Anda di halaman 1dari 17

KEPERAWATAN KOMUNITAS

“Teori Model Community as Partner Dalam Keperawatan Komunitas”

OLEH:
KELOMPOK V
III B
Anisha Rahimi (183110202)
Heksa Nadianda Putri (183110215)
Innayah Nursafitri (183110217)
Nadila (183110223)
Nur Aini (183110225)
Rahayu Tri Utami (183110228)

DOSEN PEMBIMBING:
Tasman,S.Kp.M.Kep.Sp.Kom

DIII KEPERAWATAN PADANG


POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya, salawat beserta salam kita kirimkan kepada nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari alam kegelapan ke alam yang terang benderang dan berilmu
pengetahun seperti saat sekarang ini. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah Keperawatan Komunitas Poltekkes Kemenkes Padang.

Dalam penulisan makalah ini kami sebagai penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada dosen,
Bapak Tasman,S.Kp.M.Kep,SP.Kom yang telah memberikan tugas dan petunjuk sehingga dapat
menyelesaikan tugas ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Padang, 07 Agustus 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. Pendahuluan tentang Konsep Community as Partner......................................................................5
B. Pengkajian.....................................................................................................................................11
C. Diagnosa Keperawatan..................................................................................................................15
D. Perencanaan...................................................................................................................................15
E. Implementasi.................................................................................................................................15
BAB III......................................................................................................................................................16
PENUTUP.................................................................................................................................................16
A. Kesimpulan....................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

CAP menurut Hitchcock, Schubert dan Thomas, pada tahun 1999 adalah panduan proses
keperawatan mulai dari pengkajian sampai implementasi dalam keperawatan komunitas
yang terdiri dari tiga tingkatan pencegahan (primer, sekunder dan tersier) serta program
evaluasi.

Model CAP adalah gambaran tentang konsep CAP, Agregat individu atau klien dalam
model CAP menurut Stanhope dan Lancaster pada tahun 2004 meliputi intersistem
(kelompok yang karakteristiknya satu  atau lebih) dan ekstrasistem meliputi delapan
subsistem meliputi komunikasi, transportasi dan keselamatan, ekonomi, pendidikan,
politik dan pemerintahan, layanan kesehatan dan sosial, lingkungan fisik dan rekreasi.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Teori Model community as partner Dalam Keperawatan Komunitas

C. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami Teori Model community as partner Dalam
Keperawatan Komunitas
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendahuluan tentang Konsep Community as Partner


Teori Komunitas sebagai Mitra atau Community as Partner (CAP) merupakan teori
praktis yang dihasilkan dari turunan teori konseptual “System Theory” yang
dikemukakan oleh Betty Neuman pada tahun 1970. Teori sistem (System Theory)
merefleksikan karakter klien sebagai sebuah sistem yang terbuka. Konsep utama pada
teori sistem Neuman’s terdiri dari elemenstressor, mekanisme pertahanan, dan
homeostasis sebagai sebuah sistem yang dinamis. Jika elemen di dalam teori sistem
saling bereaksi maka akan mengakibatkan suatu kondisi seimbang/ equilibrium (sehat)
atau tidak seimbang/disequilibrium (sakit) pada klien. Model Community As Partner
(CAP) lebih berfokus pada perawatan kesehatan masyarakat adalah praktek, keilmuan,
dan metodenya melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi penuh dalam meningkatkan
kesehatannya. Pada pengkajian model ini mempunyai dua komponen utama yaitu core
dan subsistem.
 Variabel yang digunakan dari teori CAP dalam pengkajian adalah

1. Core yang terdiri dari demografi, sejarah, etnis, dan nilai & keyakinan;
2. Komunikasi (sumber informasi kesehatan),
3. Pelayanan Kesehatan yang berupa akses, PKPR, UKS, RS, Puskesmas, & Klinik
Swasta, dsb,
4. Rekreasi yang berupa tempat berkumpul, bentuk kegiatan, organisasi,
5. Ekonomi yakni sumber keuangan, penggunaan, remaja pekerja,
6. Pendidikan formal dan informal,
7. Politik dan pemerintahan yakni organisasi remaja, aturan, kebijakan pemerintah
setempat, dan
8. Persepsi kesehatan oleh remaja.

Diagnosa keperawatan dibuat setelah dilakukan pengkajian dan analisis data yang
mengancam masyarakat dan reaksi yang timbul pada masyarakat. Hasil analisis tersebut
kemudian disusun diagnosa keperawatan yang mengandung tiga komponen yaitu yang
pertama menggambarkan masalah kesehatan, respon, atau situasi yang terdapat di dalam
masyarakat. Yang kedua mengidentifikasi etiologi yang berkaitan dengan masalah, dan
yang ketiga ialah sign atau symptom yang merupakan karakteristik masalah (Anderson &
McFarlane, 2011).
Tahap ketiga dari proses keperawatan merupakan tindakan menetapkan rencana tindakan
untuk membantu masyarakat dalam upaya promotif, preventif, primer, sekunder, dan
tersier. Langkah pertama dalam tahap perencanaan adalah menetapkan tujuan dan sasaran
kegiatan untuk mengatasi masalah yang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosa
keperawatan. Dalam menentukan tahap berikutnya yaitu rencana pelaksanaan kegiatan
maka ada dua faktor yang mempengaruhi dan dipertimbangkan dalam menyusun rencana
tersebut yaitu sifat masalah dan sumber/potensi masyarakat seperti dana, sarana, tenaga
yang tersedia.
Strategi yang digunakan mencakup proses kelompok, pendidikan kesehatan dan kerjasama
serta mendemontrasikan keterlibatan dalam asuhan keperawatan untuk meningktakan
peran serta masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan yang dihadapi diperlukan
pengorganisasian komunitas yang dirancang untuk mengembangkan mayarakat
berdasarkan sumber daya dan sumber dana yang dimiliki serta mampu mengurangi
hambatan yang ada. Selain itu untuk menumbuhkan kondisi, kemajuan sosial dan ekonomi
masyarakat dengan partisipasi aktif masyarakat dan dengan penuh percaya diri dalam
memecahkan masalah-masalah kesehatan yang dihadapi.
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang
sifatnya adalah :
1) Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi, mempertahankan
kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan kesehatan;
2) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah terjadinya masalah
kesehatan reproduksi, dan
3) Sebagai advokat komunitas untuk sekaligus memfasilitasi kebutuhan komunitas remaja.
Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tiga tingkat
pencegahan yaitu:
1) Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada populasi sehat,
mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum serta perlindungan khusus terhadap
penyakit, contoh pendidikan kespro, simulasi dan bimbingan dalam kesehatan keluarga.
2) Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan
derajat kesehatan masyarakat dan ditemukan masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini
menekankan pada diagnosa dini dan tindakan untuk menghambat terjadinya penyakit,
Contoh : deteksi kecenderungan perilaku menyimpang, memotivasi keluarga untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan; dan
3) Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian individu pada tingkat
berfungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga, Contoh : Membantu remaja
yang bermasalah untuk melakukan pemeriksaan secara teratur ke UKS.
Evaluasi merupakan peralatan terhadap program yang telah dilaksanakan dibandingkan
dengan tujuan semula dan dijadikan dasar untuk memodifikasi rencana berikutnya.
Evaluasi yang dilakukan dengan menggunakan konsep evaluasi struktur, evaluasi proses
dan evaluasi hasil.
Sedangkan fokus dari evaluasi hasil sedangkan fokus dari evaluasi pelaksanaan asuhan
keperawatan komunitas adalah :
1) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target pelaksanaan;
2) Perkembangan atau kemajuan proses kesesuaian dengan perencanaan, peran staf atau
pelaksanaan, peran alat atau pelaksana tindakan, fasilitas dan jumlah peserta,
3) Efesiensi biaya yang dilihat dari upaya pencarian sumber dana dan penggunaaannya
serta keuntungan program,
4) Efektifitas kerja yang dilihat dari apakah tujuan tercatat dan apakah klien atau
masyarakat puas terhadap tindakan yang dilaksanakan, dan
5) Dampak yang dapat dilihat dati status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan
tindakan, apa perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun.
Sumber: Anderson McFarlan,:Community as Partner
1. Data inti

a) Demografi

Variabel yang dapat dikaji adalah jumlah balita baik laki-laki maupun perempuan. Data
diperoleh melalui. Puskesmas atau kelurahan berupa laporan tahunan atau rekapitulasi
jumlah kunjungan pasien yang berobat.

b) Statistik vital

Data statistik vital yang dapat dikaji adalah jumlah angka kesakitan dan angka kematian
balita. Angka kesakitan dan kematian tersebut diperoleh dari penelusuran data sekunder
baik dari Puskesmas atau Kelurahan.

c) Karakteristik penduduk

Variabel karakteristik penduduk meliputi :

a. Fisik : jenis keluhan yang dialami oleh warga terkait anaknya. Perawat
mengobservasi ketika ada program posyandu.
b. Psikologis : efek psikologis terhadap anak maupun orang tua yaitu berupa kesedihan
karena anaknya berisiko tidak bisa bermain dengan anak-anak sebaya lainnya dan
pertumbuhan anak pun akan terhambat atau sulit untuk berkembang.
c. Sosial : sikap masyarakat terhadap adanya kasus penyakit masih acuh dan tidak
memberikan tanggapan berupa bantuan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan,
namun orang tua membawa anak ke posyandu rutin untuk ditimbang.
d. Perilaku :  seperti pola makan yang kurang baik mungkin mempengaruhi penyebab
anak mengalami gizi kurang, diare dan penyakit lainnya, terlebih banyak orang tua
yang kurang mampu dalam hal ekonomi.

2. Sub sistem

a) Lingkungan fisik

Lingkungan fisik yang kurang bersih akan menambah dampak buruk terhadap penurunan
daya tahan tubuh sehingga rentan terkena penyakit, selain faktor untuk menjamin
mendapatkan makanan yang sehat akan sulit didapat, selain itu kerentanan terhadap vektor
penyakit menjadi salah satu tingginya risiko peningkatan kejadian sakit diwilayah tersebut.

b) Sistem kesehatan

Jarak antara desa dengan puskesmas tidak terlalu jauh yaitu hanya 1 km, desa tersebut
memiliki 1 posyandu dalam 1 RW dan aktif melaksanakan program kerja yang
dilaksanakan 1 bulan sekali, namun untuk ketersedian posbindu belum ada.

c) Ekonomi

Pekerjaan yang dominan diwilayah tersebut yaitu buruh, petani,dan lainnya yang
berpenghasilan bervariasi untuk setiap keluarga.

d) Keamanan dan transportasi

Wilayah tersebut memiliki mobil yang disediakan oleh pemberi bantuan untuk
dimaanfaatkan oleh masyarakat dalam hal memfasilitasi masyarakat untuk mempermudah
akses mendapatkan layanan kesehatan.
Variabel keamanan meliputi jenis dan tipe pelayanan keamanan yang ada, tingkat
kenyamanan dan keamanan penduduk serta jenis dan tipe gangguan keamanan yang ada.
e) Kebijakan dan pemerintahan

Jenis kebijakan yang sedang diberlakukan, kegiatan promosi kesehatan yang sudah
dilakukan, kebijakan terhadap kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, serta adanya
partisipasi masyarakat dalam

f) Komunikasi

Komunikasi meliputi jenis dan tipe komunikasi yang digunakan penduduk, khususnya
komunikasi formal dan informal yang digunakan dalam keluarga. Jenis bahasa yang
digunakan terutama dalam penyampaian informasi kesehatan gizi, daya dukung keluarga
terhadap balita yang sakit.

g) Pendidikan

Pendidikan sebagai sub sistem meliputi tingkat pengetahuan penduduk tentang pengertian
tentang penyakit balita yang dihadapi, bahaya dan dampaknya, cara mengatasi,
bagaimana cara perawatan ,serta cara mencegahnya. Mayoritas penduduk berpendidikan
rendah yaitu SD bahkan tidak sekolah.

h) Rekreasi

Yang perlu dikaji adalah jenis dan tipe sarana rekreasi yang ada, tingkat partisipasi atau
kemanfaatan dari sarana rekreasi serta jaminan keamanan dari sarana rekreasi yang ada.
3. Persepsi
Persepsi masyarakat dan keluarga terhadap suatu penyakit balita masih acuh, mungkin
dipengaruhi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat ataupun kurangnya pengetahuan
kesehatan mengenai suatu penyakit

Implementasi dari Model Teori Community as Partner terkait ElemenInti komunitas (core)
yaitu dengan mengidentifikasi kondisi komunitas sebagai baeikut:
a) Sejarah komunitas adalah data terkait pembentukan atau pengembangan keberadaan
komunitas yang berkaitan dengan kondisi masalah kesehatan yang terjadi di komunitas.
b) Demografi meliputi karakteristik komunitas yang tediri dari usia, jenis kelamin, agama,
status perkawinan, latar belakang pendidikan atau pekerjaan.
c) Statistik penting merupakan situasi kesehatan komunitas yang ditampilkan dalam
sebuah statistik kesehatan, seperti angka kelahiran, angka kesakitan, angka kematian,
angka penyakit terbanyak, angka status gizi masyarakat, angka indeks pembangungan
manusia, dan sebagainya.
d) Etnis dan budaya komunitas adalah kondisi kearifan local yang dimiliki komunitas
terkait suku/ ras atau adat istiadat /kebiasan yang berkaitan dengan kondisi kesehatan
komunitas.

B. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap
masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh
masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis dan sosial ekonomi maupun spiritual dapat ditentukan.
Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan untuk mengenal
komunitas.  Mengidentifikasi faktor positif dan negatif yang berbenturan dengan masalah
kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya yang dimiliki komunitas dengan tujuan
merancang strategi promosi kesehatan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima
kegiatan, yaitu :
a. pengumpulan data
Tujuan pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukam tindakan yang harus
diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis,
sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya.
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
1) data inti
a) riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
riwayat terbentuknya sebuah komunitas (lama/baru). tanyakan pada orang-orang
yang kompeten atau yang mengetahui sejarah area atau daerah itu.
b) data demografi
karakteristik orang-orang yang ada di area atau daerah tersebut, distribusi (jenis
kelamin, usia, status perkawinan, etnis), jumlah penduduk,
c) vital statistik
meliputi kelahiran, kematian, kesakitan dan penyebab utama kematian atau
kesakitan.
d) nilai dan kepercayaan
nilai yang dianut oleh masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan,
kepercayaan-kepercayaan yang diyakini yang berkaitan dengan kesehatan,
kegiatan keagamaan di masyarakat, kegiatan-kegiatan masyarakat yang
mencerminkan nilai-nilai kesehatan.
2) subsistem
a) lingkungan fisik
catat lingkungan tentang mutu air, flora, perumahan, ruang, area hijau,
binatang, orang-orang, bangunan buatan manusia, keindahan alam, air, dan
iklim.
b) pelayanan kesehatan dan sosial
catat apakah terdapat klinik, rumah sakit, profesi kesehatan yang praktek,
layanan kesehatan publik, pusat emergency, rumah perawatan atau panti
werda, fasilitas layanan sosial, layanan kesehatan mental, dukun
tradisional/pengobatan alternatif.
c) ekonomi
catat apakah perkembangan ekonomi di wilayah komunitas tersebut maju
dengan pesat, industri, toko, dan tempat-tempat untuk pekerjaan, adakah
pemberian bantuan sosial (makanan), seberapa besar tingkat pengangguran,
rata-rata pendapatan keluarga, karakteristik pekerjaan.
d) keamanan dan transportasi
apa jenis transportasi publik dan pribadi yang tersedia di wilayah komunitas,
catat bagaimana orang-orang bepergian, apakah terdapat trotoar atau jalur
sepeda, apakah ada transportasi yang memungkinkan untuk orang cacat. jenis
layanan perlindungan apa yang ada di komunitas (misalnya: pemadam
kebakaran, polisi, dan lain-lain), apakah mutu udara di monitor, apa saja jenis
kegiatan yang sering terjadi, apakah orang-orang merasa aman.
e) politik dan pemerintahan
catat apakah ada tanda aktivitas politik, apakah ada pengaruh partai yang
menonjol, bagaimana peraturan pemerintah terdapat komunitas (misalnya:
pemilihan kepala desa, walikota, dewan kota), apakah orang-orang terlibat
dalam pembuatan keputusan dalam unit pemerintahan lokal mereka.
f) komunikasi
catat apakah oaring-orang memiliki tv dan radio, apa saja sarana komunikasi
formal dan informal yang terdapat di wilayah komunitas, apakah terdapat
surat kabar yang terlihat di stan atau kios, apakah ada tempat yang biasanya
digunakan untuk berkumpul.
g) pendidikan
catat apa saja sekolah-sekolah dalam area beserta kondisi, pendidikan lokal,
reputasi, tingkat drop-out, aktifitas-aktifitas ekstrakurikuler, layanan
kesehatan sekolah, dan tingkat pendidikan masyarakat.
h) rekreasi
catat dimana anak-anak bermain, apa saja bentuk rekreasi utama, siapa yang
berpartisipasi, fasilitas untuk rekreasi dan kebiasaan masyarakat menggunakan
waktu senggang.
b. jenis data
jenis data secara umum dapat diperoleh dari
1. data subjektif: yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan
oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas, yang diungkapkan secara
langsung melalui lisan.
2. data objektif: data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran.
c. sumber data
1. data primer: data yang dikumpulakn oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau
perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas
berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
2. data sekunder : data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesejatan pasien atau medical record.
(wahit, 2005)
d. cara pengumpulan data
1. wawancara atatu anamnesa
2.  pengamatan
3. pemeriksaan fisik
e. pengolahan data
1. klasifikasi data atau kategorisasi data
2. perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan tally
3. tabulasi data
f. interpretasi data analisis data
Tujuan analisis data :
1. menetapkan kebutuhan komuniti;
2. menetapkan kekuatan;
3. mengidentifikasi pola respon komuniti;
4. mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.
g. penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
h. prioritas masalah
Prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu mempertimbangkan
berbagai faktor sebagai kriteria:
1. perhatian masyarakat;
2. prevalensi kejadian;
3. berat ringannya masalah;
4. kemungkinan masalah untuk diatasi;
5. tersedianya sumber daya masyarakat;
6. aspek politis.

C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang aktual
maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian,
sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. American
Nurses Of Association (ANA). Dengan demikian diagnosis keperawatan adalah suatu
pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan pasien yang
dapat diatasi dengan tindakan keperawatan.

D. Perencanaan
a. tahapan pengembangan masyarakat
persiapan, penentuan prioritas daerah, pengorganisasian, pembentukan pokjakes
(kelompok kerja kesehatan)
b. tahap diklat
c. tahap kepemimpinan
koordinasi intersektoral, akhir, supervisi atau kunjungan bertahap.

E. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan
yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori sistem merefleksikan karakter klien sebagai sebuah sistem yang terbuka. Konsep
utama pada teori sistem Neuman’s terdiri dari elemenstressor, mekanisme pertahanan,
dan homeostasis sebagai sebuah sistem yang dinamis. Jika elemen di dalam teori sistem
saling bereaksi maka akan mengakibatkan suatu kondisi seimbang/ equilibrium atau tidak
seimbang/disequilibrium pada klien. Model Community As Partner lebih berfokus pada
perawatan kesehatan masyarakat. Pelayanan Kesehatan yang berupa akses, PKPR, UKS,
RS, Puskesmas, & Klinik Swasta, Rekreasi yang berupa tempat berkumpul, bentuk
kegiatan, organisasi.

Diagnosis keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang aktual
maupun potensial. Perencanaan a.tahapan pengembangan masyarakat persiapan,
penentuan prioritas daerah, pengorganisasian, pembentukan pokjakes b.tahap diklat
c.tahap kepemimpinan koordinasi intersektoral, akhir, supervisi atau kunjungan bertahap.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrasyid. 2019. Sistem Keperawatan Komunitas 1. Universitas Esa Unggul

Anderson, E.T. & McFarlane, J., 2011, Community As Partner: Theory and Practice in Nursing.
Lippincott

Muflih. 2014. Karya Tulis Ilmiah “Brief-Plissit Intervention Model (bpim)Sebagai Bentuk
Keperawatan Kesehatan Komunitas Dalam Pembinaan Kesehatan Reproduksi di SMP A
Cimanggis Kota Depok”. Universitas Indonesia

Widagdo, Wahyu. 2016. Keperawatan Keluarga dan Komunitas. Pusdik SDM Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai