Anda di halaman 1dari 10

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BARAT

UPTD. PUSKESMAS POTO TANO


Jln. Lintas Tano No. Kecamatan Poto Tano Kabupaten Sumbawa Barat ( KSB ) 84354
Email : puskesmaspototano@gmail.com

KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM KESELAMATAN PASIEN UPTD


PUSKESMAS POTO TANO

A. PENDAHULUAN
Saat ini isu penting dan global dalam pelayanan kesehatan adalah keselamatn paisen
(patient safety). Keselamatan pasien adalah suatu disiplin baru dalam pelayanan kesehatan
yang mengutamakan pelaporan., analisis , dan pencengahan medical error yang sering
menimbulkan kejadian tak diharapkan dalam pelayanan kesehatan.
Ada lima isupenting yang terkait dengan keselamatan (safety) pasien yaitu:
keselamatan pasien, keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan
dan peralatandi puskesmas yang bias berdampak terhadap keselamatan pasien,
keselamatan lingkungan yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dab
keselamatan “bisnis” institusi kesehatan yang terkait dengan kelangsungan hidup institusi
kesehatan tersebut kelima aspek keselamatan tersebut sangatalah penting untuk
dilaksanakan di setiap institusi kesehatan. Namun harus diakui bahwa kegiatan puskesmas
dapat berlajalan apabila ada pasien karena itu keselamatan pasien merupakan prioritas
utama untuk di laksanakan dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra institusi
kesehatan.
Harus diakui pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk menyelamatankan
pasien sesuai dengan yang diucapkan hipocrates kira-kira 2400 tahun yang lalu yaitu
primum, non nocere. (first,do no harm ), namun dengan semakin berkembangnya ilmu
teknologi pelayanan kesehatan khususnya di institusi kesehatan menjadi semakin
kompleksdan berpontensi terjadinya kejadian tidak diharapkan apabila tidakdilakukan
dengan hati-hati.
Frekuensi dan besarnya KTD tidak diketahui secara pasti sampai era 1990-an, ketika
berbagai Negara melaporkan dalam jumlah yang mengejutkan pasien cedera dan
meninngal dunia akibat medical eroor. Menyadari akan dampak error pelayanan
kesehatan terhadap 1 dari 10 pasien di seluruh dunia WHO menyatakan bahwa perhatian
keselamatan pasien sebagai suatu endemis.
Di Indonesia data tentang KTD masih langka, namun di pihak lain terjadi peningkatan
tuduhan “mal praktek”yang belum tentu sesuai dengan pembuktian akhir. Mengingat
keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat. Maka pelaksanaan program
keselamatan pasien perlu dilakukan. Karena itu di perlukan acuan yang jelas untuk
melaksanakan keselamatan pasien tersebut.
B. LATAR BELAKANG
Hampir setiap tindakan medis menyimpan potensi resiko. Banyaknya potensi
resiko. Banyaknya jenis obat, jenis pemerikasaan dan prosedur, serta jumlah pasien
yang cukup banyak merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis.
Menurut isntitusi of medicine (1999) medical eroor didefinisikan suatu kegagalan
tindakan medis yang telah direncanakan untuk diselsaikan tidak seperti yang
diharapkan (yaitu kesalahan tindakan) atau perencanaan yang salah untuk mencapai
suatu tujuan (yaitu kesalahan perencaan). Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan
medis ini akan mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pasien, bias
berupa near miss atau adverse event (kejadian tidak diharapkan / KTD ). Near miss
atau nyaris cedera (NC) merupakan suatu kejadian akibat melaksanakan suatu
tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(omission) yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi karena
keberuntungan (misalnya pasien terima suatu obat kontraindikasi tetapi tidak timbul
reaksi obat), pencegahan (suatu obat dengan over dosis lethal akan diberikan, tetapi
staff ini mengetahui dan membatalkan sebelum obat diberikan), dan peringanan (suatu
obat dngan over dosis lethal diberikan, diketahui, diketahui secara dini lalu diberikan
antidonnya). Adverse event atau kejadian tidak diharapkan (KTD) merupakan suatu
kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil dan bukan karena
kondisi pasien.
Kesalahan tersebut bias terjadi dalam tahap diagnostik seperti kesalahan atau
keterlambatan diagnosa, tidak menerapkan pemeriksaan yang sesuai, menggunakan
cara pemeriksaan yang sesuai, menggunakan cara pemeriksaan yang sudah tidak
dipakai atau bertindak atas hasil kebiasaan atau observasi ; tahap pengobatan seperti
kesalahan pada prosedur pengobatan, pelaksanaan terapi, metode penggunaan obat
dan keterlambatan merespon hasil pemeriksaan hasil asuhan yang tidak layak ; tahap
preventif seperti tidak memberikan terapi profil laktif serta monitor dan follow up
yang tidak adekuat ; atau padahal teknis yang lain seperti kegagalan alat atau sistem
yang lain.
Dalam kenyataannya masalah medical error dalam sistem pelayanan kesehatan
mencerminkan fenomena gunung es, karena yang terdeteksi umumnya adalah adverse
event yang ditemukan secara kebetulan saja. Sebagian besar tidak dilaporkan, tidak
dicatat atau justru luput dari perhatian kita semua.
Mempertimbangkan betapa pentingnya misi rumah sakit untuk mampu
memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik terhadap pasien mengharuskan rumah
sakit untuk berusaha mengurangi medical error sebagai bagian dari penghargaannya
terhadap kemanusiaan, maka dikembangkan sistem patient safety yang dirancang
mampu menjawab permasalahan yang ada.
Patient safety atau keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan
pasien di rumah sakit menjadi aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BARAT
UPTD. PUSKESMAS POTO TANO
Jln. Lintas Tano No. Kecamatan Poto Tano Kabupaten Sumbawa Barat ( KSB ) 84354
Email : puskesmaspototano@gmail.com

disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan puskesmas melalui program
keselamatan pasien, dan bukan untuk mencari kesalahan atau menyalahkan (non
blaming).
2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya program keselamatan pasien di UPTD Puskesmas Poto Tano secara
sistematis dan terarah
b. Terlaksananya pencatatan dan pelaporan insiden keselamatan pasien di UPTD
Puskesmas Poto Tano
c. Mengenali kejadian keselamatan pasien jika sudah terjadi dan meminimalisir
dampak dari insiden yang terjadi
d. Menurunnya kejadian tidak diharapkan di UPTD Puskesmas Poto Tano
e. Terlaksananya program – program pencegahan
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
A. Kegiatan yang dilakukan dalam program keselamatan pasien adalah :
1. Membentuk tim peningkatan mutu dan keselamatan pasien UPTD Puskesmas Poto
Tano yang terdiri dari :
a. Ketua : dokter umum
b. Anggota : dokter gigi, bidan, perawat, petugas laboratorium, petugas rekam medis,
petugas obat.
2. Melakukan sosialisasi program PMKP (Standar Keselamatan Pasien, 7 langkah
menuju keselamatan pasien, 9 solusi keselamatan pasien) secara periodic setiap 6
bulan.
3. Melakukan pelaporan insiden keselamatan pasien secara rahasia kepada tim
keselamatan pasien puskesmas meliputi KPC, KNC, KTC, KTD harus dijamin
keamanannya, bersifat rahasia, anonim, tidak mudah diakses oleh yang tidak berhak.
4. Tim keselamatan pasien melakukan analisis dan memberikan rekomendasi serta
solusi atas insiden yang dilakukan.
5. Tim keselamatan pasien melaporkan hasil kegiatannya kepada kepala puskesmas
B. Rincian kegiatan :
1. Tim PMKP melakukan sosialisasi program setiap 6 bulan sekali
2. Menunjuk satu orang disetiap unit sebagai coordinator pelaksanaan,
pengawasan/monitoring, pencatatan dan pelaporan.
3. Memastikan tersedianya formulir laporan insiden, indicator mutu pelayanan klinis,
disetiap unit.
4. Mengadakan pertemuan rutin tim peningkatan mutu dan keselamatan pasien guna
melaksanakan analisa evaluasi program.
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Mengadakan rapat rutin setiap 4 bulan sekali dan rapat insidetil antar tim PMKP
dengan kepala puskesmas.
2. Melaksanakan audit terhadap kejadian yang terjadi dan melaksanakan FMEA
untuk mengidentifikasi resiko yang berhubungan dengan keselamatan pasien.
3. Melaksanakan analisa, evaluasi dan rekomendasi tindak lanjut dari program yang
telah ditetapkan kepada kepala puskesmas secara berkala.
4. Melakukan pelaporan insiden ke tim PMKP secara rahasia dengan cara laporan
secara laporan tidak boleh di potokopi dan dilaporkan maksimal 2x24jam langsung
kepada tim secara rahasia, tidak boleh diletakkan sembarangan, anonim.
5. Menerapkan sasaran keselamatan pasien yang meliputi :
NO INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN TARGET
1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien 100 %
2. Peningkatan komunikasi yang efektif 100 %
3 Ketepatan pemberian obat kepada pasien 100 %
4. Ketepatan prosedur tindakan medis dan keperawatan 100 %
5. Pengurangan terjadinya resiko infeksi di puskesmas >70 %
6. Tidak terjadinya pasien jatuh 100 %

6. Menerapkan standar keselamatan pasien yang meliputi :


a. Hak Pasien
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang
rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya kejadian yang tidak
diharapkan.
b. Mendidik Pasien dan Keluarga
Puskesmas harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan
tanggungjawab pasien.
c. Keselamatan Pasien dan Keseimbangan Pelayanan
Puskesmas menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar
tenaga dan unit pelayanan
d. Penggunaan Metode – Metode Peningkatan Kinerja Untuk Melaksanakan Evaluasi
dan Program Peningkatan Keselamatan Pasien
Puskesmas harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses yang ada,
memonitor, dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalis secara
intensif kejadian tidak diharapkam dan melakukan perubahan untuk meningkatkan
kinerja serta keselamatan pasien.
e. Peran Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien
1. Pemimpin mendorong dan implementasi program keselamatan pasien secara
integritas dalam organisasi melalui penerapan 7 langkah menuju keselamatan pasien.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BARAT
UPTD. PUSKESMAS POTO TANO
Jln. Lintas Tano No. Kecamatan Poto Tano Kabupaten Sumbawa Barat ( KSB ) 84354
Email : puskesmaspototano@gmail.com

2. Pimpinan menjamin berlangsungnya program pro aktif untuk identifikasi resiko


keselamatan pasien dan program itu menekan untuk mengurangi kejadian tidak
diharapkan.
3. Pimpinan mendorong dan menumbuhkn komunikasi dan koordinasi unit dan
individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang keselamatan pasien.
4. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengatur, mengkaji
dan meningkatkan kinerja puskesmas serta meningkatkan keselamatan pasien.
f. Mendidik Staf Tentang Keselamatan Pasien
1. Puskesmas memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap jabatan
secara jelas.
2. Puskesmas menyelenggrakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untuk
meningkatkan serta memelihara kompetensi staf serta mendukung peningkatan
interdisiplin dalam pelayanan pasien.
g. Komunikasi Merupakan Kunci Bagi Staf Untuk Mencapai Keselamatan Pasien
1. Puskesmas merencanakan dan mendesign proses managemen informasi kesehatan
pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal.
2. Transmisi dan informasi harus tepat dan akurat.
7. Menerapkan 7 langkah menuju keselamatan pasien yang meliputi :
a. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien dengan menciptakan
kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.
b. Memimpin dan mendukung staf dengan membangun komitmen da fokus yang kuat
dan jelas tentang keselamatan pasien.
c. Integrasikan aktivitas pengolahan resiko dengan mengembangkan sistem dan proses
pengolahan resiko serta melakukan identifikasi dan kajian yang potensial masalah.
d. Kembangkan sistem pelaporan dengan memastikan agar staf dengan mudah dapat
melaporkan kejadian/insiden serta puskesmas mengatur pelaporan kepada tim.
e. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien dengan cara mengembangkan cara -
cara komunikasi yang terbuka dengan pasien.
f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien dengan mendorong staf
untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa
kejadian itu timbul.
g. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien dengan menggunakan
informasi yang ada tentang kejadian/masalah untuk melakukan perubahan sistem
pelayanan.
8. Menerapkan 9 solusi keselamatan pasien yang meliputi :
a. Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (look-alike, sound-alike medication
names) dengan menerapkan SOP pemberian obat kepada pasien.
b. Pastikan identifikasi pasien dengan cara menerapkan SOP identifikasi pasien.
c. Komunikasi secara benar saat serah terima pasien dengan menerapkan SOP
identifikasi pasien.
d. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar dengan menerapkan SOP
standar layanan klinis.
e. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar dengan menerapkan SOP
standar layanan klinis.
f. Hindari salah kateter dan salah sambung selang.
g. Gunakan alat injeksi sekali pakai dengan cara menerapkan SOP injeksi.
h. Tingkatkan kebersihan tangan untuk mencegah pencegahan infeksi nosokomial
dengan cara mengimplementasi SOP cuci tangan.
F. SASARAN
1. Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
2. Semua Unit Kerja Pelayanan UPTD Puskesmas Poto Tano
3. Pasien / Pelanggan di UPTD Puskesmas Poto Tano
G. JADWAL PELAKSAAN KEGIATAN

NO KEGIATAN BULAN

1 Pembentukan tim PMKP


2 Rapat rutin tim
3 Sosialisasi PMKP
4 Penyusunan sop yang
berhubungan dengan
keselmatan pasien
5 Sosialisasi sop yang
berhubungan dengan
keselamatan pasien
6 Melakukan implementasi
7
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BARAT
UPTD. PUSKESMAS POTO TANO
Jln. Lintas Tano No. Kecamatan Poto Tano Kabupaten Sumbawa Barat ( KSB ) 84354
Email : puskesmaspototano@gmail.com

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


1.puskesmas wajib melakasanakan pencatatan dan pelaporan insiden yang melipiti KTD, KNC,
KPC
a) Tim PMKP membuat sistem pelaporan insiden di puskesmas meliputi kebijakan, alur
pelaporan, formulir pelaporan ,dan prosedur pelaporan yang harus di sosialisasikan pada
seluruh karyawan.
b) Apa yang harus di laporkan
Insiden yang di laporkan adalah kejadian yang sudah terjadi, potesial terjadi,ataupun
nyaris terjadi
c) siapa yang membuat laporan insiden
siapa saja atau semua staf yang pertama menemukankejadian,siapa saja atau semua staf
yang terlibat dalam kejadian.
d) bagaimana cara membuat laporan insiden
karyawan diberikan sosialisasi mengenai sistem pelaoran mulai dari maksud,
tujuan,manfaat laporan, alur pelap[oran, bagaimana cara mengisi purmulerlaporan imseden
kapan harus di laporkan.
2.alur pelaporan
a) Apabila terjadi suatu insiden (KNC/KTD) di puskesmas,wajib segera ditindak lanjuti
(dicegah/ditanangani) untuk mengurangi dampak /akibat yangtidak di harapkan.
b) Setlah di tindak lanjuti segera di buat laporan insidrnnys dengan mengisi formulir
laporan insiden pada akhir jam kerja pada penanggung jawab unit pelayanan ( paling
lambat 2X24)
c) Setelah selsai mengeisi laporan,segera serahkan kepada penanggung jawab unit
pelayanan pelapor.
d) Penanggung jawab unit pelayanan akan mempriksa laporan dan melakukan grading
resiko terhadap insiden yang dilaporkan.
e) Hasil grading akan menentukan bentuk inspestigasi dan analisa yang akan di lakukan
sbb:
 Grade biru : inpestigasi sederhana oleh atasab langsung, waktu maksimal
1minggu
 Grade hijau : inspestigasi sederhana oleh atasan langsung waktu maksimal
2minggu
 Grade kuning: inspestigasi komprehensip/analisis masalah /RCA ole tim PMKP
waktu maksimal 45 hari.
 Grade merah; inspetigasi komprehensip/ analisi akar masalah/RCA oleh tim
PMKP waktu maksimal 45 hari
f) setelah selesai melakukan inspetigasi sederhana,laporan hasil inpestigasi dan laporan
insiden di laporkan ke tim PMKP puseksmas.
g) tim PMKP akan menganalis kembali hasil inspetigasi dan laporan insiden untuk
menetukan apakah perlu di lakukan inspetigasi lanjutan (RCA) dengan melakukan regarding.
h). untuk grade kuning /merah tim pmkp puskesmas akan membuat laporan dan rekomendasi
untuk perbaikan serta”pembelajar” berupa : petunjuk untuk mencengah kejadian yang sama
terlulang kembali.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BARAT
UPTD. PUSKESMAS POTO TANO
Jln. Lintas Tano No. Kecamatan Poto Tano Kabupaten Sumbawa Barat ( KSB ) 84354
Email : puskesmaspototano@gmail.com

i). hasil RCA rekomendasi untuk ‘ perbaikan dan pembelajaran “ di berikan umpan balik
kepada unit kerja terkait.
k). unit kerja membuat analisa dan trend kejadian di unit masing –masing.
l). monitoring dan evaluasi perbaikan oleh tim PMKP puskesmas .
3. formulir laporan insiden terlapir dalam KAK ini

I.PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Tim PMKP menerima laporan kejadian insiden keselamatan pasien dari penanggung
jawab unit secara berkala
2. Tim PMKP melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan secara berkala keselamatan
pasien yang dilaksanakan oleh unit kerja puskesmas.
3. Setiap 4 bulan timPMKP melakukan rapat rutin untuk membahs evaluasi kegiatan yang
dilakukan dan membuat tindak lanjutnya
a. Analisis penyebab dan rekomendasi
 Penyebab insiden dapat diketahui setelah melakukan invetigasi dan analisa
baik investigasi sederhana maupun investigasikomprehensif
 Penyebab insiden terbagi 2 yaitu:
1. Penyebab langsung : langsung berhubungan dengan insiden
/dampak terhadap insiden
2. Akar masalah : penyebab yang melatarbelakangi penyebab
langsung.
b. faktor kontributor adalah faktor yang melatarbelakang terjadinya insiden.
Penyebab insiden dapat digolongkan berdasarkan pengggolongan faktor kontributor
Yang dapat dipilih lebih dari 1.
4. setiap 4 bulan tim PMKP melakukan sosialisasi hasil kegiatan pada saat lokakarya mini
5. setiap 6 bulan tim PMKP membuat lapioran hasil evaluasi pengukuranindikator dan sasaran
keselamatan pasien.
6. kepala puskemas secara berkala melakukan monitoring dan evaluasi program keselamatan
pasien yang dilaksanakan oleh tim PMKP puskesmas.
J.SUMBER DAN JADWAL PELAKSANAAN
a. Kegiatan ini dibiayai dengan sumber dana dari APBD,BOK (DAK non fisik) dan JKN
dengan rincian dana terlampir
b. Kegiatan akan dilaksanakan pada bulan januari – desember 2017.

Demikian kerangka acuan kerja program keselamatan UPTD puskesmas poto tano tahun
2017

Anda mungkin juga menyukai