Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KONSEP GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

NAMA :1. MEGAWATI MANALU 012019006

2. ELSI ERISA Br TARIGAN 012019014

3. GITA RASILVIA GINTING 012019017

MATA KULIAH : KEPERAWATAN MATERNITAS

DOSEN : MERIATI BUNGA ARTA PURBA,SST,M.KM

MAGDA SIRINGO-RINGO,SST ,M.Kes

STKes SANTA ELISABETH MEDAN

PRODI D3 KEPERAWATAN

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.

Medan, 4 Febuari 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................i


................................................................................................................................................

DAFTAR ISI .......................................................................................................................ii


BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAAN...................................................................................................2

2.1 Infertilitasi.......................................................................................................................2

2.2 Gangguan Menstruasi Pada Remaja WUS.....................................................................4


2.3 Menopouse......................................................................................................................7

BAB III PENUTUP..............................................................................................................9


3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan dimana organ reproduksi terbebas dari
penyakit atau gangguan selama proses reproduksi, ketika proses reproduksi tercapai dalam
situasi kesehatan fisik, mental, dan sosial yang sempurna (Kemenkes RI, 2015). Kesehatan
reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi sejahtera
jasmani, rohani, sosial, ekonomi, tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan namun
dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsinya serta
prosesnya. Menurut Ford Foundation (1991, dalam Darwin M, 2018) menyatakan isu status
wanita, hak reproduksi wanita, etika, dan hukum sangat mewarnai pengembangan strategi
kesehatan reproduksi. Kesehatan reproduksi merupakan hal penting bagi setiap orang, pria
ataupun wanita, namun wanita mempunyai organ yang lebih sensitif terhadap suatu penyakit,
bahkan keadaan penyakit lebih banyak dihubungkan dengan fungsi dan kemampuan
reproduksinya
Perilaku pemeliharaan kebersihan organ genitalia eksternal dapat meningkatkan
derajat kesehatan seorang perempuan. Cara menjaga kebersihan organ genitalia yang benar
dan dilakukan secara terus-menerus akan bermanfaat dalam menjaga saluran reproduksi yang
sehat dan terhindar dari berbagai macam penyakit kelamin seperti kanker seviks, keputihan,
iritasi kulit genital, alergi, peradangan atau infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi
tersebut dapat berupa bakteri, jamur, virus dan parasit (Depkes, 2010). Oleh karena itu sangat
penting untuk menjaga kebersihan vagina agar mencegah kuman-kuman tersebut masuk
kedalam alat kelamin, yang pada akhirnya dapat menimbulkan penyakit.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu infertilitas?
2. Gangguan gangguan apa saja yang terjadi pada remaja?
3. Apa pengertian Menopouse?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu infertilitas
2. Untuk mengetahui apa apa saja gangguan yang terjadi pada remaja WUS
3. Untuk menambah wawasan tentang menopouse
4. Untuk melatih penulis agar dapat menulis sebuah makalah yang baik

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Infertilitas

Infertilitas adalah gangguan reproduksi yang bisa menyebabkan seseorang sulit untuk
mencapai kehamilan. Gangguan kesuburan ini bukanlah sesuatu yang langka. Diperkirakan
ada sekitar 10-18% di antara pasangan suami istri di dunia yang mengalami gangguan
tersebut.Secara umum, infertilitas adalah gangguan kesuburan yang terbagi kedalam dua
kondisi berbeda. Kondisi pertama dikenal dengan infertilitas primer atau kondisi di mana
kehamilan belum terjadi sama sekali. Kedua, infertilitas sekunder atau kondisi yang dapat
terjadi setelah kelahiran anak pertama atau pernah hamil namun terus mengalami keguguran.
Menurut WHO, infertilitas adalah penyakit sistem reproduksi yang ditandai dengan
kegagalan pasangan untuk mencapai kehamilan setelah pasangan berhubungan seksual tanpa
proteksi selama 12 bulan atau lebih. Perempuan dianggap memiliki masalah tingkat
kesuburan ketika tidak kunjung hamil walau sudah mencoba untuk hamil dalam kurun satu
tahun, atau enam bulan untuk perempuan di atas usia 35 tahun. Perempuan yang tidak mampu
mempertahankan kehamilannya (keguguran) juga bisa dikatakan infertil.Sementara pada pria,
masalah infertilitas adalah berkaitan dengan kuantitas dan kualitas sperma yang dihasilkan.
Kualitas sperma yang paling bagus umumnya pada usia 30-35 tahun. Kemampuan sperma
untuk dapat membuahi sel telur akan turun saat menginjak usia 40 tahun dan berada pada
kondisi terburuknya setelah usia 55 tahun. Banyak faktor yang memengaruhi proses
kehamilan. Mulai dari pelepasan sel telur pada ovulasi, proses pembuahan oleh sperma,
hingga menempelnya sel telur yang telah dibuahi pada dinding rahim. Infertilitas bisa terjadi
ketika ada gangguan pada salah satu proses tersebut.

 Penyebab infertilitas pada wanita


Infertilitas pada wanita paling sering disebabkan oleh gangguan pada ovulasi. Ovulasi
merupakan proses pelepasan sel telur dari ovarium atau indung telur.Bila tidak ada
prosesovulasi, berarti tidak ada sel telur yang bisa dibuahi oleh sperma. Akibatnya,
kehamilan pun takkan terjadi. Gangguan pada proses ovulasi bisa ditandai dengan menstruasi
yang tidak teratur.Masalah ovulasi tersebut kerap muncul akibat sindrom ovarium
polikistik (polycystic ovarian syndrome/PCOS). Sementara itu, PCOS diduga terjadi karena
adanya ketidakseimbangan hormon dalam tubuh seorang wanita.Di samping PCOS, ada juga
sejumlah kondisi kesehatan lain yang bisa meningkatkan risiko infertilitas pada perempuan.
Beberapa risiko yang meningkatkan infertilitas adalah:
 Tuba fallopi yang tersumbat. Kondisi ini bisa terjadiakibat adanya radang
panggul, endometriosis, maupun operasi untuk mengatasi kehamilan di luar
kandungan (kehamilan ektopik).
 Kelainan pada struktur rahim.
 Fibroid pada rahim. Fibroid adalah benjolan nonkanker yang tumbuh di dinding
rahim.

2
 Infeksi saluran reproduksi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyakit menular
seksual (misalnya, klamidia dan gonore), infeksi pada organ intim
(misalnya,vaginosis bakteri), atau infeksi akibat kesalahan prosedur saat
melakukan operasi, misalnya saat melakukan aborsi atau melahirkan.
 Pengaruh usia. Dari segi kualitas maupun kuantitas, sel telur yang diproduksi akan
mengalami penurunan ketika seorang wanita mencapai usia di atas 30 tahun.
Itulah sebabnya perempuan di atas usia ini cenderung mengalami infertilitas,
keguguran, atau melahirkan bayi dengan kelainan bawaan.
 Aktivitas ini dapat meningkatkan risiko kerusakan leher rahim (serviks) dan tuba
falopi, kehamilan ektopik, maupun keguguran, serta mengurangi kualitas dan
kuantitas sel telur. Anda dianjurkan untuk berhenti merokok sebelum memulai
program hamil.
 Masalah pada berat badan.Kondisi tubuh yang terlalu gemuk dan terlalu kurus
bisa membuat Anda lebih rentan mengalami gangguan kesuburan.
 Memiliki gaya hidup tidak sehat seperti mengonsumsi alkohol dan obat-obatan
tertentu. Sama seperti rokok, alkohol juga dapat merusak kualitas sel telur Anda.
Kurangi konsumsi alkohol atau berhenti sama sekali sebelum Anda memulai
program kehamilan.
Apabila faktor risiko di atas melanda Anda, jangan ditutupi dan diskusikanlah dengan
pasangan Anda. Anda juga bisa mengajak pasangan untuk menemani Anda berkonsultasi ke
dokter. Dengan pemeriksaan kesuburan dan diagnosis yang pasti, penanganan infertilitas pun
bisa Anda jalani dengan saksama dan tepat sasaran.
 Penyebab infertilitas pada pria
Yang harus digarisbawahi adalah infertilitas adalah bukan hanya masalah pada wanita namun
pria juga bisa mengalaminya. Sekitar 30% kasus infertilitas adalah disebabkan oleh
masalah ketidaksuburan pada pria. Penyebab infertilitas pada pria umumnya disebabkan oleh
gangguan hormonan, fisik, serta fisiologis. Gangguan hormonal yang dapat menyebabkan
pria tidak subur adalah adanya kadar hormon yang tidak normal (terlalu tinggi atau terlalu
rendah). Sejumlah gangguan hormon yang menyebabkan infertilitas adalah:
 Kadar hormon tiroid yang terlalu rendah
 Hiperprolaktinemia atau kondisi hormon prolaktin yang terlalu tinggi
 Rendahnya produksi hormon follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing
hormone (LH) dari kelenjar pituitari
 Hiperplasia adrenal kongenital atau ketika kelenjar pituitar tertekan kenaikan
hormon androgen adrenal yang menyebabkan produksi sperma rendah
Selain karena kelainan hormon, beberapa kondisi lain yang bisa menyebabkan infertilitas pria
adalah terinfeksi penyakit kelamin tertentu seperti radang testis, penyakit genetik, mengidap
varikokel, torsio testis, hingga kelainan ejakulasi retrigrade.Gangguan fisik dan psikologis
pada pria juga bisa menyebabkan masalah ketidaksuburan. Sejumlah gangguan tersebut
meliputi impotensi, ejakulasi dini atau ketika pria tidak bisa mengendalikan respon ejakulasi
hingga inkopetensi ejakulasi yang membuat pria tidak mampu melakukan ejakulasi sama
sekali selama berhubungan seksual.

3
 Gejala infertilitas pada wanita dan pria
Secara umum, gejala infertilitas adalah adanya gangguan yang menyerang sistem reproduksi
wanita dan pria yang bisa mencegah terjadinya kehamilan. Pada pria, gejala infertilitasnya
dapat dilihat ketika pria memiliki permasalahan fungsi seksual seperti tidak mampu ejakulasi
dengan baik.Selain itu, pria yang tidak subur juga akan mengalami gejala tidak normal pada
penis atau testisnya. Hal ini termasuk mengalami penis bengkak, terasa nyeri dan timbulnya
benjolan di sekitar area testis. Semua kelainan dan gangguan tersebut akan menyebabkan pria
menghasilkan sperma yang sedikit dan tidak berkualitas.Sementara pada wanita, dikutip
dari University of Chicago Medicine, gejala infertilitas pada wanita sangat bervariasi dan
bergantung pada penyebabnya. Sejumlah gejala yang bisa menandakan wanita tidak subur
adalah kerap mengalami nyeri panggul, menstruasi yang tidak teratur hingga mengalami
perdarahan pada vagina. Wanita yang tidak subur mungkin juga memiliki gejala haid yang
tidak normal seperti sakit tidak tertahankan, warna darah terlalu pucat dan gelap hingga
mengalami menopause dini. Jika Anda mengalami gejala umum infertilitas seperti yang
disebutkan, ada baiknya segera berkonsultasi pada dokter untuk mengetahuinya secara pasti.
Dokter akan melakukan serangkaian tes untuk melihat adanya risiko ketidaksuburan tersebut. 

 Pengobatan infertilitas pada wanita dan pria


Pengobatan infertilitas pada pria dan wanita terbagi dalam dua metode besar yakni
pengobatan noninvasif dan pengobatan invasif. Pengobatan noninvasif meliputi konseling
gaya hidup sehat, tracking siklus ovulasi, induksi ovulasi hingga intrauterine
insemination (IUI). Selain itu, program donor sperma juga bisa menjadi pilihan pengobatan
noninvasif jika disetujui oleh pasien.Sementasa pengobatan invasif pada wanita dan pria
berbeda. Pengobatan invasif pada wanita adalah mencangkup bedha tubal, bedah uterus, bayi
tabung (IVF), assisted hatching, donor oocyte. Sedangkan pengobatan invasif pada pria
meliputi bedah mikro untuk pasien yang memiliki riwayat vasektomi, sperm
retrieval, intracytoplasmic sperm injection (ICSI) dan IVF atau bayi tabung.Semua jenis
pengobatan tersebut dilakukan setelah pasien melalui fase pemeriksaan atau skrining awal
terkait penyebab ketidaksuburan. Selanjutnya dokter akan merencanakan pengobatan yang
sesuai dengan kondisi pasien.

2.2 Gangguan Menstruasi Pada Remaja WUS ( wanita usia subur)


Gangguan menstruasi bisa berupa perdarahan menstruasi yang terlalu banyak atau
terlalu sedikit, siklus menstruasi yang tidak teratur, menstruasi yang terjadi lebih dari 7 hari,
tidak menstruasi lebih dari 3 bulan, atau bahkan tidak pernah haid sama sekali.
Gangguan menstruasi juga bisa disertai dengan keluhan berat, seperti nyeri dan kram parah,
hingga depresi menjelang menstruasi.
1. Amenorea
Amenorea dibagi menjadi dua, yaitu amenorea primer dan sekunder. Amenorea primer
adalah kondisi di mana seorang wanita sama sekali belum mengalami haid hingga 16 tahun.
Sedangkan amenorea sekunder adalah kondisi di mana seorang wanita usia subur yang tidak
sedang hamil dan pernah menstruasi sebelumnya, berhenti mendapatkan menstruasi selama 3
bulan atau lebih.
Kedua jenis amenorea ini memiliki penyebab yang berbeda. Amenorea primer dapat
disebabkan oleh kelainan genetik, gangguan otak yang mengatur hormon menstruasi, atau
masalah pada indung telur (ovarium) atau rahim.

4
Sedangkan penyebab amenorea sekunder adalah:
 Kehamilan.
 Menyusui.
 Menopause.
 Penurunan berat badan yang berlebihan.
 Penyakit tertentu, seperti penyakit tiroid, polycystic ovarian syndrome
(PCOS), dan tumor otak di bagian kelenjar pituitari atau hipofisis.
 Gangguan rahim, seperti miom atau polip dalam rahim.
 Stres berat.
 Efek samping obat-obatan, seperti kemoterapi, obat penunda haid, dan
antidepresan.
 Penggunaan kontrasepsi, seperti pil KB, KB suntik, dan IUD.
Selain itu, kekurangan gizi atau malnutrisi dan olahraga yang berlebihan juga bisa
menyebabkan wanita mengalami ameno
2. Dismenorea
Dismenorea adalah kondisi di mana wanita mengalami nyeri saat menstruasi, umumnya pada
hari pertama dan kedua haid. Gejalanya berupa nyeri atau kram di perut bagian bawah yang
terus berlangsung, dan terkadang menyebar hingga ke punggung bawah serta paha. Rasa
nyeri tersebut juga bisa disertai sakit kepala, mual, dan muntah.
Dismenorea ini bisa terjadi karena kadar hormon prostaglandin yang tinggi saat hari pertama
haid. Setelah beberapa hari, hormon ini akan berkurang kadarnya hingga dapat membuat
nyeri haid ikut mereda. Nyeri haid jenis ini biasanya akan mulai berkurang seiring
bertambahnya usia atau setelah melahirkan.
Selain karena hormon prostaglandin, dismenorea juga bisa terjadi karena adanya kelainan
sistem reproduksi wanita, seperti:
 Endometriosis
 Miom rahim
 Kista atau tumor di rahim
 Radang panggul
 Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)
Berbeda dengan dismenorea yang normal terjadi karena peningkatan hormon prostaglandin,
dismenorea karena penyakit tertentu biasanya akan berlangsung lebih lama dan semakin
memburuk seiring bertambahnya usia.
3. Menorrhagia
Menorrhagia adalah gangguan menstruasi berupa keluarnya darah menstruasi secara
berlebihan atau dalam jumlah yang terlampau banyak, sehingga mengganggu aktivitas sehari-
hari. Ini termasuk durasi haid yang berlangsung lebih dari menstruasi normal, yakni lebih dari
5-7 hari.
Wanita dengan gangguan menstruasi menorrhagia akan mengalami beberapa keluhan berikut
ini:
 Darah yang keluar dari vagina terlalu banyak, sehingga harus mengganti pembalut
tiap jam.
 Harus menggunakan dua pembalut untuk menampung perdarahan.
 Harus bangun untuk mengganti pembalut pada saat tidur.
 Mengalami gejala anemia, misalnya lemas, pucat, atau sesak napas.
 Mengeluarkan gumpalan-gumpalan darah selama lebih dari satu hari.

5
Menorrhagia  bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari perubahan pola makan, sering
olahraga, gangguan hormon, infeksi atau peradangan di vagina dan leher rahim, gangguan
tiroid, miom dan polip di rahim, gangguan pembekuan darah, hingga kanker rahim
atau kanker serviks.
4. Oligomenorea
Oligomenorea adalah kondisi ketika seorang wanita jarang sekali mengalami menstruasi,
yakni jika siklus menstruasinya lebih dari 35-90 hari atau mendapat haid kurang dari 8-9 kali
dalam kurun waktu setahun.
Oligomenorea sering dialami remaja yang baru memasuki pubertas dan wanita yang
memasuki masa menopause. Gangguan menstruasi ini merupakan dampak dari aktivitas
hormon yang sedang tidak stabil di fase-fase tersebut.
Di samping itu, ada beberapa hal lain yang mungkin jadi penyebab oligomenorrhea, yaitu:
Penggunaan kontrasepsi hormonal, seperti pil KB atau KB suntik.
Sering melakukan olahraga atau aktivitas fisik berat.
 Gangguan ovulasi.
 Penyakit tertentu, seperti diabetes, penyakit tiroid, dan sindrom polikistik ovarium
(PCOS).
 Gangguan makan, seperti anoreksia nervosa dan bulimia.
 Masalah psikologis, seperti stres dan depresi.
 Efek samping obat-obatan tertentu, seperti antipsikotik dan antiepilepsi.
5. Premenstrual dysphoric disorder (PMDD)
Menjelang menstruasi, tidak sedikit wanita mengalami nyeri atau kram perut ringan, sakit
kepala, dan keluhan psikologis, seperti perubahan mood, merasa cemas, gelisah, hingga
mudah emosi. Gejala-gejala yang muncul mendekati datang bulan ini disebut dengan PMS
atau premenstrual syndrome.
Namun jika gejala PMS yang dirasakan cukup berat hingga mengganggu aktivitas sehari-hari,
maka kondisi ini disebut PMDD. Selain nyeri haid yang disertai sakit kepala, gejala PMDD
bisa berupa sedih berlebihan (disforia), gelisah, susah tidur, makan berlebihan, sulit
konsentrasi, depresi, merasa lemas dan tidak berenergi, hingga muncul ide atau keinginan
untuk bunuh diri.
Penyebab PMDD dan PMS belum diketahui secara pasti, namun diduga karena adanya
kelainan zat kimia di otak yang mengatur mood. Salah satu zat kimia ini adalah serotonin.
Selain itu, ada beberapa hal yang diduga turut berperan dalam munculnya kondisi ini, seperti:
 Faktor keturunan
 Kelebihan berat badan
 Jarang berolahraga
 Penyakit tiroid
 Konsumsi alkohol dan penggunaan obat-obat terlarang
untuk memastikan penyebab gangguan menstruasi, diperlukan serangkaian pemeriksaan oleh
dokter. Pemeriksaan ini meliputi peninjauan riwayat menstruasi, pemeriksaan fisik, serta tes
penunjang berupa tes darah, hingga USG, histerosalpingografi, dan MRI.
Beberapa pemeriksaan lain yang mungkin dilakukan untuk menemukan penyebab gangguan
menstruasi adalah pap smear, biopsi rahim, dan histeroskopi.
Penanganan untuk setiap jenis gangguan menstruasi berbeda, tergantung pada penyebabnya.
Oleh sebab itu, Anda disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter guna mendapatkan
penanganan yang sesuai. Penanganan gangguan menstruasi bisa berupa pemberian obat-
obatan hingga operasi.

6
2.3 Menopouse
 Pengertian
Menopause adalah kondisi di mana tidak terjadi menstruasi selama 12 bulan akibat tidak
aktifnya folikel sel telur. Periode transisi menopause dihitung dari periode menstruasi terakhir
diikuti dengan 12 bulan periode amenorea (tidak mendapatkan siklus haid).
Menopause merupakan bagian dari periode transisi perubahan masa reproduktif ke masa
tidak reproduktif. Usia rata-rata menopause berkisar 43–57 tahun. Namun tidak ada cara yang
pasti untuk memprediksi kapan seorang wanita akan memasuki masa menopause.
Selain itu, faktor keturunan juga turut berperan, di mana seorang wanita akan mengalami
masa menopause pada usia tidak jauh berbeda dari ibunya.
Selama menopause, tubuh seorang wanita secara perlahan mengurangi produksi hormon
estrogen dan progesterone sehingga terjadilah berbagai gejala.
 Diagnosis Menopause
Penentuan diagnosis menopause daapt dilakukan apabila seorang wanita tidak mendapatkan
haid selama 1 tahun (12 bulan berturut-turut).
 Gejala Menopause
Gejala yang sering dikeluhkan pada menopause adalah:
 Perubahan di dalam periode menstruasi (memendek atau memanjang, lebih
banyak atau lebih sedikit atau tidak mendapat menstruasi sama sekali)
 Hot flashes
 Keringat malam
 Kekeringan pada vagina
 Gangguan tidur
 Perubahan mood (depresi, mudah tersinggung)
 Nyeri ketika bersanggama
 Infeksi saluran kemih
 Inkontinensia urin atau beser (tidak mampu menahan keluarnya air seni)
 Tidak berminat pada hubungan seksual
 Peningkatan lemak tubuh di sekitar pinggang
 Bermasalah dengan konsentrasi dan daya ingat
 Pengobatan Menopause
Menopause sendiri adalah bagian yang normal dari perjalanan hidup seorang wanita dan
bukan merupakan penyakit yang perlu diterapi. Bagaimanapun juga, terapi dimungkinkan
apabila gejala dari menopause mengganggu atau bertambah parah.
Modifikasi gaya hidup dapat mengurangi ketidaknyamanan yang dialami akibat gejala yang
terjadi. Hal ini juga tentunya akan membuat tubuh terasa lebih sehat.
Modifikasi gaya hidup yang disarankan adalah:
 Menambahkan makanan yang kaya akan kandungan kalsium. Bisa juga dilakukan
dengan mengonsumsi suplemen kalsium.
 Menghindari alkohol dan kafein yang dapat memicu terjadinya hot flashes.
 Berhenti merokok.
 Olahraga teratur. Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur bisa membantu
menurunkan berat badan, memperbaiki kualitas tidur, menguatkan tulang, dan
meningkatkan mood. Jalan cepat, aerobic low impact, dan menari adalah contoh
olahraga yang dapat menguatkan tulang.
 Hindari stress. Meditasi atau yoga dapat membantu untuk relaks dan
menyesuaikan diri dengan gejala yang dialami pada periode peralihan hormonal.

7
Beberapa dokter juga menyarankan untuk menggunakan pil kontrasepsi untuk mengurangi
gejala yang terjadi.
Ketika masuk ke dalam fase menopause, bila gejala-gejala tersebut semakin mengganggu,
maka bisa dilakukan terapi hormonal menggunakan hormon estrogen dan progesterone.
Terapi ini dapat dilakukan bila masih terdapat rahim atau hormon estrogen bila sudah tidak
memiliki rahim.
Terapi hormonal ini dapat mengurangi gejala yang terjadi di masa menopause dan mencegah
keroposnya tulang. Terapi ini tersedia dalam berbagai macam bentuk, di antaranya adalah
tablet atau patch yang ditempelkan ke kulit, Hormon Replacement Therapy (HRT), dan terapi
hormonal lokal (vagina).
Terapi hormonal dapat mengandung estrogen saja, progesterone saja, testosterone saja, atau
kombinasi estrogen-progesteron. Terapi hormonal efektif untuk mengurangi gejala hot
flashes dan kekeringan pada vagina.
 Penyebab Menopause
Menopause terjadi sebagai proses alami di mana tubuh seorang wanita secara perlahan
mengurangi produksi hormon estrogen dan progesteron.
Namun, beberapa tindakan medis juga dapat menyebabkan produksi hormon progesteron dan
estrogen menurun hingga memicu terjadinya menopause dini. Dengan adanya penurunan
kedua hormon ini, proses ovulasi lama kelamaan akan berhenti.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Infertilitas adalah gangguan reproduksi yang bisa menyebabkan seseorang sulit untuk
mencapai kehamilan. Infertilitas pada wanita paling sering disebabkan oleh gangguan
pada ovulasi,sedangkan pada pria disebabkan oleh gangguan hormonan,fisik serta
fisiologis.

Gangguan menstruasi pada remaja WUS


Terbagi atas :
1.Amenorea
2. Dismenorea
3. Menorrhagia
4. Oligomenorea
5. PMDD

Menopouse adalah kondisi di mana tidak terjadi menstruasi selama 12 bulan akibat
tidak aktifnya folikel sel telur. Periode transisi menopause dihitung dari periode
menstruasi terakhir diikuti dengan 12 bulan periode amenorea (tidak mendapatkan
siklus haid).Modifikasi gaya hidup dapat mengurangi ketidaknyamanan yang dialami
akibat gejala yang terjadi. Hal ini juga tentunya akan membuat tubuh terasa lebih
sehat
9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.sehatq.com/artikel/sulit-hamil-dan-faktor-risiko-infertilitas
http://scholar.unand.ac.id/47508/2/BAB%20I%20PENDAHULUAN.pdf
https://www.google.com/search?
q=infertilitas+adalah&oq=&aqs=chrome.0.35i39i362l8...8.904856j0j7&sourceid=chrome&ie
=UTF-8
https://www.klikdokter.com/penyakit/menopause

Anda mungkin juga menyukai