PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Menurut kabo (2010) hipertensi adalah suatu kondisi medis yang kronis di
mana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah yang disepakati normal.
Hipertensi adalah factor penyebab utama kematian karena stroke dan factor
yang memperberat infark miokard(serangan jantung). Kondisi tersebut merupakan
gangguan yang paling umum pada tekanan darah. Hiper merupakan gangguan
asimptomatik yang sering terjadi dengan peningkatan tekanan darah secra
persisten.diagnosa hipertensi pada orang dewasa dibuat saat bacaan diastolic rata-
rata dua atau lebih,paling sedikit dua kunjungan berikut adalah 90mmHg atau
lebih tinggi atau bila tekanan darah multiple sistolik rerata pada dua atau lebih
kunjungan berikutnya secara konsisten lebih tinggi dari 140mmHg. (Potter &
Perry, 2005).
Di Amerika atau sekitar 60 juta individu dan hampir 1 milyar penduduk dunia
menderita hipertensi, dengan mayoritas dari populasi ini mempunyai risiko yang
tinggi untuk mendapatkan komplikasi kardiovaskuler. Data yang diperoleh dari
Framingham Heart Study menyatakan bahwa prevalensi hipertensi tetap akan
meningkat meskipun sudah dilakukan deteksi dini dengan dilakukan pengukuran
tekanan darah (TD) secara teratur.(Joint National Committee,JNC VII). Di
Indonesia banyaknya penderita Hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya
4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa,
50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka
cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak
mengetahui factor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial.Saat ini
penyakit degeneratif dan kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia. Hasil survey Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 1972, 1986, dan 1992 menunjukkan peningkatan prevalensi
penyakit kardiovaskuler yang menyolok sebagai penyebab kematian dan sejak
1
tahun 1993 diduga sebagai penyebab kematian nomor satu. Penyakit tersebut
timbul karena berbagai factor risiko seperti kebiasaan merokok, hipertensi,
disiplidemia, diabetes melitus, obesitas, usia lanjut dan riwayat keluarga. Dari
faktor risiko diatas yang sangat erat kaitannya dengan gizi adalah hipertensi,
obesitas, displidemia, dan diabetes melitus
(http://ridwanamiruddin.com/2007/12/08/hipertensi) .Medical record
rumahsakitislam samarinda,2011 menggatakan Dewasa ini, penyakit infeksi telah
menggalami pergeseran oleh penyakit degenerative. Hal ini memberikan perhatian
kepada tenaga kesehatan khususnya keperawatan untuk meningkatkan
pengetahuan yang mendalaam terhadap penyakit degenerative, penyakit hipertensi
merupakan penyakit yang banyak di alami masyarakat dalam beberapa tahun
terakhir. Berdasarkan data diruang perawatan penyakit dalam khususnya ruang
jabal rahmah rumah sakit islam samarinda selama enam bulan terakhir tahun
2011. Hipertensi menempati urutan pertama, yaitu 190 kasus,dengan jumlah
pasien laki-laki 88 orang dan perempuan 102 orang.
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat dibedakan menjadi dua
golongan yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder.Hipertensi primer
meliputi lebih kurang 90% dari seluruh pasien hipertensi dan 10% lainnya
disebabkan oleh disebabkan oleh hipertensi sekunder. Hanya 50% dari golongan
hipertensi sekunder dapat di ketahui penyebabnya dan dari golongan ini hanya
beberapa persen yang dapat diperbaiki kelainannya. Oleh karena itu upaya
penaggulanan hipertensi terhadap hipertensi primer baik menggenai pathogenesis
maupun tentang penggobatannya. Hipertensi tidak boleh di anggap penyakit yang
ringan karena jika terlambat memberikan pertolongan penyakit ini akan
merenggut nyawa penderita.(www.askep hipertensi.com). Saat ini banyak
penderita hipertensi yang tidak tahu/tidak mengerti penyakitnya bahkan banyak
yang tidak tahu resiko dari penderita hipertensi apabila tidak di atasi. Beberapa
komplikasi penyakit yang sering terjadi akibat penyakit hipertensi yang tidak
cepat di atasi adalah stroke, insomnia, fertigo.
1
Mengingat berbagai masalah yang bisa terjadi kepada penderita hipertensi,
maka penulis tertarik membuat asuhan keperawatan kepada klien “ Tn. M” umur
75 tahun dengan Hipertensi di Puskesmas Sawan I Kabupaten Buleleng..
1.2 TUJUAN
1.2.1 TujuanUmum
Untuk mendapatkan gambaran nyata dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada klien Tn. M dengan Hipertensi melalui pendekatan proses
keperawatan.
Klien “Tn. M”
3. Studi Kepustakaan
1.4. Manfaat
a. Puskesmas
b. Pada Klien
c. Untuk Penulis
Modifikasi gaya hidup cukup efektif, dapat menurunkan resiko kardio vaskuler
dengan biaya sedikit dan resiko minimal. Tatalaksanan ini tetap di anjurkan meski
harus di sertai obat anti hipertensi karena dapat menurunkan jumlah dan dosis,
langkah-langkah yang dianjurkan :
A. Menurunkan BB bila terdapat kelebihan (indek masa tubuh > 27)
B. Membatasi alcohol
C. Meningkatkan aktifitas fisik aerobic, (30-45 menit per hari)
D. Mengurangi asupan natrium ( 100 mmol Na/gram NaCl perhari )
E. Mempertahankan asupan kalsium yang adekuat ( 90 mmol per hari)
F. Mempertahankan asupan kalsium dan mengurangi asupan lemak jenuh dan
kolesterol dalam makanan (Masjoer, dkk, 2001)
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
1. Data demografi
Biodata
Nama (inisial) : Tn.M
Usia : 75 thn
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : Desa Kerobokan
Agama/keyakinan : Hindu
Diagnose medic : Hipertensi
No. CM : 03044100
Tgl pengkajian : 17 Juli 2017
2. Keluhan utama
Pasien mengeluh kaki dan tangan sering kesemutan dan leher bagian
belakang terasa berat dan sakit.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
pasien mengatakan sejak 3 hari yang lalu leher terasa berat dan sakit dan
bagian kaki dan tangan kesemutan yang hamper terasa setiap hari sejak
kurang lebih satu bulan.
b. Riwayat kesehatan lalu
Klien sebelumnya pernah menggalami asam urat , hipertensi terjadi
sejak 5 tahun yang lalu dan semasa kecilnya klien pernah menggalami
penyakit batuk, pilek, dan demam.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga Tn.M tidak ada yang menggalami penyakit menular ataupun
kronis.
4. Riwayat psikososial
Hubungan klien dengan keluarga terlihat baik. “ saya kurang tahu tentang
penyakit saya”.
5. Riwayat spiritual
Klien dan keluarga selama di rumah melaksanakan ibadah bersama.
Keluarga klien selalu memberikan dukunagan dan do’a agar Tn.M cepat
sembuh.
6. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum klien
Klien tidak menunjukkan adanya tanda-tanda distress. Penampilan klien
rapi sesuai dengan usia. Klien berpakaian bersih inggi badan 163cm dan
BB 70 Kg. klien secar hati-hati karena kaki terasa kesemutan.
b. Tanda-tanda vital
Suhu 36,2 nadi 80x/menit, denyutan nadi teraba kuat dan ritmenya lambat
tapi teratur, pernapasan 20x/menit dan regular, tekanan darah :
160/100mmHg.
7. Pemeriksaan Head to toe
a. Kepala : Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada
benjolan,kulit kepala bersih.
b. Mata : Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah muda, sklera
putih, mata cowong.
c. Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, lidah
bersih,saat batuk keluar dahak kental berwarna putih kental
d. Hidung : Simetris, tidak ada polip.
e. Telinga : Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ada
serumen.
f. Leher : Tidak ada pembesaran kenjar tyroid, limphe, tidak ada
bendungan vena jugularis, tidak ada kaku kuduk.
g. Dada
Inspeksi : dada simetris,
Palpasi : Tidak ada benjolan mencurigakan
Perkusi : paru-paru sonor, jantung dullnes
Auskultasi : terdengar bunyi wheezing.
h. Perut
Inspeksi : simetris
Auskultasi : Peristaltik meningkat 7-10x/mnt
Palpasi : Tidak terdapat pembesaran perut
Perkusi : normal
i. Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang (kyfosis, lordosis,
skoliosis) tidak ada nyeri gerak.
j. Genetalia : jenis kelamin laki-laki, tidak odem, tidak ada kelainan, kulit
perineal kemerahan
k. Anus : Tidak ada benjolan mencurigakan,kulit daerah anus
kemerahan.
l. Ekstremitas : Tidak terdapat kelainan pada ekstremitas pasien
NOC NIC
1 Intoleransi Setelah O : Observasi - Terpantaunya
aktivitas dilakukan tanda tanda vital vital sign pasien
berhubungan tindakan pasien
dengan keperawatan
kelemahan fisik selama 1x 15
menit pasien N : ajarkan cara - Agar pasien tahu
dapat mengurangi cara yang lebih
KH : nyeri dan
- Mampu kesemutan
E : beri
mengetahui
informasi - Untuk
dan melakukan
manfaat berlatih mengurangi rasa
aktivitas secara
dan berolah raga kesemutan
mandiri
secara teratur
- Keseimbangan
C : kolaborasi
aktivitas
dengan
dengan - Terapi untuk
pemberian
istirahat membantu
vitamin B
menambah
komplek
stamina
2 gangguan rasa Vital Sign O : Observasi
nyaman Status tanda vital
berhubungan Setelah pasien - Terpantaunya
benar menurunkan
menjelaskan pasien
kembali apa
yang dijelaskan
perawat/ tim
kesehatan
lainnya
PENUTUP
A. KESIMPULAN
anamnesa yang meliputi data subjektif dan obyektif. Dari pengkajian tersebut
diambil suatu diagnosa dan masalah berdasarkan data yang menunjang untuk
bahwa Klien mengatakan akan meminum obat secara teratur kemudian akan
Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari kesalahan. Maka dari itu