Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Asuhan Kebidanan Ibu Nifas


Sub Pokok Bahasan : Tanda Bahaya Masa Nifas
Tempat : Klinik Kartika Jaya
Tanggal : Jum’at, 25 Agustus 2023
Sasaran : Ibu Nifas
Pelaksana : Ferika Rafaris

1. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )


Setelah diberikan Penkes diharapkan Klien dan keluarga dapat
memahami tentang tanda bahaya masa nifas.

2. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu :
a. Menyebutkan pengertian Nifas
b. Menyebutkan pengertian Tanda Bahaya Masa Nifas
c. Mengetahui apa saja Tanda Bahaya Masa Nifas

3. Materi
a. Pengertian Masa Nifas
b. Pengertian Tanda Bahaya Masa Nifas
c. Macam-macam Tanda Bahaya Masa Nifas

4. Metode
Diskusi dan Tanya jawab

5. Media
a. Ceramah
b. Leaflet
c. Lembar balik
6. Kegiatan Belajar

No Mahasiswi Bidan Klien dan Keluarga Waktu


Klien
Pre Interaksi
1 Memberi salam dan memperkenalkan Menjawab salam 5 menit
diri
2 Menjelaskan tujuan pengajaran dan Mendengarkan
tema pengajaran

Isi
3 Menjelaskan materi pengajaran Mendengarkan 10 menit
mengenai Pengertian Tanda Bahaya
Masa Nifas dan Macam-macam Tanda
Bahaya Masa Nifas
Memberikan Kesempatan kepada Klien
4 dan Keluarga Klien untuk bertanya Mengajukan 10 Menit
mengenai materi yang disampaikan Pertanyaan

5 Penutup
Memberikan pertanyaan akhir sebagai Menjawab
evaluasi
6 Menyimpulkan bersama-sama hasil Mendengarkan 10 menit
kegiatan pengajaran
7 Menutup dan mengucapkan salam Menjawab salam
7. Evaluasi
A. Evaluasi Struktur
1) Kelengkapan media: tersedia dan siap digunakan
2) Pelaksana siap melakukan penyuluhan/pendidikan kesehatan
3) Sasaran siap diberikan penyuluhan/ pendidikan kesehatan
B. Evaluasi Proses
1) Sasaran mengikuti penyuluhan sesuai waktu yang telah ditentukan
2) Sasaran aktif dalam kegiatan penyuluhan
3) Pelaksana menyajikan materi secara lengkap
4) Pelaksana menyajikan materi sesuai waktu yang telah ditentukan
C. Evaluasi Hasil
1) Sebutkan kembali pengertian dari tanda bahaya kehamilan
2) Sebutkan beberapa macam- macam tanda bahaya kehamilan
3) Sebutkan Cara mencegah tanda bahaya kehamilan
MATERI PENYULUHAN

A. PENGERTIAN NIFAS
Masa nifas (Post Partum) adalah masa di mulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat kandungan kembali semula seperti sebelum hamil, yang
berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari. Selama masa pemulihan tersebut
berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan fisik yang bersifat
fisiologis dan banyak memberikan ketidak nyamanan pada awal postpartum,
yang tidak menutup kemungkinan untuk menjadi patologis bila tidak diikuti
dengan perawatan yang baik (Yuliana & Hakim, 2020)
Masa Nifas (Postpartum) adalah masa sesudah persalinan terhitung dari saat
selesai persalinan sampai pulihnya kembali alat kandungan ke keadaan sebelum
hamil dan lamanya masa nifas kurang lebih 6 minggu (Rahayu, 2016).
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula
(sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu
(Sulistyawati, 2015).

B. PENGERTIAN TANDA BAHAYA MASA NIFAS


Tanda bahaya masa nifas Adalah suatu tindakan yang abnormal yang
mengidentifikasi adanya bahaya / komplikasi yang dapat terjadi selama masa
nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian
ibu ( pundisnkes,2018).

C. TANDA BAHAYA MASA NIFAS


Menurut Maryunani (2015), ada beberapa tanda bahaya yang harus
diperhatikan oleh bidan/tenaga kesehatan atau ibu sendiri,yaitu :
1. Demam (>37,5°C). Menurut teori Sari dan Rimandini (2014), 24
jam postpartum, suhu badan akan naik sedikit (37,5°C-38°C)
sebagai akibat kerja keras sewaktu melahirkan, kehilangan cairan,
dan kelelahan. Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik lagi
karena ada pembentukan Air Susu Ibu (ASI). Bila suhu tidak turun,
kemungkinan adanya infeksi pada endometrium. Peningkatan
melebihi 380C beturut-turut selama 2 hari kemungkinan terjadi
infeksi. Tanda-tanda infeksi nifas yaitu:
a. Calor (panas) Daerah peradangan pada kulit menjadi lebih panas
dari sekelilingnya, sebab terdapat lebih banyak darah yang
disalurkan ke area terkena infeksi/ fenomena panas lokal karena
jaringan-jaringan tersebut sudah mempunyai suhu inti dan
hiperemia lokal tidak menimbulkan perubahan.
b. Dolor (rasa sakit) Dolor dapat ditimbulkan oleh perubahan PH
lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat merangsang
ujung saraf. pengeluaran zat kimia tertentu seperti histamin atau
zat kimia bioaktif lainnya dapat merangsang saraf nyeri, selain
itu pembengkakan jaringan yang meradang mengakibatkan
peningkatan tekanan lokal dan menimbulkan rasa sakit.
c. Rubor (Kemerahan) Merupakan hal pertama yang terlihat
didaerah yang mengalami peradangan. Waktu reaksi peradangan
mulai timbul maka arteriol yang mensuplai daerah tersebut
melebar, dengan demikian lebih banyak darah yang mengalir
kedalam mikro sirkulasi lokal. Kapiler-kapiler yang sebelumnya
kosong atau sebagian saja meregang, dengan cepat penuh terisi
darah. Keadaan ini yang dinamakan hiperemia atau kongesti.
d. Tumor (pembengkakan) Pembengkakan ditimbulkan oleh
karena pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah
kejaringan interstisial. Campuran cairan dan sel yang tertimbun
di daerah peradangan disebut eksudat.
e. Functiolaesa Adanya perubahan fungsi secara superficial bagian
yang bengkak dan sakit disrtai sirkulasi dan lingkungan kimiawi
lokal yang abnormal, sehingga organ tersebut terganggu dalam
menjalankan fungsinya secara normal.
2. Perdarahan Lewat Jalan Lahir
Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500-600
ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir (Prawirohardjo,
2008). Menurut waktu terjadinya di bagi atas 2 bagian :
a. Perdarahan Post Partum Primer (Early Post Partum
Hemorrhage) yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir.
Penyebab utama adalah atonia uteri, retensio placenta, sisa
placenta dan robekan jalan lahir. Terbanyak dalam 2 jam
pertama.
b. Perdarahan post partum sekunder (Late Post Partum
Hemorrhage) yang terjadi setelah 24 jam, biasanya terjadi
antara hari ke 5 sampai 15 post partum. Penyebab utama
adalah robekan jalan lahir dan sisa placenta.

3. Keluar Cairan yang Berbau Melalui Jalan Lahir


Lokhea alba Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel
epitel, selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati. Lokhea
alba ini dapat berlangsung selama 2-6 minggu post partum. Lokhea
yang menetap pada awal periode post partum menunjukkan adanya
tanda-tanda perdarahan sekunder yang mungkin disebabkan oleh
tertinggalnya sisa atau selaput plasenta. Lokhea alba atau serosa
yang berlanjut dapat menandakan adanya endometritis, terutama
bila disertai dengan nyeri pada abdomen dan demam. Bila terjadi
infeksi, akan keluar cairan nanah berbau busuk yang disebut dengan
“lokhea purulenta”. Pengeluaran lokhea yang tidak lancar disebut
“lokhea statis”.

4. Payudara Bengkak, Merah, dan Terasa Sakit


Mastitis bernanah dapat terjadi setelah minggu pertama
pascasalin, tetapi biasanya tidak sampai melewati minggu ke 3 atau
ke 4. Gejala awal mastitis adalah demam disertai menggigil, nyeri
dan takikardi. Pada pemeriksaan payudara membengkak, mengeras,
lebih hangat, kemerahan dengan batas tegas, dan disertai rasa nyeri
(Prawirohardjo, 2008). Penanganan utama mastitis adalah :
a. Memulihkan keadaan dan mencegah terjadinya komplikasi yaitu
bernanah (abses) dan sepsis yang dapat terjadi bila penanganan
terlambat, tidak cepat, atau kurang efektif.
b. Susukan bayi sesering mungkin.
c. Pemberian cairan yang cukup, anti nyeri dan anti inflamasi.
d. Pemberian antibiotic 500 mg/6 jam selama 10 hari.
e. Bila terjadi abses payudara dapat dilakukan sayatan (insisi)
untuk mengeluarkan nanah dan dilanjutkan dengan drainase
dengan pipa agar nanah dapat keluar terus.

5. Ibu Sedih, Merenung, dan Menangis Tanpa Sebab


Baby blues adalah perasaan sedih yang berkaitan dengan
bayinya. Keadaan ini disebabkan oleh perubahan perasaan yang
dialami ibu saat hamil sehingga sulit menerima kehadiran bayinya.
Gejala-gejala baby blues antara lain :
a. Menangis
b. Perubahan perasaan
c. Cemas
d. Kesepian
e. Penurunan nafsu seks
f. Khawatir mengenai sang bayi
g. Kurang percaya diri mengenai kemampuan menjadi seorang
ibu. Penanganan bila terjadi baby blues yaitu hilang tanpa
pengobatan, pengobatan psikologis dan antidepresan, konsultasi
psikiatrik untuk pengobatan lebih lanjut (3 bulan).

6. Bengkak di Wajah, Tangan dan Kaki


Kaki bengkak atau edema tungkai adalah hal yang normal
dan umumnya akan mereda tidak lama setelah melahirkan. Selain
terjadi di kaki, pembengkakan setelah melahirkan itu juga bisa
muncul di tangan, wajah, tungkai, serta pergelangan kaki.
Penyebab terjadinya bengkak :
• Penumpukan cairan di dalam tubuh
Pada saat kehamilan, tubuh memproduksi
lebih banyak hormon estrogen dan progesteron.
Peningkatan kedua hormon ini dapat menyebabkan
retensi atau penumpukan cairan di tubuh, termasuk
pada tungkai
• Rahim yang membesar
Rahim yang kian membesar dapat menekan
pembuluh vena di kaki sehingga aliran darah balik
dari bagian-bagian bawah tubuh menjadi terhambat.
Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa terjadi
penumpukan cairan di tungkai pada saat kehamilan.
Setelah melahirkan, rahim mendorong darah ke
bagian bawah tubuh. Akibatnya perlu beberapa hari
setelah persalinan untuk pembengkakan pada kaki
mereda.
• Cairan infus
Selama proses persalinan, terutama jika
menjalani caesar, Anda barangkali juga menerima
cairan infus, sehingga jumlah cairan tubuh akan
bertambah.
• Mengejan saat melahirkan
Saat mengejan dalam proses persalinan
normal, terjadi peningkatan tekanan ke berbagai area
di tubuh sehingga bisa menyebabkan cairan
menumpuk pada wajah, lengan, dan kaki.
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta:Yayasan Bina


Pustaka

Rahayu, P. P. 2016. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ruptur


Perineum Di Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta Tahun 2014.
Issn : 1907 - 3887, XI(April), 22–30.

Sulistyawati. 2015.Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.


Yogyakarta : ANDI

Yuliana, W., & Hakim, B. N. (2020). Emodemo Dalam Asuhan


Kebidanan Masa Nifas. Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia

Anda mungkin juga menyukai