Nama : Astuti
Nim : 201081009
ESSAY
Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman,
meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Insiden Keselamatan Pasien yang
selanjutnya disebut Insiden, adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi
yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada
pasien. Keselamatan Pasien bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan fasilitas
pelayanan kesehatan melalui penerapan manajemen risiko dalam seluruh aspek
pelayanan yang disediakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan (PERMENKES no 11
thn 2017 tentang keselamatan pasien).
Ayat (3) Sistem pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
menjamin pelaksanaan:
a. asuhan pasien lebih aman, melalui upaya yang meliputi asesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan risiko pasien;
b. pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, dan tindak
lanjutnya; dan
Ayat (4) Standar Keselamatan Pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a meliputi standar:
a. hak pasien;
Ayat (5) Sasaran Keselamatan Pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b meliputi tercapainya hal-hal:
3. Bagi akseptor IUD/Implan yang sudah habis masa pakainya, jika tidak
memungkinkan untuk datang ke petugas Kesehatan dapat menggunakan kondom yang
dapat diperoleh dengan menghubungi petugas PLKB (Penyuluhan Lapangan Keluarga
Berencana) atau kader melalui telfon. Apabila tidak tersedia bisa menggunakan cara
tradisional (pantang berkala atau senggama terputus).
4. Bagi akseptor Suntik diharapkan datang ke petugas kesehatan sesuai jadwal dengan
membuat perjanjian sebelumnya. Jika tidak memungkinkan, dapat menggunakan
kondom yang dapat diperoleh dengan menghubungi petugas PLKB atau kader melalui
telfon. Apabila tidak tersedia bisa menggunakan cara tradisional (pantang berkala atau
senggama terputus)
5. Bagi akseptor Pil diharapkan dapat menghubungi petugas PLKB atau kader atau
Petugas Kesehatan via telfon untuk mendapatkan Pil KB.
3. Petugas Kesehatan dapat berkoordinasi dengan PLKB dan Kader untuk minta
bantuan pemberian kondom kepada klien yang membutuhkan yaitu :
a. Bagi akseptor IUD/Implan/suntik yang sudah habis masa pakainya, tetapi tidak bisa
kontrol ke petugas kesehatan
b. Bagi akseptor Suntik yang tidak bisa kontrol kembali ke petugas Kesehatan sesuai
jadwal
4. Petugas Kesehatan dapat berkoordinasi dengan PLKB dan Kader untuk minta
bantuan pemberian Pil KB kepada klien yang membutuhkan yaitu : Bagi akseptor Pil
yang harus mendapatkan sesuai jadwal
Situasi Pelayanan Kebidanan Pada Masa Pandemi Covid-19 dan Memasuki Era
New-Normal oleh Dr. Emi Nurjasmi, M.Kes (Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan
Bidan Indonesia)