengah
porsi habis
3 Jenis makan Nasi, sayur, lauk Nasi, sayur, lauk
4 Keluhan makan Tidak ada keluhaan Tidak ada keluhaan
makan makan
5 Alergi makanan Tidak alergi makanan Tidak memiliki alergi
makanan
6 Frekuensi cairan < 1000 cc < 1000 cc
7 Jenis cairan Air putih Air putih
A (Antopometri)
- BB : 50 kg, sebelum sakit 53-55
- TB : 162 cm
- IMT : 19.1 (normal)
B (Biokimia) 18/9/2022
- Hemoglobin : 9.4 ( low)
- Kreatinin : 2.3 (high)
- Ureum : 128 mg/dl (high)
- Leukosit : 27.1 (high)
- Albumin : 2.2 gr/dl ( low)
C (Clinical Sign)
- Keadaan komposmentis
- GCS E4M6V5
- Perawakan tubuh kecil berisi
- Turgor kulit kering warna pucat, terdapat edema pada kaki kanan kiri
- Mukosa bibir agak kering, tidak terdapat stomatitis.
D (Diit)
- Diit sesuai gizi, tidak memiliki alergi dan pantangan terkait makanan atau
minuman yang harus dikonsumsi

Intake dan Output Cairan


Cairan Masuk Cairan Keluar
1. Konsumsi peroral = 100cc 1) Urine = 800 cc
2. Cairan infus = 1500 2) BAB = 100cc
3. Terapi injeksi = 115 (albumin 100, injeksi) 3) IWL = 1150 cc/hari
4. Makan = 100 cc 4) Muntah = 350cc/hari
Jumlah = 1815 cc/hari Jumlah 2400 cc/hari
Balance cairan = CM – CK = 2400 – 1815 = -585 cc/hari.
3. Pola Eliminasi
No Parameter BAK BAB
Sebelum sakit Selama sakit Sebelum Selama sakit
sakit
1 Frekuensi 5-6 kali/hari 5-6 kali/hari 1x/hari 1x/hari
2 Warna Kuning Keruh kuning Coklat Pasien belum
kekuningan BAB
3 Bau Bau khas khas Bau khas Bau khas
4 Konsistensi Cair Cair Padat Lembek

4. Pola Aktivitas dan latihan


Sebelum sakit Aktivitas dan kegiatan pasien sehari-hari adalah ibu rumah
tangga. Aktivitas pasien mandiri sepenuhnya.
Selama sakit Pasien mengatakan tetap melaksanakan aktivitas seperti biasa.
Makan

Index Barthel :
PENGKAJIAN FUNGSIONAL ADL BARTHEL INDEKS
NILAI SKOR
NO FUNGSI SKOR KONDISI SEBELUM SAAT
SAKIT MASUK RS
1. Mengendalikan 0 Inkonten 2 2
rangsang atau tidak
defekasi teratur
(mengontrol 1 Kadang tak
BAB) terkenal (1x
seminggu)
2 Mandiri
0 Inkonten dan
pakai kateter
Mengendalikan 1 Kadang tak
rangsang terkendali
1 (efek
2. berkemih (maksimal 2
diuretic)
(mengontrol 1x dalam 24
BAK) jam)
2 Mandiri

0 Butuh
pertolongan
Membersihkan 1
3. oranglain 0
diri
1 Mandiri

0 Tidak
mampu
Penggunaan 1 Perlu
toilet (melepas, pertolongan
4. pakai celana, pada 2 0
menyeka, beberapa
menyiram) aktivitas
2 Mandiri

0 Tidak
mampu
1 Perlu
5. Makan bantuan 2 1
memotong
makanan
2 Mandiri
0 Tidak
mampu
1 Perlu
bantuan
Pindah tempat
untuk duduk
6. dari berbaring 3 1
(dua orang)
ke duduk
2 Bantuan
minimal satu
orang
3 Mandiri
0 Tidak
mampu
1 Bisa
mobilitas
dengan kursi
Mobilisasi atau
7. roda 3 0
berjalan
2 Berjalan
dengan
bantuan satu
orang
3 Mandiri
0 Tergantung
oranglain
8. Berpakaian 1 Sebagian 2 1
dibantu
2 Mandiri
0 Tidak
mampu
Naik turun
9. 1 Butuh 2 0
tangga
pertolongan
2 mandiri
0 Tergantung
10. Mandi oranglain 1 0
1 Mandiri
TOTAL SKOR 20 7

Keterangan :
20 = Mandiri
12-19 = Ketergantungan ringan
9-11 = Ketergantungan sebagian
5-8 = Ketergantungan berat
0-4 = Ketergantungan penuh
NY. K termasuk ke dalam kategori ketergantungan berat
5. Pola Istirahat dan tidur
Sebelum sakit NY. K mengatakan memulai tidur sekitar pukul 22.00 WIB dan
sering terbangun karena mengurus bayinya, sehingga NY. K sering
mengalami pusing, dan frekuensi tidur NY. K 6-8 jam/hari.
Selama sakit NY. K mengatakan tidurnya sering terganggu karena sesak kadang
timbul saat tidur, frekuensi tidur 5-6 jam

6. Pola Kognitif Perseptual


Persepsi Pasien mengenali dirinya. Pasien mengtahui tanggal dan hari.
Pasien mengetahui sekarang berada di rumah sakit
Pendengaran Pendengaran baik, Pasien tidak terpasang alat bantu dengar
Penglihatan Penglihatan baik, pasien menggunakan alat bantu kaca mata
Perasa Pasien mampu membedakan rasa asin dan manis
Perabaan Pasien mampu merasakan sentuhan kasar dan sentuhan halus
Penciuman Pasien mampu membedakan bau
Kognitif Pasien dapat merespon pertanyaan dengan baik, selama sakit
sering berkonsultasi dengan dokter terkait keluhannya saat ini
terutama sesaknya
7. Pola Persepsi Diri
Parameter Sebelum sakit Selama sakit
Ideal diri NY. K mengatakan ia selaluNY. K mengatakan bahwa
bekerja untuk selama dirawat dia ingin
memenuhi kebutuhan sembuh, dan melaksanakan
keluarga tanggungjawabnya sebagai
kepala keluarga
Harga diri NY. K mengatakan bahwaNY. K mengatakan selama
tetap percaya diri dan sakit ini NY. K selalu
menerima keadaan dirinya menikmati apa yang masih
saat ini dan tidak malu dimiliki dengan menerima
dengan kondisinya. apa adanya dan tidak malu
pada kondisi saat ini.
Identitas diri NY. K mengatakan bahwaNY. K mengatakan bahwa
sadar dirinya sebagai laki identitas yang ada pada
laki dan kepala keluarga dirinya adalah kepala
keluarga

Peran diri NY. K mengatakan bahwaNY. K mengatakan bahwa


dirinya adalah sebagai tugas yang ada pada dirinya
suami dan kepala rumah tidak berubah walaupun
tangga sedang ketika sakit,
Gambaran diri Pasien menyadari dirinyaNY. K mengatakan bahwa
adalah seorang laki laki selama sakit dia merasa
bersalah tidak bisa
memenuhi kewajibanya
sebagai kepala rumah
tangga apalagi anak anak
masih kecil.

8. Pola Peran –Hubungan


Pasien tidak mengalami masalah dalam hubungan sosialnya
dengan orang lain dan lingkungannya. Selama dirawat di RS pasien
ditemani oleh anak laki-lakinya. Hubungan pasien dengan pasien yang lain
yang sekamar dengan dia baik begitu juga dengan keluarganya.
9. Pola Seksual dan Reproduksi
Pasien adalah seorang laki laki dan suami, memiliki 2 orang anak
10. Pola Koping dan Toleransi Stress
Sebelum sakit NY. K mengatakan bahwa ketika menghibur diri
dengan cara melihat televisi, saat mengalami masalah
pasien biasa cerita kepada keluarga terutama anak laki
lakinya.
Selama sakit NY. K mengatakan bahwa kegiatan di rumah sakit
berbaring dan terkadang duduk sambil mengobrol
dengan istri / pasien lain agar tidak merasa kesepian.

11. Pola Nilai Dan Kepercayaan Dan Agama


Sebelum sakit pasien masih menjalankan ibadah rutin sebagai
seorang muslim namun selama sakit pasien tetap menjalankan sholat
walaupun dalam keadaan tiduran dan terus berdoa untuk kesembuhannya

H. Pemeriksaan Penunjang
A. Pemeriksaan Laboratorium Darah Rutin (27/02/2024)
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normalInterpretasi
Hematologi Paket
Hemoglobin 9.4 g/dl 11.7-15.5 Low
Hematokrit 33.4 % 32-62 Normal
Eritrosit 4.20 10’6/ul 4.4-5.9 Low
MCH 24.8 pg 27-32 Low
MCV 79.5 fl 79-96 Normal
MCHC 31.1 g/dl 29-36 Normal
Leukosit 27.1 10’3/ul 3.6-11 High
Trombosit 304 10’3/ul 150-400 Normal
RDW 18.6 % 11.6-14.8 High
MPV 11.1 fl 4.00-11.00 Normal
Kimia klinik
Glukosa 97 mg/dl 90-160 Normal
sewaktu
Albumin 2.2 g/dl 3.4-5.0 Low
Ureum 128 mg/dl 15-39 High
Kreatinin 2.3 mg/dl 0.6-1.3 High
Natrium 125 mmol/l 136-145 Low
Kalium 4.3 mmol/l 3.5-5.0 Normal
Chlorida 90 mmol/l 95-105 Low
B. Hasil Laboratorium 27/2/2023.

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Interpret


normal asi
Asam urat 10.4 g/dl 3.5-7.2 High
Albumin 2.5 g/dl 3.4-5.0 Low
Ureum 149 mg/dl 15-39 High
Kreatinin 1.95 mg/dl 0.6-1.3 High
Natrium 133 mmol/l 136-145 Low
Kalium 4.1 mmol/l 3.5-5.0 Normal
Chlorida 100 mmol/l 95-105 Normal
D-dimer 3960 Ug/l 0-500 High
kuantitatif

C. Pemeriksaan TTE RSDK (11/12/23)


Kesan :
Dilatasi LV, LVH (+) eksentrik
RWMA (+) Akinetik regio anterior, septal, anteroseptal, inferolateral, inferior
setinggi basal, segmen lain hipokinetik.
Fungsi sistolik LV global turun dengan LVEF 35.6%
Fungsi sistolik RV turun dengan TAPSE 15 mm
Disfungsi diastolik LV grade II
MR mild, TR mild, PR mild

I. Terapi Medis (16/9/2022)


IVSP NTG 50 mcg/mnt --- titrasi sesuai klinis
Inj. Furosemid 20mg/8jam (08/16/20)
Inj. Lansoprazole 30mg/24jam (08) -- ganti PO

PO:
asetosal 80 mg/24 Jam (12)
sacubitril valsartan 50/12 Jam (08/16)
karvedilol 3.125 mg/12 Jam (08/16) --- TUNDA
spironolakton 12.5mg/24jam (14)
ISDN 5 mg/8 jam (08/16/20)
atorvastatin 40 mg/24 Jam (20)
forxiga 10 mg/24 jam (obat di pasien)
alopurinol 100 mg/24 Jam (20)
natrium Bikarbonat 500 mg/12 Jam (08/16)
asam Folat tab 1 mg/24 Jam (14)
laxadyn 1C/24jam (21)
alprazolam 0.5mg/24jam (21)
+ Lansoprazole 30mg/24jam (08)
B. Analisa Data
Nama : NY. K
Nomer rekam medik : C956069
Ruang : Rajawali 6b
Hari, Paraf
No Data Fokus Masalah Etiologi
Tanggal
1 14 DS : Hipervolemia Gangguan
mekanism
Febuari DO :
e regulasi
2024 - Terdapat edema di ekstermitas
07.00 (tangan kanan, kaki kanan & kiri) Wira
WIB - CRT > 3 detik
- Hemoglobin: 9,4 (low)
- Ureum : 128(high)
- Kreatinin 2.3 (high)
Perfusi perifer berhubunga
tidak efektif n dengan
(D.0009) Penurunan
konsentrasi
hemoglobin
Wira
7 Senin Ds : Hipertermia Proses
16/9/22 (D.0130 ) penyakit :
09.00 Keluarga mengatakan pasien sudah proses
inflamasi
demam selama beberapa hari.
Do : Wira

- Kulit kaki tampak kemerahan


- Kulit teraba hangat
- Hr : 104x/menit
- Suhu : 38.1
- Leukosit : 27.1 10’3/ul ( high)

Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Hipertermi berhubungan dengan Proses penyakit : proses inflamasi dan kenaikan leukosit
(D.0130 )
2. Sesak kronis pada NY. K berhubungan dengan kondisi muskoloskeletal kronis (D.0078)
3. Defisit nutrisi pada tn s berhubungan dengan Peningkatan kebutuhan metabolisme: penurunan
albumin (D. 0019)
4. Gangguan integritas kulit pada NY. K berhubungan dengan Perubahan Sirkulasi,( D.0139)
5. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan Penurunan konsentrasi hemoglobin (D.0009)
6. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan sendi( D. 0054)
7. Gangguan Pola Tidur pada NY. K berhubungan dengan Proses Perjalanan Penyakit: insomnia
(D.0055)
Nama : NY. K
Nomer rekam medik : C956069
Ruang : Rajawali 6b

Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Kegiatan
Umum Khusus
5 8. Perfusi perifer tidak Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan Perawatan Sirkulasi ( I. 14570)
keperawatan 9x24 jam keperawatan selama 9x24 Observasi:
efektif berhubungan
diharapkan perfusi perifer jam diharapkan penyebab
 Periksa sirkulasi perifer
dengan Penurunan meningkat masalah keperawatan
Perfusi perifer (L. 02011)  Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi
konsentrasi hemoglobin
 Penyembuhan luka
 Monitor panas, kemerahan, sesak, atau
(D.0009) meningkat dari 1 ke
3 bengkak pada ekstremitas
 Edeme perifer cukup Terapeutik
menurun dari 1 ke 3  Hindari pemasangan infus atau pengambilan
 Sesak ekstremitas
darah di area keterbatasan perfusi
berkurang dari 5 ke
3  Hindari pengukuran tekanan darah pada
ekstremitas dengan keterbatasan perfusi
 Hindari penekanan dan pemasangan torniquet
pada area yang cedera
 Lakukan pencegahan infeksi
 Lakukan hidrasi
Edukasi
 Anjurkan berhenti merokok
 Anjurkan berolahraga rutin
 Anjurkan menggunakan obat penurun
tekanan darah, antikoagulan, dan penurun
kolestrol, jika perlu
 Anjurkan untuk melakukan perawatan kulit
yang tepat
 Anjurkan program diet untuk memperbaiki
sirkulasi
 Informasikan tanda dan gejala darurat yang
harus dilaporkan
6 9. Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan Dukungan mobilisasi
keperawatan 9x24 jam keperawatan selama 9x24 Observasi:
berhubungan dengan
diharapkan mobilitas fisik jam diharapkan penyebab  Identifikasi adanya sesak atau keluhan fisik
kekakuan sendi( D. meningkat masalah keperawatan lainnya
gangguan mobilitas fisik  Identifikasi toleransi fisik melakukan
0054)
dapat teratasi dengan
pergerakan
kriteria hasil :
 Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
sebelum memulai mobilisasi
 Monitor kondisi umum selama melakukan
mobilisasi
Terapeutik:
 Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat
bantu
 Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
 Libatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan pergerakan
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
 Anjurkan melakukan mobilisasi dini
 Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan (mis. Duduk di tempat tidur)

7. Gangguan Pola Tidur Setelah dilakukan intervensi Setelah dilakukan tindakan Dukungan Tidur (I.05174)
pada NY. K Proses keperawatan selama 9x24 jam keperawatan selama 9x24 Observasi:
Perjalanan Penyakit: diharapkan pola tidur NY. K jam diharapkan penyebab  Identifikasi pola aktivitas dan tidur
insomnia (D.0055) mengalami perrbaikan masalah keperawatan  Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik
dengan kriteria hasil: gangguan pola tidur NY. K dan/atau psikologis)
Pola Tidur (L05045) berkurang dengan kriteria
 Identifikasi makanan dan minuman yang
 Pernyataan subyektif hasil :
gangguan tidur berkurang • Keluhan nokturia < 2x mengganggu tidur (mis. kopi, teh, alkohol,
 Pengukuran kualitas tidur seminggu makanan mendekati waktu tidur, minum
menggunakan PSQI pada banyak air sebelum tidur)
kualitas baik  Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
Terapeutik:
 Modifikasi lingkungan (mis. pencahayaan,
kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur)
 Batasi waktu tidur siang, jika perlu
 Fasilitasi menghilangkan stres sebelum
tidur
 Tetapkan jadwal tidur rutin
 Lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan (mis. pijat, pengaturan posisi,
terapi akupresur)
 Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau
tindakan untuk menunjang siklus tidur-
terjaga
Edukasi
 Jelaskan pentingnya tidur cukup selama
sakit
 Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
 Anjurkan menghindari makanan/minuman
yang mengganggu tidur
 Anjurkan penggunaan obat tidur yang
tidak mengandung supresor terhadap tidur
REM
 Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap gangguan pola tidur (mis.
psikologis:gaya hidup, sering berubah shift
bekerja)
 Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara
nonfarmakologi lainnya
Nama : NY. K
Nomer rekam medik : C956069
Ruang : Rajawali 6b
Implementasi Keperawatan
Senin 19 /9/ 2022 1,2,3,4 10.00  Melakukan pemeriksaan fisik dan
(Jaga pagi) WIB S : NY. K berkata, “Iya, , mas”
tekanan darah NY. K
O : TD 139/87 mmHg, Suhu 38,1, Hr: 104x/Menit, Rr 20x/Menit
Wira
1.2. 10.10  Mengkaji sesak NY. K S : NY. K berkata,“nek benjol benjole sudah 5 tahunan, tp
WIB  Mengkaji integritas kulit NY. K mulai pd pecah 2020”
 Mengkaji perfusi jaringan NY. K
 Mengkaji status nutrisi NY. K NY. K berkata,“nek sesakne kemranyas, kremut-kremut, Wira
kadang kumat pas malem,nek habis disuntik enakan”
Keluarga NY. K berkata,“ mulai pecah sekitar 2020an, tp
dibiarin sembuh sendiri”
Keluarga NY. K berkata “ nek makan memang jarang habis
ini di rs “
O : NY. K menceritakan kondisi sesaknya
 terdapat luka pada sendi luka mengeluarkan pus berwarna
putih, batas luka tidak jelas, tidak ada undermining.
 Kulit tampak pucat, beberapa lapiran epidermis mengelupas
 Turgor kering, terdapat tophi pada exstremitas tangan dan
kaki NY. K
 Capilery refill > 3 pada kaki kiri
7 13.15  Mengkaji gangguan Tidur NY. K S : NY. K berkata,“kadang kadang wae nek malam, tapi g
WIB terlalu sering, tapi kadang pas sesak ya susah buat tidur,”
O : tampak kantung mata hitam pada NY. K
Wira
 NY. K tampak antusias menceritakan permasalahanya
 PSQI kualitas tidur buruk
Selasa 20/9/2022 3 08.00  Mengganti balutan luka NY. K S : - NY. K berkata, “pelan pelan mbuka plastere ya mas”
(Jaga pagi) WIB
O: - Terdapat luka pada kaki kiri tn s terdapat 8 titik luka,
kaki oedem, warna kemerahan, balutan rembes, bau khas Wira
 Luka mengalami perdarahan saat dibuka
 Pasien tampak mesesakngai kesakitan
 Pasien tidak mampu memobilisasi kaki kiri karena sesak
1.4 10.00  Memantau Tanda Vital NY. K S : Keluarga NY. K berkata, “badane anget mas dari semalam
WIB

Wira
O :, TD: 135/78, Hr: 82 Suhu 37,7, RR 18x/menit
7 13 .00  Mengajarkan Terapi Relaksasi Otot S : NY. K berkata “ paling nonton tv mas“
WIB Autogenik Dan Terapi Nafas
Keluarga NY. K berkata “ intine rileks anteng ya, karo
Dalam
sumeleh” Wira
O :- NY. K mempraktikan tarik nafas dalam, dan relaksasi otot
autogenik
6 13.00  Melakukan latih gerak room pasif S : NY. K mengatakan “ kaki dan tangan sesak mas pas
Wib
digerake”
O: terdapat tophi pada sendi yang membuat sesak dan Wira
keterbatasan gerak NY. K , akibatnya sesak saat digerakan
Rabu 21/9/22 1,2,3,4 10..00  Memantau tanda tanda vital
S: Keluarga NY. K berkata, “nafsu makanya kurang mas,
WIB  Memberikan penjelasan pentingnya
nutrisi dalam proses penyembuhan habis Cuma sedikit, paling habis 5 sendok”
 Mengkaji pemahaman pasien dan Keluarga tn s berkata “ ya dulu mas suka minum alkohol sama Wira
keluarga terkait diit pasien( rendah
purin) makan jeroan, seafood, nek bapak bilange makanane ga ada
 Memonitor intake dan output cairan rasane di rs”
dan nutrisi
 Memonitor kondisi luka O: - NY. K tampak lemas Tekanan darah NY. K 148/100, hr
 Memonitor tanda infeksi 86x suhu: 37.5,Balutan rembes , kulit kemerahan

4 13.00  Mengambil sampel darah vena


untuk pemeriksaan ureum kreatinin S : NY. K berkata : “ya mas”
daran darah rutin O : ambil darah di vena basilika 5 cc
wira
Kamis 22/9/2022 1.6 09..00  Menganjurkan kompres hangat
(jaga pagi) S: keluarga Tn S berkata : “ya mas sore coba tak kompres nanti”
Wib untuk mengurangi sesak sendi
O : pasien dan keluarga memeahami manfaat edukasi kompres air
Leukosit
7.3/10’ul, hb 8.6 hangat untuk mengurangi sesak Wira
2 10.30  Memonitor tanda tanda vital S : Keluarga NY. K bertanya “brapa mas hasile ?
O : ku cm , td : 128/73, HR: 82x/menit suhu 37.5 o celcius , RR :
20x /menit, saturasi 94 % Wira
Jumat 23/9/22 3,4,5 14.00  Memberi edukasi terkait persiapan S : Keluarga NY. K berkata “ kira kira kapan oprasine mas?”
(jaga siang) WIB oprasi debridemen
O : pasien dan keluarga tampak cemas.
Kondisi : Wira
Pasien 3,4.6 15.00  Memonitor tanda tanda vital NY. K S: Keluarga NY. K bertanya “ berapa mas hasile”
direncanakan Wib  Mengevaluasi pemberian edukasi
debridemen.
Keluarga tn s berkata : “ kemarin kata bapak lumayan habis
kompres hangat pada keluarga
Kondisi pasien dikompres di tangane”
apatis tampak
cemas. O : TD: 145/82 HR 76x/Menit, Rr 20x/Menit, Suhu : 36.4
3,5 15.00  Memonitor balutan dan integritas S : Keluarga NY. K berkata : “ bagian bawah mrembes
wib kulit NY. K balutane si mas”
O : balutan sebagian bersih, bagian bawah rembes
2 15.00  Mengkaji keluhan makan tn s S : Keluarga NY. K berkata “makane masih susah mas”
Wib  Edukasi kemungkinan pemberian Keluarga NY. K berkata “ kira kira sakit ndak kalau dimasukin
makan lewat NGT
selang?”
O : pasien hanya habis makan paling banyak setengah porsi,
mukosa bibir kering, hasil laborat albumin 18/9 : 2.5 mg/dl
sudah masuk albumin 100cc,
5 15.00  Memonitor hasil cek darah S:-
Wib hematologi NY. K tanggal 21/9
 Monitor pemberian tranfusi O : Hasil lab tanggal 21/9, hb : 8,7 , masuk prc 1 post op
debridemen Wira

1.3 18.00  Berkolaborasi pemberian analgetik s: -


Wib Ketorolac 30mg/12jam o: analgetik dan antibiotik masuk via intra vena , jalur iv lancar,
 Kolaborasi pemberian antibiotik
vancomicyn 1gr/12 jam tidak ada plebitis. Tidak ada mual muntah Wira
20.30 : Mengantar Pasien Ke IBS Untuk Debridemen, Tidak Ada Injeksi Profilaksis. Sedia PRC 1 Kolf Dimasukan Pasca Oprasi

Sabtu 24 /9/22 Libur


Minggu 25/9/22 2 14.30  Memberikan nutrisi via NGT S : Keluarga NY. K berkata “ obate jg belum masuk mas”
(Jaga Siang) Wib
O: “ pasien tampak lemah, masuk susu via ngt diet tinggi
Kondisi post
debridemen : protein.masuk 200 cc dan air 50 cc, tidak ada residu Wira
Pasien gcs 11
(E4M4V3)
1,3,4,5 16.00  Memonitor ttv S:-
Terpasang infus Wib  Mengkaji skala sesak dengan vas O: pasien terpasang bedsite monitor dengan td 127/83 mmHg,
2 jalur,NGT, DC
bedsite monitor, HR: 111, rr : 22x menit, suhu 37,7o celcius Wira
SP vascon 0.05
mg/jam, luka Sesak vas skala 8-10 pasien teriak saat anggota tubuhnya
debridemen
dibalut bandage digerakan
Hasil lab post op 1,2 18.00  Berkolaborasi pemberian terapi S : keluarga NY. K berkata “ kog jadi ngedrop gini ya mas?”
, hb : 8.9, Wib analgetic ketorolac 30 mg/dl
leukosit 15 10’ul, O : injeksi masuk via iv line, pasien tampak mengerang karena
 Memberikan nutrisi enteral via ngt
250cc sesak yang dirasakan, sonde masuk 250 residu tidak ada. Wira
2 20.30  Memonitor balance cairan NY. K S:-
O: pasien terpasang DC, suhu 37.7.
Cairan masuk: infus 2 jalur masuk 650cc, makan via sonde 500, Wira
injeksi 10cc, syringe pump: 14cc = 1174
Cairan keluar : urin 150 sejak siang, BAB cair : 100, IWL : 950
= 1200 =Balance cairan = -26
Senin, 26/9/22 2,5 15.30  Memberikan terapi albumin 100 cc S: -
(jaga siang ) Wib via intra vena O: - albumin 100 cc masuk, habis dalam 2 jam,
 Memonitor ttv
 Td : 137/78 mmhg, HR 99x/menit, suhu 37,2, RR Wira
23x/menit
6 16.00  Membantu ambulasi dan personal S : keluarga Tn S berkata :” matur nuwun mas “
Wib hygiene Tn S
O : terpasang bedsite monitor, pasien indeks barthel berat, ADL
dibantu sepenuhnya, terpasang infus 2 jalur, sp vascon 0.05
mg/jam Wira

3 17.15  Melakukan perawatan luka thopi s:-


Wib pada tangan kanan yang pecah.
o: ku, lemah apatis, luka tangan kanan pecah mengeluarkan
 Memonitor kondisi luka post
debridemen kristal asam urat berwarna putih disertai darah. Luka debridemen Wira
rembes dibalut dengan bandage.
1 18.00  Berkolaborasi pemberian analgetik
Wib S:-
Ketorolac 30mg
O : pasien tampah mengerang menahan sakit
Wira
Selasa 27/9/2022 2,5. 21.30  Memonitor kadar hemoglobin dan S:-
(jaga malam) Wib albumin, leukosit
Kondisi : O : albumin 1,7 g/dl, hb : 9,1 g/dl, leukosit 15.3 g/dl kanul nasal
Pasien  Memasang 02 nasal kanul
mengeluh sesak,  Monitor ttv terpasang 3 lpm
tidak bisa
Td 127/78, HR 102X/menit, RR 23X/menit Wira
istirahat ,
terpasang 6,7 22.00  Kolaborasi pemasangan sp S :-
bedsite monitor
Infus 2 jalur, ngt
Wib diazepam 2cc/jam
0 : ku, apatis lemah, sesak skala 8-10, pasien merintih sakit, sp
diazepam masuk via intra vena , Wira
2 24.00  Memberikan nutrisi enteral via ngt
04.00 S:-
O : susu masuk 400cc air 50 cc, residu 10 cc di pagi hari
Wira
Selasa 28/9/2022 5 20.00  Monitoring pemberian tranfusi S:-
(jaga malam) Wib O : ku lemah, sp vascon 2cc/jam, tranfusi prc 1 kolf sudah masuk
 Monitor pemberian medikasi via
syringepump sp vascon 200cc, terpasang oksigen nasal kanul 3lpm Wira
Kondisi:
Ku lemah, sp 2 00.00  Pemberian nutrisi enteral via NGT S:-
vascon 2cc/jam, O : ku lemah, residu 5cc, susu masuk 200 cc air 20cc, turgor kulit
sp diazepam dan mukosa bibir kering Wira
2cc/jam
Indeks bartel
6 04.00  Membantu adl pasien S:-
berat, hb 7,4  Pemantauan pemberian terapi sp O : ku lemah, pasien bab cair, adl dibantu penuh, o2 3lpm, infus
2 jalur bedsite monitor, sp diazepam 2cc/jam, rencana pindah Wira
g/dl, leukosit diazepam
12.9 ICU
Albumin 1.3
Sonde /4jam
pasien rencana
1 06.00  Berkolaborasi pemberian analgetik S:-
pindah icu untuk Ketorolac 30 mg/jam O : TTV: td 117/83 mmHg, hr 102, suhu 37,3o celcius, RR
pengawasan.  Memonitor ttv 22x/menit Wira
Analgetik ketorolac 30 mg masuk via intra vena
29-30/9/2022 libur

30 /9 2022 10.00 wib Pasien Dipindahkan Ke Ruang ICU


Nama : NY. K
Nomer rekam medik : C956069
Ruang : Rajawali 6B
Evaluasi Keperawatan

DIAGNOSIS KEPERAWATAN EVALUASI SUMATIF TTD

Hipertermi berhubungan S : : Keluarga NY. K berkata, “badane anget mas dari semalam “
dengan Proses penyakit : O :, TD: 135/78, Hr: 82 Suhu 37,7, RR 18x/menitd
 Leukosit terakhir 12.9 mg/dl , hb 7.4 mg/dl albumin 1.3 Wira
proses inflamasi dan kenaikan
 Peradangan karena infeksi
leukosit (D.0130 )  Injeksi vancomicyn 1gr/12 jam

A : Masalah hipertermi belum teratasi


P:
- Monitor suhu tubuh
- Monitor kadar elektrolit
- Monitor haluaran urine

Sesak kronis pada NY. K S : NY. K berkata,“nek benjol benjole sudah 5 tahunan, tp mulai pd pecah 2020”
berhubungan dengan kondisi NY. K berkata,“nek sesakne kemranyas, kremut-kremut, kadang kumat pas malem,nek habis
Wira
muskoloskeletal kronis (D.0078) Tingkat kenyamanan belum ada perbaikan
disuntik enakan”
Keluarga NY. K berkata,“kalau benjolane muncul sudah 5 tahunan, mulai pecah sekitar 2020an, tp
dibiarin sembuh sendiri”
O: :
- NY. K menceritakan kondisi sesaknya, pasien tampak kesakitan, skala vas 8-10
- Injeksi ketorolac 30mg/12jam, masuk via intra vena
- Tingkat Sesak skala 8-10 dengan VAS
- Sesak bertambah saat exstremitas digerakan terumtama kaki kiri
A : Masalah sesak kronis belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
 Kolaborasi pemberian analgetik ketorolac 30 mg/12jam
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa sesak
 Identifikasi respons sesak non verbal

Defisit nutrisi pada NY. K S : - Keluarga NY. K berkata “ nek makan memang jarang habis ini di rs “
berhubungan dengan Keluarga NY. K berkata “makane masih susah mas”
Wira
Peningkatan kebutuhan Keluarga NY. K berkata “ kira kira sakit ndak kalau dimasukin selang?”
metabolisme: penurunan
O : sejak masuk RS, nafsu makan pasien berkurang, diit hanya masuk paling banyak setengah
albumin (D. 0019)
- Terpasang NGT, sonde /4jam
- Albumin terakhir tanggal 27/9 /22= 1,3 g/dl, HB : 7,4 g/dl
- Turgor kulit kering, mukosa bibir kering
- Selama perawatan albumin masuk 200cc
A. : masalah defisit nutrisi belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Berikan nutrisi enteral : Sonde/4jam
- Pantau hasil albumin dan hemoglobin
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan : diit rendah purin

Gangguan integritas kulit pada S:


NY. K berhubungan dengan NY. K berkata,“nek benjol benjole sudah 5 tahunan, tp mulai pd pecah 2020”
Wira
Perubahan Sirkulasi, NY. K berkata, “pelan pelan mbuka plastere ya mas”
perubahan pigmentasi ( D.0139 Keluarga NY. K berkata,“ mulai pecah sekitar 2020an, tp dibiarin sembuh sendiri.”
Keluarga NY. K berkata “ kapan jadwal oprasine mas?
O : - pasien dengan luka ulkus pada kaki kiri tidak ada under mining, batas luka tidak jelas.
- Terdapat luka pada kaki kiri tn s terdapat 8 titik luka, kaki oedem, warna kemerahan, balutan
rembes.
- Luka mengalami perdarahan saat dibuka, bau khas
- Pasien tampak mesesakngai kesakitan
- Pasien post debridemen h-5 luka rembes terbalut bandage, luka diganti balutan oleh bedah plastik
- TTV : td 117/83 mmHg, hr 102, suhu 37,3o celcius, RR 22x/menit
- Hb 7,4 g/dl, Albumin 1,3 g/dl, leukosit 12.9 g/dl
A. A : masalah belum teratasi
B. P : lanjutkan intervensi
- monitor balutan dan integritas kulit pasca debridemen
- pantau hasil lab terkait , Kolaborasi pemberian antibiotik
C.
Perfusi perifer tidak efektif S:-
berhubungan dengan Penurunan O:
- memonitor kadar hemoglobin pada NY. K , Wira
konsentrasi hemoglobin (D.0009)
- kadar hemoglobin tidak stabil, terakhir tanggal 27/9/22 = 7,4 g/dl, albumin 1,4 g/dl,
- kaki waktu pengkajian awal pucat, Caprally refill >3 detik,
- mendapat tranfusi darah PRC 2 kolf
- terpasang oksigen nasal kanul 3lpm
- SP Vascon 0.05 mg/jam

A : masalah perfusi perifer tidak efektif belum teratasi


P:
- monitoring hasil laborat terkait hemoglobin, albumin
- Pantau kepatenan pemberian oksigen
- Kolaborasi pemberian Sp Vascon sesuai kondisi pasien
Gangguan mobilitas fisik S : NY. K berkata “ kaki dan tangan sesak pas digerake “
O:
berhubungan dengan
- terdapat tophi pada sendi yang membuat sesak dan keterbatasan gerak NY. K , akibatnya Wira
kekakuan sendi,( D. 0054) sesak saat digerakan,
- pasien mengeluh sesak saat coba dilakukan room pasif.
- Indeks bartel berat, adl dibantu penuh
A : masalah keperawatan belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Bantu adl pasien

Gangguan Pola Tidur pada NY. S: NY. K mengatakan “,“kadang kadang wae nek malam, tapi g terlalu sering, tapi kadang pas sesak
K berhubungan dengan Proses ya susah buat tidur,”
Perjalanan Penyakit: insomnia O: Wira
(D.0055) - Nilai psqi kualitas tidur buruk,
- terpasang Sp Diazepam 2cc/jam
- pasien tampak meringis kesakitan
A : masalah gangguan tidur belum teratasi
P : - berikan suasana nyaman untuk membantu tidur
- anjurkan pasien untuk relaksasi nafas dalam
Pembahasan

1. PENGKAJIAN

Pada bagian pengkajian ditemukan beberapa hal yang menjadi dasar awal
pembetukan diagnosa, pasien NY. K datang dengan keluhan sesak pada kaki kiri dengan
bengkak pada kaki kirinya. Dari data hasil pengkajian yang ditemukan oleh penulis
didapati beberapa hal yang sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya terkait kasus NY.
K dengan kejadian asam urat antara lain:
a. Hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian asam urat.
Berdasarkan hasil penelusuran jurnal terkait laki-laki lebih banyak terserang
asam urat dibandingkan dengan wanita, penelitian sebelumnya mendapati hasil dari
189 orang sample 107 orang berjenis kelamin laki laki dengan nilai p value
=0.000(<0.005), yang bermakna ada hubungan antara jenis kelamin dengan
kejadian penyakit asam urat.(1)
b. Hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian asam urat.
Riwayat keluarga juga menjadi pertimbangan bagaimana NY. K dapat
menderita asam urat karena ayah dari NY. K meninggal dengan riwayat jantung
dan asam urat. Pola makan tinggi purin yang sama dengan ayah menjadi salah satu
kemungkinan faktor yang menjadi penyebab NY. K menderita asam urat. Studi
sebelumnya menunjukan bahwa ada kaitan yang cukup signifikan antara riwayat
keluarga dengan kejadian asam urat yang dialami oleh pasien.(2)
c. Hubungan antara Riwayat konsumsi alkohol dengan kejadian asam urat.
NY. K meliliki riwayat mengkonsumsi alkohol (minuman keras) dimasa
lalu, hal ini dapat menjadi faktor pendukung terjadinya asam urat yang di alami
NY. K, ini juga didukung penelitian sebelumnya yang menunjukan ada kaitan
antara riwayat konsumsi alkohol dengan kejadian asam urat pada pasien dengan
nilai signifikansi p value 0.000 (<0.005).(3)

2. MASALAH KEPERAWATAN YANG DIALAMI OLEH KLIEN


Artritis gout adalah penyakit yang sering ditemukandan tersebar di seluruh
dunia. Artritis gout atau dikenal jugasebagai artritis pirai, merupakan kelompok
penyakitheterogen sebagai akibat deposisi kristal monosodium uratpada jaringan atau
akibat supersaturasi asam urat di dalamcairan ekstraseluler. (4) Gambaran klinis artritis
gout terdiri dari artritis gout asimptomatik, artritis gout akut, interkritikal gout,
dangout menahun dengan tofus. Nilai normal asam urat serumpada pria adalah 5,1 ± 1,0
mg/dl, dan pada wanita adalah 4,0 ± 1,0 mg/dl. Nilai-nilai ini meningkat sampai 9-10
mg/dl pada seseorang dengan artritis gout. (4)
Berdasarkan mind mapping yang sudah disusun oleh penulis, penulis berusaha
menyusun analisa data untuk mendapat diagnosa sesuai masalah keperawatan utama yang
dialami oleh klien. Keluhan utama klien yaitu sesak karena persendianya susah digerakan,
sesak ditambah dengan munculnya luka ulkus pada kaki kirinya disertai dengan oedem.
Sesak tersebut berkaitan dengan metabolisme purin yang tidak optimal di dalam tubuh
sehingga terjadi penumpukan pada persendian, sehingga persendian sesak saat digerakan.
Luka pada kaki kiri NY. K disebabkan karena proses inflamasi yang sudah timbul
bertahun tahun, luka tophi yang pecah dan tidak dilakukan perawatan luka yang steril
menyebabkan infeksi dan sepsis pada NY. K. efek dari peradangan menyebabkan kadar
albumin dalam tubuh menurun, ditandai dengan keluarnya cairan ke daerah intersisial
yang menyebabkan oedem pada kaki kiri. Oedem pada kaki kiri membuat lapisan
epidermis menjadi tipis dan mengelupas, beberapa daerah di persendian seperti lutut dan
pedis didapati tophi yang pecah karena tipisnya jaringan kulit. Luka tersebut
mengeluarkan pus berwarna putih ( kristal asam urat ) secara terus menerus dan membuat
balutan rembes.
3. Tindakan keperawatan yang direncanakan dan diberikan
Setelah dilakukan analisa data, penulis membuat intervensi keperawatan yang
sesuai disesuaikan dengan kondisi NY. K, untuk diagnosa pertama intervensi mandiri coba
diedukasikan kepada pasien dan keluarga berupa terapi kompres hangat untuk mengurangi
sesak. Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan pemberian kompres hangat dapat
secara signifikan mengurangi sesak pasien yang mengalami gout atritis. (5) Diagnosa kedua
yaitu defisit nutrisi , penulis mencoba memberikan pemahaman kepada pasien terkait
pentingnya nutrisi dalam proses perbaikan kondisi pasien, kadar albumin pasien yang
kurang stabil menyebabkan NY. K beberapa kali mendapatkan terapi untuk menaikan
albumin. Albumin merupakan protein utama dalam darah manusia yang memiliki fungsi
salah satunya untuk pemulihan jaringan dan sel dalam tubuh.(6)
Diagnosa ketiga gangguan integritas kulit, penulis melakukan ganti balut dengan
kasa basah dan kering secara bergantian untuk menjaga kelembapan luka pasien. Hal
tersebut termasuk dalam modern wound dress dimana balutan yang lembab melindungi
ujung saraf dan mengurangi sesak, selain itu balutan yang lembab meminimalkan kejadian
infeksi daripada balutan konvensional.(7)
Diagnosa keempat adalah hipertermi, kondisi hipertermi pada NY. K disebabkan
karena proses infeksi yang sedang terjadi. Pada saat awal pengkajian nilai leukosit pada
NY. K adalah 27.1 /10’3/ul, hasil kultur urin menunjukan kadar leukosit yang tinggi juga.
Selain pemantauan asupan nutrisi tinggi protein untuk menambah imunitas pasien, NY. K
juga mendapatkan dosis vancomicyn 1gr tiap 8 jam. Pemantauan suhu dan hasil laborat
dilakukan secara berkala untuk mengetahui efektifitas antibiotik yang diberikan, pada
tanggal 21 /9/2022 setelah pemberian antibiotik selama 5 hari nilai leukosit turun di angka
7.3 /10’3/ul.
Diagnosa kelima adalah perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan
penurunan kadar hemoglobin dalam darah. Kondisi NY. K yang fluktuatif menyebabkan
kadar hemoglobin dalam darahnya mengalami penurunan dan kenaikan secara tidak
menentu. Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa kenaikan kadar hemoglobin dapan
secara terbalik menurunkan kadar asam urat dalam darah.(8)
4. Evaluasi
Setelah melakukan implementasi keperawatan penulis berusaha menyusun evaluasi
berdasarkan kondisi akhir saat penulis memberikan asuhan keperawatan pada NY. K, dari
keseluruhan hasil implementasi didapati mayoritas intervensi yang disusun belum
mencapai target, hal ini dapat diakibatkan karena perubahan kondisi NY. K yang cukup
signifikan pasca debridemen, dari awalnya yang komposmentis menjadi apatis. Beberapa
intervensi perlu dijadikan garis bawah untuk dilanjutkan guna perbaikan kondisi NY. K
diantaranya penanganan sesak, perawatan luka, pemantauan kadar hemoglobin, albumin,
asam urat ureum kreatinin elektrolit dan leukosit.
Daftar Pustaka

1. Lioso JP, Sondakh RC, Ratag BT. Hubungan antara umur, jenis kelamin dan indeks
massa tubuh dengan kadar asam urat darah pada masyarakat yang datang berkunjung di
Puskesmas Paniki Bawah Kota Manado. Jurnal Jilly [Internet]. 2015.
2. Manullang I, Rasmaliah J. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan kejadian Asam
Urat (Gout) pada Usia≥ 45 tahun di Desa Ujung Serdang Kecamatan Tanjung Morawa
Tahun 2016. J Gizi, Kesehat Reproduksi dan Epidemiol. 2016;1:1-9.
3. Fitriani R, Azzahri LM, NURMAN M, Hamidi MN. Hubungan Pola Makan Dengan
Kadar Asam Urat (Gout Artritis) Pada Usia Dewasa 35-49 Tahun. Jurnal Ners. 2021
Apr 30;5(1):20-7.
4. Wahyu WF. Artritis gout dan perkembangannya. Jurnal. 2014;10.
5. Zahroh C, Faiza K. Pengaruh kompres hangat terhadap penurunan sesak pada penderita
penyakit Artritis Gout. Jurnal Ners dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery).
2018 Dec 1;5(3):182-7.
6. Andrie M, Sihombing D. Efektivitas Sediaan Salep yang Mengandung Ekstrak Ikan
Gabus (Channa striata) pada Proses Penyembuhan Luka Akut Stadium II Terbuka pada
Tikus Jantan Galur Wistar. Pharmaceutical Sciences and Research. 2018;4(2):4.
7. Oktarina E. Aplikasi modern wound care pada perawatan luka infeksi di rs pemerintah
kota padang. Ners Jurnal Keperawatan. 2016;12(2):159-65.
8. Dewi DF, Hardisari RR, Martono B. Pengaruh Kadar Hemoglobin Dalam Serum
Terhadap Hasil Pemeriksaan Kadar Asam Urat (Doctoral dissertation, Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta).

Anda mungkin juga menyukai