(PEDIATRIK,MATERNITAS/PERINATAL,PSIKIATRI,KELUARGA
DAN KOMUNITAS )
DISUSUN OLEH
D3 KEPERAWATAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.Penulis menyadari makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.Selain itu,
penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca.
Kelompok 9
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi........................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan............................................................................................
1.3.Tujuan ............................................................................................ 2
3.1.Kesimpulan .................................................................................... 14
3.2.Saran............................................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Dokumentasi keperawatan merupakan salah satu fungsi yang paling penting dari
perawat sejak zaman Florence Nightingle karena berfungsi ganda dan beragam
tujuan. Saat ini sistem pelayanan kesehatan memerlukan dokumentasi yang
menjamin kesinambungan perawatan, melengkapi bukti hukum, proses
keperawatan dan mendukung kualitas perawatan pasien (Cheevakaesmook et al,
2006). Saat ini masalah yang paling menantang dalam keperawatan adalah
bagaimana untuk mendokumentasikan perawatan pasien yang berkualitas dengan
berbagai kendala yang berkenaan dengan peraturan hukum (Bjorvell, Wredling
dan Thorell, 2003). Untuk melindungi tenaga perawat akan adanya tuntutan dari
klien/pasien perlu ditetapkan dengan jelas apa hak, kewajiban serta kewenangan
perawat agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan tugasnya serta memberikan
suatu kepastian hukum, perlindungan tenaga perawat. Hak dan kewajiban perawat
ditentukan dalam Kepmenkes 1239/2001 dan Keputusan Direktur Jenderal
Pelayanan Medik Nomor Y.M.00.03.2.6.956 (Kepmenkes, 2001). Berhubungan
dengan pasal 63 ayat 4 UU no 36/2009 berbunyi “Pelaksanaan pengobatan
dan/atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan hanya
dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu”. Yang mana berdasarkan 2 pasal ini keperawatan
merupakan salah satu profesi/tenaga kesehatan yang bertugas untuk memberikan
pelayanan kepada pasien yang membuthkan. Berdasarkan undang-undang
kesehatan yang diturunkan dalam Kepmenkes 1239 dan Permenkes No.
HK.02.02/Menkes/148/I/2010,
1
1.2.RUMUSAN MASALAH
1.3.TUJUAN
2
6. Untuk mengetahui bagaimana format atau lembar dokumentasi keperawatan
pada keluarga dan komunitas .
BAB II
KONSEP
3
7. Evaluasi atau respon anak terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.
B. Mengidentifikasi format atau lembar dokumentasi keperawatan pada anak
(pediatrik).
riwayat kesehatan,
pengkajian fisik dan psikososial serta bagian yang berkaitan dengan
rutinitas harian, diet,
perkembangan motorik dan sensorik serta kebutuhan penyuluhan dan
pemulangan.
4
tahapan pengkajian perawatan pada anak yang terdiri dari:
identitas pasien,
tanggal masuk rawat, tanggal pengkajian,
dokter yang merawat, perawat primer,
cara masuk (IRJ, Unit emergensi, Dokter pribadi),
Pengkajian : data biografi, resume, riwayat kesehatan masa lalu, riwayat
kesehatan keluarga, riwayat kesehatan lingkungan, riwayat kesehatan
sekarang, pengkajian fisik, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan
(therapy atau pengobatan termasuk diit yang menunjang masalah).
Orientasi keluarga di ruang rawat (misalnya letak telepon, jam berkunjung, serta
lokasi dapur dan kafetaria rumah sakit) dan juga di kamar anak (misalnya bel
panggil, penghalang tempat tidur).
Berat badan dan usia anak serta adanya alergi terhadap makanan atau obat.
5
Temuan yang diperoleh dari keluarga berkaitan dengan hasil pemeriksaan
laboratorium, kebutuhan diet, dan prosedur.
(http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/PRAKTIKA-
DOKUMEN-KEPERAWATAN-DAFIS.pdf)
Gravida,
paritas,
Kondisi risiko tinggi,
Tujuan pemantauan,
6
Tandatanda vital,
Obat-obatan,
Anestesia,
Gerakan janin, Denyut jantung janin/DJJ terauskultasi, Jenis kelamin
janin, Taksiran partus, Cara pemantauan, Status membran, Gerakan ibu,
Pemeriksaan vagina, Waktu kelahiran, Skor Apgar, Intervensi lain yang
dapat mempengaruhi rekaman DJJ
Tekanan darah.
Status membran.
Catatan faktor risiko yang diidentifikasi sebelumnya dari catatan pra natal.
7
Gerakan janin.
Riwayat allergi.
Waktu dan jumlah makanan atau minuman yang baru saja dicerna.
Penggunaan obat-obatan.
Status psikososial.
Perdarahan.
Tingkat ketidaknyamanan.
Fungsi abdomen dan defekasi; tonus otot abdomen, bising usus, gerakan usus
dan hemoroid.
Payudara dan dada: lunak, berisi atau keras, bengkak, kemerahan, atau nyeri.
Daerah insisi seksio; balutan dan insisi, drainase, edema, perubahan warna,
kemerahan, ekimosis.
8
Ektremitas: refleks tendon, varises edema, nyeri tekan, toleransi aktivitas.
Penyakit psikiatri adalah gangguan fungsi yang meliputi lebih dari satu faktor
penyebab. Faktor yang mungkin saling berhubungan ini didasarkan pada
beberapa situasi, antara lain: faktor biologis, psikodinamik, perilaku
pembelajaran, dan faktor lingkungan sosial. Diagnosis masalah psikiatri dicapai
melalui evaluasi neurologis dan teknik wawancara serta uji psikologis. Terapi
mencakup persetujuan mengenai tujuan perawatan dan partisipasi aktif pasien.
Metode yang sering digunakan adalah konseling, medikasi dan modiofikasi
perilaku. Hospitalisasi bergantung pada sifat dan keseriusan gangguan sebaliknya
pengobatan biasanyan difokuskan pada rawat jalan (Marrelli, 2008).
9
a. Dokumentasi pada pengkajian berfokus pada riwayat biopsikososial, spritual,
kultural. Data mencakup tingkat perkembangan, proses pikir, tingkat kecemasan,
mekanisme pertahanan diri, tingkat harga diri, orientasi realitas, pola komunikasi
keluarga, gaya hidup dan lain lain.
10
Hal-hal yang perlu di dokumentasikan dalam proses keperawatan komunitas
dalam Seeri (2010), yaitu:
a. Pengkajian:
Data biografi.
Riwayat kesehatan masa lalu.
Riwayat kesehatan keluarga.
Status tumbuh kembang keluarga.
Gaya hidup keluarga.
Pola koping keluarga.
Persepsi keluarga terhadap sehat-sakit.
Status sosial ekonomi.
Pemeriksaan fisik.
Diagnosa medik.
Data lingkungan.
b. Diagnosa Keperawatan:
Problem atau masalah yang dialami masyarakat (mulai dari aktual, risiko
tinggi, potensial, sindroma maupun diagnosa kemungkinan).
Etiologi atau penyebab masalah yang dialami masyarakat, dalam hal ini
mengacu pada: ketidakmampuan masyarakat mengenal masalah
kesehatan, ketidakmampuan masyarakat mengambil keputusan terhadap
kesehatannya, ketidakmampuan masyarakat merawat anggota keluarga
dalam masyarakat, ketidakmampuan masyarakat memodifikasi
lingkungan serta ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada.
Sign atau symptom atau tanda dan gejala yang dialami oleh klien.
c. Perencanaan keperawatan Ada 3 domain yang perlu dicatat:
Domain kognitif meliputi: informasi, gagasan, motivasi, dan saran yang
diberikan kepada masyarakat sebagai target asuhan keperawatan.
Domain afektif meliputi: respons emosional dan perubahan sikap
masyarakat terhadap masalah yang dihadapinya.
Domain psikomotor meliputi: cara masyarakat untuk merubah
kondisinya dari perilaku yang merugikan keperilaku yang
menguntungkan.
d. Tindakan atau pelaksanaan implementasi keperawatan. Pada tahap ini hal-hal
yang perlu dicatat:
Pelaksanaan program kesehatan, meliputi ketiga domain rencana
keperawatan yang sudah dibuat.
11
Pengaruh kesehatan dan kebijakan sosial berdasarkan data statistik.
Pelayanan kesehatan dan lingkup program kesehatan.
Lintas sektoral dan pendidikan kesehatan.
e. Evaluasi Tahap evaluasi ini mencakup rujukan, kualitas intervensi, sistem
pencatatan dan hasil akhir dari program perawatan komunitas. Hal lain yang perlu
diperhatikan pada perawatan komunitas adalah: catatan statistik kecelakaan,
kelahiran, penyakit kronis, transportasi yang tersedia, catatan pelaksanaan
tindakan dan kesimpulan.
keluarga
Dokumentasi yang yang dilakuan setelah pelaksaanana tahapan proses
keperawatan keluarga.
12
Tindakan keperawatan adalah memperoleh tanggung jawab
mandiri.masing masing paling sedikit 2 rencana tindakann
c.intervensi/tindakan keperawatan
Intervensi terapeutik
Tindakan langsung di sesuaikan dengan kondisi pasien
Intervensi pemantapan atau observasi
Perawat melihat perkembangan yang baik dan buruk dari pasien.
d.Dokumentasi intervensi
Mengidentifikasi megapa sesuatu terjadi terhadap klien,apa yang
terjadi,kapan,bagaimana ,dan siapa yang melakukan intervensi
(why,when,how,who,)
e.dokumentasi evaluasi
Evaluasi disusun menggunakan SOAP
S:ungkapan perasaan dan keluhan yang di rasakan oleh keluarga
O:Keadaan objektif yang di identifikasi oleh perawat menggunakan
pengamatan
A:analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif
keluarga .
P:rencana selanjutnya .
(https://www.scribd.com/doc/283572056/DOKUMENTASI-KEPERAWATAN-KELUARGA
13
BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN.
3.2.SARAN
14
Diharapkan kepada semua perawat yang mendokumentasikan proses keperawatan
pada tatanan keperawatan mampu untuk mendokumentasikan tindakan
keperawatan yang telah dilakukan. Maka dari itu perawat harus berpegang pada
konsep tau proses keperawatan yang telah ada yaitu menggunakan proses
pengkajian,diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Dokumentasi-
Keperawatan.pdf
https://www.scribd.com/doc/283572056/DOKUMENTASI-KEPERAWATAN-KELUARGA
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/PRAKTIKA-
DOKUMEN-KEPERAWATAN-DAFIS.pdf
jurnal.stikescendekiautamakudus.ac.id › article › download
15