Anda di halaman 1dari 5

Nama : Wilda Devi Soleha

NIM : 6411418138
Peminatan AKK 2020
Organisasi Manjemen Kesehatan Lanjut

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH


NOMOR 9 TAHUN 2019 TENTANG SISTEM KESEHATAN PROVINSI

A. Analisis peraturan
Ruang lingkup pengaturan Peraturan Daerah ini meliputi:
1. Sistem Penyelenggaraan Kesehatan
a. Upaya kesehatan
dilaksanakan oleh Pemerintah, TNI/POLRI, Pemerintah Daerah, Pemerintah
Kabupaten/Kota, dan/atau masyarakat dengan menyelenggarakan UKM dan UKP
dilaksanakan dalam bentuk kegiatan antara lain pelayanan krisis kesehatan pada
bencana dan kejadian luar biasa pelayanan kegawatdaruratan, pelayanan Public Safety
Center (PSC),pelayanan kesehatan reproduksi,pelayanan kesehatan tradisional,
alternatif dan komplementer,pelayanan keluarga berencana,pelayanan laboratorium
kesehatan,pelayanan kesehatan gigi dan mulut, pelayanan indera, pelayanan darah,
pelayanan forensik klinik dan pelayanan bedah mayat, pelayanan pengujian alat
kesehatan,pelayanan farmasi dan alat kesehatan,pelayanan Health Tourism,pelayanan
optic,pelayanan telemedicine,upaya kesehatan ibu, bayi, anak, remaja, lanjut usia dan
penyandang cacat,upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan penyakit
menular,upaya pencegahan, pengendalian dan penanganan penyakit tidak
menular,upaya perbaikan gizi,upaya kesehatan jiwa,upaya kesehatan lingkungan,upaya
kesehatan kerja,upaya kesehatan sekolah,upaya kesehatan olahraga,upaya kesehatan
matra,upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat,pengamanan dan
penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan,pengamanan makanan dan minuman;
dan pengamanan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA).
Dilaksanakan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang
dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan, tingkatan pelayanan
kesehatan dan standar pelayanan minimal bidang kesehatan, pelayanan kesehatan
tingkat pertama/primer, kedua/sekunder, dan ketiga/tersier, berkerjasama dengan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial bidang kesehatan dalam melakukan kredensialing dan
rekredensialing harus melibatkan organisasi profesi terkait dan asosiasi fasilitas
kesehatan serta mendapatkan rekomendasi dari Dinas.
b. Penelitian dan pengembangan kesehatan.
Dilaksanakan melalui kegiatan penelitian, pengembangan, penapisan teknologi dan
produk teknologi kesehatan, ditujukan untuk menghasilkan informasi kesehatan,
teknologi, produk teknologi, dan teknologi informasi kesehatan untuk mendukung
pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya, meliputi : biomedis dan teknologi dasar kesehatan,teknologi tepat
guna, teknologi terapan kesehatan, dan epidemiologi klinik,teknologi intervensi
kesehatan masyarakat,humaniora, kebijakan kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Pemerintah Daerah dapat berkoordinasi dan/atau bekerjasama dengan Badan Penelitian
dan Pengembangan Kementerian Kesehatan, perguruan tinggi dan/atau lembaga
penelitian lain.
c. Pembiayaan kesehatan
Pembiayaan kesehatan diarahkan untuk tersedianya dana kesehatan dalam jumlah yang
mencukupi, teralokasi secara adil, merata, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan
berdaya guna, tersalurkan sesuai peruntukannya untuk menjamin terselenggaranya
pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya, melalui: penggalian dana, pengalokasian dana dan pembelanjaan
dana, bersumber dari: APBD,sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
Dilakukan melalui perencanaan anggaran dengan mengutamakan: Standar Pelayanan
Minimal (SPM), program prioritas,peningkatan jumlah alokasi secara bertahap dan
program bantuan sosial dan program kesehatan yang mempunyai daya ungkit tinggi
terhadap derajat kesehatan masyarakat.
d. SDMK
Pengembangan SDMK dilaksanakan agar tersedia SDMK yang sesuai kebutuhan,
mempunyai kompetensi dan terdistribusi secara adil merata serta didayagunakan secara
optimal dalam rangka terselenggaranya SKP, terdiri dari:
a) Tenaga kesehatan
Tenaga medis,tenaga psikologi klinis,tenaga keperawatan,tenaga kebidanan,tenaga
kefarmasian,tenaga kesehatan masyarakat,tenaga kesehatan lingkungan,tenaga
gizi,tenaga keterapian fisik,tenaga keteknisian medis,tenaga teknik
biomedika,tenaga kesehatan tradisional dan tenaga kesehatan lain yang mendukung
upaya peningkatan dan pengembangan upaya kesehatan masyarakat)
b) Tenaga non kesehatan
Tenaga non kesehatan yang bekerja pada fasilitas kesehatan dan tenaga non
kesehatan yang bergerak/berpartisipasi di masyarakat dalam bidang kesehatan.
e. Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan
Diselenggarakan dalam rangka menjamin keamanan, mutu, kemanfaatan, ketersediaan,
dan keterjangkauan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan, dilaksanakan
melalui: penerbitan cabag dan cabang penyalur alat kesehatan, penerbitan izin usaha
kecil obat tradisional.
f. Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
Penyelenggaraan manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan ditujukan untuk
mewujudkan kebijakan kesehatanyang sesuai dengan kebutuhan, berbasis bukti dan
operasional, terselenggaranya fungsi-fungsi administrasi kesehatan yang berhasil guna,
berdaya guna dan akuntabel, serta didukung oleh hukum kesehatan dan sistem informasi
kesehatan untukmenjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya, dilakukan melalui:
perumusan kebijakan kesehatan,penyelenggaraan kesehatan,bantuan hukum
kesehatan,pengelolaan data dan informasi kesehatan.Pengelolaan data dan informasi
kesehatan dilaksankan dalam rangka menyediakan data dan informasi terkini, akurat,
valid, cepat, transparan serta berhasil guna dan berdaya guna, sebagai bahan
pengambilan keputusan kesehatan dengan mempertimbangkan faktor desentralisasi,
kecukupan data termasuk data terpilih yang responsif gender, dan aspek kerahasiaan
yang berlaku di bidang kesehatan.
g. Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, mampu mengatasi masalah
kesehatan secara mandiri, berperan aktif dalam setiap pembangunan kesehatan, serta
dapat menjadi penggerak dalam mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan,
dilakukan secara individu, kelompok, atau kelembagaan masyarakat melalui: penggerak
pemberdayaan masyarakat, pengutamaan sasaran pemberdayaan masyarakat,kegiatan
hidup sehat; dan pemanfaatansumber daya.
2. Jaminan Kesehatan
Masyarakat berhak mendapatkan jaminan kesehatan, masyarakat miskin ditanggung oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Pemerintah Daerah
mendorong masyarakat untuk menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional, dapat
dilaksanakan melalui individu, keluarga, maupun kelompok. Pemerintah Daerah bersama
pemangku kepentingan harus mendorong pencapaian Universal Health Coverage secara
bertahap.
3. Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian.
Gubernur melaksanakan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian atas penyelenggaraan
SKP ditetapkan lebih lanjut dalam Peraturan Gubernur.
B. Pokok Bidang Utama
Pokok bidang utama menjelaskan upaya kesehatan yang berkaitan dengan pleyanan kesehatan
dan upaya pencegahannya dengan menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan tingkatan
pelayanan kesehatan dan standar minimal bidang kesehatan. pelayanan bidang kesehatan
meliputi pelayanan kesehatan tingkat pertama atau primer, kedua atausekunder, dan ketiga
atau tersier.
C. Hubungan atau penjelasan sistem kesehatan daerah dengan tata peraturan perpres
72/2012
Hubungan SKN dengan SKD yaitu SKN merupakan acuan dalam menerapkan pendekatan
pelayanan kesehatan primer yg secara global telah diakui sebagai pendekatan yg tepat dalam
mencapai kesehatan bagi semua, yg untuk Indonesia diformulasikan sebagai visi Indonesia
Sehat, Untuk menjamin keberhasilan pembangunan kesehatan di daerah perlu dikembangkan
SKD. Dalam kaitan ini kedudukan SKN merupakan suprasistem dari SKD-SKD menguraikan
secara spesifik unsur-unsur upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumberdaya manusia
kesehatan, sumber daya obat dan perbekalan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan
manajemen kesehatan sesuai dengan potensi dan kondisi daerah. SKD juga merupakan acuan
bagi berbagai pihak dalam penyelenggaraan pembangunan kes di daerah
D. Pelaksanaan atau pembagian tata kerja masing-masing tingkatan
Penyelenggaraan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai tingkatan
pelayanan kesehatan dan standar pelayanan minimal bidang kesehatan. Pelayanan kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) meliputi pelayanan kesehatan tingkat pertama atau
primer, kedua atau sekunder, dan ketiga atau tersier.
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama atau primer
Pelayanan kesehatan tingkat pertama merupakan pelayanan kesehatan dasar yang
diberikan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama. pelayanan kesehatan dasar yang
diberikan oleh puskesmas, klinik atau dokter umum. Disebut juga Faskes Primer.
b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua atau sekunder
Pelayanan kesehatan tingkat kedua merupakan pelayanan kesehatan spesialistik yang
dilakukan oleh dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang menggunakan pengetahuan
dan teknologi kesehatan spesialistik.
c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga atau tersier
Pelayanan kesehatan tingkat ketiga merupakan pelayanan kesehatan sub spesialistik yang
dilakukan oleh dokter sub spesialis atau dokter gigi sub spesialis yang menggunakan
pengetahuan dan teknologi kesehatan sub spesialistik. Pelayanan yang diberikan oleh
Klinik utama atau yang setara, Rumah Sakit Umum,Rumah Sakit Khusus.

Anda mungkin juga menyukai