Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ST ELEVASI MIOKARD INFARK (STEMI)

Disampaikan Pada Penyuluhan Kesehatan

Di Ruang Rawat Inap Jantung

RSUP Dr. M. Djamil Padang

Oleh:

Rahayu Tri Utami

183110228

3B

Dosen Pembimbing:

Ns. Yosi Suryarinilsih, M. Kep, Sp. Kep MB

PRODI DIII KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Pendidikan Kesehatan ST Elevasi Miokard Infark (STEMI)

Waktu pertemuan : 35 menit

Tanggal : 5 November 2020

Tempat : Ruang Rawat Inap Jantung, RSUP Dr. M. Djamil Padang

Sasaran : Pasien dan Keluarganya

Metode : Ceramah dan tanya jawab

Presentator : Rahayu Tri Utami

TUJUAN:

1. Tujuan Instruksional Umum


Agar pasien dan seluruh anggota keluarga dapat memahami konsep materi tentang STEMI
tersebut termasuk cara penatalaksanaan dan pencegahan dari STEMI.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penjelasan mengenai Pendidikan Kesehatan tentang STEMI peserta
dapat:
a. Menyebutkan pengertian dari STEMI
b. Menyebutkan factor penyebab STEMI
c. Menyebutkan penatalaksanaan dari STEMI
d. Menyebutkan cara pencegahan dari STEMI
e. Menyebutkan komplikasi dari STEMI

SUB POKOK BAHASAN

1. Pengertian ST Elevasi Miokard Infark (STEMI)


2. Factor penyebab ST Elevasi Miokard Infark (STEMI)
3. Penatalaksanaan ST Elevasi Miokard Infark (STEMI)
4. Cara pencegahan ST Elevasi Miokard Infark (STEMI)
5. Komplikasi ST Elevasi Miokard Infark (STEMI)
KEGIATAN PENYULUHAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Peserta


1 5 menit Pembukaan

1. Mengucapkan salam 1. Menjawab


2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Apersepsi 3. Mengemukakan pendapat
4. Menjelaskan tujuan penyuluhan 4. Mendengarkan dan
memperhatikan

2 20 menit Kegiatan inti

1. Menjelaskan pengertian STEMI 1. Memperhatikan

2. Menjelaskan Faktor penyebab 2. Memperhatikan


STEMI

3. Menjelaskan penatalaksanaan 3. Memperhatikan


STEMI
4. Menjelaskan Cara Pencegahan 4. Memperhatikan
STEMI
5. Menjelaskan Komplikasi 5. Memperhatikan
6. Memberikan kesempatan peserta 6. Mengajukan pertanyaan
untuk bertanya
7. Memberikan kesempatan peserta 7. Mengemukakan pendapat
untuk menjawab
8. Memberikan reinforcement positif 8. Mendengarkan

3 10 menit Penutup

1. Bersama peserta menyimpulkan apa 1. Bersama-sama menyilkan


yang telah disampaikan
2. Evaluasi tentang materi yang telah 2. Menjawab pertanyaan
disampaikan
3. Melakukan terminasi 3. Memperhatikan dan
mendengarkan
4. Memberikan salam untuk menutup 4. Menjawab salam
pertemuan

Metode

1. Ceramah
2. Tanya jawab

Media/ alat bantu

1. Lembar balik

Setting tempat

Keterangan:

: Pemateri

: Peserta penyuluhan
ST ELEVASI MIOKARD INFARK (STEMI)

I. Pendahuluan
Penyakit infark miokard merupakan gangguan aliran darah ke jantung yang menyebabkan
sel otot jantung mati. Aliran darah di pembuluh darah terhenti setelah terjadi sumbatan
koroner akut, kecuali sejumlah kecil aliran kolateral dari pembuluh darah di sekitarnya.
Daerah otot di sekitarnya yang sama sekali tidak mendapat aliran darah atau alirannya
sangat sedikit sehingga tidak dapat mempertahankan fungsi otot jantung, dikatakan
mengalami infark.
Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (ST Elevation Myocardial Infarct)
merupakan bagian dari spektrum sindrom koroner akut (SKA) yang terdiri atas angina
pektoris tak stabil, IMA tanpa elevasi ST, dan IMA dengan elevasi ST. Infark miokard akut
dengan elevasi ST (STEMI) terjadi jika aliran darah koroner menurun secara mendadak
akibat oklusi trombus pada plak aterosklerotik yang sudah ada sebelumnya. Trombus arteri
koroner terjadi secara cepat pada lokasi injuri vaskuler, dimana injuri ini dicetuskan oleh
faktor-faktor seperti merokok, hipertensi, dan akumulasi lipid (Sudoyo, 2010). Tahun
2013, ± 478.000 pasien di Indonesia didiagnosa Penyakit Jantung Koroner. Saat ini,
prevalensi STEMI meningkat dari 25% ke 40% dari presentasi Infark Miokard (Depkes,
2013).
Diagnosis IMA dengan elevasi segmen ST ditegakkan berdasarkan anamnesis nyeri dada
yang khas dan gambaran EKG adanya elevasi ST >2 mm, minimal pada 2 sandapan
prekordial yang berdampingan atau >1 mm pada 2 sandapan ekstremitas. Pemeriksaan
enzim jantung terutama troponin T yang meningkat akan memperkuat. Kombinasi nyeri
dada substernal >30 menit dan banyak keringat merupakan kecurigaan kuat adanya STEMI
(Sudoyo, 2010).

II. Konsep STEMI


A. Pengertian ST Elevasi Miokard Infark (STEMI)
Infark Miokard Akut dengan Elevasi Segment ST (STEMI) merupakan oklusi total dari
arteri koroner yang menyebabkan area infark yang lebih luas meliputi seluruh ketebalan
miokardium,yang ditandai dengan adanya elevasi segment ST pada EKG (Arif Muttaqin,
2012). STEMI atau Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST adalah indikator
kejadian oklusi total pembuluh darah arteri koroner. STEMI ditandai dengan elevasi
segmen ST di 2 sadapan yang bersebelahan dan meningkatnya enzim jantung seperti
troponim I/T dan CKMB (Irmalita, 2015).
Infark Miokard Akut dengan Elevasi Segment ST (STEMI) merupakan suatu keadaan
infark atau nekrosis otot jantung karena kurangnya suplai oksigen pada miokard
(ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen dengan suplai oksigen (Udjianti, 2011).
STEMI umumnya terjadi jika aliran darah koroner menurun secara medadak setelah oklusi
trombus pada plak asterosklerotik yang sudah ada sebelumnya. Ini disebabkan karena injuri
yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti merokok, hipertensi dan akumulasi lipid
(Kasron, 2012).

Lokasi infark miokard akut dapat diketahui berdasarkan kerusakan pada lokasi gambaran
EKG seperti yan tertera pada table berikut:

Table 1. lokasi infark miokard berdasarkan perubahan gambaran EKG menurut Rokhaeni
(2003)
No Lokasi Gambaran EKG
1 Anterior Elevasi segmen ST dan / atau gelombang Q di V1-V4/V5
2 Anteroseptal Elevasi segmen ST dan / atau gelombang Q di V1-V3
3 Anterolateral Elevasi segmen ST dan / atau gelombang Q di V1-V6 dan I
dan aVL
4 Lateral Elevasi segmen ST dan / atau gelombang Q di V5-V6 dan
inversi gelombang T/ elevasi ST/ gelombang Q di I dan
aVI
5 Inferolateral Elevasi segmen ST dan / atau gelombang Q di II, III, aVF,
dan V5-V6 (kadang-kadang I dan aVL)
6 Inferior Elevasi segmen ST dan / atau gelombang Q di II, III dan
aVF
7 Inferoseptal Elevasi segmen ST dan / atau gelombang Q di II, III, aVF,
V1-V3
8 True posterior Gelombang R tinggi di V1- V2 dengan segmen ST depresi
di VI-V3. Gelombang T tegak di V1-V2
9 RV infraction Elevasi segmen ST di precordial lead (V3R-V4R).
Biasanya ditemukan konjungsi pada infark inferior.
Keadaan ini hanya tampak dalam beberapa jam pertama
infark

B. Factor penyebab STEMI


Secara garis besar terdapat dua jenis faktor yang menyebabkan seseorang mengalami infark
yaitu faktor yang bisa dimodifikasi atau dirubah dan faktor yang tidak bisa dimodifikasi
atau tidak bisa dirubah.
1. Faktor yang bisa dimodifikasi
a. Merokok
Merokok dapat menyebabkan atherosclerosis, peningkatan trombogenesis dan
vasokontriksi, pemicu aritmia,meningkatkan kebutuhan oksigen dan penurunan
kapasitas pengangkuttan oksigen jantung yang membuat jantung berkerja keras dan
memudahkan jantung untuk terjadinya infark.
b. Konsumsi alkohol
Alkohol dapat meningkatkan trombolisis, mengurangi adhesi platelet, dan
meningkatkan kadar HDL dalam sirkulasi namun asumsi masih controversial.
c. Hipertensi sistemik
Dapat memicu hipertropi ventrikel kiri sebagai kompensasi dari meningkatnya after
load yang pada akirnya meningkatkan kebutuhan oksigen jantung.
d. Obesitas
Jika seseorang dengan berat badan yang berlebih (obesitas) akan mudah mengalami
peningkatan darah dan peningkatan kolesterol dalam darah yang semua itu bisa
menyebabkan penyakit jantung.
e. Penyakit diabetes
Dikarenakan adanya abnormalitas metabolisme lipid, obesitas, hipertensi sistemik,
peningkatan trombogenesis (peningkatan tingkat adhesi platelet dan peningkatan
trombogenesis)`
f. Kurang olahraga
Akhtivitas aerobic yang teratur akan menurunkan resiko terkena penyakit jantung
pembuluh jantung, yaitu sebesar 20-40%.

2. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi


a. Usia
Semakin tua umur seseorang elastisitas pembuluh darah nya berkurang, resiko
meningkat pada pria diatas 45 tahun dan wanita diatas 55 tahun (umumnya setelah
menopouse)
b. Jenis kelamin
Morbiditas akibat penyakit jantung koroner pada laki-laki dua kali lebih besar
dibandingkan pada perempuan. Hal ini disebabkan oleh faktor ekstrogen dan
endogen yang bersifat protektif pada perempuan.
c. Riwayat keluarga
Riwayat anggota keluarga sedarah yang mengalami PJK sebelum usia 70 tahun
merupakan faktor resiko independent untuk terjadinya PJK.
d. Tipe kepribadian
Tipe kepribadian A yang memiliki sifat agresif, kompretitif, kasar,sinis,ambisius,
dan gampang marah sangat rentan untuk terkena PJK. Terdapat hubungan antar
stress dengan abnormalitas metabolisme lipid.
C. Penatalaksanaan
Tindakan yang harus dilakukan oleh anggota keluarga pasien adalah:
1. Pengenalan gejala oleh pasien dan segera mencari pertolongan medis
2. Segera memanggil tim medis emergensi yang dapat melakukan Tindakan resusitasi
3. Transportasi pasien ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas ICCU/ ICU serta staf
media dokter dan perawat yang terlatih.

D. Cara pencegahan
1. Atur pola makan
2. Hindari makanan tinggi karbohidrat dan lemak
3. Hindari makanan yang mengandung banyak garam
4. Hindari merokok dan asap rokok
5. Hindari konsumsi alkohol
6. Olahraga yang benar
7. Menjaga berat badan ideal

E. Komplikasi Stemi
1. Gagal jantung
2. Syok kardiogenik
3. Aritmia
4. Bradikardi sinus
5. Irama nodal
6. Asistolik
7. Takikardi sinus
8. Kontraksi atrium premature
9. Rupture miokardial
10. Bekuan darah
DAFTAR PUSTAKA

Rokhaeni, H. 2003. Buku Ajar Keperawatan kardiovaskular edisi pertama Jakarta: Bidang Diklat
Pusat Kesehatan jantung dan Pembuluh Darah Nasional harapan kita.

Kasron. 2012. Kelainan dan Penyakit Jantung Pencegaham serta Pengobatannya. Yogyakarta:
Nuhamedika.

Brunner & Suddarth. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta:
EGC

Sintia, Enika. 2019. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan STEMI di ruang CVCU Rumah
Sakit RSUP Dr. M. Djamil Padang. Poltekkes Kemenkes RI Padang

Anda mungkin juga menyukai