Anda di halaman 1dari 27

PROSES KEPERAWATAN PADA LANSIA

OLEH :

DIV KEPERAWATAN / TINGKAT 3.A

MADE AYU RYAS PRIHATINI (P07120216014)


NI LUH ADE SERIASIH (P07120216015)
NI MADE RASITA PUSPITASWARI (P07120216016)
NI LUH PUTU ARY APRILIYANTI (P07120216017)
NI MADE TARIANI (P07120216018)
PUTU INDAH PERMATASARI (P07120216019)
NI PUTU NOVIA HARDIYANTI (P07120216020)
NI WAYAN MUJANI (P07120216021)
NI PUTU NUR ADIANA DEWI (P07120216022)
NI NYOMAN MURTI APSARI DEWI (P07120216023)
I GUSTI AYU INTAN ADRIANA SARI (P07120216024)
A.A ISTRI MARANSIKA NIKE PUTRI (P07120216025)
PUTU AYU MAHAPATNI MKP (P07120216026)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN
KEPERAWATAN
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya selaku penulis dapat menyusun
makalah ini yang berjudul "Proses Keperawatan Pada Lansia " tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu
dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk penyempurnaan makalah.

Denpasar, 14 September 2018

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang....................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 2

D. Manfaat Penulisan ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAAN ............................................................................................... 3

A. Pengkajian ............................................................................................................. 3

B. Diagnosa Keperawatan ........................................................................................ 11

C. Intervensi Keperawatan ....................................................................................... 12

D. Implementasi Keperawatan ................................................................................. 21

E. Evaluasi Keperawatan ......................................................................................... 21

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 22

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 22

B. Saran .................................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses keperawatan secara umum diartikan sebagai pendekatan dalam


pemecahan masalah yang sistematis untuk memberikan asuhan keperawatan
terhadap setiap orang. Selaim itu, proses keperawatan juga diartikan sebagai suatu
metode yang sistematis untuk mengkaji respon manusia terhadap masalah-
masalah kesehatan dan membuat rencana asuhan keperawatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah- masalah tersebut. Masalah-masalah kesehatan dapat
berhubungan dengan klien, keluarga klien, orang terdekat, dan masyarakat.
Proses keperawatan menurut Potter dan Perry (1997) adalah suatu pendekatan
dalam pemecahan masalah, sehingga perawat dapat merencanakan dan
memberikan asuhan keperawatan. Tahapannya meliputi : pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan (termasuk identifikasi hasil yang diperkirakan),
implementasi, dan evaluasi. (Haryanto, 2008).
Proses asuhan keperawatan pada usia lanjut adalah kegiatan yang
dimaksudkan untuk memberikan bantuan, bimbingan, pengawasan, perlindungan
dan pertolongan kepada lanjut usia secara individu, seperti di rumah/lingkungan
keluarga, panti werda maupun piskesmas, yang diberikan oleh perawat untuk asuhan
keperawatan yang masih dapat dilakukan oleh anggota keluarga atau petugas social
yang bukan tenaga keperawatan, diperlukan latihan sebelumnya atau bimbingan
langsung pada waktu tenaga keperawatan melakukan asuhan keperawatan di rumah
atau panti.

B. Rumusan Masalah

Dalam suatu karangan ilmiah haruslah disusun secara sistematis dan runtutan
sesuai dengan ketentuan yang ada. Maka dari itu perlu penyusunan suatu rumusan
masalah yang menjadi batu pijak untuk pembahasan makalah ini. Adapun rumusan
masalah ialah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengkajian dari asuhan keperawatan pada lansia ?
2. Apa saja diagnosa dari asuhan keperawatan pada lansia ?
3. Apa saja intervensi dari asuhan keperawatan pada lansia ?

1
4. Bagaimana implementasi dari asuhan keperawatan pada lansia ?
5. Bagaiamana evaluasi dari asuhan keperawatan pada lansia ?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang proses keperawatan pada lansia
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengkajian dari asuhan keperawatan pada lansia
b. Untuk mengetahui diagnosa dari asuhan keperawatan pada lansia
c. Untuk mengetahui intervensi dari asuhan keperawatan pada lansia
d. Untuk mengetahui implementasi dari asuhan keperawatan pada lansia
e. Untuk mengetahui evaluasi dari asuhan keperawatan pada

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat teoritis
Secara teoritis makalah ini bermanfaat untuk menambah wawasan dalam
proses keperawatan pada lansia.
2. Manfaat praktis
Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau dikembangkan lebih
lanjut, serta referensi terhadap penelitian yang sejenisnya.

2
BAB II
PEMBAHASAAN

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan


untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien agar dapat mengidentifikasi,
mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik,
mental, sosial dan lingkungan (Effendy, 1995). Pengkajian keperawatan pada lansia
merupakan proses yang kompleks untuk menjamin pendekatan sesuai usia
(Lueckenotte, 1994). Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data
objektif dan subjektif dari klien. Adapun data yang terkumpul mencakup klien,
keluarga, masyarakat, lingkungan, atau kebudayaan. (Mc Farland & mc Farlane,
1997).
Anamnesa memberikan suatu nilai subyektif pada status kesehatan lansia.
Dalam melaksanakan pengkajian dapat dipengaruhi oleh sikap dan stereotip perawat
tentang proses penuaan.

Mitos, stereotip

Sikap, perasaan, nilai, kepercayaan

Perilaku

Keperawatan gerontologi memberi pendekatan kreatif untuk memaksimalkan


potensi klien lansia. Pengkajian menyeluruh mengharuskan perawat untuk terikat
secara aktif dengan klien dan menyediakan waktu bagi klien untuk memberikan
informasi tentang kesehatannya. Perawat mengkaji perubahan pada perkembangan
fisiologis, kognitif dan perilaku psikososial.

3
Adapun hal-hal yang perlu di kaji pada pasien lansia adalah sebagai berikut:

1. Pengkajian data klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan,
alamat, suku, agama, pekerjaan,

2. Riwayat kesehatan meliputi riwayat penyakit atau masalah kesehatan saat ini,
riwayat penyakit atau kesehatan yang lalu.

3. Pengkajian fisik yang meliputi:

a. Pengkajian kebutuhan dasar

Pengkajian kebutuhan dasar yaitu meliputi empat belas kebutuhan


dasar seperti bernapas dengan normal, tercukupi kebutuhan makan,
mengurangi zat sisa yang tidak berguna, bergerak dan mempertahankan
posisi yang nyaman, tidur dan istirahat, memilih pakaian pantas,
mempertahankan suhu tubuh dalam kondisi normal, menjaga kebersihan
tubuh dan memelihara kesehatan, menghindari bahaya dilingkungannya dan
menghindari cedera yang lain, komunikasi dengan orang lain, beribadah
menurut kepercayaan orang, bekerja sedemikian rupa sehingga ada rasa
pemenuhan kebutuhan, belajar, dan rekreasi.

b. Kemandirian melakukan aktifitas

Indeks Barthel merupakan suatu instrument pengkajian yang berfungsi


mengukur kemandirian fungsional dalam hal perawatan diri dan mobilitas
serta dapat juga digunakan sebagai kriteria dalam menilai kemampuan
fungsional bagi pasien-pasien yang mengalami gangguan keseimbangan.
Kemandirian melakukan aktivitas menggunakan 10 indikator yaitu :

3
No Item Yang Dinilai Skor

1 Makan (feeding) Tidak mampu = 0

Butuh bantuan memotong, dll = 1


Mandiri = 2

2 Mandi (Bathing) Tergantung orang lain = 0

Mandiri =1

3 Perawatan Diri (Grooming) Membutuhkan bantuan orang lain = 0

Mandiri dalam perawatan muka,


rambut, gigi dan bercukur = 1

4 Berpakaian (Dressing) Tergantung orang lain = 0

Sebagian dibantumisalnya mengancing


baju = 1

Mandiri = 2

5 Buang Air Kecil (Bowel) Inkotinensia, pakai kateter = 0

Kadang kontinensia (maksimal 1x sehari) = 1

Kontinensia = 2

6 Buang Air Besar Inkotinensia, pakai kateter = 0

Kadang kontinensia (sekali


seminggu) = 1

Kontinensia = 2

7 Penggunaan Toilet Tergantung bantuan orang lain = 0

Membutuhkan bantuan tetapi dapat


melakukan beberapa hal sendiri = 1

Mandiri = 2

4
8 Transfer Tidak Mampu = 0

Butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang) = 1

Bantuan kecil (1 orang) = 2

Mandiri = 3

9 Mobilitas Immobile (tidak mampu) = 0 Menggunakan


kursi roda = 1 Berjalan dengan banuan 1
orang = 2

Mandiri (meskipun menggunakan


alat bantu seperti tongkat) = 3

10 Naik Turun Tangga Tidak mampu = 0 Membutuhkan bantuan = 1

Mandiri = 2

Keterangan :
Skor 20 = Mandiri
Skor 12-19 = Ketergantungan ringan
Skor 9-11 = Ketergantungan sedang
Skor 0-8 = Ketergantungan Berat

c. Pengkajian keseimbangan
Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukan kondisi di bawah ini dan beri tanda 1
jika klien menunjukan kondisi di bawah ini:
1) Perubahan posisi atau gerak keseimbangan
Bangun dari kursi
Duduk ke kursi
Menahan dorongan pada sternum
Mata tertutup
Perputaran leher
Gerakan menggapai sesuatu
Membungkuk
2) Komponen gaya berjalan atau gerakan

5
Minta klien untuk berjalan ke tempat yang ditentukan
Ketinggian langkah kaki
Kontinuitas langkah kaki
Kesimetrisan langkah kaki
Penyimpangan jalur pada saat berjalan
Berbalik

Intervensi Hasil

0-5 : Resiko jatuh rendah

6-10 : Resiko Jatuh Sedang

11-15 : Resiko Jatuh tinggi

d. Pengkajian Head To Toe


Pengkajian ini merupakan pengkajian per sistem yang mana meliputi :
1) Teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan adalah seperti postur tulang lansia (tegap, kifosis, lordosis,
skoliosis).
2) Tanda-tanda vital meliputi suhu, tekanan darah, nadi, respirasi, berat
badan, tinggi badan. Status gizi meliputi tinggi badan dan berat badan,
apakah klien malnutrisi protein-kalori, keadaan gizi yang dapat dilihat
dari mukosa mulut, rahang dan bibir, kemampuan mengunyah dan
menelan, kondisi kulit, auskultasi bising usus, palpasi perut apakah perut
kembung, keluhan anorexia, kerusakan membau dan mengecap, waktu
makan, diet sehari-hari, intake cairan, kaji kebiasaan merokok dan minum
alkohol

4. Pengkajian Status Mental


a. SPSMQ (Short Portable Mental Status Questioner) merupakan pengkajian
untuk mengetahui tingkat gangguan intelektual lansia.

6
No Pertanyaan Jawaban

Benar Salah

1. Tanggal berapa hari ini?

2. Hari apa sekarang?

3. Apakah nama tempat ini?

4. Dimana alamat anda?

5. Berapa umur anda?

6. Kapan anda lahir?

7. Siapakah nama presiden sekarang?

8. Siapakah nama presiden sebelumnya?

9. Siapakah nama Ibu/Bapak anda?

10. 2+3=….?

Keterangan : Jumlah kesalahan :


0 – 2 kesalahan : Baik
2 – 4 kesalahan : Gangguan ringan
5 – 7 kesalahan : Gangguan sedang
7 – 10 kesalahan : Gangguan berat

b. Mini Mental State Examination digunakan untuk menilai status kognitif


pasien
No Tes Nilai Nilai
Maksimal

Orientasi
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal) hari 5
apa?

7
2 Kita berada dimana ? (negara), (provinsi), (kota), 5
(rumah sakit), (lantai/kamar)

Registrasi
3 Sebutkan 3 buah nama benda (jeruk, uang, mawar),
tiap benda 1 detik, pasien disuruh mengulangi ketiga 3
nama benda tadi. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang
benar. Ulangi sampai pasien dapat menyebutkan
dengan benar dan catat jumlah pengulangan

Atensi dan Kalkulasi


4 Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 umtuk setiap jawaban
yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban. Atau disuruh 5
mengeja terbalik kata “WAHYU” (nilai diberi pada
huruf yang benar sebelum kesalahan; misalnya
uyahw = 2 nilai)

Mengingat Kembali (Recall)


5 Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda 3
diatas

Bahasa
6 Pasien diminta menyebutkan nama benda yang 2
ditunjukkan (pensil, arloji)
7 Pasien diminta mengulang rangkaian kata :”tanpa 1
kalau dan atau tetapi”
8 Pasien diminta melakukan perintah “Ambil kertas ini 3
dengan tangan kanan, lipatlah menjadi dua dan
letakkan di lantai”
9 Pasien diminta membaca dan melakukan perintah 1
“Angkatlah tangan kiri anda”
10 Pasien diminta menulis sebuah kalimat (spontan) 1

8
11 Pasien diminta meniru gambar di bawah ini 1

Interpretasi hasil: 30 = Aspek kognitif dari fungsi mental baik


Keterangan:
> 23 : aspek kognitif dari fungsi mental baik
18-22 : kerusakan aspek fungsi mental ringan
17 : terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat

c. Pengkajian Psikologi
Skala depresi geriatrik Yes savage dalam bentuk singkat yaitu sebagai berikut.
1) Apakah pada dasarnya Anda puas dengan kehidupan anda?(Ya/Tidak)
2) Sudahkah anda mengeluarkan aktifitas dan minat Anda? (Ya/Tidak)
3) Apakah anda merasa bahwa hidup anda kosong? (Ya/tidak)
4) Apakah anda sering bosan? (Ya/tidak)
5) Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap waktu? (Ya/tidak)
6) Apakah anda takut sesuatu akan terjadi pada anda? (Ya/tidak)
7) Apakah anda merasa bahagia di setiap waktu? (Ya/tidak)
8) Apakah anda lebih suka tinggal di rumah pada malam hari, daripada pergi
dan melakukan sesuatu yang baru ? (Ya/tidak)
9) Apakah anda merasa bahwa anda mempunyai lebih banyak masalah
dengan ingatan anda daripada yang lainnya? (Ya/tidak)
10) Apakah anda berpikir sangat menyenangkan hidup sekarang ini ?
(Ya/tidak)
11) Apakah anda merasa “saya sangat tidak berguna dengan keadaan anda
sekarang?”(Ya/tidak)
12) Apakah ada merasa penu berenergi? (Ya/tidak)
13) Apakah anda berpikir situasi anda tidak ada harapan? (Ya/tidak)

9
14) Apakah anda berpikir bahwa banyak orang lebih baik daripada anda?
(Ya/tidak)

Keterangan :
Jika jawaban pertanyaan sesuai indikasi dinilai poin 1. Nilai 5 atau lebih
menandakan klien depresi.

d. Pengkajian Status Sosial


No Fungsi Apgar Keluarga Skor

1 Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat tinggal


kembali pada keluarga saya untuk
membantu pada waktu sesuatu 1

menysuahkan saya

2 Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (teman-


teman) saya membicarakan seusuatu
dengan saya dan mengungkapkan masalah 2

dengan saya

3 Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga(teman- teman)


saya menerima dan mendukung keinginan
saya untuk melakukan aktivitas atau arah 2

baru

4 Afeksi Saya puas dengan cara keluarga (teman-


teman) saya mengekspresikan afek dan
berespon terhadap emosi-emosi saya 1

seperti mara, sedih atau mencintai

5 Pemecahan Saya puas dengan cara keluarga (teman-


teman) saya dan saya menyediakan waktu
bersama-sama 2

10
Keterangan
Skor 8-10 : fungsi social normal
Skor 5-7 : fungsi sosial cukup
Skor 4-0 : fungsi sosial kurang/ suka menyendiri

5. Pengkajian Prilaku Terhadap Kesehatan


Hal-hal yang perlu dikaji dalam perilaku terhadap kesehatan yaitu seperti
kebiasaan merokok atau penggunaan tembakau, kebiasaan ngopi, pengetahuan
alkohol atau napza, penggunaan obat-obatan tanpa resep.
6. Pengkajian Lingkungan
Hal-hal yang perlu dikaji seperti pemukiman, sanitasi, faktor resiko seperti polusi
udara, suara, dll
7. Pemanfaatan Layanan Kesehatan
Hal-hal yang perlu dikaji seperti kunjungan ke posyandu, kunjungan ke
puskesmas atau rumah sakit, pembiayaan kesehatan atau asuransi kesehatan.
8. Tingkat Pengetahuan atau sikap
Pengetahuan tentang kesehatan atau perawatan, sikap tentang kesehatan atau
perawatan

B. Diagnosa Keperawatan
1. Fisik Atau Biologis
a. Gangguan nutrisi : kurang/ berlebihan dari kebutuhan tubuh sampai dengan
pemasukan yang tidak adekuat
b. Gangguan persepsi sensorik : pendengaran, penglihatan sampai dengan
hambaan penerimaan dan pengiriman rangsangan
c. Kurangnya perawatan diri sampai dengan penurunan minat perawatan diri
d. Potensial cidera fisik sampai dengan penurunan fungsi tubuh
e. Gangguan pola tidur sampai dengan kecemasan atau nyeri
f. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan penyempitan jalan napas atau
adanya secret pada jalan nafas
g. Gangguan mobilitas fisik sampai dengan kekuatan sendi

11
2. Psikososial
a. Cemas dan isolasi sosial sampai dengan perasaan curiga
b. Menarik diri dari lingkungan sampai dengan perasaan tidak mampu
c. Depresi sampai dengan isolasi sosial
d. Harga diri rendah sampai perasaan ditolak
e. Koping tidak adekuat sampai dengan ketidakmampuan
mengemukaan perasaansecara tepat
f. Cemas dengan sumber keuangan yang terbatas
3. Spiritual
a. Reaksi berkabung atau berduka berhubungan dengan ditinggal pasangan
b. Penolakan terhadap proses penuaaan sampai dengan ketidaksiapan
menghadapi kematian
c. Marah terhadap Tuhan sampai dengan kegagalan yang alami
d. Perasaan tidak senang sampai dengan ketidakmampuan melakukan ibadah
secara tepat

C. Intervensi Keperawatan
Setelah merumuskan diagnosa keprawatan maka, lagkah selanjutnya yaitu
menyusun rencana keperawatan (intervensi keperawatan) yang terdapat beberapa hal-
hal penting yang perlu diperhatikan saat merumusan intervensi keperawata yang
meliputi:
a. Melibatkan klien dan keluarganya dalam perencanaan
b. Bekerjasama dengan profesi kesehatan lainnya
c. Menentukan prioritas : dimana membuat klien puas dengan situasi yang
diciptakan
d. Bangkitkan perubahan tetapi jangan memaksakan kehendak perawat kepada klien
e. Rasa aman adalah hal utama yang merupakan kebutuhan
f. Mencegah timbulnya masalah-masalah lain yang dapat terjadi
g. Menyediakan klien cukup waktu untuk mendapatkan input atau pemasukan

12
Tujuan keperawatan lanjut usia diarahkan pada pemenuhan kebutuhan dasar
antara lain :
a. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
b. Peningkatan keamanan dan keselamatan
c. Memelihara kebersihan diri
d. Memelihara keseimbangan istirahat tidur
e. Meningkatnya hubungan interpersonal melalui komunikasi efektif

1) Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


a) Penyebab gangguan nutrisi pada lanjut usia :
Penurunan alat penciuman dan pengecapan.
Pengunyahan kurang sempurna.
Gigi yang tidak lengkap.
Rasa penuh pada perut dan susah buang air besar.
Melemah otot-otot lambung dan usus.
b) Masalah gizi yang timbul pada lanjut usia :
Gizi berlebihan
Gizi kurang
Kekurangan vitamin
Kelebihan vitamin
c) Rencana makanan untuk lansia :
Monitor masukan makanan atau minuman dan hitung kalori harian
secara tepat
Banyak minum dan kurangi makanan yang terlalu asin.
Berikan makanan yang mengandung serat.
Batasi pemberian makanan yang tinggi kalori.
Batasi minum kopi dan teh
6 Berikan makanan porsi kecil tapi sering
Kolaborasi ahli gizi
Berikan perawatan mulut
Pantau hasil labioratoriun protein, albumin, globulin, HB

13
Jauhkan benda-benda yang tidak enak untuk dipandang seperti urinal,
kotak drainase, bebat dan pispot
Sajikan makanan hangat dengan variasi yang menarik

2) Peningkatan Keamanan dan Keselamatan


a) Penyebab kecelakaan pada lansia :
Fleksibilitas kaki yang berkurang.
Fungsi pengindraan dan pendengaran menurun.
Pencahayaan yang berkurang.
Lantai licin dan tidak rata.
Tangga tidak ada pengaman.
Kursi atau tempat tidur yang mudah bergerak.
b) Diagnosa keperawatan
Resiko tinggi cedera: jatuh berhubungan dengan penurunan sensori (tidak
mampu melihat).
 Tujuan
Klien memperlihatkan upaya menghindari cedera (jatuh) atau cidera
(jatuh) tidak terjadi.
 Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan berupa modifikasi lingkungan
dan pendidikan kesehatan dalam 1 hari kunjungan diharapkan Klien
mampu:
Mengidentifikasi bahaya lingkungan yang dapat meningkatkan
kemungkinan cidera.
Mengidentifikasi tindakan preventif atas bahaya tertentu,
Melaporkan penggunaan cara yang tepat dalam melindungi diri
dari cidera.
 Intervensi
Kaji ulang adanya faktor-faktor resiko jatuh pada klien.
Tulis dan laporkan adanya faktor-faktor resiko.

14
Lakukan modifikasi lingkungan agar lebih aman (memasang
pinggiran tempat tidur, dll) sesuai hasil pengkajian bahaya jatuh
pada poin 1,
Monitor klien secara berkala terutama 3 hari pertama kunjungan
rumah.
Ajarkan klien tentang upaya pencegahan cidera (menggunakan
pencahayaan yang baik, memasang penghalang tempat tidur,
menempatkan benda berbahaya ditempat yang aman).
Kolaborasi dengan dokter untuk penatalaksanaan glaukoma dan
gangguan penglihatannya, serta pekerja sosial untuk pemantauan
secara berkala.
c) Diagnosa Keperawatan
Perubahan proteksi berhubungan dengan:
Defisit imunologi;
Malnutrisi;
Kemoterapi atau efek pengobatan;
Penglihatan yang kurang;
Kurang informasi tentang keselamatan.
Kemungkinan data yang ditemukan:
Riwayat kecelakaan;
Lingkungan yang beresiko.
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
Usia: kematangan, sangat tua;
Nutrisi kurang;
Gangguan darah;
Pembedahan;
Radiasi atau kemoterapi;
Penyakit imunitas;
AIDS.

15
 Tujuan
Pasien tidak mengalami infeksi nosocomial
 Intervensi
Luangkan waktu untuk menjelaskan tentang proteksi/metode
isolasi
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian pengobatan
Jaga pasien dari injuri dan infeksi
Monitor tanda vital, integritas kulit, efek obat, dan pendarahan
dari bekas suntikan
Tekan tempat penyutikan setelah menyuntik
Berikan diet adekuat
Lakukan pendidikan kesehatan tentang:
Pemberian pengobatan
Mempertahankan keamanan
Teknik isolasi
Penggunaan alat-alat proteksi

3. Memelihara Kebersihan Diri


1) Diagnosa Keperawatan
Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan penurunan kemampuan
sampai dengan penurunan minat perawatan diri
2) Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk memperhatikan
kebersihan diri.
3) Tujuan Khusus
a) TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan
perawat.
Kriteria evaluasi: Dalam berinteraksi klien menunjukan tanda-tanda
percaya pada perawat seperti wajah cerah, tersenyum, mau berkenalan,
ada kontak mata, menerima kehadiran perawat, bersedia menceritakan
perasaannya.

16
Intervensi
Berikan salam setiap berinteraksi.
Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat
berkenalan.Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.
Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.
Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien
Buat kontrak interaksi yang jelas.
Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.
Penuhi kebutuhan dasar klien.

b) TUK II : klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.


Kriteria evaluasi : Klien dapat menyebutkan kebersihan diri pada
waktu 2 kali pertemuan, mampu menyebutkan kembali kebersihan
untuk kesehatan seperti mencegah penyakit dan klien dapat
meningkatkan cara merawat diri.
Intervensi :
Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik.
Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara
menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.
Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri.
Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan
klien terhadap hal yang berhubungan dengan kebersihan diri.
Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan
memelihara kebersihan diri.
Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan
arti kebersihan diri.
Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2
kali pagi dan sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan
dan sebelum tidur), keramas dan menyisir rambut, gunting kuku
jika panjang.

17
c) TUK III : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan
perawat.
Kriteria evaluasi : Klien berusaha untuk memelihara kebersihan diri
seperti mandi pakai sabun dan disiram pakai air sampai bersih,
mengganti pakaian bersih sehari–hari, dan merapikan penampilan.
Intervensi :
Motivasi klien untuk mandi.
Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk
mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri yang benar.
Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.
Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan
rambut.
Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas
perawatan kebersihan diri, seperti mandi dan kebersihan kamar
mandi.
Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas
kebersihan diri seperti odol, sikat gigi, shampoo, pakaian ganti,
handuk dan sandal.
d) TUK IV : Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara
mandiri.
Kriteria evaluasi : Setelah satu minggu klien dapat melakukan
perawatan kebersihan diri secara rutin dan teratur tanpa anjuran, seperti
mandi pagi dan sore, ganti baju setiap hari, penampilan bersih dan rapi.
Intervensi :
Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur,
Ingatkan untuk mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju
dan pakai sandal.
e) TUK V : Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri.
Kriteria evaluasi : Klien selalu tampak bersih dan rapi.
Intervensi :
Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan diri.

18
f) TUK VI : Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan
kebersihan diri.
Kriteria evaluasi : Keluarga selalu mengingatkan hal–hal yang
berhubungan dengan kebersihan diri, keluarga menyiapkan sarana
untuk membantu klien dalam menjaga kebersihan diri, dan keluarga
membantu dan membimbing klien dalam menjaga kebersihan diri.
Intervensi :
Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien
menjaga kebersihan diri.
Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah
dilakukan klien selama di RS dalam menjaga kebersihan dan
kemajuan yang telah dialami di RS.
Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap
kemajuan yang telah dialami di RS.
Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap
dalam menjaga kebersihan diri klien.
Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga
kebersihan diri.
Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga
kebersihan diri
Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan
misalnya:
mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi, mandi, keramas, dan
lain-lain.
4) Istirahat Tidur
a) Diagnose Keperawatan: Gangguan pola tidur berhubungan dengan :
Nyeri
Penurunan tingkat aktivitas
Anxietas
Depresi

19
b) Kriteria Hasil
Klien akan mengidentifikasi gaya hidup, kebasaan yang
mendukung pada saat tidur
Klien akan berpartisipasi dalam kelompok aktivitas setiap hari
Penambahan waktu tidur dan melaporkan tidak terbangun saat
tidur
Klien menjelaskan faktor-faktor yang menghambat proses
tidurnya
Melaporkan keseimbangan yang optimal antara aktivitas dan
istirahat
c) Intervensi
Kaji faktor-faktor penyebab dan penunjang misalnya: nyeri,
anxietas, stress, sering berkemih saat tidur, lingkungan yang bising,
suhu kamar (terlalu panasatau dingin)
Sediakan waktu dan tempat tidur yang nyaman
Atur lingkungan yang cukup mendukung untuk tidur seperti
ventilasi, bebas dari debudan bau-bau yang merangasang (tidak
disukai oleh klien)
Latih untuk latihan fisik ringan (sesuai dengan kemampuan dan
hobi) untuk melancarkan sirkulasi darah dan melenturkkan otot-
otot
Anjurkan minum-minuman yang hangat sebelum tidur
Beri motivasi untuk mengikuti perkumpulan sesame lansia
Beri penghargaan dan positif reinforcement jika klien mampu
melakukan aktivitas sebagaimana yang dianjurkan
Hindari minuman yang merangsang sepanjang siang dan malam
hari, terutama menjelang tidur.
Hindari potensi yang dapat menyebabkan cidera pada saat tidur
yaitu dengan cara :
Gunakan pagar tempat tidur bila perlu
Ketinggian tempat tidru yang rendah
Pengawasan yang cukup

20
Tempatkan bel yang mudah dijangkau oleh klien
Jauhkan benda tajam
Posisikan tempat tidur tidak berada dibawah benda yang
bergantung
Diskusikan dengan klien rencana penyelesaian masalah tentang
tidur
Kaji rencana hidup klien selanjutnya
5. Meningkatkan Hubungan Interpersonal Dengan Komunikasi
Upaya yang dilakukan antara lain :
Berkomunikasi dengan lansia dengan kontak mata
Beri stimulus / mengingatkan lansia terhadap kegiatan yang
akandilakukan
Senyediakan waktu untuk berbincang-bincang pada lansia
Berikan kesempatan pada lansia untuk menekspresikan atau tanggap
terhadap respond an verbal lansia
Libatkan lansia untuk keperluan tertentu sesuai dengan kemampuan
lansia
Hargai pendapat lansia

D. Implementasi Keperawatan
Setelah menyusun intervensi keperawatan langkah selanjutnya yaitu
implementasi keperawatan. Implementasi keperawatan yaitu melaksanakan tindakan
keperawatan yang telah disusun dengan menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti, perlahan-lahan dan sabar, ulangi penjelasan yang belum dimengerti.

E. Evaluasi Keperawatan
Setelah selesai melakukan tindakan keperawatan perlu dikaji respon verbal dan
non verbal lansia / keluarga terhadap tindakan keperawatan yang dilakukan dengan
mengacu pada tujuan. Hasil pengkajian digunakan untuk menyusun rencana tindak
lanjut keperawatan. Fotmat evaluas berupa SOAP.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses keperawatan secara umum diartikan sebagai pendekatan dalam
pemecahan masalah yang sistematis untuk memberikan asuhan keperawatan
terhadap setiap orang. Proses keperawatan menurut Potter dan Perry (1997) adalah
suatu pendekatan dalam pemecahan masalah, sehingga perawat dapat
merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan. Tahapannya meliputi :
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan (termasuk identifikasi hasil yang
diperkirakan), implementasi, dan evaluasi. (Haryanto, 2008).
Pengkajian merupakan pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien agar dapat mengidentifikasi,
mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik,
mental, sosial dan lingkungan (Effendy, 1995). Pada diagnosa terdapat masalah-
masalah keperawatan yang sering muncul, pada intervensi terdapat rencana tindakan
yang akan dilakukan, implementasi merupakan pelaksanaan dari intervensi, dan
evaluasi adalah hasil dari implementasi.

B. Saran

Dengan ditulisnya makalah ini diharapkan mahasiswa dan pembaca dapat


menambah ilmu pengetahuan mengenai proses keperawatan pada lansia dan dapat
mengaplikasikannya di lapangan dengan baik dan benar.

22
DAFTAR PUSTAKA

Aspiani, R. Y. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta: Trans Info
Media.
Leeckenotte,Annete Glesler.1997. Pengkajian Gerontologi, Edisi ke-2. Jakarta: EGC.
Maas, M.L, Buckwalter, Kathleen C. Hardy, Marry D. 2011. Asuhan Keperawatan
Gerontik. Jakarta:EGC.
Nugroho,Wahjudi. 1999 .Keperawatan Gerontik. Edisi 2..Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Stanley,Mickey.2002. Buku Ajar Keperawatan Gerontik.Edisi2. Jakarta :EGC.

23

Anda mungkin juga menyukai