Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PENYEGARAN KADER DAN PENGUATAN SISTEM POSYANDU

Disusun oleh:

Iffah Hanifah P1337420615004


Nurus Suroya P1337420615006
Irmalita Wigati P1337420615014
Annisa Hasna Y P1337420615019
Laily Fatmalasari P1337420615023
Ulfa Rahma U P1337420615028
Ika Ratna Sari P1337420615043
Amar Ma’ruffi B P1337420615051

PROGRAM STUDI S-1 TERAPAN KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga
pembentukan, penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan peran serta
aktif masyarakat dalam bentuk partisipasi penimbangan balita setiap
bulannya, sehingga dapat meningkatkan status gizi balita. Kegiatan ini
membutuhkan partisipasi aktif ibu-ibu yang memiliki anak balita untuk
membawa balita-balita mereka ke posyandu sehingga mereka dapat
memantau tumbuh kembang balita melalui berat badannya setiap bulan
(Depkes RI, 2006).
Posyandu dibentuk oleh masyarakat desa/kelurahan dengan tujuan untuk
mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare
kepada masyarakat setempat. Satu posyandu melayani sekitar 80-100 balita.
Dalam keadaan tertentu, seperti lokasi geografis, perumahan penduduk yang
terlalu berjauhan, dan atau jumlah balita lebih dari 100 orang, dapat dibentuk
posyandu baru (Depkes RI, 2006).
Menurut Depkes RI (2001) meningkatkan kualitas pelayanan posyandu
merupakan tujuan khusus dari revitalisasi posyandu yang salah satunya yaitu
meningkatkan pengelolaan dalam pelayanan posyandu. Tujuan dari
revitalisasi posyandu tersebut yaitu meningkatkan kemampuan/pengetahuan
dan keterampilan teknis serta dedikasi kader di posyandu, memperluas sistem
posyandu dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan di hari buka
dan kunjungan rumah, menciptakan iklim kondusif untuk pelayanan dengan
pemenuhan sarana dan prasarana kerja posyandu, meningkatkan peran serta
masyarakat dan kemitraan dalam penyelenggaraan dan pembiayaan kegiatan
posyandu dan memperkuat dukungan pembinaan dan pendampingan teknis
dari tenaga profesional dan tokoh masyarakat, termasuk unsur Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM).
Peningkatan kualitas pelayanan merupakan indikator kinerja bagi
pelayanan posyandu yang mencakup pelayanan kesehatan ibu dan anak, KB,
pemberantasan penyakit menular dengan imunisasi, penanggulangan diare
dan gizi serta adanya penimbangan balita. Sasaran penduduk posyandu adalah
ibu hamil, ibu menyusui, pasangan usia subur dan balita.
Kegiatan rutin posyandu diselenggarakan dan dimotori oleh kader
posyandu dengan bimbingan teknis dari petugas kesehatan. Jumlah minimal
kader untuk setiap posyandu sebanyak 5 orang sesuai dengan jumlah kegiatan
utama yang dilaksanakan oleh posyandu dengan sistem layanan 5 meja atau 5
langkah kegiatan, yaitu: (1) Pendaftaran; (2) Penimbangan; (3)
Pencatatan/pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS); Penyuluhan; dan (5)
Pelayanan kesehatan sesuai kewenangannya (Depkes RI, 2006).
Peningkatan kualitas pelayanan posyandu dapat dilakukan dari berbagai
aspek pelayanan seperti peningkatan fasilitas sarana dan prasarana, sumber
daya manusia, dan kegiatan pelaksanaan posyandu. Pelayanan posyandu yang
berkualitas harus diikuti oleh tugas dan fungsi institusi pembina posyandu
secara keseluruhan yaitu kelangsungan posyandu sebagai unit pelayanan
kesehatan dasar masyarakat, khususnya dari kelompok paling rentan ibu dan
anak. Meskipun posyandu merupakan unit pelayanan kesehatan dasar
berbasis masyarakat yang berada di desa/kelurahan, namun karena peran
posyandu sangat menentukan terhadap gambaran kondisi ibu dan anak secara
nasional, maka disetiap daerah perlu dilakukan pemantauan kegiatan melalui
Revitalisasi Posyandu. Frekuensi dan jenis kegiatan Revitalisasi Posyandu
yang dipantau ditetapkan atas kebutuhan masing-masing daerah. Pada tingkat
operasional (desa/kelurahan, kecamatan), pemantauan dilakukan secara
bulanan, dengan melaksanakan kunjungan lapangan atau dengan mempelajari
laporan yang disampaikan oleh posyandu di wilayah kerjanya (Depkes RI,
2001).
Pembinaan posyandu dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, antara
lain: Rapat koordinasi berkala pokja posyandu, yang bertujuan untuk
membahas kemajuan dan kendala penyelenggaraan posyandu; (2) Kunjungan
bimbingan dan fasilitas yang bertujuan untuk melihat operasionalisasi
kegiatan posyandu, mengetahui kendala yang dihadapi dan memberikan saran
penyelesaian dan perbaikannya, baik dalam aspek administratif maupun
teknis medis; (3) Menghadiri rapat/pertemuan yang diselenggarakan
masyarakat, khususnya yang membahas masalah posyandu dengan tujuan
untuk memberikan dukungan moril dalam penyelenggaraan posyandu; (4)
Memberikan penghargaan kepada pengurus dan kader posyandu yang
berpartisipasi dalam bentuk pemberian tanda penghargaan, bantuan pelatihan,
studi banding ke posyandu lain atau pemberian seragam posyandu (Depkes
RI, 2006).
Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan pembinaan oleh
Widodo (2008) menyimpulkan bahwa karakteristik, pembinaan kader dan
perilaku kader memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peran kader
posyandu. Menurut penelitian Dalimunte (2007) bahwa pembinaan
puskesmas dari 4 variabel yang diteliti yaitu pemeriksaan pencatatan dan
pelaporan, kunjungan ke lokasi posyandu, rapat posyandu dan pelatihan
kader, hanya satu variabel yaitu pemeriksaan pencatatan dan pelaporan yang
berpengaruh terhadap keaktifan kader posyandu.
Keberhasilan suatu organisasi untuk mencapai tujuannya memerlukan
mekanisme kerja yang terarah (Depkes, 2004). Pencapaian tujuan organisasi
sebagaimana dikemukakan oleh Fayol (dalam Saydam, 2000) dilakukan
melalui fungsi manajemen yaitu proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkomandoan, pengkoordinasian dan pengendalian untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditentukan.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka tim penyusun berminat
untuk mengadakan pemberdayaan masyarakat yang terkait dengan
penyegaran kader dan pembinaan posyandu terhadap kualitas pelayanan
posyandu di desa Guntur, kecamatan Mranggen, kabupaten Demak.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan yang akan diambil
adalah bagaimana pengaruh setelah diadakan penyegaran kader dan
penguatan sistem di Posyandu desa Guntur.

1.3 Tujuan
Menjelaskan pengaruh penyegaran kader dan penguatan sistem terhadap
kualitas pelayanan posyandu di desa Guntur.

1.4 Luaran
Luaran yang diharapkan nanti adalah masyarakat desa Guntur, kecamatan
Mranggen dapat tetap melaksanakan posyandu dengan pelayanan yang lebih
baik melalui penyegaran kader dan penguatan sistem di posyandu tersebut.

1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari penyegaran kader dan penguatan sistem di posyandu
yaitu:
a. Sebagai bahan masukan kepada seluruh penanggung jawab posyandu
desa Guntur, kecamatan Mranggen untuk peningkatan pelayanan
b. Memberikan sumbangan pemikiran dalam hal pengembangan pembinaan
dan penyegaran kader posyandu
c. Sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat
khususunya mengenai kesehatan ibu dan anak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kader Kesehatan


2.1.1 Definisi
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang
dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah
kesehatan perseorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam
hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan
kesehatan.
Para kader kesehatan massyarakat itu seyogyanya memiliki latar
belakang pendidikan yang cukup sehingga memungkinkan mereka
untuk membaca, menulis dan menghitung secara sederhana (WHO.
Kader Kesehatan Masyarakat. Dr. Adi Heru S. Msc.).

2.1.2 Kondisi Kerja


Para kader kesehatan masyarakat bertanggung jawab terhadap
masyarakat setempat serta pimpinan-pimpinan yang ditunjuk oleh
pusat-pusat pelayanan kesehatan. Diharapkan mereka dapat
melaksanakan petunjuk yang diberikan oleh para pembimbing dalam
jaringan kerja dari sebuah tim kesehatan.
Para kader mungkin saja bekerja secara full-time atau part-time
dibidang pelayanan kesehatan, mereka itu tidak dibayar dengan uang
atau bentuk lainnya oleh masyarakat setempat atau oleh pusat kesehatan
masyarakat.
Umumnya, masyarakat setempat menyediakan sebuah rumah atau
kamarserta beberapa peralatan secukupnya yang dirasa sudah
memenuhi persyaratan untuk dilakukannya sebuah pelayanan
kesehatan.
2.1.3 Tugas-tugas
Tugas-tugas kader kesehatan meliputi pelayanan kesehatan dan
pembangunan kesehatan, tetapi yang mereka lakukan itu seyogyanya
terbatas pada bidang-bidang atau tugas-tugas yang pernah diajarkan
pada mereka.
Mereka benar-benar harus menyadari tentang keterbatasan yang
mereka miliki. Mereka tidak diharapkan mampu mnyelesaikan semua
masalah yang dihadapinya, namun benar-benar diharapkan bahwa
mereka mampu menyelesaikan masalah-masalah umum yang terjadi di
masyarakat dan amat mendesak untuk diselesaikan.
Mereka harus mampu mengetahui tentang kapan dan dimana harus
memperoleh petunjuk, mereka juga harus mampu merujuk dan mencari
bntuan bagi seorang penderita yang benar-benar sedang menderita atau
mencarikan pengobatan bagi seorang penderita yang cara
penanganannya dan pengobatannya diluar kemampuannya.
Para kader harus mampu mengetahui apa yang disebut dengan
posyandu seta kegiatan lima meja posyandu.

2.1.4 Pelatihan kader


Bagi para kader kesehatan yang bertugas dipedesaan, mungkin saja
lama pelaihan yang mereka butuhkan adalah selama 6 sampai 8
minggu, tetapi mungkin saja lebih lama lagi dari yang telah
diperkirakan. Tentu saja pelatihan itu harus amat praktis dan
seyogyanya juga dilakukan diwilayah pelayanan kesehatan itu diberikan
serta tempat dimana mereka tinggal dan akan bekerja.
Selanjutnya program-program pengawasan atau pengamatan yang
dilakukan harus meliputi pengadaan pendidikan lanjutan, latihan
ditempat atau latihan ditengah-tengah masyarakat, latihan keterampilan
di Puskesmas, atau di tempat lainnya (WHO. Kader Kesehatan
Masyarakat. Dr. Adi Heru S. Msc.).
2.2 Posyandu
2.2.1 Definisi
Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi, dan
pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang
mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya
kesehatan manusia sejak dini.
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya
pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.
Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan
kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan oleh dan untuk
masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam
rangka pencapaian NKKBS.

2.2.2 Tujuan
a. Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk meningkatkan IMR
c. Mempercepat penerimaan NKKBS
d. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang
peningkatan kemampuan hidup sehat
e. pendekatan dan pemerataan palayanan kesehatan kepada masyarakat
dalam upaya meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada
penduduk berdasarkan letak geografi
f. Meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka
alih teknologi untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat

2.2.3 Sasaran
a. Bayi berusia kurang dari 1 tahun
b. Anak balita usia 1 – 5 tahun
c. Ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas
d. Wanita usia subur
2.2.5 Kegiatan
1. Lima kegiatan posyandu (Panca Krida Posyandu)
a. Kesehatan ibu dan anak
b. Keluarga Berencana
c. Immunisasi
d. Peningkatan gizi
e. Penanggulangan diare
2. Tujuh kegiatan posyandu (Sapta Krida Posyandu)
a. Kesehatan ibu dan anak
b. Keluarga Berencana
c. Immunisasi
d. Peningkatan gizi
e. Penanggulangan diare
f. Sanitasi dasar
g. Penyediaan obat esensial

2.2.5 Pembentukan
a. Pos penimbangan balita
b. Pos immunisasi
c. Pos keluarga berencana desa
d. Pos kesehatan
e. Pos lainnya yang di bentuk baru

2.2.6 Persyaratan
a. Penduduk Rw tersebut minimal 100 orang
b. Terdiri dari 120 kepala keluarga
c. Disesuaikan dengan kemampuan petugas (bidan desa)
d. Jarak antara kelompok rumah, jumlah KK dalam satu tempat atau
kelompok tidak terlalu jauh
2.2.7 Alasan penyegaran posyandu
a. Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatan khususnya dalam
upaya pencegahan penyakit dan P3K sekaligus dengan pelayanan
KB
b. Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat,
sehingga menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya
kesehatan dan keluarga berencana.
2.2.8 Penyelenggara
a. Pelaksana kegiatan
Adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader
kesehatan setempat dibawah bimbingan pusksmas
b. Pengelola posyandu
Adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua Rw yang berasal dari
kader PKK, tokoh masyarakat formal dan informasi serta kader
kesehatan yang ada di wilayah tersebut

2.2.9 Lokasi/letak
a. Berada ditempat yang mudah didatangi oleh masyarakat
b. Ditentukan oleh masyarakat itu sendiri
c. Dapat merupakan lokal tesendiri
d. Bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan di rumah penduduk,
balai rakyat, pos RT/RW, atau pos lainnya

2.2.10 Pelayanan kesehatan yang dijalankan


a. Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
a) Penimbangan bulanan
b) Pemberian tambahan makanan bagi yang berat badannya
kurang
c) Immunisasi bayi 3 – 14 bulan
d) Pemberian oralit untuk penanggulangan diare
e) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
b. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan
usia subur
a) Pemeriksaan kesehatan umum
b) Pemeriksaan kehamilan dan nifas
c) Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil
penambah darah
d) Immunisasi TT untuk ibu hamil
e) Penyuluhan kesehatan dan KB
f) Pemberian alat kontrasepsi KB
g) Pemberian oralit pada ibu yang menderita diare
h) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
i) Pertolongan pertama pada kecelakaan

2.2.11 Sistem lima meja


a. Meja I
a) Pendaftaran
b) Pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan
usia subur
b. Meja II
Penimbangan balita, ibu hamil
c. Meja III
Pengisian KMS
d. Meja IV
a) Diketahui BB anak yang naik / tidak naik, ibu hamil dengan
resiko tinggi, PUS yang belum mengikuti KB
b) Penyuluhan kesehatan
c) Pelayanan TMT, oralit, vit A, table zat besi, pil ulangan,
kondom
e. Meja V
a) Pemberian immunisasi
b) Pemeriksaan kehamilan
c) Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan
d) Pelayanan kontrasepsi IUD, suntikan
Untuk meja I – IV dilaksanakan oleh kader kesehatan dan untuk
meja V dilaksanakan oleh petugas kesehatana ; dokter, bidan, perawat,
juru immunisasi dan lainnya.
2.2.12 Prinsip dasar
a. Pos pelayanan terpadu merupakan usaha masyarakat dimana
terdapat perpaduan antara pelayanan profesional dan non
profesional
b. Adanya kerja sama lintas program yang baik maupun lintas
sektoral
c. Kelembagaan masyarakat
d. mempunyai sasarn penduduk yang sama
e. pendekatan yang digunakan adalah pengembangan dan
PKMD/PHC

2.2.14 Pelaksanaan
a. Dari segi petugas puskesmas
a) Pendekatan yang dipakai adalah pengembangan dan
pembinaan PKMD
b) Perencanaan terpadu tingkat puskesmas
c) Pelaksanaan melalui sistem 5 meja dan alih teknologi
b. Dari segi masyarakat
a) Kegiatan swadaya masyarakat diharapkan adanya kader
kesehatan
b) Perencanaanya melalui musyawarah masyarakat desa
c) Pelaksanaannya melalui sistem 5 meja

2.2.14 Langkah-langkah pembentukan


a. Persiapan sosial
a) Persiapan masyarakat sebagai pengelola dan pelaksana
posyandu
b) Persiapan masyarakat umum sebagai pengguna posyandu
b. Perumusan masalah
a) Survei mawas diri
b) Penyajian hasil survey

2.2.15 Perencanaan pemecahan masalah


a. Kaderisasi sebagai pelaksana posyandu
b. Pembentukan pengurus sebagai pebgelola posyandu
c. Menyusun rencana kegiatan posyandu

2.2.16 Pelaksanaan kegiatan


a. Kegiatan diposyandu 1 x sebulan atau lebih
b. Pengumpulan dana sehat
c. pencatatan dan pelaporan kegiatan posyandu
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu


Pemberdayaan masyarakat dengan penyegaran kader posyandu dan
penguatan sistem Posyandu akan dilaksanakan di desa Guntur, kecamatan
Mranggen, kabupaten Demak pada Sabtu, 12 Agustus 2017.

3.2 Desain Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah Survei Analitik dengan
rancangan Cross Sectional (Cross Sectional Study) dimana variable
independen dan variable dependen diteliti dalam waktu yang bersamaan.

3.3 Target
Target yang diharapkan nanti adalah masyarakat desa Guntur, kecamatan
Mranggen dapat tetap melaksanakan posyandu dengan pelayanan yang lebih
baik melalui penyegaran kader dan penguatan sistem di posyandu tersebut.

3.4 Pendampingan Masyarakat


Dilakukan dengan turun langsung ke desa Guntur untuk diberikan arahan
dalam proses penyegaran kader posyandu dan penguatan sistem Posyandu di
masyarakat.

3.5 Evaluasi
Dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan penyegaran kader posyandu
dan penguatan sistem Posyandu guna mengetahui berhasil tidaknya kegiatan
ini.

3.6 Penulisan Laporan


Setelah tahap evaluasi selesai maka dibuat laporan untuk memberikan
gambaran jelas tentang hasil penelitian dan untuk mempermudah penelitian
selanjutnya.
BAB IV
ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Biaya Perlengkapan dan Akomodasi

Justifikasi Harga Jumlah


No Penunjang Kuantitas
peralatan Satuan (Rp) (Rp)
1 Print proposal Perizinan 2 buah 15.000 30.000
2 Print Buku Media
1 paket 50.000 50.000
panduan dan SOP pembelajaran
3 Kenang-kenangan Bingkai foto 1 buah 50.000 50.000
4 Doorprize kuis Hiburan 2 buah 20.000 20.000
Sub Total 170.000

4.2 Biaya Konsumsi

Justifikasi Harga Jumlah


No. Penunjang Kuantitas
peralatan Satuan (Rp) (Rp)
Konsumsi peserta 20 dus
1 Snack 6.000 120.000
dan tamu undangan snack
Konsumsi peserta
2 Aqua gelas 1 kardus 20.000 20.000
dan tamu undangan
Sub Total 140.000

4.3 Total Anggaran Biaya

N0 Penunjang Jumlah
1 Biaya perlengkapan dan akomodasi 170.000
2 Biaya konsumsi 140.0000

TOTAL 310.000
4.4 Jadwal Kegiatan

2017
No Jenis Kegiatan Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Sosialisasi masyarakat
a. Survei lokasi
b. Pengumpulan data
c. Analisis data
d. Menghubungi pihak terkait
e. Kerjasama lintas program dan
lintas sektor
2 Pelaksanaan program
3 Penulisan laporan dan keuangan
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Nasrul. 2006. Keperawatan kesehatan masyarakat edisi 2. Jakarta: EGC

Depkes RI. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta: Depkes RI

Kementrian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu.


Jakarta: Kementrian Kesehatan

Zulkifli. 2003. Posyandu dan Kader Kesehatan. Medan: Fakultas Kesehatan


Masyarakat Universitas Sumatera.diakses tanggal 20 Juni 2013 dari
http:/library.USU.ac.id/download/fkm-zulkifli.pdf.

Anda mungkin juga menyukai