Anda di halaman 1dari 4

OUTLINE SKRIPSI

NAMA : ANA SANDRA PIDAH

NIM : N1A117124

TEMA PENELITIAN : IMUNISASI

JUDUL PENELITIAN : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA MASA PANDEMI COVID-19
(ANALISIS RISKESDAS 2018 dan 2013)

A. KERANGKA TEORI

PREDISPOSING FACTOR:

- Pengetahuan
Akses ke fasilitas
- Sikap
kesehatan
- Kepercayaan
- Situasi

Enabling factor:
CAKUPAN IMUNISASI
- Fasilitas kesehatan Perilaku kesehatan DASAR LENGKAP
- Kelengkapan APD dan alat
imunisasi

Reinforcing Factors: INFORMASI/AKSES


TERHADAP
- Peran Petugas kesehatan
INTERNET

Gambar 2.1 kerangka teori

Sumber : Notoatmodjo, 2007 , Teori Lawrence Green, 2000, WHO,2020

Kelengkapan imunisasi dasar lengkap pada bayi merupakan salah satu


hal penting yang perlu dilakukan dilakukan oleh orang tua sebagai usaha
preventif atau pencegahan terhadap penyakit menular. Banyak alasan yang
menyebab kan orang tua memilih tidak membawa anaknya untuk imunisasi
seperti ketakutan penularan Covid-19, kurang nya informasi informasi dan
pengetahuan tentang imunisasi serta Akses terhadap fasilitas kesehatan
dengan situasi dan kondisi pandemi Covid-19 merupakan tantangan yang
cukup besar didalam pemberian pelayanan immunisasi pada masa pandemi
Covid-19 di seluruh Indonesia.

B. KERANGKA KONSEP

Variabel bebas:

- pengetahuan
Cakupan imunisasi dasar
- akses terhadap fasilitas lengkap
kesehatan

- perilaku kesehatan

- informasi

Justifikasi pengambilan judul sebagai berikut:

1. Berdasarkan isu permasalahan


Iminusasi merupakan salah satu intervensi kesehatan masyarakat
yang paling efektif dalam upaya mengurangi tingkat morbiditas dan mortalitas
pada anak. Imunisasi merupakan salah satu strategi yang efektif dan efisien
dalam meningkatkan derajat kesehatan nasional. Sejak dimulainya pandemi
Covid-19, tingkat vaksinasi telah menurun di negara-negara di seluruh dunia
dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Layanan kesehatan rutin
telah terganggu dan banyak orang juga enggan untuk pergi ke tempat
pertemuan, karena takut tertular virus. Akibatnya, Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 80 juta anak di bawah usia 1 tahun, di
negara kaya dan miskin, kini berisiko terkena penyakit yang mengancam jiwa
tetapi dapat dicegah seperti meningitis, campak, dan difteri.
kajian situasi cepat (rapid assessment) terkait dampak pelayanan
Imunisasi selama masapandemi COVID-19 di Indonesia telah dilaksanakan
oleh Kementerian Kesehatan dengan dukungan UNICEF pada tanggal 20
sampai dengan 29 April 2020. Responden yang telah berpartisipasi adalah
5,329 dari 9,993 koordinator imunisasi tingkat Puskesmas di 388 dari 514
Kabupaten/Kota di 34 provinsi. Hasil kajian menunjukkan bahwa 84%
Puskesmas menyatakan bahwa selama masa pandemi COVID-19 terjadi
penundaan/penghentian pelayanan Imunisasi. Hal ini diakibatkan oleh
kekhawatiran orang tua maupun keraguan petugas kesehatan dalam
menyelenggarakan layanan imunisasi di tengah pandemi COVID-19. Jika
kondisi seperti ini terus berlanjut maka cakup an imunisasi nasional akan turun
sehingga kekebalan komunitas juga menurun yang dapat menyebabkan risiko
terjadinya KLB PD3I. Apabila terjadi KLB PD3I di masa pandemi COVID-19 seperti
sekarang ini, maka akan menjadi beban ganda bagi pemerintah, petugas kesehatan
dan masyarakat.
Secara kumulatif, layanan imunisasi terganggu di lebih dari 90%
posyandu dan 65% puskesmas. Meskipun sejumlah puskesmas terus
membuka layanan imunisasi di tengah pandemi COVID-19 namun beberapa
puskesmas lain mengalami gangguan sebagian atau terpaksa menghentikan
sementara layanan imunisasinya. Gangguan terhadap layanan imunisasi
disebabkan oleh berbagai alasan, seperti kurangnya pemahaman terhadap
panduan Kemenkes, besarnya risiko penularan COVID-19 di wilayah
puskesmas, kurangnya dana akibat pengalihan dukungan ke rencana respon
pandemi, terbatasnya jumlah vaksinator berpengalaman yang dialih tugaskan
untuk menangani pandemi COVID-19, gangguan transportasi akibat
pembatasan perjalanan, dan penutupan sekolah.
Menurut WHO, pada 2018 ada sekitar 20 juta anak didunia tidak
mendapatkan imunisasi lengkap, bahkan ada yang tidak mendapatkan
imunisasi sama sekali. Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukan
cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) menurun dari 59,2% (2013) menjadi
57,9% (2018), imunisasi tidak lengkap yang sebelumnya 32,1% (2013)
meningkat menjadi 32,9% (2018) dan 9,2% tidak diimunisasi meningkat dari
tahun sebelumnya 8,7%, Target cakupan imunisasi dasar lengkap 2018
sebesar 92,5% dan imunisasi DPT-HB-Hib Baduta 70% (Kemenkes RI,
2018). Menurut Survei Kementerian Kesehatan dan UNICEF menunjukan
cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia pada April 2020 menurun 4,7%
dibanding April tahun lalu. Universal Child Immunization (UCI) desa yang kini
mencapai 82,9% perlu ditingkatkan hingga mencapai 92% di tahun 2019. Di
tingkat nasional, kita mengharapkan target Imunisasi Dasar Lengkap 91%
dan UCI Desa 84%( Kemenkes RI, 2017).
2. Tempat penelitian : Indonesia
3. Tujuan penelitian : untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan
cakupan imunisasi dasar lengkap pada masa pandemi covid-19 di Kota
Sungai Penuh tahun 2020
4. Jenis rancangan penelitian : Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan
desain cross sectional dengan menggunakan data sekunder Riset Kesehatan
Dasar (RISKESDAS) 2018 dan 2013.

C. TIME LINE

kegiantan Bulan
8 9 10 11 12 1 2 3 4
Topik penelitian dan √
konsultasi
Penyusunan BAB 2 √
Penyusunan BAB 1 dan √ √
BAB 3
Maju seminar proposal √
dan revisi
Pengumpulan data dan √ √
anlisis data
Penyususnan BAB 4 dan √ √
Bab 5
Sidang skripsii dan revisi √ √
wisudahhhhh √

Anda mungkin juga menyukai