Oleh:
Tingkat:
3B
Dosen Pembimbing:
Ns. Lola Felnanda Amri, S.Kep, M.Kep
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah “Keperawatan Gerontik”. Kemudian shalawat beserta salam tidak
lupa kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan
pedoman hidup yakni Al- Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik di
program studi Keperawatan Politeknik Kesehatan Padang. Selanjutnya penyusun
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Ns. Lola Felnanda Amri,
S.Kep, M.Kep selaku dosen program studi Keperawatan mata kuliah Keperawatan
Gerontik dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan
selama penyusunan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa banyak terdapat
kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................ 2
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan Keperawatan pada lansia dimaksudkan untuk memberikan bantuan,
bimbingan, pengawasan, perlindungan, dan pertolongan kepada lanjut usia secara
individu maupun kelompok, seperti dirumah atau lingkungan keluarga, panti
wreda maupun puskesmas dan di rumah sakit yang diberikan oleh perawat.
Pendekatan yang digunakan adalah proses keperawatan yang meliputi pengkajian
(assessment), merumuskan diagnosis keperawatan (nursing diagnosis),
merencanakan tindakan keperawatan (nursing intervention), melaksanakan
tindakan keperawatan (implementation) dan melakukan penilaian atau evaluasi
(evaluation)
Menjalankan peran, tugas dan tanggung jawab, membuat diagnosis dalam suatu
proses keperawatan merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak bisa dipisahkan
satu dengan yang lainnya. Pemahaman proses keperawatan adalah suatu metode
yang tersusun sistematis dan terorganisasi dalam pemberian asuhan keperawatan
dengan fokus pada reaksi dan respon unik individu pada suatu kelompok atau
perorangan terhadap gangguan kesehatan yang mereka alami, baik aktual maupun
potensial.
Pengkajian keperawatan pada lansia adalah suatu tindakan peninjauan situasi
lansia untuk memperoleh data dengan maksud menegaskan situasi penyakit,
diagnosis masalah, penetapan kekuatan dan kebutuhan promosi kesehatan lansia.
Data yang dikumpulkan mencakup data subyektif dan data obyektif meliputi data
bio, psiko, sosial, dan spiritual, data yang berhubungan dengan masalah lansia
serta data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi atau yang berhubungan
dengan masalah kesehatan lansia seperti data tentang keluarga dan lingkungan
yang ada.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Pengkajian pada Lansia
2. Apa saja Data perubahan fisik, Psikologis dan Psikososial
3. Bagaimana Konsep Diagnosa Keperawatan pada lansia
4. Bagaimana Skoring Masalah Keperawatan Lansia
5. Apa saja Prioritas Masalah Keperawatan
6. Bagaimana Intervensi Keperawatan pada lansia
7. Bagaimana Implementasi Keperawatan Pada Lansia
8. Bagaimana Evaluasi Keperawatan Pada Lansia
9. Bagaimana Dokumentasi Keperawatan Lansia
1
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Konsep Pengkajian Pada Lansia
2. Untuk Mengetahui Data perubahan fisik, Psikologis dan Psikososial
3. Untuk Mengetahui Diagnosa Keperawatan pada lansia
4. Untuk Mengetahui Skoring Masalah Keperawatan Lansia
5. Untuk Mengetahui Prioritas Masalah Keperawatan
6. Untuk Mengetahui Intervensi Keperawatan Pada Lansia
7. Untuk Mengetahui Implementasi Keperawatan Pada Lansia
8. Untuk Mengetahui Evaluasi Keperawatan Pada Lansia
9. Untuk Mengetahui Dokumentasi Keperawatan Lansia
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Pengkajian Pada Lansia
Pengkajian keperawatan pada lansia adalah suatu tindakan peninjauan situasi
lansia untuk memperoleh data dengan maksud menegaskan situasi penyakit,
diagnosis masalah, penetapan kekuatan dan kebutuhan promosi kesehatan lansia.
Data yang dikumpulkan mencakup data subyektif dan data obyektif meliputi data
bio, psiko, sosial, dan spiritual, data yang berhubungan dengan masalah lansia
serta data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi atau yang berhubungan
dengan masalah kesehatan lansia seperti data tentang keluarga dan lingkungan
yang ada.
3
Pemeriksanaan dilakukan dengan cara inspeksi, palpilasi, perkusi, dan
auskultasi untuk mengetahui perubahan sistem tubuh.
1) Pengkajian sistem persyarafan: kesimetrisan raut wajah, tingkat kesadaran
adanya perubahan-perubahan dari otak, kebanyakan mempunyai daya
ingatan menurun atau melemah,
2) Mata: pergerakan mata, kejelasan melihat, dan ada tidaknya katarak. Pupil:
kesamaan, dilatasi, ketajaman penglihatan menurun karena proses
pemenuaan,
3) Ketajaman pendengaran: apakah menggunakan alat bantu dengar, tinnitus,
serumen telinga bagian luar, kalau ada serumen jangan di bersihkan,
apakah ada rasa sakit atau nyeri ditelinga.
4) Sistem kardiovaskuler: sirkulasi perifer (warna, kehangatan), auskultasi
denyut nadi apical, periksa adanya pembengkakan vena jugularis, apakah
ada keluhan pusing, edema.
5) Sistem gastrointestinal: status gizi (pemasukan diet, anoreksia, mual,
muntah, kesulitan mengunyah dan menelan), keadaan gigi, rahang dan
rongga mulut, auskultasi bising usus, palpasi apakah perut kembung ada
pelebaran kolon, apakah ada konstipasi (sembelit), diare, dan inkontinensia
alvi.
6) Sistem genitourinarius: warna dan bau urine, distensi kandung kemih,
inkontinensia (tidak dapat menahan buang air kecil), frekuensi, tekanan,
desakan, pemasukan dan pengeluaran cairan. Rasa sakit saat buang air
kecil, kurang minat untuk melaksanakan hubungan seks, adanya kecacatan
sosial yang mengarah ke aktivitas seksual.
7) Sistem kulit/integumen: kulit (temperatur, tingkat kelembaban), keutuhan
luka, luka terbuka, robekan, perubahan pigmen, adanya jaringan parut,
keadaan kuku, keadaan rambut, apakah ada gangguan-gangguan umum.
8) Sistem muskuloskeletal: kaku sendi, pengecilan otot, mengecilnya tendon,
gerakan sendi yang tidak adekuat, bergerak dengan atau tanpa
bantuan/peralatan, keterbatasan gerak, kekuatan otot, kemampuan
melangkah atau berjalan, kelumpuhan dan bungkuk.
4
f. Apakah lansia sering mengalami kegagalan,
g. Apakah harapan pada saat ini dan akan datang,
h. Perlu di kaji juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat, proses pikir, alam
perasaan, orientasi, dan kemampuan dalam menyelesaikan masalah.
5
a. Ditinjau dari Aspek fisik atau aspek biologis
Ada beberapa diagnosis keperawatan yang menyangkut aspek fisik atau
aspek biologis pada lanjut usia. Diagnosis tersebut antara lain:
1) Ketidakseimbangannutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi
makanan karena factor biologi
2) Gangguan pola tidur berhubungan dengan insomnia dalam waktu
lama, terbangun lebih awal atau terlambat bangun, penurunan
kemampuan fungsi yang ditandai dengan penuaan perubahan pola
tidur dan cemas
3) Inkontinensia urin fungsional berhubungan dengan keterbatasan
neuromuscular yang ditandai dengan waktu yang diperlukan ketoilet
melebihi waktu untuk menahan pengosongan bladder dan tidak
mampu mengontrol pengosongan
4) Gangguan proses berpikir berhubungan dengan kemunduran dan
kerusakan memori sekunder
5) Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur tubuh /
fungsi yang ditandai dengan perubahan dalam mencapai kepuasan
seksual
6) Kelemahan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan
musculoskeletal dan neuromuscular yang ditandai dengan perubahan
gaya berjalan, gerak lambat, gerak menyebabkan tremor, dan usaha
yang kuat untuk perubahan gerak
7) Kelelahan berhubungan dengan kondisi fisik kurang, yang ditandai
dengan peningkatan kebutuhan istirahat, Lelah, dan penampilan
menurun
8) Kerusakan memori berhubungan dengan ganggan neurologis, yang
ditandai dengan tidak mampu mengingat informasi factual, tidak
mampu mengingat kejadian yang baru saja terjadi atau masa lampau,
lupa dalam melaporkan atau menunjukkan pengalaman dan tidak
mampu belajar atu menyimpan keterampilan atau informasi baru
6
3) Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan
peran, perubahan citra tubuh dan fungsi seksual.
4) Cemas berhubungan dengan perubahan dalam status peran,
lingkungan, status ekonomi, yang ditandai dengan ekspresi yang
mendalam dalam perubahan hidup, mudah tersinggung, dan gangguan
tidur
5) Risiko kesendirian
Contoh :
1) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh,
2) Gangguan pola nafas,
3) Gangguan pola tidur,
4) Disfungsi proses keluarga,
5) Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga.
7
Adalah Clinical judgement yang menggambarkan motivasi dan keinginan
untuk meningkatkan kesejahteraan dan untuk mengaktualisasikan potensi
kesehatan pada individu, keluarga, kelompok atau komunitas. Respon dinyatakan
dengan kesiapan meningkatkan perilaku kesehatan yang spesifik dan dapat
digunakan pada seluruh status kesehatan. Setiap label diagnosis promosi kesehatan
diawali dengan frase: “Kesiapan meningkatkan”…… (NANDA, 2014).
Contoh :
1) Kesiapan meningkatkan nutrisi,
2) Kesiapan meningkatkan komunikasi,
3) Kesiapan untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan,
4) Kesiapan meningkatkan pengetahuan,
5) Kesiapan meningkatkan religiusitas.
8
b) Katagori risiko, contoh : Risiko terjadinya disfungsi keluarga Bp. S
keluarga Bp. S, Risiko penurunan koping keluarga Bp. D
c) Promosi kesehatan, contoh : Kesiapan meningkatkan komunikasi
keluarga Bp. S, Kesiapan meningkatkan pembuatan keputusan keluarga
Bp. A
3) Diagnosis Keperawatan gerontik untuk lansia dalam kelompok
a) Katagori aktual
Gangguan aktivitas fisik pada kelompok lansia di Panti Werdha
b) Katagori risiko
Risiko trauma fisik pada lansia pada kelompok lansia di RT 2
Skor Kriteria
A Kemandirian dalam hal makan, minum, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian dan
mandi
B Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari fungsi tersebut
C Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu fungsi
tambahan
D Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian dan satu
fungsi tambahan
G Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu fungsi
tambahan
Lain-lain Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai
C, D, E atau F
Tabel 1 Index Katz di atas untuk mencocokkan kondisi lansia dengan skor yang
diperoleh.
9
2. Pengkajian Status Kognitif
a. SPMSQ (Short Portable Mental Status Questionaire) adalah penilaian
fungsi intelektual lansia.
TOTAL NILAI
b. MMSE (Mini Mental State Exam): menguji aspek kognitif dari fungsi
mental, orientasi, registrasi, perhatian dan kalkulasi, mengingat kembali
dan Bahasa
Tabel 3. Penilaian MMSE
Orientasi
10
5
Registrasi
Mengingat
Bahasa
3
0
11
Prioritas tinggi mencerminkan situasi yang mengancam kehidupan (nyawa
seseorang) sehingga perlu dilakukan terlebih dahulu seperti masalah bersihan
jalan napas (jalan napas yang tidak effektif).
b. Prioritas sedang:
Prioritas ini menggambarkan situasi yang tidak gawat dan tidak
mengancam hidup klien seperti masalah higiene perseorangan.
c. Prioritas rendah:
Prioritas ini menggambarkan situasi yang tidak berhubungan langsung
dengan prognosis dari suatu penyakit yang secara spesifik, seperti masalah
keuangan atau lainnya.
12
aman dalam memenuhi tujuan, menulis intruksi keperawatan serta kemampuan
dalam melaksanakan kerja sama dengan perangkat kesehatan lain.
Rencana tindakan
Setelah menetapkan tujuan, kegiatan berikutnya adalah menyusun rencana
tindakan.
Berikut ini dijelaskan rencana tindakan beberapa masalah keperawatan yang
lazim terjadi pada lansia.
a. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
13
Penyebab gangguan nutrisi pada lansia adalah penurunan alat penciuman dan
pengecapan, pengunyahan kurang sempurna, gigi tidak lengkap, rasa penuh pada
perut dan susah buang air besar, otot-otot lambung dan usus melemah.
Rencana makanan untuk lansia :
1) Berikan makanan sesuai dengan kalori yang dibutuhkan,
2) Banyak minum dan kurangi makanan yang terlalu asin,
3) Berikan makanan yang mengandung serat,
4) Batasi pemberian makanan yang tinggi kalori,
5) Batasi minum kopi dan teh.
14
15) Jika pindah dari ruangan terang ke gelap ajarkan lansia untuk memejamkan
mata sesaat.
15
2) Dorong lansia untuk mengembangkan hubungan,
3) Dorong lansia berhubungan dengan seseorang yang memiliki tujuan dan
ketertarikan yang sama,
4) Dukung lansia untuk menggunakan mekanisme pertahanan yang sesuai,
5) Kenalkan lansia kepada seseorang yang mempunyai latar belakang
pengalaman yang sama.
g. Masalah cemas
1) Rencana tindakan yang dilakukan adalah
2) Bantu lansia mengidentifikasi situasi yang mempercepat terjadinya
cemas,
3) Dampingi lansia untuk meningkatkan kenyamanan diri dan mengurangi
ketakutan,
4) Identifikasi kondisi yang menyebabkan perubahan tingkat cemas,
5) Latih klien untuk teknik relaksasi.
16
Penilaian keperawatan adalah mengukur keberhasilan dari rencana, dan
pelaksanaan tindakan keperawatan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan lansia.
17
Keterampilan standar dokumentasi merupakan ketrampilan untuk dapat
memenuhi dan melaksanakan standar dokumentasi yang telah ditetapkan dengan
tepat. Keterampilan tersebut antara lain keterampilan dalam memenuhi standar
dokumentasi pengkajian, diagnosis, rencana, pelaksanaan, dan evaluasi
keperawatan.
a. Dokumentasi pengkajian
Dokumentasi pengkajian merupakan catatan tentang hasil pengkajian yang
dilaksanakan untuk mengumpulkan informasi dari klien, membuat data dasar
tentang klien dan membuat catatan tentang respon kesehatan klien.
Jenis dokumentasi pengkajian :
1) Pengkajian awal dilakukan ketika pasien masuk ke rumah sakit.
2) Pengkajian kontinue (Ongoing Assesment)
Pengkajian kontinue merupakan pengembangan data dasar. Informasi
yang diperoleh dari pasien selama pengkajian awal dan informasi
tambahan (berupa tes diagnostic dan sumber lain) diperlukan untuk
menegakan diagnosis.
3) Pengkajian ulang
Data pengkajian ulang merupakan pengkajian yang didapat dari informasi
selama evaluasi.
b. Dokumentasi diagnosis keperawatan
Dalam melakukan pencatatan diagnosis keperawatan digunakan pedoman
yaitu :
1) Gunakan format PES untuk semua masalah aktual dan PE untuk masalah
risiko.
2) Catat diagnosis keperawatan risiko dan risiko tinggi ke dalam masalah atau
format diagnosis keperawatan.
3) Gunakan istilah diagnosis keperawatan yang dibuat dari sumber- sumber
diagnosis keperawatan.
4) Gunakan diagnosis keperawatan sebagai pedoman untuk pengkajian,
perencanaan, intervensi, dan evaluasi.
c. Dokumentasi rencana keperawatan
Dokumentasi rencana keperawatan merupakan catatan keperawatan tentang
penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan. Secara
umum pedoman untuk rencana keperawatan yang efektif adalah sebagai
berikut :
1) Sebelum menulis, cek sumber informasi data.
2) Buat rencana keperawatan yang mudah dimengerti.
3) Tulisan harus jelas, spesifik, dapat diukur, dan kriteria hasil sesuai dengan
identifikasi masalah.
18
4) Memulai instruksikan perawatan harus menggunakan kata kerja seperti
catat, informasikan dan lain- lain.
5) Gunakan pena tinta dalam menulis untuk mencegah penghapusan tulisan
atau tidak jelasnya tulisan.
d. Dokumentasi implementasi
Dokumentasi intervensi merupakan catatan tentang tindakan yang diberikan
oleh perawat. Dokumentasi intervensi mencatat pelaksanaan rencana
perawatan, pemenuhan kriteria hasil dari tindakan keperawatan mandiri dan
tindakan kolaboratif. Beberapa pedoman yang dipakai dalam pencatatan
intervensi keperawatan adalah:
1) Gunakan deskripsi tindakan untuk menentukan apa yang telah dikerjakan.
2) Berikan keamanan, kenyamanan, dan perhatikan faktor lingkungan pasien
dalam memberikan intervensi keperawatan.
3) Catat waktu dan orang yang bertanggung jawab dalam memberikan
intervensi.
4) Catat prosedur yang tepat.
e. Dokumentasi evaluasi
Dokumentasi evaluasi merupakan catatan tentang indikasi kemajuan pasien
terhadap tujuan yang dicapai. Evaluasi bertujuan untuk menilai keefektifan
perawatan dan untuk mengkomunikasikan status pasien dari hasil tindakan
keperawatan.
1) Pendokumentasian dengan menggunakan DAR
Semua masalah klien diidentifikasi dalam catatan keperawatan dan terlihat
pada rencana keperawatan. Kolom fokus dapat berisi:
D : (data)masalah klien
A : (action)tindakan
R : respon klien
Merupakan sistem dokumentasi dengan konstruksi data tindakan dan
evaluasi dimana setiap diagnosis keperawatan diidentifikasi dalam catatan
perawatan, terkait pada rencana keperawatan atau setiap daftar masalah
dari setiap catatan perawat dengan suatu diagnosis keperawatan.
2) Pendokumentasian dengan menggunakan SOAP :
S : Subjektif adalah informasi yang didapat dipasien.
O : Objektif adalah informasi yang didapat dari pengamatan.
A : Assement adalah analisa masalah klien.
P : Planning of action adalah rencana tindakan.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengkajian keperawatan pada lansia adalah suatu tindakan peninjauan situasi
lansia untuk memperoleh data dengan maksud menegaskan situasi penyakit,
diagnosis masalah, penetapan kekuatan dan kebutuhan promosi kesehatan lansia.
Data yang dikumpulkan mencakup data subyektif dan data obyektif meliputi data
bio, psiko, sosial, dan spiritual, data yang berhubungan dengan masalah lansia
serta data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi atau yang berhubungan
dengan masalah kesehatan lansia seperti data tentang keluarga dan lingkungan
yang ada.
Diagnosis Keperawatan merupakan kesimpulan yang ditarik dari data yang
dikumpukan tentang lansia, yang berfungsi sebagai alat untuk menggambarkan
masalah lansia, dan penarikan kesimpulan ini dapat dibantu oleh perawat.
Diagnosis keperawatan adalah tahap kedua dari proses keperawatan setelah
dilakukannya pengakajian keperawatan.
Diagnosis keperawatan adalah “ Clinical Judgment” yang berfokus pada
respon manusia terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupan atau kerentanan
(vulnerability) baik pada individu, keluarga, kelompok atau komunitas
20
b. Kebutuhan keamanan dan keselamatan
c. Kebutuhan mencintai dan dicintai
d. Kebutuhan harga diri
e. Kebutuhan aktualisasi diri
Tahap penilaian atau evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan
gerontik. Penilaian yang dilakukan dengan membandingkan kondisi lansia dengan
tujuan yang ditetapkan pada rencana. Evaluasi dilaksanakan berkesinambungan
dengan melibatkan lansia dan tenaga kesehatan lainnya.
B. Saran
Penulis sadar bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Penulis berharap
pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi
mahasiswa sehingga dapat memahami konsep Askep Teoritis pada Lansia
21
DAFTAR PUSTAKA
Kholifah, Siti Nur.2016. Modul Bahan Ajar Keperawatan Keperawatan Gerontik.
Pusdik SDM Kesehatan: Jakarta Selatan
Sayem. 2018. Asuhan Keperawatan Keluarga Lansia Pada Keluarga Tn. M dengan
Masalah Utama Obesitas pada Ny.K Di Wilayah Kerja Puskesmas Jetis Kota
Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Yogyakarta
22