Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MANAJEMEN DATA

“Interpretasi Data Pertemuan 15”

Oleh :

Rahayu Tri Utami

183110228

2B

Dosen Pembimbing:

Herwati, SKM. M.Biomed

PRODI D-III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2020
A. Interpretasi / penyajian Chi-Square Pada Tabel Silang 2x2
Tabel…..
Distribusi Responden Menurut Jenis Pekerjaan
Dan Perilaku Menyusui
Jenis Menyusui P
OR
Tidak Total
pekerjaan Eksklusif (95% CI)
Eksklusif
n % n % n %
Bekerja 38 66,7 19 33,3 57 100 3,04 0,006
Tdk bekerja 25 39,7 38 60,3 63 100 1,44-6,41
Jumlah 63 52,5 57 47,5 120 100
Hasil analisis hubungan antara status pekerjaan dengan perilaku menyusui
eksklusif diperoleh bahwa ada sebanyak 19 (33,3%) ibu yang bekerja menyusui bayi
secara eksklusif. Sedangkan diantara ibu yang tidak bekerja, ada 38 (60,3%) yang
menyusui secara eksklusif. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,003 maka dapat
disimpulkan ada perbedaan proporsi kejadian menyusui eksklusif antara ibu tidak
bekerja dengan ibu yang bekerja (ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan
dengan perilaku menyusui). dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 3,04, artinya
ibu tidak bekerja mempunyai peluang 3,04 kali untuk menyusui eksklusif dibanding
ibu yang bekerja.

B. Interpretasi / penyajian Chi-Square Pada Table Silang ≥ 2x3


Tabel 1
Distribusi Responden Menurut Jenis Pendidikan
Dan Perilaku Menyusui
Menyusui OR P
Pendidi Total
Tidak Eksklusif Eksklusif (95% CI) Value
kan
n % n % n %
SD 27 84,4 5 15,6 32 100 1,0
SMP 16 80,0 4 20,0 20 100 1.35 (0,31-0,57) 0,000
SMA 9 24,3 28 75,7 37 100 16,8 (4,98-56,58) 0.000
PT 1 35,5 20 64,5 31 100 9,81 (2,94-32,75) 0.686
Jumlah 63 52,5 57 47,5 120 100
Hubungan antara Pendidikan dengan ASI Eksklusif terlihat bahwa semakin tinggi
tingkat pendidikan ibu akan semakin besar kemungkinan untuk menyusui secara
Eksklusif. Dari 32 ibu-ibu berpendidikan SD, sebanyak 5 orang (15,7%) menyusui
secara eksklusif. Dari 20 ibu-ibu berpendidikan SMP, sebanyak 4 orang (20,0%)
menyusui secara eksklusif. Dari 37 ibu-ibu berpendidikan SMA, sebanyak 28 orang
(75,7%) menyusui secara eksklusif dan dari 31 ibu-ibu berpendidikan PT, sebanyak
20 orang (64,5%) menyusui secara eksklusif.
Hasil uji statistik diperoleh niali p= 0,000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan
proporsi kejadian menyusui eksklusif antara pendidikan ibu PT, SMA, SMP, dengan
pendidikan ibu SD (ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan perilaku
menyusui).
Dari nilai OR dapat disimpulkan bahwa ibu yang berpendidikan PT mempunyai
kecendrungan untuk menyusui secara eksklusif sebesar 9,81 kali lebih besar
dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan SD (p-value= 0,000). sedangkan ibu
yang berpendidikan SMA mempunyai kecendrungan untuk menyusui secara eksklusif
sebesar 16,8 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan SD (p-
value= 0,000).

Tabel 2
Distribusi Responden Menurut Jenis Pekerjaan
Dan ASI 6 bulan
Kerja
ASI Tidak Total OR P
Bekerja
6 bulan Bekerja (95% CI) Value
n % n % n %
STS 8 57,1 6 42,9 14 100 1,0
TS 28 58,3 20 41,7 48 100 0,952 (0,286- 3,175) 0,937
KS 0 0 5 100 5 100 2,154E9(0,000-0) 0,999
S 18 41,9 25 58,1 43 100 1,852(0,547-6,270) 0,322
SS 3 30 7 70 10 100 3,111(0,559-17,330) 0,195
Jumlah 57 47,5 63 52,5 120 100
Hubungan antara Pekerjaan dengan ASI 6 bulan terlihat bahwa semakin tinggi
orang yang bekerja semakin besar kemungkinan sikap perilaku ibu terhadap
pemberian ASI 6 bulan. Dari 14 ibu-ibu berpendapat STS , sebanyak 8 orang (57,1%)
bekerja. Dari 48 ibu-ibu berpendapat TS, sebanyak 28 orang (58,3%) bekerja. Dari 5
ibu-ibu berpendapat KS , sebanyak 5 orang 100%) Tidak bekerja. Dari 43 ibu-ibu
berpendapat S , sebanyak 18 orang (41,9%) bekerja dan dari 10 ibu-ibu berpendapat
SS, sebanyak 3 orang (30%) bekerja.
Hasil uji statistik diperoleh niali p= 0,000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan
proporsi kejadian kerja antara sikap perilaku SS, S, KS, TS, dengan sikap perilaku ibu
STS (ada hubungan yang signifikan antara sikap perilaku dengan status kerja).
Dari nilai OR dapat disimpulkan bahwa ibu yang SS dengan status bekerja 3,111
kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang STS (p-value= 0,000). sedangkan ibu
yang S dengan status kerja 1,852 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang STS
(p-value= 0,000).

Tabel 3
Distribusi Responden Menurut Jenis Pekerjaan
Dan ASI 2 Tahun
Kerja
ASI Tidak Total OR P
Bekerja
2 Tahun Bekerja (95% CI) Value
n % n % n %
STS 14 43,8 18 56,2 32 100 1,0
TS 18 50 18 50,0 36 100 0,778(0,299-2,024) 0,607
KS 3 75 1 25 4 100 0,259(0,024-2,769) 0,264
S 22 47,8 24 52,2 46 100 0,848(0,343-2,101) 0,723
SS 0 0 2 100 2 100 1,256E9 0,999
Jumlah 57 47,5 63 52,5 120 100
Hubungan antara Pekerjaan dengan ASI 2 tahun terlihat bahwa semakin tinggi
orang yang bekerja semakin besar kemungkinan sikap perilaku ibu terhadap
pemberian ASI 2 tahun. Dari 32 ibu-ibu berpendapat STS , sebanyak 14 orang
(43,8%) bekerja. Dari 36 ibu-ibu berpendapat TS, sebanyak 18 orang (50%) bekerja.
Dari 4 ibu-ibu berpendapat KS , sebanyak 3 orang 75%) bekerja. Dari 46 ibu-ibu
berpendapat S , sebanyak 22 orang (47,8%) bekerja dan dari 2 ibu-ibu berpendapat
SS, sebanyak 2 orang (30%) tidak bekerja.
Hasil uji statistik diperoleh niali p= 0,000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan
proporsi kejadian kerja antara sikap perilaku SS, S, KS, TS, dengan sikap perilaku ibu
STS (ada hubungan yang signifikan antara sikap perilaku pemberian ASI 2 tahun
dengan status kerja).
Dari nilai OR dapat disimpulkan bahwa ibu yang SS dengan status bekerja
1,256E9 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang STS (p-value= 0,000).
sedangkan ibu yang S dengan status kerja 0,848 kali lebih besar dibandingkan dengan
ibu yang STS (p-value= 0,000).
Tabel 4
Distribusi Responden Menurut Jenis Pekerjaan
Dan Pemberian Kolostrum
Kerja
Kolostr Tidak Total OR P
Bekerja
um Bekerja (95% CI) Value
n % n % n %
STS 9 50 9 50 18 100 1,0
TS 25 52,1 23 47,9 48 100 0.920(0,311-2,719) 0,880
KS 7 41,2 10 58,8 17 100 1,429(0,375-5,437) 0,601
S 3 23,1 10 76,9 13 100 3,333(0,682-16,295) 0,137
SS 13 54,2 11 45,8 24 100 0,846(0,249-2,878) 0,789
Jumlah 57 47,5 63 52,5 120 100

Hubungan antara Pekerjaan dengan pemberian Kolostrum terlihat bahwa semakin


tinggi orang yang bekerja semakin besar kemungkinan sikap perilaku ibu terhadap
pemberian Kolostrum. Dari 18 ibu-ibu berpendapat STS , sebanyak 9 orang (50,0%)
bekerja. Dari 48 ibu-ibu berpendapat TS, sebanyak 25 orang (52,1%) bekerja. Dari 17
ibu-ibu berpendapat KS , sebanyak 7 orang (41,2%) bekerja. Dari 13 ibu-ibu
berpendapat S , sebanyak 3 orang (23,1%) bekerja dan dari 24 ibu-ibu berpendapat
SS, sebanyak 13 orang (54,2%) bekerja.
Hasil uji statistik diperoleh niali p= 0,000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan
proporsi kejadian kerja antara sikap perilaku SS, S, KS, TS, dengan sikap perilaku ibu
STS (ada hubungan yang signifikan antara sikap perilaku dengan status kerja).
Dari nilai OR dapat disimpulkan bahwa ibu yang SS dengan status bekerja 0,846
kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang STS (p-value= 0,000). sedangkan ibu
yang S dengan status kerja 3,333 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang STS
(p-value= 0,000).

Tabel 4
Distribusi Responden Menurut Jenis Pekerjaan
Dan Segera Pemberian ASI
Kerja
Tidak Total OR P
Segera Bekerja
Bekerja (95% CI) Value
n % n % n %
STS 23 59,0 16 41 33 100 1,0
TS 10 55,6 8 44,4 18 100 1,150(0,372-3,551) 0,808
KS 6 26,1 17 73,9 23 100 4,073(1,318-12,588) 0,015
S 18 45,0 22 55,0 40 100 1,757(0,720-4,286) 0,215
SS 0 0 0 0 0 0
Jumlah 57 47,5 63 52,5 120 100

Hubungan antara Pekerjaan dengan Segera Pemberian ASI terlihat bahwa


semakin tinggi orang yang bekerja semakin besar kemungkinan sikap perilaku ibu
terhadap Segera Pemberian ASI. Dari 33 ibu-ibu berpendapat STS , sebanyak 23
orang (59,0%) bekerja. Dari 18 ibu-ibu berpendapat TS, sebanyak 10 orang (55,6%)
bekerja. Dari 23 ibu-ibu berpendapat KS , sebanyak 6 orang (26,1%) bekerja. Dari 40
ibu-ibu berpendapat S , sebanyak 18 orang (45,0%) bekerja dan tidak ada ibu-ibu
yang bersikap SS terhadap segera pemberian ASI.
Hasil uji statistik diperoleh niali p= 0,000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan
proporsi kejadian kerja antara sikap perilaku SS, S, KS, TS, dengan sikap perilaku ibu
STS (ada hubungan yang signifikan antara sikap perilaku dengan status kerja).
Dari nilai OR dapat disimpulkan bahwa ibu yang S dengan status bekerja 1,757
kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang STS (p-value= 0,000). sedangkan ibu
yang KS dengan status kerja 4,073 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang
STS (p-value= 0,000).

Anda mungkin juga menyukai