Anda di halaman 1dari 3

Nama : Wilda Devi Soleha

NIM : 6411418138
Peminatan AKK 2020
Organisasi Manajemen Kesehatan Lanjut
Tugas “pembangunan kesehatan’”

1. Jelaskan 5 permasalahan pembangunan Kesehatan di Indonesia yang menurut anda paling


besar dan segera diperlukan penanganan !
Jawab :
a. Peran Tenaga Kesehatan Masyarakat dalam Penanganan Covid-19 di Indonesia
Tenaga kesehatan masyarakat sangat perlu dilibatkan secara optimal dalam banyak aspek
promotif dan preventif kesehatan masyarakat. Para tenaga kesehatan masyarakat bisa
berinovasi dan menciptakan strategi percepatan penanganan Covid-19 di Indonesia,
dengan fokus utama edukasi dan berdayakan masyarakat dan fokus kedua perkuat
pelayanan kesehatan. Berbagai strategi dan program penanganan Covid-19 diusulkan
dalam rapat koordinasi ini oleh para akademisi dan para pengurus IAKMI. Strategi yang
diusulkan seperti menempatkan tenaga kesehatan masyarakat di tempat-tempat umum
yang berisiko tinggi penularan virus. Itu dilakukan sebagai upaya mempromosikan
adaptasi kebiasaan baru dan protokol kesehatan oleh di tenaga kesehatan masyarakat.
Perlengkapan instrumen sumber daya manusia untuk Unit Kesehatan Masyarakat (UKM)
seperti di Puskesmas, Penguatan instrumen kebijakan pembiayaan untuk UKM, serta
pengembagaan kelembagaan rujukan sekunder dan tersier untuk UKM.
b. Pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-
2024 dan juga Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024.
Adanya wabah Covid-19 berdampak kepada berbagai sektor pembangunan negara. Hal
itu mengharuskan semua negara untuk merevisi perencanaan pembangunan mereka.
Target pembangunan harus disesuaikan secara realistis, asumsi diubah sesuai dengan
keadaan sekarang, dan prioritas program jangka pendek dialihkan sebagian besar untuk
mengatasi pandemi Covid-19. Dengan itu, akhirnya Pemerintah Indonesia mengeluarkan
3 alternatif pilihan strategi :
a) Pertama, tetap dengan rencana awal yang sudah tertuang dalam RPJMN 2020-2024,
dengan sedikit penyesuaian program untuk mengakomodir kehidupan normal baru
dalam ancaman Covid-19.
b) Melakukan penyesuaian program dan target secara moderat dengan mendasarkan
asumsi yang sudah diperbaharui sesuai situasi dan kondisi pandemi Covid-19,
kemudian mempertahankan program dimana asumsi-asumsi yang menjadi dasar
masih relevan dan masih bisa disesuaikan dengan keadaan pasca Covid-19.
c) Merombak seluruh program dan target-target yang ditetapkan berdasarkan berbagai
asumsi dan perkembangan baru pasca Covid-19 dan krisis ekonomi yang
mengiringinya. Untuk melaksanakan beberapa alternatif tersebut, semua program
yang telah ditetapkan di RPJMN 2020-2024 dikaji ulang, dirumuskan kembali
strateginya, dan dijadwalkan ulang periode pelaksanaannya

c. Dampak vaksinasi yang tidak merata


Dari 107 juta penduduk kelompok prioritas yang menjadi target pemerintah untuk
penyuntikan vaksin, hanya sekitar 32 juta orang yang mendapatkannya gratis. Sisanya,
75 juta orang harus membayar untuk mendapatkan vaksin yang disebut pemerintah dalam
program vaksinasi mandiri. Dari 107 juta penduduk kelompok prioritas yang menjadi
target pemerintah untuk penyuntikan vaksin, hanya sekitar 32 juta orang yang
mendapatkannya gratis. Sisanya, 75 juta orang harus membayar untuk mendapatkan
vaksin yang disebut pemerintah dalam program vaksinasi mandiri. Lebih banyaknya
orang yang harus menjalani vaksinasi mandiri atau berbayar dikhawatirkan banyak ahli.
Sebab justru dinilai menjadikan program vaksinasi tidak akan berjalan efektif. Adanya
perbedaan antara program vaksin gratis dan berbayar bisa menyebabkan kegagalan
strategi vaksinasi. Yaitu di saat negara lain menggratiskan vaksin dan dapat menurunkan
kurva pandemi, Indonesia bisa jadi akan tertinggal.
d. Kekurangan Alat Kesehatan Di Tengah Pandemi COVID-19
Kekurangan alat pelindung diri (APD) untuk petugas kesehatan telah banyak dibicarakan
beberapa bulan terakhir seiring dengan semakin meningkatnya kasus COVID-19 di
berbagai negara di dunia. Selain karena meningkatnya kebutuhan yang tidak diperkirakan
sebelumnya, kekurangan juga disebabkan karena suplai yang tidak memadai dikarenakan
beberapa hal termasuk kekurangan bahan baku, masalah kapasitas produksi, konsolidasi
industri, praktik pemasaran, serta manajemen pengadaan dan rantai pasokan. Banyak
yang diperlukan terutama adalah alat bantu napas, atau ventilator, dan ini memang belum
cukup karena pasien-pasien yang ada masuk itu sebagian besar mereka yang
membutuhkan alat bantu napas dan kalua tidak tersedia alat bantu napas,
pasiennya tidak bisa masuk, akhirnya terhambat. Ia menambahkan bahwa penambahan
alat diagnostik juga penting untuk ditambah, termasuk alat untuk pengambilan sampel
lendir dari tenggorokan untuk mengetes spesimen. Tes tersebut dilakukan untuk
mengkonfirmasi keberadaan virus SARS-CoV-2, yang menyebabkan penyakit Covid-19.
e. Kurangnya kamar kosong dirumah sakit untuk pasien covid-19
Ketersediaan tempat tidur di sejumlah rumah sakit memang sedang padat-padatnya.
Kemudian mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menunggu dan bersabar sampai
ada cukup tempat tidur untuk menampung pasien selanjutnya. tempat tidur sejumlah
rumah sakit memiliki tingkat keterisian di atas 70 persen.

Anda mungkin juga menyukai