Oleh:
183110228
3B
Dosen Pembimbing:
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TUJUAN:
3 10 menit Penutup
Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
1. Lembar balik
Setting tempat
Keterangan:
: Pemateri
: Peserta penyuluhan
ST ELEVASI MIOKARD INFARK (STEMI)
I. Pendahuluan
Penyakit infark miokard merupakan gangguan aliran darah ke jantung yang menyebabkan
sel otot jantung mati. Aliran darah di pembuluh darah terhenti setelah terjadi sumbatan
koroner akut, kecuali sejumlah kecil aliran kolateral dari pembuluh darah di sekitarnya.
Daerah otot di sekitarnya yang sama sekali tidak mendapat aliran darah atau alirannya
sangat sedikit sehingga tidak dapat mempertahankan fungsi otot jantung, dikatakan
mengalami infark.
Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (ST Elevation Myocardial Infarct)
merupakan bagian dari spektrum sindrom koroner akut (SKA) yang terdiri atas angina
pektoris tak stabil, IMA tanpa elevasi ST, dan IMA dengan elevasi ST. Infark miokard akut
dengan elevasi ST (STEMI) terjadi jika aliran darah koroner menurun secara mendadak
akibat oklusi trombus pada plak aterosklerotik yang sudah ada sebelumnya. Trombus arteri
koroner terjadi secara cepat pada lokasi injuri vaskuler, dimana injuri ini dicetuskan oleh
faktor-faktor seperti merokok, hipertensi, dan akumulasi lipid (Sudoyo, 2010). Tahun
2013, ± 478.000 pasien di Indonesia didiagnosa Penyakit Jantung Koroner. Saat ini,
prevalensi STEMI meningkat dari 25% ke 40% dari presentasi Infark Miokard (Depkes,
2013).
Diagnosis IMA dengan elevasi segmen ST ditegakkan berdasarkan anamnesis nyeri dada
yang khas dan gambaran EKG adanya elevasi ST >2 mm, minimal pada 2 sandapan
prekordial yang berdampingan atau >1 mm pada 2 sandapan ekstremitas. Pemeriksaan
enzim jantung terutama troponin T yang meningkat akan memperkuat. Kombinasi nyeri
dada substernal >30 menit dan banyak keringat merupakan kecurigaan kuat adanya STEMI
(Sudoyo, 2010).
Lokasi infark miokard akut dapat diketahui berdasarkan kerusakan pada lokasi gambaran
EKG seperti yan tertera pada table berikut:
Table 1. lokasi infark miokard berdasarkan perubahan gambaran EKG menurut Rokhaeni
(2003)
No Lokasi Gambaran EKG
1 Anterior Elevasi segmen ST dan / atau gelombang Q di V1-V4/V5
2 Anteroseptal Elevasi segmen ST dan / atau gelombang Q di V1-V3
3 Anterolateral Elevasi segmen ST dan / atau gelombang Q di V1-V6 dan I
dan aVL
4 Lateral Elevasi segmen ST dan / atau gelombang Q di V5-V6 dan
inversi gelombang T/ elevasi ST/ gelombang Q di I dan
aVI
5 Inferolateral Elevasi segmen ST dan / atau gelombang Q di II, III, aVF,
dan V5-V6 (kadang-kadang I dan aVL)
6 Inferior Elevasi segmen ST dan / atau gelombang Q di II, III dan
aVF
7 Inferoseptal Elevasi segmen ST dan / atau gelombang Q di II, III, aVF,
V1-V3
8 True posterior Gelombang R tinggi di V1- V2 dengan segmen ST depresi
di VI-V3. Gelombang T tegak di V1-V2
9 RV infraction Elevasi segmen ST di precordial lead (V3R-V4R).
Biasanya ditemukan konjungsi pada infark inferior.
Keadaan ini hanya tampak dalam beberapa jam pertama
infark
D. Cara pencegahan
1. Atur pola makan
2. Hindari makanan tinggi karbohidrat dan lemak
3. Hindari makanan yang mengandung banyak garam
4. Hindari merokok dan asap rokok
5. Hindari konsumsi alkohol
6. Olahraga yang benar
7. Menjaga berat badan ideal
E. Komplikasi Stemi
1. Gagal jantung
2. Syok kardiogenik
3. Aritmia
4. Bradikardi sinus
5. Irama nodal
6. Asistolik
7. Takikardi sinus
8. Kontraksi atrium premature
9. Rupture miokardial
10. Bekuan darah
DAFTAR PUSTAKA
Rokhaeni, H. 2003. Buku Ajar Keperawatan kardiovaskular edisi pertama Jakarta: Bidang Diklat
Pusat Kesehatan jantung dan Pembuluh Darah Nasional harapan kita.
Kasron. 2012. Kelainan dan Penyakit Jantung Pencegaham serta Pengobatannya. Yogyakarta:
Nuhamedika.
Brunner & Suddarth. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta:
EGC
Sintia, Enika. 2019. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan STEMI di ruang CVCU Rumah
Sakit RSUP Dr. M. Djamil Padang. Poltekkes Kemenkes RI Padang