A. PENDAHULUAN
Saat ini isu penting dan global dalam pelayanan kesehatan adalah Keselamatan Pasien
(Patient Safety). Keselamatan pasien adalah suatu disiplin baru dalam pelayanan kesehatan
yang mengutamakan pelaporan, analisis, dan pencegahan medical error yang sering
menimbulkan Kejadian Tak Diharapkan dalam pelayanan kesehatan.
Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) pasien yaitu :
keselamatan pasien, keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan
dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan
petugas, keselamatan lingkungan yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan
keselamatan “bisnis” institusi kesehatan yang terkait dengan kelangsungan hidup institusi
kesehatan tersebut. Kelima aspek keselamatan tersebut sangatlah penting untuk
dilaksanakan di setiap institusi kesehatan. Namun harus diakui bahwa kegiatan institusi
kesehatan dapat berjalan apabila ada pasien. Karena itu keselamatan pasien merupakan
prioritas merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan isu
mutu dan citra institusi kesehatan.
Harus diakui pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk menyelamatkan pasien
sesuai dengan yang diucapkan Hipocrates kira-kira 2400 tahun yang lalu yaitu Primum,
non nocere (first, do no harm), namun dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi
pelayanan kesehatan khususnya di institusi kesehatan menjadi semakin kompleksdan
berpotensi terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan apabila tidak dilakukan dengan hati-hati.
Frekuensi dan besarnya KTD tidak diketahui secara pasti sampai era 1990-an,ketika
berbagai negara melaporkan dalam jumlah yang mengejutkan pasien cedera dan
meninggal dunia akibat medical error. Menyadari akan dampak error pelayanan kesehatan
terhadap 1 dari 10 pasien di seluruh dunia maka WHO menyatakan bahwa perhatian
terhadap Keselamatan Pasien sebagai suatu endemis.
Di Indonesia data tentang KTD masih langka, namun di pihak lain terjadi peningkatan
tuduhan “mal praktek” yang belum tentu sesuai dengan pembuktian akhir. Mengingat
keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat, maka pelaksanaan Program
Keselamatan Pasien perlu dilakukan. Karena itu diperlukan acuan yang jelas untuk
melaksanakan keselamatan pasien tersebut.
B. LATAR BELAKANG
Hampir setiap tindakan medik menyimpan potensi resiko. Banyaknya jenis obat, jenis
pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien yang cukup banyak merupakan hal yang
potensial bagi terjadinya kesalahan medis. Menurut Institute of Medicine (1999) medical
error didefinisikan suatu kegagalan tindakan medis yang telah direncanakan untuk
diselesaikan tidak seperti yang diharapkan (yaitu kesalahan tindakan) atau perencanaan
yang salah untuk mencapai suatu tujuan (yaitu kesalahan perencanaan). Kesalahan yang
terjadi dalam proses asuhan medis ini akan mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan
atau berpotensi mengakibatkan cedera pasien, bisa berupa Near Miss atau Adverse Event
(Kejadian Tidak Diharapkan/KTD). Near Miss atau Nyaris Cedera (NC) merupakan suatu
kejadian akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidakmengambil tindakan
yang seharusnya diambil (ommision) yang dapat mencederai pasien, tetapicedera serius
tidak terjadi karena keberuntungan (misalnya pasien terima suatu obat kontra indikasi
tetapi tidak timbul reaksi obat), pencegahan (suatu obat dengan overdosis lethal akan
diberikan,tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelumobat diberikan), dan
peringanan (suatu obat dengan overdosis lethal diberikan, diketahui, diketahui secara dini
lalu diberikan antidotenya). Adverse Event atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
merupakan suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien
karena suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil dan bukan
karena kondisi pasien.
Kesalahan tersebut bisa terjadi dalam tahap diagnostik seperti kesalahan atau
keterlambatan diagnosa, tidak menerapkan pemeriksaan yang sesuai, menggunakan cara
pemeriksaan yang sesuai, menggunakan cara pemeriksaan yang sudah tidak dipakai atau
bertindak atas hasil pemeriksaan atau observasi; tahap pengobatan seperti kesalahan pada
prosedur pengobatan, pelaksanaan terapi, metode penggunaan obat, dan keterlambatan
merespon hasil pemeriksaan asuhan yang tidak layak; tahap preventif seperti tidak
memberikan terapi profilaktif serta monitor dan follow up yang tidak adekuat; atau pada
hal teknis yang lain seperti kegagalan alat atau sistem yang lain.
Dalam kenyataannya masalah medical error dalam sistem pelayanan kesehatan
mencerminkan fenomena gunung es, karena yang terdeteksi umumnya adalah adverse
event yang ditemukan secara kebetulan saja. Sebagian besar tidak dilaporkan, tidak dicatat
atau justru luput dari perhatian kita semua.
Mempertimbangkan betapa pentingnya misi rumah sakit untuk mampu memberikan
pelayanan kesehatan yang terbaik terhadap pasien mengharuskan rumah sakit untuk
berusaha mengurangi medical error sebagai bagian dari penghargaannya terhadap
kemanusiaan, maka dikembangkan sistem Patient Safety yang dirancang mampu
menjawab permasalahan yang ada.
Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan
asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan Puskesmasmelalui program
keselamatanpasien. dan bukan untuk mencari keslahan atau menyalahkan (non
blamming)
2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya Program Keselamatan Pasien di Puskesmas Waiwadan secara
sistematis dan terarah
b. Terlaksananya pencatatan dan pelaporan Insiden keselamatan pasien di Puskesmas
Waiwadan
c. Mengenali kejadian keselamatan pasien jika sudah terjadi dan meminimalisir
dampak dari insiden yang terjadi
d. Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan di Puskesmas Waiwadan
e. Terlaksananya program-program pencegahan
F. SASARAN
1. Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
2. Semua Unit kerja pelayanan di Puskesmas Waiwadan
3. Pasien/pelanggan di Puskesmas Waiwadan