Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN HIV/AIDS

DISUSUN OLEH :
EKO HERI KURNIAWAN
NIM: 2022207209086

PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU - LAMPUNG 2022/2023

1
LAPORAN KASUS

1. PENGKAJIAN DATA DASAR

Identitas Pasien Pasien II


Nama Pasien Tn. FA
Umur 26 Tahun
Suku/Bangsa Jawa/Indonesia
Agama Islam
Pendidikan SMA
Pekerjaan Petani
Alamat Ds. 2 RT 001 RW 002, Kamp. Setia Bumi, Kec. Seputih Banyak
Diagnosa Medis ODHA + TB
Tanggal 28 Oktober 2022
Pengkajian
Keluhan Utama demam tinggi sejak 1 minggu yang lalu, diare dengan frekuensi 3
kali dalam sehari frekuensi cair, bewarma kuning, badan terasa
lemah dan letih, nafsu makan menurun, berat badan menurun.
Riwayat Pada saat pengkajian tanggal 28 Oktober 2022 jam 10.00 WIB
Penyakit Sekarang keadaan umum klien tampak lemah dan letih. pasien mengatakan
diare, BAB cair dengan frekuensi 3 kali sehari konsistensi cair,
bewarna kuning. Pasien mengatakan nyeri perut bagian atas dan
punggung kanan, nyeri terasa seperti mendesak, pasien
mengatakan skala nyeri berkirasar antara 6 sampai 7, nyeri di
rasakan hilang timbul. Pasien juga mengatakan sering merasa
haus,
nafsu makan menurun, berat badan berkurang.
Riwayat Penyakit Pasien pernah dirawat di RSUD Dr. ABDOEL MOELOEK
Dahulu Bandar Lampung 3 bulan yang lalu dengan perdarahan pada
anus da nada benjolan, setelah dilakukan pemeriksaan kemudian
di diagnosa HIV AIDS, pasien mendapat terapi ARV dan terapi
TB. Pasien mengatakan pernah berhubungan seksual dengan
sesama jenis
9 tahun yang lalu.
Riwayat Penyakit Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki
Keluarga penyakit yang sama atau penyakit menular.

Keadaan Umum Keadaan umum pasien tampak lemah, pucat


Kesadaran Compos Mentis E4M6V5
Tanda Tanda Vital TD :100/80 mmHg
Nadi : 84 kali/menit
RR : 20 kali/menit
Temp : 35.5 oC

2
2. PENGKAJIAN FISIK

Pemeriksaan Kepala Kepala :


Kepala bersih, penyebaran rambut tidak merata, warna
rambut hitam, dan tidak ada kelainan.
Mata :
Sklera putih, konjungtiva merah muda, palpebra tidak ada edema,
kornea jernih, refleks cahaya +, pupil isokor.
Hidung :
Pernafasan cuping hidung tidak ada, posisi septum nasal
ditengah, lubang hidung bersih, tidak ada penurunan ketajaman
penciuman, dan tidak ada kelainan.
Rongga Mulut dan Lidah : Warna bibir merah muda,
lidah warna merah muda, mukosa lembab, ukuran
tonsil normal, letak uvula simetris ditengah, tampak
ada stomatitis berwarna keputihan dengan penebalan di
daerah luka
Pemeriksaan Thoraks Keluhan :
Pasien sering batuk berdahak, dan telah dilakukan pemeriksaan
sputum dan Ro Thorax hasilnya positif TB. Saat ini masih
menjalani pengobatan TB kategori 1.
Inspeksi :
Bentuk dada simetris, frekuensi nafas 20 kali/menit, irama nafas
teratur, pernafasan cuping hidung ada, penggunaan otot bantu
nafas tidak ada, pasien tidak menggunakan alat bantu nafas.
Palpasi :
Vokal fremitus anterior dada simetris dan posterior dada simetris,
Ekspansi paru anterior dada simetris dan posterior dada simetris,
tidak ada kelainan.
Perkusi :
Sonor, batas paru hepar ICS 5
Auskultasi :
Suara nafas vesikuler dan ada suara nafas tambahan (Ronchi)
Pemeriksaan Jantung a. Tidak ada keluhan nyeri dada
b.Inspeksi
- Tidak terlihat adanya pulsasi iktus cordis
- CRT < 2 detik
- Tidak ada sianosis
c. Palpasi
- Ictus Kordis teraba di ICS 5
- Akral hangat
d.Perkusi
- Batas atas : ICS II line sternal dekstra
- Batas bawah : ICS V line midclavicula sinistra
- Batas kanan : ICS III line sternal dekstra
- Batas kiri : ICS III line sternal sinistra
e. Auskultasi
- BJ II Aorta : Dub, reguler dan intensitas kuat
- BJ II Pulmonal : Dub, reguler dan intensitas kuat
- BJ I Trikuspid : Lub, reguler dan intensitas kuat
- BJ I Mitral : Lub, reguler dan intensitas kuat
- Tidak ada bunyi jantung tambahan

Pemeriksaan Sistem a. BB : 52 Kg
Pencernaan dan Status b.TB : 170 Cm

3
Nutrisi c. IMT : 22,08 Kg m2 ( Berat badan normal)
d.Terdapat penurunan berat
badan dalam 6 bulan terakhir dari 60kg menjadi 52kg
e. Asupan makan berkurang karena tidak nafsu makan
f. BAB
- 1 kali sehari
- Konsistensi lunak
- Anus terdapat benjolan
g. Diet
- Jenis diet BDM 1900 Kkal
- Frekuensi makan 3 kali sehari
- Nafsu makan kurang
- Porsi makan hanya mampu menghabiskan sepertiga
h.Abdomen
Inspeksi
- Bentuk : Bulat
- Tidak ada bayangan vena
- Tidak terlihat adanya benjolan
- Tidak ada luka operasi pada abdomen
- Tidak terpasang drain
Auskultasi
- Peristaltik 10 kali/'
Palpasi
- Tidak ada nyeri tekan
- Tidak teraba adanya massa
- Tidak ada pembesaran pada hepar dan lien
Perkusi
- Tidak ditemukan Shifting Dullness
Tidak ada nyeri pada pemeriksaan perkusi ginjal
Pemeriksaan Sistem a. Memori : Panjang
Syaraf b.Perhatian : Dapat mengulang
c. Bahasa : Baik
d.Kognisi : Baik
e. Orientasi : Baik terhadap (orang dan tempat)
f. Saraf sensori : Baik
(terhadap nyeri tusuk dan suhu)
g.Refleks Fisiologis :
- Patella 2
- Achiles 2
- Bisep 2
- Trisep 2
- Brakioradialis 2
h.Refleks Patologis
babynsky
i. Tidak ada keluhan pusing
j. Istirahat tidur 8 jam/hari
k.Pemeriksaan Saraf Kranial (tidak ada reflek patologis)

4
Pemeriksaan Sistem a. Bersih
Perkemihan b.Keluhan kencing : Poliuria
c. Keluhan berkemih : Spontan dan tidak menggunakan alat bantu
- Jenis : Tidak ada
- Ukuran :Tidak ada
- Hari : Tidak ada
- Bau : Khas
d.Tidak ada distensi kandung kemih
e. Tidak ada nyeri tekan pada kandung kemih
Pemeriksaan Sistem a. Pergerakan sendi bebas
Muskoloskeletal dan b.Kekuatan otot
Integumen 5 5

5 5
c. Tidak ada kelainan ekstremitas
d.Tidak ada kelainan tulang belakang
e. Tidak ada fraktur
f. Tidak ada terpasang Traksi/Spalk/Gips
g.Tidak ada kompartemen syndrome
h.Kulit berwarna kemerahan
i. Turgor kulit baik

Pemeriksaan Sistem a. Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid


Endokrin b.Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

a. Persepsi pasien terhadap penyakitnya adalah merupakan


Pengkajian cobaan Tuhan
Psikososial b.Ekspresi pasien terhadap penyakitnya adalah dapat menerima
c. Pasien kooperatif saat interaksi
d.Pasien mengalami gangguan konsep diri
Pengkajian Spiritual Kebiasaan beribadah pasien beribadah hanya kadang - kadang
Personal Hygiene a. Mandi 2 kali sehari
b.Keramas 1 hari sekali
c. Memotong kuku setiap 1 minggu sekali
d.Ganti pakaian 2 kali sehari
e. Sikat gigi 1 hari sekali

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG PASIEN HIV/AIDS

No. Pasien (Tn. FA)

1 Hasil pemeriksaan hematologi tanggal 28 Oktober 2022 yaitu Hb 9,2 g/dl,


Leukosit, 3230/mm3 eritrosit 3,0 Juta, Trombosit, 265.000/ mm3,
Hematocrit 29%, retikulosit 0,3 %, LED 75mm, MCV 96 fL, MCH 31 pg,
MCHC 32, Hitung jenis Basofil 0 5, Eosinofil 0%, N.Batang 6 %, N.Segmen 84
%, Limfosit 9%, Monosit 1%.
2 Hasil pemeriksaan labor kimia klinik yaitu GDS 107mg/dl, ureum darah 14
mg/dl, kreatinin darah 0,6 mg/dl, albumin 2,8 gr/dl,globulin 2,6 g/dl,
SGOT 99 u/i, SGPR 336 u/i,
3 Hasil pemeriksaan Analisa gas darah yaitu PH 7,49,PCO2 34, PO2 86,
HCO3- 25,6. Pada pemeriksaan urin yaitu, warna kuning muda, kekeruhan
negatif, BJ 1,010, PH 6,5 Leukosit 0-1, Eritrosit 0 – 1, Protein negatif,
Glukosa negatif, Bilirubin negatif, urobilinogen positif.

5
4 Hasil pemeriksaan imunologi-serologi yaitu HbsAg negatif, Anti HCV
negatif, CD4 24, procalation 0,41 (low risk).

4. PENATALAKSANAAN THERAPI PASIEN HIV/AIDS

Nama Obat Kandungan Bentuk/ Kekuatan Dosis Rute


Sedian
Tenolam E Tenofovir disoproxil fumarate Botol 300mg 1x1 Oral
Lamivudine 300mg
Efavirenz 600mg

OAT Kat. 1

5. Klasifikasi Data
Data Subyektif Data Obyektif
 Pasien mengatakan lemah, cepat lelah, bila  Keadaan umum : Pasien
melaukan aktivitas, terbatas. tampak lemah, kurus, dan pucat
 Pasien mengatakan kadang demam. Kesadaran : Compos Mentis
 Pasien mengatakan tidak ada nafsu makan, TD : 110/70 mmHg
saat menelan sakit, mengatakan tidak bisa N : 120 x/ mnt
menghabiskan porsi yang disiapkan R : 22 x/ mnt
 Pasien mengatakan diare sejak 1 bulan yang
SB : 37,8oC
lalu, mengatakan menceret 5-7 kali/hari,
 BB : 40 kg Turgor masih baik,
kadang demam dan keringat pada malam
inkontinensia alvi, BAB encer,
hari, minum 2-3 gelas/hari
membran mukosa kering, bising usus
 Klien merasa diasingkan oleh keluarga dan
meningkat 20 X/menit
teman-temannya, klien tidak punya uang
 Lemah, 4 hari tidak makan, mulut
lagi, klien merasa frustasi karena tidak
kotor, lemah, holitosis, lidah ada
punya teman dan merasa terisolasi. Minta
bercak-bercak keputihan, Hb 8,7g/dl,
dipanggilkan Pastur Jelantik dari Gereja
pucat, konjungtiva anemis
Katedral.

6. Analisa Data
Data Penyebab Masalah
Ds :
Pasien mengatakan
kadang demam
Do :
Keadaan umum : Pasien
tampak lemah, kurus,
dan pucat
Immunocompromised Resiko Infeksi
Kesadaran : Compos
Mentis
TD : 110/70 mmHg
N : 120 x/ mnt
R : 22 x/ mnt
SB : 38,oC

6
Ds :
Pasien mengatakan diare sejak 1
bulan yang lalu, mengatakan
menceret 5-7 kali/hari, kadang
demam dan keringat pada malam Resiko tinggi terhadap
hari, minum 2-3 gelas/hari. Diare intake cairan
kekurangan volume cairan
Do :
Turgor masih baik, inkontinensia
alvi, BAB encer, membran mukosa
kering, bising usus meningkat 20
X/menit
Ds :
Pasien mengatakan tidak ada
nafsu makan, saat menelan sakit,
mengatakan tidak bisa
menghabiskan porsi yang Intake yang tidak adekuat Perubahan nutrisi kurang
disiapkan. dari kebutuhan tubuh
Do :
Lemah, 4 hari tidak makan, mulut
kotor, lemah, holitosis, lidah ada
bercak-bercak keputihan, Hb 9,2g/dl,
pucat, konjungtiva anemis
Ds :
Klien merasa diasingkan oleh
keluarga dan teman-temannya, klien
tidak punya uang lagi, klien merasa
frustasi karena tidak punya teman
dan merasa terisolasi,ingin Harga diri rendah Resiko bunuh diri
mengakhiri hidupnya.
Do :
Klien jarang mau bergaul dengan
orang di sekitarnya termasuk dengan
keluarga nya sndiri.

7. Diagnosa Keperawatan berdasarkan Prioritas


1. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kehilangan yang berlebihan, diare berat
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat
3. Resiko infeksi b/d immunocompromised
4. Resiko bunuh diri b/d harga diri rendah

7
8. ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN HIV/AIDS (DIAGNOSA, INTERVENSI)

Rencana Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1 Resiko tinggi terhadap kekurangan Keseimbangan  Monitor tanda-tanda  Volume cairan deplesi
volume cairan b/d kehilangan yang cairan dan elektrolit dehidrasi. merupakan komplikasi
berlebihan, diare berat, ditandai dipertahankan dan dapat dikoreksi.
dengan : dengan kriteria
Ds : intake seimbang
Pasien mengatakan diare sejak 1 bulan output, turgor  Monitor intake dan ouput  Melihat kebutuhan
normal, membran cairan yang masuk dan
yang lalu, mengatakan menceret 5-7 mukosa lembab,
kali/hari, kadang demam dan keringat keluar.
kadar urine normal,
pada malam hari, minum 2-3 gelas/hari. tidak diare setelh 3  Anjurkan untuk minum
Do : hari perawatan. peroral  Sebagai kompensasi
Turgor masih baik, inkontinensia alvi, akibat peningkatan
BAB encer, membran mukosa kering, output.
bising usus meningkat 20 X/menit
 Atur pemberian infus dan
eletrolit : RL 20 tetes/menit.
 Memenuhi kebutuhan
intake yang peroral
 Kolaborasi pemberian yang tidak terpenuhi.
antidiare antimikroba
 Mencegah kehilangan
cairan tubuh lewat
diare (BAB).

2 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan Setelah satu 4 hari  Monitor kemampuan  Mengetahui jenis
tubuh b/d intake yang tidak adekuat perawatan pasien mengunyah dan menelan. makanan yang lebih
ditandai dengan : mempunyai intake cocok
Ds : kalori dan protein
Pasien mengatakan tidak ada nafsu yang adekuat untuk  Monitor intake dan ouput.
makan, saat menelan sakit, mengatakan memenuhi  Rencanakan diet dengan  Untuk membandingkan
kebutuhan kebutuhan dengan

8
tidak bisa menghabiskan porsi yang metaboliknya dengan pasien dan orang penting suplai sehingga
disiapkan. kriteria pasien lainnya.Anjurkan oral hygiene diharapkan tidak terjadi
Do : makan, serum sebelum makan. kurang nutrisi
Lemah, 4 hari tidak makan, mulut kotor, albumin dan protein
lemah, holitosis, lidah ada bercak- dalam batas normal,
menghabiskan porsi  Anjurkan untuk beri makanan  Untuk mengurangi
bercak keputihan, Hb 9,2g/dl, pucat, ringan sedikit tapi kotoran dalam mulut
yang disiapkan, tidak
konjungtiva anemis nyeri saat menelan, sering.Timbang TB/BB yang dapat
mulut bersih. menurunkan nafsu
makan.

 Untuk mengatasi
penurunan keluhan
makan
3 Resiko infeksi b/d immunocompromised Pasien akan bebas  Monitor tanda-tanda infeksi  Untuk pengobatan dini
ditandai dengan : infeksi oportunistik baru.
Ds : dan komplikasinya
Pasien mengatakan kadang demam dengan kriteria tak
Do : ada tanda-tanda  gunakan teknik aseptik pada  Mencegah pasien
Keadaan umum : Pasien tampak lemah, infeksi baru, lab setiap tindakan invasif. Cuci terpapar oleh kuman
kurus, dan pucat tidak ada infeksi tangan sebelum meberikan patogen yang diperoleh
oportunis, tanda vital tindakan. di rumah sakit.
Kesadaran : Compos Mentis
dalam batas normal,
TD : 110/70 mmHg tidak ada luka atau
N : 120 x/ mnt eksudat.  Anjurkan pasien metoda
R : 22 x/ mnt mencegah terpapar terhadap  Mencegah
SB : 37,8oC lingkungan yang patogen. bertambahnya infeksi

 Atur pemberian antiinfeksi


sesuai order  Mempertahankan kadar
darah yang terapeutik.
4 Resiko bunuh diri b/d harga diri rendah Setelah 4 hari klien  .     Waspada pada setiap  Karena tanda
ditandai dengan : tidak membahayakan ancaman bunuh diri tersebut sebagai

9
Ds : dirinya sendiri secara tanda permintaan
Klien merasa diasingkan oleh keluarga dan fisik. tolong
teman-temannya, klien tidak punya uang
lagi, klien merasa frustasi karena tidak
 Jauhkan semua benda
punya teman dan merasa terisolasi, ingin berbahaya dari lingkungan  Untuk mencegah
mengakhiri hidupnya. klien penggunaan benda
Do : tersebut untuk
Klien jarang mau bergaul dengan orang tindakan bunuh diri
di sekitarnya termasuk dengan keluarga  Observasi secara ketat
nya sndiri.  Untuk mencegah
jika ditemukan
gejala perilaku
bunuh diri
 Observasi jika klien minum
obat
 Obat mengandung
antidepresan dapat
mengurangi
perilaku bunuh diri
 Komunikasikan kepedulian klien.
perawat kepada klien.

 Untuk
 Waspada jika tiba-tiba meningkatkan
menjadi tenang dan tampak harga diri klien
tentram
 Karena hal tersebut
 Dukung perilaku positif klien. merupakan suatu
cara mengelabui
petugas.

 Meningkatkan
harga diri klien

10
7. Evaluasi Keperawatan Pasien dengan HIV/AIDS

No. Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi


1. 28 Oktober Resiko tinggi terhadap S : Pasien mengatakan diare sejak 1 bulan yang lalu, mengatakan menceret 5-7
2022 kekurangan volume cairan kali/hari, kadang demam dan keringat pada malam hari, minum 2-3
b/d kehilangan yang
berlebihan, diare berat gelas/hari.

O : Turgor kurang baik, inkontinensia alvi, BAB encer, membran mukosa kering,
bising usus meningkat 20 X/menit

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor tanda-tanda dehidrasi.
2. Monitor intake dan ouput
3. Anjurkan untuk minum peroral
4. Atur pemberian infus dan eletrolit : RL 20 tetes/menit.
5. Kolaborasi pemberian antidiare antimikroba

Perubahan nutrisi kurang S: Pasien mengatakan tidak ada nafsu makan, saat menelan sakit, mengatakan tidak
dari kebutuhan tubuh b/d bisa menghabiskan porsi yang disiapkan.
intake yang tidak adekuat
O : Lemah, 4 hari tidak makan, mulut kotor, lemah, holitosis, lidah ada bercak-bercak
keputihan, Hb 9,2g/dl, pucat, konjungtiva anemis

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan Intervensi :
1. Monitor kemampuan mengunyah dan menelan.

11
2. Monitor intake dan ouput.
3. Rencanakan diet dengan pasien dan orang penting lainnya.Anjurkan oral
hygiene sebelum makan.
4. Anjurkan untuk beri makanan ringan sedikit tapi sering.Timbang TB/BB

Resiko infeksi b/d S : Pasien mengatakan kadang demam


immunocompromised
O : Keadaan umum : Pasien tampak lemah, kurus, dan pucat
Kesadaran : Compos Mentis
TD : 110/70 mmHg
N : 120 x/ mnt
R : 22 x/ mnt
SB : 37,8oC

A: Masalah Belum Teratasi

P: Lanjutkan Intervensi
1. Monitor tanda-tanda infeksi baru.
2. gunakan teknik aseptik pada setiap tindakan invasif. Cuci tangan sebelum
memberikan tindakan.
3. Anjurkan pasien metoda mencegah terpapar terhadap lingkungan yang
pathogen.
4. Atur pemberian antiinfeksi sesuai order

Resiko bunuh diri b/d S : Klien merasa diasingkan oleh keluarga dan teman-temannya, klien tidak punya
harga diri rendah uang lagi, klien merasa frustasi karena tidak punya teman dan merasa terisolasi,
ingin mengakhiri hidupnya.

O : Klien jarang mau bergaul dengan orang di sekitarnya termasuk dengan keluarga
nya sndiri.

A: Masalaah teratasi sebagian

12
P: Lanjutkan Intervensi
1. Waspada pada setiap ancaman bunuh diri
2. Jauhkan semua benda berbahaya dari lingkungan klien
3. Observasi secara ketat
4. Observasi jika klien minum obat
5. Komunikasikan kepedulian perawat kepada klien.
6. Waspada jika tiba-tiba menjadi tenang dan tampak tentram
7. Dukung perilaku positif klien

13

Anda mungkin juga menyukai