Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

“KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS”


MATA KULIAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

Disusun oleh :
Kelompok 13

Dosen Pembimbing :
Ns. Andi Parellangi.,M.Kep.,M.H

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
TAHUN AJARAN 2022/2023
MAKALAH
“KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS”
MATA KULIAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

Disusun Oleh :
1. Echa Amelia P07220219086
2. Radinka Audrey Putri P07220219111
3. Sylva Nurannissa Afrianti P07220219120

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN + NERS TK.4


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dalam
waktu yang ditentukan. Makalah yang berjudul “Konsep Asuhan Keperawatan
Komunitas ” makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Komunitas. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada berbagai pihak yang ikut
membantu baik langsung maupun tidak langsung.
Setelah mempelajari makalah ini, diharapkan mahasiswa keperawatan dapat
memahaminya. Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Kami juga menyadari makalah ini terdapat kekurangan baik secara
materi maupun penyajian.

Samarinda, 17 Agustus 2022

Kelompok 13
DAFTAR ISI

COVER ...................................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................
1.4 Metode Penulisan...............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................
2.1 Pengertian .........................................................................................................
2.2 Jenis- Jenis........................................................................................................
2.3 Tentang Askep.................................................................................................
BAB III PENUTUP ...............................................................................................
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................
3.2 Saran................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang
sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu
lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang
sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama
(Riyadi, 2007). Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk
menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka
membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin.
Langkah – langkahnya dimulai dari
(1) pengkajian : pengumpulan data, analisis data dan penentuan masalah,
(2) diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan
dan evaluasi tindakan keperawatan.
Proses keperawatan pada komunitas mencakup individu, keluarga dan
kelompok khusus yang memerlukan pelayanan asuhan keperawatan. Dalam rangka
mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan perawatan
kesehatan masyarakat, dimana perawatan kesehatan masyarakat itu sendiri adalah
bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat dan
perawatan yang didukung peran serta masyarakat dan mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam
upaya kesehatan. Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan
dukungan masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan serta mendorong kemandirian
dalam memecahkan masalah kesehatan. Dalam praktek keperawatan komunitas
difokuskan kepada masalah keperawatan yang timbul pada masyarakat yang
dimungkinkan oleh karena masalah kesehatan secara umum. Dengan keterbatasan
waktu, sumber daya manusia dan jam praktek maka masalah dibatasi dalam lingkup
masalah keperawatan.
Dalam praktek keperawatan komunitas kali ini kelompok memfokuskan
masalah di bidang kesehatan. Selain itu, selama proses belajar praktek keperawatan
komunitas, mahasiswa mengidentifikasi populasi dengan risiko dan sumber yang
tersedia untuk bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan
mengevaluasi perubahan kemunitas dengan penerapan proses keperawatan komunitas
dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri dalam
upaya meningkatkan status kesehatannya.
Proses keperawatan komunitas juga memperhatikan adanya perbedaan budaya
di masing-masing daerah, karena hal itu Leininger (1978) mendefinisikan
transkultural di keperawatan sebagai: “ bidang kemanusiaan dan pengetahuan pada
studi formal dan praktik dalam keperawatan yang difokuskan pada perbedaan studi
budaya yang melihat adanya perbedaan dan kesamaan dalam perawatan, kesehatan,
dan pola penyakit didasari atas nilai-nilai budaya, kepercayaan dan praktik budaya
yang berbeda di dunia, dan menggunakan pengetahuan untuk memberikan pengaruh
budaya yang spesifik pada masyarakat.”
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pasien pada komunitas ?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum Mampu memahami dan menjelaskan asuhan keperawatan
komunitas.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memahami dan menjelaskan proses asuhan keperawatan komunitas
b. Mampu memahami dan menjelaskan program evaluasi keperawatan komunitas
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini sebagai
berikut:
Bab I : Pendahuluan,berisikan latar belakang, rumusan makalah, tujuan penulisan
makalah, dan sistematika penulisan .
Bab II : Pembahasan, berisikan pembahasan yang menjelaskan konsep keperawatan
dan asuhan keperawatan pada Keperawatan Komunitas
Bab III : Penutup, berisikan kesimpulan dan saran.
BAB II

PEMBAHASAN

A. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Proses Asuhan Keperawatan Komunitas
Dalam memberikan pelayanan keperawatan pada masyarakat, perawat
kesehatan komunitas juga menggunaan pendekatan proses keperawatan. Proses
keperawatan tersebut terdiri dari pengkajian, diagnosis, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi. Selama dalam proses keperawatan, terjadilah
interaksi antara klien dengan perawat yang diharapkan dapat terjadi dengan
baik, dinamis, dan selalu menggunakan komunikasi yang efektif (Ketut, 2016).
2. Pengkajian
Merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap
masyarakat untuk dikaji dan dianalisa sehingga masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga, atau kelompok yang
menyangkut permasalah pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun
spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap pengkajian ada lima kegiatan yaitu: a.
pengumpulan data, b. pengolahan data, c. analisis data, d. perumusan atau
penentuan masalah kesehatan masyarakat dan e. prioritas masalah (Deden,
2012).
Pengkajian asuhan keperawatan komunitas terdiri atas dua bagian utama yaitu
inti komunitas (core) dan delapan subsisteem yang melengkapinya inti
komunitas menjelaskan kondisi penduduk yang dijabarkan dalam demografi,
vital statistic, sejarah komunitas, nilai dan kenyakinan serta riwayat komunitas,
sedangkan delapan subsistem lainnya meliputi lingkungan fisik, pendidikan,
keamanan, dan transportasi politik di pemerintah pelayanan kesehatan dan
social, komunikasi, ekonomi (Komang, 2011).
a. Pengumpulan Data
Untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan pada
masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk
mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis,
sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang
memengaruhinya (Deden, 2012).
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi:
1) Data Inti
a) Riwayat atau sejarag perkembangan komunitas Uraikan mengenai
lokasi, luas wilayah, iklim, tipe komunitas, keadaan demografi,
struktur politik, distribusi kekuatan komunitas dan pola perubahan
komunitas (Deden, 2012).
b) Data Demografi Kaji jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis
kelamin, status perkawinan, ras/suku, Bahasa, tingkat pendapatan,
pendidikan, pekerjaan, agama, dan komposisi keluarga (Deden,
2012).
c) Vital Statistik Jabaran atau uraian data tentang : angka kematian
kasar atau CDR, penyebab kematian, angka pertambahan anggota,
angka kelahiran (Deden, 2012).
d) Status kesehatan komunitas Dapat dilihat dari : angka mortalitas,
morbiditas, IMR, MMR, Cakupan imunisasi, status kesehatan
kelompok berdasarkan kelompok umur : Bayi, Balita, Usia
Sekolah, Remaja, dan Lansia, kelompok khusus di masyarakat :
Ibu Hamil, Pekerja Industri, Kelompok Penyakit Kronis, Penyakit
Menular (Deden, 2012).

Adapun pengkajian selanjutnya dijabarkan sebagaimana dibawah


ini :
a) Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas.
b) Tanda – tanda vital : Tekanan Darah, Nadi, Respirasi Rate.
Suhu Tubuh.
c) Kejadian Penyakit (dalam satu tahun terakhir) :
(1) ISPA, Astma, TBC Paru
(2) Penyakit kulit
(3) Penyakit mata
(4) Penyakit rheumatic
(5) Penyakit jantung
(6) Penyakit gangguan jiwa
(7) Kelumpuhan
(8) Penyakit menahun lainnya
d) Riwayat penyakit keluarga
e) Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari
(1) Pola pemenuhan nutrisi
(2) Pola pemenuhan cairan elektrolit
(3) Pola istrahat tidur
(4) Pola eliminasi
(5) Pola aktivitas gerak
(6) Pola pemenuhan kebersihan diri
(7) Status psikososial
(a) Komunikasi dengan sumber – sumber kesehatan
(b) Hubungan dengan orang lain
(c) Peran di masyarakat
(d) Kesedihan yang dirasakan
(e) Stabilitas emosi
(f) Penelantaran anak atau lansia
(g) Perlakuan yang salah dalam kelompok (perilaku
tindakan kekerasan)
(8) Status pertumbuhan dan perkembangan
(a) Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
(b) Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan
kesehatan
(c) Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok,
minum kopi yang berlebihan, mengonsumsi alcohol,
penggunaan obat tanpa resep, penyalahgunaan obat
terlarang, pola konsumsi tinggi garam, lemak, dan
purin (Deden, 2012).

2) Data Lingkungan Fisik


a) Pemukiman
(1) Luas bangunan
(2) Bentuk bangunan : rumah, petak, asrama, pavilium
(3) Jenis bangunan : permanen, semi permanen, non permanen
(4) Atap rumah : genting, seng, welit, ijuk, kayu, asbes
(5) Dinding : tembok, kayu, bamboo, atau lainnya (sebutkan)
(6) Lantai : semen, tegel, keramik, tanah, kayu, atau lainnya
(sebutkan)
(7) Ventilasi : kurang atau lebih dari 15020% dari luas lantai
(8) Pencahayaan : kurang/baik
(9) Penerangan : kurang/baik
(10) Kebersihan : kurang/baik
(11) Pengaturan ruangan dan perabotan : kurang/baik
(12) Kelengkapan alat rumah tangga : kurang/baik
b) Sanitasi
(1) Penyediaan air bersih (MCK)
(2) Penyediaan air minum
(3) Pengelolaan jamban : bagaiman jenisnya, berapa jumlahnya dan
bagaimana jaraknya dengan sumber air bersih
(4) Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
(5) Pengelolaan sampah : apakah ada sarana untuk tempat
pembuangan sampah, bagaimana pengelolaannya: dibakar,
ditimbun, atau cara lainnya sebutkan.
(6) Polusi udara, air, tanah, atau suara/kebisingan
(7) Sumber polusi: pabrik, rumah tangga, industry lainnya sebutkan
c) Fasilitas
d) Batas – batas wilayah
e) Kondisi geografis
3) Pelayanan Kesehatan dan Sosial
a) Pelayanan kesehatan
(1) Lokasi sarana kesehatan
(2) Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan kader)
(3) Jumlah kunjungan
(4) System rujukan
b) Fasilitas sosial (pasar, took, swalayan)
(1) Lokasi
(2) Kepemilikan
(3) Kecukupan
4) Ekonomi
a) Jenis pekerjaan
b) Jumlah penghasilan rata – rata tiap bulan
c) Jumlah pengeluaran rata – rata tiap bulan
d) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lanjut usia
5) Keamanan dan Transportasi
a) Keamanan
(1) Sistem keamanan lingkungan
(2) Penanggulangan kebakaran
(3) Penanggulangan bencana
(4) Penanggulangan polusi, udara, air, dan tanah
b) Transportasi
(1) Kondisi jalan
(2) Jenis transportasi yang dimiliki
(3) Sarana transportasi yang ada
6) Politik dan Keamanan
a) System pengprganisasian
b) Struktur organisasi
c) Kelompok organisasi dalam komunitas
d) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
7) System Komunikasi
a) Sarana untuk komunikasi
b) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
c) Cara penyebaran informasi
8) Pendidikan
a) Tingkat pendidikan komunitas
b) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal atau non formal)
(1) Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas
(2) Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia
c) Jenis Bahasa yang digunakan
9) Rekreasi
a) Kebiasaan rekreasi
b) Fasilitas tempat rekreasi
Jenis Data
1) Data Subyektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan
oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas yang diungkap
secara langsung melalui lisan.
2) Data obyektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukur.
Tabel 1.1. Kisi – kisi instrument pengkajian komunitas (Komang,
2011).
Sub Item Sumber
No Variabel Strategi
Variabel Pertanyaan Data
1 Core Demografi Nama Data primer Kuesioner
Usia Jenis
kelamin
2 Lingkungan fisik
3 pendidikan
4 komunikasi
5 Layanan
kesehatan
6 Keamanan dan
transportasi
7 Ekonomi
8 Politik dan
pemerintahan
9 Rekreasi
Sumber Data
1) Data Primer Data yang dikumpulkan oleh penglaji dalam hal ini
mahasiswa atau tenaga kesehatan masyarakat dari individu,
keluarga, kelompok dan komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan
atau pengakajian (Deden, 2012). 2) Data Sekunder Data yang
diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya:
kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record
(Deden, 2012).
Cara Pengumpulan Data
1) Wawancara atau anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang
berbentuk tanya jawab antara perawat dengan klien atau keluarga
pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah
kesehatan pasien (Deden, 2012).
Sebelum terjun kemasyarakat instrument pengkajian sebaiknya
dikembangkan dan dipersiapkan terlebih dahulu. Instrumen yang
perlu dikembangkan untuk melakukan pengkajian terhadap
masyarakat antara lain kuesioner pendoman wawancara dan
pedoman observatif untuk mendapatkan hasil yang akurat dan agar
masyarakat membina rasa percaya (trust) dengan perawatan
diperlukan kontak yang lama dengan komunitas. Perawat juga
harus menyertakan lembar persetujuan (informed consent)
komunitas yang dibubuhi tanda tangan atau cap jempol setiap akan
melakukan tindakan yang membutuhkan persetujuan komunitas.
Informed consent juga mencantumkan jaminam kerahasiaan
terhadap isi persetujuan dan pendapat yang telah disampaikan.
Wawancara dilakukan kepada key informant atau tokoh yang
munguasai program (Komang, 2011).
2) Pengamatan
Dilakukan meliputi aspek fisik, psikologi, perilaku dan sikap dalam
rangka menegakkan diagnosis keperawatan (Deden, 2012).
3) Pemeriksaan fisik Dalam keperawatan komunitas dimana salah
satunya asuhan keperawatan yang diberikan adalah asuhan
keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik yang dilakukan
dalam upaya membantu menegakkan diagnose keperawatan dengan
cara :
I (Inspeksi) : Melakukan pengamatan pada bagian tubuh pasien
atau keluarga yang sakit
P (Palpasi) : Pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara
meraba pada bagian tubuh yang mengalami gangguan
A (Auskultasi) : Pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara
mendengarkan bunyi pada bagian tubuh tertentu
P (Perkusi) : Pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara
mengetuk jari telunjuk atau reflex hammer pada bagian tubuh
tertentu (Deden, 2012).
4) Windshield Survey
Windshield survey dilakukan dengan berjalan-jalan dilingkungan
komunitas untuk menemukan gambaran tentang kondisi dan situasi
yang terjadi dikomunitas lingkungan sekitar komunitas, kehidupan
komunitas dan karakteristik penduduk yang temui dijalan saat
survey dilakukan (Komang, 2011).
5) Observasi Partisipasi
Setiap kegiatan kehidupan di komunitas perlu diobservasi.
Tentukan berapa lama observasi akan dilakukan apa dimana waktu
dan tempat komunitas yang akan diobservasi. Kegiatan observasi
dapat dilakukan menggunakan format observasi yang sudah
disiapkan terlebih dahulu kemudian catat semua yang terjadi
dengan tambahan penggunaan kamera atau video. Informasi yang
penting diperoleh menyangkut aktivitas dan arti sikap atau
tampilan yang ditemukan dikomunitas. Observasi dilakukan
terhadap kepercayaan komunitas norma nilai kekuatan dan proses
pemecahan masaah dikomunitas (Komang, 2011).
6) Focus Group Discussion (FGD)
FGD merupakan diskusi kelompok terarah yang dilakukan untuk
mendapatkan informasi yang mendalam tentang perasaan dan
pikiran mengenai satu topic melalui proses diskusi kelompok
berdasarkan pengalaman subjektif kelompok sasaran terhadap satu
situasi/produk tertentu FGD bertujuan mengumpulkan data
mengenai persepsi terhadap sesuatu misalnya pelayanan dan tidak
mencari konsesus serta tidak mengambil keputusan mengenai
tindakan yang harus dilakukan peserta FGD terdiri atas 6-12orang
harus homogeny dikelompokkan berdasarkan kesaman jenis
kelamin, usia, latar belakang social ekonomi (pendidikan, suku,
status perkawinan, dsb) lama diskusi maksimal 2jam (Komang,
2011).
Sebelum membuat instrument pengkajian keperawatan komunitas
seperti kuisoner pedoman wawancara, pedoman observasi atau
windshield survey, kisi-kisi instrument pengkajian sebaiknya
dibuat terlebih dahulu agar data yang akan ditanyakan dan dikaji
kepada komunitas tidak tumpang tindih sehingga waktu yang
digunakan lebih efektif dan efisien (Komang, 2011).
b. Pengolahan Data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data
dengan cara sebagai berikut :
1) Klasifikasi data atau kategorisasi data
a) Karakter demografi
b) Karakter geografi
c) Karakter sosial ekonomi
d) Sumber dan pelayanan kesehatan
2) Perhitungan prosentase cakupan dengan menggunakan telly
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data
c. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimilikii sehingga
dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh
masyarakat. Tujuan analisa data:
1) Menetapkan kebutuhan komunitas
2) Menetapkan kekuatan
3) Mengidentifikasi pola respon komunitas
4) Mengidetifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan
Tabel 1.2. Format analisis data komunitas (Komang, 2011).
Data Diagnosis keperawatan komunitas
• Insiden TB dalam 6 bulan Tingginya angka TB di wilayah…
terakhir…….. yang berhubungan dengan tidak
• ….%proporsi penduduk adekuatnya penggunaan fasilitas
dengan kasus TB layanan kesehatan untuk

• Status imunisasi balita….. penanggulangan TB dan

• Ventilasi udara dalam keterbatasan kulitas sarana

rumah….% pelayanan TB.

• Riwayat/frekuensi batuk pada


seluruh anggota keluarga…%
• Riwayat batuk lama(lebih 3
bulan)…..%
• …%keluarga belum
memanfaatkan layanan
kesehatan.
• …%pengetahuan keluarga
tentang TB masih rendah.
• 91% remaja mengalami Risiko meningkatnya kejadian
keputihan. infertilisasi pada agregat remaja
• 40% remaja yang mengalami diwilayah…. Yang berhubungan
keputihan menderita gatal. dengan tingginya kejadian
• Upaya yang dilkaukanremaja gangguan organ reproduksi
dalam mengatasi keputihan remaja dan kurangnya kebiasaan
83% didiamkan saja. perawatan organ reproduksi

• 55% remaja memiliki remaja.

kemampuan tentang
kesehatan reproduksi yang
masih rendah.
• 40,8% remaja memiliki
pengetahuan terkait kebiasaan
hygiene personal kesehatan
reproduksi yang masih
rendah.

d. Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan


Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi masyarakat, sekaligus dirumuskan yang
selanjutnya dilakukan intervensi (Deden, 2012).
e. Prioritas Masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan perlu pertimbangan berbagai faktor sebagai kriteria,
diantaranya :
1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
3) Berat ringannya masalah
4) Kemungkinan masalsh untuk diatasi
5) Tersedianya sumber daya masyarakat
6) Aspek politik
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hirarki
kebutuhan menurut Abraham H. Maslow, yaitu :
1) Keadaan yang mengancam kehidupan
2) Keadaan yyang mengancam kesehatan
3) Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan (Deden, 2012).
Tabel 1.3. Contoh prioritas masalah keperawatan komunitas
RW…. Kelurahan….. (Komang, 2011).
Masalah keperawatan A B C D E F G H Total
Risiko meningkatnya kejadian 2 3 2 5 2 3 2 2 21
intertilitas pada agregat remaja.
Kurangnya kebiasaan hygiene 3 4 3 3 3 3 3 3 25
personal
Keterangan : Pembobotan :
A. Risiko Keparahan 1.Sangat Rendah
B. Minat Masyarakat 2.Rendah
C. Kemungkinan Diatasi 3.Cukup
D. Waktu 4.Tinggi
E. Dana 5.Sangat Tinggi
F. Fasilitas
G. Sumber Daya
H. Tempat
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang
aktual maupun potensial. Jadi, diagnosis keperawatan adalah sutau pernyataan
yang jelas, padat dan pasti tentang kasus dan masalah kesehatan pasien yang dapat
diatasii dengan tindakan keperawatan. Diagnos akeperawatan mengandung
komponen utama, yaitu :
a. (P) Problem (masalah) : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari
keadaan normal yang seharusnya terjadi.
b. (E) Etiologi (penyebab) : menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau
keperawatan yang dapat memberikan arah terhadapp intervensi keperawatan,
yang meliputi :
1) Perilaku individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat
2) Lingkungan fisik, biologis, psikologi dan sosial
3) Interaksi perilaku dan lingkungan
c. (S) Sign atau Siymptom (tanda atau gejala) : informasi yang diperlukan untuk
merumuskan diagnose, serangkaian petunjuk timbulnya masalah (Deden,
2012).
Menurut Komang (2011) Diagnosis keperawatan komunitas disusun
berdasarkan jenis diagnosis sebagai berikut :
1) Diagnosis sejahtera
Diagnosis sejahtera atau wellness digunakan bila komunitas
mempunyai potensi untuk ditingkatkan, belum ada data maladaptive.
Perumusan diagnosis keperawatan komunitas potensial, hanya terdiri
dari komponen problem(P) saja, tanpa kom[ponen etiologi (E).
Contoh diagnosis sejahtera atau wellness : Potensial
peningkatan tumbuh kembang balita di RT 05 RW 01 desa X
kecamatan A, ditandai dengan cakupan imunisasi 95% (kota 95%),80%
berat badan balita di atas garis merah KMS, 80% pendidikan ibu
adalah SMA, cakupan posyandu 95%.
2) Diagnosis risiko
digunakan bila belum terdapat paparan masalah kesehatan,
tetapi sudah ditemukan beberapa data maladaptive yang
memungkinkan timbulnya gangguan. Perumusan diagnosis
keperawatan komunitas risiko terdiri atas problem (P)., etiologi (E),
dan symptom/sign (S).
Contoh diagnosis resiko : Risiko terjadinya konflik psikologis
pada warga RT 05 RW 01 desa X kecamatan A yang berhubungan
dengan koping masyarakat yang tidak efektif ditandai dengan pernah
terjadi perkelahian antar RT, kegiatan gotong-royong dan silaturahmi
rutin RW jarang dilakukan, penyuluhan kesehatan terkait kesehatan
jiwa belum pernah dilakukan, masyarakat sering berkumpul dengan
melakukan kegiatan yang tidak positif, seperti berjudi.
3) Diagnosis actual/gangguan
Diagnosis gangguan ditegakkan bila sudah timbul gangguan
atau masalah kesehatan di komunitas, yang didukung oleh beberapa
data maladaptif. Perumusan diagnosis keperawatan komunitas actual
terdiri atas problem(P), etiologi (E), dan symptom/sign (S).
Contoh diagnosis actual : Gangguan atau masalah kesehatan
reproduksi pada agregat remaja yang berhubungan dengan kurangnya
kebiasaan hygiene personal, ditandai dengan 92% remaja megatakan
mengalami keputihan patologis, upaya yang dilakukan remaja dalam
mengatasi keputihan 80% didiamkan saja, 92% remaja mengatakan
belum pernah memperoleh informasi kesehatan reproduksi dari petugas
kesehatan. Tingginya kasus diare di wilayah RW 5 kelurahan X yang
berhubungan dengan tidak adekuatnya penggunaan fasilitas layanan
kesehatan untuk penanggulangan diare, keterbatasan, dan kualitas
sarana pelayanan diare.
Setelah data dianalisis dan masalah keperawatan komunitas
ditetapkan, prioritas masalah kesehatan komunitas yang ada perlu
ditetapkan bersama masyarakat melalui musyawarah masyarakat desa
(MMD) atau lokakarya mini masyarakat. Prioritas masalah dibuat
berdasarkan kategori dapat diatasi, kemudahan, dan kekhususan,
mengingat banyaknya masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Penentuan prioritas masalah keperawatan komunitas dapat dilakukan
melalui metode berikut.
1) Paper and pencil tool (Ervin, 2002 dalam Komang, 2011)
Contoh penentuan prioritas masalah keperawatan komunitas
menggunakan metode paper and pencil tool tertera dalam table
3.3)
2) Skoring diagnosis keperawatan komunitas (Depkes, 2003 dalam
Komang, 2011)
Contoh penentuan prioritas masalah keperawatan komunitas
menggunakan metode skoring diagnosis keperawatan komunitas
tertera dalam table 1
Tabel 1.4. Contoh prioritas masalah keperawatan komunitas
RW…. Kelurahan…. (Komang, 2011)
Kemungkinan Peningkatan
perubahan terhadap
Pentingnya masalah
positif jika kualitas hidup
untuk dipecahkan :
diatasi : 0 tidak bila diatasi : 0
Masalah 1 Rendah TOTAL
ada tidak ada
2 Sedang
1 rendah 1 rendah
3 tinggi
2 sedang 2 sedang
3 tinggi
Risiko 3 3 3 9
meningkatnya
kejadan
intertilitas
pada agregat
remaja.
Kurangnya 3 2 2 7
kebiasaan
hygiene
personal

Jadi menegakkan diagnose keperawatan minimal harus mengandung 2 komponen


yakni PES atau PE, disamping mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut :
a. Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah
b. Sumber dayya uang tersedia dari masyarakat
c. Partisipasi dan peran serta masyarakat

4. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Jadi
perencanaan keperawatan meliputi :
a. Perumusan tujuan Dalam merumuskan tujuan harus memenuhi kriteria sebagai
berikut :
1) Berfokus kepada masyarakat
2) Jelas dan singkat
3) Dapat diukur dan diobservasi
4) Realistic
5) Ada target waktu
6) Melibatkan peran serta masyarakat
Dalam mencapai tujuan dengan menggunakan formulasi kriteria yang mecakup:
T = S + P + K.1 + K.2 (S= Subyek, P=Predikat, K.1=Kondisi, K.2=Kriteria)
Selain itu dalam peumusna tujuan harus memenuhi kriteria :
1) Dibuat berdasarkan goal = sasaran dibagi hasil akhir yang diharapkan
2) Perilaku yang diharapkan berubah
Diagnosis
keperawatan TUM TUK
komunitas
Resiko Tidak terjadi gangguan 1. Pengetahuan remaja
meningkatnya infertilitas pada agregat terkait kesehatan
kejadian infertilitas remaja putri. reproduksi meningkat
pada agregat remaja dari ….. % menjadi
putri di wilayah….. ….. %
yang berhubungan 2. Menurunnya jumlah
dengan tingginya siswi yang mengalami
kejadian gangguan keputihan dari ….. %
organ reproduksi menjadi ….. %
remaja dan 3. Terjadi peningkatan
kurangnya kebiasaan perilaku remaja terkait
perawatan organ kebiasaan perawatan
reproduksi remaja. organ reproduksi
sehari-hari dari …..%
menjadi ….. %
4. Remaja sudah
memanfaatkan layanan
UKS untuk membantu
mengatasi masalah
remaja.
Tingginya angka TB Meningkatnya 1. Terjadi peninngkatan
di wilayah ….. yang kemandirian pengetahuan keluarga
berhubungan dengan masyarakat di ….. tentang penanganan
tidak adekuatnya dalam menolong TB dari …. % menjadi
penggunaan fasilitas dirinya sendiri agar …..%
layanan kesehatan terhindar dari 2. Terjadi peningkatan
untuk penyebaran TB. kualitas sarana
penanggulangan TB kesehatan untuk
3) H
dan keterbatasan penanggulangan TB
akualitas sarana 3. Penemuan kasus TB
r
pelayanan TB. secara mandiri oleh
u masyarakat
s

S
M
A
RT (S : Specific, M : Measurable (dapat diukur), A : Attainable (dapat
dicapai), R : Relevant/Realistic (sesuai), T : TimeBound (waktu tertentu), S :
Sustainable (berkelanjutan) (Deden, 2012).
Tabel 1.5. Tujuan asuhan keperawatan komunitas (Komang, 2011).

b. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan langkah-langkah dalam


perencanaan kesehatan masyarakat, adalah :
1) Identifikasi alternative tindakan keperwatan.
2) Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan
3) Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan melalui
kegiatan musyawarah masyarakat desa (MMD) atau lokarya mini.
4) Pertimbangan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
5) Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang
sangat dirasakan oleh masyarakat
6) Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
7) Tindakan harus bersifat realistic
8) Disusun secara berurutan
Rencana kegiatan asuhan keperawatan komunitas yang akan dilakukan dan
ditetapkan menggunakan matriks pada table 1.6. Rencana kegiatan yang akan
dilakukan bersama masyarakat dijabarkan secara operasional dalam planning of
action (POA) yang disusun dan disepakati bersama masyarakat saat MMD atau
lokakarya mini masyarakat. POA disusun dalam matriks pada table 1.7
Tabel 1.6. Rencana Kegiatan Asuhan Keperawatan Komunitas (Komang, 2011)
Diagnosis keperawatan TUM TUK Rencana Kegiatan Evaluasi
komunitas
Tabel 1.7. Planning Of Action (POA) (Komang, 2011)
Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Sumber Data Media PJ
Keperawatan
c. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan
Penentuan kriteria dalam perencanaan keperawatan komunitas adalah sebagai
berikut:
1) Menggunakan kata kerja yang tepat
2) Dapat dimodifikasi
3) Bersifat spesifik
a) Siapa yang melakukan?
b) Apa yang dilakukan?
c) Dimana dilakukan?
d) Kapan dilakukan?
e) Bagaimana melalukan?
f) Frekuensi melakukan?
Contoh Kasus :
Mahasiswa AKPER Sukoharjo melaksanakan praktek keperawatan
komunitas di desa kemasan Sukoharjo membuat jamban umum melalui swadaya
masyarakat secara gotong royong dalam waktu 1,5 bulan.
Dari contoh diatas, maka rencana tindakan yang akan dibuat, adalah :
a. Mahasiswa memberikan penyuluhan kesehatan masyarakat dengan topic :
“Pentingnya jamban bagi kesehatan masyarakat”, sebanyak 4 kali sesuai
dengan schedule kegiatan (setiap hari senin di balai desa)
b. Mahasiswa melakukan pendekatan terhadap tokoh-tokoh masyarakat baik
formal maupun informal untuk menggalang dukungan.
c. Mahasiswa melibatkan partisifasi dan peran serta masyarakat dalam
menggalang dana untuk pembuatan jamban umum melalui dana upaya
kesehatan masyarakat (DUKM) yang ada atau iuran desa.
d. Mahasiswa menetapkan waktu peresmian pembuatan jamban umum oleh
kepala desa atau masyarakat yang lain.
e. Melalui tokoh-tokoh masyarakat formal maupun masyarakat informal
menghimbau dan mengajak masyarakat secara gotong royong membangun
jamban umum.
f. Kerjama dengan instansi yang terkait untuk mendapatkan bantuan teknis
pembuatan jamban umum yang memenuhi syarat kesehatan (tenaga
sanitarian)
BAB 3
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Dalam keperawatan komunitas juga diperlukan pendekatan proses keperawatan
pada umumnya yang terdiri dari pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi,
implementasi, dan evaluasi. Perbedaan dari asuhan keperawatan umum dengan
komunitas yakni pada pengkajian. Dimana pada pengkajian komunitas juga perlu
dikaji status demografi, geografi, ekonomi, pendidikan pada komunitas tersebut. Pada
bagian analisa data, masalah dikumpulkan dan di kelompokkan ke dalam prioritas
masalah, sehingga masalah yang paling tinggi nilainya maka akan dijadikan prioritas
masalah. Di lanjutkan dengan intervensi yang disertai dengan Planning of Action
(POA), implementasi, dan evaluasi.

B. Saran
Dengan dibuatnya makalah Keperawatan Komunitas ini, diharapkan nantinya akan
memberikan manfaat bagi para pembaca terutama pemahaman yang berhubungan
dengan bagaimana melakukan sebuah proses Asuhan Keperawatan Komunitas
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, Komang Ayu. 2011. Asuahan Keperawatan Komunitas : teori dan praktik. Jakarta:
EGC.
Dermawan, Deden. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
Swarjana, I Ketut. 2016. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Yogyakarta: ANDI.

Anda mungkin juga menyukai