Anda di halaman 1dari 12

KASUS III

Ny. Yulinar 32 tahun, melahirkan anak ketiganya 12 jam yang lalu melalui persalinan
pervaginam. Tampak suami Ny. Yulinar dan anak keduanya, Melisa 3 tahun menemani.
Sementara itu bayi laki laki yang lahir dengan berat 3300 gram dan panjang 51 cm tdur
pulas disamping Ny. Yulinar setelah menyusu.
1. Bagaimana adaptasi fisiologis dan psikologis yang mungkin terjadi pada Ny. Yulinar?
Beberapa fase yang akan dilalui oleh ibu nifas (Ny. Yulinar), di antaranya:
a) Fase Taking In
Merupakan periode ketergantungan. Beberapa rasa yang tidak nyaman seperti lelah,
nyeri jahitan, membuat ibu nifas sangat bergantung dan membutuhkan perlindungan
dan perawatan dari orang lain. Seorang Ibu nifas pada fase ini akan terfokus pada
dirinya sendiri, lebih tertarik untuk menceritakan pengalaman yang telah dilalui
yaitu hamil dan melahirkan sehingga cenderung pasif terhadap lingkungan sekitar.
Pada fase ini pula, seorang ibu nifas biasanya akan mengalami kekecewaan atau
fase denial, entah itu dari dalam dirinya, bayi yang dilahirkan, suami atau keluarga.
Perasaan bersalah juga sering muncul pada fase ini. Biasanya berlangsung 1-2 hari
setelah melahirkan.
b) Fase Taking Hold
Fase selanjutnya adalah fase di mana psikologis ibu sudah mulai bisa menerima
keadaan. Seorang ibu nifas pada fase ini akan mulai belajar untuk melakukan
perawatan bayinya. Tugas pendamping dan keluarga adalah memberikan dukungan
dan komunikasi yang baik agar ibu merasa mampu melewati fase ini. Periode ini
biasanya berlangsung selama 3-10 hari.
c) Fase Letting Go
Fase Letting Go adalah fase di mana seorang ibu nifas sudah menerima tanggung
jawab dan peran barunya sebagai seorang ibu. Seorang ibu nifas pada masa ini
sudah mampu melakukan perawatan diri sendiri dan bayinya secara mandiri dan
sudah mampu menyesuaikan diri. Secara umum, adaptasi ibu nifas akan berjalan
seperti teori tersebut. Namun, ada beberapa hal yang tidak selalu sama karena
respons setiap individu pun berbeda sesuai dengan tingkat kematangan dan
lingkungan. Namun alangkah baiknya, keluarga mengenali fase tersebut. Agar
seorang ibu baru terhindar dari Syndrome Baby Blues maupun Postpartum
Depression.
Perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada
ibu setelah masa nifas/post partum adalah:
a) Perubahan system reproduksi
b) Perubahan system pencernaan
Setelah kelahiran plasenta produksi ekstrogen dan progestern menurun
sehingga menyebabkan nyeri ulu hati (Beartburn) dan konstipasi, terutama
dalam
beberapa hari pertama
c) Perubahan system perkemihan
1) Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2-8 minggu, tergantung pada
:
Keadaan/status sebelum persalinan
2) Lamanya partus kala II dilalui
3) Besarnya tekanan kepala yang menekan pada saat persalinan
d) Perubahan system endokrin
Saat plasenta terlepas dari dinding uterus kadar HCG (hormone chrorionic
gonadhotropin) dan HPL (hormone plasenta lactogenic) secara berangsur turun
dan normal kembali setelah 7 hari postpartum. HCG tidak terdapat dalam urine
ibu hamil setelah 2 hari post partum. HPL tidak lagi terdapat dalam plasenta.
e) Perubahan system kardiovaskuler
Curah jantung meningkat selama persalinan dan berlangsung sampai kala
3 ketika volume darah uterus dikeluarkan. Penurunan terjadi pada beberapa
hari pertama post partum dan akan kembali normal pada akhir minggu ke-3
post partum.
f) Perubahan system kematologi
Leukosistosis terjadi selama persalinan, sel darah merah berkisar 15.000
selama persalinan.Peningkatan sel darah putih berkisar 25.000-30.000 yang
merupakan manifestasi adanya infeksi pada persalinan lama. Hal ini dapat
meningkat pada awal nifas yang terjadi bersamaan dengan peningkatan
tekanan darah serta volume plasma dan volume sel darah merah. Pada 2-3
hari post partum konsentrasi hematokrit menurun sekitar 2% atau lebih.
Total kehilangan darah selama persalinan dan nifas kira-kira 700-1500 ml
(200 ml hilang saat persalinan, 500-800 ml hilang pada minggu pertama post
partum, dan 500 ml hilang pada saat masa nifas).
g) Perubahan tanda-tanda vital
Selama 24 jam pertama, suhu mungkin meningkat menjadi 38ºC, sebagai akibat
meningkatnya kerja otot, dehidrasi dan perubahan hormonal jika terjadi
peningkatan suhu 38ºC yang menetap 2 hari setelah 24 jam melahirkan, maka
perlu dipikirkan adanya infeksi seperti sepsis puerperalis (infeksi selama post
partum), infeksi saluran kemih, endometritis (peradangan endometrium),
pembengkakan payudara, dan lain-lain.
2. Bagaimana adaptasi psikologis dan psikososial selama post partum yang mungkin terjadi
pada suami dan keluarga yang lainnya ?
Suami atau keluarga perlu mempersiapkan diri menjelang persalinan buah hatinya,
seperti mempelajari hal-hal seputar proses melahirkan hingga persiapan mental agar bisa
mendampingi istri selama persalinan. Kesiapan mental berguna untuk menghadapi
kejadian yang tak terduga atau di luar perkiraan. Kondisi-kondisi seperti pendarahan
hebat, proses persalinan yang sangat lama atau reaksi istri saat melahirkan disebut bisa
menjadi pemicu adanya trauma pada pria. Suami dan keluarga juga perlu
mempersiapkan pengetahuan yang baik tentang 3 fase adaptasi pada ibu post partum
sehingga bisa mempersiapkan langkah-langkah antisipasi serta bersiap menerima segala
bentuk perubahan fisiologis dan psikologis dari istri yang baru saja melahirkan,
pendampingan dan dukungan dari keluarga terutama suami pada saat istri mengalami 3
fase tersebut sangat membantu istri melalui 3 fase adaptasi dengan baik.
3. Selain itu, ketidakberdayaan untuk membantu istri dan bayi terutama saat proses
persalinan yang disertai penyulit dan komplikasi juga menjadi pemicu trauma pada
suami.
4. Identifikasi masalah atau keluhan yang mungkin terjadi pada ibu post partum.
a) Penurunan berat badan
Untuk sebagian besar pada wanita memiliki berat badan lebih dalam 2 tahun
setelah hamil dibanding wanita yang belum pernah hamil, dan penurunan berat
badan biasanya bisa terjadi pada dalam beberapa waktu sesudah hamil dan
melahirkan.
b) Demam nifas
Demam nifas merupakan demam yang terjadi setelah melahirkan atau saat ibu
berada di masa nifas. Demam ini bisa terjadi setelah melahirkan hingga kurang
lebih 6 minggu setelah masa persalinan, demam nifas biasanya yang disebabkan
oleh perubahan hormon karena sebagian besar demam nifas ini disebabkan oleh
infeksi setelah masa persalinan atau melahirkan.
c) Nyeri pada simpifis pubis
Nyeri ini biasanya disebabkan oleh ibu paska bersalin atau masa nifas, dan
nyeri tersebut akan ada setelah kondisi ibu melahirkan bayi melalui vagina, nyeri
ini diakibatkan karena adanya lecet pada sekitar area vagina dan bekas luka jahitan
pasca melahirkan.
d) Kesulitan berjalan atau kesulitan dalam hubungan seksual
Kesulitan ketika berjalan biasanya dikarenakan adanya latihan duduk dan
berjalan paska bersalin pada ibu post partum, sedangkan kesulitan dalam hubungan
seksual pada ibu post partum kemungkinan diakibatkan karena
timbulnya rasa sakit disekitar jalan lahir setelah pasca melahirkan.
e) Perdarahan yang luar biasa
Pendarahan pada ibu pasca melahirkan terdapat pendarahan yang hebat yang
terjadi dari adanya robekan pada jalan lahir. Dan juga apabila ari – ari sudah lahir
(keluar dari rahim) biasanya juga mengeluarkan darah yang banyak, sedangkan
rahim masih berkontraksi dengan baik sehingga ibu post partum merasa mules
dengan adanya kontraksi tersebut, sedangkan bisa juga darah yang keluar banyak
tentunya kemungkinan terjadi karena adanya robekan pada jalan lahir sehingga
bisa terjadinya pendarahan yang luar biasa.
f) Payudara membengkak disertai kemerahan
Paska persalinan setelah dua atau tiga hari terkadang seorang ibu nifas atau
post partum akan merasakan payudaranya mulai membengkak yang disebabkan
oleh adanya bakteri Staphylococcus atau Streptococcus yang berasal dari saluran air
susu
yang tersumbat (ASI mengendap dalam saluran susu), selain itu dengan adanya
penyumbatan pada sekitar area payudara akan membuat terlihat payudara menjadi
bengkak dan kemerahan.

5. Susun HE yang bertujuan agar ibu dapat terhindar dari infeksi pada masa nifas!lengkapi
dengan SAP dan leaflet!
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERAWATAN NIFAS

Pokok Bahasan : Perawatan Nifas


Hari/tanggal : Rabu 14 Desember 2022
Waktu Pertemuan : 35 menit
Tempat : Di ruang VK RS. Mitra Sehat Medika Pandaan
Sasaran : Ibu nifas di VK RS. Mitra Sehat Medika Pandaan

A. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan diharapkan pasien mengerti dan mampu
melakukan perawatan pada ibu nifas dirumah.
2. Tujuan khusus
a. Peserta mampu menjelaskan pengertian nifas
b. Peserta mampu menjelaskan tujuan dilakukan perawatan nifas
c. Peserta mampu mengenali tanda-tanda bahaya pada masa nifas
d. Peserta mampu melakukan perawatan pada masa nifas

B. Sasaran
Ibu nifas yang ada di ruang VK RS. Mitra Sehat Medika Pandaan

C. Materi
Pokok bahasan : perawatan ibu nifas
Sub pokok bahasan :
1. Pengertian nifas
2. Tujuan perawatan nifas
3. Tanda-tanda bahaya masa nifas
4. Perawatan nifas
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Media
1. LCD
2. Leaflet

F. Kegiatan penyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan peyuluhan Kegiatan peserta
Pendahuluan 15 Desember Mempersiapkan alat, Peserta
2022 peserta dan penyaji menyiapkan diri
08.00-08.05 ditempat
penyuluhan
Pelaksanaan 15 Desember Pembukaan acara oleh Mendengarkan
2022 moderator pembukaan yang
08.05-08.10 disampaikan oleh
moderator

15 Desember Penyampaian materi Mendengarkan


2022 oleh penyaji : dan memberi
08.10-08.20 1. Pengertian nifas umpan balik
2. Tujuan perawtan terhadap materi
nifas yang disampaikan
3. Tanda-tanda bahaya
nifas
4. Perawatan pada ibu
nifas
08.20-08.30 Sesi tanya jawab dan 1. Mengajukan
evaluasi hasil yang pertanyaan
dipandu oleh moderator mengenai
materi yang
belum
dipahami
2. Menjawab
pertanyaan
yang telah
diajukan.
Penutup 15 Desember Penutup oleh moderator.
2022
08.30-08.35

G. Evaluasi
1. Evaluasi struktural
a. Semua peserta hadir dalam kegiatan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa program profesi pendidikan
bidan bekerja sama dengan penanggung jawab VK-IRD RSUD Dr soetomo surabaya
c. Pengorganisasian dilakukan 2 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan.
d. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum penyuluhan selesai
2. Evaluasi proses
a. Peserta antusias teradap materi yang disampaikan oleh penyaji.
b. Peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung
c. Peserta terliat aktif dalam kegiatan penyuluhan
d. Moderator, penyuluh, fasilitator dan peserta mampu menjalankan fungsinya dan perannya
dengan baik.
3. Evaluasi hasil
a. Peserta mampu memahami materi yang telah disampaikan
b. Ada umpan balik positif peserta seperti dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
penyaji.
H. Pengorganisasian
Moderator :
Penyaji :
Anggota :
Pembimbing :
I. Sumber
Cunningham, F. Gary et al. 2005. Obstetri Williams. Edisi 21. Alih bahasa: Andry Hartono, Joko
Suyono, Brahm U. Pendit. Jakarta: EGC
Pusdiknakes. 2003. Buku 4. Asuhan Kebidanan Postpartum. Jakarta: Pusdiknakes-WHO-J
HPIEGO
Saifuddin, AB. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Edisi
1. Jakarta: YBPSP
Sarwono, P. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP
Materi Penyuluhan
PERAWATAN NIFAS

1. Pengertian Nifas
Puerperium (nifas) adalah masa sesudah persalinan untuk pulihnya kembali alat-alat
kandungan yang lamanya 6 minggu. (Obstetri Fisiologi: 315)
Puerperium (nifas) adalah masa dimulai setelah persalinan dan berakhir kira-kira 6 minggu,
akan tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu
5 bulan. (Ilmu Kebidanan: 237)

2. Tujuan perawatan nifas


a. Memulihkan kesehatan umum
b. Mempertahankan kesehatan psikologis
c. Mencegah infeksi dan komplikasi
d. memperlancar pembentukan air susu ibu
e. mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai masa nifas selesai dan
dapat merawat bayinya dengan baik.

3. Tanda-tanda bahaya nifas


Ibu nifas harus segera pergi/memeriksakan sirinya ketenaga kesehatan jika dijumpai tanda-
tanda bahaya, seperti :
a. Perdarahan lewat jalan lahir
b. Keluar cairan berbau dari jalan lahir
c. Demam lebih dari 2 hari
d. Bengkak dimuka, tangan dan kaki mungkin dengan sakit kepala dan kejang-kejang
e. Payudara bengkak, kemerahan disertai rasa sakit.
f. Mengalami gangguan jiwa (post partum blues).
4. Perawatan Masa Nifas
a. Mobilisasi
Ibu yang baru melahirkan mungkin enggan bergerak karena letih dan sakit.
Berdasarkan penelitian ibu sudah diperbolehkan miring kekanan dan kekiri pada 2 jam
setelah melahirkan dan ibu boleh turun dari tempat tidur dalam kurun waktu 3 jam setelah
persalinan dengan bantuan keluarga atau bidan / perawat. Pasien sectio caesarea mobilisasi
dilakukan dalam kurun waktu 24 – 36 jam setelah melahirkan.
b. Diet/ Nutrisi
Dalam periode nifas diperlukan nutrisi yang keseluruhan baik , kaya protein, vitamin
dan karbohidrat. Ibu menyusui harus mendapatkan paling sedikit 2500 kalori dalam satu hari,
dengan tambahan 500 ml susu per hari (Derek J, 2005)
Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari, pil zat besi harus diminum untuk menambah
zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin (Saifuddin AB, 2002)
Nutrisi dan cairan pada ibu nifas:
 Kebutuhan gizi ibu nifas adalah 700 kkal/hari.
 Makanan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang
cukup.
 Minum setiap sebelum menyusui sedikitnya 3 liter/hari.
 Pil zat besi selama 40 hari pasca persalinan.
 Minum kapsul vit. A (2000000 unit) agar bisa memberikan vit. A kepada bayi melalui ASI.
 Vit. C 100 mg, B1 1,3 mg dan B2 1,3 mg.
 Makanan yang mengandung asam lemak omega 3 yang banyak terdapat pada ikan laut.
c. Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan dalam 6-8 jam PP, kadang-kadang wanita sulit
kencing, karena spingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme sehingga terjadi iritasi
dan nyeri, bila kandung kemih penuh dapat menyebabkan terganggunya kontraksi uterus
sehingga dapat terjadi perdarahan, infeksi kandung kemih, jadi upayakan untuk mempercepat
BAK. Jika tidak bisa dilakukan kateterisasi.
d. Hygiene
Masa nifas adalah masa yang rentan terjadi infeksi pada ibu. Oleh karena itu, ibu
nifas disarankan :
1) Menjaga kebersihan seluruh tubuh dengan mandi
2) Membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Untuk membersihkan daerah
disekitar kelamin dilakukan dari arah depan ke belakang kemudian didaerah sekitar anus
setiap selesai buang air kecil maupun buang air besar. Keringkan dengan handuk dengan
cara ditepuk – tepuk dari arah muka ke belakang.
3) Menyarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya dua kali sehari
4) Cuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya
e. Seksual
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti
dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah
merah berhenti dan dia tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk memulai hubungan
suami istri kapan saja ibu siap.
f. Latihan Senam Nifas
Tujuan: mempercepat involusi uteri, menambah kebugaran tubuh, dan untuk
mengembalikan bentum tubuh seperti sebelum hamil.
1) Senam otot dasar panggul
 Kerutkan/kencangkan otot sekitar vagina seperti menahan BAK selama 5 detik. Kemudian
kendorkan selama 3 detik lalu kencangkan lagi. Mulailah dengan 10x 5 detik pengencangan
otot 3x sehari.
 Secara bertahap lakukan senam sampai 30 – 50x dalam sehari.
2) Senam otot perut
Senam ini dilakukan dengan posisi berbaring dan lutut tertekuk pada alas yang datar
dan keras, mulai dengan melakukan 5x/hari untuk tiap jenis senam ini. Tiap minggu
frekuensi ditambah 5x, maka pada akhir masa nifas tiap jenis senam ini dilakukan 30x.
g. Perawatan Payudara
Perawatan payudara dilakukan untuk memperlancar pengeluaran ASI. Perawatan
payudara dilakukan dengan cara :
 Menjaga payudara tetap bersih dan kering.
 Menggunakan BH yang menyokong payudara.
 Apabila putting lecet oleskan kolostrum/ASI yang keluar pada sekitar putting susu tiap kali
selesai menyusui.
 Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan
diminumkan dengan menggunakan sendok.
 Untuk menghilangkan nyeri, minum parasetamol 1 tablet tiap 4 – 6 jam.
h. Kontrasepsi
Sebaiknya sebelum memilih kontrasepsi dikonsulkan terlebih dahulu ke bidan atau
dokter. Kontrasepsi yang dianjurkan adalah IUD/spiral, implan,suntik 3 bulanan dan steril.
Yang tidak dianjurkan adalah pil kombinasi dan suntik 1 bulanan.
i. Perawatan tali pusat
Perawatan tali pusat bayi dirumah :
1) Tali pusat jika masih belum lepas bisa dibungkus dengan kasa kering dan bersih.
Tidak diperbolehkan memberi rempah-rempah atau jenis yang lain pada tali pusat
bayi.
2) Mengganti kasa pembungkus tali pusat jika basah atau terkena kotoran bayi. Jangan
menunggu diganti saat memandikan bayi saja.
3) Daerah sekitar tali pusat harus selalu dalam keadaan kering dan bersih untuk
mencegah terjadinya infeksi.

Anda mungkin juga menyukai