Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Menurut kabo (2010) hipertensi adalah suatu kondisi medis yang kronis di
mana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah yang disepakati normal.
Hipertensi adalah factor penyebab utama kematian karena stroke dan factor
yang memperberat infark miokard(serangan jantung). Kondisi tersebut merupakan
gangguan yang paling umum pada tekanan darah. Hiper merupakan gangguan
asimptomatik yang sering terjadi dengan peningkatan tekanan darah secra
persisten.diagnosa hipertensi pada orang dewasa dibuat saat bacaan diastolic rata-
rata dua atau lebih,paling sedikit dua kunjungan berikut adalah 90mmHg atau
lebih tinggi atau bila tekanan darah multiple sistolik rerata pada dua atau lebih
kunjungan berikutnya secara konsisten lebih tinggi dari 140mmHg. (Potter &
Perry, 2005).

Di Amerika atau sekitar 60 juta individu dan hampir 1 milyar penduduk dunia
menderita hipertensi, dengan mayoritas dari populasi ini mempunyai risiko yang
tinggi untuk mendapatkan komplikasi kardiovaskuler. Data yang diperoleh dari
Framingham Heart Study menyatakan bahwa prevalensi hipertensi tetap akan
meningkat meskipun sudah dilakukan deteksi dini dengan dilakukan pengukuran
tekanan darah (TD) secara teratur.(Joint National Committee,JNC VII). Di
Indonesia banyaknya penderita Hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya
4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa,
50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka
cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak
mengetahui factor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial.Saat ini
penyakit degeneratif dan kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia. Hasil survey Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 1972, 1986, dan 1992 menunjukkan peningkatan prevalensi
penyakit kardiovaskuler yang menyolok sebagai penyebab kematian dan sejak

1
tahun 1993 diduga sebagai penyebab kematian nomor satu. Penyakit tersebut
timbul karena berbagai factor risiko seperti kebiasaan merokok, hipertensi,
disiplidemia, diabetes melitus, obesitas, usia lanjut dan riwayat keluarga. Dari
faktor risiko diatas yang sangat erat kaitannya dengan gizi adalah hipertensi,
obesitas, displidemia, dan diabetes melitus
(http://ridwanamiruddin.com/2007/12/08/hipertensi) .Medical record
rumahsakitislam samarinda,2011 menggatakan Dewasa ini, penyakit infeksi telah
menggalami pergeseran oleh penyakit degenerative. Hal ini memberikan perhatian
kepada tenaga kesehatan khususnya keperawatan untuk meningkatkan
pengetahuan yang mendalaam terhadap penyakit degenerative, penyakit hipertensi
merupakan penyakit yang banyak di alami masyarakat dalam beberapa tahun
terakhir. Berdasarkan data diruang perawatan penyakit dalam khususnya ruang
jabal rahmah rumah sakit islam samarinda selama enam bulan terakhir tahun
2011. Hipertensi menempati urutan pertama, yaitu 190 kasus,dengan jumlah
pasien laki-laki 88 orang dan perempuan 102 orang.
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat dibedakan menjadi dua
golongan yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder.Hipertensi primer
meliputi lebih kurang 90% dari seluruh pasien hipertensi dan 10% lainnya
disebabkan oleh disebabkan oleh hipertensi sekunder. Hanya 50% dari golongan
hipertensi sekunder dapat di ketahui penyebabnya dan dari golongan ini hanya
beberapa persen yang dapat diperbaiki kelainannya. Oleh karena itu upaya
penaggulanan hipertensi terhadap hipertensi primer baik menggenai pathogenesis
maupun tentang penggobatannya. Hipertensi tidak boleh di anggap penyakit yang
ringan karena jika terlambat memberikan pertolongan penyakit ini akan
merenggut nyawa penderita.(www.askep hipertensi.com). Saat ini banyak
penderita hipertensi yang tidak tahu/tidak mengerti penyakitnya bahkan banyak
yang tidak tahu resiko dari penderita hipertensi apabila tidak di atasi. Beberapa
komplikasi penyakit yang sering terjadi akibat penyakit hipertensi yang tidak
cepat di atasi adalah stroke, insomnia, fertigo.

1
Mengingat berbagai masalah yang bisa terjadi kepada penderita hipertensi,
maka penulis tertarik membuat asuhan keperawatan kepada klien “ Tn. M” umur
75 tahun dengan Hipertensi di Puskesmas Sawan I Kabupaten Buleleng..
1.2 TUJUAN
1.2.1 TujuanUmum
Untuk mendapatkan gambaran nyata dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada klien Tn. M dengan Hipertensi melalui pendekatan proses
keperawatan.

1.2.2 Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui gambaran tentang kasus Hipertensi yang dialami oleh

Klien “Tn. M”

b. Untuk mengetahui alternatif pengobatan pada pasien dengan Hipertensi

1.3 Metode Pembahasan

1.3.1. Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan

kasus nyata pada klien dengan Hipertensi di Puskesmas Sawan I

1.3.2. Mendapatkan data dengan cara :

1) Wawancara langsung dengan pasien

2) Melakukan pengamatan langsung dan pemeriksaan fiisik

3. Studi Kepustakaan

Yaitu dengan mempelajari buku-buku sumber yang berhubungan dengan

kasus yang dialami.

1.4. Manfaat

1.4.1. Secara Teoritis

Penulisan ini untuk meningkatkan pemahaman mengenai hipertensi serta

diagnosa keperawatan yang dialami pada Klien “Tn. M”


2. Secara Praktis

a. Puskesmas

Tulisan ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pelayanan kesehatan

terutama puskesmas Sawan I dalam meningkatkan pelayanannya.

b. Pada Klien

Memberikan pengetahuan khusus tentang penyakit Hipertensi dan

penanganannya pada saat klien mengalami permasalahan tersebut.

c. Untuk Penulis

Sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan profesi untuk

melengkapi persyaratan melengkapi Dupak.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep hipertensi
2.1.1 Pengertian hipertensi
Hipertensi adalah factor penyebab utama kematian karena stroke
dan factor yang memperberat infark miokard(serangan jantung). Kondisi
tersebut merupakan gangguan yang paling umum pada tekanan darah. Hiper
merupakan gangguan asimptomatik yang sering terjadi dengan peningkatan
tekanan darah secra persisten.diagnosa hipertensi pada orang dewasa dibuat
saat bacaan diastolic rata-rata dua atau lebih,paling sedikit dua kunjungan
berikut adalah 90mmHg atau lebih tinggi atau bila tekanan darah multiple
sistolik rerata pada dua atau lebih kunjungan berikutnya secara konsisten
lebih tinggi dari 140mmHg (Potter & Perry, 2005).
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140mmHg dan teknan diastolic di atas 90 mmHg
(smelz&bare, 2002).
Pada manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160
mmHg dan tekanan darah distolik 90mmHg.(suddrath and brunner,2002).
2.1.2 Klasifikasi hipertensi
Klasifikasi sesuai WHO
Klasifikasi pada klien dengan hipertensi berdasarkan standart WHO
Klasifikasi Sistolik Distolik
Normotonesi < 140 mmHg <90mmHg
Hipertensi ringan 140-180 mmHg 90-105 mmHg
Hipertensi perbatasan 140-160 mmHg 90-95 mmHg
Hipertensi sedang dan berat >180 mmHg >105 mmHg
Hipertensi sistolik terisolasi >140 mmHg <90 mmHg
Hipertensi sistolik perbatasan 140-160 mmHg <90 mmHg
Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Distolik

Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg

Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg

Stadium 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg

Stadium 2 >= 160 mmHg (atau) >= 100 mmHg

Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII


2.1.3 Etiologi
Hipertensi tidak dapat memiliki sebab yang di ketahui (essensial, idiopatik, atau
primer) atau berkaitan dengan penyakit lain(sekunder).(Dorlan,1998).
Berdasarkan penyebab hipertensi di bagi menjadi dua golonagan yaitu :
1. Hipertensi essensial dan hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya,
disebut juga hipertensi idiopatik.terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor
yang mempengaruhi nya seperti genetic, lingkungan, hiperaktivitas susunan
saraf simpatis,system reninangiotensin,efek dalam ekskersi Na, peningkatan
Na dan Ca ekstrseluler dan factor-faktor yang meningkatkan resiko eperti
obesitas, alcohol, merokok serta polisitemia.
2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus.
Penyebab spesifikny dikietahui seperti gangguan estrogen, penyakit ginjal,
hipertensi vascular renal, hiperaldosteronisme promer, dan sindrom cushing,
feokromositoma, koarksasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan
kehamilan(mansjoer A dkk,2001).

2.1.4 Tanda dan gejala


a. Tekanan darah meningkat,tachikardi
b. Palpitasi, berkeringat dingin, pusing, nyeri kepala bagian
suboccipital,mati rasa(kelemahan salah satu anggota tubuh).
c. Kecemasan,depresi, dan cepat marah.
d. Diplodia(penglihatan ganda).
e. Mual dan muntah
f. Sesak nafas, tachipne.
2.1.5 Patofisologi
Hipertensi sebagai suatu penyakit dimana terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik dan /atau diastolic yang tidk normal.Batas yang
tepat dari kelainan ini tidak pasti. Nilai yang dapat dan diterima berbeda
sesuai usia dan jenis kelamin(sistolik 140-160mmHg ;diastolic 90-
95mmHg). Tekanan darah dipengengaruhi oleh curah jantung tekanan
perifer dan tekanan atrium kanan.
Didalam tubuh terdapat system yang berfungsi mencegah perubahan
tekanan darah secara akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi, yang
berusaha untuk mempertahankan kestabilan tekanan darah dalam jangka
panjang reflek kardiovaskuler melalui system saraf termasuk system
control yang beraksi segera.Kestabilan tekanan darah jangka panjang
dipertahankan oleh system yang menggatur jumlah cairan tubuh yang
melibtkan berbagai organ terutama ginjal.
Berbagai factor seperti factor genetic yang menimbulkan
perubahan pada ginjal dan membrane sel,aktivitas saraf simpatis dan
system rennin-angiotensin yang mempenggaruhi keadaan hemodinamik,
asupan natrium dan metabolism kalium dalam ginjal, serta obesitas dan
factor endotel mempunyai peran dalam peningkatan tekanan darah. Strees
dengan peninggian saraf simpatis menyebabkan kontruksi fungsional dan
hipertensi structural.
2.1.6 Komplikasi
Pada jadi pada hipertensi berat yaitu apabila tekanan darah
diastolic sama atau lebih besar dari 130mmHg,atau kenaikan tekanan darah
yang terjadi secara mendadak, alat-alat tubuh yang sering terseang hipertensi
antaraa lain:
1. Mata :berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan sampai dengan
kebutaan.
2. Ginjal : berupa gagal ginjal
3. Jantung : berupa payah jantung, jantung koroner.
4. Otak : berupa pendarahan akibat pecahnya mikro anerisma yang dapat
menggakibatkan kematian, iskemia dan proses emboli
(mansjoer,dkk,2001).
2.1.5 Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan laboratorium rutin ysng dilakukan sebelum memulai
terapi bertujuan untuk menean pemeriksaan lain seperti ntukan adanya
kerusakan organ dan factor resiko lain atau mencari penyebab hipertensi.
Biasannya di periksa, urinaria, darah ferifer lengkap, kimia
darah(kalum,natrium, kreatinin,gula darah puasa,kolestrol total, kolestrol
HDL dan EKG.
Sebagai tambahan dapat dilakukan pemriksaan lain seperti klirens
kreatini,protein, urine 24 jam, asam urat, kolesterol LDL, TSH dan
echokardiografi (mansjoerr A,dkk,2001).

2.1.6 Penatalaksanan medis


Tujuan dari pada penatalaksaan hipertensi adalah menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler dan morbilitas yang berkaitan. Sedangkan
tujuan terapi pada penderita hpertensi adalah mencapai dan
mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140mmHg dan tekanan
distolikdi bawah 90mmHg dan mengontrol adanya resiko. Hal ini dapat
dicapai melalui modifikasi gayaa hidup saja atau dengan obat antihipertensi
(mansjoer A,dkk,2001).
Kelompok resiko di katagorikan menjadi :
1. Pasien dengan tekanan darah perbatasan atau tingkat 1,2,3 tanpa sengaja
penyakit kardiovaskuler, kerusakan organ atau fakor resiko lainnya. Bila
dengan modifikasi gaya hidup tekanan darah belum dapat di turunkan
maka harus di turunkan obat anti hipertensi.
2. Pasien Tanya penyakit kardiovaskular atau kerusakn organ lainnya,
tetapi memiliki satu tau lebih factor resiko yang terera di atas, namun
bukan diabetes mellitus. Jika terdapat beberapa factor maka harus
langsung di berikan obat anti hipertensi.
3. Pasien dengan gejala klinis penyakit kardiovaskular atau kerusakan
organ yang jelas, factor resiko : usia lebih dari 60 tahun, merokok,
dislipedemia, diabetes mellitus, jenis kelamin (pria dan wanita
menopause), riwayat penyakit k kardiovaskular dalam keluarga.
Kerusakan organ : penyakit jantung ( hpertrofi ventrikel kiri, infark
miokard, angina pectoris, gagal jantung, riwayat revaskularisai korener,
stroke, transientischemic attack, nefropati,penyakit arteri perifer dan
retinopati) (mansjoer A, dkk,2001).
Penatalaksanaan berdasarkan klisifikasi resiko klien dengan hipertensi

Tekanan darah Kelompok resiko Kelompok resiko Kelompok resiko C


A B

130-139 / 85- Modifikasi gaya Modifikasi gaya Dengan obat


89 hidup hidup

140-159 / 90- Modifikasi gaya Modifikasi gaya Dengan obat


99 hidup hidup

>160 / > 100 Dengan obat Dengan obat Dengan obat

Sumber : Mansjoer, dkk, 2001

Modifikasi gaya hidup cukup efektif, dapat menurunkan resiko kardio vaskuler
dengan biaya sedikit dan resiko minimal. Tatalaksanan ini tetap di anjurkan meski
harus di sertai obat anti hipertensi karena dapat menurunkan jumlah dan dosis,
langkah-langkah yang dianjurkan :
A. Menurunkan BB bila terdapat kelebihan (indek masa tubuh > 27)
B. Membatasi alcohol
C. Meningkatkan aktifitas fisik aerobic, (30-45 menit per hari)
D. Mengurangi asupan natrium ( 100 mmol Na/gram NaCl perhari )
E. Mempertahankan asupan kalsium yang adekuat ( 90 mmol per hari)
F. Mempertahankan asupan kalsium dan mengurangi asupan lemak jenuh dan
kolesterol dalam makanan (Masjoer, dkk, 2001)
BAB 3
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
1. Data demografi
Biodata
Nama (inisial) : Tn.M
Usia : 75 thn
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : Desa Kerobokan
Agama/keyakinan : Hindu
Diagnose medic : Hipertensi
No. CM : 03044100
Tgl pengkajian : 17 Juli 2017

2. Keluhan utama
Pasien mengeluh kaki dan tangan sering kesemutan dan leher bagian
belakang terasa berat dan sakit.

3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
pasien mengatakan sejak 3 hari yang lalu leher terasa berat dan sakit dan
bagian kaki dan tangan kesemutan yang hamper terasa setiap hari sejak
kurang lebih satu bulan.
b. Riwayat kesehatan lalu
Klien sebelumnya pernah menggalami asam urat , hipertensi terjadi
sejak 5 tahun yang lalu dan semasa kecilnya klien pernah menggalami
penyakit batuk, pilek, dan demam.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga Tn.M tidak ada yang menggalami penyakit menular ataupun
kronis.
4. Riwayat psikososial
Hubungan klien dengan keluarga terlihat baik. “ saya kurang tahu tentang
penyakit saya”.
5. Riwayat spiritual
Klien dan keluarga selama di rumah melaksanakan ibadah bersama.
Keluarga klien selalu memberikan dukunagan dan do’a agar Tn.M cepat
sembuh.
6. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum klien
Klien tidak menunjukkan adanya tanda-tanda distress. Penampilan klien
rapi sesuai dengan usia. Klien berpakaian bersih inggi badan 163cm dan
BB 70 Kg. klien secar hati-hati karena kaki terasa kesemutan.
b. Tanda-tanda vital
Suhu 36,2 nadi 80x/menit, denyutan nadi teraba kuat dan ritmenya lambat
tapi teratur, pernapasan 20x/menit dan regular, tekanan darah :
160/100mmHg.
7. Pemeriksaan Head to toe
a. Kepala : Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada
benjolan,kulit kepala bersih.
b. Mata : Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah muda, sklera
putih, mata cowong.
c. Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, lidah
bersih,saat batuk keluar dahak kental berwarna putih kental
d. Hidung : Simetris, tidak ada polip.
e. Telinga : Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ada
serumen.
f. Leher : Tidak ada pembesaran kenjar tyroid, limphe, tidak ada
bendungan vena jugularis, tidak ada kaku kuduk.
g. Dada
Inspeksi : dada simetris,
Palpasi : Tidak ada benjolan mencurigakan
Perkusi : paru-paru sonor, jantung dullnes
Auskultasi : terdengar bunyi wheezing.
h. Perut
Inspeksi : simetris
Auskultasi : Peristaltik meningkat 7-10x/mnt
Palpasi : Tidak terdapat pembesaran perut
Perkusi : normal
i. Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang (kyfosis, lordosis,
skoliosis) tidak ada nyeri gerak.
j. Genetalia : jenis kelamin laki-laki, tidak odem, tidak ada kelainan, kulit
perineal kemerahan
k. Anus : Tidak ada benjolan mencurigakan,kulit daerah anus
kemerahan.
l. Ekstremitas : Tidak terdapat kelainan pada ekstremitas pasien

8. Pengkajian Fungsional Gordon


a. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Klien mangatakan bila sedang sesak klien tidak berani mandi
b. Pola nutrisi dan metabolik
Makan : Klien tidak nafsu makan, makan hanya setengah porsi itupun
hanya makan bubur, tapi jika tidak sedang sesak dan batuk mau
menghabiskan 1 porsi makan.
Minum : Klien minumnya hanya 3 sampai 4 gelas perhari.
c.. Pola Eliminasi
BAK :4x/hari
BAB :1x/hari
d. Pola aktifitas dan latihan
Pasien merasa lemah untuk beraktifitas
e. Pola istirahat tidur
Pasien sering mengeluh sulit untuk tidur
f. Pola persepsi sensoris dan kognitif
Pasien sudah mengenal dengan orang-orang di sekilingnya
g. Pola hubungan dengan orang lain
Pasien sudah saling mengenal orang-orang disekitarnya
h. Pola reproduksi / seksual
Klien berjenis kelamin Laki-laki, tidak mengalami gangguan genetalia
i. Pola persepsi diri dan konsep diri
Klien ingin sembuh dengan cepat
j. Pola mekanisme koping
Jika pasien tidak enak badan, maka akan mengeluh kesakitan
k. Pola nilai kepercayaan / keyakinan
Keluarga semua beragama Hindu, keluarga yakin semuanya sudah diatur oleh
Tuhan
3.2. ANALISA DATA
Nama pasien : Tn. M Ruangan : Poli Klinik Umum
Umur : 75 tahun
Data Masalah Etiologi
keperawatan

DS : pasien mengatakan kaki dan tangan Intoleransi aktivitas Kelemahan


kesemutan dan leher bagian belakang fisik
terasa sakit
DO : pasien tampak memegang dan memijat
leher bagian belakang TD : 160/100 mmhg
DS : pasien mengatakan kaki dan tangan Gangguan rasa Kurang
kesemutan dan leher bagian belakang terasa nyaman pengetahuan
sakit dan tidak teratur minum obat (keterbatasan
hipertensi jika sakit baru berobat ke kognitif)
fasyankes
DO : pasien tampak memegang dan memijat
leher bagian belakang TD : 160/100 mmhg.
N : 80 x/ menit S : 36ºC R: 20 x/ menit
Pasien tidak dapat menjawab tentang
masalah penyakit yang dideritanya

3.3 Diagnosa Keperawatan


1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
2. gangguan rasa nyaman berhubungan dengan Kurang pengetahuan (keterbatasan
kognitif)
3.4 INTERVENSI

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Rasional

NOC NIC
1 Intoleransi Setelah O : Observasi - Terpantaunya
aktivitas dilakukan tanda tanda vital vital sign pasien
berhubungan tindakan pasien
dengan keperawatan
kelemahan fisik selama 1x 15
menit pasien N : ajarkan cara - Agar pasien tahu
dapat mengurangi cara yang lebih

bertoleransi nyeri dan efektif dalam

terhadap kesemutan yang mengeluarkan

aktivitas dengan benar mengurangi rasa

KH : nyeri dan

- Mampu kesemutan
E : beri
mengetahui
informasi - Untuk
dan melakukan
manfaat berlatih mengurangi rasa
aktivitas secara
dan berolah raga kesemutan
mandiri
secara teratur
- Keseimbangan
C : kolaborasi
aktivitas
dengan
dengan - Terapi untuk
pemberian
istirahat membantu
vitamin B
menambah
komplek
stamina
2 gangguan rasa Vital Sign O : Observasi
nyaman Status tanda vital
berhubungan Setelah pasien - Terpantaunya

dengan Kurang dilakukan Kaji tingkat vital sign pasien

pengetahuan Penjelasan pengetahuan - Mengetahui

(keterbatasan selama 15 menit pasien tingkat

kognitif) diharapkan N : ajarkan cara pengetahuan

pasien mengurangi pasien

menunjukkan nyeridan - Untuk membantu


pengetahuan kesemutan yang pasien

tentang proses benar mengurangi

penyakit dengan Beri motivasi nyeri dan

KH : pasien untuk kesemutan

Pasien mampu melakukan - Pasien

menyatakan olahraga ringan termotivasi

pemahaman setiap hari dalam

tentang penyakit, E : beri KIE penyembuhan

prognosis dan tentang penyakitnya

pengobatan patofisiologi - Pasien mampu

Pasien mampu dari penyakit mengetahui

melaksanakan C : kolaborasi patofiologi

prosedur yang pemberian obat penyakitnya

dijelaskan secara hipertensi - Untuk

benar menurunkan

Pasien mampu tekanan darah

menjelaskan pasien

kembali apa
yang dijelaskan
perawat/ tim
kesehatan
lainnya

3.5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama pasien : Tn. M Ruangan : Poli Klinik Umum


Umur : 75 tahun
TGL/ NO.
IMPLEMENTASI RESPON PS TTD
JAM Dx
17 Juli 1,2 Mengkaji keluhan pasien DS :pasien mengeluh tangan
2017 Mengobservasi TTV kesemutan dan leher terasa sakit
09.00 DO : TD = 160/100 mmHg, S = 360
C, N= 80x/mnt, tampak lemah ,RR
20x/mnt
ajarkan cara mengurangi DS : Pasien mengatakan akan
nyeri dan kesemutan yang memcoba melakukan tekhnik yang
benar telah diajarkan agar kesemuatan
berkurang
DO : Pasien tampak memperhatiakn
ketika diajarkan dan mampu
mempraktekkan tekhnik yang telah
ajarkan pasien untuk tidak
diajarkan
memaksa pasien
1,2 DS : Klienmengatakan mengerti dan
beraktifitas jika tanda vital
akan memantau kesehatan pasien
pasien berubah
DO : Pasien kooperatif
DS: Pasien mengatakan akan
Ajarkan Tekhnik Relaksasi
berusaha melatih dan melakukan
tekhnik relaksasi sebelum tidur
DO : Pasien mencoba melakukan
Kolaborasi dalam
tekhnik relaksasi
pemberian obat
DS : Pasien mengatakan akan
Captopril 2x 25mg minum obat secara teratur dan
Vit bc 2x1 tab kontrol bila obat habis
1,2
DO : Pasien kooperatif

3.6. EVALUASI KEPERAWATAN


No.
Hari/tgl Catatan Perkembangan TTD
Dx
1. 17 Juli 2017 S : Klien mengatakan masih terasa kesemutan
pada tangan dan kaki dan leher masih terasa berat
O : Klien masih tampak memegang leher
belakang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Ingatkan Klien dan keluarga untuk terus
melakukan tekhnik relaksasi

2. S : Klien mengatakan memahami tentang


penyakit yang dideritanya
O : Klien masih tampak memegang leher
belakang TD : 160/100mmhg
A : Masalah belum teratasi
P : menganjurkan pasien untuk melakukan teknik
relaksasi dan berolahraga serta mengingatkan
pasien untuk control dan minum obat secara
teratur.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah melakukan Asuhan keperawatan pada Klien Tn. M dengan

Hipertensi didapatkan kesimpulan bahwa dalam pengkajian telah dilakukan

anamnesa yang meliputi data subjektif dan obyektif. Dari pengkajian tersebut

diambil suatu diagnosa dan masalah berdasarkan data yang menunjang untuk

diambil suatu diagnosa.

Intervensi diberikan berdasarkan NIC NOC, sedangkan dalam

penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi Klien. Evaluasi dilakukan

setelah implementasi dilakukan. Dalam evaluasi Klien Tn. M menunjukkan

bahwa Klien mengatakan akan meminum obat secara teratur kemudian akan

berusaha melakukan olahraga ringan , mengkonsumsi gizi seimbang dengan diet

rendah garam serta akan control tekanan darah secara teratur.

B. KRITIK DAN SARAN

Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari kesalahan. Maka dari itu

saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna

penyempurnaa penulisan askep yang akan datang. Terima kasih.


DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth, Suzanne C. Smeltzer dan Brenda G.

Bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC : Jakarta : 2001.

Effendiy, Nasrul Drs, Dasar – dasar keperawatan kesehatan,


Masyarakat Edisi 2, EGC. Jakarta : 1998

Mansjoer, Arief et all. kapita selekta kedokteran, jilid 2 – Media


Aesculaisus Jakarta : 2000

Widoyono Mpt, Dr, Penyakit Tropis, EGC, Jakarta : 2008

Anda mungkin juga menyukai