Penyusun :
I
DAFTAR ISI
BAB I.....................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................3
A. Latar Belakang……………………………………………………….....3
B. Tujuan…………………………………………………………………....5
C. Manfaat Praktik………………………………………………………....5
D. Sistematika penulisan…………………………………………………...6
BAB II.......................................................................……………………………7
TINJAUAN TEORITIS.......................................................................................7
BAB III…………………………………………………………………...…..22
TINJAUAN KASUS………………………………………………………....22
A. PERSIAPAN……………………………………………..…………….22
B. PENGKAJIAN……………………………………………….…….…..22
C. DATA KELUARGA…………………………………………….……,22
D. MASALAH KEPERAWATAN………………………………….…..,50
1 . Analisa Data……………………………………………………….50
2. Diagnosa keperawatan……………………………………….…...,50
E. MEMBUAT PERENCANAAN……………………………...………..,51
G. EVALUASI………………………………………………………...…..54
BAB VI…………………………………………………………………………..56
i
PEMBAHASAN...................................................................................................56
A. Pengkajian……………………………………………………………..56
C. Perencanaan……………………………………………………………57
D. Implementasi……………………………………………………….…..58
E. Evaluasi………………………………………………………………...58
BAB V……………………………………………………………………….…..61
A. Kesimpulan…………………………………………………………….61
B. Saran…………………………………………………………………....61
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan elemen konstitutif dari
kehidupan seseorang. Kesehatan sebagai hak asasi telah menjadi kebutuhan
mendasar dan tentunya menjadi kewajiban Negara dalam upaya pemenuhannya.
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang
bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi –
setingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi
bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah.Sehingga
kesehatan harus dapat menjadi salah satu tolak ukur utama dari pembangunan
dan kesejahteraan nasional suatu bangsa.Dengan demikian kesehatan harus
menjadi mid-stream pembangunan (Mubarak, 2012).
Ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang multi disiplin. Ilmu
yang secara garis besar menopang ilmu kesehatan masyarakat (disebut sebagai
pilar utama ilmu kesehatan masyarakat) adalah epidemiologi, biostatistik/
statistic kesehatan, kesehatan lingkungan, pendidikan kesehatan dan ilmu
perilaku, administrasi kesehatan masyarakat, gizi masyarakat, serta ilmu
kesehatan kerja. Sasaran kesehatan masyarakat adalah seluruh masyarakat
termasuk individu, keluarga, dan kelompok ; Baik yang sehat maupun yang
sakit khususnya mereka yang beresiko tinggi dalam masyarakat (Mubarak,
2012).
Menurut Kepmenpan No.94 Tahun 2001, Upaya keperawatan kesehatan
masyarakat adalah pelayanan professional yang terintegrasi dengan pelayanan
kesehatan dipuskesmas yang dilaksanakan oleh perawat. Perawat puskesmas
mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan keperawatan dalam bentuk
asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Untuk
mencapai kemandirian masyarakat baik disarana pelayanan kesehatan seperti
rumah sakit dan puskesmas (Laporan Komunitas Kelompok, 2022).
3
Dalam perkembangan selanjutnya, dibutuhkan tenaga – tenaga perawat
yang professional, yang tidak hanya dapat berbuat tapi juga mampu berfikir
cerdas dalam menghadapi banyaknya tuntutan – tuntutan dari masyarakat. Oleh
karena itu, diperlukan langkah bijak dalam menyikapi setiap perkembangan
yang muncul dimasyarakat. Salah satu upaya untuk mengimbangi tuntutan
profesionalisme dalam dunia kesehatan adalah diadakannya program profesi
keperawatan komunitas dan keluarga (P2K3) oleh program study Profesi Ners
Universitas Indonesia Maju.
P2K3 merupakan suatu proses belajar kerja dalam bentuk kegiatan
professional terhadap program pembangunan yang berwawasan kesehatan
sesuai dengan paradigma sehat dengan cara partisipasi dalam menggerakkan
seluruh komponen partnership secara proporsional dalam suatu kerja nyata
sebagai bentuk pengabdian pada masyarakat dari mahasiswa.
Pengabdian pada masyarakat dari mahasiswa P2K3 disasarankan pada
masyarakat yang terkena bencana alam yang berada di posko pengungsian
daerah cijedil cugenang Kabupaten Cianjur merupakan salah satu lokasi praktik
keperawatan komunitas dimana masyarakat dilingkungan tersebut masih kurang
memadai dalam hal tempat tinggal dan kesehatan. Sehingga perlu adanya
pendekatan yang lebih nyata untuk melihat secara langsung pola perilaku
kebiasaan hidup sehat pada masyarakat. Karena hal tersebut bertujuan untuk
merubah dan memfasilitasi masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran
(Proses pemecahan masalah kesehatan yang dihadapinya). Serta
memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu hidup sehat, dan juga
memberikan pengetahuan kepada masyarakat dalam bentuk penyuluhan –
penyuluhan atau mempraktikkan secara langsung bagaimana cara mengatasi
penyakit yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang tidak sehat.
Penyakit infeksi yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat sendiri serta
pembentukan suatu kelompok kerja kesehatan (POKJAKES) sebagai upaya
pengorganisasian dan pengembangan kemandirian masyarakat.
4
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik keperawatan
komunitas, mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan komunitas
pada setiap pelayanan keperawatan dengan bekerja sama dengan keluarga,
kelompok dan masyarakat
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktik klinik keperawatan komunitas, mahasiswa
mampu :
a. Pengkajian keperawatan
b. Mengidentifikasi data yang diperlukan.
c. Mengumpulkan data dengan menggunakan metode/strategi yang
sesuai.
d. Menganalisa data yang diperlukan.
e. Menentukan masalah kesehatan dan masalah keperawatan.
f. Menetapkan prioritas kebutuhan kesehatan dan masalah
keperawatan berdasarkan criteria tertentu.
g. Merencanakan asuhan keperawatan.
h. Melaksanakan rencana keperawatan.
i. Melakukan evaluasi keperawatan.
j. Melakukan dokumentasi keperawatan.
C. Manfaat Praktik
1. Untuk Mahasiswa
5
e. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian serta hubungan
interpersonal.
D. Sistematika penulisan
Adapun sistematika penulisan sebagai berikut :
6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri sendiri pada
masyarakat.
4. Memberikan bimbingan dan dukungan pada petugas pelayanan kesehatan
dan kepada masyarakat.
5. Koordinasi kegiatan kebijakan tentang kesehatan masyarakat
Sasaran PKU adalah individu, keluarga/kelompok dan tersier.Jadi
keluarga atau kelompok masyarakat ditingkatkan untuk menciptakan derajat
kesehatan yang optimal. Strategi PKU adalah memotivasi masyarakat agar
dapat merawat dan mengatur diri sendiri dalam memelihara kesehatan. Ada
delapan unsure PKU yaitu peningkatan pengetahuan untuk mengatasi dan
mencegah masalah kesehatan, peningkatan gizi masyarakat, kesehatan ibu dan
anak termasuk KB, penyediaan air yang mempunyai syarat kesehatan sanitasi
termasuk KB, penyediaan air yang mempunyai syarat kesehatan sanitasi yang
baik, imunisasi, tindakan preventif dan control terhadap penyakit endemic lokal,
7
tindakan yang tepat terhadap penyakit yang terjadi dan menggunakan obat
tradisional dalam masyarakat.
Prinsip dalam pelaksanaan PKU beriorentasi pada distribusi pelayanan
kesehatan yang merata. Melibatkan masyarakat, menggunakan teknologi tepat
guna (menggunakan sarana atau fasilitas yang di dalam masyarakat itu sendiri),
berfokus pada pencegahan dan pendekatan multi sektoral. Kegiatan dalam PKU
meliputi :
Penyuluhan kesehatan terhadap masalah kesehatan yang pokok, cara
penanggulangan dan pencegahan serta penggobatannya, imunisasi, kesehatan
ibu dan anak (KIA), KB, perbaikan gizi, pencegahan penyakit menular,
pengadaan obat essensial, sanitasi dan pengadaan air bersih.
Hubungan konsep KPU dan komunitas adalah untuk melaksanakan
peranan kesehatan masyarakat, mengatur jenjang tingkat pelayanan kesehatan
(pinpinan atau tokoh), tingkat rujukan pertama (Rumah sakit tipe A dan B),
serta penyelenggaraan kerja sama lintas sektoral dan lintas program yang
melibatkan peran serta masyarakat. Peran serta masyarakat diperlukan dalam
hal kesehatan perorangan.Komunitas sebagai subjek sekaligus objek dalam
PKU diharapkan mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga
kesehatannya.Sebagai akhir tujuan PKU diharapkan masyarakat mampu secara
mandiri manjaga dan melayani status kesehatan komunitas di mana dia tinggal.
8
Keperawatan komunitas sendiri didefinisikan sebagai suatu sintesis
atau gabungan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat, dan ilmu
social, menjadi suatu pelayanan keperawan professional yang ditunjukkan
kepada masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif
melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan tanpa
mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitative yang ditunjukan pada
individu, keluarga, kelompok, serta masyarakat sebagai suatu kesatuan utuh
melalui proses keperawatan dan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien yaitu komunitas itu
sendiri sebagai mitra perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, sehingga
mampu mandiri dalam upaya kesehatan.
2. Tujuan keperawatan komunitas
a. Tujuan umum
9
2) Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas
masalah
3) Merumuskan berbagai alternatife/pemecahan Masalah
kesehatan/keperawatan.
4) Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka
hadapi.
5) Mengevaluasi hasil kegiatan dalam memecahkan
masalah kesehatan/keperawatan.
6) Mendorong dan meningkatakan partisipasi masyarakat dalam
pelayanan kesehatan/keperawatan.
7) Meningkatkan kemampuaan dalam memelihara kesehatan secara
mandiri.
8) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan.
9) Menunjang fungsi puskesmas dalam penurunan angka kematian
bayi, ibu, balita serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia
dan sejahtera.
10) Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan
terhadap masalah kesehatan.
3. Sasaran keperawatan komunitas
10
b. Keluarga
11
4) Lembaga social, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya:
panti werdha, panti asuhan, pusat-pusat rehabilitasi (cacat
fisik, mental, social, lainnya), dan penitipan anak balita.
d. Masyarakat
a. Upaya promotif
12
3) Pemberian vitamin A, yodium melalui posyandu, puskesmas,
ataupun dirumah.
13
5. Peran perawat komunitas
14
h. Sebagai pengelolah
Perawat juga di harapkan dapat menjadi pengelolah berbagai
kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai
dengan beban tugas dan tanggung jawab.
15
3) Perawat memerlukan dan mempertahankan pengetahuan terkini
dalam praktik keperawatan.
4) Perawat berkontribusi pada pengembangan professional dari
rekan-rekan, kolega, dan orang lain.
5) Keputusan dan tindakan perawat dilakukan atas nama klien yang
ditentukan secara etis
6) Perawat berkolaborasi dengan klien dan orang terdekat, serta
pemberi pelayanan kesehatan lain dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien
7) Perawat menggunakan hasil penelitian dilahan praktik,dan
No Standar Elemen
1 Pengkajian a. Prioritas pengumpulan data ditentukan oleh
16
menentukan diagnosis kesehatan lain bila memungkinkan
2. Perawat c. Diagnosis didokumentasikan penetuan dari
mengidentifikasi hasil hasil yang diharapkan dan rencana
yang diharapkan dari perawatan.
klien. d. Hasil yang diharapkan diturunkan dari
diagnosis yang ditetapkan.
e. Hasil yang diharapkan di dokumentasikan
sebagai tujuan yang dapat diukur
f. Hasil yang diharapkan dirumuskan bersama
klien dan pemberi pelayanan kesehatan
lainnya bila memungkinkan.
g. Hasil yang disusun bersifat realistis dalam
kaitannya dengan kemampuan klien yang
ada dan berpotensi.
h. Hasil yang diharapkan bersifat rasional
dalam arti dapat dicapai, berkaitan dengan
sumber yang dimiliki klien
i. Hasil yang diharapkan memuat batasan
waktu untuk mencapainya.
j. Hasil yang diharapkan menjadi arah untuk
perawatan lanjut.
Perencanaan a. Rencana perawatan disusun secara
17
keperawatan lanjut.
Implementasi a. Intervensi yang diberikan sesuai dengan
Perawat rencana yang telah disusun.
mengimplementasikan b. Intervensi diimplementasikan dengan cara
intervensi yang telah yang aman dan sesuai.
diidentifikasi dalam c. Intervensi yang dilakukan di
rencana keperawatan dokumentasikan
Evaluasi a. Evaluasi bersifat sistemik dan terus menerus.
18
h. Tindakan keperawatan memerlukan pengkajian secara berkelanjutan.
19
7) Perawat sekolah melakukan kolaborasi dengan masyarakat dalam
menyusun sistem pelayanan dan berfungsi sebagai penghubung
antara sekolah dan masyarakat
8) Perawat sekolah membantu klien (dalam hal ini siswa, keluarga,
dan komunitas) untuk mencapai kesejahteraan yang optimal melalui
pendidikan kesehatan.
9) Perawat sekolah melakukan penelitian dan praktik inovatif dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan sekolah, dan
10) Perawat sekolah meningkatkan kualitas pelayanan dan peningkatan
profesional.
b. Lingkungan Kesehatan Kerja
Perawat mengembangkan program yang bertujuan untuk:
20
5) Perawat mengkoordinasikan pengkajian dan promosi kesehatan,
pencegahan penyakit, serta cedera.
6) Perawat bekerja sama dengan tim kesehatan kerja untuk
mengevaluasi lingkungan kerja dan penggunaan sumber daya yang
dibutuhkan, dan
7) Perawat mewujudkan dan mempromosikan hubungan kerja dengan
agensi komunitas terkait.
c. Lembaga Perawatan Kesehatan di Rumah
21
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PERSIAPAN
Persiapan pelaksanaan asuhan keperawatan dimulai dengan
pembuatan kuesioner. Kuesioner terdiri dari 119 Pertanyaan. Pertanyaan
pada kuesioner terdiri atas pertanyaan terkait data keluarga, data sosial
ekonomi, data gizi, data lingkunagn fisik terdiri dari perumahan atau
keadaan rumah, keamanan lingkungan, rekreasi, komunikasi dan
transportasi, pembuangan, sumber air, tempat pembuangan air,
pembuangan sampah dan limbah, PHBS, status kesehatan, kesehatan
lansia, kesehatan dewasa, kesehatan remaja, juga KIA (Kesehatan Ibu dan
Anak).
Selain persiapan kuesioner, persiapan yang dilakukan juga persiapan
alat-alat kesehatan (alat tensi darah & alat stetoskop). Sebelum pengkajian
dilakukan pengecekan alat apakah berfungsi dengan baik atau tidak atau
ada kerusakan atau tidak.
B. PENGKAJIAN
I. DATA KELUARGA
1. Jenis kelamin
22
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui
bahwa dari 60 KK terdiri dari 23 perempuan setara
dengan 38% dan 37 laki-laki setara dengan 62%.
2. Umur
23
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa
dari 60 KK terdiri dari 58 asli sunda atau setara dengan
58,97% dan asli jawa ada 2 atau setara dengan 2,3%.
5. Agama
6. Pendidikan terakhir
24
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari
60 KK Pendidikan terbanyak adalah SMA sebanyak 25 atau
setara dengan 42%.
7. Pekerjaan
8. Golongan darah
25
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa
dari 60 KK kebanyakan warga tidak tahu golongan
darahnya 56 orang atau setara dengan 94%.
9. Status Kesehatan
10. Imunisasi
26
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari 60
KK hampir semuanya tidak ada yang ingat status imunisasi
sebanyak 60 orang atau 100% .
III. GIZI
27
1. Frekuensi makan
28
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari 60
KK mengkonsumsi lauk pauk yang paling banyak adalah
kadang-kadang sebanyak 32 orang setara dengan 52%.
4. Konsumsi sayur-sayuran
5. Konsumsi buah-buahan
29
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari
60 KK di dapatkan hasil bahwa yang mengkonsumsi
buah-buahan kadang-kadang sebanyak 51 orang atau
setara dengan 85%.
30
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa
dari 60 KK di dapatkan hasil bahwa 60 orang atau
setara dengan 100% tidak memiliki pantangan makan
2. Jenis
31
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa
dari 60 KK di dapatkan hasil bahwa 56 orang memiliki
bangunan permanen setara dengan 93%.
3. Luas bangunan
4. Lantai
32
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa
dari 60 KK di dapatkan hasil bahwa 59 orang memiliki
lantai keramik atau setara dengan 98%.
5. Ventilasi
6. Pencahayaan
33
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa
dari 60 KK di dapatkan hasil bahwa 60 orang memiliki
pencahayaan baik atau setara dengan 100%.
7. Pemanfaatan pekarangan
B. Keamanan
1. Kegiatan ronda
34
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa
dari 60 KK di dapatkan hasil bahwa 37 orang atau
setara dengan 62% ada kegiatan meronda.
2. Kejahatan
C. Rekreasi
35
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa
dari 60 KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 43
orang atau setara dengan 72% memilih menonton tv
dirumah.
E. Pembuangan
36
1. Jenis jamban
2. Jarak Wc
3. Kondisi jamban
37
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari
60 KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 60 orang
memiliki jamban terawatt atau setara dengan 100%.
5. Kondisi tertutup
38
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari
60 KK di dapatkan hasil bahwa kondisi penampungan
air terbuka sebanyak 51 orang setara dengan 85%.
6. Pengurasan
39
7. Kondisi air
40
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa
dari 60 KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 32 orang
memilih tempat pembuangan sampah umum atau setara
dengan 53%.
G. PHBS
1. Memberantas jentik nyamuk
41
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari
60 KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 42 orang atau
setara dengan 70% meroko dalam rumah.
42
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa
dari 60 KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 35
orang memberikan asi pada anaknya secara esklusif
atau setara dengan 58%.
43
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari
60 KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 60 orang
memcuci tangan dengan sabun atau setara dengan 100%
44
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari
60 KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 32 orang atau
setara dengan 53% rajin melakukan aktivitas fisik.
45
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari
60 KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 50 orang tidak
memiliki hewan ternak atau setara dengan 83%.
V. Sarana Kesehatan
1. Letak sarana
46
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa
dari 60 KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 60 orang
atau setara dengan 100% memiliki sarana Kesehatan
terdekat yaitu puskesmas.
H. Masalah kesakitan
47
1. Menderita penyakit 2 bulan terakhir
2. Penyakit
48
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari 60
KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 60 atau setara dengan
100% berobat ke puskesmas bila sakit.
I. Kesehatan Dewasa
J. KB
49
Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa dari 60
KK di dapatkan hasil bahwa sebanyak 30 memilih KB alami
atau setara dengan 50%.
A. MASALAH KEPERAWATAN
1 Analisa Data
No Data Diagnosa
1. Berdasarkan hasil kuisioner yang Defisit kesehatan
disebarkan kepada 60 kepala keluarga pada komunitas
aspek mental/pikiran masyarakat sehingga (Hipertensi)
dapat menyebabkan tekanan darah naik
yang mengakibatkan hypertensi sebanyak
70%.
2. Berdasarkan hasil kuisioner yang disebarkan Gangguan pola
kepada 60 kepala keluarga tempat tinggal tidur bd pola
selama di posko 70% tinggal di tenda lingkungan yan
sedangkan 30% tinggal di gazebo tidak memadai
2 Diagnosa keperawatan
a) Defisit kesehatan komunitas b.d kurang terpapar informasi kesehatan
ditandai dengan angka kejadian hipertensi sebanyak 70%
b) Gangguan pola tidur bd pola lingkungan yang tidak memadai
50
B. MEMBUAT PERENCANAAN
51
- Ajarkan cara melaksanakan diet
rendah garam.
2. Gangguan pola Setelah dilakukan Observasi
tidur bd pola tindakan keperawatan Identifikasi pola aktivitas
lingkungan komunitas 1x14 hari dan tidur
yang tidak gangguan pola tidur Identifikasi faktor
memadai membaik dengan kriteria pengganggu tidur (fisik
hasil : dan/atau psikologis)
1. Lingkungan Terapeutik
membaiki Modifikasi lingkungan
2. Mengetahui (mis: pencahayaan,
penyebab tidak kebisingan, suhu, matras,
bisa tidur dan tempat tidur)
Edukasi
Jelaskan pentingnya tidur
cukup
Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur (mis:
psikologis, gaya hidup,
sering berubah shift
bekerja)
Diagnosa
No Implementasi Respon
Keperawatan
1 a. Defisit - Mengidentifikasi - Masyarakat memperhatikan
kesehatan kesiapan dan dengan seksama
komunitas b.d kemampuan menerima
ketidak tahuan
52
terhadap informasi
penyakit - Menyediakan materi dan - Materi tersedia berupa
ditandai dengan media pendidikan slideshow dan lembar balik
angka kejadian kesehatan terkait
hipertensi hipertensi
sebanyak 70% - Menjadwalkan - Pendidikan kesehatan
pendidikan kesehatan dilakukan pada tanggal 25
sesuai kesepakatan desember 2022 di posko
- Memberikan kesempatan bencana
untuk bertanya - Audien bertanya terkait
- Menjelaskan pengertian, pelaksanaan screening pada
tanda dan gejala hipertensi
hipertensi - Masyarakat mampu
- Menjelaskan faktor menjelaskan kembali
resiko penyakit pengertian, tanda dan gejala
hipertensi hipertensi
- Mengajarkan strategi - Masyarakat mampu
yang dapat digunakan menjelaskan kembali faktor
untuk meningkatkan resiko hipertensi
kesehatan terkait diet - Masyarakat mampu
pada penderita menjelaskan kembali diet pada
hipertensi. penderita hipertensi
- Menjelaskan pada pasien
dan keluarga makanan, - Masyarakat mampu
makanan yang harus menjelaskan kembali makanan
dihindari, kebutuhan yang harus di hindari penderita
jumlah kalori, jenis hipertensi.
makanan yang
dibutuhkan. Ajarkan cara
melaksanakan diet
rendah garam.
- termasuk hipertensi..
53
2 - Identifikasi pola aktivitas - Untuk mengetahui pola tidur
dan tidur - Mengetahui faktor apa saja
- Identifikasi faktor yang menyebabkan pola
pengganggu tidur (fisik tidur
dan/atau psikologis) - Supaya pola tidur dapat
- Modifikasi lingkungan meningkat supaya pola tidur
Gangguan pola (mis: pencahayaan, teratasi
tidur bd pola kebisingan, suhu, matras, - Supaya masyarakat tahu
lingkungan yang dan tempat tidur) pentingnya tidur yang cukup
tidak memadai - Jelaskan pentingnya - Untuk mengetahui faktor apa
tidur cukup saja yang mempengaruhi
- Ajarkan faktor-faktor gangguan pola tidur
yang berkontribusi
terhadap gangguan pola
tidur (mis: psikologis,
gaya hidup, sering
berubah shift bekerja)
D. EVALUASI
NO DIAGNOSA EVALUASI
1 Defisit kesehatan S : Masyarakat menyatakan paham
komunitas b.d kurang mengenai penyakit hipertensi
terpapar informasi
kesehatan ditandai dengan O :-Masyarakat dapat menjawab
angka kejadian hipertensi pertanyaan Hipertensi,
sebanyak 70% -Masyarakat mampu menjelaskan
kembali tentang dampak dari hipertensi.
-Sudah di bentuk kepengurusan posyandu
lansia.
54
P : Intervensi di hentikan
2 S: masyarakat menyatakan sulit tidur
karena kalau malam angin kencang dan
Gangguan pola tidur bd
kalau pakaian tidak tebal dingin
pola lingkungan yang
O: - masyarakat mampu menjawab faktor
tidak memadai
gangguan pola tidur
- Dari segi tempat tinggal kurang
memadai
55
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pengumpulan data pada proses pengkajian dilakukan langsung kepada
warga masyarakat yang ada di posko bencana yang berada di cijedil
kecamatan cugenang Kabupaten Cianjur, dengan :
1. Diprioritaskan berdasarkan kebutuhan dan kondisi klien dalam
komunitas
2. Sistematis dan terus-menerus
3. Menggunakan teknik pengkajian berupa wawancara dan observasi
langsung
4. Menggunakan instrumen berupa kuesioner yang mudah dipelajari
5. Melibatkan klien dan/atau orang yang dekat dengan klien
Hal ini sesuai dengan Standar Kinerja dan Standar Praktik Keperawatan
Komunitas menurut ANA (American Nurse Association) yang dikutip dari
Mubarak dan Chayatin (2009) yakni :
1. Prioritas pengumpulan data ditentukan oleh kebutuhan kondisi klien.
2. Data yang diperlukan dikumpulkan menggunakan teknik pengkajian
yang tepat.
3. Pengumpulan data melibatkan klien, orang yang dekat dengannya,
dan member pelayanan kesehatan lainnya bila memungkinkan
4. Proses pengumpulan data merupakan proses yang sistematis dan
terus menerus.
5. Data yang relevan dicap dalam format yang mudah dipelajari.
56
b. Diagnosis divalidasi pada klien, orang terdekatnya, dan pemberi
pelayanan kesehatan lain yakni kader dan puskesmas
c. Diagnosis didokumentasikan sebagai penentuan dari hasil yang
diharapkan dan rencana perawatan
2. Identifikasi hasil yang diharapkan dari klien
Proses identifikasi dilakukan melalui beberapa tahapan, dimana :
a. Hasil yang diharapkan diturunkan dari diagnosis yang ditetapkan.
b. Hasil yang diharapkan didokumentasikan sebagai tujuan yang
dapat diukur
c. Hasil yang diharapkan dirumuskan bersama klien dan pemberi
pelayanan kesehatan lain yakni relawan kesehatan di area posko
bencana alam MMD (Musyawarah Masyarakat Desa)
d. Hasil yang disusun bersifat realistis dalam kaitannya dengan
kemampuan klien yang ada dan berpotensi.
e. Hasil yang diharapkan bersifat rasional dalam arti dapat dicapai,
berkaitan dengan sumber yang dimiliki klien
f. Hasil yang diharapkan memuat batasan waktu untuk
mencapainya.
g. Hasil yang diharapkan menjadi arah untuk perawatan lanjut.
Hal ini sesuai dengan Standar Kinerja dan Standar Praktik
Keperawatan Komunitas menurut ANA (American Nurse
Association) yang dikutip dari Mubarak dan Chayatin (2009) yakni
menegakkan diagnosis dari data.
C. Perencanaan
Dalam mengembangkan rencana asuhan yang akan diberikan, rencana
perawatan disusun sesuai dengan kondisi dan kebutuhan klien dalam
komunitas serta menyusun intervensi untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan dimana :
a. Rencana disusun bersama klien dan pemberi pelayanan kesehatan
lain yakni petugas relawan kesehatan bersama tokoh masyarakat
melalui MMD (Musyawarah Masyarakat Desa).
57
b. Rencana mengacu pada praktek keperawatan terkini.
c. Rencana perawatan yang disusun didokumentasikan.
d. Rencana keperawatan memberi arah keperawatan lanjut.
Hal ini sesuai dengan Standar Kinerja dan Standar Praktik Keperawatan
Komunitas menurut ANA (American Nurse Association) yang dikutip dari
Mubarak dan Chayatin (2009) dimana :
a. Perencanaan menentukan tujuan,
b. Perencanaan diproritaskan pada pemberian keperawatan.
D. Implementasi
Implementasikan didasarkan pada intervensi yang telah diidentifikasi
dalam rencana keperawatan, yakni :
a. Intervensi yang diberikan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
b. Intervensi diimplementasikan dengan cara yang aman dan sesuai.
c. Intervensi yang dilakukan didokumentasikan.
Hal ini sesuai dengan Standar Kinerja dan Standar Praktik
Keperawatan Komunitas menurut ANA (American Nurse Association)
yang dikutip dari Mubarak dan Chayatin (2009) dimana
a. Pemberian tindakan keperawatan meliputi promosi, pencegahan,
mempertahankan, dan perbaikan
b. Tindakan keperawatan diberikan dalam upaya membantu klien
meningkatkan kesehatan.
E. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk menilai kemajuan terhadap hasil yang dicapai
dengan kriteria sebagai berikut :
a. Evaluasi bersifat sistemik dan tgerus menerus.
b. Respon klien terhadap intervensi didokumentasikan
c. Keefektifan intervensi dievaluasi berkaitan dengan hasil yang
diharapkan
d. Revisi diagnosis, hasil yang diharapkan, dan rencana asuhan
didokumentasikan.
58
e. Klien, orang terdekat, dan pemberi pelyanan kesehatan
lainnyadilibatkan dalam proses evaluasi bila memungkinkan.
Hal ini sesuai dengan Standar Kinerja dan Standar Praktik
Keperawatan Komunitas menurut ANA (American Nurse Association)
yang dikutip dari Mubarak dan Chayatin (2009) dimana Tindakan
keperawatan memerlukan pengkajian secara berkelanjutan.
F. Analisis SWOT
Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh tim terhadap kekuatan
(Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity) dan ancaman
(Threat) selama melaksanakan praktik komunitas di posko bencana di
kecamatan cugenang Kabupaten Cianjur, diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Strengths
Tim/SDM (mahasiswa) memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang cukup sehingga proses pelaksanaan dapat dijalani dan dilalui
dengan lancar
Karakteristik dan respon masyarakat yang ramah dan terbuka
Relawan kesehatan memiliki program yang baik dan aktif dalam
upaya peningkatan kesehatan masyarakat
2. Weaknesses
Jumlah SDM (mahasiswa) terlalu sedikit (5 orang) sehingga tidak
dapat menjangkau seluruh masyarakat yang ada di posko
Tingkat pendidikan warga yang tidak merata dan didominasi oleh
warga dengan pendidikan rendah
Kemampuan ekonomi warga yang didominasi oleh tingkat
ekonomi menengah dan tingkat ekonomi lemah
Dana operasional terbatas
3. Opportunities
Kondisi masyarakat yang berkembang yang terkenan musibah
inin cepat pulih kembali
Akses lokasi mudah dijangkau
59
Jarak dan Akses terhadap pelayanan kesehatan dekat dan mudah
dijangkau
4. Threats
Kurangnya kesadaran warga terhadap peningkatan penyakit
hipertensi, diantaranya ditunjukan oleh kondisi lingkungan yang
tidak sehat
60
BAB V
A. Kesimpulan
Masalah Kesehatan yang berhubungan dengan pengetahuan
masyarakat yang kurang dalam memelihara kesehatan terkait perilaku
hidup bersih dan sehat serta prevalensi penyakit hipertensi pada warga
masyarakat yang ada di posko bencana dilakukan tindakan di masyarakar
dengan dilakukan musyawarah mufakat dengan relawan dan tokoh
masyarakat terkait penanganan hipertensi yang sedang terjadi di posko
bencana kemudian rumuskan oleh relawan dan mahasiswa untuk
menangani masalah hipertensi yang sedang di alami oleh masyarakat.
Kemudian untuk permasalahan kekurangan pola tidur dilakukan tindakan
di masyarakat dengan dilakukan perbaikan tempat istirahat dari
masyarakai itu sendiri supaya layak untuk di hunu atau di tempati.
B. Saran
1. Bagi masyarakat untuk selalu terus meneruskan dan meningkatkan
perilaku hidup. Supaya selalu mengontrol tekanan darah tinngi padxa
petugas kesehatan yang ada(puskesmas)
2. Bagi relawan tetap momberikan informasi terbaru terkait masalah yang
ditemukan dimasyarakat dan mengevaluasi masalah yang diteruskan
baik
jangka pendiek, maupun jangka panjang
3. Bagi mahasiswa dan institusi pendidikan keprawatan dapat lebih
memantapkan penggunaan proses keperawatan dalam pemecahan
masalah keperawatan di komunitas
61
DAFTAR PUSTAKA
Bailon, S.G. dan Maglaya, A.S., (1973), Keluarga Health Nursing :The
Proses,Filipina : UP College Tentang Dilliman Keperawatan
Efendi, Feri. 2009 . Keperawatan kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik
dalam Keperawatan . Jakarta. Salemba Medika
Henny, Achjar Komang Ayu. 2011. Asuhan Keperawatan Komunitas :
Teori dan praktek. Jakarta : EGC
Spradley, B.M. (1985). Keperawatan Kesehatan Masyarakat : Konsep dan
Praktik.Boston : Kecil, Alisn dan Perusahaan
Nasrul Effendy. Dasar-Dasar kesehatan masyarakat. EGC
M.Stanhope.R.N.Knollmueller. Buku Saku Keperawatan Komunitas dan Ke
sehatan Rumah. EGC.
Mubarak. Wahit Iqbal. Pengantar Keperawatan Komunitas 1. Sagung
Seto.Jakarta 2005
62