Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

STATUS KESEHATAN LINGKUNGAN SELAMA BENCANA


Tugas dibuat untuk memenuhi tugas Manajemen Bencana yang diampu oleh
Ibu Fajar Surahmi, S.KM, M.Kes

Kelompok Ganjil :
1. Wahyu Tri Aji (P1337420617001) 12. Bunga Ayu Lestari (P1337420617042)
2. Fitri Asih (P1337420617007) 13. Yumna Nur R. (P1337420617051)
3. Hadania M. T.A. (P1337420617010) 14. Yanda Octa H. (P1337420617053)
4. Aji Wisnu W. (P1337420617012) 15. Elvira Kartika (P1337420617055)
5. Inna Nur H (P1337420617015) 16. Anisa (P1337420617063)
6. Erika Aditya N. (P1337420617018) 17. Putri Purwaningrum (P1337420617070)
7. Ananda Ayu D. (P1337420617021) 18. Sapna Luthfiyana (P1337420617073)
8. Mega Ayu L. (P1337420617029) 19. Diah Ayu Putri A. (P1337420617079)
9. Cici Silviani (P1337420617034) 20. Erneta Ismilania (P1337420617082)
10. Shinta W (P1337420617036) 21. M. Candra R. (P1337420617086)
11. Adi Laksono (P1337420617040) 22. Yuni Tri W. (P1337420617045)

PRODI S1 TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas berkat dan karunia-Nya sehingga makalah
ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Bencana.
Dalam pembuatan makalah yang berjudul “Status Kesehatan Lingkungan Selama
Bencana” penulis berharap setelah membaca makalah ini, teman-teman dapat memahami dan
menambah pengetahuan yang lebih baik, sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan juga kesalahan dalam
penulisan makalah ini. Maka dari itu, penulis mengharap kritik dan saran yang membangun
demi menyempurnakan makalah ini.
Demikian makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih.

Semarang, 25 Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
A. Pengertian Kesehatan Lingkungan 3
B. Tujuan Kesehatan Lingkungan 3
C. Cakupan Kesehatan Lingkungan 3
D. Resiko Kesehatan di Tempat Pengungsian 5
E. Kondisi Kesehatan Lingkungan di Tempat Pengungsian 5
BAB III PENUTUP 7
A. Simpulan 7
B. Saran 7
DAFTAR PUSTAKA 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana mempunyai arti sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan kesusahan,
kerugian atau penderitaan. Sedangkan bencana alam artinya adalah bencana yang
disebabkan oleh alam. Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami
dan aktivitas manusia, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor dan lain-lain.
Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat,
sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai
kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau
menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan
pernyataan: “bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan”.
Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di
daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak
berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah “alam” juga ditentang karena peristiwa
tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan manusia. Besarnya
potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran,
yang mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang
berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.
Namun dimikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta
memiliki kerentanan/kerawanan (vulnerability) yang juga tinggi tidak akan memberi
dampak yang hebat/luas jika manusia yang berada disana memiliki ketahanan terhadap
bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan bencana merupakan evaluasi kemampuan
sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah dan menangani
tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan
bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketahanan terhadap
bencana yang cukup.
Terjadinya bencana alam tidak dapat diprediksi. Oleh karena itu, dibutuhkan
surveilans untuk meminimalisir kerusakan dan korban. Surveilans bencana dilakukan
sebelum bencana terjadi saat bencana dan sesudah terjadinya bencana
B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian dari kesehatan lingkungan ?
2) Apa saja tujuan kesehatan lingkungan ?
3) Apa saja cakupan kesehatan lingkungan ?

1
4) Apa saja risiko kesehatan di tempat pengungsian ?
5) Bagaimana kondisi kesehatan di tempat pengungsian ?
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian dari kesehatan lingkungan
2) Untuk mengetahui tujuan kesehatan lingkungan
3) Untuk mengetahui cakupan kesehatan lingkungan
4) Untuk mengetahui risiko kesehatan di tempat pengungsian
5) Untuk mengetahui kondisi kesehatan di tempat pengungsian

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kesehatan Lingkungan


Kesehatan lingkungan adalah suatu disiplin ilmu serta seni dalam memperoleh
suatu keseimbangan antara lingkungan dan juga manusia, kesling ini juga merupakan
ilmu dan seni dalam mengelola lingkungan dengan tujuan nisa menciptakan kondisi
lingkungan yang sehat, bersih dan nyaman.
Menurut Slamet Riyadi Ilmu Kesehatan Lingkungan merupakan sebuah bagian
integral dari ilmu kesehatan masyarakat yang secara khusus mempelajari dan juga
menangani hubungan anatara manusia dan lingkunganya dalam mencapai keseimbangan
ekologi serta juga bertujuan untuk dapat membina serta meningkatkan derajat maupun
kehidupan sehat dengan optimal.
WHO mengatakan Kesehatan Lingkungan merupakan suatu keseimbangan
ekologi yang harus tercipta diantara manusia dengan lingkungannya supaya dapat atau
bisa menjamin keadaan sehat optimal manusia.
B. Tujuan Kesehatan Lingkungan
1. Untuk melakukan kolerasi, ini ialah meminimalisir terjadinya bahaya yang berasal
dari lingkungan pada kebugaran serta juga kesejahteraan hidup tiap-tiap manusia.
2. Untuk melakukan pencegahan bersama dengan cara mengefisienkan pengaturan
berbagai sumber lingkungan dalam menambah kebugaran serta juga kesejahteraan
hidup manusia.
3. Untuk dapat mencegah bahaya dari penyakit
C. Cakupan Kesehatan Lingkungan
Menurut WHO :
1. Penyediaan air minum
2. Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan sampah padat
4. Pengendalian vektor
5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6. Higiene makanan, termasuk higiene susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
3
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesling dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanutasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi atau wabah,
bencana alam dan perpindahan penduduk
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan
Menurut UU No.23 Tahun 1992, tentang Kesehatan antara lain:
1. Penyehatan air dan udara
2. Pengamanan limbah padat atau sampah
3. Pengamanan limbah cair
4. Pengamanan limbah gas
5. Pengamanan radiasi
6. Pengamanan kebisingan
7. Pengamanan vektor penyakit
8. Penyehatan dan pengamanan lainnya, misal pasca bencana
Lingkungan sehat menurut UU No. 36 Tahun 2009, merupakan lingkungan yang bebas
dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan antara lain:
1. Limbah cair
2. Limbah padat
3. Limbha gas
4. Sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan pemerintah
5. Binatang pembawa penyakit
6. Zat kimia yang berbahaya
7. Kebisingan yang melebihi ambang batas
8. Radiasi sinar pengion dan non pengion
9. Air yang tercemar
10. Udara yang tercemar
11. Makanan yang terkontaminasi

4
D. Resiko Kesehatan di Tempat Pengungsian
1. Diare
Diare merupakan penyakit yang paling sering terjadi saat bencana banjir datang. Diare
dapat menjangkit semua orang baik anak-anak, remaja, dewasa, orang tua, maupun
lansia.
2. Psikosomatik
Psikosomatik merupakan kondisi lingkungan yang berubah tiba-tiba dan merasakan
kecemasan orang tua. Demikian pula trauma karena kehilangan orang yang dicintai
atau harta benda menyebabkan perasaan pilu yang luar biasa dan kondisi kecemasan
itu akan menekan alam bawah sadar sehingga senantiasa merasa banjir akan datang
lagi.
3. Penyakit kulit pada umumnya menjangkiti korban banjir disebabkan oleh infeksi kulit
karena kulit karena bakteri atau jamur dan dapat pula diakibatkan oleh parasit, kutu,
dan alergi kulit.
4. Leptospirosis
Penyakit ini diakibatkan korosif. Penyebarannya melalui air yang tergenang dan
bersumber dari air kencing tikus, kambing, kelelawar hingga serangga tertentu.
5. Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)
Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) merupakan penyakit yang disebabkan oleh
kondisi lingkungan yang buruk dan cuaca yang tidak menentu membuat sejumlah
korban banjir terserang penyakit. Penyakit ISPA berupa flu, demam, dan batuk
dikarenakan asupan makanan, kurangnya air bersi, dan masih tingginya aktivitas
pengungsi
6. Demam Berdarah (DB)
Saat musim hujan terjadi peningkatan tempat perindkan nyamuk aedes aegepty karena
banyak sampah seperti kaleng bekas dan tempat-tempat tertetu yang terisi air sehingga
menimbulkan genangna tempat berkembang biakan nyamuk.
7. Penyakit saluran cerna lain contohnya demam typoid. Dalam hal ini faktor kebersihan
makanan memegang peranan penting.
E. Kondisi Kesehatan Lingkungan di Tempat Pengungsian
Timbulnya masalah kesehatan antara lain berawal dari kurang nya air bersih yang
berakibat ada buruknya kebersihan diri, buruknya sanitasi lingkungan yang merupakan
awal dari perkembangbiakan beberapa jenis penyakit menular.

5
Persediaan panas yang tidak mencukupi juga merupakan awal dari proses
terjadinya penurunan derajat kesehatan yang dalam jangka panjang akan mempengaruhi
secara langsung tingkat pemenuhan kebutuhan gizi korban bencana. Pengungsian tempat
tinggal (shelter) yang ada sering tidak memenuhi syarat kesehatan sehingga secara
langsung maupun tidak langsung dapat menurunkan daya tahan tubuh dan bila tidak
segeraditanggulangi akan menimbulkan masalah dibidang kesehatan. Sementara itu,
pemberian pelayanan kesehatan pada kondisi bencana sering memenuhi banyak kendala
akibat rusaknya fasilitas kesehatan, tidak memadainya jumlah dan jenis obat serta alat
kesehatan, dan terbatasnya tenaga kesehatan dan dana operasional.

6
BAB III PENUTUP

A. Simpulan
1. Kesehatan lingkungan adalah suatu disiplin ilmu serta seni dalam memperoleh
suatu keseimbangan antara lingkungan dan juga manusia, kesling ini juga
merupakan ilmu dan seni dalam mengelola lingkungan dengan tujuan nisa
menciptakan kondisi lingkungan yang sehat, bersih dan nyaman.
2. Salah satu tujuan kesehatan lingkungan adalah untuk melakukan pencegahan
bersama dengan cara mengefisienkan pengaturan berbagai sumber lingkungan
dalam menambah kebugaran serta juga kesejahteraan hidup manusia.
3. Resiko kesehatan di tempat pengungsian antara lain diare, psikosomatik, penyakit
kulit, leptospirosis, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), demam berdarah dan
penyakit saluran cerna.
4. Timbulnya masalah kesehatan antara lain berawal dari kurang nya air bersih yang
berakibat ada buruknya kebersihan diri, buruknya sanitasi lingkungan yang
merupakan awal dari perkembangbiakan beberapa jenis penyakit menular.
B. Saran
1. Dalam penanggulangan dan pencegahan bencana sangat dibutuhkan sinergi dari
semua pihak baik dari pemerintah, masyarakat, bahkan pihak swasta agar
tercapainya tujuan dari penanggulangan dan pencegahan tersebut.
2. Tindakan/kegiatan penanggulangan harus ditingkatkan lagi agar bisa mengurangi
dampak bencana tersebut.

7
DAFTAR PUSTAKA

Amir, A. 2013. Penanggulangan Bencana. Makalah Pada Universitas Sumatra Utara.


Medan.
Fatoni Zaina. 2015. Dampak Bencana Terhadap Kesehatan Masyarakat. LIPI : Jakarta.
Oktiaveni, Rizki. 2010. Definisi kesehatan Lingkungan. Makalah Pada UNY :
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai