Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH TENTANG

ASUHAN MASA NIFAS DENGAN PERDARAHAN SEKUNDER

OLEH :

KELOMPOK 8:

VIRA DIASTI 2021 0046

SYAMSIDAR 2021 0042

ANITA 2021 0005

APRISILIA 2021 0007

AKADEMI KEBIDANAN MENARA BUNDA KOLAKA

SULAWESI TENGGARA

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala,


karena berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“asuhan kebidanan pada ibu nifas patoligis dengan perdarahan sekunder”
Makalah ini dibuat untuk meyelesaikan tugas kuliah serta untuk melatih
kemampuan mahasiswa. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai
dengan waktunya.

Saya merasa bahan ajar ini masih banyak kekurangan dalam


penyusunannya. Sehingga saya merasa perlu adanya saran danmasukan
yang membangun dalam usaha memperbaiki lebih .Semoga makalah ini
memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan
ilmu pengetahuan bagi kita semua lanjut.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1
B. Rumus Masalah 1
C. Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAAN

A. Pengertian Perdarahan Nifas Sekunder 2


B. Faktor-Faktor Perdarahan Nifas Sekunder 2
C. Gejala Klinis Perdarahan Nifas Sekunder 4

ASUHAN 7 LANGKAH FARNEY 5

SOAP 20

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 24
B. Saran 24

DAFTAR PUSAKA 25
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Perdarahan post partum mencakup semua perdarahan yang
terjadi setelah kelahiran bayi, sebelum, selama, dan sesudah keluarnya
plasenta. Kehilangan darah lebih dari 500 ml selama 24 jam pertama
disebut perdarahan post partum
Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500 cc
setelah persalinan pervaginam dan lebih dari 1000ml untuk persalinan
apdominal. Perdarahan post partum sekunder terjadi setelah 24 jam
pasca persalinan, biasanya disebabkan oleh tertinggalnya jaringan
plasenta (sisa plasenta), infeksi dalam rahim dengan atau tanpa
produk-pruduk konsepsi yang tertinggal, involusi rahim yang lambat,
atau tidak adekuatnya drainase lokia.
B. Rumusan masalah
1. Pengertian perdarahan sekunder?
2. Faktor-faktor penyebab perdarahan sekunder?
3. Gejala klinis perdarahan sekunder?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sekunder
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab perdarahan sekunder
3. Untuk mengetahui gejala klinis perdarahan sekunder
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian perdarahan sekunder


Perdarahan kala nifas sekunder adalah perdarahan yang terjadi
selama 24 jam pertama. Perdarahan nifas dinamakan sekunder adalah
bila terjadi 24 jam atau lebih sesudah persalinan. Perdarahan nifas
sekunder adalah perdarahan yang terjadi setelah lebih 24 jam post
partum dan biasanya terjadi pada minggu kedua nifas.
Perdarahan post partum sekunder terjadi setelah 24 jam pasca
persalinan, biasanya disebabkan oleh tertinggalanya jaringan
plasenta(sisa plasenta), infeksi dalam rahim dengan atau tanpa produk-
produk konsepsi yang tertinggal, inovolusi rahim yang lambat.
B. Faktor-faktor penyebab perdarahan sekunder
a. Endometritis
Endometritis adalah peradangan atau infeksi pada dinding rahim
yang umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri.
Endometritis umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri yang masuk
ke dalam rahim.selain itu ada beberapa kondisi yang juga dapat
memicu infeksi rahim, seperti:
 Infeksi menular seksual, seperti chalamydia dan gonore.
 Tuberkulosis di luar paru.
 Penyebaran kuman dari vagina.
 Sisa jaringan setelah proeses persalinan atau keguguran pada
rahim.
 Ketuban pecah dini dan persalinan lama.

Cara pencegahan infeksi rahim yaitu ketika melakukan proses


persalinan atau prosedur ginekologi tertentu,pastikan bahwa
peralatan yang digunakan steril.

b. Sub inovolusio
Sub inovolusio adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola
normal inovolusi.
Banyak faktor yang berktribusi terhadap uterus seperti umur,
paritas, inisiasi menyusui dini dan mobilisasi dini.subinvolusi uterus
terjadi karena adanay sisa pasenta dan infeksi.
c. Sisa plasenta
Rest plasenta merupakan tertinggalnya bagian plasenta dalam
rongga rahim yang dapat menimbulkan perdarahan post partum dini
atau perdarahan post partum lambat yang biasanya terjadi dalam 6
hari sampai 10 hari pasca persalinan.
Ari-ari tertinggal di rahim bisa dikeluarkan dengan cara menarik tali
pusat dengan pelan gingga ari-ari keluar.
d. Mioma uteri
Mioma uteri adalah suatu pertumbuhan massa atau daging di dalam
rahim atau di luar rahim yang tidak bersifat ganas. Mioma berasal
dari sel otot polos yang terdapat di rahim pada beberapa kasus juga
berasal dari otot polos pembuluh darah rahim. Jumlah dan ukuran
mioma bervariasi, terkadang ditemukan satu tau lebih dari satu.
Faktor risiko mioma uteri diantaranya yaitu:
 Sudah berusia lebih dari 40 tahun/
 Riwayat keluarga mengidap mioma.
 Menstruasi pertama sebelum usia 10 tahun.
 Belum pernah hamil sebelumnya(wanita yang sudah pernah
memiliki anak cenderung lebih jarang mengalami mioma).
 Berat badan berlebih tau obesitas.

Penyebab mioma uteri :

Penyebab pasti terjadinya mioma masih belum diketahui hingga saat ini
. Meski begitu, pertumbuhan mioma sangat erat kaitanya dengan
produk hormon estrogen. Mioma menunjukkan pertumbuhan maksimal
selama masa reproduksi, yaitu saat pengeluaran estrogen tinggi,
sehingga cenderung membesar saat wanita sedang hamil dan
mengecil saat wanita memasuki masa monopouse. Beberapa
penelitian lain juga menjelaskan bahwa masing-masing mioma dapat
timbul dari satu sel ganas yang berada di antara otot-otot polos didalam
rahim seorang wanita.

Gejala mioma yang bisa menyertai yaitu:

 Memanjangnya periode haid(lebih dari 7 hari).


 Serimg buang air kecil.
 Buang air kecil yang tidak lancar.
 Konstipasi.

Pencegahan mioma yang dapat dilakukan agar terhindar dari


mioma adalah sebagai berikut:

 Menjaga berat badan agar tetap dalam batas ideal.


 Mengurangi konsumsi daging merah dan alkohol.
 Meningkatkan konsumsi daging sayuran hijau.
e. Kelainan uterus
Kelainan uterus atau rahim wanita agenesis rahim menyebabkan
vagina dan rahim tidak terbentuk dengan baik, berukuran kecil, atau
bahkan tidak sama sekali. Wanita dengan kondisi ini biasanya akan
sulit hamil karena kondisi rahimnya kurang ideal untuk pertumbuhan
janin.
Beberapa ciri rahim bermasalah yang umum terjadi adalah rasa
nyeri di rahim atau perut bagian bawah. Perdarahan vagina yang
tidak wajar atau diluar siklus menstruasi. Siklus menstruasi tidak
teratur.
f. Inversio uteri
Inversio uteri merupakan komplikasi persalinan yang sangat serius
berupa kondisi kolaps fiundus yang mencapai kavitas endometrium.
Umumnya, pasien dengan inversio uterus datang ke fasilitas
kesehatan dengan kondisi postpartum.
Faktor risiko terjadinya inversio uteri antara lain penarikan tali pusat
atau penekanan bagian atas uterus (fundus uteri) sebelum plasenta
terlepas. Faktor risiko lain antara lain atonia uteri, plasenta privia,
dan gangguan jaringan ikat.
C. Gejala klinis perdarahan sekunder
a. Terjadi perdarahan berkepanjangan melampaui patrum pengeluaran
lokheal banyak.
b. Terjadi perdarahan yang cukup banyak.
c. Rasa sakit di daerah uterus.
d. Palpasi: fundus uteri masih dapat dirabalebih besar dari yang
seharusnya.
e. Pada VT : di dapatkan uterus yang membesar, lunak, dan dari
osteum uteri keluar darah.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS PATOLOGIS PADA

NY.S PI A0 DENGAN KELUHAN PERDARAHAN

SEKUNDER DI PUSKESMAS POMALAA

Tanggal masuk : 23 september 2019, jam 20:15 wita

Tanggal partus : 23 september 2019, jam 22:00 wita

Tanggal pengkajian : 24 september 2019, jam 23:20 wita

LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR

A. Identitas istri/suami

Nama : Ny. “s” / Tn. “R”

Umur : 23 tahun / 25 tahun

Nikah : 1 kali, lamanya + 4 tahun

Suku : Bugis / Bugis

Agama : islam / Islam

Pendidikan : SMA / SMA

Pekerjaan : IRT / Wiraswasta

Alamat : Dawi-dawi

B. Data Biologis

1. Keluhan utama : Ibu mengeluh ada pengeluaran darah banyak dari

jalan lahir sejak 24 jam setelah persalinan.


2. Riwayat keluhan utama :

a. Mulai timbul : setelah proses persalinan sejak 24 jam pada

tanggal 23 september 2019 di puskesmas pomalaa pukul 22.00

WIB

b. Lokasi keluhan : nyeri yang dirasakan pada jalan lahir

c. Faktor presdiposisi : tertinggalnya jaringan plasenta

d. Keluhan yang disertai yaitu lemas

e. Sifat keluhan : Menetap

3. Riwayat kesehatan lalu dan sekarang

a. Ibu tidak pernah menderita penyakit serius

b. Tidak ada riwayat opname, trauma dan transfusi darah

c. Tidak ada riwayat elergi terhadap makanan, obat-obatan dan jamu

d. Tidak ada riwayat ketergantungan obat-obatan

e. Tidak ada riwayat penyakit menular dan keturunan di dalam

keluarga

4. Riwayat reproduksi

a. Riwayat haid

1. Menarche : 14 tahun

2. Siklus haid : 28-30 hari

3. Durasi haid : + 5-7 hari

4. Perlangsungan normal

5. Keluhan haid tidak ada

b. Riwayat persalinan sekarang


1. Ibu mengatakan ini persalinan yang pertama dan tidak pernah

keguguran (GI P0 A0)

2. Ibu mengatakan melahirkan tanggal 23 september 2019, jam

3. Ibu mengatakan setelah persalinan ia merasakan nyeri pada

perinium

4. Perlangsungan

a) Kala I

Ibu masuk tanggal 23 september 2019, jam 20.00 wita

dengan keluhan sakir perut tembus bekalang di setai

pelepasan lendir campur darah sejak tanggal 23 septwmbwr

2022, jam 1.30 wita. DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur

pada kuadran kiri bawah perut ibu dengan frekuensi 130

kali / menit.

VT jam 21.00 wita : keadaan vulva dan vagina tidak ada

kelainan, partio lunak, pembukaan 8 cm, ketuban (+),

persentase kepala, penurunan hodge IV, molase 0,

penumbungan tidak ada, kesan panggul normal, pelepasan

lendir darah, his 4x dalam 10 menit dengan durasi 20-40

Jam 21:50 wita pembukaan lengkap (10).

b) Kala II

Jam 22.00 – 21.58 wita dengan his yang adekuat 5x dalam

10 menit durasi 50”-55”dibantu dengan kekuatan meneran

ibu,bayi lahir spontan langsung menangis kuat,tidak


cacat,jenis kelamin laki-laki BBL:3600

gram,PBL:49cm,A/s :9/10

Lamanya kala II + 20 menit

c) Kala III

1) JAM 22.00 WITA dilakukan manajemen aktif kala III, injeksi

oksitosin 10 IU

2) Jam 22.25 wita plasenta lahir belum lengkap, perdarahan +

550 cc

Lamanya kala III + 5 manit

Ja wakt TD N S TFU Kontrak Kandun perdaraha


o
m u mmH x/ si g n

ke g mnt C uterus kemih

1 22.0 110/8 88 3 Tidak Lemah Kosong +550 cc

0 0 6 teraba

22.1 110/8 88 Tidak lemah kosong + 550 cc

5 0 Terab110

22.3 110/8 88 Tidak lemah kosong + 550 cc

0 0 teraba

22.4 110/8 88 Tidak Lemah kosong + 550 cc

5 0 teraba

2 23.1 120/8 80 3 Tidak lemah kosong + 550 cc


5 0 6 teraba

23.4 120/8 80 Tidak lemah kosong + 550 cc

5 0 teraba

d) Kala IV

Lamanya kala IV + 2 jam

5. Riwayat psikologis, sosial, ekonomi dan spritual

a. Suami dan keluarga senang dengan kelahiran bayinya

b. Ibu ingin cepat pulang kerumah setelah pulih total

c. Hubungan dengan keluarga dan tetangga baik

d. Ibu dan keluarga taat beribadah

e. Ibu dan keluarga tinggal dirumah sendiri

f. Penghasilan suami cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

6. Riwayat pemenuhan kebutuhan sehari-hari

a. Pola nutrisi

Kebiasaan makan dan minum

1) Pola makan :teratur 3x sehari

2) Nafsu makan :baik

3) Jenis makanan :nasi, ikan, sayur

4) Minum :7-8 gelas sehari

b. Pola eliminasi (BAB dan BAK)

Kebiasan BAB
1) Frekuensi :1 kali sehari

2) Warna/konsistensi :kuning kecoklatan/ lunak

3) Perubahan selama post partum: ibu belum BAB selama post

partum

Kebiasaan BAK

1) Frekuensi :4-5x sehari

2) Warna/bau :kuning/amoniak

3) perubahan selama post partum: hanya satu kali selama post

partum

c. Pola istirahat/ tidur

1) Tidur siang :2-3 jam

2) Tidur malam :7-8 jam

3) Perubahan selama post partum tidur tidak teratur karena

pengaruh bayi yang setiap kali disusui

C. Pemeriksaan Fisik

1. Pemeriksaan umum

a. keadaan umum : Baik

b. kesadaran : Composmentis

2. Pengukuran TTV

a. TD :120/70

b. N : 80 x / menit

c. S : 36oC

d. P : 20 x / menit
3. Pemeriksaan khusus

a. Kelapa

1) Inspeksi :kulit bersih, rambut panjang dan hitam

2) Palapasi: tidak ada benjolan ataupun nyeri tekan

b. Wajah

1) inspeksi : tidak ada cloasma gravidarum

2) Plapasi : tidak ada oedema

c. Mata

1) Inspeksi : kunjung tiva merah muda dan sclera tampak putih

d. Hidung

1) Inspeksi : bersih tidak ada secret

2) Palpasi : tidak ada myeri tekan

e. Mulut

1) Inspeksi : bibir pucat dan tidak ada caries gigi

f. Telinga

1) Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen

g. Leher

1) Inspelsi : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid

2) Palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis

h. Payudara

1) Inspeksi : simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol areola

hiperpigmentasi

2) Palpasi : tidak ada nyeri tekan, ASI belum lancar


i. Abdomen

1) Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi, tonus otot kendor,

tampak striae alba

2) Palpasi : kontraksi uterus kurang baik (tidak teraba dan tidak

keras)

j. Genitilia

1) Inspelsi : tidak ada oedema, tidak ada luka jahitan pengeluran

darah

2) Palpasi : nyeri luka perineum pada hari pertama post partum

k. Anus

1) Inspeksi : tidak ada oedema dan tampak hemorid

l. Ekstremitas

1) Inspeksi : simertis kiri dan kanan, tidak ada oedma

2) Palpasi : refleks patella(+)

LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH AKTUAL

Diagnosa : post partum hari pertama dengan perdarahan post partum karena

rest plasenta

1. Post partum hari pertama

19DS : Ibu mengatakan melahirkan tanggal 23 september 2019, jam

22.00

Ibu merasakan pusing


Ibu merasakan banyak keluar darah keluar jalan lahir setelah

melahirkan

DO : Tanggal pengkajian 24 september 2019, jam 23.20 wita

TFU Tidak teraba

Pengeluaran darah

Kontraksi uterus kurang baik tidak teraba dan tidak keras

Analisis dan intrepetasi data

a) ibu mengatakan melahirkan tanggal 23 september 2022, jam 22.00 wita

dan pengkajian dilakukan tanggal 24 september 2019, jam 23.20 wita

yang menandakan post partum hari pertama

b) pada hari pertama post partum tinggi fundus uteri tidak teraba ini

menandakan terjadi perdarahan hari pertama

c) perdarahan post partum adalah perdarahan yang berlebihan setelah

melahirkan

2. Reat plasenta / sisa-sisa plasenta

DS : Ibu mengeluh ada pengeluaran darah banyak dari jalan lahir sejak

1 jam setelah persalinan

DO : perdarahan 1 pembalut +550 cc

Analisa dan interpretasi

Bila plasenta separuhnya tidak berhasil dilahirkan artinya masih

tertinggal sebagian plasenta didalam rahim, hal ini biasa memicu


perdarahan karena membuat kontraksi rahim menjadi lemah dimana

pembuluh darah akan terbuka, akibatnya darah terus menalir ( sarwono,

2010 hal 435 )

LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA/ MASALAH POTENSIAL

Potensial terjadi syok hipovolemik

DS : ibu merasa pusing saat bergerak, ibu merasa banyak darah yang

keluar dari Jalan lahir sejak 24 jam setelah persalinan

DO : pada pemeriksaan fetal dan meternal plasenta, jumlah kotiledon

tidak lengkkap dan pengeluaran darah + 550 cc

Analisis dan interpretasi data

Kehilangan cairan tubuh dan jumlah darah yang banyak dapat menyebabkan

tekanan darah menurun sehingga volume darah yang kembali ke jantung

masih berkurang dan dapat menimbulkan kelelahan tubuh karena kurangnya

asupan nutrisi keseluruhan tubuh

LANGKAH IV PERLUNYA TINDAKAN SEGERA/ KOLABORASI

Mencegah: terjadinya syok

Rasiona : dengan mencegah terjadinya syok, mata pertolongan pertama

yang akan dilakukan adalah pemasangan infus


LANGKAH V RENCANA TINDAKAN

A. Tujuan

1. keadaan umum ibu baik

2. perdarahan teratasi

3. kecemasan ibu berkurang

4. tidak terjadi infeksi pada uterus

B. Kriteria

1. Tanda-tanda vital ibu dalam batas normal

a) TD : 120/80 mmHg ( sistolik 100-130 mmHg, diastolik 60-90

mmHg)

b) N : 80 x / menit ( 60-100 x / menit )

c) S : 36,50C (36,50-37,50C)

d) P : 20 x / menit ( 16-24 x / menit )

e) ibu mendapat makan dan minum serta istirahat yang cukup

2. darah yang keluar pasca bersalin tidak lebih dari 600 cc, kontraksi

uterus tidak baik, tinggi fundus tidak teraba

3. ibu tenang dan lelah mengetahui keadaannya

4. Tanda-tanda infeksi pada uterus tidak terjadi diantarannya

a) lokia tidak berbau

b) TFU turun kurang lebih 1 jari ( 1 cm) setiap hari

c) suhu dalam batas normal ( 36,5 C)

d) ibu melakukan pemijatan pada payudara

e) kondisi psikologi ibu baik


C. Rencana Asuhan

1. cuci tangan sebelum dan setelah tindakan

Rasional :

untuk mencegah terjadinya infeksi silang

2. beritahu ibu tindakan yang akan di lakukan

Rasional :

ajari ibu agar ibu mengerti dan mau bekerja sama

3. pasang infus RL

Rasional :

telah dilakukan dan dapat membuat memenuhi kebutuhan nutrisi ibu

4. rencana bimanual plasenta

Rasional :

sisa-sisa plasenta yang tertinggal dalam rahim sebagai penyebab

perdarahan dapat di atasi dengan bimanual plasenta untuk

mengeluarkan sisa-sisa plasenta tersebut agar perdarahan terhenti

5. Oservasi perdarahan

Rasional :

Dalam mengobservasi perdarahan maka akan di ketahui jumlah

perdarahan yang di alami sehingga membantu untuk mengambil

tindakan selanjutnya

6. berikan itake makanan yang adekut

Rasional :
dengan memberikan makanan dan minuman yang adekuat dapat

mengganti jumlah darah yang kuat

7. atur posisi ibu dangan senyaman mungkin

Rasional :

membantu ibu untuk merasa nyaman untuk melancarkan sirkulasi

darah ke otak dan mengurangi perdarahan

LANGKAH VI IMPLEMENTASI

Tanggal 23 september 2019 jam 22.00

1. mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan prosedur

sudah di lakukan

2. memberitahu keadaan atau tindakan yang akan di lakukan ibu sudah

mengetahuinya

3. memasang infus RL infus sudah terpasang di tangan sebelah kiri

4. merencanakan bimanual plasenta prosedur di lakukan dengan

caramengeluarkan sisa-sisa plasenta yang masih tertinggal di dalam

rahim

5. mengobservasi perdarahan prosedur di lakukan dan jumlah perdarahan +

400 cc

6. memberikan itake makan dan minum ibu telah di berikan intake makan

dan minum

7. mengatur posisi ibu senyaman mungkin : posisi ibu diatur dengan kaki

lebih tinggi dari badan agar suplai o2 ke otak terpenuhi


8. Menobservasi tanda-tanda vital tiap 15 menit, TFU

a. TD : 120/80 mmHg

b. N : 80 x / menit

c. S : 36 c

d. P : 20 x / menit

e. TFU : Tidak teraba

9. menyampaikan dan menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu : ibu

mengerti dengan penjelasan yang di berikan oleh petugas kesehatan

LANGAKAH VII EVALUASI

Tanggal 23 september 2019 jam 22.00 wita

A. Tujuan

a. keadaan umum ibu baik

b. perdarahan teratasi

c. kecemasan ibu berkurang

d. tidak terjadi infeksi pada uterus

B. Kriteria

tanda-tanda vital ibu dalam batas normal

1) TD : 120/80 mmHg ( sistolik 100-130 mmHg. Diastolik 60-90 mmHg

2) N : 80x/ menit ( 60-100 x / menit

3) S : 36,5 C ( 36,5-37,5 C )

4) P : 20x/ menit ( 16-24x/ menit )

5) ibu mendapat makan dan minum serta istirahat yang cukup


5. darah yang keluar pasca barsalin tidak lebih dari 600 cc. Kontraksi

uterus tidak baik, tinggi fundus tidak teraba

6. Ibu tenang dan telah mengetahui keadaannya

7. Tanda-tanda infeksi pada uterus tidak terjadi diantaranya

a. Lokia tidak berbau

b. TFU turun kurang lebih 1 jari (1 cm) setiap hari

c. Suhu dalam batas normal (36,50C)

d. Ibu melakukan pemijatan pada payudarah

e. Kondisi psikolagis ibu baik


PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN POST NATAL PATOLOGI

PADA NY “S” PI A0 DENGAN PERDATRAHAN POST PARTUM

KARENA PERDARAHAN SEKUNDER DI PUSKESMAS POMALAA

TANGGAL 23 SEPTEMBER

(SOAP)

No. Register :

Tanggal masuk : 23 september 2019 jam 20:15 wita

Tanggal partus : 23 september 2019 jam 20: 00 wita

Tanggal pengkajian : 24 september 2019 jam 23:20 wita

IDENTIVIKASI DATA DASAR

Nama : Ny. “s” / Tn. “R”

Umur : 23 tahun / 25 tahun

Nikah : 1 kali, lamanya + 4 tahun

Suku : Bugis / Bugis

Agama : islam / Islam

Pendidikan : SMA / SMA

Pekerjaan : IRT / Wiraswasta

Alamat : Dawi-dawi
DATA SUBJEKTIF (S)

1. Ibu mengatakan ini persalinan pertamanya dan tidak pernah keguguran

(GI P0 A0)

2. Ibu mengatakan melahirkan tanggal 23 september 2019 jam 22:00 wita

3. Ibu mengatakan banyak keluar darah dari jalan lahir

4. Ibu menatakan merasa lemas

DATA OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umum ibu baik

2. Kesadaran composmentis

3. Tanda-tanda vital dalam batas normal

a) TD : 110/80 mmHg (sistolik 100-130 mmHg, diastolik 60-90

mmHg)

b) N : 88x/menit (60-100x/menit)

c) S : 37,20C (36,50C-37,50C)

d) P : 20x/menit (16-24x/menit)

4. otot perut lembek Tonus

5. Tampak striae albicans

6. TFU 2 jari bawah pusat

7. Pengeluaran lochea rubra

8. Kontraksi uterus baik teraba bundar dan keras

9. Tampak pengeluaran lochea rubra


ASSESMENT (A)

Diagnosa : post partum hari pertama dengan masalah perdarahan sekunder

PLANNING (P)

Tanggal 23 september 2019, jam 22:00 wita

1. Mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan prosedur sudah

dilakukan

2. Memberitahu keadaan atau tindakan yang akan dilakukan ibu sesudah

mengetahuinya

3. Memasang infus RL: infus RL sudah terpasang di tangan sebelah kiri

4. Merencanakan bimanual plasenta prosedur dilakukan dengan cara

mengeluarkan sisa-sisa plasenta yang masih tertinggal didalam rahim

5. Mengopservasi perdarahan: prosedur dilakukan dengan jumlah

perdarahan + 400 cc.

6. Memberikan itake makanan dan minum: ibu telah diberikan itake makan

dan minum

7. Mengatur posisi ibu senyaman mungkin : posisi ibu diatur dengan kaki

lebih tinggi dari badan agar suplai O2 ke otak terpengaruhi

8. Mengopservasi tanda-tanda vital tiap 15 menit, TFU

a. TD : 120/80 mmHg

b. N : 80x/menit

c. S : 360C

d. P : 20x/menit
e. TFU : tidak teraba

9. Menyampaikan dan menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu: ibu

mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh petugas kesehatan.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perdarahan kala nifas sekunder adalah perdarahan yang terjadi selama

24 jam pertama. Perdarahan nifas dinamakan sekunder adalah bila terjadi

24 jam atau lebih sesudah persalinan. Perdarahan nifas sekunder adalah

perdarahan yang terjadi setelah lebih 24 jam post partum dan biasanya

terjadi pada minggu kedua nifas.

Penyebab perdarahan sekunder di sebabkan oleh tertinggalnya jaringan

plasenta(sisa plasenta), infeksi dalam rahim dengan atau tampa produk-

produk konsepsi yang tertinggal, involusi rahim yang lambat.

B. Saran

Diharapkan bagi masyarakat khususnya ibu hamil untuk menjaga

kehamilannya dengan baik, mengingat kondisi kehamilan dapat

memengaruhi luaran janin yang dikandung. Menjaga agar kehamilan tetap

sehat dapat dilakukan dengan disiplin dalam program antenatal care dan

menerapkan anjuran atau edukasi kesehatan yang diberikan oleh tenaga

kesehatan dan medis seperti perawat, bidan dan dokter.


DAFTAR PUSTAKA

https://www.alomedika.com/penyakit/obstetrik-perdarahan

postpartum/diagnosis

https://www.alomedika.com./penyakit/obstetrik-dan-ginekologi/perdarahan -

postpartum/doagnosis#perdarahan20%postpartum20%sekunder20%terjadi20

%setelah, atau20%tidak20%adekuatnya20%derinase20%lokia

Anda mungkin juga menyukai