AR BUNDA PRABUMULIH
NOMOR : 019/RS-Bunda/Pbm /I/2017
TANGGAL : 26 Februari 2017
TENTANG : Panduan Sistem Pelaporan Insiden Keselamatan
Pasien di Rumah Sakit AR Bunda Prabumulih
BAB I
DEFINISI
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Menurunya insiden keselamatan pasien (KTD/KNC/KTC/KPC) dan meningkatnya mutu pelayanan dan
keselamatan pasien.
b. Tujuan Khusus
1) Rumah Sakit (Internal)
a) Terlaksananya system pelaporan dan pencatatan insiden keselamatan pasien dirumah sakit.
b) Diketahui penyebab insiden keselamatan pasien sampai pada akar masalah.
c) Didapatkannya pembelajaran untuk perbaikan asuhan kepada pasien agar dapat mencegah
kejadian yang sama di kemudian hari.
2) KKP-RS (Eksternal)
a) Diperolehnya data/ peta nasional angka insiden keselamatan pasien (KTD /KNC/KTC/KPC).
b) Diperolehnya pembelajaran untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien bagi
rumah sakit lain.
c) Ditetapkannya langkah-langkah praktis keselamatan pasien untuk rumah sakit di Indonesia.
1.3 Definisi Operasional
1. Keselamatan / Safety
Bebas dari bahaya/ risiko (hazard)
2. Bahaya/ Hazard
Adalah suatu keadaan, perubahan atau tindakan yang dapat meningkatkan risiko pada pasien
1
a. Keadaan
Adalah setiap faktor yang berhubungan atau mempengaruhi suatu peristiwa keselamatan pasien/
patient safety event, agent atau personal.
b. Agent
Adalah suatu substansi, obyek atau system yang menyebabkan perubahan.
BAB II
RUANG LINGKUP
Banyak metode yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko, salah satu caranya adalah dengan
mengembangkan sistem pelaporan dan sistem analisis. Dapat dipastikan bahwa sistem pelaporan akan mengajak
semua orang dalam organisasi untuk peduli akan bahaya/ potensi bahaya yang dapat terjadi kepada pasien.
Pelaporan juga penting digunakan untuk memonitor upaya pencegahan terjadinya error sehingga
diharapkan dapat mendorong dilakukannya investigasi selanjutnya.
1. Mengapa pelaporan insiden penting?
Karena pelaporan akan menjadi awal proses pembelajaran untuk mencegah kejadian yang sama terulang
kembali.
2. Siapa yang membuat laporan insiden?
a. Siapa saja atau semua staf RS yang pertama menemukan kejadian
b. Siapa saja atau semua staf yang terlibat dalam kejadian
3. Bagaimana memulainya?
Dibuat suatu sistem pelaporan insiden di RS meliputi kebijakan, alur pelaporan, formulir pelaporan dan
prosedur pelaporan yang harus disosialisasikan pada seluruh karyawan.
4. Apa yang harus dilaporkan?
Insiden yang dilaporkan adalah kejadian yang sudah terjadi, potensial terjadi, ataupun yang nyaris
terjadi.
5. Bagaimana cara membuat laporan?
Karyawan diberikan pelatihan mengenai sistem pelaporan insiden mulai dari maksud, tujuan dan
manfaat laporan, alur pelaporan, bagaimana cara mengisi formulir laporan insiden, kapan harus
melaporkan, pengertian-pengertian yang digunakan dalam sistem pelaporan dan cara menganalisa
laporan.
6. Masalah yang dihadapi dalam laporan insiden:
a. Laporan dipersepsikan sebagai pekerjaan perawat
b. Laporan sering disembunyikan/ under report, karena takut disalahkan
c. Laporan sering terlambat
d. Bentuk laporan miskin data karena adanya budaya blame culture
7. Apa sebenarnya hubungan akreditasi dengan pelaporan insiden keselamatan pasien?
Standar keselamatan pasien harus diterapkan rumah sakit, yaitu dengan panduan dari 9 parameter yang
terdapat dalam Instrument Akreditasi Administrasi dan Manajemen serta pelayanan medis. Pelaporan
insiden keselamatan pasien baik internal maupun eksternal (ke KKP-RS) wajib dilakukan rumah sakit
sesuai ketentuan dalam akreditasi rumah sakit.
4
BAB III
TATA LAKSANA PELAPORAN INSIDEN
A. Pelaporan Insiden kepada Sub. Komite Keselamatan Pasien (Internal) :
1. Apabila terjadi insiden (KNC/KTD/KTC/KPC) di Rumah Sakit, siapapun yang mengetahui /
melihat terjadinya suatu insiden, maka wajib segera melaporkan kepada atasan langsung atau
penanggung jawab shift jaga / supervisor / kepala ruangan untuk ditindak lanjuti
(dicegah/ditangani) dan mengurangi dampak / akibat yang tidak diharapkan.
2. Setelah ditindaklanjuti, segera buat laporan insiden dengan mengisi formulir laporan insiden pada
akhir jam kerja/shift.
3. Kepala bagian / kepala unit / ruangan terlapor memeriksa laporan dan melakukan garding risk
terhadap insiden yang dilaporkan.
4. Laporan dibuat secara tertulis dengan menggunakan formulir yang tersedia dan melaporkan ke Sub.
Komite Keselamatan Pasien paling lambat 2 x 24 jam.
5. Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisa yang akan dilakukan sebagai
berikut :
a. Grade biru : investigasi sederhana oleh atasan langsung waktu maksimal 1 minggu.
b. Grade hijau : investigasi sederhana oleh atasan langsung waktu maksimal 2 minggu.
c. Grade kuning : investigasi komprehensif / analisa akar masalah / RCA oleh Sub. Komite
Keselamatan Pasien, waktu maksimal 45 hari.
d. Grade merah : investigasi komperhensif/analisis akar masalah/RCA oleh Sub Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit, waktu maksimal 45 hari.
6. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil investigasi dan laporan insiden
dilaporkan ke Sub. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
7. Sub Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit akan menganalisis kembali hasil investigasi dan
laporan insiden untuk menentukan apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan (RCA) dengan
melakukan regarding.
8. Untuk grade kuning / merah, Sub. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit akan melakukan
analisis akar masalah (Root Cause Analysis / RCA).
9. Setelah melakukan RCA, Sub. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit akan membuat laporan
dan rekomendasi untuk perbaikan serta pembelajaran berupa petunjuk atau safety alert untuk
mencegah kejadian yang sama terulang lagi.
10. Hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada direktur.
11. Rekomendasi untuk perbaikan dan pembelajaran diberikan umpan baik kepada unit kerja terkait.
12. Unit kerja membuat analisis dan trend kejadian di satuan kerjanya masing-masing.
13. Monitoring dan evaluasi perbaikan oleh Sub. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
B. Pelaporan Insiden kepada KKPRS - Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Eksternal)
1. Laporan hasil investigasi sederhana / analisis akar masalah / RCA yang terjadi pada pasien dan
telah mendapat rekomendasi dan solusi oleh Sub. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(Internal) / Direktur RS AR Bunda Prabumulih dikirim ke KKP-RS dengan melalui entry data (e-
reporting) melalui website resmi KKPRS : www.buk.depkes.go.id atau lewat Pos atau kurir
kealamat : Sekretariat KKP-RS : kantor PERSI : Jl. Boulevard Artha Gading Blok A-7 No. 28.
Kelapa Gading Jakarta Utara 14240. Telp. (021) 45845303/304.
2. Laporan tidak boleh difotokopi hanya disimpan dikantor Sekretariat Sub. Keselamatan Pasien
(Komite Mutu)
3. Laporan tidak boleh disimpan di file ruangan perawatan atau di status pasien.
4. Pengawasan pencatatan data laporan insiden dilakukan oleh Kepala unit / ruangan di masing-
masing unit kerja. Dan Secara administratif setiap minggunya dilakukan monitoring apakah terjadi
suatu kejadian.
5
C. Analisa Matriks Grading Risiko
Penilaian matriks risiko adalah suatu metode analisa kualitatif untuk menentukan derajat risiko suatu
insiden berdasarkan dampak dan probabilitasnya.
a. Dampak (Consequences)
Penilaian dampak/ akibat suatu insiden adalah seberapa berat akibat yang dialami pasien mulai dari
tidak ada cedera sampai meninggal (Tabel 1)
b. Probabilitas/ Frekuensi/ Likelihood
Penilaian tingkat probabilitas/ frekuensi risiko adalah seberapa seringnya insiden tersebut terjadi
(Tabel 2)
Tingkat
Risiko Deskripsi Dampak
TINGKAT RISIKO
DESKRIPSI
Setelah
1 Sangat jarang /Rate (> 5 thn / kali) dampak
2 Jarang/Unlikely (> 2 - 5 thn /kali) dan
3 Mungkin/Posible (1 - 2 thn / kali)
4 Sering/Likely (Bebrpkali / thn)
5 Sangatsering/Almostcertain (Tiap minggu / bulan)
probability diketahui dimasukkan dalam Tabel Matriks Grading Risiko untuk menghitung skor risiko dan
mencari warna6 bands risiko.
a. Skor Risiko
Contoh:
Pasien jatuh dari tempat tidur dan meninggal, kejadian seperti ini di rumah sakit x terjadi pada 2 tahun
yang lalu.
Nilai dampak : 5 (katastropik) karena pasien meninggal
Nilai probabilitas : 3 (mungkin terjadi) karena pernah terjadi 2 tahun lalu
Scoring risiko : 5 x 3 = 15
Warna bands : merah (ekstrim)
PotencialConcequences
Frekuensi/ Insignificant Minor Moderate Major Catastropic
Likelihood 1 2 3 4 5
Sangat Sering Moderate Moderate High Extreme Extreme
Terjadi
(Tiap mgg /bln)
5
Sering terjadi Moderate Moderate High Extreme Extreme
(Bebrp x /thn)
4
Mungkin terjadi Low Moderate High Extreme Extreme
(1-2 thn/x)
3
7
Jarang terjadi Low Low Moderate High Extreme
(2-5 thn/x)
2
Sangat jarang sekali Low Low Moderate High Extreme
(>5 thn/x)
1
D. Petunjuk Pengisian
Formulir Laporan Insiden terdiri dari dua macam:
a. FormulirLaporan Insiden (Internal)
Adalah Formulir Laporan yang dilaporkan ke sub komite keselamatan pasien di Rumah Sakit AR
Bunda Prabumulih dalam waktu maksimal 2x24 jam/akhir jam kerja/shift. Laporan berisi: data
pasien, rincian kejadian, tindakan yang dilakukan saat terjadi insiden, akibat insiden, pelapor dan
penilaian grading. (Formulir:Lampiran)
b. Formulir Laporan insiden Keselamatan Pasien (Eksternal)
Adalah Formulir Laporan yang dilaporkan ke Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS)/
Komite Mutu setelah dilakukan analisis dan investigasi. (Formulir : Lampiran).
2. Insiden
Diisi insiden, misal :
Pasien jatuh, salah identifikasi pasien, salah pemberian obat, salah dosis obat, salah bagian
yang di operasi, dll
3. Kronologis insiden
Diisi ringkasan insiden mulai saat sebelum kejadian sampai terjadinya insiden kronologis
harus sesuai kejadian yang sebenarnya, bukan pendapat /asumsi pelapor.
8. Tempat / lokasi
Tempat pasien berada, misal : ruang rawat inap, ruang rawat jalan,UGD
14. Apakah insiden yang sama pernah terjadi di unit kerja lain?
Jika Ya, lanjutkan dengan mengisi pertanyaan dibawahnya yaitu:
a. Waktu kejadian : isi dalam bulan/ tahun
b. Tindakan yang telah dilakukan pada unit keja tersebut untuk mencegah terulangnya
kejadian yang sama, jelaskan.
Tabel 5
Tipe Insiden
12
3. Dokumentasi a. Dokumen yang i. Order / Permintaan
Terkait ii. Chart / Rekam medik /Assessmen /
Konsultasi
iii. Checklist
iv. Form/sertifikat
v. Instruksi / Informasi / Kebijakan / SOP /
Guideline
vi. Label / Stiker /Identifikasi Bands /
Kartu
vii. Surat/E-mail/Rekaman Komunikasi
viii. Laporan/Hasil/Images
b. Masalah i. Dokumen hilang / tidak tersedia
ii. Terlambat mengakses dokumen
iii. Salah dokumen / Salah orang
iv. Tidak jelas / Membingungkan / Illegible /
Informasi dalam dokumen tidak lengkap
13
b. Proses i. Peresepan
penggunaan ii. Persiapan / Dispensing
medikasi?cairan iii. Pemaketan
infuse iv. Pengantaran
v. Pemberian
vi. Suply / pesan
vii. Penyimpanan
viii. Monitoring
c. Masalah i. Salah pasien
ii. Salah obat
14
c. Masalah i. Salah pasien
ii. Salah Darah / Produk darah
iii.Salah dosis / Frekuensi
iv. Salah jumlah
v. Salah label dispensing / Instruksi
vi. Kontra indikasi
vii.Salah penyimpanan
viii.
Obat atau Dosis yang diabaikan
ix. Darah kadaluarsa
x. Efek samping (Adverseeffect)
7. Nutrisi a. Nutrisi yang i. Diet umum
terkait ii. Die tkhusus
b. Proses nutrisi i. Peresepan / Permintaan
ii. Pesiapan / Manufactur / Proses
memasak
iii. Suply /order
iv. Presentation
v. Dispensing /Alokasi
vi. Pengantaran
vii. Pemberian
viii. Penyimpanan
15
d. Peristiwa
mekanik lain
e. Mekanisme i. Panas yang berlebihan
Panas ii. Dingin yang belebihan
i. Paparan karena
dampak cuaca,
bencana alam
Atasan
Langsung
Grading
Tangani
Segera
Biru Merah/
/Hijau kuning
Investigasi
sederhana
Analisa/regrading
RCA
Feed back ke
Unit Pembelajaran/ Laporan Laporan
19 Rekomendasi
20
BAB IV
DOKUMENTASI
Pencatatan dan pelaporan insiden yang terjadi di instalasi/ruangan/unit masing - masing dilakukan
oleh Kepala instalasi/ruangan /unit.
Dokumentasi dilakukan oleh Sub. Komite Keselamatan Pasien.
Ditetapkan di : Prabumulih,
Tanggal : 26 Februari 2017
DIREKTUR RUMAH SAKIT
AR BUNDA,
21