Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH

Disusun untuk memenuhi tugas Dokumentasi Keperawatan


Dosen pengampu: Ns. Hilmah Noviandry R, S.Kep.,M.Kes

Disusun Oleh:
Shindy Permata Hadi (33412101119)
2D-Keperawatan

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN JURUSAN KESEHATAN


POLITEKNIK NEGERI MADURA
2023/2024
Kasus 01

Ny.A dibawa ke RS Jati Rejo pada 02 April 2012 karena pasien mengeluh sakit saat buang
air kecil dan sering buang air kecil. Pasien dibawa ke rumah sakit dengan keadaan badan
lemas dan pucat.
1. Pengkajian
FORMAT PENGKAJIAN

Tgl / jam MRS : 02 April 2012/ 14.00 WIB

Ruang : Ruang Lavender

No Register : 89669

Dx Medis : Infeksi Saluran Kemih

Tgl pengkajian : 02 April 2012/ 14.30 WIB

IDENTITAS KLIEN

Nama : Ny.A Suami / istri / orang tua

Umur : 40 Tahun Nama : Tn.S

Jenis kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA

Agama : Islam Pekerjaan : TNI

Suku bangsa : Madura Alamat : Jl.Kemuning

Bahasa : Indonesia Penanggung Jawab:

Pendidikan : SMA Nama : Tn.S

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pendidikan : SMA

Status penikahan : Kawin Pekerjaan : TNI

Alamat : JL. Kemuning Alamat : JL. Kemuning

KELUHAN UTAMA:

Sakit saat buang air kecil

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:

Dua minggu sebelum masuk rumah sakit klien sering kali buang air kecil yang
tidak dapat ditahan dan terasa sakit sehingga sering kali mengompol terutama pada
malam hari. Klien merasa tidak tuntas saat buang air kecil disertai nyeri di bagian
abdomen bawah apalagi saat ditekan, sehingga menyebabkan klien tidak nyaman
saat bergerak dan beraktivitas. Terlihat klien lemas, wajah pucat dan sesekali
tampak meringis memegangi area perut bawah. Saat dilakukan pemeriksaan klien
mengatakan nyeri abdomen bagian bawah yang terasa seperti ditusuk tusuk dengan
skala nyeri 6 (sedang) yang sering hilang timbul ketika klien berkegiatan.
P: Sakit ketika buang air kecil
Q: Terasa seperti ditusuk tusuk
R: Dibagian abdomen bagian bawah
S: Skala nyeri 6 (sedang)
T: Ketika klien buang air kecil dan saat perut ditekan

Upaya yang telah dilakukan: Klien dan keluarga telah melakukan teknik relaksasi
untuk meringankan nyeri dan kompres hangat umtuk meredakan rasa tidak nyaman
karena nyeri
Terapi yang telah diberikan: Telah diberikan Ceftriaxon 1 ampul/ 12 jam, Santagesik 1
ampul/ 12 jam, Nefrolith 2x1 sehari, Antasida 3x1 sehari.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU:

Klien mengatakan tidak pernah dirawat dirumah sakit

RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA:

Keluarga klien juga tidak pernah mempunyai riwayat penyakit

Genogram

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempun
: Klien
: Garis Hubungan Keluarga
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
KEADAAN LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA PENYAKIT:

Klien mengatakan bahwa air di kamar mandi klien terkadang keruh.

POLA FUNGSI KESEHATAN

1. Pola persepsi dan tata laksana kesehatan

Klien mengatakan bahwa dirinya cemas dan gelisah karena nyeri pada perut
bagian bawah yang membuat klien sedikit sulit beraktivitas seperti biasanya. Klien
juga mengatakan ketika nyeri datang klien berhenti sejenak dari kegiatan yang
dilakukan.

2. Pola nutrisi dan metabolisme

Klien mengatakan makan sehari 3 kali pagi siang dan malam dengan porsi
sekitar satu centong nasi dengan lauk/sayur dan minum bisa 8 gelas perhari. Dalam
keadaan sakit ini mempengaruhi pola makan dan minum pasien, pasien mengatakan
makan menjadi 2 kali sehari dan minum hanya 5-6 gelas perharinya.

3. Pola eliminasi

Meliputi pola BAB, pasien mengatakan sehari buang air besar sebanyak 1-2
kali. Pola BAK, pasien mengatakan biasanya 4-6 kali buang air kecil dalam sehari.
Tapi semenjak dalam keadaan sakit klien mengatakan sehari bisa BAK 8-10 kali
dan BAB hanya sekali atau bahkan tidak BAB sama sekali dalam sehari. Klien di
rumah sakit dipasang kateter.

4. Pola aktivitas

Klien merupakan ibu rumah tangga yang aktif mengerjakan pekerjaan rumah
seperti menyapu, memasak, mencuci dll. Namun semenjak sering BAK dan
perutnya nyeri aktivitas yang biasa dikerjakan oleh klien terkadang mengalami
kendala.

5. Pola istirahat tidur

Kebiasaan tidur klien mengatakan biasanya tidur mulai jam 10 malam sampai
setengah 5 pagi, disela tidurnya klien sering terbangun untuk sekedar BAK, pasien
mengatakan tidurnya kurang nyenyak karna sering terbangun untuk pergi ke toilet.
Bahkan terkadang klien mengompol karena tidak tahan ingin BAK.
6. Pola kognitif dan persepsi sensori

Klien dapat berbicara dengn lancar, melihat dan membaca koran, mengikuti
instruksi perawat dengan tepat, mengidentifikasi bau obat, mengidentasi tes raba
dan mencicipi rasa.

7. Pola konsep diri

Klien mengatakan, sebagai ibu rumah tangga tugasnya adalah melakukan


pekerjaan rumah dengan baik dan mengurus keperluan anak juga suami, klien juga
mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakitnya agar bisa menjalankan tugasnya
sebagai seorang ibu dan seorang istri.

8. Pola hubungan peran

Kemampuan klien dalam berkomunikasi sangat baik, dan hubungan dengan


keluarganya juga sangat harmonis

9. Pola fungsi seksual – seksualitas

Klien mengatakan adanya keluhan nyeri saat berhubungan

10. Pola mekanisme koping

Klien mengatakan dalam menghadapi masalah biasanya pasien bercerita


dengan suaminya, upaya pasien dalam menghadapi masalah sekarang adalah
dengan pasrah dengan penyakitnya dan berdoa supaya segera sembuh.

11. Pola nilai dan kepercayaan

Klien menjalankan sholat 5 waktu dan setelah dirawat pasien hanya bisa
melaksanakan sholat di tempat tidur, pasien selalu berdoa akan kesembuhannya.
PEMERIKSAAN FISIK

1. Status kesehatan umum


2. Keadaan / penampilan :Lemah, tampak pucat,
umum dan sesekali meringis
GCS :E4V5M6
Kesadaran
: Composmentis
BB sebelum sakit : 60 kg TB : 160 cm
BB saat ini : 59 kg
BB ideal : 22,7 kg
Perkembangan BB : menurun 1 kg
Status gizi : Baik
Status hidrasi : Baik
Tanda-tanda vital

TD : 100/80 mmHg Suhu : 36°C

Nadi : 98 x/ menit RR : 24 x/menit


Kepala

a) Kulit kepala:

1) Inspeksi: rambut tampak hitam, kulit kepala bersih, dan tidak ada
ketombe

2) Palpasi: tidak teraba adanya massa

b) Mata:

1) Inspeksi: mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik,


pupil isokor, reaksi pupil terhadap cahaya ada.

2) Palpasi: Tidak teraba adanya massa

c) Telinga

1) Inspeksi: bentuk pinna (daun telinga) Simetris kiri dan kanan, tidak
tampak adanya serumen, dan membrran serumen utuh.

2) Palpasi: tidak teraba adanya massa dan tidak ada nyeri tekan.

d) Hidung
1) Inspeksi: tidak ada benjolan pada hidung, dan tidak terdapat rinorhea

2) Palpasi: tidak teraba adanya massa

e) Mulut dan gigi

1) Inspeksi: bentuk mulut simetris, tidak ada lesi dan sariawan.

2) Palpasi: tidak ada pembengkakan pada gusi


3. Leher

1) Inspeksi: Tidak ada lesi jaringan parut, tidak terdapat pembengkakan tiroid.

2) Palpasi: tidak teraba adanya massa dileher, tidak ada teraba pembesaran
kelenjar tiroid, tidak teraba pembesaran kelenjar limfe.

4. Thorax (dada)

a) Paru-paru

1) Inspeksi: simetris antar kedua lapang paru, tidak ada penggunaan otot
bantu pernapasan, frekuensi napas 24x/menit.

2) Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada kedua sisi dada

3) Perkusi: resonan seluruh lapang paru

4) Auskultasi: suara napas teratur (vesicular), dan tidak ada suara napas
tambahan.

b) Jantung

1) Inspeksi: ictus cordis tidak tampak, tidak ada lesi pada dada sebelah kiri.

2) Palpasi: ictus cordis teraba

3) Perkusi: dullnes

4) Auskultasi: bunyi jantung I dan II murni regular (lup dup), bising tidak
ada.
5. Abdomen

1) Inspeksi: tidak ada pembesaran abdomen

2) Auskultasi: perstaltik usus 30x/menit.

3) Palpasi: tidak ada massa dan ada nyeri tekan

4) Perkusi: terdengar bunyi tympani


6. Tulang belakang
Tulang belakang sismetris, tidak ada pembengkakan

7. Ekstrremitas

1) Atas: terpasang infus, pergerakan ekstremitas baik, akral hangat

2) Bawah: ada edema, ekstremitas bawah kanan lemah

8. Genitalia dan anus

Klien tidak terpasang kateter, urine kuning jernih, bau khas urine

9. Pemeriksaan neurologis

Olfaktorius (+), Optikus (+), Okulomotorius (+), Trochlearis(+),


Trigeminalis(+), Abdusen(+), Facialis(+), Audiotorius(+), Glosofariangeal(+),
Vagus(+), Assesorius(+)

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Laboratorium

Urine Lengkap Hasil Nilai Normal


Urobilinogen Normal Normal
Bilirubin Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Eritrosit Negatif Negatif
Protein Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Leukosit 3+ Negatif
Glukosa Negatif Negatif
BJ 1,010 1.015-1.035
PH 7.0 4.5-8’0
Epitel 4.5 0.10
Leukosit 16-19 0.5
Eritrosit 2-3 0.5

TERAPI
1. Oral

Nefrolith dosis 2x1 sehari

Antasida dosis 3x1 sehari

2. Parenteral

Ceftriaxon 1 ampul/ 12 jam

Santagesik 1 ampul/ 12 jam

Analisa data
No Data Etiologi Problem
1. DS: klien mengatakan sakit Iritasi kandung kemih Gangguan eliminasi
saat buang air kecil dan urine
terasa tidak tertahankan

DO:
1. Pasien tampak meringis
kesakitan
2. Pasien sering buang air
kecil
3. Enuresis dan nokturia
4. Berkemih tidak tuntas

2. DS: Pasien mengatakan selalu Iritasi reseptor Inkontinensia urin


merasa ingin BAK dan kontraksi kandung urgensi
terkadang tak tertahankan kemih

DO:
1. Pasien sering BAK
2. Enuresis
3.
3. DS: Klien merasa gelisah Gejala penyakit Gangguan rasa
karena nyeri yang nyaman
dirasakan
DO:
1. Pasien tampak terbaring
lemah sesekali meringis
2. Mengeluh tidak nyaman
saat bergerak
3. Gelisah
4. Tidak mampu rileks

Pamekasan, 02 April 2012

Shindy Permata Hadi


33412101119

2. DIAGNOSA
1. Gangguan eliminasi urine b/d iritasi kandung kemih d/d pasien sering buang
air kecil, enuresis/nokturia, terdapat desakan berkemih, berkemih tidak tuntas
2. Inkotinensia urin urgensi b/d iritasi reseptor kontraksi kandung kemih d/d
keinginan berkemih yang tidak tertahankan, enuresis/nokturia
3. Gangguan rasa nyaman b/d gejala penyakit d/d pasien mengeluh tidak nyaman
saat bergerak, gelisah

3. INTERVENSI
Rencana Asuhan Keperawatan
Nama : Ny,A
Diagnosa medis : Infeksi saluran kemih
Ruangan rawat : Ruang Lavender

No Dx Tujuan dan Intervensi Rasional


Keperawatan Kriteria Hasil
1. Gangguan Setelah dilakukan Manajemen Tindakan
eliminasi urine tindakan eliminasi urine
b/d iritasi keperawatan
kandung kemih selama 2x24 jam Observasi Observasi
d/d pasien sering diharapan eliminasi 1. Identifkasi tanda 1. Untuk
buang air kecil, urine membaik dan gejala retensi mengidentifkasi
enuresis/nokturia, dengan kriteria atau inkontinensia tanda dan gejala
terdapat desakan hasil: urine retensi atau
berkemih, 1. Sensasi berkemih inkontinensia
berkemih tidak cukup meningkat urine
tuntas 2. Desakan 2. Identifikasi 2. Untuk
berkemih cukup faktor yang mengidentifikasi
menurun menyebabkan faktor yang
3. Distensi kandung retensi atau menyebabkan
kemih cukup inkontinensia urine retensi atau
menurun inkontinensia
4. Berkemih tidak urine
tuntas menurun 3. Monitor 3. Untuk memonitor
5. Nokturia eliminasi urine eliminasi urine
menurun (mis. frekuensi, (mis. frekuensi,
6. Enuresis konsistensi, aroma, konsistensi,
menurun volume, dan aroma, volume,
warna) dan warna)

Terapeutik Terapeutik
4. Catat waktu- 4. Mencatat waktu-
waktu dan haluaran waktu dan
berkemih haluaran
berkemih
5. Batasi asupan 5. Membatasi
cairan, jika perlu asupan cairan,
jika perlu
6. Ambil sampel 6. Mengambil
urine tengah sampel urine
(midstream) atau tengah
kultur (midstream)
atau kultur

Edukasi Edukasi
7. Ajarkan tanda 7. Mengajarkan
dan gejala infeksi tanda dan gejala
saluran kemih infeksi saluran
kemih
8. Ajarkan 8. Mengajarkan
mengukur asupan mengukur
cairan dan haluaran asupan cairan
urine dan haluaran
urine
9. Ajarkan 9. Mengajarkan
mengambil mengambil
spesimen urine spesimen urine
midstream midstream

10. Ajarkan 10. Mengajarkan


mengenali tanda mengenali tanda
berkemih dan berkemih dan
waktu yang tepat waktu yang
untuk berkemih tepat untuk
berkemih
11. Ajarkan terapi 11. Mengajarkan
modalitas terapi modalitas
penguatan otot-otot penguatan otot-
panggul/ otot panggul/
berkemihan berkemihan
12. Anjurkan 12. Menganjurkan
minum yang minum yang
cukup, jika tidak cukup, jika tidak
ada kontraindikasi ada
kontraindikasi
13. Anjurkan 13. Menganjurkan
mengurangi minum mengurangi
menjelang tidur minum
menjelang tidur

Kolaborasi Kolaborasi
15. Kolaborasi 15. Melakukan
pemberian obat kolaborasi
supositoria uretra, pemberian obat
jika perlu supositoria
uretra, jika perlu

2. Inkotinensia urin Setelah dilakukan Perawatan Tindakan


urgensi b/d iritasi tindakan inkontinensia urine
reseptor keperawatan
kontraksi selama 2x24 jam Observasi Observasi
kandung kemih maka diharapkan 1. Identifkasi 1. Mengidentifkasi
d/d keinginan kontinensia urine penyebab penyebab
berkemih yang membaik dengan inkontinensia inkontinensia urine
tidak kriteria hasil: urine (mis. (mis. disfungsi
tertahankan, 1. Nokturia disfungsi neurologis.
enuresis/nokturia menurun neurologis. gangguan medula
2. Residu volume gangguan spinalis, gangguan
urine setelah medula spinalis, refleks destrusor,
berkemih cukup gangguan obat- obatan, usia,
menurun refleks riwayat operasl,
3. Distensi destrusor, obat- gangguan furngsi
kandung kemih obatan, usia, kognitif)
cukup menurun riwayat operasl,
4. Dribbling gangguan
menurun furngsi
5. Hesitancy kognitif)
cukup menurun 2. Identifikasi 2. Mengidentifikasi
6. Frekuensi perasaan dan perasaan dan
berkemih cukup persepsl pasien persepsl pasien
membaik terhadap terhadap
7. Enuresis inkontinensia inkontinensia urine
menurun urine yang yang dialaminya
dialaminya
3. Monitor 3. Memonitor
keefektifan keefektifan obat,
obat, pembedahan dan
pembedahan terapl modalitas
dan terapl berkemih
modalitas
berkemih
4. Monitor 4. Memonitor
kebiasaan BAK kebiasaan BAK

Terapeutik Terapeutik
5. Bersihkan 5. Membersihkan
genital dan kulit genital dan kulit
sekitar secara sekitar secara rutin
rutin
7. Berikan pujian 7. Memberikan
atas pujian atas
keberhasilan keberhasilan
mencegah mencegah
inkontinensia inkontinensia
8. Buat jadwal 8. Membuat jadwal
konsumsi obat- konsumsi obat-obat
obat diuretik diuretik
9. Ambil sampel 9. Mengambil
urine untuk sampel urine untuk
pemeriksaan pemeriksaan urine
urine lengkap lengkap atau kultur
atau kultur

Edukasi Edukasi
10. Jelaskan 10. Menjelaskan
definisi, jenis definisi, jenis
inkontinensia, inkontinensia,
penyebab penyebab
inkontinensia inkontinensia urine
urine
11. Jelaskan 11. Menjelaskan
program program
penanganan penanganan
inkontinensia inkontinensia urine
urine
12. Jelaskan jenis 12. Menjelaskan
pakaian dan jenis pakaian dan
lingkungan lingkungan yang
yang mendukung proses
mendukung berkemih
proses
berkemih
13. Anjurkan 13. Menganjurkan
membatasi membatasi
konsumsi konsumsi cairan 2-3
cairan 2-3 jam jam menjelang tidur
menjelang tidur
14. Ajarkan 14. Mengjarkan
memantau memantau cairan
cairan keluar keluar dan masuk
dan masuk serta serta poła eliminasi
poła eliminasi urine
urine
15. Anjurkan 15. Menganjurkan
minum minimal minum minimal
1500 cc/hari, 1500 cc/hari, jika
jika tidak tidak kontraindikasi
kontraindikasi
16. Anjurkan 16. Menganjurkan
menghindari menghindari kopi,
kopi, minuman minuman bersoda,
bersoda, teh teh dan cokelat
dan cokelat
17. Anjurkan 17. Menganjurkan
konsumsi buah konsumsi buah dan
dan sayur untuk sayur untuk
menghindari menghindari
konstipasi konstipasi

Kolaborasi Kolaborasi
18. Rujuk ke ahli 18. Merujuk ke ahli
inkontinensia, inkontinensia, jika
jika perlu perlu
3. Gangguan Rasa Setelah dilakukan Terapi Relaksasi Tindakan
Nyaman b/d tindakan
Gejala penyakit keperawatan Obeservasi: Obeservasi:
d/d Klien selama 2x24 jam 1. Identikasi 1. Mengidentikasi
tampak terbaring maka diharapkan penurunan penurunan
lemah sesekali status kenyaman tingkat energi, tingkat energi,
meringis meningkat dengan ketidakmampuan ketidakmampuan
kesakitan kriteria hasil: berkonsentrasi, berkonsentrasi,
1. Keluhan tidak atau gejala lain atau gejala lain
nyaman yang yang
menurun mengganggu mengganggu
2. Gelisah kemampuan kemampuan
menurun kognitif kognitif
3. Rileks
meningkat
2. Identifikasi 2. Mengidentifikasi
Teknik relaksasi Teknik relaksasi
yang pernah yang pernah
efektif efektif digunakan
digunakan
3. Identifikasi 3. Mengidentifikasi
kesediaan, kesediaan,
kemampuan, dan kemampuan, dan
penggunaan penggunaan
Teknik Teknik
sebelumnya sebelumnya

4. Periksa 4. Memeriksa
ketegangan otot ketegangan otot
frekuensi nadi, frekuensi nadi,
tekanan darah, tekanan darah,
dan suhu dan suhu
sebelum dan sebelum dan
sesudah Latihan sesudah Latihan

5. Monitor respons 5. Memonitor


terhadap terapi respons terhadap
relaksasi terapi relaksasi

Terapeutik: Terapeutik:
6. Ciptakan 6. Menciptakan
lingkungan lingkungan
tenang dan tanpa tenang dan tanpa
gangguan gangguan dengan
dengan pencahayaan dan
pencahayaan dan suhu ruangan
suhu ruangan nyaman, jika
nyaman, jika memungkinkan
memungkinkan

7. Berikan 7. Memberikan
informasi tertulis informasi tertulis
tentang tentang persiapan
persiapan dan dan prosedur
prosedur Teknik Teknik relaksasi
relaksasi

8. Gunakan 8. Menggunakan
pakaian longgar pakaian longgar

9. Gunakan nada 9. Menggunakan


suara lembut nada suara
dengan irama lembut dengan
lambat dan irama lambat dan
berirama berirama
10. Gunakan 10. Menggunakan
relaksasi relaksasi
sebagai strategi sebagai strategi
penunjang penunjang
dengan dengan
analgesic atau analgesic atau
tindakan medis tindakan medis
lain, jika perlu lain, jika perlu

Edukasi: Edukasi:
11. Jelaskan tujuan, 11. Menjelaskan
manfaat, tujuan, manfaat,
Batasan, dan Batasan, dan
jenis relaksasi jenis relaksasi
yang tersedia yang tersedia
(mis. musik, (mis. musik,
meditasi, napas meditasi, napas
dalam, relaksasi dalam, relaksasi
otot progresif) otot progresif)
12. Jelaskan secara 12. Menjelaskan
rinci intervensi secara rinci
relaksasi yang intervensi
dipilih relaksasi yang
dipilih
13. Anjurkan 13. Menganjurkan
mengambil mengambil posisi
posisi yang yang nyaman
nyaman

14. Anjurkan rileks 14. Menganjurkan


dan merasakan rileks dan
sensasi merasakan
relaksasi sensasi relaksasi
15. Anjurkan 15. Menganjurkan
sering sering
mengulangi mengulangi atau
atau melatih melatih Teknik
Teknik yang yang dipilih
dipilih
16.Demonstrasikan 16.Men
dan latih demonstrasikan
Teknik dan latih Teknik
relaksasi (mis. relaksasi (mis.
napas dalam, napas dalam,
4. IMPLEMENTASI

02 April 2012

Jam No Implementasi Respon Paraf


DX
14.30 1 Mengidentifikasi S: Pasien Shindy
tanda dan gejala mengatakan sering
retensi atau merasakan sensasi
inkontinensia tidak tertahankan
urine untuk BAK secara
tiba-tiba dan ketika
BAK terasa sakit
O : Pasien tampak
gelisah dan sesekali
memegangi perut
14.40 2 Mengidentifikasi S; Pasien Shindy
perasaan dan mengatakan merasa
persepsl pasien selalu ingin BAK
terhadap sehingga membuat
inkontinensia urine pasien merasa tidak
yang dialaminya nyaman untuk
beraktivitas
O: Pasien tidak bisa
rileks
14.50 3 Mendemonstrasikan S: Pasien Shindy
dan latih Teknik mengatakan
relaksasi mengerti dan ingin
melakukan relaksasi
O: Pasien tampak
melakukan teknik
relaksasi
15.05 3 Menganjurkan S: Pasien Shindy
rileks dan mengatakan nyeri
merasakan sensasi sedikit berkurang
relaksasi setelah melakukan
tekhnik relaksasi
O: pasien tampak
tidak meringis lagi

03 April 2012

Jam No Implementasi Respon Paraf


DX
09.00 1 Mengajarkan terapi S: Pasien Shindy
modalitas penguatan mengatakan setelah
otot-otot panggul/ melakukan terapi
berkemihan rasa ingin BAK
masih ada namun
sensasi tidak
tertahankan sudah
berkurang
O:Pasien
melakukan gerakan
terapi
09.30 1 Mengajarkan S; Pasien Shindy
mengukur asupan mengatakan merngerti
cairan dan dengan apa yang
haluaran urine sudah dianjurkan
O: Pasien
mengangguk-
anggukan kepala
11.00 2 Memonitor keefektifan S: - Shindy
obat, pembedahan dan O: Pasien terlihat
terapl modalitas tidak meringis dan
berkemih sudah tidak
memegangi perut

11.30 3 Menganjurkan S: Pasien Shindy


mengambil posisi yang mengatakan
nyaman posisinya saat ini
sudah nyaman
O: pasien tampak
tidak gelisah dan
meringis lagi

5. EVALUASI
Evaluasi Hari pertama 02 April 2012
Tgl/ No Diagnosa Evaluasi Paraf
waktu
02 April Dx 1 S: Klien mengatakan nyeri saat BAK sudah Shindy
2012/ mulai berkurang dan masih merasakan
14.30 ingin BAK terus menerus
O:
1. Klien tampak meringis sesekali
2. Klien tampak melindungi daerah nyeri
3. Klien tampak gelisah
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan

14.40 Dx 2 S: Klien mengatakan masih merasakan


Shindy
sensasi ingin BAK yang tidak tertahankan
O: Klien tampak gelisah
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan

14.50 Dx 3 S: Klien mengatakan nyeri yang dirasakan Shindy


sudah berkurang
O: Klien sudah lebih tenang dan rileks
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan

Evaluasi hari kedua 03 April 2012

Tgl/ No Diagnosa Evaluasi Paraf


waktu
03 April Dx 1 S: Klien mengatakan masih merasakan nyeri Shindy
2012/ sesekali dan sudah tidak merasakan ingin
09.00 BAK terus menerus
O:
1. Klien meringin sesekali
2. Klien tidak tampak melindungi daerah
nyeri
3. Klien tampak nyaman bergerak
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan

11.00 Dx 2 S: Klien sudah tidak merasakan sensasi tidak


tertahankan untuk BAK Shindy
O: Klien tidak tampak gelisah
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan, pasien diberi
edukasi tambahan

11.30 Dx 3 S: Klien mengatakan sudah lebih nyaman


dan rileks
Shindy
O: Klien terlihat lebih rileks
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan. pasien diberi
edukasi tambahan

Anda mungkin juga menyukai