PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Post partum merupakan suatu periode dalam minggu-minggu pertama setelah kelahiran.
Lamanya periode ini tidak pasti, sebagian besar mengganggapnya antara 4 sampai 6 minggu.
Walaupun merupakan masa yang relatif tidak komplek dibandingkan dengan kehamilan, nifas
ditandai oleh banyaknya perubahan fisiologi. Beberapa dari perubahan tersebut mungkin hanya
sedikit mengganggu ibu baru, walaupun komplikasi serius juga sering terjadi. (Cunningham, F,
et al, 2013)
Asuhan keperawatan pasca persalinan diperlukan untuk meningkatkan status kesehatan ibu dan
anak. Masa nifas di mulai setelah dua jam lahirnya plasenta atau setelah proses persalinan kala 1
sampai IV selesai. Berakhirnya proses persalinan bukan berarti ibu terbebas dari bahaya atau
komplikasi. Berbagai komplikasi dapat dialami ibu pada masa nifas dan bila tidak tertangani
dengan baik akan memberi kontribusi yang cukup besar terhadap tingginya Angka Kematian Ibu
(AKI) di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kelompok merumuskan masalah yaitu Bagaimana
Asuhan Keperawatan pada Post Partum Spontan
1. Tujuan umum
Meningkatkan ketrampilan, kemampuan mengetahui, dan menerapkan asuhan keperawatan pada
pasien post partum spontan
2. Tujuan khusus
c. Mampu menyusun rencana tindakan asuhan keperawatan pada pasien post partum spontan
d. Mampu melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana keperawatan pada pasien post
partum spontan dengan riwayat ketuban pecah dini.
KAJIAN TEORI
A. Pengertian
Periode post partum (puerperium) atau juga sering disebut masa nifas adalah masa sejak
ibu melahirkan bayi (bayi lahir) sampai 6 minggu (42 hari) kemudian. Kadang juga disebut
masa trimester IV (Piliteri, 1998).
Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi kembali
kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan wktu sekitar 6 minggu (Farrer, 2001).
Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali pada
keadaan sebelum hamil, berlangsung kira-kira 6 minggu (Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, 2002).
1. Perubahan Fisiologi
Berikut tabel perubahan yang normal didalam uterus selama post partum :
Berat Diameter
Waktu uterus uterus Palpasi servik
500gram 12,5 cm
Pada tahap
persalinan Lembut/lunak
Menurut Rustam Mochtar (1998) penurunan tinggi uterus pada masa nifas sebagai berikut:
Hari Penurunan
b.Pada Lochea juga mengalami perubahan karena proses involusi (Manuaba,1998) yaitu:
1. Lochea Rubra (cruenta) : ini berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua (desidua: selaput lendir rahim pada keadaan hamil,) vernik casosa, lanugo,dan
mekonium,selama 1-3 hari pasca persalinan.
2. Lochea sanguilenta : warnanya putih bercampur darah. Ini terjadi pada hari ke 3-7 pasca
persalinan.
3. Lochea serosa: Berwarna kuning dancairan ini tidak berdarah lagi ada hari ke 7-14 pasca
persalinan.
4. Lochia alba: cairan putih yang tejadi pada hari setelah dua minggu.
c.Perubahan serviks
Servik setelah melahirkan pada bagian ektoserviks (porsio) akan terlihat memar, sedikit koyak.
Beberapa hari setelah persalinan, osteum eksternum dapat dilalui oleh 2 jari, akhir minggu
pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari dan lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas
dari kanalis servikalis. Setelah post partum, OUE lebih besar dan ada retak serta robekan pada
pinggirannya.
e. Payudara
Menjadi lebih besar, lebih kencang, mula-mula nyeri tekan sebagai reaksi terhadap perubahan
status hormonal serta dimulainya laktasi.
Nafsu makan
Setelah pemulihan sempurna dari analgetik, anastesi, dan kelelahan, kebanyakan ibu nifas
merasa cepat lapar.
Motilitas
Penurunan tonus otot dan motilitas traktus gastrointestinal berlangsung hanya beberapa waktu
setelah persalinan.
Pengosongan usus
Pengosongan usus secara spontan terlambat 3-5 hari setelah persalinan karena dehidrasi dan
kurang makan serta pembengkakan perineal yang disebabkan oleh episiotomi.
Sensitivitas kandung kemih terhadap cairan kadang-kadang menghilang. Hal ini disebabkan
karena oedema yang disebabkan oleh trauma kandung kencing.
40% pada ibu nifas mengalami protein urea non patologis sampai hari kedua post partum.
Serta jumlah urine yang keluar dapat melebihi 3000 ml per harinya sebagai suatu cara tubuh
untuk megurangi cairan ekstraseluler.
Volume Darah
Perubahan pada volume darah terjadi dalam 3-4 minggu setelah persalinan.
Cardiac Output
Cardiac output terus meningkat selama kala I dan kala II persalinan dan tetap tinggi sampai 48
jam post partum, kemudian kembali kembali pada keadaan sebelum hamil 2-3 minggu.
Komponen Darah
Hb, HT, Eritrosit, mendekati keadaan sebelum melahirkan dan berangsur-angsur kembali ke
keadaan sebelum hamil.
Suhu
Suhu pada 24 jam pertama post partum meningkat sampai 38C akibat dari dehidrasi persalinan.
Jika berturut-turut selama dua hari suhu 38C harus dipikirkan adanya kemungkinan infeksi.
Infeksi dapat dikarenakan febris puerpuralis, infeksi traktus genetalis, mastitis, dan infeksi
sistemik.
Nadi
6-8 jam post partum umumnya terjadi bradikardi sebagai suatu konsekuensi dari peningkatan
cardiac output. Setelah 3 bulan post partum, nadi kembali seperti sebelum hamil. Nadi dianggap
normal yakni antara 50-70 kali/menit.nadi yang cepat mengindikasikan hipovolemia sekunder
dan perdarahan.
Respirasi
Tensi ibu tetap stabil. Jika terjadi penurunan tekanan sistolik 20 mmHg atau lebih pada
saat ibu berubah posisi dari tidur terlentang keposisi duduk mungkin merupakan
gangguan sementara pada komponen kardivaskuler terhadap penurunan tekanan vaskuler
panggul.Kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dengan diastolik 15 mmhg, terutama bila
disertai sakit kepala atau perubahan penglihatan, dapat dicurigai adanya
preeklamsia.Berkeringat dan menggigil mungkin disebabkan oleh vasomotor instability,
bila disertai panas berarti untuk membantu pengeluaran jumlah sisa atau kelebihan cairan
tubuh.
k. Hormonal
1) Prolaktin: diproduksi hipofise anterior untuk memproduksi ASI, meningkat saat putting
dirangsang oleh penghisapan bayi, menyebabkan amenorea.
2) Oksitosin: merangsang kontraksi myoepitel sehingga terjadi ejeksi dan ASI keluar,
menyebabkan kontraksi uterus yang membantu involusi dan mencegah perdarahan post partum.
2.Perubahan Psikologi
Perubahan psikologis pada ibu disebbabkan kesan pertama, penyesuaian emosional, post partum
blues menjadi orang tua merupakan hal kritis yang disebut fase honeymoon yaitu fase kritis
setelah anak lahir dimana terjadi kontak yang lama antara ibu, ayah, dan anak.
a.Fase taking in
Perhatian ibu terutama pada kebutuhan dirinya, mungkin pasif dan ketergantungan (berlangsung
selama 2 hari). Ibu tidak menginginkan kontak dengan bayinya tetapi bukan tidak
memperhatikan. Dalam fase ini yang diperlukan ibu adalah informasi tentang bayinya, bukan
cara merawat bayinya. Ibu mengenang pengalaman melahirkan yang baru dialaminya untuk
memulihkan tenaga memerlukan tidur dan asupan nutrisi yang adekuat.
Fase ini berlagsung selama 10 hari dimana ibu berusaha mandiri dan berinisiatif, perhatian
terhadap kemampuan mengaasi fungsi tubuhnya, ingin belajar tentang perawatan dirinya dan
bayinya, serta timbul rasa kurang percaya diri sehingga perlu dibimbing.
cFase letting go
Ibu merasa bahwa bayinya merupakan bagian dari dirinya, mendapat peran dan tanggung jawab
baru. Terjadi peningkatan kemandirian dalam perawatan diri sendiri dan bayinya serta
penyesuaian dalam hubungan keluarga termasuk bayi.
1.Kebersihan diri
b. Menganjurkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air, pastikan
bahwa ibu mengerti untuk membersihkan daerah disekitar vulva terlebih dahulu, dari depan
kebelakang, kemudian membersihkan daerah disekitar anus. Nasehati ibu untuk membersihkan
diri setiap kali selesai BAK/BAB.
c. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut/ kain pembalut setidaknya 2 kali sehari.
d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelamin.
e. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari
menyentuh daerah luka
2.Istirahat
Anjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.Sarankan ibu
untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang
atau beristirahat selagi bayi tidur
Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hari : mengurangi jumlah ASI yang
diproduksi, memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarah,menyebabkan
depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.
3.Latihan
Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal sehingga ibu
akan merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat ,jelaskan bahwa latihan
tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu seperti : dengan tidur terlentang dimana
lengan disamping, menarik otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas kedalam dan angkat dagu
kedada, 1-2 kali hitungan relax dan ulangi 10 kali.Untuk memperkuat tonus otot vagina ( latihan
kegel)
Berdiri dengan tungkai dirapatkan, kebcangkan otot-otot pantat dan panggul ditahan sampai 5
hitungan, kendorkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali. Mulai dengan mengerjakan 5 kali
latihan untuk setiap gerakan, setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada
minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.
4.Gizi
Ibu menyusui harus : mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari, makan dengan diet
berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup,minum sedikitnya 3 liter
air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali ibu menyusui), suplemen zat besi harus
diminum untuk menambah zat besi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin,minum kapsul
vitamin A (200.000 unit) agar bias memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI
5.Perawatan payudara
Menjaga payudara tetap kering dan bersih. Menggunakan BH yang menyokong payudara
Apabila putting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar putting setiap
kali selesai menyusui. Menyususi tetap dilakukan dimulai dari putting susu yang tidak
lecet.Apabila lecetnya sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan
diminumkan dengan menggunakan sendok.Untuk menghilangkan nyeri dapat minum
parasetamol 1 tablet setiap 4-6 jam
Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit
Lakukan pemijatan pada daerah punggung ibu dari sekitar vertebra torakalis ke 6 hingga
ke vertebra servikalis 7.
Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga putting susu menjadi lunak
Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali, apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI
dikeluarkan dengan tangan
Payudara dikeringkan
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri, begitu darah merah berhenti dan ibu
dapat memasukkan 1-2 jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti
dan tidak merasakan ketidaknyamanan, maka aman untuk memulai hubungan suami istri kapan
saja ibu siap,banyak budaya yang memilih tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa
waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari ( 6 minggu ) setelah persalinan, keputusan tergantung
pada perasaan bersangkutan
7.Keluarga berencana
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil lagi setiap
pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan
keluarganya, sebelum menggunakan metode KB, hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan dahulu
kepada ibu :
kekurangannya
efek samping
kapan metode itu dapat dimulai digunakan untuk wanita pasca salin yang menyusui
jika seorang ibu atau pasangan telah memiliki metode KB tertentu ada baiknya untuk bertemu
dengannya lagi dalam 2 minggu untuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu
atau pasangan ibu dan melihat apakah metode tersebut bekerja dengan baik
Kunjungan pada masa nifas dilakukan minimal 4 kali yang tujuannya dilakukan untuk menilai
status ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi serta menangani masalah-
masalah yang terjadi.
Kunjungan I
Tujuannya :
3. Memberi konseling pada ibu atau keluarga untuk mencegah perdarahan akibat atonia
uteri
Kunjungan II
Tujuannya :
1.Memastikan involusio uterus berjalan atau normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah
umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau
3.Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak menunjukkan tanda-tanda ada penyulit
5.Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan
perawatan bayi sehari-hari.
Kunjungan III
Tujuannya :
1. Memastikan involusi uterus berjalan lancar atau normal, uterus berkontraksi, fundus
dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau
3. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak menunjukkan tanda-tanda ada penyulit
5. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat,
dan perawatan bayi sehari-hari
Kunjungan IV
Tujuannya :
F. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
b. Alasan dirawat
1) Riwayat menstruasi
2) Riwayat pernikahan
3) Riwayat kehamilan,persalinan,nifas
1) Keadaan umum
GCS,tanda vital,BB,TB.LILA
2) Head to toe
Perineum: lochea
Ekstremitas: varices
Rektum: hemoroid
f. Data penunjang
g. Diagnosa medis
h.Pengobatan
2. Analisa data
3. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b.d. Agen injuri fisik (trauma jalan lahir, episiotomi).
7) PK: Perdarahan.
G.CONTOH KASUS
PENGKAJIAN
I. Identitas Pasien
Agama : Hindu
Suku : Bali
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
A. Keluhan Utama
Klien hamil 41 minggu, datang ke RS diantar oleh keluarga pada tanggal 29-4-2007
dengan keluhan keluar bercak merah dari vagina,nyeri pada perut dan pinggang.
Klien belum pernah dirawat di Rumah Sakit sebelumnya, klien juga mengatakan tidak pernah
menderita penyakit Diabetes, Jantung, hipertensi ataupun hepatitis. Klien mengatakan keluarga
tidak memiliki riwayat penyakit keturunan atau mengidap penyakit jantung, DM, hipertensi.
A. Riwayat Menstruasi
B. Riwayat Persalinan
Bayi lahir tgl 1-5-2017 jam 23 WIB.
Lama persalinan :
Kala I : 26 jam 30 menit
Kala II : 1 jam 20 menit
Kala III : 10 menit
Jumlah : 28 jam 48 menit
Jumlah perdarahan :
Kala I : 0 cc
Kala II : 0 cc
Kala III : 100 cc
Kala IV : 100 cc
Jumlah : 200 cc
Denyut jantung 2 2
Pernafasan 2 2
Tonus otot 1 1
Peka rangsang 1 2
Warna kulit 1 2
Jumlah 7 9
Komponen Hasil
Pola nutrisi dan Klien mengatakan tidak ada masalah dengan makan dan
metabolic minum, makanan yang diberikan di RS dihabiskan (3x
sehari sebanyak 1 porsi ditambah snack dan buah) minum
kira-kira 3 5 gelas (air teh, air putih).
Pola aktivitas latihan Klien mengatakan untuk bergerak saya bisa tetapi saya
merasa lemah dan nyeri pada jalan lahir. ADL klien dapat
dilakukan secara mandiri oleh pasien.
Pola istirahat dan Klien mengatakan, setelah melahirkan saya bisa tidur,
tidur kebiasaan tidur siang jarang.
Pola persepsi diri Klien mengatakan, saat ini saya sudah mempunyai anak
dan menjadi seorang ibu yang akan merawat anak saya
dengan sebaik-baiknya. Klien merasa senang dan
bangga atas kelahiran anaknya.
Pola stress - koping Klien mengatakan, bila ada masalah selalu didiskusikan
dan dibicarakan dengan suami dan kadang juga dibantu
oleh orang tua untuk mencari jalan keluarnya.
V. Pemeriksaan Fisik
Berat badan : 51 kg
Vital sign :
Kulit, rambut, Klien mengatakan Kulit bersih tak ada lesi, turgor
kuku selama ini tidak ada kulit baik, elastis, rambut hitam
masalah pada kulit, kuku lurus, distribusi merata, kuku
dan rambut pendek dan bersih, capilarry
refil time baik.
Thoraks dan Klien mengatakan tidak Bentuk dada simetris, tidak ada
paru mengalami sesak nafas ketinggalan gerak, tidak ada
retraksi otot dinding dada, suara
nafas vesikuler, vokal fremitus
baik kanan dan kiri, suara nafas
tambahan seperti ronchi dan
wheezing tidak ditemukan.
Muskuloskeletal Pasien mengatakan tidak Tidak ada paralise dan plegia pada
ada masalah dalam ekstremitas.
pergerakan tangan dan
kaki.
Tgl 29/4/2017
GOL DARAH : O
BT :2 16
CT :7 5 15
DO :
- Klien mengungkapkan
rasa ketidaknyamanannya
/nyeri.
DO :
- Klien belum
mengetahui perawatan ibu
nifas dan bayi
3. DS :
DO :
- Terlihat jahitan
episiotomi, luka kelihatan
masih basah.
- Genetalia eksterna
kelihatan kotor
IX. Dianosa keperawatan
X. Rencana Keperawatan
3. Edukasi :
prosedur/perawatan
- Demonstrasikan
pereda nyeri non invasif/ non
farmakologis : massage,
distraksi/imajinasi, relaksasi,
pangaturan posisi yang
nyaman
4. Edukasi : proses
penyakit
- Berikan penjelasan
tentang penyebab timbulnya
nyeri
- Berikan penjelasan
tentang proses/waktu
penyembuhan / rencana /
intervensi
5. Manajemen medikasi
- Berikan analgetik
sesuai program
- Evaluasi keefektifan
analgetik
- Evaluasi tindakan
perencanaan sesuai
kebutuhan
4. Environmental
management
- Batasi pengunjung
yang sedang demam
- Jaga kebersihan
tempat tidur, lingkungan
7. Urinary elimination
management
- Monitor potensi
kateter, pantau karakteristik
urine, jaga hygiene genetalia.
8. Health Education
- Berikan penjelasan
tentang mengapa klien
menghadapi risiko infeksi,
tanda dan gejala infeksi
9. Administrasi medikasi
- Berikan antibiotik
sesuai program
- Melakukan diskusikan O:
tentang perubahan gaya
Klien dapat menjelaskan cara
hidup pada pasien yang
mungkin dibutuhkan. merawat ibu nifas dan bayi
A: Masalah teratasi
P: Lanjutkan intervensi
2-5- Dx 3 S:
2017
- Menerapkan Klien mampu menjelaskan tanda-
tindakan pencegahan tanda infeksi
universal ketika melakukan
O:
kegiatan
- Tidak terdapat tanda-tanda
- Memantau suhu tubuh
infeksi pada klien
dan denyut nadi
- Produksi lochea rubra
- Menjaga kebersihan
tempat tidur dan lingkungan - Tanda vital dalam batas
perawatan normal TD : 110/70 mmHg N :
80 x/menit S : 36,5 o C
- Merawat luka post
operasi dengan cara steril. A: Masalah teratasi
- Memantau produksi
lochea, pantau kondisi vagina
- Memberikan
penjelasan tentang mengapa
klien menghadapi risiko
infeksi, tanda dan gejala
infeksi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persalinan adalah proses fisiologis yang akan dialami wanita untuk mengeluarkan hasil konsepsi
yang hidup dari uterus, sedangkan pasca persalinan adalah waktu penyembuhan untuk kembali
kepada keadaan tidak hamil dan penyesuaian terhadap penambahan keluarga baru mulai dari
selesai persalinan sampai kira-kira 6 minggu, tetapi alat genital baru pulih 3 bulan setelah
persalinan
Makalah kami masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kami. Besar harapan kami
kepada para pembaca untuk bisa memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun agar
makalah ini menjadi lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Tridasa. Jakarta
Saifuddin, Abdul Bar,dkk.2006. Buku panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
neonatal.Jakarta:YBPSP