Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (SKN,2014).
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemamuan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi –
tingginya dapat terwujud.
Pengelolaan kesehatan diselenggarakan melalui pengelolaan administrasi kesehatan,
informasi kesehatan, sumber daya kesehatan, upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, peran
serta dan pemberdayaan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, serta
pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Komponen pengelolaan kesehatan yang disusun
dalam SKN dikelompokkan dalam subsistem yaitu upaya kesehatan; penelitian dan
pengembangan kesehatan; pembiayaan kesehatan; sumber daya manusia kesehatan; sediaan
farmasi, alat kesehatan dan makanan; manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan; dan
pemberdayaan masyarakat. Salah satu subsistem yang dimuat dalam SKN tersebut adalah
menyangkut masalah informasi kesehatan.
Informasi kesehatan merupakan hasil pengumpulan dan pengolahan data sebagai
masukan bagi pengambilan keputusan di bidang kesehatan. Tujuan penyelenggaraan sistem
informasi kesehatan adalah untuk menyediakan data dan informasi terkini, akurat, valid, cepat,
transparan serta berhasil guna dan berdaya guna. Data dan informasi ini digunakan sebagai bahan
pengambilan keputusan kesehatan dengan mempertimbangkan faktor desentralisasi, kecukupan
data termasuk data terpilih yang responsive gender, dan aspek kerahasiaan yang berlaku di
bidang kesehatan.
Penyelenggaraan sistem informasi kesehatan, antara lain meliputi:
a. Pengelolaan sistem informasi kesehatan, yang meliputi landasan hukum, perencanaan
kebijakan dan program, pengorganisasian, kerjasama dan koordinasi, monitoring dan
evaluasi, serta pembinaan dan pengawasan;
b. Pelaksanaan sistem informasi kesehatan, yang meliputi data dan informasi serta indikator,
sumber data dan pengelolaan atau pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisa data
serta informasi kesehatan;
c. Sumber daya sistem informasi kesehatan, yang meliputi sumber daya manusia,
pembiayaan, ilmu dan teknologi serta sarana dan prasarana seperti sumber daya data,
sumber daya jaringan, perangkat lunak dan perangkat keras;

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 1


d. Pengembangan dan peningkatan sistem informasi kesehatan, yang meliputi
pengembangan indikator, pengembangan metode dalam sistem informasi kesehatan,
penelitian dan pengembangan system informasi kesehatan;
e. Peningkatan produk dan diseminasi informasi kesehatan.
Data dan informasi yang berkualitas adalah landasan pengambilan keputusan dalam
pembangunan kesehatan. Dan sejalan dengan amanat Undang-Undang Kesehatan Nomor 36
Tahun 2009, setiap orang berhak mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan
seimbang dan bertanggung jawab. Oleh karena ketersediaan data dan informasi sangat
diperlukan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Penyediaan data dan informasi kesehatan dilaksanakan melalui serangkaian proses
panjang mulai dari pengumpulan data dan informasi dari tingkat layanan kesehatan masyarakat,
dilanjutkan dengan pengelolaan data dan informasi, kemudian dituangkan dalam bentuk
pencatatan dan pelaporan, salah satunya adalah Profil Kesehatan. Maka dari itu disusunlah
“Profil Kesehatan Puskesmas Abang I Tahun 2021” ini sebagai suatu sarana yang dapat
dipergunakan untuk melaporkan pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil
pembangunan kesehatan termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal di
Puskesmas Abang I.
Profil Kesehatan ini menyajikan data/informasi kesehatan yang menggambarkan situasi
dan kondisi kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Abang I. Sumber data dalam
penyusunan Profil Kesehatan ini berasal dari laporan data berbagai program dilingkungan
Puskesmas maupun lintas sektoral terkait diwilayah kerja Puskesmas Abang I, yaitu Kantor
Desa, UPTD-Dispora, PLKB dan Kantor Camat.
Permasalahan umum yang dihadapi dalam bidang kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Abang I tahun 2021 tidak terlalu jauh berbeda secara signifikan dari tahun tahun
sebelumnya yaitu masih berkaitan dengan penyakit infeksi, masalah gizi, kesehatan ibu dan anak
dan kesehatan lingkungan yang masih belum optimal, perilaku hidup bersih dan sehat yang
masih perlu ditingkatkan lagi dan distribusi penduduk yang tidak merata.

1.2 VISI, MISI DAN TATA NILAI PUSKESMAS ABANG I


Visi Puskesmas Abang I adalah “Menjadi Puskesmas dengan Pelayanan Prima demi
terwujudnya Kecamatan Abang Sehat Menuju Karangasem yang Cerdas, Bersih dan
Bermartabat”. Adapun misinya adalah :
1. Menyelenggarakan pembangunan berwawasan kesehatan.
2. Memberdayakan masyarakat dan keluarga di bidang kesehatan.
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau dengan manajemen kesehatan pada semua tingkat pelayanan.
4. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Abang I.

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 2


5. Menyelenggarakan Sistem Informasi Kesehatan yang bermutu
6. Memanfaatkan Teknologi Kesehatan yang Tepat Guna.
Untuk dapat mencapai visi dan misi tersebut, Puskesmas Abang I memiliki strategi
sebagai berikut:
1. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat.
Dalam era reformasi, masyarakat harus dapat berperan aktif dalam pembangunan
kesehatan, dimulai sejak penyusunan berbagai kebijakan pembangunan kesehatan.
Pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan mendorong masyarakat agar mampu secara
mandiri menjamin terpenuhinya kebutuhan kesehatan dan kesinambungan pelayanan
kesehatan. Dalam pemberdayaan masyarakat perlu terus dikembangkan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) serta Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM), dalam
rangka mewujudkan “Desa Siaga” menuju Desa Sehat. Pengembangan Desa Siaga harus
melibatkan LSM utamanya PKK, organisasi keagamaan dan sektor swasta.

2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.


Sesuai dengan paradigma sehat dan fungsi Kesehatan/ Puskesmas, UPTD
Kesehatan/ Puskesmas Abang I harus mengutamakan pada upaya kesehatan masyarakat
yang dipadukan secara serasi dan seimbang dengan upaya kesehatan perorangan. UPTD
Kesehatan/ Puskesmas Abang I memfasilitasi upaya revitalisasi system kesehatan dasar
dan rujukannya dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien, serta peningkatan
kualitas pelayanan sesuai standar yang ditetapkan.
Sejalan dengan upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, harus dilakukan
pula peningkatan jumlah dan kualitas sumberdaya manusia kesehatan, yang terdistribusi
sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan
kesehatan perlu ditunjang dengan administrasi kesehatan dan peraturan perundang-
undangan yang memadai, serta penelitian dan pengembangan kesehatan.

3. Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan.


Peningkatan surveilans dan monitoring dilaksanakan dengan meningkatkan peran
aktif masyarakat dalam pelaporan masalah kesehatan di wilayahnya. Dalam keadaan
darurat kesehatan dilakukan pengerahan anggaran dan tenaga pelaksana pada saat
investigasi Kejadian Luar Biasa (KLB) dan respons cepat.
Di samping ittu dikembangkan dan ditingkatkan pula Sistem Peringatan Dini
(early warning system) dan penunjang kedaruratan kesehatan. System informasi
kesehatan pada semua tingkatan administrasi pemerintahan juga perlu diperbaiki dan
dimantapkan.

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 3


4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan.
Dalam upaya pengelolaan sumberdaya pembiayaan yang efektif dan efisien,
khususnya dalam pemeiharaan kesehatan masyarakat, dikembangkan sistem jaminan
kesehatan social, yang dimulai dengan asuransi kesehatan penduduk miskin (KIS), BPJS
PBI maupun Non PBI yang berpijak pada system JKN. Fasilitas kesehatan pemerintah,
diupayakan dapat mengelola hasil pendapatan dari pelayanan kesehatan, guna
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Tata nilai yang ditanamkan dalam penyelenggaraan pelayanan puskesmas adalah:


“Berorientasi kepada kepuasan pelanggan” yang dijabarkan sebagai berikut:

- Berpihak pada masyarakat : setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
- Bertindak cepat dan tepat : dengan pertimbangan yang cermat sehingga intervensi
yang tepat dapat mengenai sasaran.
- Kerjasama tim : dengan menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan
sinergisme.
- Integritas yang tinggi : memiliki ketulusan hati, kejujuran, berkepribadian yang teguh
dan bermoral tinggi.
- Transparan dan akuntabel : agar bias dipertanggung gugatkan kepada public.
- Malu, memiliki budaya malu bila tidak melaksanakan sesuai tugas dengan sebaik-
baiknya.
- Efektifitas dan efisiensi: menghasilkan sesuai dengan apa yang telah digariskan
dengan menggunakan sumber daya yang tersedia sebaik mungkin.
- Partisipasi, dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta
berpartisipasi secara konstruktif . Melibatkan masyarakat dalam setiap proses
pembangunan kesehatan yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
pemeliharaan.

1.3 TUJUAN PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS ABANG I


Profil Kesehatan Puskesmas Abang I Tahun 2021 ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan masukan dan sumber kajian kebijakan bagi pengambil keputusan bidang kesehatan dan
juga dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi institusi diluar kesehatan dan untuk
kepentingan kajian di bidang pendidikan maupun pihak lain yang membutuhkannya.

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 4


1.4 SISTEMATIKA
Sistematika penyajian Profil Kesehatan Puskesmas Abang I ini terdiri dari enam bab,
yaitu :

BAB I Pendahuluan
Bab ini menyajikan tentang latar belakang dan tujuan diterbitkan Profil Kesehatan
Puskesmas Abang I Tahun 2021.

BAB II Gambaran Umum


Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Puskesmas Abang I, keadaan
kependudukan, pendidikan, keadaan lingkungan, dan perilaku masyarakat.

BAB III Situasi Derajat Kesehatan


Bab ini berisikan uraian tentang hasil-hasil pembangunan kesehatan yang mencakup
tentang angka kematian, angka kesakitan dan keadaan status gizi.

BAB IV Situasi Upaya Kesehatan


Gambaran ini berisikan uraian tentang upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan
untuk tercapainya dan berhasilnya program-program pembangunan di bidang kesehatan yang
meliputi persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan dasar, pembinaan kesehatan
lingkungan dan perbaikan gizi masyarakat.

BAB V Situasi Sumber Daya Kesehatan


Dalam bab ini diuraikan tentang sumber daya pembangunan bidang kesehatan.
Memberikan gambaran tentang tenaga, sarana dan fasilitas yang ada.

BAB VI Simpulan/Kesimpulan
Bab ini menyajikan tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut
dari profil kesehatan. Selain itu, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih
kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

Lampiran
Pada lampiran berisi tabel-tabel data pencapaian program kesehatan yang dilaksanakan
Puskesmas Abang I selama tahun 2021 disertai dengan indikator atau sasaran pencapaian
program.

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 5


BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 KONDISI GEOGRAFI


1. Batas Wilayah
Puskesmas Abang I merupakan salah satu puskesmas di Kabupaten Karangasem yang
letaknya di Desa Abang Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem Propinsi Bali dengan
batas-batas wilayah sebagai berikut :
 Sebelah Utara : berbatasan dengan Gunung Agung
 Sebelah Timur : berbatasan dengan Desa Kertamandala (wilayah kerja Pusk.
Abang II)
 Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kel. Padangkerta dan Kel. Karangasem
 Sebelah Timur : berbatasan dengan Desa Budakeling (Bebandem)

2. Luas Wilayah
Secara geografis wilayah kerja Puskesmas Abang I merupakan separuh wilayah
Kecamatan Abang, dimana wilayahnya membentang di daerah perbukitan dibawah Gunung
Agung sampai ke Gunung Lempuyang dengan luas wilayah 47,19 Km2.Secara administratif
wilayah kerja Puskesmas Abang I terdiri dari 8 (delapan) desa yaitu Desa Ababi seluas 10,86
Km2, Desa Abang seluas 5,89Km2, Desa Kesimpar seluas 2,30 Km2, Desa Nawakerti seluas 5,04
Km2, Desa Pidpid seluas 5,38 Km2, DesaTista seluas 7,00 Km2, Desa Tribuana seluas 6,30Km2
dan Desa Tiying Tali seluas 4,42 Km2.

Gambar 2.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Abang I

Berdasarkan luas wilayah Desa Ababi merupakan desa dengan luas wilayah terluas dan

yang terkecil wilayah Desa Kesimpar. Jumlah dusun di wilayah kerja Puskesmas Abang I adalah

53 dusun, yaitu Desa Ababi sebanyak 12 dusun, Desa Abang sebanyak 6 dusun, Desa Kesimpar

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 6


sebanyak 5 dusun, Desa Nawakerti sebanyak 4 dusun, Desa Pidpid sebanyak 6 dusun, Desa Tista

sebanyak 5 dusun, Desa Tribuana sebanyak 5 dusun dan DesaTiying Tali sebanyak 8 dusun.

Jarak terjauh wilayah kerja Puskesmas Abang I adalah + 15 Km2 dari Puskesmas Abang

I dimana semua wilayah sudah dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua dengan waktu

tempuh + 30 menit, sedangkan jarak tempuh dari Puskesmas Abang I ke Ibu Kota Kabupaten +

12 Km2 dengan waktu tempuh + 30 menit.

2.2 KONDISI DEMOGRAFI

1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Abang I menurut data proyeksi BPS tahun

2021 sebanyak 30.498 jiwa, terdiri dari laki-laki 15.397 jiwa dan perempuan 15.101 jiwa. Dari

segi kelompok umur jumlah penduduk terbanyak adalah kelompok umur 15-64 tahun (66,9%).

Kelompok umur 0-10 tahun sebanyak 24,6% dan kelompok 65 tahun keatas sebanyak 8,5%.

2. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Abang I pada tahun 2021 adalah 646

per Km2. Kepadatan penduduk tertinggi tahun 2021 berada di Desa Tiyingtali (853,2 jiwa/Km2)

dan kepadatan penduduk terendah berada di Desa Nawakerti (544,8 jiwa/Km2).

3. Jumlah KK

Jumlah KK di wilayah kerja Puskesmas Abang I yang didapat dari Kecamatan Abang

adalah 12.082 KK. Dengan rincian per Desa Ababi 3.217 KK, Abang 1.086 KK, Kesimpar 802

KK, Nawakerti 1.222 KK, Pidpid 1.313 KK, Tista 1.661 KK, Tiyingtali 1.276 KK, Tribuana

1.505 KK.

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 7


2.3 KONDISI SOSIAL

1. Sekolah

Berdasarkan data BPS tahun 2021 jumlah sekolah yang ada di wilayah kerja

Puskesmas Abang 1 sebanyak 29 SD, 3 SMP dan 2 SMA/SMK.

2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Jumlah Puskesmas Pembantu yang dimiliki oleh wilayah Puskesmas Abang 1

adalah 6 Pustu. Jumlah praktik dokter umum perorangan yang ada di wilayah Puskesmas

Abang 1 sebanyak 2 orang. Sedangkan untuk sarana produksi dan distribusi kefarmasian

yang ada di wilayah Puskesmas Abang 1 sebanyak 1 buah yaitu apotek.

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 8


BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut


tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana
dan prasarana, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial,
keturunan dan faktor lainnya.
Situasi derajat kesehatan masyarakat dapat tercermin melalui angka morbiditas,
mortalitas dan status gizi. Situasi derajat kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Abang I
digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka
Kematian Ibu (AKI) dan beberapa angka morbiditas beberapa penyakit.
Capaian indikator mortalitas AKB dan AKI pada tiga tahun terakhir adalah seperti
terlihat pada tabel 3.1 dibawah ini.

Tabel 3.1 AKB dan AKI Puskesmas Abang I Tahun 2018 – 2021

No. Indikator Satuan 2019 2020 2021


A. Angka Kematian Bayi Per 1000 5,6 17,4 8,5
KH
B. Angka Kematian Ibu Per 100.000 0,00 388 0
Melahirkan (AKI) KH

3.1 ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)


Mortalitas merupakan angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu
yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Angka
Kematian yang disajikan pada bab ini yaitu AKB, AKABA dan AKI.

1. Angka Kematian Bayi (AKB)


Angka Kematian Bayi (AKB) dapat didefinisikan sebagai berikut banyaknya bayi yang
meninggal sebelum mencapai usia 1 (satu) tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup
pada tahun yang sama. AKB merupakan indikator yang biasanya digunakan untuk menentukan
derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu banyak upaya kesehatan yang dilakukan dalam
menurunkan AKB. AKB merupakan salah satu indikator yang sensitif terhadap kesediaan,
pemanfaatan dan kualitas pelayanan antenatal.

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 9


AKB

17.4

8.5

5.6

2019 2020 2021

AKB

Gambar 3.1 Angka Kematian Bayi Kabupaten Karangasem Th. 2019 s/d 2021

Angka Kematian Bayi di wilayah kerja Puskesmas Abang I pada tahun 2021 sebesar
8,5 /1000 KH. Terdapat 4 kasus kematian bayi di wilayah kerja Puskesmas Abang I pada tahun
2021. Penyebab kematian oleh penyebab lain-lain sebanyak 4 kasus. Angka Kematian Bayi
Tahun 2021 menurun dibandingkan dengan Angka Kematian Bayi Tahun 2020 dan Tahun 2019.

2. Angka Kematian Balita (AKABA)

Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan jumlah anak yang meninggal sebelum
mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. AKABA
mempresentasikan peluang terjadinya kematian pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5
tahun.
AKABA Puskesmas Abang I tahun 2021 adalah 0,0/1000 KH. Hal tersebut berarti tidak
terdapat kematian balita pada tahun 2021. AKABA tersebut menunjukkan persamaan dengan
AKABA pada tahun 2020 dan tahun 2019 sebesar 0,0/1000 KH.

3. Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematian Ibu merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan
perempuan. Angka kematian ibu menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu
penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk
kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan, dan dalam masa nifas (42 hari
setelah melahirkan tanpa memperhitungkan lama kehamilan, per 100.000 kelahiran hidup.
AKI juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan.
Indikator ini dapat dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama
kehamilan dan melahirkan. AKI berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 10


hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan
terutama untuk ibu hamil (bumil), pelayanan kesehatan waktu melahirkan dan masa nifas.
AKI Puskesmas Abang I pada tahun 2021 adalah 0 per 100.000 KH. AKI tersebut sama
dengan tahun 2020.

3.2 ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)

Morbiditas dapat diartikan sebagai angka kesakitan, baik insiden maupun prevalen dari
suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun
waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat.
Angka kesakitan/morbiditas menggambarkan suatu pola penyakit tertentu yang banyak
terjangkit pada suatu masyarakat pada kelompok umur tertentu. Angka kesakitan penyakit
tertentu diperoleh dengan membandingkan antara jumlah kasus baru pada kelompok umur
tertentu dengan jumlah penduduk kelompok umur tersebut dikalikan dengan 1000.

1. Pola 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Abang I


Pola 10 penyakit terbanyak pada pasien di Puskesmas Abang I Tahun 2021 menunjukkan
kasus terbanyak adalah hipertensi primer (esensial) dengan jumlah kasus 1.813 kasus. Rincian
10 penyakit dapat dilihat pada tabel di bawah ini;

Tabel 3.2 Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Abang I Tahun 2021


KODE
NO DIAGNOSA Laki-Laki Perempuan JUMLAH
DIAGNOSA
1 Hipertensi Primer (esensial) I10 966 847 1.813
2 Cedera pada paha, lutut, kaki bagian S70- 962 478 1.440
bawah, telapak kaki S79,S80-
S89, S90-
S99
3 Faringitis Akuta J02 500 447 947
4 Cedera pada bahu, lengan atas, siku, S40-S49, 500 190 690
lengan bawah, pergelangan dan S50-S59,
telapak tangan S60-S69
5 Digigit atau ditabrak anjing W54 382 290 672
6 Diabetes Mellitus tidak spesifik E14 365 278 643
7 Nasofaringitis Akuta (Common Cold) J00 353 257 610
8 Cedera pada kepala S00-S09 363 183 546
9 Artritis lainnya M13 289 226 515
10 Dispepsia K30 228 249 477

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 11


2. Penyakit Menular
a. TB Paru
Penyakit Tuberculosis (TB) merupakan penyakit yang mudah menular dimana dalam
tahun-tahun terakhir memperlihatkan peningkatan jumlah kasus baru maupun jumlah angka
kematian yang disebabkan oleh TB. Menurut WHO, di negara – negara miskin kematian TB
merupakan 25% dari seluruh kematian yang sebenarnya dapat dicegah. Dengan munculnya
HIV/AIDS di dunia, diperkirakan penderita TB akan meningkat.
Indikator utama pengendalian TB secara nasional sejak tahun 2014 adalah Angka
Notifikasi Kasus (Case Notification Rate = CNR) yaitu jumlah semua kasus TB yang ditemukan
dan tercatat diantara 100.000 penduduk dalam wilayah tertentu.
Penemuan kasus TB di wilayah kerja Puskesmas Abang I tahun 2021 mengalami
penurunan sebanyak 14 kasus dibandingkan dengan penemuan kasus TB tahun 2020 yaitu 32
kasus. Jumlah suspek TB sebanyak 50 kasus. CNR semua kasus Tuberkulosis per 100.000
penduduk sebesar 26 kasus. Cure Rate dan Success Rate sebesar 100% dimana angka
pengobatan lengkap (complete rate) semua kasus Tuberkulosis adalah 57,1%.

b. Pneumonia
Pneumonia adalah pembunuh utama Balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan
penyakit lain. Di dunia setiap tahun diperkirakan lebih dari 2 juta balita meninggal karena
pneumonia ( 1 Balita/ 15 detik) dari 9 juta total kematian Balita. Diantara 5 kematian balita, 1
diantaranya disebabkan oleh Pneumonia. Bahkan karena besarnya kematian ISPA ini,
ISPA/Pneumonia disebut sebagai Pandemi yang terlupakan The Forgotten Pandemic. Namun
tidak banyak perhatian terhadap penyakit ini, sehingga Pneumonia disebut juga pembunuh Balita
yang terlupakan atau The Forgotten Killer of Children (Unicef/WHO 2006). Di negara
berkembang 60% kasus pneumonia disebabkan oleh bakteri, sementara di negara maju umumnya
disebabkan virus. Pneumonia Balita merupakan salah satu indikator keberhasilan program
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.
Realisasi penemuan penderita pneumonia pada balita tahun 2021 sebesar 0 kasus dari
jumlah perkiraan pneumonia balita sebanyak 63 kasus. Realisasi tahun 2021 tersebut mengalami
penurunan dibandingkan dengan tahun 2020 yaitu 11 kasus (17,5%). Jumlah kunjungan balita
batuk atau kesukaran bernapas adalah 751 kasus dan 100% telah diberikan tatalaksana standar.

c. HIV/AIDS
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human
Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan
penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi
berbagai macam penyakit. Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dahulu dinyatakan
sebagai HIV positif.

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 12


Pada tahun 2021 terdapat 1 kasus HIV HIV/AIDS di wilayah Puskesmas Abang I. Jumlah
orang dengan risiko terinfeksi HIV yang mendapatkan pelayanan sesuai standar adalah 383
(83,4%) orang dari estimasi orang dengan risiko terinfeksi HIV sebanyak 459 orang.

d. Diare
Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakit
potensial KLB yang sering disertai dengan kematian. Diare merupakan penyakit yang terjadi
ketika terdapat perubahan konsistensi faeses dan frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan
menderita diare bila faeses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau
lebih, atau buang air besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam.
Jumlah kasus diare semua umur yang ditangani di Puskesmas Abang I tahun 2021
sebesar 237 kasus (28,8%) dan kasus diare balita sebesar 100 kasus (29%). Semua kasus diare
balita sudah mendapat oralit dan zinc (100%). Pencapaian tahun 2021 tersebut mengalami
penurunan dibandingkan dengan tahun 2020 sebesar 283 kasus (34,6%).

e. Kusta
Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular yang dapat menimbulkan masalah
yang sangat kompleks bukan saja dari segi medis tetapi meluas sampai ke masalah social,
ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan nasional. Penyakit kusta disebabkan oleh kuman
Mycobacterium leprae yang biasanya menyerang saraf tepi yang dapat mengakibatkan kecatatan
secara permanen bila penderita kusta terlambat mendapat penanganan yang tepat.
Pada tahun 2021 tidak ditemukan kasus kusta di wilayah Puskesmas Abang 1.

f. Filaria
Jumlah penderita penyakit Filaria yang ditangani tidak ada karena Tahun 2021 di wilayah
Puskesmas Abang I tidak ditemukan kasus Filariasis, keadaan yang sama juga terjadi pada Tahun
2020.

g. Covid -19
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan
coronavirus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Ada
setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat
menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala
gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 13


hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat
menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.
Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus
pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal
7 Januari 2020, China mengidentifikasi kasus tersebut sebagai jenis baru coronavirus. Pada
tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan kejadian tersebut sebagai Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public Health Emergency of International
Concern (PHEIC) dan pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan COVID-19 sebagai
pandemi.
Total kasus covid-19 yang terjadi pada tahun 2021 di wilayah Puskesmas Abang 1 adalah
296 kasus, dengan jumlah kematian sebanyak 18 kasus.

3. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)


a. Acute Flacid Paralysis
Pada tahun 2021 tidak ditemukan kasus AFP (Non Polio) di wilayah kerja
Puskesmas Abang I.

b. Campak
Campak disebabkan oleh virus campak. Sebagian besar kasus campak menyerang
anak – anak. Penularan dapat terjadi melalui udara yang terkontaminasi oleh secret yang
telah terinfeksi. Tidak ditemukan kasus campak di wilayah kerja Puskesmas Abang I pada
tahun 2021.

4. Penyakit Bersumber Binatang


Beberapa penyakit dapat menular melalui binatang yang biasa disebut penyakit
bersumber binatang. Penyakit bersumber binatang diantaranya Malaria, Demam Berdarah
Dengue (DBD), Cikungunya, Rabies. Penyakit tersebut dapat mengakibatkan kerugian secara
ekonomi bahkan beberapa dapat menyebabkan kematian.

a. Demam Berdarah Dengue (DBD)


Demam berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh Virus Dengue, yang
masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes. Aedes Aegepti
adalah vector yang paling banyak ditemukan menyebabkan penyakit ini.

Pada tahun 2021 jumlah kasus DBD sebanyak 3 kasus dengan angka kesakitan DBD per
100.000 penduduk sebesar 4,7. Pencapaian kasus DBD tahun 202 tersebut mengalami penurunan
yang cukup tinggi dibandingkan dengan tahun 2020 dengan 102 kasus.

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 14


b. Rabies
Penyakit anjing gila atau dikenal dengan nama rabies merupakan suatu penyakit infeksi
akut (bersifat zoonosis) pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies dan
ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies terutama anjing, kucing dank era. Penyakit ini
bila sudah menunjukkan gejala klinis pada hewan dan manusia selalu diakhiri dengan kematian,
sehingga mengakibatkan timbulnya rasa cemas dan takut bagi orang-orang yang terkena gigitan
dan kekhawatiran serta keresahan bagi masyarakat pada umumnya.
Tidak ditemukan kasus rabies di wilayah kerja Puskesmas Abang I pada tahun 2021.
Jumlah kasus GHPR yang ditangani pada tahun 2021 sebanyak 188 kasus. Jumlah tersebut
mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2020

c. Malaria
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang pengendaliannya menjadi
komitmen global dalam Millenium Development Goals (MDGs). Malaria disebabkan oleh
parasite Plasmodium yang hidup berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan
oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina, dapat menyerang semua orang baik laki-laki ataupun
perempuan pada semua populasi.
Tidak ditemukan kasus malaria pada tahun 2021 di wilayah kerja Puskesmas Abang I.

5. Penyakit Tidak Menular


Masalah kesehatan masyarakat yang dihadapi saat ini adalah makin meningkatnya kasus
Penyakit Tidak Menular (PTM). PTM adalah penyakit yang bukan disebabkan oleh infeksi
kuman termasuk penyakit kronis degeneratif, antara lain penyakit jantung, diabetes mellitus
(DM), kanker, penyakit paru obtruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan. Upaya
pengendalian PTM dibangun berdasarkan komitmen bersama dari seluruh elemen masyarakat
yang peduli terhadap ancaman PTM melalui Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu).
Pengembangan Posbindu PTM merupakan bagian internal dari system pelayanan kesehatan,
diselenggarakan berdasarkan permasalahan PTM yang ada di masyarakat dan mencakup
berbagai upaya promotif dan preventif serta pola rujukannya.
Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini
dan pemantauan faktor risiko PTM utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin dan periodik.

a. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi, kadang-kadang disebut juga dengan
hipertensi arteri, adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri meningkat.
Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk
mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan dua pengukuran,
sistolik dan diastolic, tergantung apakah otot jantung berkontraksi (systole) atau

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 15


berelaksasi di antara denyut (diastole). Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah
kisaran sistolik (bacaan atas) 100-140 mmHg atau lebih.
Perubahan pola makan dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan darah
dan mengurangi risiko terkait komplikasi kesehatan. Oleh karena itu pengontrolan
tekanan darah secara rutin mutlak dilakukan.
Upaya pencegahan terhadap hipertensi melalui sosialisasi gaya hidup sehat dan
melalui screening terhadap masyarakat yang berumur diatas 15 tahun. Dari jumlah
estimasi penderita hipertensi berusia diatas 15 tahun sebesar 6.297 orang, yang mendapat
pelayanan kesehatan sesuai standar sebanyak 5.038 orang (80,1%).

b. Diabetes Melitus
Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan
metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula
darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai
akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh
gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas,
atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).
Jumlah penderita DM yang mendapat pelayanan sesuai standar tahun 2021 adalah
321 orang (100%) dan sudah mencapai target SPM 100%.

c. Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara


Kanker leher Rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker yang
99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher
Rahim. Di Indonesia hanya 5 persen yang melakukan Penapisan Kanker Leher Rahim,
sehingga 76,6% pasien ketika terdeteksi sudah memasuki Stadium Lanjut (IIIB ke atas)
karena Kanker Leher Rahim biasanya tanpa gejala apapun pada stadium awalnya.
Penapisan dapat dilakukan dengan melakukan tes Pap smear dan juga Inspeksi
Visual Asam Asetat (IVA). Upaya pencegahan terhadap kanker servik melalui sosialisasi
gaya hidup sehat dan melalui screening terhadap masyarakat yang berumur 30-49 tahun.
Cakupan pemeriksaan kanker leher rahim dan payudara yang dilakukan pada
tahun 2021 sebanyak 24 orang, dengan hasil negatif. Sedangkan untuk curiga kanker dan
kasus tumor/ benjolan belum ada.

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 16


BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN

Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap
kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan
di masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya promosi kesehatan,
pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular,
penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan
jiwa,pengamanan ketersediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif
dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat aditif dan bahkan
berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusian. Upaya kesehatan
masyarakat (UKM) dibagi menjadi dua yaitu UKM Essensial dan UKM Pengembangan.
Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan
atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Upaya kesehatan
perorangan mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat
jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecatatan yang ditujukan terhadap
perorangan.
Berikut ini diuraikan situasi upaya kesehatan selama beberapa tahun terakhir, khususnya
tahun 2021 di Puskesmas Abang I.

4.1 UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT ESSENSIAL


1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak / KB
Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar didalam pertumbuhan bayi dan
perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seseorang yang sedang hamil dapat
mempengaruhi kesehatan janin dalam kandungannya hingga kelahiran dan masa pertumbuhan
bayi dan anak.
Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus berhubungan dengan
pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir yang diberikan disemua
jenis fasilitas pelayanan kesehatan, dari posyandu sampai Rumah Sakit Pemerintah maupun
pelayanan kesehatan swasta.
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka KematianNeonatus (AKN), Angka Kematian Bayi
(AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan beberapa indikator status kesehatan
masyarakat. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
ibu dan anak adalah :

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 17


1. Pendataan dan pemetaan Ibu Hamil
2. Pemasangan dan pemantauan stiker P4K
3. Sweeping cakupan K1
4. Pemantauan bumil resiko tinggi
5. Kunjungan Rumah kasus neonatal resti
6. Kunjungan rumah ibu nifas / bufas resti
7. Kelas Ibu Hamil.

Capaian indikator pelayanan kesehatan ibu dan anak adalah sebagai berikut :
 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K1 dan K4)
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu
selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam
Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Sedangkan tenaga kesehatan yang berkompeten
memberikan pelayanan antenatal kepada ibu hamil antara lain dokter spesialis kebidanan,
dokter, bidan dan perawat.
Cakupan kunjungan ibu hamil terdiri dari cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan
ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke
fasilitas pelayan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan cakupan K4 ibu
hamil adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai
dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada
Trimester pertama, sekali pada Trimester kedua dan dua kali pada Trimester ketiga. Angka ini
dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil.
Cakupan K1 tahun 2021 adalah 476 orang (103,7%) dari target 459 ibu hamil serta
cakupan pelayanan K4 adalah 445 orang (96,9%). Cakupan K4 belum mencapai target SPM
100%.

140
120
100
80
60 Target
K4 (Th.2020)
40 K4 (Th.2021)
20
0

Gambar 4.1 Cakupan Kunjungan K4 Ibu Hamil per Desa di Wilayah


Puskesmas Abang I Tahun 2021

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 18


 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Nakes
Upaya kesehatan ibu bersalin dilaksanakan dalam rangka mendorong agar setiap
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan dimulai pada kala I sampai kala IV
persalinan. Periode persalinan merupakan salah satu periode yang berkontribusi besar terhadap
Angka Kematian Ibu (AKI). Kematian saat bersalin dan 1 minggu pertama diperkirakan 60%
dari seluruh kematian ibu.
Cakupan pertolongan persalinan oleh Nakes di Puskesmas Abang I tahun 2021 sebesar
108.9% dari jumlah sasaran sebanyak 428 ibu bersalin. Capaian tahun 2021 tersebut sudah
mencapai target 100%.

 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas (KF3)


Pelayanan Ibu Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai jam 6 jam
sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu
nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas
minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu: 1) kunjungan pertama (KF1) pada 6 jam
setelah persalinan sampai 3 hari; 2) kunjungan nifas (KF2) dilakukan pada minggu ke 2 setelah
persalinan; 3) kunjungan nifas ke 3 (KF3) dilakukan pada minggu ke 6 setelah persalinan.
Diupayakan kunjungan nifas ini dilakukan pada saat dilaksanakannya kegiatan di posyandu dan
dilakukan bersamaan pada kunjungan bayi.
Cakupan pelayanan nifas Puskesmas Abang I tahun 2021 adalah 106,8% dan sudah
mencapai target kinerja 100%.

 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani


Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga bidan di desa dan Puskesmas, ibu
hamil yang memiliki risiko tinggi (risti) dan memerlukan pelayanan kesehatan, karena
terbatasnya kemampuan dalam memberikan pelayanan, maka kasus tersebut perlu dilakukan
upaya rujukan ke unit pelayanan kesehatan yang memadai.
Risti/komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal,yang secara langsung
menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Risti/komplikasi kebidanan meliputi Hb
< 8 g%, tekanan darah tinggi (sistole > 140 mmHg, diastole > 90 mmHg, oedeme nyata,
eklampsia, perdarahan per vaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan > 32
minggu, letak sungsang, infeksi berat/sepsis dan persalinan prematur.
Jumlah komplikasi kebidanan yang ditangani di Puskesmas Abang I tahun 2021 adalah
92,6% dengan jumlah komplikasi kebidanan yang ditangani sebanyak 85 kasus. Persentase
tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2020 yaitu 87,6%. Pencapaian
tahun 2021 tersebut belum mencapai target kinerja 100%.

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 19


 Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal
Neonatus risti/komplikasi meliputi aspeksia, tetanus neonatorum, sepsis, trauma lahir,
BBLR, sindroma gangguan pernafasan dan kelainan neonatal. Neonatus risti/komplikasi yang
ditangani adalah neonatus risti/komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesahatan yang
terlatih yaitu dokter dan bidan di polindes, puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit.
Pada tahun 2021 cakupan neonates komplikasi yang ditangani dan dilaporkan sebesar
43,5% (27 kasus) dengan perkiraan neonatal komplikasi sebanyak 62 kasus.

 Kunjungan Neonatal
Bayi sampai umur 28 hari merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan
kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut
antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan
kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal tiga kali, yaitu pada 6 jam – 48 jam setelah lahir,
pada hari ke 3-7 hari dan hari ke 8-28 hari.
Dalam melaksanakan pelayanan neonatal, petugas kesehatan disamping melaksanakan
pemeriksaan kesehatan bayi, juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Pelayanan
tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan
hipotermia, pemberian ASI dini dan ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata,tali
pusat, kulit dan pemberian imunisasi); pemberian vitamin K; Manajemen Terpadu Balita Muda
(MTBM); dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan buku KIA.
Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN3) tahun 2021 sebesar 97,7% dan KN1 sebesar
100,2%. Pencapaian KN 3 tahun 2021 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2020
(112,9%) dan belum mencapai target kinerja 100%.

 Pelayanan Kesehatan Pada Bayi


Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur 29 hari – 11 bulan di
sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu, puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit)
maupun di rumah, posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya melalui
kunjungan petugas kesehatan. Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali
dalam setahun, yaitu 1 kali pada umur 29 hari – 3 bulan, 1 kali pada umur 3 – 6 bulan, 1 kali
pada umur 6 – 9 bulan dan 1 kali pada umur 9 – 11 bulan.
Pada tahun 2021 cakupan pelayanan Kesehatan bayi sebesar 122% dan sudah mencapai
target kinerja 100%.

 Cakupan Pelayanan Kesehatan pada Balita


Salah satu indikator pelayanan kesehatan pada upaya pelayanan kesehatan anak adalah
pelayanan kesehatan pada anak balita. Pelayanan kesehatan pada anak balita dilakukan oleh

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 20


tenaga kesehatan dalam upaya meningkatkan kualitas hidup anak balita dengan melakukan
beberapa kegiatan antara lain :
1. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan serta stimulasi tumbuh kembang pada anak
dengan menggunakan instrument SDDK.
2. Pembinaan posyandu, anak pra sekolah termasuk Pendidikan Anak Usia Dini dan
konseling kelas ibu balita dalam memanfaatkan Buku KIA.
3. Melakukan pembinaan pada ibu balita tentang perawatan anak balita dan pemberian ASI
sampai 2 tahun, makanan gizi seimbang dan vitamin A.
Pada tahun 2021 cakupan pelayanan balita (12-59 bulan) sebesar 117 % dan sudah
mencapai target SPM 100%.

 Cakupan Peserta KB Aktif dan Jenis Kontrasepsi yang Digunakan oleh Akseptor
Pada tahun 2021 cakupan peserta KB aktif sebesar 3.280 orang (68,3%). Persentase
tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2020 (66,7%). Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP) yaitu AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), MOP, MOW,
Implan dan Metode Kontrasepsi Non MKJP yaitu Suntik, Pil, Kondom, Obat vagina.
Distribusi pemakaian alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah MKJP (AKDR
38,4%), sedangkan dengan Non MKJP yang paling tinggi digunakan adalah Suntik (29,5%).

Pil
7% AKDR
38%
Suntik
29%

Implan MOW
9% 13%
Kondom MOP
3% 0%

AKDR MOP MOW Implan Kondom Suntik Pil

Gambar 4.1 Cakupan Peserta KB Aktif Menurut Metoda Kontrasepsi


di Puskesmas Abang I Tahun 2021

2. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular


 Pengendalian Penyakit Polio
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Polio telah dilakukan melalui
gerakan Imunisasi Polio. Upaya itu ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans
epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) kelompok
umur < 15 tahun dalam kurun waktu tertentu, untuk mencari kemungkinan adanya virus

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 21


Polio liar yang berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan spesimen tinja. Tahun
2021 tidak dijumpai adanya kasus Polio di wilayah kerja Puskesmas Abang I.

 Pengendalian TB Paru
Pada tahun 2021 seluruh kasus TB di wilayah kerja Puskesmas Abang I sebanyak
14 kasus. Cure rate sebesar 100% dan success rate 100%. CNR sebesar 26 kasus per
100.000 penduduk. Penemuan kasus TB tahun 20201 mengalami penurunan
dibandingkan dengan tahun 2020 sebanyak 32 kasus.

a. Keberhasilan Pengobatan (Success Rate = SR)


Angka sukses rate mencapai 100% dengan jumlah kasus yang berhasil diobati
sebanyak 14 kasus.

b. Angka Kesembuhan TB (Cure Rate = CR)


Angka kesembuhan TB untuk wilayah kerja Puskesmas Abang I sebesar 100%
dimana jumlah pasien BTA (+) diobati adalah 6 orang.

 Pengendalian Penyakit ISPA


Program Pemberantasan Penyakit ISPA membagi ISPA dalam 2 (dua) golongan
yaitu Pneumonia dan bukan Pneumonia. Pneumonia terdiri dari pneumonia berat dan
pneumonia tidak berat. Program pengendalian ISPA menetapkan bahwa semua kasus
yang ditemukan harus ditatalaksanakan sesuai standar, dengan demikia angka penemuan
kasus pneumonia juga menggambarkan penatalaksanaan kasus ISPA.
Tahun 2021, tidak ditemukan kasus pneumonia balita. Sedangkan untuk jumlah
balita batuk atau kesukaran bernapas yang sudah diberikan tatalaksana standar adalah 751
orang (100%).

 Penanganan Penyakit HIV/AIDS


Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan penyakit HIV/AIDS,
disamping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada
upaya pencegahan melalui penemuan penderita secara dini yang dilanjutkan dengan
kegiatan konseling. Upaya pencegahan melalui penemuan penderita secara dini dilakukan
dengan melakukan pemeriksaan darah pada orang – orang yang berisiko seperti pengguna
Napza, pekerja seks komersial, penderita TB dan ibu hamil.
Jumlah kasus HIV tahun 2021 di wilayah Puskesmas Abang I sebanyak 3 kasus.
Jumlah orang dengan resiko terinfeksi HIV yang mendapatkan pelayanan sesuai standar
adalah 383 orang (83,4%) dengan estimasi sasaran 459 orang.

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 22


 Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit DBD merupakan salah satu penyakit yang perjalanan penyakitnya cepat
dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Penyakit ini merupakan penyakit
menular yang sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Upaya pemberantasan
DBD terdiri dari 3 hal yaitu : 1) peningkatan kegiatan surveilans penyakit dan surveilans
vektor; 2) diagnosis dini; 3) peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit
DBD. Upaya pemberantasan vektor dilakukan melalui pemberantasan sarang nyamuk
(PSN) dan pemeriksaan jentik berkala. Keberhasilan PSN antara lain dapat diukur dengan
Angka Bebas Jentik (ABJ). Apabila ABJ ≥ 95% diharapkan penularan DBD dapat
dicegah atau dikurangi.
Pencapaian ABJ tahun 2021 di Puskesmas Abang I sebesar 92,97%, persentase
tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2020 sebesar 90,11%.

 Pengendalian Penyakit Malaria


Malaria merupakan masalah kesehatan dunia termasuk Indonesia, karena dapat
mengakibatkan dampak yang luas dan berpeluang menjadi Penyakit Emerging dan
Reemerging. Kondisi ini dapat terjadi karena adanya kasus import, resistensi obat dan
beberapa insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor, serta adanya vektor
potensial yang dapat menularkan dan meyebabkan malaria.
Penemuan dan penatalaksanaan kasus malaria di wilayah kerja Abang I dilakukan
melalui pemeriksaan sampel darah pada penduduk. Tidak ditemukan kasus malaria
sampel darah yang diperiksa.

 Pengendalian Penyakit Diare


Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi faeses
dan frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita diare bila faeses lebih berair
dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang berair
tetapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam.
Jumlah kasus diare yang ditangani di Puskesmas Abang I tahun 2021 sebesar 237
kasus (28,8%) dan kasus diare pada balita sebanyak 100 kasus (29%). Angka kesakitan
diare semua umur adalah 270 per 1.000 penduduk dan angka kesakitan diare balita adalah
843 per 1.000 penduduk. Jumlah kasus diare pada tahun 2021 mengalami penurunan
dibandingkan dengan tahun 2020 yaitu 283 kasus (34,6%).

 Pengendalian Penyakit Rabies

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 23


Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus rabies yang ditularkan
melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, kelelawar, kera, musang dan serigala yang
didalam tubuhnya mengandung virus rabies.
Tidak ditemukan kasus rabies di wilayah kerja Puskesmas Abang I pada tahun 2021.
Jumlah kasus gigitan HPR tahun 2021 adalah 188 orang. Jumlah tersebut mengalami
peningkatan dibandingkan dengan tahun 2020 sebanyak 161 kasus.

 Pengendalian Penyakit Filariasis


Pengendalian penyakit kecacingan / filariasis di Puskesmas dilakukan dengan
melakukan kegiatan pemberian obat cacing ke sekolah dasar, TK dan posyandu. Pada tahun
2021, cakupan pemberian obat cacing di wilayah Puskesmas Abang I sebesar 94,88% dengan
jumlah sasaran 5.601 orang.
Jumlah penderita penyakit Filariasis yang ditangani tidak ada karena Tahun 2021 di
wilayah Puskesmas Abang I tidak ditemukan kasus Filariasis.

 Pengendalian Penyakit Kusta


Penyakit kusta disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae yang biasanya
menyerang saraf tepi yang dapat mengakibatkan kecatatan secara permanen bila penderita
kusta terlambat mendapat penanganan yang tepat. Tidak ditemukan kasus kusta baru pada
tahun 2021 di wilayah Puskesmas Abang 1.

 Pelayanan Imunisasi
Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi masyarakat terhadap
penyakit tertentu. Beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) adalah
Difteri, Hepatitis B, Tetanus, Meningitis, Polio, Campak, Pertusis dan masih banyak penyakit
lainnya.
Bayi dan anak memiliki risiko yang lebih tinggi terserang penyakit menular yang
dapat menyebabkan kematian, seperti difteri, tetanus, hepatitis B, typus, radang selaput otak,
radang paru-paru dan masih banyak lagi penyakit lainnya. Untuk itu salah satu pencegahan
yang terbaik dan sangat vital agar kelompok berisiko ini terlindungi adalah melalui imunisasi.

a. Persentase Cakupan Imunisasi Bayi


Diantara penyakit pada balita yang dapat dicegah dengan imunisasi, campak
adalah penyebab utama kematian pada Balita. Oleh karena pencegahan campak
merupakan faktor penting dalam mengurangi angka kematian balita. Cakupan imunisasi
dasar lengkap tahun 2021 adalah 120,3%. Persentase tersebut sudah melebihi target
kinerja 95%.

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 24


b. Cakupan Desa/Kelurahan “Universal Child Imunization (UCI)
Cakupan imunisasi atau desa/kelurahan UCI (Universal Child Immunization)
tahun 2021 adalah 100% dan semua desa di wilayah kerja Puskesmas Abang I sudah
mencapai UCI.

c. Imunisasi Td Pada Ibu Hamil


Difteri dapat menyerang siapapun, termasuk ibu hamil. Vaksinasi difteri dapat
dimanfaatkan untuk melindungi diri dan janin. Ibu tidak perlu khawatir, karena umumnya
potensi risiko vaksin yang mungkin terjadi jauh lebih kecil dibanding manfaat yang
didapat. Selain itu tidak terdapat bukti risiko terhadap janin akibat pemberian vaksin yang
tidak berisi bakteri atau virus hidup. Di antara vaksin yang aman diberikan pada ibu
hamil, adalah vaksin difteri, karena tidak mengandung bakteri hidup.
Vaksin Difteri/Tetanus/Pertussis (DTP) selain memberi perlindungan terhadap
difteri, vaksin ini juga memberi daya tahan tubuh terhadap tetanus dan batuk rejan
(pertussis), termasuk pada bayi. Vaksin DTP jenis Tdap, direkomendasikan untuk
diberikan pada ibu hamil di usia kehamilan 27-36 minggu atau segera setelah bayi lahir.
Vaksin ini dapat diberikan, tanpa mempertimbangkan kapan terakhir kali ibu hamil
mendapatkan vaksin Tdap atau Td (tetanus-diphtheria). Pemberian vaksin Tdap juga
perlu diberikan pada tiap kehamilan.
Jumlah ibu hamil yang mendapat imunisasi Td5 pada tahun 2021 adalah 105
orang, Td4 sebanyak 98 orang dan Td3 sebanyak 58 orang.

3. Upaya Kesehatan Lingkungan

 Persentase Sarana Air Minum Yang Dilakukan Pengawasan


Jumlah sarana air minum yang sudah dilakukan inspeksi kesehatan pada tahun
2021 adalah 334 sarana (65,9%) dari jumlah sarana air minum sebanyak 507 sarana air
minum. Persentase pencapaian sarana air minum yang dilakukan pengawasan tahun 2021
belum mencapai target kinerja 94%.
Hal ini disebabkan masih banyak sarana air bersih (SAB) yang tidak terlindung,
masih ada masyarakat yang buang air besar sembarangan (BABS) dan pengelolaan air
yang belum optimal.

 Persentase KK yang Memiliki Akses sanitasi yang Layak

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 25


Jumlah KK yang memiliki akses sanitasi yang layak adalah sebesar 10.644 KK
(88,7 %) dengan total jumlah KK di wilayah kerja Puskesmas Abang I sebanyak 12.006
KK.

 Persentase STBM
Kegiatan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) dilaksanakan di 8 Desa di
wilayah Puskesmas Abang I. Tahun 2021, sudah dilaksanakan kegiatan STBM di 8 Desa
yang menjadi wilayah kerja Puskesmas Abang I (100%). Baru ada satu desa yang
menjadi Desa Stop BABS yaitu Desa Ababi.

 Persentase Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat


Kegiatan yang dilakukan adalah pemeriksaan terhadap TTU yaitu seperti sarana
pendidikan, sarana kesehatan dan hotel di wilayah kerja Puskesmas Abang I. Jumlah
TTU yang ada adalah sebanyak 73 tempat, sebanyak 56 tempat yang sudah memenuhi
syarat higiene sanitasi (76,7%).

 Persentase Tempat Pengelolaan Makanan Memenuhi Syarat


Selain dilakukan pemeriksaan terhadap hotel/ restoran/ rumah makan, juga
dilakukan kursus penjamah terhadap para penjamah makanan di beberapa restotan /
rumah makan. Mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1098/ MENKES/ SK/ VII/2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah Makan dan
Restoran / Rumah Makan wajib memiliki Sertifikat Laik Sehat dan Grading. Saat ini
jumlah TPM yang ada adalah 97 tempat. Jumlah TPM yang memenuhi syarat Higiene
sanitasi sebanyak 4 tempat (4,1%).

4. Upaya Promosi Kesehatan


Kegiatan upaya promosi kesehatan meliputi : penyuluhan, pembinaan kader kesehatan
melalui refreshing kader, pelaksanaan SMD dan MMD serta survei PHBS. Kegiatan penyuluhan
meliputi penyuluhan perorangan terhadap setiap pengunjung puskesmas oleh petugas terkait,
penyuluhan keliling, penyuluhan di posyandu dan penyuluhan kesekolah - sekolah dengan
meliputi materi : PHBS, Kesehatan Reproduksi, HIV/AIDS, Diare, DBD serta Garam
Beryodium.
Jumlah posyandu yang ada di wilayah Puskesmas Abang I adalah 58 posyandu yang
terdisri dari 46 posyandu madya (79,3%) dan 12 posyandu purnama (20,7%). Jumlah Posbindu
PTM sebanyak 14 posbindu.

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 26


Tabel 4.1. Rumah Tangga Ber-PHBS Tahun 2021 Wilayah Puskesmas Abang I

JML KK YG KK Ber % Ber


NO NAMA DESA
DIPANTAU PHBS PHBS

1 Abang 210 206 98.09


2 Ababi 210 205 97.61
3 Tista 210 170 80.95
4 Tiyingtali 210 180 85.71
JUMLAH 840 761 90,59

Melihat tabel diatas, dari 210 KK yang dipantau disetiap desa terlihat Desa Abang dan
Desa Tiyingtali memiliki KK yang ber-PHBS paling banyak (206 KK), sedangkan Desa
Nawakerti paling sedikit memiliki KK yang ber-PHBS (123 KK).

5. Upaya Kesehatan Gizi Masyarakat


Upaya kesehatan gizi masyarakat dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang
dihadapi masyarakat. Berdasarkan pemantauan yang telah dilakukan, ditemukan beberapa
permasalahan gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat antara lain kekurangan
vitamin A dan gangguan akibat kekurangan yodium.

 Pemberian Kapsul Vitamin A


Sasaran pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi adalah bayi (umur 6 – 11 bulan)
diberikan kapsul vitamin A 100.000 SI, anak balita (umur 1-4 tahun) diberikan kapsul vitamin A
200.000 SI, dan ibu nifas diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI, sehingga bayinya akan
memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI. Pada bayi (6-11 bulan) diberikan setahun sekali
pada bulan Februari atau Agustus, dan anak balita enam bulan sekali, yang diberikan secara
serentak pada bulan Februari dan Agustus, sedangkan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas
diharapkan dapat dilakukan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan ibu nifas atau dapat pula
diberikan di luar pelayanan tersebut selama ibu nifas belum mendapatkan kapsul vitamin A.
Pada tahun 2021 cakupan pemberian vitamin A pada bayi 6 – 11 bulan mencapai 100%,
Balita 1-4 tahun mencapai 100% dan Balita (6-59 bulan) mencapai 100%. Sedangkan cakupan
pemberian vitamin A pada ibu nifas sebesar 108,9 %.

 Cakupan IMD dan Pemberian ASI Ekslusif


Cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui secara ekslusif
sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan.

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 27


Mulai umur 6 bulan, bayi mendapatkan makanan pendamping ASI yang bergizi sesuai dengan
kebutuhan tumbuh kembangnya.
Cakupan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) tahun 2021 sebesar 166 bayi (35,1%) dari jumlah
sasaran 473 bayi. Capaian IMD tahun 2021 belum mencapai target kinerja 60%.
Pencapaian ASI Ekslusif pada bayi usia < 6 bulan sebesar 79,7%, meningkat jika
dibandingkan dengan pencapaian tahun 2020 sebesar 79,6%. Pencapaian Asi Ekslusif tahun
2021 sudah melebihi target kinerja 50%.

 Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu


Cakupan penimbangan balita di posyandu (D/S) merupakan indikator yang berkaitan
dengan cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya
imunisasi serta prevalensi gizi kurang. Semakin tinggi cakupan D/S, semakin tinggi cakupan
vitamin A, semakin tinggi cakupan imunisasi dan semakin rendah prevalensi gizi kurang.
Cakupan penimbangan balita di Puskesmas Abang I tahun 2021 adalah 84% dari jumlah
balita yang ada sebanyak 2.133 orang. Persentase tersebut meningkat dibandingkan dengan tahun
2020 yaitu 77,3% namun belum mencapai target kinerja 85%.
Sedangkan untuk jumlah balita gizi kurang (BB/U) 172 orang (8%), jumlah balita pendek
(TB/U) 400 orang (18,6%) dan balita kurus (BB/TB) 46 orang (2,1%).

4.2 UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT PENGEMBANGAN


Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan
kemampuan puskesmas.
Upaya kesehatan pengembangan meliputi :
1. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
2. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dan Usaha Kesehatan Upaya Masyarakat (UKGM)

3. Upaya Kesehatan Jiwa


4. Upaya Kesehatan Indera
5. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
6. Upaya Yankestradkom/ TOGA
7. Upaya Kesehatan Reproduksi Remaja
8. Upaya Kesehatan Olah Raga
9. Upaya Kesehatan Kerja
10. Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)

Upaya Kesehatan Sekolah

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 28


Salah satu upaya kesehatan pada anak sekolah adalah intervensi pada anak usia sekolah
dengan kegiatan penjaringan kesehatan terhadap murid SD/MI kelas I. melalui kegiatan ini
diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan kesehatan pada anak usia sekolah yaitu
dapat mendukung pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti menggosok gigi
dengan benar, mencuci tangan menggunakan sabun, dll.
Masalah kesehatan anak usia sekolah semakin komplek, yang biasanya berkaitan dengan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti karies gigi, kecacingan, kelainan refraksi/
ketajaman penglihatan dan masalah gizi.
Pada tahun 2021, capaian pelayanan Kesehatan pada usia Pendidikan dasar adalah 80,6%
dengan jumlah sasaran sebanyak 4.919 siswa. Pencapaian tersebut belum mencapai target SPM
100%.

Upaya Kesehatan Gigi Sekolah dan UKGM


Kegiatan upaya kesehatan gigi sekolah yang dilaksanakan meliputi kegiatan sikat gigi
masal dan pemeriksaan gigi anak sekolah dasar. Jumlah sekolah yang dilakukan kegiatan sikat
gigi masal sebanyak 29 sekolah. Dari jumlah murid SD/MI sebanyak 3.452 anak, yang diperiksa
sebanyak 599 anak (17,35%) dan yang mendapatkan perawatan sebanyak 21 anak.

Upaya Kesehatan Jiwa


Selain kesehatan fisik, kesehatan mental juga mempengaruhi produktivitas seseorang.
Kesehatan mental yang terganggu juga akan memberikan dampak pada kesehatan fisik sehingga
perlu dilakukan penanganan yang baik. Salah satu kegiatan upaya kesehatan jiwa selain
melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa, yaitu dilakukan screening kesehatan jiwa menggunakan
kuisioner pada pasien sehingga tanda-tanda awal gangguan mental seperti stress dan dperesi
dapat diketahui lebih awal.
Jumlah kunjungan kasus kesehatan jiwa sampai dengan Desember 2021 jumlah pasien
dengan gangguan jiwa berat (ODGJ) sebanyak 66 orang (72,5%). Sedang Kasus penyakit jiwa
yang dibina dalam hal ini dilakukan pelayanan di puskesmas.

Upaya Kesehatan Usai Lanjut


Kegiatan yang dilakukan pada Upaya Kesehatan Usia Lanjut adalah pengukuran berat
badan dan tinggi badan serta tekanan darah yang dilakukan rutin setiap bulan . Adapun jumlah
sasaran yang telah dicapai dari hasil kegiatan ini selama tahun 2021 adalah 3.257 (70,9%) dari
jumlah lansia 4.593 orang. Persentase tersebut menurun dari tahun 2020 adalah sebanyak : 3.316
orang (72,8%) dari jumlah lansia 4.555 jiwa.

Upaya Kesehatan Yankestradkom/TOGA

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 29


Kegiatan yang dilakukan oleh program TOGA tahun 2021 adalah kegiatan pembinaan
asuhan mandiri pemanfaatan TOGA dan pembinaan pengobatan tradisional dengan
keterampilan.

Upaya Kesehatan Olah Raga


Kegiatan yang dilakukan tahun 2021 berupa pendataan kelompok olah raga sebanyak 20
kelompok, pembinaan kelompok olah raga sebanyak 20 kelompok dan pelayanan kesehatan
kelompok/ klub olah raga sudah berjalan 100%.

Upaya Kesehatan Kerja


Upaya kesehatan kerja yang dilakukan di Puskesmas Abang I tahun 2021 adalah
pendataan dan pemeriksaan pada pekerja di tempat kerja. Pos UKK sebanyak 1 pos di Desa
Tiyingtali.

Keperawatan Kesehatan Masyarakat


Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) merupakan salah satu upaya
puskesmas yang mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan memadukan
ilmu/ praktik keperawatan dengan kesehatan masyarakat lewat dukungan peran serta aktif
masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyuluh dan terpadu, ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya.
Untuk kegiatan perkesmas yang dilakukan di Puskesmas Abang I yaitu kunjungan kepada
keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan hipertensi dan DM serta integrasi kegiatan
dengan program Kesehatan Jiwa.

4.3 UPAYA KESEHATAN PERORANGAN

Upaya kesehatan perseorangan yang selanjutnya disingkat UKP adalah suatu kegiatan

dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan,

pencegahan, penyembuhan penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan. UKP,

kefarmasian dan laboratorium membawahi beberapa kegiatan, yaitu:

 Pelayanan Pemeriksaan Umum

 Pelayanan kesehatan gigi dan mulut

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 30


 Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP

 Pelayanan gawat darurat

 Pelayanan gizi yang bersifat UKP

 Pelayanan Kefarmasian

 Pelayanan Laboratorium

Jumlah kunjungan rawat jalan pada tahun 2021 sebanyak 16.238 orang orang dengan

jumlah laki-laki 8.340 orang dan jumlah perempuan 7.898 orang. Kunjungan gangguan jiwa

sebanyak 343 orang. Jumlah kunjungan gigi sebanyak 1.277 kasus dengan jumlah kasus rujukan

sebanyak 31 kasus (2,4%). Cakupan jaminan kesehatan JKN di Puskesmas Abang I sebesar

122,5%, dengan persentase PBI sebesar 106% dan Non PBI sebesar 16,5%.

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 31


BAB V
SUMBER DAYA KESEHATAN

Gambaran mengenai sumber daya kesehatan dikelompokkan dalam sajian data dan
informasi mengenai sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan.

5.1 Sarana Kesehatan


Sarana kesehatan diantaranya puskesmas, puskesmas pembantu (Pustu), puskesmas
keliling (Pusling), dan sarana kesehatan bersumber daya masyarakat, meliputi : Poskesdes.
Dalam usaha pemberian pelayanan terhadap masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Abang I,
Puskesmas Abang I telah dilengkapi pula fasilitas kesehatan berupa 1 buah Puskesmas Induk, 6
buah Puskesmas Pembantu dan 1 buah Puskesmas Keliling.
Puskesmas pembantu (Pustu) berfungsi untuk memperluas jangkauan pelayanan
kesehatan puskesmas dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Tahun 2021
Puskesmas Pembantu masih tetap berjumlah 6 (enam) buah. Begitu juga dengan fasilitas
Puskesmas Keliling (Pusling) roda empat dilakukan untuk menjangkau daerah-daerah yang
cukup jauh dari pelayanan kesehatan.
Dalam peningkatan pelayan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan,
salah satunya dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya
Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) diantaranya yang sangat dikenal dan familiar
dimasyarakat adalah Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Posyandu menyelenggarakan minimal
5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi
dan penanggulangan diare. Dalam melihat perkembangannya posyandu dapat digolongkan
menjadi 4 tingkatan/ strata yaitu posyandu pratama, posyandu madya, posyandu purnama dan
posyandu mandiri.
Jumlah posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Abang I tahun 2021 adalah 58
buah, dengan rasio 1,2 Posyandu untuk 100 balita. Posyandu aktif 100 % dimana 46 posyandu
telah berstatus posyandu madya dan 12 posyandu purnama . Jumlah posbindu PTM adalah 14
pos.

5.2 Tenaga Kesehatan

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 32


Tenaga kesehatan di Puskesmas Abang I tahun 2021 berjumlah 68 orang terdiri dari
PNS dan tenaga kontrak. Rincian jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Abang 1 tahun 2019
sebagai berikut :
 Dokter umum: 3 orang
 Dokter gigi : 1 orang
 Perawat : 15 orang
 Bidan : 21 orang
 Kesehatan Masyarakat: 2 orang
 Kesehatan Lingkungan : 3 orang
 Ahli Gizi : 1 orang
 Ahli Lab Medik : 1 orang
 Asisten Apoteker : 2 orang
 Tenaga Penunjang Kesehatan : 14 orang

Sampai dengan tahun 2021 Puskesmas Abang I masih kekurangan tenaga untuk
apoteker sebanyak 1 orang, dokter umum sebanyak 1 orang, dokter gigi sebanyak 1 orang
dan Tenaga Penunjang Kesehatan sebanyak 4 orang untuk di bagian Administrasi.

5.3 Pembiayaan Kesehatan


Sumber Pembiayaan Kesehatan Puskesmas Abang I tahun 2021 bersumber dari
Pemerintah melalui APBD II, DAK BOK dan JKN.

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 33


BAB VI

PENUTUP

4.4 Simpulan

Berdasarkan uraian tentang kondisi kesehatan dan capaian dari upaya program

pembangunan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Abang I, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Angka Kematian Bayi di wilayah kerja Puskesmas Abang I tahun 2021 sebesar 8,5 per

1000 KLH.

2. Angka Kematian Ibu pada tahun 2021 sebesar 0 per 100.000 KLH

3. CNR seluruh kasus TB tahun 2021 sebesar 26 per 100.000 penduduk.

4. Cakupan pemberian ASI Ekslusif pada bayi usia < 6 bulan pada tahun 2021 sebesar

79,7%

5. Angka Bebas Jentik (ABJ) Tahun 2021 sebesar 92,97%.

6. Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi Tahun 2021 sebesar 61,3%

7. Pelayanan Kesehatan Penderita DM Tahun 2021 sebesar 100%

8. Pelayanan Kesehatan Usia Produktif tahun 2021 sebesar 90,2%.

9. Cakupan pelayanan Ibu Hamil (K4) Tahun 2021 sebesar96,9%

10. Cakupan Persalinan ditolong tenaga kesehatan Tahun 2020 sebesar 108,9%

11. Persentase Ibu Nifas KF3 tahun 2021 sebesar 106,8%

12. Cakupan kunjungan neonatus (KN3) sebesar 97,7%

13. Penemuan kasus HIV/AIDS tahun 2021 : 3 kasus.

14. Cakupan imunisasi lengkap tahun 2021 sebesar 120,3%

15. Cakupan pelayanan kesehatan ODGJ Berat sebesar 72,5%

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 34


16. Persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan sebesar 100%

17. Persentase KK yang memiliki akses sanitasi yang layak tahun 2021 sebesar 88,7%.

18. Cakupan pemberian vitamin A tahun 2021 sebesar 100%.

19. Pencapaian Balita yang ditimbang (D/S) tahun 2021 sebesar 84%.

20. Cakupan Lansia yang mendapatkan pelayanan kesehatan tahun 2021 sebesar 70,9%.

21. Jumlah kasus gizi kurang tahun 2021 : 8%

22. Jumlah rumah tangga ber PHBS tahun 2021 sebesar 90,59%.

4.5 Saran

Dari hasil simpulan di atas, dapat disarankan beberapa hal untuk perbaikan atau peningkatan

kinerja kegiatan di bidang kesehatan yaitu :

1. Perlu dilaksanakan peningkatan kegiatan sosialisasi beberapa program sampai tingkat

sasaran untuk meningkatkan cakupan/ pencapaian program.

2. Perlu dilakukan peningkatan profesionalitas SDM dalam meningkatkan kualitas

pelayanan.

3. Perlu dilakukan peningkatan sistem monitoring pelaksanaan program di lapangan, sistem

monitoring perkembangan krisis kesehatan yang sudah ada serta memantapkan sistem

manajemen puskesmas.

PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 35


PROFIL PUSKESMAS ABANG I TAHUN 2021 36

Anda mungkin juga menyukai