TINJAUAN KASUS
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. Z
Umur : 64 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl Arwinda no 10, Rt 04 / Rw 01, desa Sukataris,
Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Sopir
Tanggal masuk RS :18 MEI 2022
Tanggal pengkajian :18 MEI 2022
DX Medis : BPH
1
C. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama :
Nyeri di daerah operasi
2
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mempunyai riwayat penyakit Hipertensi
4. Riwayat Penyakit Keluarga :
Klien mengatakam ada yang mempunyai penyakit yang sama dengan klien
hipertensiyaitu ibunya
5. Riwayat Pekerjaan/ Kebiasaan :
Pasien bekerja sebagai supir, pasien mempunyai kebiasan jarang minum karena
bekerja di kendaraan suka menahan kencing karena perjalananyang cukup jauh
dan sulit menemukan toilet..
6. Riwayat Alergi
Pasien tidak ada riwayat alergi
7. Pengkajian Sistem Tubuh
a. Sistem Pernapasan
1) Inspeksi
Dada : pergerakan dada saat inspirasi dan ekspirasi tidak ada masalah,
bentuk dada simetris, retraksi dada tidak ada
Hidung : Lubang ada dan bersih, tidak terpasang alat bantu pernapasan,
napas cuping hidung tidak ada, fungsi penciuman baik, batuk bilek tidak
ada, frekuensi nafas 20x/mnt, irama dan pola nafas teratur
2) Palpasi
Daerah dada dan hidung tidak teraba adanya benjolan, pergerakan paru-
paru kanan dan kiri teratur (bersamaan).
3) Auskultasi
Suara nafas vesikuler, ronchi tidak ada, wheezing tidak ada
4) Perkusi
Dada bunyi resonance
b. Sistem Kardiovaskuler
1. Inspeksi dan palpasi
Sianosis tidak ada, CRT<2 detik, Nadi : 82x/mnt, irama teratur,
nadi teraba kuat, suhu akral teraba hangat, vena jugularid tidak
ada pembesaran
2. Perkusi
Tidak ada pembesaran jantung, Batas jantung atas : Intercosta 2
3
bawah : intercostal 5-6 kanan : mid sternum kiri : mid klavikula
3. Auskultasi
Irama bunyi jantung regular, suara lub dub (S1-S2 timbul akibat
penutupan katup trikuspidalis dan mitralis).
a. Sistem Persyarafan
Tingkat kesadaran Composmentis (GCS : 15, E : 4, M : 6, V : 5)
Fungsi Persyarafan :
N I (Olfaktorius) : klien dapat membedakan bau
N II (Optikus) : Ketajaman penglihatan baik
N III (Okulomotorius), N IV (Troklearis), NVI (Abbusen) : Pupil
bereaksi terhadap cahaya (miosis), isokor kanan dan kiri, bola
mata bisa mengikuti objek, reflek kornea mata ada.
N V (Trigeminus) : otot mengunyah tidak ada gangguan, sensasi
wajah : klien dapat merasakan saat disentuh dengan tangan, dapat
mengigit dan menggerakkan rahang
N VII (Fasialis): Dapat mengangkat dahi, dapat menutup dan
membuka mata, dapat mengembangkan pipi, dapat mengerutkan
dahi, dapat mengangkat alis dan membedakan rasa.
N VIII (Akustikus) : Bila dipanggil nama dapat menjawab,
pendengeran baik
N IX (Glosoparingeal), N X (Vagus) : Suara tidak parau, dapat
menelan
N XI (Aksesoris) : Dapat menggerakkan kepala ke kiri danke
kanan, dapat mengangkat bahu
N XII (Hipoglosus) : Klien dapat menjulurkan lidah, membuka
mulut, lidah tidak lumpuh, Sensibilitas : rasa raba dan rasa nyeri
b. Sistem Perkemihan
Klien mengatakan sering terbangun tengah malam untuk pipis dan pipis
keluar sedikit serta pipis keluar tidak memancar.
4
c. Sistem Pencernaan
1. Inspeksi
Tidak tampak massa di area abdomen, tidak ada lesi, tidak
tampak penegangan abdomen
2. Palpasi
Tidak teraba adanya massa
3. Auskultasi
4. Bising usus terdengar aktif
d. Sistem Muskuloskeletal
1. Inspeksi
Postur tubuh normal, terpasang infus di tangan kiri, tidak ada
edema di ekstremitas bawah maupun atas
2. Kekuatan otot
5 5
5 5
e. Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid
g. Sistem integument
1. Inspeksi
Warna kulit tidak sianosis, ada luka insisi, kuku pendek, rambut
berwarna beruban, tidak rontok.
2. Palpasi
Tidak ada nyeri tekan, turgor kulit kembali < 2 detik.
i. Sistem Reproduksi
Anatomi kelamin laki-laki, klien mengatakan tidak ada keluhan pada alat
kelamin
5
8. Pengkajian Fungsional
1. Oksigenasi
Sebelum sakit
Klien mengatakan belum pernah mengalami sesak nafas
Saat sakit
Pasien mengatakan tidak sesak, RR : 20x/menit, SpO2 : 98 %
2. Cairan dan Elektrolit
Sebelum sakit
a. Intake
Oral : Air minum
Jenis : Air putih, kopi, teh
Jumlah cc/hari : 1500cc/hari
Bantuan total/sebagian : Mandiri
Intravena
Jenis : Tidak ada data
Jumlah cc/hari : Tidak ada data
b. Output
Jenis : BAK
Jumlah cc/hari : Tidak ada data
Saat sakit
a. Intake
Oral : Air minum
Jenis : Air putih
Jumlah cc/hari : 1500cc/hari
Bantuan total/sebagian : Dibantu
Intravena
Jenis : RL 20tts/mnt
Jumlah cc/hari : 1500cc/hari
b. Output
Jenis : Kateter, IWL
Jumlah cc/hari : 2000cc/hari
3, Nutrisi
Sebelum Sakit
6
BB/TB : 61kg / 165 cm
Diet : Nasi + lauk pauk
Frekuensi : 3 x sehari
Porsi makan : 1 piring
Makanan yang menimbulkan alergi : Tidak ada
Makanan yang di sukai :Telur, sayur
Kemampuan :
- Mengunyah : Dapat mengunyah dengan baik
- Menelan : Dapat menelan dengan baik
- Bantuan total/sebagian : Mandiri
Saat Sakit
BB/TB :57kg / 165 cm
Diet : Bubur TKTP
Frekuensi : 3 x sehari
Porsi makan : 1 piring
Makanan yang menimbulkan alergi : Tidak ada
Makanan yang di sukai :Telur, sayur
Kemampuan :
- Mengunyah : Dapat mengunyah dengan baik
- Menelan : Dapat menelan dengan baik
- Bantuan total/sebagian : Bantuan total (disuapin)
5. Eliminasi
Sebelum Sakit
a. BAB
Frekuensi : 2 hari sekali
7
Konsistensi : Padat
Warna : Kuning
Keluhan : Tidak ada keluhan
Bantuan total/sebagian : Mandiri
b. BAK
Frekuensi : 4-6 kali
Konsistensi : Jernih
Warna : Kuning
Keluhan : Tidak ada keluhan
Bantuan total/sebagian : Mandiri
Saat Sakit
a. BAB
Frekuensi : 2 hari sekali
Konsistensi : Lunak
Warna : Kuning
Keluhan : Tidak ada keluhan
Bantuan total/sebagian : Dibantu sebagian
b. BAK
Frekuensi : Tidak ada data
Konsistensi : Jernih
Warna : Kuning
Keluhan : Tidak ada keluhan
Bantuan total/sebagian : Terpasang DC
6, Aktivitas dan Istirahat
Aktivitas sebelum sakit
Mobilisasi : Aktif
Olah raga : Tidak dilakukan
Rekreasi : Nonton TV
Aktivitas saat sakit
Mobilisasi : Mobilisasi bertahap
Olahraga : Tidak dilakukan
Rekreasi : Nonton TV
8
Istirahat tidur sebelum sakit
Lama tidur : 5 jam/hari
Kesulitan memulai tidur : Tidak ada
Gangguan tidur : terganggu karena sering kencing dimalam
hari
Kebiasaan sebelum tidur : Tidak ada
Istirahat tidur saat sakit
Lama tidur : 8-10 jam/hari
Kesulitan memulai tidur : Tidak ada
Gangguan tidur : Tidak ada
Kebiasaan sebelum tidur : Tidak ada
1. Psikososial
Sebelum sakit
Ideal diri Klien : Klien mempunyai motivasi untuk hidup
sehat
Gambaran diri : Klien tidak disorientasi
Peran diri : Klien seorang kepala keluarga
Harga diri : Klien dihargai dan di cintai oleh keluarga dan
orang lain
Identitas diri : Klien menganggap dirinya manusia seutuhnya
yang mempunyai kemampuan, perasaan berharga dan
percaya diri
Saat sakit
Ideal diri Klien : Klien mempunyai motivasi untuk sembuh dari
penyakitnya
Gambaran diri : Klien tidak disorientasi
Peran diri : Klien tidak bisa menjalankan perannya sebagai
kepala keluarga karena sedang di rawat di RS
Harga diri : Klien dihargai dan di cintai oleh keluarga dan orang
lain
Identitas diri : Klien menganggap dirinya manusia seutuhnya
yang mempunyai kemampuan, perasaan berharga dan percaya
diri
9
2. Komunikasi
Sebelum sakit
Bahasa sehari-hari : Bahasa Sunda
Kesulitan dalam komunikasi : Tidak ada
Saat sakit
Bahasa sehari-hari : Bahasa Sunda
Kesulitan dalam komunikasi : Tidak ada
3. Seksual
Sebelum sakit
Klien mengatakan tidak ada keluhan dalam masalah seksual dan alat
kelamin
Saat sakit
Klien mengatakan nyeri di area kelamin karena terpasang kateter urine
4. Nilai dan Keyakinan
Sebelum Sakit
Klien beragama islam klien mengerjakan sholat 5 waktu.
Saat sakit
Klien tetap mengerjakan sholat 5 waktu walaupun di tempat tidur, klien
mempunyai keyakinan dan keinginan untuk sembuh tinggi serta percaya
pada pengobatan, klien selalu berdoa untuk kesembuhannya.
5. Belajar
Sebelum sakit
Pasien mengatakan mendapatkan informasi dari tv, pasien mengatakan
beum tahu tentang penyakitnya
Saat sakit
Pasien mengatakan dapat informasi dari petugas medis
10
10. Pemeriksaan Penunjang
a) Hasil Laboratorium
Tanggal Pemeriksaan Hasil Nilai Interpretasi
Normal
.05.2022 Creatinin 1,43 < 4,0 Meningkat
Ureum 43,1 ng/mL Normal
Hemoglobin 12,8 0,7-1,3 Normal
Hematokrit 32,6 13.2-17.3 Menurun
Leukosit 13.700 g/dl Meningkat
Trombosit 268.000 40-54% Normal
Eritrosit 4.01 4.000- Menurun
Natrium 132 10.000 Menurun
Kalium 4.80 150.000- Normal
Klorida 104 400.000 Normal
4.50-6.20
135-148
3,5-5,3
98-107
b) Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan radiologi
USG : Tampak pembesaran kelenjar prostat dengan IPP vertical 3,6
grade 1 dan volume : 55,51ml
11
D. Analisa Data
TTV : TD : 153/101
mmhg, N : 82 x/mnt,
360C, RR: 20 x/mnt
SPO2 : 98%
Klien post TURP
12
18/05/2022 DS : Prosedur invansif ( Alat Resiko infeksi
10.00 WIB Klien mengatakan tidak ada selama pembedahan,
bengkak ataupun rasa panas kateter, irigasi kandung
pada kemaluannya kemih)
DO :
Klien post TURP
Leukosit : 14.700
(meningkat)
E. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (iritasi kandung kemih post
operasi TURP)
2. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invansif (Alat pembedahan, kateter,
irigasi kandung kemih )
13
Nama : Tn. Z Umur : 64 Tahun No. Dokumen RM : 2210158800
Ruang : Gardenia Kelas : 3 Tanggal : 18/05/2022
INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/Tgl/ Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi TTD
Jam Keperawatan
18/05/2022 Nyeri akut SLKI: Kontrol Nyeri SIKI I : Manajemen Nyeri
10.30 WIB Berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Lakukan Identifikasi nyeri secara menyeluruh
dengan: selama…. x24 jam masalah teratasi dengan meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
Infeksi kriteria hasil: kualitas dan intensitas nyeri
Prosedur Mengetahui penyebab nyeri Identifikasi Skala Nyeri
Operasi Mengetahui onset nyeri Identifikasi ketidaknyamanan nonverbal
Cedera Dapat menggunakan tindakan non Kolaborasi : pemberian Analgetik sesuai
Trauma, farmakologis untuk mengatasi nyeri indikasi
obstruksi Lakukan gerakan mobilisasi setelah 6 jam
pasien oprasi
14
Trauma Klien mampu mengidentifikasi faktor resiko meninggalkan pasien
Kerusakan Gunakan baju dan sarung tangan untuk APD
jaringan dan Pertahankan lingkungan aseptik selama
peningkatan pemasangan alat
paparan Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan
lingkungan infeksi kandung kencing
Kolaborasi perikan terapi antibiotik bila perlu
Pertahankan teknik aseptic pada pasien yang
berisiko
Inspeksi kulit dan membrane mukosa terhadap
kemerahan, drainase, panas
Dorong nutrisi, cairan dan istirahat yang cukup
Anjurkan kllien minum obat sesuai dosis
yang ditentukan
15
Nama : Tn. Z Umur : 64 Tahun No. Dokumen RM : 2210158800
Ruang : Gardenia Kelas : 3 Tanggal : 18/05/2022
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
16
musik kesukaan
Pasien mengatakan senang
mendengarkan music sunda
LEMBAR EVALUASI
O:
Keadaan : Tampak sakit sedang
Skala nyeri 4
P : Lanjutkan intervensi
17
18
BAB IV
ANALISIS KASUS
19
membatasi aktifitasnya karena masih merasa nyeri hebat meskipun sudah
memperoleh terapi farmakologi. Selain itu intervensi untuk melakukan
mobilisasi dini juga berpengaruh terhadap penurunan nyeri pasien. Apalagi
RSUD Sanjiwani Gianyar telah menerapkan Clinical Pathway (CP) untuk
penyakit BPH, sehingga pasien bisa diberikan edukasi untuk melakukan
mobilisasi dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
mobilisasi dini terhadap penurunan skala nyeri pada pasien post operasi
TURP BPH di Ruang Bima RSUD Sanjiwani Gianyar. Benign Prostate
Hyperplasia (BPH) atau pembesaran prostat jinak merupakan suatu keadaan
terjadinya proliferasi sel stroma prostat yang akan menyebabkan pembesaran
dari kelenjar prostat.
Klasifikasi BPH. Penyebab terjadinya BPH hingga sekarang masih belum
diketahui secara pasti, namun beberapa hipotesis menyebutkan bahwa BPH
erat kaitanya dengan peningkatan kadar dehidrotestosteron (DHT) dan proses
menua.
Adapun mamfaat dari mobilisasi dini 1).Peningkatan kecepatan dan
kedalaman pernafasan sehingga mencegah atelektasis dan pneumonia
hipostatis, peningkatan kesadaran mental dampak dari peningkatan oksigen
ke otak, 2). Peningkatan sirkulasi, nutrisi untuk penyembuhan mudah didapat
pada daerah luka, dapat mencegah thrombophlebitis, peningkatan kelancaran
fungsi ginjal, pengurangan rasa nyeri, 3). Peningkatan metabolisme,
mencegah berkurangnya tonus otot dan mengembalikan keseimbangan
nitrogen, 4). Peningkatan berkemih sehingga mencegah retensi urin, dam 5).
Peningkatan peristaltik sehingga memudahkan terjadinya flatus, mencegah
distensi abdominal dan nyeri akibat gas, mencegah konstipasi, mencegah
illeus paralitik.
20
C. Analisis Intervensi Keperawatan Dengan Konsep Dan Penelitian
21
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan dilakukanya mobilisasi dini pada pasien post op BPH akan mempercepat proses
untuk mengurangi nyeri pasien supaya tidak tergantung sama obat kimia untuk
mengugrangi nyeri pasien BPH, dan setelah dilakukan tindakan tersebut memang betul
bahwa mobilisasi dini dapat menurangi rasa nyeri pada pasie teritapa pasien post bph.
B. Saran
Bagi penderita BPH hendaknya melakukan mobilisasi dini sebagai upaya untuk
mengurangi nyeri post operasi TURP sehingga dapat mengurangi penggunaan terapi
farmakologis. Keluarga pasien perlu memberikan motivasi kepada pasien post operasi TURP agar
mau melakukan mobilisasi dini untuk mengurangi nyeri post operasi.
22