Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIK MANAGEMEN ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN

"PROGRAM DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT MASALAH


KEBIDANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK”

Di susun Oleh :

SHOFA NUR AULIA


NIM. 21041072

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS
WIYATA HUSADA SAMARINDA
2022
PRAKTIK MANAGEMEN ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN
"PROGRAM DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT MASALAH
KEBIDANAN"

KASUS1. KESEHATAN IBU DAN ANAK

Masalah baru pasca masa kritis pandemi dirasakan oleh satu dunia, seperti yang
dikatakan kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus "Ketika negara-negara berebut
untuk mendapatkan vaksin COVID-19, kita mengalami kemunduran dalam imunisasi,
membuat anak-anak berisiko terpapar penyakit sangat buruk yang sebenarnya dapat
dicegah. Selain itu saat konferensi pers virtual tentang ibu, anak. dan kesehatan
remaja selama pandemi COVID-19 beliau mengatakan "Ketika pandemi meningkat di
negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. WHO sangat prihatin dengan
dampaknya terhadap orang-orang yang sudah berjuang untuk mengakses layanan
kesehatan sering kali perempuan, anak-anak dan remaja." Terdapat pula dampak-
dampak yang disebabkan karena terhambatnya layanan KIA.

Fenomena Masalah di Indonesia:

"Di masa pandemi COVID-19 diperkirakan akan terjadi peningkatan angka kematian
pada ibu. bayi dan bayi baru lahir sebanyak 31% atau sebanyak 766.180 penambahan
kasus kematian yang diakibatkan karena terhambatnya ketersediaan pelayanan
kesehatan dasar terutama pelayanan kesehatan untuk ibu, anak dan bayi baru lahir."
Kata dr. Meineni Sitaresmi, SpA(K), Ph.D wakil dekan FKKMK UGM di Forum
Nasional X Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia topik 2

Selain itu imunisasi anak juga memprihatinkan, Wakil Menteri Kesehatan dr. Dante
Saksono Harbuwono mengatakan "akibat pandemi COVID-19 target cakupan 80% di
401 kabupaten/kota belum tercapai sepenuhnya, hanya 200 yang mencapai imunisasi
dasar lengkap lebih dan 80%."

(Sumber Kompasiana, 2021)


Fenomena yang dipaparkan di atas jika dibiarkan nantinya akan membuat ibu dan
anak menjadi kelompok berisiko yang nantinya akan menjadi beban penyakit baru di
masa depan.

Berdasarkan kasus di atas maka tentukan Program dan kebijakan pemerintah terkait
KIA apa saja yang ada dan dapat digunakan agar kelompok ibu dan anak pada kasus
di atas tidak menjadi kelompok yang berisiko!

Jawaban :

Bidan adalah seorang perempuan yang telah menyelesaikan program


pendidikan Kebidanan baik di dalam negeri maupun di luar negeri yang diakui secara
sah oleh Pemerintah Pusat dan telah memenuhi persyaratan untuk melakukan praktik
Kebidanan..
UU Kebidanan No.4 Th 2019 Pelayanan Kebidanan adalah suatu bentuk
pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan secara mandiri, kolaborasi, dan/atau rujukan.
1. Pengetahuan ibu dan keluarga terkait COVID-19 dan pelayanan kesehatan bagi
ibu dan bayi baru lahir di era pandemi
2. Di era pandemi COVID-19, - fasilitas kesehatan baik primer / tempat PMB
maupun rujukan harus betulbetul siap dalam pemenuhan APD, sarana prasarana
dan SDM
3. Belum semua bidan tersosialisasi pedoman pelayanan KIA, KB & Kespro di era
pandemi dan New Normal
4. Keselamatan bidan & pasien harus dilindungi - diperlukan penyesuaian
pelayanan agar terhindar dari penularan.
5. Akses pelayanan kebidanan diera pandemi covid-19 mengalami perubahan –
faskes primer/PMB membatasi pelayanan..
6. Tingginya kasus penderita COVID 19 yang dirawat di RS rujukan berpengaruh
terhadap penanganan pelayanan rujukan maternal dan neonatal
Peran Tempat Praktik Mandiri Bidan dalam Pelayanan Kesehatan
1. Menyediakan Tempat praktik Bidan terstandar
2. Memberikan pelayanan KIA, KB & Kespro sesuai standar dan ketentuan
peraturan yg berlaku
3. Melakukan skrining faktor resiko dan merujuk sesuai standar (Inter-Professional
Collaboration)
4. Mencatat data pasien dan pelayanan yg diberikan serta melaporkan ke Puskesmas,
BKKBN dan UPBD setiap bulan.
5. Membuat catatan asuhan yang lengkap sebagai bukti pelayanan profesional
6. Memberikan penyuluhan KIA, KB dan Kespro
7. Memfasilitasi kelas bumil dan ibu balita
8. Melakukan kunjungan rumah sesuai kebutuhan

Prinsip Penyelenggaraan Pelayanan Kebidanan Pada Masa Pandemi Covid-19


1. Pra Pelayanan
a. Konsultasi, Penyuluhan, KIE & Konseling dilakukan melalui online
b. Jika memerlukan pelayanan membuat janji melalui telp/WA
c. Lakukan pengkajian komprehensif sesuai standar, dan gali informasi yang
berkaitan dg kewaspadaan Covid-19.
d. Lakukan skrining faktor resiko termasuk resiko terinfeksi covid-19 apakah
sedang isolasi mandiri (ODP/PDP/Covid +)
e. Rujukan terncana bagi Ibu dan Bayi dengan resiko

2. Pelaksanaan Pelayanan ANC, INC,Nifas,BBL, Balita, Kespro & KB


a. Memverikasi hasil kajian komprehensif.
b. Pemberian informasi dan informed consent
c. Lakukan skrining faktor resiko termasuk resiko terinfeksi covid-19 –
ditemukan faktor risiko segera rujuk sesuai standar
d. Menggunakan APD sesuai kebutuhan
e. Memberikan pelayanan sesuai standar dengan menerapkan protokol
pencegahan covid-19.
f. Memberikan KIE& Konseling: Gizi, IMD&ASI,KB, PHBS dan Protokol
Kesehatan Cegah Covid-19 serta P4K
g. Pasien dan pendamping maks 1 orang serta Tim kesehatan yg bertugas selalu
menerapkan protokol pencegahan covid-19

3. Pasca pelayanan Pelayanan nifas & BBL


a. Pelayanan bidan selanjutnya, lakukan pemantauan mandiri menggunakan
Buku KIA.
b. Ada keluhan /tanda bahaya segera datang ke PMB dengan membuat janji
terlebih dahulu
c. Konsultasi, KIE dan konseling dilakukan secara on-line
d. Bidan membimbing Ibu membaca dan menerapkan buku KIA
e. Membimbing Senam Hamil dan senam nifas secara on-lineBalita
f.Pelaksanaan Posyandu mengikuti kebijakan Pemda setempat
g. Pemantauan perkembangan dilakukan mandiri dengan buku KIA
h. Pelayanan kesehatan pemberian imunisasi, vitamin A melalui janji
temu/teleregistrasi
i.Pemanfaatan teknologi untuk KIE , kelas ibu balita

Peran tenaga kesehatan sangat diperlukan dalam meningkatkan kembali


derajat kesehatan ibu dan anak pada masa covid-19 yaitu dengan melakukan
konseling dan memberikan edukasi kepada ibu baik secara offline maupun online
untuk tetap melakukan imunisasi bayi sehingga tenaga kesehatan dan masyarakat
dapat mencegah terjadinya masalah baru dikemudian hari.

Perlu diketahui bahwa Imunisasi tidak meningkatkan risiko infeksi Covid 19 dan
belum ada imunisasi atau vaksin untuk mencegah infeksi virus Covid 19.
Pelayanan Imunisasi Saat Pandemi Covid 19
Prinsipnya adalah Aman untuk petugas, bayi dan komunitas. yang harus dilakukan
diantaranya:

1. Pisahkan dengan pelayanan anak sakit.


2. Membatasi jumlah pengantar, orang tua atau pengantar harus menggunakan
masker.
Lakukan Triage (pengelompokan pasien berdasarkan berat atau ringannya penyaki)
melalui :

1. Skrining demam > 37,5 suhu ketiak.


2. Anamnesis: riwayat demam , batuk, pilek, riwayat kontak dengan penderita
covid,
tinggal atau berpergian ke daerah endemis

Perhatikan Kondisi Ruangan dan Terapkan Physical Distancing

1. Lakukan Imunisasi Anak dengan perjanjian.


2. Tidak menumpuk dan hanya didampingi oleh satu pengantar.
3. Ruangan cukup lega dengan sirkulasi yang baik.
4. Menerapkan prisin berjarak 1-2 m antar pengunjung rumah sakit.
5. Sediakan tempat untuk mencuci tangan atau hand sanitizer.
6. Setelah vaksinasi tunggu selama 30 menit.

Kondisi Petugas yang selalu Prima

1. Petugas dalam keadaan yang sehat


2. Memakai APD yg sesuai
3. Mencuci tangan yang benar

Tips Pemberian Vaksin Saat Pandemi Covid-19

1. Sesuai dengan jadwal imunisasi anak


2. Untuk mengurangi kunjungan, berikan vaksin kombinasi dan atau vaksin
bersamaan.
3. Berikan vaksin yang dapat mencegah PNEUMONIA seperti HiB, PCV, MR,
MMR, dan Influenza
4. Pasien yang terkonfirmasi COVID 19 atau PDP harus menunda hingga
sembuh dengan ketentuan hasil 2 kali swab negatif dan 14hari setelah gejala
hilang.
5. Apabila pernah melakukan kontak dengan pasian covid-19 maka perlu
menunda sampai isolasi mandiri hingga 14 hari, bila tidak bergejala maka
dapat diberikan vaksin.

Anda mungkin juga menyukai