Anda di halaman 1dari 63

TUGAS KELOMPOK

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI KAMPUNG CIJEDIL RT


04 RW 04 KELURAHAN CUGENANG KECAMATAN CUGENANG
KABUPATEN CIANJUR
TAHUN 2022

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas


Dosen Pengampu : Ns. E. Hanny Windyalaras, S.Kep M.Kep

Penyusun :

Egi Permana (18210100138)


Yuspia Lestari (18210100132)
Adinda Putri Handayani (18210100140)
Putri Rosmawati (18210100138)
Musa Darmawan (18210000079)

PROGAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN


UNIVERSITAS INDONESIA MAJU (UIMA)
2022

I
DAFTAR ISI
BAB I.....................................................................................................................3

PENDAHULUAN.................................................................................................3

A. Latar Belakang……………………………………………………….....3

B. Tujuan…………………………………………………………………....5

C. Manfaat Praktik………………………………………………………....5

D. Sistematika penulisan…………………………………………………...6

E. Waktu pelaksanaan praktek……………………………………………6

F. Tempat pelaksanaan praktek……………………………………….…..6

BAB II.......................................................................……………………………7

TINJAUAN TEORITIS.......................................................................................7

A. Konsep Pelayanan Kesehatan Utama…………………………………..7

B. Konsep keperawatan komunitas……………………………………..…8

C. Konsep Standar Praktik Dalam Keperawatan Komunitas………….15

BAB III…………………………………………………………………...…..22

TINJAUAN KASUS………………………………………………………....22

A. PERSIAPAN……………………………………………..…………….22

B. PENGKAJIAN……………………………………………….…….…..22

C. DATA KELUARGA…………………………………………….……,22

D. MASALAH KEPERAWATAN………………………………….…..,50

1 . Analisa Data……………………………………………………….50

2. Diagnosa keperawatan……………………………………….…...,50

E. MEMBUAT PERENCANAAN……………………………...………..,51

F. PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN………………...…..52

G. EVALUASI………………………………………………………...…..54

BAB VI…………………………………………………………………………..56

i
PEMBAHASAN...................................................................................................56

A. Pengkajian……………………………………………………………..56

B. Penetapan Masalah Keperawatan……………………………………56

C. Perencanaan……………………………………………………………57

D. Implementasi……………………………………………………….…..58

E. Evaluasi………………………………………………………………...58

BAB V……………………………………………………………………….…..61

KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………….…...61

A. Kesimpulan…………………………………………………………….61

B. Saran…………………………………………………………………....61

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan elemen konstitutif dari
kehidupan seseorang. Kesehatan sebagai hak asasi telah menjadi kebutuhan
mendasar dan tentunya menjadi kewajiban Negara dalam upaya pemenuhannya.
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang
bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi –
setingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi
bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah.Sehingga
kesehatan harus dapat menjadi salah satu tolak ukur utama dari pembangunan
dan kesejahteraan nasional suatu bangsa.Dengan demikian kesehatan harus
menjadi mid-stream pembangunan (Mubarak, 2012).
Ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang multi disiplin. Ilmu
yang secara garis besar menopang ilmu kesehatan masyarakat (disebut sebagai
pilar utama ilmu kesehatan masyarakat) adalah epidemiologi, biostatistik/
statistic kesehatan, kesehatan lingkungan, pendidikan kesehatan dan ilmu
perilaku, administrasi kesehatan masyarakat, gizi masyarakat, serta ilmu
kesehatan kerja. Sasaran kesehatan masyarakat adalah seluruh masyarakat
termasuk individu, keluarga, dan kelompok ; Baik yang sehat maupun yang
sakit khususnya mereka yang beresiko tinggi dalam masyarakat (Mubarak,
2012).
Menurut Kepmenpan No.94 Tahun 2001, Upaya keperawatan kesehatan
masyarakat adalah pelayanan professional yang terintegrasi dengan pelayanan
kesehatan dipuskesmas yang dilaksanakan oleh perawat. Perawat puskesmas
mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan keperawatan dalam bentuk
asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Untuk
mencapai kemandirian masyarakat baik disarana pelayanan kesehatan seperti
rumah sakit dan puskesmas (Laporan Komunitas Kelompok, 2022).

3
Dalam perkembangan selanjutnya, dibutuhkan tenaga – tenaga perawat
yang professional, yang tidak hanya dapat berbuat tapi juga mampu berfikir
cerdas dalam menghadapi banyaknya tuntutan – tuntutan dari masyarakat. Oleh
karena itu, diperlukan langkah bijak dalam menyikapi setiap perkembangan
yang muncul dimasyarakat. Salah satu upaya untuk mengimbangi tuntutan
profesionalisme dalam dunia kesehatan adalah diadakannya program profesi
keperawatan komunitas dan keluarga (P2K3) oleh program study Profesi Ners
Universitas Indonesia Maju.
P2K3 merupakan suatu proses belajar kerja dalam bentuk kegiatan
professional terhadap program pembangunan yang berwawasan kesehatan
sesuai dengan paradigma sehat dengan cara partisipasi dalam menggerakkan
seluruh komponen partnership secara proporsional dalam suatu kerja nyata
sebagai bentuk pengabdian pada masyarakat dari mahasiswa.
Pengabdian pada masyarakat dari mahasiswa P2K3 disasarankan pada
masyarakat yang terkena bencana alam yang berada di posko pengungsian
daerah cijedil cugenang Kabupaten Cianjur merupakan salah satu lokasi praktik
keperawatan komunitas dimana masyarakat dilingkungan tersebut masih kurang
memadai dalam hal tempat tinggal dan kesehatan. Sehingga perlu adanya
pendekatan yang lebih nyata untuk melihat secara langsung pola perilaku
kebiasaan hidup sehat pada masyarakat. Karena hal tersebut bertujuan untuk
merubah dan memfasilitasi masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran
(Proses pemecahan masalah kesehatan yang dihadapinya). Serta
memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu hidup sehat, dan juga
memberikan pengetahuan kepada masyarakat dalam bentuk penyuluhan –
penyuluhan atau mempraktikkan secara langsung bagaimana cara mengatasi
penyakit yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang tidak sehat.
Penyakit infeksi yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat sendiri serta
pembentukan suatu kelompok kerja kesehatan (POKJAKES) sebagai upaya
pengorganisasian dan pengembangan kemandirian masyarakat.

4
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik keperawatan
komunitas, mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan komunitas
pada setiap pelayanan keperawatan dengan bekerja sama dengan keluarga,
kelompok dan masyarakat
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktik klinik keperawatan komunitas, mahasiswa
mampu :
a. Pengkajian keperawatan
b. Mengidentifikasi data yang diperlukan.
c. Mengumpulkan data dengan menggunakan metode/strategi yang
sesuai.
d. Menganalisa data yang diperlukan.
e. Menentukan masalah kesehatan dan masalah keperawatan.
f. Menetapkan prioritas kebutuhan kesehatan dan masalah
keperawatan berdasarkan criteria tertentu.
g. Merencanakan asuhan keperawatan.
h. Melaksanakan rencana keperawatan.
i. Melakukan evaluasi keperawatan.
j. Melakukan dokumentasi keperawatan.

C. Manfaat Praktik
1. Untuk Mahasiswa

a. Dapat Mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata


kepada masyarakat.
b. Dapat bekerja sama dengan masyarakat menemukan masalah kesehatan
serta pemecahan masalah kesehatan.
c. Belajar menjadi model professional dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas.
d. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analisis, dan bijaksana dalam
menghadapi dinamika masyarakat.

5
e. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian serta hubungan
interpersonal.

D. Sistematika penulisan
Adapun sistematika penulisan sebagai berikut :

 Bab 1 : Membahas tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang,


tujuan, manfaat, sistematika penulisan, waktu dan tempat pelaksanaan.
 Bab 2 : Membahas tentang tujuan teoritis yang terdiri dari keperawatan
kesehatan komunitas, tujuan keperawatan komunitas, sasaran, ruang
lingkup, kegiatan praktek keperawatan, prinsip dasar, modal pendekatan
dan metode.
 Bab 3 : Membahas tentang penerapan asuhan keperawatan komunitas,
meliputi : pengkajian, analisis data, penentuan masalah kesehatan dan
masalah keperawatan, perencanaan kegiatan, pelaksanaan dan evaluasi
 Bab 4 : Berisi tentang pembahasan yang menguraikan tentang hasil
kegiatan yang telah dilaksanakan
 Bab 5 : Kesimpulan dan saran

E. Waktu pelaksanaan praktek


Pelaksanaan praktek kerja profesi keperawatan komunitas berlangsung
selama kurang lebih 5 minggu, mulai dari tanggal 21 november 2022 – 7 januari
2023.

F. Tempat pelaksanaan praktek


Pelaksanaan praktek profesi keperawatan komunitas kelompok
dilaksanakan di posko korban bencana alam di kampung cijedil rt 04 rw 04 desa
cugenang kecamatan cugenang Kabupaten Cianjur.

6
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Pelayanan Kesehatan Utama

Pelayanan kesehatan utama adalah pelayanan kesehatan pokok yang


berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan social yang dapat
diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat,
melalui partisipasi mereka sepenuhmya tentu dengan biaya yang dapat
dijangkau oleh masyarakat untuk memelihara setiap tingkat perkembangan
mereka dalam semangat hidup mandiri dan menentukan nasib pribadi (Nasrul
Effendi, Perkesmas, 1997).
Fungsi dari pelayanan kesehatan utama adalah pemeliharaan kesehatan,
pemecahan diagnosa penyakit dan penggobatan, pelayanan tidak lanjut dan
memberi sertifikat. Adapun tanggung jawab perawat dalam PKU adalah :
1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan
implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan.
2. Kerja sama dengan masyarakat, keluarga dan individu.

3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri sendiri pada
masyarakat.
4. Memberikan bimbingan dan dukungan pada petugas pelayanan kesehatan
dan kepada masyarakat.
5. Koordinasi kegiatan kebijakan tentang kesehatan masyarakat
Sasaran PKU adalah individu, keluarga/kelompok dan tersier.Jadi
keluarga atau kelompok masyarakat ditingkatkan untuk menciptakan derajat
kesehatan yang optimal. Strategi PKU adalah memotivasi masyarakat agar
dapat merawat dan mengatur diri sendiri dalam memelihara kesehatan. Ada
delapan unsure PKU yaitu peningkatan pengetahuan untuk mengatasi dan
mencegah masalah kesehatan, peningkatan gizi masyarakat, kesehatan ibu dan
anak termasuk KB, penyediaan air yang mempunyai syarat kesehatan sanitasi
termasuk KB, penyediaan air yang mempunyai syarat kesehatan sanitasi yang
baik, imunisasi, tindakan preventif dan control terhadap penyakit endemic lokal,

7
tindakan yang tepat terhadap penyakit yang terjadi dan menggunakan obat
tradisional dalam masyarakat.
Prinsip dalam pelaksanaan PKU beriorentasi pada distribusi pelayanan
kesehatan yang merata. Melibatkan masyarakat, menggunakan teknologi tepat
guna (menggunakan sarana atau fasilitas yang di dalam masyarakat itu sendiri),
berfokus pada pencegahan dan pendekatan multi sektoral. Kegiatan dalam PKU
meliputi :
Penyuluhan kesehatan terhadap masalah kesehatan yang pokok, cara
penanggulangan dan pencegahan serta penggobatannya, imunisasi, kesehatan
ibu dan anak (KIA), KB, perbaikan gizi, pencegahan penyakit menular,
pengadaan obat essensial, sanitasi dan pengadaan air bersih.
Hubungan konsep KPU dan komunitas adalah untuk melaksanakan
peranan kesehatan masyarakat, mengatur jenjang tingkat pelayanan kesehatan
(pinpinan atau tokoh), tingkat rujukan pertama (Rumah sakit tipe A dan B),
serta penyelenggaraan kerja sama lintas sektoral dan lintas program yang
melibatkan peran serta masyarakat. Peran serta masyarakat diperlukan dalam
hal kesehatan perorangan.Komunitas sebagai subjek sekaligus objek dalam
PKU diharapkan mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga
kesehatannya.Sebagai akhir tujuan PKU diharapkan masyarakat mampu secara
mandiri manjaga dan melayani status kesehatan komunitas di mana dia tinggal.

B. Konsep keperawatan komunitas


1. Definisi Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas merupakan salah satu cabang keperawatan


spesialis dalam ilmu keperawatan yang berkembang dari gabungan antara
ilmu keperawatan masyarakat, dan ilmu social. Sasaran utama dalam
cabang ilmu ini adalah suatu komunitas dalam masyarakat.(Effendi, 1998).
Komunitas sebagai sasaran keperawatan komunitas dapat diartikan
sebagai sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu, memiliki
nilai keyakinan dan minat yang relative sama, adanya rasa saling mengenal
dan interaksi antar anggotanya, dan memiliki ikatan oleh suatu rasa
identitas.

8
Keperawatan komunitas sendiri didefinisikan sebagai suatu sintesis
atau gabungan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat, dan ilmu
social, menjadi suatu pelayanan keperawan professional yang ditunjukkan
kepada masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif
melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan tanpa
mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitative yang ditunjukan pada
individu, keluarga, kelompok, serta masyarakat sebagai suatu kesatuan utuh
melalui proses keperawatan dan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien yaitu komunitas itu
sendiri sebagai mitra perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, sehingga
mampu mandiri dalam upaya kesehatan.
2. Tujuan keperawatan komunitas

a. Tujuan umum

Secara umum, tujuan keperawatan komunitas yaitu untuk


meningkatkan kemampuan masyarakat untuk dapat hidup sehat
sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal sehingga dapat
menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka
miliki. (Effendi, 1998), yang dilakukan melalui upaya (Mubarak dan
Chayatin, 2009) :
1) Pelayanan keperawan secara langsung terhadap individu,
keluarga, dan kelompok konteks komunitas.
2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat
dengan mempertimbangkan permasalahn atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu, dan
kelompok
b. Tujuan khusus

Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga,


kelompok khusus, dan masyarakat dalam hal (Effendi, 1998; Mubarak
dan chayantin, 2009) :
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi :

9
2) Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas
masalah
3) Merumuskan berbagai alternatife/pemecahan Masalah
kesehatan/keperawatan.
4) Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka
hadapi.
5) Mengevaluasi hasil kegiatan dalam memecahkan
masalah kesehatan/keperawatan.
6) Mendorong dan meningkatakan partisipasi masyarakat dalam
pelayanan kesehatan/keperawatan.
7) Meningkatkan kemampuaan dalam memelihara kesehatan secara
mandiri.
8) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan.
9) Menunjang fungsi puskesmas dalam penurunan angka kematian
bayi, ibu, balita serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia
dan sejahtera.
10) Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan
terhadap masalah kesehatan.
3. Sasaran keperawatan komunitas

Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat, termasuk


individu, keluarga, dan kelompok, baik yang sehat maupun yang sakit,
khususnya mereka yang beresiko tinggi mengalami masalah kesehatan
dalam masyarakat, yaitu :
a. Individu
Individu sebagai bagian dari anggota keluarga, jika memiliki
masalah kesehatan/keperawatan akan dapat mempengaruhi anggota
keluarga lainnya baik secara fisik, mental, maupun social. Peran
perawat komunitas adalah membantu individu agar dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya karena adanya kelemahan fisik dan mental yang
dialami keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju
kemandirian.

10
b. Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri


atas kepala keluarga dan anggota keluarga lainnya yang berkumpul
dan tinggal dalam satu rumah tangga karena pertalian darah dan
ikatan perkawinan atau adopsi, terdapat saling ketergantungan dan
interaksi satu sama lain. Bila salah satu atau beberapa anggota
keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan
berpengaruh terhadap anggota-anggota keluarga yang lain, dan
keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.
c. Kelompok khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai


kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan,
termasuk diantaranya:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus
sebagai akibat perkembangan dan pertumbuhannya, seperti:
ibu hamil, bayi baru lahir, anak balita, anak usia lanjut, dan
usia lanjut.
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan,
diantarannya:
a) Penderita penyakit menular, seperti TB, lepra, AIDS,
penyakit kelamin, dan lain-lain.
b) Penderita yang menderita penyakit tidak menular seperti:
penyakit Hipertensi, DM, jantung koroner, cacat fisik
gangguan mental dan lain sebagainya.
3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit,
diantaranya:

a) Wanita tuna susila

b) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkotika

c) Kelompok pekerjaan tertentu, dan lain-lain

11
4) Lembaga social, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya:
panti werdha, panti asuhan, pusat-pusat rehabilitasi (cacat
fisik, mental, social, lainnya), dan penitipan anak balita.
d. Masyarakat

Merupakan kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja


sama cukup lama, saling berinteraksi, saling tergantung, dan bekerja
sama untuk mencapai tujuan. Masalah kesehatan masyarakat dapat
bermula dari perilaku individu, keluarga, maupun perilaku-perilaku
kelompok masyarakat dalam banyak hal yang bisa mempengaruhi
masayarakat/komunitas secara keseluruhan. Masalah-masalah yang
timbul bisa berupa masalah perilaku hidup yang tidak sehat, masalah
kesehatan lingkungan, gizi, pemanfaatan pelayanan kesehatan,
kebiasaan-kebiasaan lain yang beresiko terhadap kesehatan
masyarakat termasuk pula paradigma masyarakat mengenai kesehatan
itu sendiri.
4. Ruang lingkup keperawatan komunitas

a. Upaya promotif

Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan


individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan jalan
memberikan pendidikan kesehatan mengenai topikyang terkait
kesehatan masyarakat (peningkatan gizi, pemeliharaan kesehataan
perorangan, kesehatan lingkungan, olahraga secara teratur, rekreasi
dan pendidikan seks).
b. Upaya preventif

Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit


dan gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, melalui kegiatan-kegiatan:
1) Imunisasi massal terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil.

2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu,


puskesmas, maupun kunjungan rumah.

12
3) Pemberian vitamin A, yodium melalui posyandu, puskesmas,
ataupun dirumah.

4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui


c. Upaya kuratif

Upaya kuratif ditujukkan untuk merawat dan mengobati anggota-


anggota keluarga, keluarga yang menderita penyakit atau masalah
kesehatan, melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit dirumah (home nursing)

2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan diri


puskesmas dan rumah sakit.
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah, ibu
bersalin, dan nifas.

4) Perawatan buah dada, perawatan tali pusat bayi baru lahir.


Untuk pemberian terapi, diperlukan kolaborasi dengan
dokter, perawat hanya memberikan dan mengawasi
penggunaan obat, tetapi tidak menentukan terapi pasien.
d. Upaya rehabilitatif

Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi


penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-
kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, missal kusta,
TB (latihan napas dan batuk efektif), penderita struk melalui
fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat.
e. Resosialitatif

Resosialitatif merupakan suatu bentuk upaya yang dilakukan


untuk mempersiapkan individu, keluarga, atau kelompok khusus
untuk kembali kedalam pergaulan masyarakat. Disamping itu adalah
bagaimana meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali
kelompok-kelompok yang memiliki masalah tersebut, tentunya perlu
memberikan pengertian dengan batasan-batasan yang jelas dan di
mengerti.

13
5. Peran perawat komunitas

a. Pelaksana pelayanan keperawatan


Peranan utama yaitu sebagai pelaksana asuha keperawatan
kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, baik yang
sehat maupun yang sakit atau yang mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan apakah itu di rumah, sekolah, puskesmas,
panti, dan sebagainya sesui dengan kebutuhannya.
b. Sebagai pendidik
Memberikan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga
kelompok, dan masyarakat dalam rangka menanamkan perilaku sehat.
c. Sebagai pengamat kesehatan
Perawat komunitas melaksanakn pengawasan/monitoring
terhadap perubahan perubahan yang terjadi pada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat yang menyangkut masalah - masalah
kesehatan dan keperawatan yang muncul dan berdampak terhadap
status kesehatan, melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan,
pengamatan, dan pengumpulan data.
d. Koordinator pelayanan kesehatan
Tugas perawat dapat sebagai kordinator seluruh kegiatan upaya
pelayanan kesehatan masyarakat dan puskesmas dalam mencapai
tujuan kesehatan melalui kerha sama dengan tim kesehatan lainnya.
e. Sebagai pembaharu
Perawat dapat berperan sebagai agen pembaharuan terutama
dalam mengubah perilaku dan pola hidup yang erat hubungannya
dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.
f. Sebagai panutan
Perawat komunitas harus dapat menjadi contoh yang baik dalam
bidang kesehatan tentang bagai mana tata cara hidup yang sehat yang
dapat di tiru dan di contoh oleh masyarat.
g. Sebagai tempat bertanya
Perawat dapat di jadikan sebagai tempat bertanya oleh individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakatt untuk memecahkan berbagai
permasalahan dalam bidang kesehatan yang dihadapi sehari- hari.

14
h. Sebagai pengelolah
Perawat juga di harapkan dapat menjadi pengelolah berbagai
kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai
dengan beban tugas dan tanggung jawab.

C. Konsep Standar Praktik Dalam Keperawatan Komunitas


1. Defenisi Standar Praktik Keperawatan

Standar praktik keperawatan merupakan norma atau penegasan tentang


mutu pekerjaan perawat yang dianggap baik, tepat, dan benar yang
dirumuskan dan digunakan sebagai pedoman pemberian pelayanan
keperawatan , serta merupakan tolak ukur penilaian penampilan kerja
perawat (mubrak dan chayatin, 2009).
Standar CAN (canandian nurses association) untuk praktik keperawatan
antara lain:
a. Praktik keperawatan memerlukan model konsep keperawatan yang
menjadi dasar praktik,
b. Praktik keperawatan memerlukan penggunaan proses keperawatan
secara efektik,
c. Praktik keperawatan memerlukan hubungan yang saling membantu
untuk menjadi dasar interaksi antara klien-perawat,dan
d. Praktik keperawatan menuntut perawat untuk memenuhi tanggung jawab
profesinya.
Sedangkan standar kinerja dan standar praktik keperawatan menurut ANA
(American nurse association), antara lain sebagai berikut:
a. Standar kinerja professional
1) Perawat secara sistematis mengevaluasi kualitas dan keefektifan
praktik keperawatan.
2) Perawat mengevaluasi diri sendiri dalam praktik keperawatan
yang dilakukannya, mengacu pada standar praktik keperawatan
yang dilakukannya, mengacu pada standar praktik professional,
peraturan dan regulasi yang berlaku

15
3) Perawat memerlukan dan mempertahankan pengetahuan terkini
dalam praktik keperawatan.
4) Perawat berkontribusi pada pengembangan professional dari
rekan-rekan, kolega, dan orang lain.
5) Keputusan dan tindakan perawat dilakukan atas nama klien yang
ditentukan secara etis
6) Perawat berkolaborasi dengan klien dan orang terdekat, serta
pemberi pelayanan kesehatan lain dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien
7) Perawat menggunakan hasil penelitian dilahan praktik,dan

8) Perawat mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan dengan


keamanan, keefektifan, dan biaya dalam merencanakan serta
memberikan perwatan pada klien.
b. Standar peraktik keperawatan

No Standar Elemen
1 Pengkajian a. Prioritas pengumpulan data ditentukan oleh

Perawat mengumpulkan kebutuhan kondisi klien.


b. Data yang diperlukan dikumpulkan
data tentang klien
menggunakan teknik pengkajian yang
tepat.
c. Pengumpulan data melibatkan klien, orang
yang dekat dengannya, dan member
pelayanan kesehatan lainnya bila
memungkinkan.
d. Proses pengumpulan data merupakan proses
yang sistematis dan terus menerus.
e. Data yang relevan dicap dalam format yang
mudah dipelajari
Diagnosis keperawatan a. Diagnosis diturunkan dari data hasil

1. Perawat menganalisa pengkajian

data dari hasil b. Diagnosis divalidasi pada klien, orang


pengkajian dalam terdekatnya, dan pemberi pelayanan

16
menentukan diagnosis kesehatan lain bila memungkinkan
2. Perawat c. Diagnosis didokumentasikan penetuan dari
mengidentifikasi hasil hasil yang diharapkan dan rencana
yang diharapkan dari perawatan.
klien. d. Hasil yang diharapkan diturunkan dari
diagnosis yang ditetapkan.
e. Hasil yang diharapkan di dokumentasikan
sebagai tujuan yang dapat diukur
f. Hasil yang diharapkan dirumuskan bersama
klien dan pemberi pelayanan kesehatan
lainnya bila memungkinkan.
g. Hasil yang disusun bersifat realistis dalam
kaitannya dengan kemampuan klien yang
ada dan berpotensi.
h. Hasil yang diharapkan bersifat rasional
dalam arti dapat dicapai, berkaitan dengan
sumber yang dimiliki klien
i. Hasil yang diharapkan memuat batasan
waktu untuk mencapainya.
j. Hasil yang diharapkan menjadi arah untuk
perawatan lanjut.
Perencanaan a. Rencana perawatan disusun secara

Perawat mengembangkan kelompok sesuai dengan kondisi dan

rencana asuhan yang kebutuhan klien. Rencana disusun bersama

menyusun rencana klien, orang terdekat klien, dan pemberi

intervensi untuk mencapai pelayanan kesehatan lainnya bila

tujuan yang ditetapkan memungkinkan.


b. Rencana mengacu pada praktek keperawatan
terkini.
c. Rencana perawatan yang disusun di
dokumentasikan.
d. Rencana keperawatan memberi arah

17
keperawatan lanjut.
Implementasi a. Intervensi yang diberikan sesuai dengan
Perawat rencana yang telah disusun.
mengimplementasikan b. Intervensi diimplementasikan dengan cara
intervensi yang telah yang aman dan sesuai.
diidentifikasi dalam c. Intervensi yang dilakukan di
rencana keperawatan dokumentasikan
Evaluasi a. Evaluasi bersifat sistemik dan terus menerus.

Perawat mengevaluasi b. Respon klien terhadap intervensi

kemajuan klien terhadap di dokumentasikan

hasil yang dicapai. c. Keefektifan intervensi dievaluasi berkaitan


dengan hasil yang diharapkan
d. Revisi diagnosis, hasil yang diharapkan, dan
rencana asuhan di dokumentasikan.
e. Klien, orang terdekat, dan pemberi pelyanan
kesehatan lainnyadilibatkan dalam proses
evaluasi bila memungkinkan.

2. Standar Praktik Keperawatan komunitas

Standar praktik keperawatan komunitas menurut ANA (1974) yang


dikutip dari Mubarak dan Chayatin (2009) adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan data status kesehatan klien sistematik dan terus
menerus.

b. Menegakkan diagnosis dari data.

c. Perencanaan menentukan tujuan.

d. Perencanaan diproritaskan pada pemberian keperawatan.


e. Pemberian tindakan keperawatan (promosi, mempertahankan, dan
perbaikan).

f. Tindakan keperawatan dalam membantu klien meningkatkan


kesehatan,

g. Kemajuan klien terhadap pencapaian tujuan, dan

18
h. Tindakan keperawatan memerlukan pengkajian secara berkelanjutan.

3. Tatanan Praktik Keperawatan Komunitas

Peningkatan biaya perawatan di rumah sakit mendorong peningkatan


kebutuhan terhadap adanya pelayanan keperawatan di komunitas yang
ditujukan untuk peningkatan kesehatan pencegahan penyakit dan perawatan
pada fase penyembuhan.Perawatan di komunitas difokuskan untuk
meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, pendidikan, dan
manajemen, serta mengkoordinasikan dan melanjutkan perawatan
restorative di dalam lingkungan komunitas klien.Perawatan komunitas
mengkaji kebutuhan kesehatan individu, keluarga, dan komunitas, serta
membantu klien berupaya melawan penyakit dan masalah kesehatan
(Mubarak dan Chayatin, 2009).
4. Pusat Kesehatan Komunitas

Penyelenggaran pelayanan kesehatan di komunitas yang dikutip dari


Mubarak dan Chayatin (2009) meliputi pelayanan sebagai berikut :
a. Sekolah atau Kampus Standar praktik keperawatan sekolah adalah
sebagai
berikut:
1) Perawat sekolah menggunakan dasar pengetahuan klinik dalam
melakukan praktik keperawatan kesehatan sekolah.
2) Perawat sekolah menggunakan pendekatan sistematik dalam
pemecahan masalah.
3) Perawat sekolah berkontribusi pada pendidikan siswa dengan
pendekatan proses keperawatan.
4) Perawat sekolah menggunakan keterampilan komunikasi yang
efektif dalam melaksanakan tugas.
5) Perawat sekolah membangun dan memelihara program kesehatan
sekolah secara komprehensif.
6) Perawat sekolah melakukan kolaborasi dengan tenaga lain untuk
memenuhi kebutuhan siswa.

19
7) Perawat sekolah melakukan kolaborasi dengan masyarakat dalam
menyusun sistem pelayanan dan berfungsi sebagai penghubung
antara sekolah dan masyarakat
8) Perawat sekolah membantu klien (dalam hal ini siswa, keluarga,
dan komunitas) untuk mencapai kesejahteraan yang optimal melalui
pendidikan kesehatan.
9) Perawat sekolah melakukan penelitian dan praktik inovatif dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan sekolah, dan
10) Perawat sekolah meningkatkan kualitas pelayanan dan peningkatan
profesional.
b. Lingkungan Kesehatan Kerja
Perawat mengembangkan program yang bertujuan untuk:

1) Meningkatkan kesejahteraan dan keselamatan di tempat kerja


dengan mengurangi jumlah kejadian kecelakaan kerja.
2) Menurunkan risiko penyakit akibat kerja.

3) Mengurangi transmisi penyakit menular antar pekerja.

4) Memberikan program peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,


dan pendidikan kesehatan.
5) Mengintervensi kasus-kasus akut non kedaruratan dan memberikan
pertolongan pertama pada kecelakaan.
Menurut AAOH (American Association Occupational Health
Nurses), standar perawatan kesehatan kerja meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1) Perawat bekerja sama dengan manajemen dalam mengembangkan
tujuan pelayanan kesehatan bagi pekerja.
2) Perawat menyelenggrakan pelayanan kesehatan kerja.

3) Perawat menetapkan tanggung jawab dan kewenangan keperawatan


dan melakukan kerja sama dengan pihak manajemen dalam
penentuan posisi perawat dalam organisasi kerja.
4) Perawat menyelenggarakan asuhan keperawatan dan
mengembangkan prosedur tetap dalam memenuhi kebutuhan
kesehatan kerja.

20
5) Perawat mengkoordinasikan pengkajian dan promosi kesehatan,
pencegahan penyakit, serta cedera.
6) Perawat bekerja sama dengan tim kesehatan kerja untuk
mengevaluasi lingkungan kerja dan penggunaan sumber daya yang
dibutuhkan, dan
7) Perawat mewujudkan dan mempromosikan hubungan kerja dengan
agensi komunitas terkait.
c. Lembaga Perawatan Kesehatan di Rumah

Perawat dalam lembaga ini memberikan perawatan kesehatan di


rumah, misalnya perawat yang bekerja di lembaga perawatan komunitas,
hospice, dan lembaga perawatan rumah swasta melakukan kunjungan
rumah.Perawat yang bekerja di rumah harus memiliki kemampuan untuk
mendidik, fleksibel, kreatif, dan percaya diri, selain kemampuan klinik
yang kompeten.
d. Lingkungan Kerja Lain
Terdapat sejumlah tempat lain di mana perawat dapat bekerja
dengan peran dan tanggung jawab yang bervariasi. Seseorang perawat
dapat bekerja di tempat praktik dokter, membuka praktik mandiri atau
bekerja sama dengan perawat lain, serta bekerja di bidang pendidikan
dan penelitian. Berkaitan dengan lingkungan tempat kerja, perawat
ditantang untuk memberikan perawatan berkualitas. Penelitian
keperawatan yang mengaitkan penelitian tentang kualitas hasil perawat
an dengan biaya perawatan memberi hasil bahwa perawat menjawab
tantangan diatas. Perawat terlibat aktif dalam isu-isu kesehatan diseluruh
tingkat pemerintahan.

21
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PERSIAPAN
Persiapan pelaksanaan asuhan keperawatan dimulai dengan
pembuatan kuesioner. Kuesioner terdiri dari 119 Pertanyaan. Pertanyaan
pada kuesioner terdiri atas pertanyaan terkait data keluarga, data sosial
ekonomi, data gizi, data lingkunagn fisik terdiri dari perumahan atau
keadaan rumah, keamanan lingkungan, rekreasi, komunikasi dan
transportasi, pembuangan, sumber air, tempat pembuangan air,
pembuangan sampah dan limbah, PHBS, status kesehatan, kesehatan
lansia, kesehatan dewasa, kesehatan remaja, juga KIA (Kesehatan Ibu dan
Anak).
Selain persiapan kuesioner, persiapan yang dilakukan juga persiapan
alat-alat kesehatan (alat tensi darah & alat stetoskop). Sebelum pengkajian
dilakukan pengecekan alat apakah berfungsi dengan baik atau tidak atau
ada kerusakan atau tidak.

B. PENGKAJIAN
I. DATA KELUARGA
1. Jenis kelamin

22
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui
bahwa dari 60 KK terdiri dari 23 perempuan setara
dengan 38% dan 37 laki-laki setara dengan 62%.

2. Umur

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa


dari 60 KK terdiri dari rentang usia terbanyak pada
usia 46 tahun yaitu 20%.

3. Hubungan dalam keluarga

Berdasarkan hasil servei dapat diketahui bahwa


dari 60 KK berstatus suami 31 setara dengan 52%, istri
sebanyak 23 setara dengan 38% dan anak 6 setara
dengan 10%
4. Suku

23
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa
dari 60 KK terdiri dari 58 asli sunda atau setara dengan
58,97% dan asli jawa ada 2 atau setara dengan 2,3%.

5. Agama

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari


60 KK diketahui bahwa 60 orang atau setara dengan
100% adalah beragama islam.

6. Pendidikan terakhir

24
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari
60 KK Pendidikan terbanyak adalah SMA sebanyak 25 atau
setara dengan 42%.

7. Pekerjaan

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari


60 KK pekerjaan terbanyak adalah wiraswasta 24 orang
atau setara dengan 40%.

8. Golongan darah

25
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa
dari 60 KK kebanyakan warga tidak tahu golongan
darahnya 56 orang atau setara dengan 94%.

9. Status Kesehatan

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari 60


KK memiliki penyakit terbanyak yaitu hipertensi sebanyak 42
orang setara dengan 70% .

10. Imunisasi

26
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari 60
KK hampir semuanya tidak ada yang ingat status imunisasi
sebanyak 60 orang atau 100% .

II. DATA SOSIAL EKONOMI


1. Jaminan Kesehatan

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari


60 KK didapatkan hasil rata memiliki jaminan Kesehatan
sebanyak 38 orang atau setara dengan 63%.

III. GIZI

27
1. Frekuensi makan

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari


60 KK kebanyakan warga 55 orang makan dalam sehari 3
kali atau setara dengan 92%.

2. Cara pengolahan makanan

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari


60 KK cara pengolahan makanan terbanyak yaitu
dipotong cuci masak sebanyak 26 orang atau setara
dengan 43%.

3. Konsumsi lauk pauk

28
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari 60
KK mengkonsumsi lauk pauk yang paling banyak adalah
kadang-kadang sebanyak 32 orang setara dengan 52%.

4. Konsumsi sayur-sayuran

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari 60


KK di dapatkan hasil bahwa yang mengkonsumsi sayur-
sayuran sebanyak 31 orang atau setara dengan 52%.

5. Konsumsi buah-buahan

29
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari
60 KK di dapatkan hasil bahwa yang mengkonsumsi
buah-buahan kadang-kadang sebanyak 51 orang atau
setara dengan 85%.

6. Konsumsi garam yodium

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari


60 KK di dapatkan hasil bahwa yang mengkonsumsi
garam tidak yodium sebanyak 39 orang setara dengan
65%.

7. Pantangan makan keluarga

30
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa
dari 60 KK di dapatkan hasil bahwa 60 orang atau
setara dengan 100% tidak memiliki pantangan makan

IV. LINGKUNGAN FISIK


A. Perumahan
1. Kepemilikan

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari


60 KK paling banyak kepemilikan rumah milik sendiri
sebanyak 60 orang atau setara dengan 100%.

2. Jenis

31
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa
dari 60 KK di dapatkan hasil bahwa 56 orang memiliki
bangunan permanen setara dengan 93%.

3. Luas bangunan

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa


dari 60 KK di dapatkan hasil bahwa 60 orang
memiliki bangunan rumah <8m 2/m atau setara
dengan 100%.

4. Lantai

32
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa
dari 60 KK di dapatkan hasil bahwa 59 orang memiliki
lantai keramik atau setara dengan 98%.

5. Ventilasi

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa


dari 60 KK di dapatkan hasil bahwa 59 masyarakat
memiliki ventilasi setara dengan 98%.

6. Pencahayaan

33
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa
dari 60 KK di dapatkan hasil bahwa 60 orang memiliki
pencahayaan baik atau setara dengan 100%.

7. Pemanfaatan pekarangan

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari


60 KK di dapatkan hasil bahwa 57 orang memanfaatkan
pekarangan untuk sayuran atau setara dengan 95%.

B. Keamanan
1. Kegiatan ronda

34
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa
dari 60 KK di dapatkan hasil bahwa 37 orang atau
setara dengan 62% ada kegiatan meronda.

2. Kejahatan

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa


dari 60 KK di dapatkan hasil bahwa tidak ada kejahatan
selama 2 bulan terakhir.

C. Rekreasi

35
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa
dari 60 KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 43
orang atau setara dengan 72% memilih menonton tv
dirumah.

D. Komunikasi dan Transportasi

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa


dari 60 KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 38
orang memiliki kendaraan motor sendiri atau setara
dengan 63%

E. Pembuangan

36
1. Jenis jamban

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa


dari 60 KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 43
orang memakai septik tank atau setara dengan 72%.

2. Jarak Wc

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa


dari 60 KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 60
orang atau setara dengan 100% memiliki jarak wc
<5m.

3. Kondisi jamban

37
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari
60 KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 60 orang
memiliki jamban terawatt atau setara dengan 100%.

4. Tempat penampungan air

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari


60 KK di dapatkan hasil bahwa tempat penampungan
air memakai ember sebanyak 36 orang atau setara
dengan 60%.

5. Kondisi tertutup

38
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari
60 KK di dapatkan hasil bahwa kondisi penampungan
air terbuka sebanyak 51 orang setara dengan 85%.

6. Pengurasan

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari


60 KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 60 orang atau
setara 100% melakukan pengurasan 1 minggu sekali.

39
7. Kondisi air

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa


dari 60 KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 60
orang atau setara 100% kondisi air tidak berbau.

F. Pembuangan sampah dan limbah


1. Tempat pembuangan limbah dekat rumah

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui


bahwa dari 60 KK di dapatkan hasil bahwa tempat
pembuangan limbah dekat rumah tidak dekat
sebanyak 42 orang atau setara dengan 60%.

2. Tempat pembuangan sampah

40
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa
dari 60 KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 32 orang
memilih tempat pembuangan sampah umum atau setara
dengan 53%.

G. PHBS
1. Memberantas jentik nyamuk

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari 60


KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 60 orang atau setara
100% tidak membersihkan jentik nyamuk

2. Tidak merokok dalam rumah

41
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari
60 KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 42 orang atau
setara dengan 70% meroko dalam rumah.

3. Persalinan ditolong tenaga Kesehatan

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa


dari 60 KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 35 orang
bersalin dengan cara di bantu nakes atau setara dengan
60%

4. Memberi asi eksklusif

42
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa
dari 60 KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 35
orang memberikan asi pada anaknya secara esklusif
atau setara dengan 58%.

5. Menggunakan air bersih

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa


dari 60 KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 60
orang atau setara 100% menggunakan air bersih.

6. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

43
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari
60 KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 60 orang
memcuci tangan dengan sabun atau setara dengan 100%

7. Makan buah dan sayur setiap hari

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari


60 KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 47 orang atau
setara dengan 78% tidak memakan buah dan sayuran
setiap hari.

8. Melakukan aktovitas fisik setiap hari

44
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari
60 KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 32 orang atau
setara dengan 53% rajin melakukan aktivitas fisik.

9. Menimbang balita setiap bulan

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari


60 KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 60 orang atau
setara dengan 100% populasi tidak menimbang anak
setiap bulan.

10. Kandang ternak

45
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari
60 KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 50 orang tidak
memiliki hewan ternak atau setara dengan 83%.

V. Sarana Kesehatan
1. Letak sarana

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa


dari 60 KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 60 orang
berdekatan dengan sarana Kesehatan atau setara dengan
100%.

2. Sarana Kesehatan terdekat

46
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa
dari 60 KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 60 orang
atau setara dengan 100% memiliki sarana Kesehatan
terdekat yaitu puskesmas.

3. Pemanfaatan sarana Kesehatan

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa


dari 60 KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 40 orang
atau setara dengan 67% tidak memanfaatkan sarana
Kesehatan tersebut.

H. Masalah kesakitan

47
1. Menderita penyakit 2 bulan terakhir

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa


dari 60 KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 60 atau
setara dengan 100% tidak mengalami sakit sejak 2 bulan
terakhir.

2. Penyakit

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari 60


KK memiliki penyakit terbanyak yaitu hipertensi sebanyak
42 orang setara dengan 70% .

3. Sarana Kesehatan saat sakit

48
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari 60
KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 60 atau setara dengan
100% berobat ke puskesmas bila sakit.

I. Kesehatan Dewasa

Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari


60 KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 50 mengalami
sakit 83%.

J. KB

49
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari 60
KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 30 memilih KB alami
atau setara dengan 50%.

A. MASALAH KEPERAWATAN
1 Analisa Data

No Data Diagnosa
1. Berdasarkan hasil kuisioner yang Defisit kesehatan
disebarkan kepada 60 kepala keluarga pada komunitas
aspek mental/pikiran masyarakat sehingga (Hipertensi)
dapat menyebabkan tekanan darah naik
yang mengakibatkan hypertensi sebanyak
70%.
2. Berdasarkan hasil kuisioner yang disebarkan Gangguan pola
kepada 60 kepala keluarga tempat tinggal tidur bd pola
selama di posko 70% tinggal di tenda lingkungan yan
sedangkan 30% tinggal di gazebo tidak memadai

2 Diagnosa keperawatan
a) Defisit kesehatan komunitas b.d kurang terpapar informasi kesehatan
ditandai dengan angka kejadian hipertensi sebanyak 70%
b) Gangguan pola tidur bd pola lingkungan yang tidak memadai

50
B. MEMBUAT PERENCANAAN

No Diagnosa Tujuan Intervensi


1. a. Defisit Setelah dilakukan Mengenai Kesehatan
kesehatan tindakan keperawatan Hipertensi
komunitas b.d komunitas 1x14 hari Tindakan
ketidak tahuan Kesehatan membaik Observasi
terhadap dengan kriteria hasil : - Identifikasi kesiapan dan
penyakit 1. Mengetahui faktor kemampuan menerima informasi
ditandai penyebab Terapeutik
dengan angka hipertensi - Sediakan materi dan media
kejadian 2. Mengetahui tanda pendidikan kesehatan terkait
hipertensi dan gejala hipertensi
sebanyak 70% hipertensi - Jadwalkan melakukan senam
3. Kejahatan hipertensi
Mengatahui - Berikan kesempatan untuk
pantangan bertanya
makanan dan Edukasi
penerapan diet - Jekaskan pengertian, tanda dan
untuk hipertensi gejala hipertensi
- Jelaskan faktor resiko penyakit
hipertensi
- Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
kesehatan terkait diet pada
penderita hipertensi.
- Jelaskan pada pasien dan
keluarga makanan, makanan yang
harus dihindari, kebutuhan jumlah
kalori, jenis makanan yang
dibutuhkan.

51
- Ajarkan cara melaksanakan diet
rendah garam.
2. Gangguan pola Setelah dilakukan Observasi
tidur bd pola tindakan keperawatan Identifikasi pola aktivitas
lingkungan komunitas 1x14 hari dan tidur
yang tidak gangguan pola tidur Identifikasi faktor
memadai membaik dengan kriteria pengganggu tidur (fisik
hasil : dan/atau psikologis)
1. Lingkungan Terapeutik
membaiki Modifikasi lingkungan
2. Mengetahui (mis: pencahayaan,
penyebab tidak kebisingan, suhu, matras,
bisa tidur dan tempat tidur)
Edukasi
Jelaskan pentingnya tidur
cukup
Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur (mis:
psikologis, gaya hidup,
sering berubah shift
bekerja)

C. PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa
No Implementasi Respon
Keperawatan
1 a. Defisit - Mengidentifikasi - Masyarakat memperhatikan
kesehatan kesiapan dan dengan seksama
komunitas b.d kemampuan menerima
ketidak tahuan

52
terhadap informasi
penyakit - Menyediakan materi dan - Materi tersedia berupa
ditandai dengan media pendidikan slideshow dan lembar balik
angka kejadian kesehatan terkait
hipertensi hipertensi
sebanyak 70% - Menjadwalkan - Pendidikan kesehatan
pendidikan kesehatan dilakukan pada tanggal 25
sesuai kesepakatan desember 2022 di posko
- Memberikan kesempatan bencana
untuk bertanya - Audien bertanya terkait
- Menjelaskan pengertian, pelaksanaan screening pada
tanda dan gejala hipertensi
hipertensi - Masyarakat mampu
- Menjelaskan faktor menjelaskan kembali
resiko penyakit pengertian, tanda dan gejala
hipertensi hipertensi
- Mengajarkan strategi - Masyarakat mampu
yang dapat digunakan menjelaskan kembali faktor
untuk meningkatkan resiko hipertensi
kesehatan terkait diet - Masyarakat mampu
pada penderita menjelaskan kembali diet pada
hipertensi. penderita hipertensi
- Menjelaskan pada pasien
dan keluarga makanan, - Masyarakat mampu
makanan yang harus menjelaskan kembali makanan
dihindari, kebutuhan yang harus di hindari penderita
jumlah kalori, jenis hipertensi.
makanan yang
dibutuhkan. Ajarkan cara
melaksanakan diet
rendah garam.
- termasuk hipertensi..

53
2 - Identifikasi pola aktivitas - Untuk mengetahui pola tidur
dan tidur - Mengetahui faktor apa saja
- Identifikasi faktor yang menyebabkan pola
pengganggu tidur (fisik tidur
dan/atau psikologis) - Supaya pola tidur dapat
- Modifikasi lingkungan meningkat supaya pola tidur
Gangguan pola (mis: pencahayaan, teratasi
tidur bd pola kebisingan, suhu, matras, - Supaya masyarakat tahu
lingkungan yang dan tempat tidur) pentingnya tidur yang cukup
tidak memadai - Jelaskan pentingnya - Untuk mengetahui faktor apa
tidur cukup saja yang mempengaruhi
- Ajarkan faktor-faktor gangguan pola tidur
yang berkontribusi
terhadap gangguan pola
tidur (mis: psikologis,
gaya hidup, sering
berubah shift bekerja)

D. EVALUASI

NO DIAGNOSA EVALUASI
1 Defisit kesehatan S : Masyarakat menyatakan paham
komunitas b.d kurang mengenai penyakit hipertensi
terpapar informasi
kesehatan ditandai dengan O :-Masyarakat dapat menjawab
angka kejadian hipertensi pertanyaan Hipertensi,
sebanyak 70% -Masyarakat mampu menjelaskan
kembali tentang dampak dari hipertensi.
-Sudah di bentuk kepengurusan posyandu
lansia.

A : Masalah Teratasi sebagian

54
P : Intervensi di hentikan
2 S: masyarakat menyatakan sulit tidur
karena kalau malam angin kencang dan
Gangguan pola tidur bd
kalau pakaian tidak tebal dingin
pola lingkungan yang
O: - masyarakat mampu menjawab faktor
tidak memadai
gangguan pola tidur
- Dari segi tempat tinggal kurang
memadai

55
BAB VI

PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Pengumpulan data pada proses pengkajian dilakukan langsung kepada
warga masyarakat yang ada di posko bencana yang berada di cijedil
kecamatan cugenang Kabupaten Cianjur, dengan :
1. Diprioritaskan berdasarkan kebutuhan dan kondisi klien dalam
komunitas
2. Sistematis dan terus-menerus
3. Menggunakan teknik pengkajian berupa wawancara dan observasi
langsung
4. Menggunakan instrumen berupa kuesioner yang mudah dipelajari
5. Melibatkan klien dan/atau orang yang dekat dengan klien
Hal ini sesuai dengan Standar Kinerja dan Standar Praktik Keperawatan
Komunitas menurut ANA (American Nurse Association) yang dikutip dari
Mubarak dan Chayatin (2009) yakni :
1. Prioritas pengumpulan data ditentukan oleh kebutuhan kondisi klien.
2. Data yang diperlukan dikumpulkan menggunakan teknik pengkajian
yang tepat.
3. Pengumpulan data melibatkan klien, orang yang dekat dengannya,
dan member pelayanan kesehatan lainnya bila memungkinkan
4. Proses pengumpulan data merupakan proses yang sistematis dan
terus menerus.
5. Data yang relevan dicap dalam format yang mudah dipelajari.

B. Penetapan Masalah Keperawatan


Penetapan masalah keperawatan komunitas ini dilakukan melalui 2
proses, yakni :
1. Analisa data dari hasil pengkajian dalam menentukan diagnosis
Proses analisa dilakukan melalui beberapa tahapan, diantaranya adalah :
a. Diagnosis diturunkan dari data hasil pengkajian

56
b. Diagnosis divalidasi pada klien, orang terdekatnya, dan pemberi
pelayanan kesehatan lain yakni kader dan puskesmas
c. Diagnosis didokumentasikan sebagai penentuan dari hasil yang
diharapkan dan rencana perawatan
2. Identifikasi hasil yang diharapkan dari klien
Proses identifikasi dilakukan melalui beberapa tahapan, dimana :
a. Hasil yang diharapkan diturunkan dari diagnosis yang ditetapkan.
b. Hasil yang diharapkan didokumentasikan sebagai tujuan yang
dapat diukur
c. Hasil yang diharapkan dirumuskan bersama klien dan pemberi
pelayanan kesehatan lain yakni relawan kesehatan di area posko
bencana alam MMD (Musyawarah Masyarakat Desa)
d. Hasil yang disusun bersifat realistis dalam kaitannya dengan
kemampuan klien yang ada dan berpotensi.
e. Hasil yang diharapkan bersifat rasional dalam arti dapat dicapai,
berkaitan dengan sumber yang dimiliki klien
f. Hasil yang diharapkan memuat batasan waktu untuk
mencapainya.
g. Hasil yang diharapkan menjadi arah untuk perawatan lanjut.
Hal ini sesuai dengan Standar Kinerja dan Standar Praktik
Keperawatan Komunitas menurut ANA (American Nurse
Association) yang dikutip dari Mubarak dan Chayatin (2009) yakni
menegakkan diagnosis dari data.

C. Perencanaan
Dalam mengembangkan rencana asuhan yang akan diberikan, rencana
perawatan disusun sesuai dengan kondisi dan kebutuhan klien dalam
komunitas serta menyusun intervensi untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan dimana :
a. Rencana disusun bersama klien dan pemberi pelayanan kesehatan
lain yakni petugas relawan kesehatan bersama tokoh masyarakat
melalui MMD (Musyawarah Masyarakat Desa).

57
b. Rencana mengacu pada praktek keperawatan terkini.
c. Rencana perawatan yang disusun didokumentasikan.
d. Rencana keperawatan memberi arah keperawatan lanjut.
Hal ini sesuai dengan Standar Kinerja dan Standar Praktik Keperawatan
Komunitas menurut ANA (American Nurse Association) yang dikutip dari
Mubarak dan Chayatin (2009) dimana :
a. Perencanaan menentukan tujuan,
b. Perencanaan diproritaskan pada pemberian keperawatan.

D. Implementasi
Implementasikan didasarkan pada intervensi yang telah diidentifikasi
dalam rencana keperawatan, yakni :
a. Intervensi yang diberikan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
b. Intervensi diimplementasikan dengan cara yang aman dan sesuai.
c. Intervensi yang dilakukan didokumentasikan.
Hal ini sesuai dengan Standar Kinerja dan Standar Praktik
Keperawatan Komunitas menurut ANA (American Nurse Association)
yang dikutip dari Mubarak dan Chayatin (2009) dimana
a. Pemberian tindakan keperawatan meliputi promosi, pencegahan,
mempertahankan, dan perbaikan
b. Tindakan keperawatan diberikan dalam upaya membantu klien
meningkatkan kesehatan.

E. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk menilai kemajuan terhadap hasil yang dicapai
dengan kriteria sebagai berikut :
a. Evaluasi bersifat sistemik dan tgerus menerus.
b. Respon klien terhadap intervensi didokumentasikan
c. Keefektifan intervensi dievaluasi berkaitan dengan hasil yang
diharapkan
d. Revisi diagnosis, hasil yang diharapkan, dan rencana asuhan
didokumentasikan.

58
e. Klien, orang terdekat, dan pemberi pelyanan kesehatan
lainnyadilibatkan dalam proses evaluasi bila memungkinkan.
Hal ini sesuai dengan Standar Kinerja dan Standar Praktik
Keperawatan Komunitas menurut ANA (American Nurse Association)
yang dikutip dari Mubarak dan Chayatin (2009) dimana Tindakan
keperawatan memerlukan pengkajian secara berkelanjutan.

F. Analisis SWOT
Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh tim terhadap kekuatan
(Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity) dan ancaman
(Threat) selama melaksanakan praktik komunitas di posko bencana di
kecamatan cugenang Kabupaten Cianjur, diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Strengths
 Tim/SDM (mahasiswa) memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang cukup sehingga proses pelaksanaan dapat dijalani dan dilalui
dengan lancar
 Karakteristik dan respon masyarakat yang ramah dan terbuka
 Relawan kesehatan memiliki program yang baik dan aktif dalam
upaya peningkatan kesehatan masyarakat
2. Weaknesses
 Jumlah SDM (mahasiswa) terlalu sedikit (5 orang) sehingga tidak
dapat menjangkau seluruh masyarakat yang ada di posko
 Tingkat pendidikan warga yang tidak merata dan didominasi oleh
warga dengan pendidikan rendah
 Kemampuan ekonomi warga yang didominasi oleh tingkat
ekonomi menengah dan tingkat ekonomi lemah
 Dana operasional terbatas
3. Opportunities
 Kondisi masyarakat yang berkembang yang terkenan musibah
inin cepat pulih kembali
 Akses lokasi mudah dijangkau

59
 Jarak dan Akses terhadap pelayanan kesehatan dekat dan mudah
dijangkau
4. Threats
 Kurangnya kesadaran warga terhadap peningkatan penyakit
hipertensi, diantaranya ditunjukan oleh kondisi lingkungan yang
tidak sehat

60
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Masalah Kesehatan yang berhubungan dengan pengetahuan
masyarakat yang kurang dalam memelihara kesehatan terkait perilaku
hidup bersih dan sehat serta prevalensi penyakit hipertensi pada warga
masyarakat yang ada di posko bencana dilakukan tindakan di masyarakar
dengan dilakukan musyawarah mufakat dengan relawan dan tokoh
masyarakat terkait penanganan hipertensi yang sedang terjadi di posko
bencana kemudian rumuskan oleh relawan dan mahasiswa untuk
menangani masalah hipertensi yang sedang di alami oleh masyarakat.
Kemudian untuk permasalahan kekurangan pola tidur dilakukan tindakan
di masyarakat dengan dilakukan perbaikan tempat istirahat dari
masyarakai itu sendiri supaya layak untuk di hunu atau di tempati.
B. Saran
1. Bagi masyarakat untuk selalu terus meneruskan dan meningkatkan
perilaku hidup. Supaya selalu mengontrol tekanan darah tinngi padxa
petugas kesehatan yang ada(puskesmas)
2. Bagi relawan tetap momberikan informasi terbaru terkait masalah yang
ditemukan dimasyarakat dan mengevaluasi masalah yang diteruskan
baik
jangka pendiek, maupun jangka panjang
3. Bagi mahasiswa dan institusi pendidikan keprawatan dapat lebih
memantapkan penggunaan proses keperawatan dalam pemecahan
masalah keperawatan di komunitas

61
DAFTAR PUSTAKA

Bailon, S.G. dan Maglaya, A.S., (1973), Keluarga Health Nursing :The
Proses,Filipina : UP College Tentang Dilliman Keperawatan
Efendi, Feri. 2009 . Keperawatan kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik
dalam Keperawatan . Jakarta. Salemba Medika
Henny, Achjar Komang Ayu. 2011. Asuhan Keperawatan Komunitas :
Teori dan praktek. Jakarta : EGC
Spradley, B.M. (1985). Keperawatan Kesehatan Masyarakat : Konsep dan
Praktik.Boston : Kecil, Alisn dan Perusahaan
Nasrul Effendy. Dasar-Dasar kesehatan masyarakat. EGC
M.Stanhope.R.N.Knollmueller. Buku Saku Keperawatan Komunitas dan  Ke
sehatan Rumah. EGC.
Mubarak. Wahit Iqbal. Pengantar Keperawatan Komunitas 1. Sagung
Seto.Jakarta 2005

62

Anda mungkin juga menyukai