DISUSUN OLEH :
P1337420117005
Laporan Kasus oleh Sang Komang Proklamasindo Mukti NIM. P1337420617005 dengan
judul ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN VOMITUS
A. PENGKAJIAN
1. Biodata Pasien
a. Nama : Ny. S
b. Umur : 49 Tahun
c. Alamat : Tegal kangkung
d. Pendidikan : SD
e. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
f. Tanggal masuk : 12 Mei 2019
g. Diagnosa medis : Vomitus, Dispepsia
h. Nomor register : 473427
B. KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluhkan mual dan muntah tiap mau makan.
C. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Keperawatan Sekarang
Pasien mulai merasakan muntah seperti ini sejak dua hari lalu, setiap mau
makan pasien selalu merasa mual dan akhirnya muntah. Saat itu juga, pasien
mengira asam lambung pasien naik, sehingga pasien meminum obat anti
nyeri lambung, “Promag”. Namun rasa muntahnya tetap tidak hilang. Dan
untuk memenuhi nutrisinya pasien hanya meminum teh anget saja.
Puncaknya waktu semalam pasien muntah cukup sering dan banyak.
Keluarga pasien lansung membawa pasien ke IGD RS Wongsonegoro untuk
mendapatkan pertolongan pertama. Pasien dibawa menuju IGD pada tanggal
12 Mei 2019 jam 24.00.
2. Riwayat Keperawatan Dahulu
Pasien mengatakan rasa mualnya sudah cukup serinng terjadi ketika akan
makan, namun setiap meminum obat maag, pasien merasa langsung baikan.
Dan tidak pernah merasakan sakit yang separah ini sebelumnya. Dan pasien
mengatakan tidak pernah masuk Rumah sakit.
3. Riwayat Keperawatan Keluarga
Riwayat kesehatan keluarga yang lain adalah Hipertensi. Pasien tidak
memiliki riwayat keluarga dengan penyakit menular.
2 Toiletting √
3 Berpakaian √
5 Berpindah √
6 Ambulasi √
7 Naik Tangga √
Keterangan
0 : Mandiri
1 : Di bantu sebagian
E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-tanda Vital
TD : 140/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37 0 C
RR :20 x/menit
SpO2 : 100 %
2. Pengkajian fisik
● Keadaan umum : Lemah
● Kesadaran : Compos mentis
● GCS : E4 V5 M6
● Kulit :
▪ Cukup baik, turgor kembali dengan cukup cepat, tidak ada edema
● Kepala :
● Mata :
▪ Bentuk : Bulat, simetris kanan kiri.
▪ Konjungtiva : Normal
● Hidung :
▪ Septum deviasi tidak ada, concha normal, tidak ada polip, rongga
hidung bersih
▪ Tidak ada cuping hidung
▪ Tidak ada otot bantu pernafasan dan tidak ada cuping hidung
● Telinga :
● Mulut :
▪ Tidak berbau, bibir berwarna sedikit pucat dan kering, lidah bersih,
mukosa normal
● Leher :
▪ Tidak ada luka di leher
● Thorax baik tidak ada edema paru :
a. Jantung :
Inspeksi : Tampak denyut nadi di daerah apeks
Auskultasi : Suara denyut jantung normal tak ada buni
tambahan
Palpasi : Apeks teraba pada Intercostal V
Perkusi : suara pekusi sonor, tidak ada keabnormalitasan
suara perkusi
b. Paru :
● Inspeksi : dada simetri
● Auskultasi : tidak ada suara napas tambahan
● Palpasi : tidak ada nyeri tekan
● Perkusi : tidak dilakukan perkusi
● Abdomen:
Inspeksi : Tidak terdapat jejas maupun lesi, umbilicus bersih
Auskultasi : suara peristaltic terdengar setiap 5-20x/detik
Palpasi : tidak teraba penonjolan, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : suara timpani
● Genetalia:
Tidak terpasang kateter.
● Ekstremitas
● Ekstrimitas atas : Lengan kanan terpasang infus NaCl 20 tpm, tidak
ada pitting oedema.
● Ekstrimitas bawah: tidak adanya luka.
● Pengkajian nutrisi :
Antropometri :
Sebelum sakit: BB : 61 kg, TB: 150 cm, IMT: 25,4 kg/m2 (BB Obesitas level 1)
Saat sakit:
BB : 60 kg, TB : 150 cm, IMT : 25 kg/m2 (BB Obesitas)
Biochemichal Data : terlampir dalam hasil pemeriksaan laboratorium
Clinical Sign : pasien tampak sedikit pucat, konjungtiva normal,
turgor kembali dengan cepat, membrane mukosa
normal
Dietery History : Pasien makan dengan porsi sedang, tidak ada
alergi makanan, pasien hanya makan sekitar 3
sendok.
Input cairan
1. Air (makan+minum) = 2000cc
2. Infus = 500cc
3. Injeksi = 102cc
4. Air Metabolisme = 300cc
5. Total = 2902cc
Output cairan
1. Urine = 1500cc
2. Feses = 100cc
3. Muntah = 200cc
4. IWL+kenaikan suhu = 940cc
5. Total = 2740cc
Balance cairan = +162 cc
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 13 Mei 2019
A KLINIK
sa darah sewaktu L 30
m (L) /L – 147.0
m L) /L 5.0
m H) /L 1.13
m L 43.0
nin ) L .8
Urat L 5.8
Infus :
RL 20 tpm :
Digunakan untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit pada
dehidrasi dana tau kekurangan cairan.
Injeksi :
a. Ranitidin 2x50 mg :
Digunakan untuk mengobati dan mencegah berbagai penyakit
perut dan kerongkongan yang disebabkan oleh terlalu banyak asam
lambung
b. Ondan 1x40 mg :
Obat yang digunakan untuk mencegah serta mengobati mual dan
muntah
G. ANALISIS DATA
Tanggal Tanggal
No Data Fokus Etiologi Problem TTD
& Jam Teratasi
- TD = 140/80 mm/hg
- Nadi = 80 x/menit
- Suhu = 37 0 C
- RR = 20x menit
- SpO2 = 100%
- IMT : 25 kg/m2 (obesitas)
- Pasien hanya makan sedikit dari
porsi diet rumah sakit karena
setiap makan selalu mual dan
muntah
- Pasien tampak gemuk
I. RENCANA KEPERAWATAN
Tanggal Diadnosa Tujuan & Rasional
No Intervensi TTD
& Jam Keperawatan Kriteria Hasil
1 Selasa, 13 1. Resiko Setelah a.) Pantau hasil a.) Monitoring
Mei 2019 Ketidakseimba dilakukan Laboratorium, nilai elektrolit
ngan cairan tindakan serum darah pasien
16.00
dan elektrolit keperawatan b.) Pantau tanda dan b.) Tanda dan gejala
WIB
b.d muntah selama 3 x 24 gejala adanya penting untuk
ditandai jam peningkatan kadar diketahui agar
dengan tubuh elektrolit serum saat terjadi bisa
pasien terlihat pada pasien tertangani dengan
lemas, pasien cepat
muntah lebih c.) Pantau masukan c.) Memperhitungka
dari 5 kali, dan haluran cairan n balance cairan
serta balance d.) Kolaborasikan d.) Mencegah agar
cairan +162 cc dengan dokter tidak terjadi
tindakan pemberian kelebihan
obat elektrolit
- DS :
sien mengatakan minum lebih dari
11.00 3. Mengkaji intake dan output satu botol ukuran 1,5 liter, dan
1
cairan pasien telah BAB pagi ini. BAK
sebanyak 3x sejak pagi
- DO:
sien masih tampaklemas dan pucat.
Terpasang infus RL 500 ml
dengan 20 tpm
- DS :
1 11.30 sien tampak gelisah karena sudah
4. Mengedukasi pasien akan muntah 2x sejak pagi
pentingnya - DO:
sien tampak tidak gelisah setelah
mendapatkan edukasi akan
pentingnya pemenuhan cairan
dan elektrolit
1,2 Rabu, 15 1. Injeksi Ranitidine 50 mg - DS:
Mei sien masih mengeluh mual
2019, - DO:
sien tidak menghabiskan porsi makan
- 08.00
- DS:
2. Mengkaji intake dan output sien mengatakan minum lebih dari
- 11.00
1
cairan pasien satu botol ukuran 1,5 liter, dan
telah BAB pagi ini. BAK
sebanyak 3x sejak pagi. Dan
sudah tidak merasa mual dan
muntah lagi
- DO:
sien Tampak segar. Terpasang infus
RL 500 ml dengan 20 tpm
- 12.00 - DS:
1,2 3. Menganjurkan pasien untuk
meminum obat paracetamol - DO:
500mg melalui oral sien dapat meminum obat dengan
bantuan air
- DS:
- 14.00
4. Melepas Infus sien sudah tidak merasakan mual dan
1,2
muntah. Dan mengatakan boleh
pulang dari dokter
- DO:
sien sangat senang dibolehkan
pulang. Dan tampak segar dan
sehat
K. EVALUASI
Injeksi = 102cc
Total = 2902cc
- Output cairan
Urine = 1500cc
Feses = 100cc
Muntah = 150cc
Total = 2740cc
A:
P:
o Ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit b.d muntah n mengatakan sudah mampu makan tanpa
ditandai dengan tubuh merasakan muial lagi. .
pasien terlihat lemas, pasien
muntah lebih dari 5 kali, n menghabiskan ½ porsi diit yang diberikan.
serta balance cairan +162 Dan terkadang memakan makanan dai luar.
cc
ah resiko kelebihan berat badan belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
Infus = 500cc
Injeksi = 105cc
Total = 2905cc
- Output cairan
Urine = 1800cc
Feses = 100cc
Muntah = 0cc
Total = 2840cc
A:
P:
Intervensi dihentikan
A:
Masalah Resiko ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit sudah teratasi
P:
Intervensi dihentikan.
Intervensi dihentikan
L. PEMBAHASAN
Pada penderita vomitus, setiap etiologi terhadap individu
sangatlah berbeda - beda. PAda kasus Ny. S, pasien vomitus dikarenakan
persepsi diri terhadap bau makanan yang membuat pasien langsung mual.
Sehingga pasien kurang nafsu makan. Pentingnya pemahaman persepsi makan
dan pentingnya asupan nutrisi, serta kebutuhan elektrolit dan cairan yang
adekuat terhadap tubuh pasien harus dapat ditekankan oleh perawat dalam
proses penyembuhan terhadap pasien.