Tugas Webinar “Pelayanan Kesehatan Maternal di Era Pandemi COVID-19”
Sabtu, 11 April 2020
Nama : Agustin Rahmawati, S.ST, M.Kes
Asal Institusi : Universitas Muhammadiyah Semarang
1. Bagaimana pandangan epidemiologis tentang efek COVID-19 pada kesehatan maternal ?
a. dampak Pandemi Covid-19 terhadap kesehatan maternal di Indonesia akan terjadi melalui ternganggunya pelayanan kesehatan maternal serta risiko infeksi Covid-19 pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayinya, serta tenaga kesehatan terkait b. Risiko ibu hamil/bersalin/nifas tidak mendapat pelayanan kesehatan yang memadai c. Fasilitas kesehatan disibukan dengan pasien Covid-19 d. Risiko meningkatnya angka kesakitan dan kematian maternal selama dan pasca pandemi Covid-19 2. Bagaimana tenaga kesehatan menjaga kesehatan, mengurangi penularan COVID-19 di fasilitas kesehatan ? a.Melindungi petugas kesehatan khususnya bidan, perawat, dokter kandungan dan anestesi dengan menyediakan APD b. Memberikan pelatihan petugas kesehatan termasuk di tempat penampungan dan rumah bersalin tentang pencegahan infeksi covid-19 dan strategi pengendalian c. Pedoman penggunaan APD pada rawat inap VK/OK yang memungkinkan memproduksi aerosol : masker N95, gaun, sarung tangan berlapis ganda, face shield, apron, sepatu boot d. Pedoman penggunaan APD rawat jalan konsultasi / pemeriksaan obstetric biasa : masker bedah, face shield, sarung tangan. Px pasien dengan gg saluran nafas : masker N95, face shield, sarung tangan , gaun pelindung e. Penolong persalinan : masker bedah, face shield, apron, sarung tangan, sepatu boot 3. Apakah manfaat audit maternal perinatal di masa pandemic ? a. Sebagai evaluasi apakah ada keterkaitan angka kematian ibu dan bayi disebabkan oleh covid-19 b. Selalu mengevaluasi SOP tindakan dalam segala kasus dihubungkan dengan pandemic covid, dimana petugas kesehatan masih banyak focus ke covid 19. pelayanan kepada maternal neonatal harus berjalan sebagaimana mestinya c. Memastikan bahwa pekayanan maternal neonatal tidak terngganggu dengan adayan pandemic covid 19, sehingga ibu dan bayi yang rentan ini tidak ditumpangi oleh covid 19 yang akan memperparah kasus d. Memastikan alur rujukan bagi ibu dan bayi yang aman di situasi pandemic covid 19 e. Menelusuri alur rujukan sebagai evaluasi dan rekomendasi di layanan maternal neonatal
4. Bagaimana upaya IBI dalam mendukung pelayanan maternal di era COVID-19 ? 1. Melakukan konsolidasi dan penggerakkan potensi internal IBI Melakukan komunikasi dan koordinasi dg PD Propinsi melalui virtual meeting Mengidentifikasi Bidan yang terdampak Covid-19: - Ada 1 bidan yang positif – dirawat DI RS dan sudah sembuh (baru pulang) - Ada 2 orang suami bidan yg positif – bidannya jadi PDP – isolasi mandiri - Dilaporkan ada beberapa bidan yg menutup prakteknya – keterbatasan APD Mengidentifikasi kebutuhan bantuan bagi bidan khususnya untuk PMB PD IBI Provinsi mengupayakan bantuan dari berbagai pihak di daerah masing-masing baik dari anggota IBI maupun dari stakeholers dan membagikan kepada bidan maupun masyarakat (Masker, APD, hand sanitizer, sembako dan vitamin) Ada PD IBI yg memproduksi masker bersama pengurus – dibagikan kepada bidan maupun masyarakat. Pengurus Pusat IBI memberikan bantuan kepada PD IBI 34 propinsi untuk pengadaan APD PP IBI mensosialisasikan panduan yang dikeluarkan oleh Kemkes, POGI, IDAI kepada anggota melalui web-site dan medsos IBI PP IBI menyusun panduan tekhnis pelayanan kebidanan bagi Praktek Mandiri Bidan yg merupakan rangkuman dari berbagai panduan yg telah dikeluarkan. 2. Melakukan Advokasi IBI ikut dalam beberapa virtual meeting dengan Kemenkes dan BKKBN dalam membahas keberlangsungan pelayanan KIA & KB diera pandemi covid-19 – IBI mengusulkan agar Kemkes dan BKKBN disamping memfasilitasi dan memberikan bantuan bagi nakes difasilitas pemerintah juga dapat memberikan bantuan kpd PMB. Melakukan advokasi kpd stakeholders utk mendapatkan bantuan (UNFPA, USAID Jalin, J & J – sedang dalam proses realisasi (sesuai wilayah proyeknya) IBI melakukan virtual meeting dengan Team ICM Pusat dan Asosiasi Bidan diwilayah negara SEARO dalam berbagi informasi dan lesson learn dari berbagai negara IBI ikut dalam virtual meeting antara OP Kesehatan dengan Komisi 9 DPR RI untuk memberikan masukan terhadap dukungan yg diperlukan OP 5. Bagaimana cara promosi kesehatan pada masyarakat sesuai profesi kita sebagai tenaga kesehatan ? a. Ibu Hamil Jika Ibu hamil tidak ada keluhan diminta mempelajari buku KIA dirumah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, dan segera ke faskes jika ada keluhan/tanda bahaya (baca buku KIA); • Apabila diperlukan pemerikmeriksaan ANC,Ibu hamil membuat janji dengan Bidan melalui Telepon/WA, • Bidan melakukan pengkajian komprehensif sesuai standar, termasuk informasi yang berkaitan dengan kewaspadaan penularan Covid-19. Jika diperlukani bidan dapat berkomunikasi dan koordinasi dengan RT/RW/Kades atau pimpinan daerah setempat khususnya informasi tentang status ibu apakah termasuk dalam isolasi mandiri (ODP/PDP). • Pelayanan ANC dilakukan sesuai standar dan didukung dengan APD sesuai kebutuhan dengan tetap menerapkan prinsip pencegahan penularan Covid- 19. Jika tidak tersedia APD sesuai kebutuhan, Bidan dapat berkolaborasi dengan Puskesmas atau RS terdekat; • Keluarga/pendamping &semua tim kesehatan yang bertugas selalu menggunakan masker dan menerapkan prinsip Pencegahan Penularan Covid-19. b. Ibu Bersalin Ibu hamil diminta segera menghubungi Bidan melalui telepon/WA jika sudah ada tanda-tanda bersalin, Bidan melakukan pengkajian komprehensif sesuai standar, termasuk informasi yang berkaitan dengan kewaspadaan penularan Covid-19. Jjika diperlukan Bidan dapat berkomunikasi dan koordinasi dengan RT/RW/Kades atau pimpinan daerah setempat khususnya informasi tentang status ibu, apakah termasuk dalam isolasi mandiri (ODP/PDP) sebelum menolong persalinan; Pertolongan persalinan dilakukan sesuai standar APN dan didukung dengan APD yg terstandar untuk menerapkan prinsip Pencegahan Penularan Covid-19. Selama pelayanan, Bidan menyediakan dan meminta ibu untuk selalu menggunakan masker. Apabila APD tidak tersedia sesuai standar, maka Bidan segera berkolaborasi dengan Puskesmas atau RS terdekat; Keluarga/pendamping ibu bersalin dan semua tim kesehatan yang bertugas menggunakan masker dengan tetap menerapkan prinsip pencegahan penularan COVID-19. Melaksanakan rujukan persalinan terencana untuk Ibu bersalin dengan risiko, termasuk Ibu bersalin yg dicurigai ODP/PDP c.Ibu Nifas dan Bayi Baru Lahir Jika Ibu nifas tidak ada keluhan diminta mempelajari buku KIA dirumah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, melakukan pemantauan mandiri, dan segera ke faskes jika ada keluhan/tanda bahaya pada ibu nifas dan atau bayi baru lahir (baca buku KIA); Untuk pelayanan nifas dan bayi baru lahir, Ibu harus membuat janji dengan Bidan melalui Telepon/WA. Bidan melakukan pengkajian komprehensif sesuai standar, termasuk informasi yang berkaitan dengan kewaspadaan penularan Covid-19. Jika diperlukani bidan dapat berkomunikasi dan koordinasi dengan RT/RW/Kades atau pimpinan daerah setempat khususnya informasi tentang status ibu apakah termasuk dalam isolasi mandiri (ODP/PDP). Pelayanan ibu nifas dan neonatal dilakukan sesuai standar dengan menggunakan APD sesuai kebutuhan serta tetap menerapkan prinsip pencegahan penularan Covid-19. Jika APD tidak tersedia maka Bidan dapat berkolaborasi dengan Puskesmas atau RS terdekat; Asuhan Bayi Baru Lahir termasuk imunisasi tetap diberikan sesuai rekomendasi PP IDAI. Pemberian imunisasi dasar lengkap bisa ditunda sampai 2 minggu dari jadwal seharusnya. Menunda kelas Ibu Balita KIE, Konseling Nifas dan Laktasi dapat dilaksanakan secara online Ibu nifas, pendamping & semua tim kesehatan yang bertugas menggunakan masker dan semuanya menerapkan prinsip Pencegahan Penularan Covid-19 d.Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Jika tidak ada keluhan, Akseptor IUD/Implan dapat menunda untuk control ke Bidan, Untuk kunjungan ulang Akseptor Suntik/Pil harus membuat perjanjian dengan Bidan melalui Telepon/WA, jika tidak memungkinkan mendapatkan pelayanan, untuk sementara Ibu dapat menggunakan kondom/pantang berkala/senggama terputus; Bidan melakukan pengkajian komprehensif sesuai standar asuhan kebidanan, termasuk informasi yang berkaitan dengan kewaspadaan penularan Covid-19. Jika diperlukani bidan dapat berkomunikasi dan koordinasi dengan RT/RW/Kades atau pimpinan daerah setempat khususnya informasi tentang status ibu apakah termasuk dalam isolasi mandiri (ODP/PDP). Pelayanan KB diberikan sesuai standar dengan tetap menerapkan prinsip pencegahan penularan Covid-19. Akseptor dan pendamping serta semua tim kesehatan yang bertugas menggunakan masker dan menerapkan prinsip pencegahan penularan Covid-19. KIE, Konseling Kespro dan KB dapat dilaksanakan secara online. e.