Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

Oleh :

Ghauri Apriani Santosa

Kadek Sugi Ardi Widiantari

Tasbiah Kamaruddin

Program Studi D-III Kebidanan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada
Ganguan Sistem Reproduksi” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Komunikasi


Kebidanan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang
ganguan pada sistem reproduksi wanita bagi kami dan para pembaca makalah ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikan makalah ini.

Penulisan menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna karena keterbatas
ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Balikpapan, Juli 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Manfaat Penulisan Makalah ................................................................ 2
BAB II PENDAHULUAN ............................................................................. 3
A. Gangguan Sistem Reproduksi .............................................................. 3
B. Mengetahui Apa itu Penyakit Vaginitis ............................................... 3
C. Penyebap dan Cara Mengatasi Penyakit Vaginitis .............................. 4
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 8
A. Kesimpulan ......................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit pada system reproduksi bisa menyerang pria dan wanita.


Penyakit ini bisa disebabkan oleh infeksi, peradangan, kelainan genetik, gangguan
hormon, bahkan kanker. Penyakit yang menyerang system reproduksi ini
berpeluang tinggi untuk menyebabkan masalah kesuburan. Sistem reproduksi pria
dan wanita memiliki keunikan tersendiri. Masing-masing system reproduksi
memiliki struktur dan fungsi yang berdeda. Meski begitu, keduanya dirancang
untuk memungkinkan adanya pembuahan sel telur oleh sperma, yang akan
berlanjut menjadi kehamilan.

Menjaga kesehatan reproduksi penting dilakukan oleh setiap wanita. Hal


tersebut dapat dimulai dari melakukan kebiasaan sederhana sehari-hari. Organ
reproduksi wanita terdiri dari vagina, klitoris, serviks atau mulut rahim, rahim,
tuba falopi, dan ovarium atau indung telur. Organ reproduksi wanita ini berperan
penting dalam hubungan seksual, produksi dan perkembangan sel telur,
menstruasi, kehamilan, hingga proses persalinan. Tersendiri maka dengan itu pada
malah ini kami akan membahas tentang sistem reproduksi pada wanita. Berikut ini
beberapa penyakit pada sistem reproduksi wanita yang perlu kita ketahui yakni
Sindrom polikistik ovarium, Endometriosis, Kanker serviks, Kanker ovarium,
Vaginitis, dan HIV atau human immunodeficiency virus.

Organ reproduksi wanita terdiri dari vagina, klitoris, serviks atau mulut
rahim, rahim, tuba falopi, dan ovarium atau indung telur. Organ reproduksi wanita
ini berperan penting dalam hubungan seksual, produksi dan perkembangan sel
telur, menstruasi, kehamilan, hingga proses persalinan. Jika terdapat gangguan
pada organ-organ tersebut, maka sistem reproduksi wanita juga dapat mengalami
gangguan. Hal ini akan berdampak pada munculnya gangguan seksual hingga
sulit untuk hamil. Dengan itu kita harus menjaga kesehatan organ reproduksi agar

1
tidak terjadi hal yang disebutkan di atas, berikut ini adalah beberapa tips yang bisa
dilakukan untuk menjaga kesehatan reproduksi wanita:

B. Rumusan Masalah

1. Mengetahu tentang ganguan sistem reproduksi


2. Mengetahui penyakit Vaginitis
3. Mengetahui cara mengatasi penyebap Vaginitis
C. Manfaat Penulisan Masalah
Adapun makalah ini dibuat, untuk memberi kami ilmu dan
pengetahun lebih banyak tentang masalah reproduksi dalam mata kuliah
Komunikasi Kebidanan, kami juga berharap makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca, agar para pembaca kususnya wanita lebih memahami
pentinngnya menjaga kesehatan alat reproduksi apalagi saat kehamilan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gangguan Sistem Reproduksi

Organ reproduksi wanita ini berperan penting dalam hubungan


seksual, produksi dan perkembangan sel telur, menstruasi, kehamilan,
hingga proses persalinan. Tersendiri maka dengan itu pada malah ini kami
akan membahas tentang sistem reproduksi pada wanita. Berikut ini
beberapa penyakit pada sistem reproduksi wanita yang perlu kita ketahui
yakni Sindrom polikistik ovarium, Endometriosis, Kanker serviks, Kanker
ovarium, Vaginitis, dan HIV atau human immunodeficiency virus. Dalam
bab dua ini kami akan membahas tentang gangguan reproduksi yakni
Vaginitis pada masah kehamilan.

B. Mengetahu Apa Itu Penyakit Vaginitis

Vaginitis merupakan kondisi peradangan pada vagina. Bumil yang


mengidap kondisi ini akan mengalami rasa gatal di vagina dan keputihan
yang berbau tak sedap. Vaginitis pada bumil sebenarnya harus segera
ditangani, sebab kondisi ini bisa menimbulkan sederet keluhan lainnya.
ibu hambil bisa terkena vaginis terja dikarenakan, terganggunya
keseimbangan flora normal berbicara penyebab vaginitis, sama halnya
membicarakan banyak faktor. Pasalnya, vaginitis tidaklah disebabkan oleh
faktor tunggal alias ada beragam faktor yang bisa menyebabkan kondisi
ini. Meski begitu, sebagian besar vaginitis umumnya disebabkan oleh
infeksi bakteri (vaginosis bakterialis). Menurut para ahli di American
Pregnancy Association, sekitar 10-30 persen wanita hamil akan
mengalami bacterial vaginosis (BV) selama kehamilan mereka. Kondisi
ini terjadi ketika terganggunya keseimbangan flora normal di dalam
vagina. Sebenarnya tubuh memiliki bakteri baik yang berperan melindungi
tubuh dari bakteri jahat penyebab infeksi. Namun, pada pengidap
vaginosis bakterialis disebapkan bakteri jahat yang meningkat, biasa
disebut bakteri anaerob. Jumlah bakteri baik akan berkurang sehingga tak

3
mampu melawan infeksi. Penyebab pasti keseimbangan pertumbuhan
bakteri di dalam vagina ibu hamil belum diketahui pasti. Namun, ada
dugaan kuat bahwa kondisi ini terjadi ketika perubahan hormon yang
mengakibatkan pertumbuhan bakteri yang berlebih pada vagina.

C. Penyebap dan Cara Mengatasi Vaginitis

Pada ibu hamil akan mengalami berbagai perubahan dan


peningkatan hormon selama kehamilan. Hal yang perlu digaris bawahi,
selain hal-hal di atas ada pula kondisi lainnya yang bisa menyebabkan
vaginitis, misalnya:

1) Iritasi atau reaksi alergi pada vagina, contohnya karena


penggunaan obat atau pembersih kewanitaan.
2) Penyakit menular seksual, seperti herpes genital atau klamidia.
3) Infeksi jamur pada vagina.
4) Penipisan dinding vagina akibat penurunan kadar estrogen,
misalnya setelah pengangkatan rahim atau menopause.
5) Memiliki banyak pasangan seks.
6) Melakukan praktik seks yang tidak aman, seperti tidak
menggunakan kondom.

Baik vaginitis maupun vaginosis bakterialis tak boleh dipandang


sebelah mata, apalagi bila terjadi pada bumil. Menurut Centers for Disease
Control and Prevention (CDC), sekitar satu jutai ibu hamil mengalami
vaginosis bakterialis ini tiap tahunnya. Nah, vaginosis bakterialis inilah
yang nantinya bakal memengaruhi kehamilan. Singkat kata, penyakit ini
bisa memicu beragam komplikasi pada ibu hamil dan janin. Menurut studi,
ibu hamil yang mengalami vaginosis bakterialis lebih berisiko melahirkan
bayi prematur dengan berat badan lahir yang rendah. Kelahiran prematur
bisa menyebabkan masalah lainnya, mulai dari gangguan fungsi organ,
seperti jantung, otak, gangguan pendengaran, hingga bayi meninggal
mendadak. Selain itu vaginosis bakterialis pada bumil juga bisa memicu

4
radang panggul (pelvic inflammatory disease/PID). Kondisi ini merupakan
infeksi pada organ reproduksi wanita, seperti rahim, serviks, dan ovarium.
PID ini bisa memicu kehamilan ektopik atau bahkan infertilitas alias
kemandulan. Oleh sebab itu, bumil yang mengalami vaginitis atau
vaginosis bakterialis, seperti rasa gatal atau nyeri pada vagina, perih saat
berkemih, atau keputihan yang abnormal, segera temui dokter untuk
mendapatkan penanganan yang tepat. Meski ibu hamil memiliki risiko
mengalami vaginosis bakterialis, untungnya terdapat beragam upaya yang
bisa kita lakukan untuk mencegah kondisi ini. Dengan menjaga
keseimbangan bakteri di dalam vagina. Berikut ini cara mencegahnya:

1) Cegah infeksi penyakit menular seksual, misalnya dengan


menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
2) Gunakan air hangat saat membersihkan bagian luar vagina. Selalu
bersihkan dari bagian depan ke belakang.
3) Jangan membersihkan vagina dengan semprotan air. Hal ini bisa
menghilangkan bakteri baik yang melindungi vagina dari infeksi.
4) Hindari menggunakan sabut atau produk kewanitaan ketika
membersihkan bagian luar vagina.
5) Kenakan celana dalam berbahan katun dan tidak ketat.
6) Kontrol kadar gula darah bila mengidap diabetes.
7) Hindari penggunaan pembalut tanpa kandungan pewangi.

Selain mencagah, kita juga harus menjaga dan merawat kesehatan organ
reproduksi agar tidak terjadi vaginitis, berikut ini adalah beberapa langkah yang
bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan reproduksi wanita:

1. Bersihkan organ intim dengan benar


Cara membersihkan vagina yang benar adalah dengan membasuhnya
dari depan ke belakang (dari arah vagina menuju anus), terutama
setelah buang air kecil dan buang air besar. Jika dibersihkan secara
tidak tepat, kuman dari anus bisa terbawa menuju vagina. Hal ini bisa
menimbulkan infeksi pada vagina.

5
2. Konsumsi makanan sehat
Konsumsilah makanan sehat dan bergizi seimbang agar tubuh
mendapatkan energi dan nutrisi yang dibutuhkan untuk menunjang
kesehatan organ reproduksi.Beberapa asupan nutrisi yang penting bagi
kesehatan reproduksi wanita adalah protein, lemak sehat, antioksidan,
serat, serta vitamin dan mineral, seperti selenium, folat, zat besi, dan
zinc. Nutrisi-nutrisi tersebut bisa diperoleh dari buah-buahan, sayuran,
kacang-kacangan, susu, telur, daging, dan ikan.Selain itu, cukupi juga
kebutuhan cairan tubuh dengan minum sekitar 8 gelas air per hari.
3. Kelola stres
Stres berlebihan dapat menyebabkan depresi, gangguan cemas, dan
bahkan gangguan kesuburan. Oleh karena itu, penting untuk
mengurangi stres agar tidak berdampak lebih lanjut pada kesehatan
reproduksi.
4. Jaga berat badan
Jagalah berat badan tetap ideal atau sesuai dengan indeks massa tubuh
(IMT). Berat badan berlebih (obesitas) atau justru terlalu rendah dapat
mengganggu ovulasi dan produksi hormon yang mengatur kesuburan
seorang wanita.
5. Lakukan kebiasaan sehat lainnya
Mempraktekkan kebiasaan sehari-hari seperti di bawah ini juga
berpengaruh besar terhadap kesehatan reproduksi wanita, yaitu:
o Berhenti merokok karena merokok dapat mengurangi jumlah
dan kualitas sel telur, serta mengganggu kesehatan rahim
o Hindari minuman beralkohol yang dapat meningkatkan risiko
gangguan ovulasi.
o Istirahat yang cukup dengan tidur selama 7-9 jam setiap
malamnya.
o Hindari penggunaan obat-obatan dan suplemen, termasuk obat
herbal, di luar anjuran dokter.
o Gunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan yang
tidak direncanakan.

6
o Hindari perilaku seks berisiko, yaitu hubungan seks
tanpa kondom dan sering berganti pasangan seksual
guna mencegah penyakit menular seksual.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di zaman sekarang tentu kita tidak asing lagi mengenai organ
reproduksi. Organ reproduksi adalah organ seks dalam tubuh yang bekerja
sama untuk tujuan reproduksi seksual. Banyak zat non-hidup seperti
cairan, hormon, dan feromon yang juga merupakan aksesoris penting
untuk sistem reproduksi. Oleh karena organ reproduksi merupakan hal
yang sangat vital, maka perlu dijaga kesehatannya. Terlebih lagi apabila
pada ibu hamil, perlu menjaga kesehatan organ reproduksi agar tidak
terkena infeksi atau penyakit vaginitis, sebab kondisi ini bisa menimbulkan
sederet keluhan lainnya. ibu hamil bisa terkena vaginitis terja dikarenakan,
terganggunya keseimbangan flora normal di dalam vagina. Namun, ada
dugaan kuat bahwa kondisi ini terjadi ketika perubahan hormon yang
mengakibatkan pertumbuhan bakteri yang berlebih pada vagina.

8
DAFTAR PUSTAKA

Fadil, Rizal. 2022. [online]. Vaginitis.


(https://www.halodoc.com/kesehatan/vaginitis). (Diakses pada tanggal 31
Juli 2022).
Agustin, Sinney. 2022. [online]. Cara menjaga reproduksi wanita.
(https://www.alodokter.com/cara-menjaga-kesehatan-reproduksi-wanita).
(Diakses pada tanggal 31 Juli 2022).

Anda mungkin juga menyukai