Anda di halaman 1dari 3

Nama : Wilda Devi Soleha

NIM : 6411418138
Peminatan AKK 2020
Tugas “SKN negara lain’”
PERBANDINGAN SISTEM KESEHATAN
NEGARA INDONESIA DAN NEGARA SINGAPURA
A. PROFIL NEGARA
Indonesia
Ideologi (landasan) Sistem Kesehatan Nasional (SKN) Indonesia meliputi landasan idiil yang
berupa pancasila, landasan konstitusional yang berupa UUD 1945 khususnya pasal 28A, serta
landasan operasional yang berupa UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan ketentuan
peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan SKN dan
pembangunan kesehatan.Berdasarkan ketiga ideologi (landasan) tersebut, SKN dilaksanakan
secara berkelanjutan, sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan
dengan menjaga kemajuan, kesatuan dan ketahanan nasional. SKN ini dilaksanakan oleh
pemerintah (baik pusat maupun daerah) dan/atau masyarakat. Intervensi pemerintah dalam
pembiayaan kesehatan masyarakat Indonesia juga diatur dalam Perpres No.72/2012 dalam
sebuah ayat yang menyampaikan bahwa pembiayaan kesehatan Indonesia berasal dari berbagai
sumber seperti pemerintah (pusat atau daerah), swasta, organisasi masyarakat dan masyarakat
itu sendiri. Pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat menjadi tanggung jawab pemerintah
karena tergolong ke dalam barang public, sedangkan untuk pembiayan pelayanan perseorangan,
pemerintah hanya memberikan bantuan pembiayaan untuk masyarakat miskin (tidak mampu)
saja.
Singapura
Landasan dari sistem kesehatan Singapura terdiri dari tiga poin besar yaitu (1) negara memiliki
tujuan untuk menciptakan populasi yang sehat dengan lebih menekankan kepada pelayanan
kesehatan preventif serta upaya untuk melakukan gaya hidup sehat, (2) Singapura lebih
menekankan kepada tanggung jawab pribadi atau masing-masing penduduknya mengenai
kesehatan mereka atau dalam kalimat lebih sederhana adalah kesehatan merupakan tanggung
jawab masing-masing individu, dan (3) Pemerintah diharuskan untuk mempertahankan biaya
pelayanan kesehatan serendah mungkin dengan cara mengontrol tingkat supply pelayanan
kesehatan serta penyediaan subidi untuk pelayanan kesehatan publik.Dalam praktiknya, sistem
kesehatan Singapura diatur baik oleh pihak pemerintah maupun pihak swasta dengan sangat
baik dan teratur. Pihak-pihak pemerintah yang terlibat tersebut adalah Ministry of Health
(MOH), Central Provident Fund (CFP), dan Monetary Authority of Singapore (MAS). MOH
bertanggung jawab terhadap regulasi sebagian besar sistem kesehatan seperti mempromosikan
edukasi kesehatan, memonitor aksesibilitas serta kualitas pelayanan kesehatan, mencegah dan
mengontrol penyakit, serta mengalokasikan SDM dan infrastruktur kesehatan. Sedangkan CFP
dan MAS bertanggung jawab dalam pengaturan biaya jaminan social yang ada di Singapura.
B. SISTEM PELAYANAN PRIMER – TERSIER
Indonesia
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001 Tahun 2012 mengenai
sistem rujukan pelayanan kesehatan perorangan, “sistem rujukan pelayanan kesehatan
merupakan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan
tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun
horizontal”.Pemberian rujukan ini dimaksudkan agar pasien mendapat pelayanan kesehatan
yang adekuat yang tidak bisa disediakan oleh seorang penyelenggara kesehatan. Namun,
pemberian rujukan ini tidak bisa dilakukan dengan sembarangan, karena harus dilaksanakan
secara berjenjang, sesuai dengan kebutuhan medis pasien yang diawali dengan pelayanan
kesehatan pada tingkat primer. Secara definisi, pelayanan kesehatan tingkat primer ini meliputi
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter atau dokter gigi di puskesmas, tempat praktik
perorangan, serta klinik umum, dan termasuk di antaranya adalah dokter keluarga.Berdasarkan
Permenkes di atas, pelayanan kesehatan tingkat sekunder (pelayanan kesehatan spesialistik oleh
dokter spesialis atau dokter gigi spesialis) hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan
kesehatan tingkat pertama, sedangkan pelayanan kesehatan tingkat tersier (subspesialistik)
dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat kedua atau tingkat pertama.Hal
ini menunjukkan bahwa dokter umum atau dokter keluarga bisa langsung melakukan rujukan
ke pelayanan kesehatan tersier. Jadi di sini, peran dokter keluarga adalah sebagai pengatur atau
coordinator pelayanan rujukan atau istilahnya berperan sebagai gate keeper dalam menentukan
pelayanan kesehatan jenis apa yang bisa diberikan kepada pasien, apakah hanya sebatas
pelayanan kesehatan spesialistik atau pelayanan kesehatan subspesialistik.
Singapura
Singapura juga mempunyai beberapa jenjang pelayanan kesehatan seperti pelayanan kesehatan
primer (poliklinik atau klinik GP), pelayanan rumah sakit, serta Intermediate and Long Term
Care Service (ILTC).Pelayanan kesehatan primer diselenggarakan oleh dokter umum, dokter
keluarga dan perawat di dalam komunitas.Pelayanan kesehatan jenis inilah yang pertama kali
berkontak dengan pasien dan kemudian memiliki kemampuan untuk merujuk pasien ke
spesialisasi kedokteran tertentu ataupun rumah sakit untuk diagnosis dan tata laksana yang lebih
lanjut.Untuk layanan rumah sakit sendiri, singapura menyediakan delapan rumah sakit publik
yang terdiri dari enam rumah sakit umum, satu rumah sakit ibu dan anak, serta satu rumah sakit
psikiatri.Sedangkan ILTC sendiri digunakan untuk pasien-pasien yang tidak memerlukan
perawatan di dalam rumah sakit lagi, akan tetapi tetap membutuhkan perawatan dalam jangka
waktu yang panjang.Biasanya ILTC ini bersifat community-based.
C. KEBERADAAN FASKES
Indonesia
Indonesia yang jumlah penduduknya lebih dari 260 juta jiwa hanya memiliki 205.597 dokter,
atau setara 1 orang dokter melayani 1.264 orang. Proporsinya jauh lebih kecil dibanding
Singapura tentunya
Singapura
Faktor utama yang menjadikan Singapura sebagai pusat wisata medis ASEAN adalah sistem
kesehatan yang baik. Sistem ini mencakup beberapa aspek seperti tenaga/praktisi serta
institusi/fasilitas kesehatan. Pertama dari segi praktisi, mengutip data Kementerian Kesehatan
Singapura, Negeri Singa memiliki 13.766 dokter untuk 5,5 juta penduduknya, atau setara 1
dokter menangani 400 orang. Singapura juga memiliki 42.125 perawat terdaftar, 2.363 dokter
gigi, 3.216 apoteker. Sehingga dari segi jumlah sumber daya manusia (SDM) bisa dibilang lebih
unggul dibanding Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai