Keselamatan Pasien
Rumah Sakit (KPRS)
RS RESTU IBU
BALIKPAPAN TAHUN 2015
SURAT KEPUTUSAN
NO..
Tentang
PEDOMAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
DI RS RESTU IBU TAHUN 2015
Direktur RS Restu Ibu,
Menimbang :..dst
Mengingat : .dst
Memperhatikan: .dst
MEMUTUSKAN
Menetapkan ,
Pertama : .dst
Kedua :.dst
Ketiga : .dst
Di tetapkan di : Balikpapan
Pada Tanggal :.
Direktur RS Restu Ibu Balikpapan,
Dr______________________________________
Lampiran : SK No.
Perihal :..
Di tetapkan di : Balikpapan
Pada Tanggal :.
Direktur RS Restu Ibu Balikpapan,
Dr______________________________________
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Lembar Halaman depan
Surat Keputuan Direktur RS
Lembar Pengesahan Dokumen
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk rumah sakit. Ada lima isu penting yang
terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu : keselamatan pasien (patient safety),
keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit
yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green
productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan. Ke lima aspek keselamatan tersebut
sangatlah penting untuk dilaksanakan di setiap rumah sakit. Namun harus diakui kegiatan institusi
rumah sakit dapat berjalan apabila ada pasien. Karena itu keselamatan pasien merupakan prioritas
utama untuk dilaksanakan, dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra rumah sakit.
Sesuai dengan Visi, misi, sasaran, strategi dan kebijakan serta tujuan peningkatan mutu
layanan RS Restu Ibu Balikpapan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang
berorientasi pada Kepuasan dan Keselamatan Pasien/Pelanggan maka RS Restu Ibu Balikpapan
perlu melakukan upaya-upaya standarisasi pelayanan. Salah satunya adalah dengan penerapan
program mutu dan keselamatan pasien (Quality & safety).
Upaya pelaksanaan ini dilakukan oleh RS Restu Ibu Balikpapan mengacu kepada Pencanangan
Gerakan Keselamatan Pasien oleh Menteri Kesehatan RI pada Kongres PERSI tanggal 21 Agustus
2005 dan Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety) Depkes tahun
2008.
A. LATAR BELAKANG
Harus diakui, pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk menyelamatkan pasien sesuai
dengan yang diucapkan Hippocrates kira-kira 2400 tahun yang lalu yaitu primum, non nocere (first, do
no harm). Namun diakui dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi pelayanan kesehatan khususnya di rumah sakit - menjadi semakin kompleks dan berpotensi terjadinya Kejadian Tidak
Diharapkan KTD/ AE (adverse event) apabila tidak dilakukan dengan hati-hati.
Di Rumah sakit terdapat ratusan macam obat, ratusan tes dan prosedur, banyak alat dengan
teknologinya, bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang siap memberikan pelayanan pasien
24 jam terus menerus. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan
baik dapat menyebabkan terjadinya KTD.
Pada tahun 2000 Institute of Medicine di Amerika Serikat menerbitkan laporan yang
mengagetkan banyak pihak: TO ERR IS HUMAN, Building a Safer Health System. Laporan itu
mengemukakan penelitian di rumah sakit di Utah dan Colorado serta New York. Di Utah dan Colorado
ditemukan KTD (adverse event) sebesar 2,9 %, dimana 6,6 % diantaranya meninggal. Sedangkan di
New York KTD adalah sebesar 3,7 % dengan angka kematian 13,6 %. Angka kematian akibat KTD
pada pasien rawat inap diseluruh Amerika yang berjumlah 33,6 juta per tahun berkisar 44.000-98.000
per tahun. Publikasi WHO pada tahun 2004, mengumpulkan angka-angka penelitian rumah sakit di
berbagai negara : Amerika, Inggris, Denmark, dan Australia, ditemukan KTD dengan rentang 3,2-16,6
%. Dengan data tersebut, berbagai negara segera melakukan penelitian dan mengembangkan Sistem
Keselamatan Pasien.
Di Indonesia data tentang KTD apalagi Kejadian Nyaris Cedera (near miss) masih langka,
namun dilain pihak terjadi peningkatan tuduhan malpraktek, yang belum tentu sesuai dengan
pembuktian akhir. Dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit maka Perhimpunan
Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) telah mengambil inisiatif membentuk Komite Keselamatan
Pasien Rumah Sakit (KKP-RS). Komite tersebut telah aktif melaksanakan langkah-langkah persiapan
pelaksanaan keselamatan pasien rumah sakit dengan mengembangkan laboratorium program
keselamatan pasien rumah sakit.
Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat dan berdasarkan atas latar
belakang itulah maka pelaksanaan program keselamatan pasien di RS Restu Ibu Balikpapan perlu
dilakukan. Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan RS Restu Ibu terutama didalam melaksanakan
keselamatan pasien sangat diperlukan suatu pedoman yang jelas sehingga Insiden Keselamatan
Pasien (IKP) khususnya KTD dapat dicegah sedini mungkin.
B. Tujuan Pedoman Keselamatan Pasien
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman bagi RS Restu Ibu Balikpapan untuk dapat melaksanakan program
keselamatan pasien dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan jelas bagi manajemen RS Restu Ibu Balikpapan dalam mengambil keputusan
terhadap keselamatan pasien.
b. Sebagai acuan bagi para dokter, perawat dan staf lainnya untuk dapat meningkatkan
keselamatan pasien.
c. Terlaksananya program keselamatan pasien secara sistematis dan terarah
C. Manfaat
1. Dapat meningkatkan mutu pelayanan yang berkualitas di RS Restu Ibu Balikpapan.
2. Agar seluruh personil rumah sakit memahami tentang tanggung jawab dan rasa nilai
kemanusiaan terhadap keselamatan pasien di RS Restu Ibu Balikpapan.
3. Dapat meningkatkan kepercayaan antara dokter, perawat, staf paramedis dan pasien lainnya
terhadap tindakan yang dilakukan.
4. Meminimalkan dan mencegah terjadinya Insiden Keselamatan Pasien (IKP) di RS Restu Ibu
Balikpapan
5. Mencegah terjadinya risiko cedera.
D. Landasan Hukum
Undang-Undang RS No. 44 Tahun 2009 pasal 43 tentang Rumah Sakit perlu menetapkan
Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien.
Berdasarkan Permenkes RI No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit.
BAB II
KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
A. Pengertian
1. Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko, Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan
tindakan yang seharusnya diambil.
2. Insiden Keselamatan pasien atau insiden adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan
kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada
pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC, Kejadian
Tidak Cedera (KTC) dan Kejadian Potensial Cedera (KPC).
3. Jenis Insiden Keselamatan Pasien :
a. Kejadian Tidak Diharapkan / KTD adalah insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien.
b. Kejadian Nyaris Cedera / KNC adalah terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke
pasien.
c. Kejadian Tidak Cedera / KTC adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak
timbul cedera.
d. Kejadian Sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera serius.
e. Kondisi Potensial Cedera / KPC adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan
cedera, tetapi belum terjadi insiden.
B. Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien
Uraian Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah sebagai berikut :
1. BANGUN KESADARAN AKAN NILAI KESELAMATAN PASIEN
Menciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.
Langkah Penerapan :
a. Tingkat Rumah Sakit
Staf RS Restu Ibu Balikpapan harus memiliki kesadaran untuk melapor bila terjadi insiden,
langkah-langkah pe ngumpulan fakta harus dilakukan dan memberikan dukungan yang
harus diberikan kepada staf, pasien dan keluarga.
RS Restu Ibu Balikpapan telah memiliki kebijakan dan prosedur yang menjabarkan
Bangun komitmen, fokus yang kuat dan jelas tentang keselamatan pasien di seluruh
jajaran RS Restu Ibu Balikpapan
Langkah penerapan :
a. Tingkat Rumah Sakit
Direksi RS Restu Ibu bertanggung jawab akan keselamatan pasien
Prioritaskan Keselamatan Pasien dalam agenda rapat jajaran Direksi maupun rapat
RS Restu Ibu Balikpapan dan dilaksanakan evaluasi dengan pre dan post test
b. Tingkat Unit Kerja/Tim
Semua pimpinan unit kerja wajib memimpin gerakan Keselamatan Pasien
Selalu jelaskan kepada seluruh personil dan pentingnya serta manfaat bagi mereka
Menelaah kembali input dan proses yang ada dalam manajemen risiko klinis dan non
klinis, serta pastikan hal tersebut mencakup dan terintegrasi dengan Keselamatan
Pasien dan staf
Menggunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sistem pelaporan
insiden dan asesmen risiko untuk dapat secara proaktif meningkatkan kepedulian
terhadap pasien
manajemen terkait
Pastikan ada penilaian risiko pada individu pasien dalam proses assesmen risiko
rumah sakit
Lakukan proses assesmen risiko secara teratur, untuk menentukan akseptabilitas setiap
risiko, dan ambilah langkah-langkah yang tepat untuk memperkecil risiko tersebut
Penilaian risiko tersebut disampaikan sebagai masukan ke proses asesmen dan
pencatatan risiko rumah sakit
Mengajak staf RS Restu Ibu Balikpapan untuk melaporkan kejadian/insiden yang terjadi
serta adanya risiko, meneruskan pelaporan kepada Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(KKPRS).
Langkah penerapan :
b. Tingkat Rumah Sakit
Sistem pelaporan insiden ke dalam maupun ke luar rumah sakit mengacu pada Pedoman
Keselamatan Pasien RS Restu Ibu Balikpapan
c. Tingkat Unit Kerja/Tim
Memberikan semangat kepada seluruh personil untuk secara aktif melaporkan setiap insiden
yang terjadi dan insiden yang telah dicegah tetapi tetap terjadi juga, karena mengandung
bahan pelajaran yang penting
5. LIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN PASIEN
Mengembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien, sesuai dengan pedoman
komunikasi efektif.
Langkah penerapan :
a. Tingkat Rumah Sakit
RS Restu Ibu Balikpapan memiliki kebijakan dan pedoman yang jelas tentang cara-cara
komunikasi terbuka selama proses asuhan tentang insiden dengan para pasien dan
keluarganya
Seluruh staf RS Restu Ibu Balikpapan terkait komunikasi yang efektif harus mampu
memastikan bahwa pasien dan keluarga mendapat informasi yang benar dan jelas
semangat kepada staf agar selalu terbuka kepada pasien dan keluarganya
b. Tingkat Unit Kerja/Tim
Seluruh staf menghargai dan mendukung keterlibatan pasien dan keluarganya bila telah
terjadi insiden
Memprioritaskan untuk memberitahukan kepada pasien dan keluarga bilamana terjadi
insiden, dan segera berikan kepada mereka informasi yang jelas dan benar secara
tepat
Segera setelah kejadian, tim menunjukkan empati kepada pasien dan keluarganya serta
melakukan investigasi ke lapangan
penyebab
Mengembangkan kebijakan yang menjabarkan dengan jelas kriteria pelaksanaan
Analisis Akar Masalah (Root Cause Analysis/RCA) yang mencakup insiden yang terjadi
dan minimum satu kali per tahun melakukan melakukan Failure Modes and Effects
Analysis (FMEA) untuk proses risiko tinggi
10
asesmen risiko, kajian insiden, dan audit serta analisis, untuk menentukan solusi
Solusi tersebut dapat mencakup penjabaran ulang sistem (input dan proses),
penyesuaian pelatihan staf dan/atau kegiatan klinis, termasuk penggunaan instrumen
dilaporkan dengan cara memberikan reward kepada ruangan yang sering melapor.
b. Tingkat Unit Kerja/Tim
Melibatkan seluruh personil dalam mengembangkan berbagai cara untuk membuat
pelaksanaannya
Memastikan seluruh personil menerima umpan balik atas setiap tindak lanjut tentang
telah
dibuat
dan
monitor
11
12
4.2. Rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja yang antara lain terkait dengan :
pelaporan insiden, akreditasi, manajemen risiko, utilisasi, mutu pelayanan, keuangan.
4.3. Rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif terkait dengan semua insiden dan secara
proaktif melakukan evaluasi satu proses kasus risiko tinggi.
4.4. Rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil analisis untuk
menentukan perubahan sistem yang diperlukan, agar kinerja dan keselamatan pasien
terjamin.
5. Standar V. Peran Kepemimpinan dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien
Standar :
a. Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan pasien secara
terintegrasi dalam organisasi melalui penerapan Tujuh Langkah Menuju Keselamatan
Pasien Rumah Sakit.
b. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk identifikasi resiko keselamatan
pasien dan program menekan atau mengurangi insiden.
c. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan individu
berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang keselamatan pasien.
d. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur, mengkaji dan
meningkatkan kinerja rumah sakit serta meningkatkan keselamatan pasien.
e. Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam meningkatkan kinerja
rumah sakit dan keselamatan pasien.
Kriteria :
5.1 Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien.
5.2 Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan program meminimalkan
insiden.
5.3 Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari rumah sakit
terintegrasi dan berpartisipasi dalam program keselamatan pasien.
5.4 Terseda prosedur cepat-tanggap terhadap insiden, termasuk asuhan kepada pasien yang
terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain dan penyampaian informasi yang benar
dan jelas untuk keperluan analisis.
5.5 Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan insiden termasuk
penyediaan informasi yang benar dan jelas tentang analisis Akar Masalah Kejadian Nyaris
Cedera (Near Miss) dan Kejadian Sentinel pada saat pogram keselamatan pasien mulai
dilaksanakan.
5.6 Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden, misalnya menangani
Kejadian Sentinel (Sentinel Event) atau kegiatan proaktif untuk memperkecil risiko,
termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan dengan Kejadian Sentinel.
5.7 Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan antar pengelola
pelayanan di dalam rumah sakit dengan pendekatan antar disiplin.
5.8 Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan perbaikan
kinerja rumah sakit dan perbaikan keselamatan pasien, termasuk evaluasi berkala
terhadap kecukupan sumber daya tersebut.
5.9 Tersedia sasaran terukur dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria objektif untuk
mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien, termasuk
rencana tindak lanjut dan implementasinya.
6. Standar VI. Mendidik Staf Tentang Keselamatan Pasien
Standar :
1. Rumah sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap jabatan
mencakup keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas.
13
14
Menurunnya Insiden Keselamatan Pasien (KTD, KTC, KNC) dan Kondisi Potensial cedera (KPC)
untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
B. Tujuan khusus laporan insiden (KMKP RS) :
1. Rumah Sakit (Internal)
a. Terlaksananya sistem pelaporan dan pencatatan insiden di RS
b. Diketahui penyebab insiden Pembelajaran dan sampai pada akar masalah
c. Perbaikan asuhan kepada pasien untuk mencegah kejadian yang sama terulang kembali
2. KMKP RS (Eksternal)
a. Diperolehnya data peta nasional angka insiden
b. Pembelajaran untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien bagi rumah
sakit lain,
c. Ditetapkannya langkah langkah praktis
C. Laporan insiden terdiri dari
1. Laporan insiden RS (Internal) : Pelaporan secara tertulis setiap kondisi potensial cedera dan
insiden yang menimpa pasien, keluarga, pengunjung, maupun karyawan yang terjadi di rumah
sakit.
2. Laporan insiden keselamatan pasien eksternal : Pelaporan secara anonim dan tertulis ke KMKPRS setiap kondisi potensial cedera dan insiden keselamatan pasien, dan telah dilakukan analisa
penyebab, rekomendasi, dan solusinya.
D. Jenis-jenis insiden dan kondisi yang harus dilaporkan sebagai berikut:
1. Kejadian sentinel adalah insiden yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius, sebagai
berikut :
a. Kematian yang tidak terduga dan tidak terkait dengan perjalanan penyakit pasien atau
kondisi yang mendasari penyakitnya (contoh bunuh diri).
b. Kehilangan fungsi yang tidak terkait dengan perjalanan penyakit pasien atau kondisi yang
mendasari penyakitnya.
c. Salah tempat, salah prosedur, salah pasien bedah.
d. Bayi yang diculik atau bayi yang diserahkan kepada orang lain yang bukan orang tuanya.
2. Kejadian Tidak Diharapkan, selanjutnya disingkat KTD adalah insiden yang mengakibatkan
cedera pada pasien.
3. Kejadian Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien,
tetapi tidak timbul cedera.
4. Kejadian Nyaris Cedera, selanjutnya disingkat KNC adalah terjadinya insiden yang belum sampai
terpapar ke pasien.
5. Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya disingkat KPC adalah kondisi yang sangat berpotensi
untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
E. Tipe insiden
1. Administrasi klinis
2. Proses/prosedur klinis
3. Dokumentasi
4. Infeksi nosokomial
5. Proses Medikasi / Cairan Infus
6. Darah /produk darah
7. Gizi / nutrisi
8. Oxigen / gas medis
9. Alat medis
10. Perilaku pasien
11. Pasien jatuh
12. Pasien kecelakaan
13. Infrastruktur / sarana / bangunan
14. Sumber daya / manajemen
15. Laboratorium
F. Siapa yang bertanggung jawab dalam pelaporan insiden
1. Staf RS yang pertama menemukan kejadian atau supervisornya/Kepalanya.
2. Staf RS yang terlibat dengan kejadian atau supervisornya/Kepalanya.
16
BAB IV
INVESTIGASI INSIDEN
Investigasi insiden adalah proses pengkajian ulang laporan insiden dengan mencatat ringkasan
kejadian secara kronologis dan mengidentifikasi masalah pelayanan/ Care Management problem, mencatat
staf yg terlibat dan mewawancarai mereka.
Investigasi insiden terdiri dari :
1. Investigasi sederhana
Dilakukan oleh atasan langsung bila pita/ bands grading risiko berwarna biru atau hijau.
Langkah-langkah melakukan investigasi sederhana:
a. Pengumpulan data: observasi, dokumentasi dan interview (wawancara).
b. Tentukan penyebab insiden dengan menggunakan 5 why :
Penyebab langsung (immediate/direct cause) : penyebab yang berhubungan langsung dengan
cause).
c. Rekomendasi : tentukan penanggung jawab dan tanggal pelaksanaan
d. Tindakan yang akan dilakukan : tentukan penanggung jawab dan tanggal pelaksanaan
Proses RCA merupakan gambaran kritis sistem manajemen mutu dan keselamatan karena dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan untuk hal-hal yg berisiko tinggi, seperti :
a. Apa yang terjadi (aktual)
b. Apa yang harusnya terjadi (kebijakan)
c. Mengapa terjadi dan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah agar tidak terjadi
kembali (tindakan/outcome?)
18
BAB V
19
--------------------------------------------
Rujukan :
1
2
20
LAMBAN
G RS
21
I. DATA PASIEN
Nama
No MR
Umur *
LAPORAN INSIDEN
(INTERNAL)
: .........................................................................................................
: ......................................... Ruangan : .............................................
:
0-1 bulan
> 1 bulan 1 tahun
> 1 tahun 5 tahun
> 5 tahun 15 tahun
> 15 tahun 30 tahun
> 30 tahun 65 tahun
> 65 tahun
Jenis kelamin
:
Laki-laki
Perempuan
Penanggung biaya pasien :
Pribadi
Asuransi Swasta
ASKES Pemerintah
Perusahaan*
JAMKESMAS
Tanggal Masuk RS :
............................................................................Jam ...................................
Diagnosa
: .
22
: ..................................
.
: ..................................
.
: ..................................
.
Penerima Laporan
Paraf
Tgl. Terima
23
: ..................................
.
: ..................................
.
: ..................................
.
MERAH
24
2.Insiden :
3.Kronologis Insiden :
- Diisi ringkasan insiden mulai saat sebelum kejadian sampai terjadinya insiden
- Kronologis harus sesuai kejadian yang sebenarnya, bukan pendapat / asumsi pelapor
.
.
Skrining resep :
a. Pemeriksaan kelengkapan administrasi resep, yaitu :
- Nama dokter : ..
- Nomor Surat Izin Praktik (SIP): .
- Paraf / tanda tangan dokter: .
- Tanggal penulisan resep: ..
- Nama obat: ..
- Jumlah obat:
- Aturan pakai: ..
- Nama: ..
- Umur:
- Berat badan:
- Jenis kelamin: .
- Alamat / nomor telpon pasien: .
b. Pemeriksaan kesesuaian farmaseutik, yaitu:
- Bentuk sediaan: .
- Dosis:
- Potensi:
- Inkompatibilitas: .
- Cara dan lama penggunaan obat: ..
c. Pertimbangan klinik seperti:
- Kesesuaian indikasi: .
- Alergi: .
- Efek samping:
- Interaksi: .
- Kesesuaian dosis: .
d. Konsultasikan dengan dokter apabila ditemukan keraguan pada resep atau obatnya tidak
tersedia: Ya / Tidak *
5.Faktor faktor yang mempengaruhi kesalahan pemberian obat:
a. Faktor insiden akibat obat:
- Salah obat
- Salah dosis
- Salah label
- Salah orang
- Salah rute / cara pemberian ..
- Pemberian obat yang sebenarnya kontraindikasi
- Reaksi obat yang tidak diharapkan / Alergi ..
Isilah informasi cara pemberian / nama obat yang diberikan
b. Faktor proses medikasi (Medication process):
- Peresepan obat
- Persiapan / Peracikan obat
- Pemberian obat
- Monitoring pemberian obat
- Kualitas dan penyimpanan obat
6. Kemungkinan penyebab kesalahan pemberian 25
obat: .
LAMBA
NG RS
Jenis RS * :
RS Umum
RS Khusus
RSIA
RS Paru
RS Mata
RS Orthopedi
RSJantung
RS Jiwa
RS Kusta
RS Khusus lainnya................................................................................................................
Kelas RS *
A
B
C
D
Untuk RS Swasta menyesuaikan, mis RS Pratama setara dengan RS kelas D, RS Madya setara
dengan RS Kelas C dst.
Kapasitas tempat tidur : ....................................................... tempat tidur
Propinsi (lokasi RS) : ..............................................................................................................
Tanggal Laporan Insiden di kirim ke KKP-RS ..........................................................................
II
-
DATA PASIEN
Umur *:
0-1 bulan
> 1 bulan 1 tahun
> 1 tahun 5 tahun
> 5 tahun 15 tahun
> 15 tahun 30 tahun
> 30 tahun 65 tahun
> 65 tahun
Jenis kelamin * :
Laki-laki
Perempuan
Asuransi Swasta
26
ASKES Pemerintah
JAMKESMAS
-
Perusahaan*
JAMKESDA
Pengunjung
Lain-lain................................................................................................ (sebutkan)
6. Insiden menyangkut pasien * :
Pasien rawat inap
Pasien rawat jalan
Pasien UGD
Lain- lain................................................................................................(sebutkan)
7. Tempat Insiden
Lokasi kejadian (Tempat pasien berada) ................................................. (sebutkan)
8. Insiden terjadi pada pasien : (sesuai kasus penyakit / spesialisasi) *
Penyakit Dalam dan Subspesialisasinya
Anak dan Subspesialisasinya
Bedah dan Subspesialisasinya
Obstetri Gynekologi dan Subspesialisasinya
THT dan Subspesialisasinya
Mata dan Subspesialisasinya
Saraf dan Subspesialisasinya
Anastesi dan Subspesialisasinya
Kulit & Kelamin dan Subspesialisasinya
Jantung dan Subspesialisasinya
Paru dan Subspesialisasinya
Jiwa dan Subspesialisasinya
Lain- lain................................................................................................(sebutkan)
9. Unit / Departemen terkait yang menyebabkan insiden
Unit kerja penyebab ................................................................................. (sebutkan)
10. Akibat Insiden Terhadap Pasien * :
Kematian
Cedera Irreversibel / Cedera Berat
Cedera Reversibel / Cedera Sedang
Cedera Ringan
Tidak ada cedera
11. Tindakan yang dilakukan segera setelah kejadian, dan hasilnya .
Tindakan dilakukan oleh * :
Tim: terdiri dari: ......................................................................................................
Dokter
Perawat
Petugas lainnya: ....................................................................................................
27
12. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain? *
Ya
Tidak
Apabila ya, isi bagian dibawah ini.
Kapan ? dan langkah / tindakan apa yang telah diambil pada Unit kerja tersebut untuk
mencegah terulangnya kejadian yang sama?
................................................................................................................................
IV TIPE INSIDEN
Insiden
Tipe Insiden
Subtipe Insiden
V
: .............................................................................................................
: .............................................................................................................
: .............................................................................................................
Akar Masalah
Rekomendasi/Solusi
28
faktor
Identifikasi insiden
grading biru/hijau
kuning/ merah
Protap investigasi
sederhana
grading
Protap grading
matrix risiko
KMKP
Menerima laporan
Memeriksa kelengkapan laporan
Grading ulang
Koreksi ?
29
Ya
Tidak
KMKP
Protap Cara
RCA
Frekuensi
Sangat jarang
Jarang
Mungkin
Sering
Sangat sering
Kejadian Aktual
Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun
Dapat terjadi dalam 2-5 tahun
Dapat terjadi tiap 1-2 tahun
Dapat terjadi beberapa kali dalam setahun
Terjadi dalam minggu / bulan
Deskripsi
Tidak signifikan
Ringan
Sedang
Berat
Katastropik
Dampak
Tidak ada cedera
1. Cedera ringan misal luka
2. Dapat diatasi dengan pertolongan pertama
1. Cedera sedang misal luka robek
2. Berkurangnya fungsi motorik/ sensorik/psikologis atau
intelektual (reversible) tidak berhubungan dengan
penyakit
3. Setiap kasus yang memperpanjang masa perawatan
1. Cedera luas / berat misal cacat, lumpuh
2. Kehilangan fungsi motorik / sensorik/psikologis atau
intelektual (irreversible) tidak berhubungan dengan
penyakit
Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan
penyakit/ sentinel
Tidak signifikan
1
Sedang
Ringan
2
Sedang
30
Sedang
2
Tinggi
Berat
3
Ekstrim
Katastropik
4
Ekstrim
Sering
(beberapa kali /tahun)
4
Mungkin
( 1- 2 tahun / kali )
3
Jarang
( 2-5 tahun / kali
2
Sangat jarang
( > 5 tahun / kali )
1
Sedang
Sedang
Tinggi
Ekstrim
Ekstrim
Rendah
Sedang
Tinggi
Ekstrim
Ekstrim
Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Ekstrim
Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Ekstrim
Rekomendasi
Penganggung Jawab
Tanggal
Penanggung Jawab
Tanggal
31
LAMBAN
G RS
FORMULIR RCA
untuk Bands Risiko KUNING/ MERAH
:
:
:
1.
2. ..
1. ..
4. ..
5. ..
2.
Ya/Tidak *
Ya/Tidak *
32
Halaman 1 dari 13
LANGKAH 4
PEMETAAN KRONOLOGI KEJADIAN
FORM TABULAR TIME LINE
WAKTU KEJADIAN
Hari/Tgl:
Jam
Hari/Tgl:
Jam
Hari/Tgl:
Jam
Hari/Tgl:
Jam
Halaman 1 dari 13
Hari/Tgl:
Jam
Hari/Tgl:
Jam
Hari/Tgl:
Jam
Hari/Tgl:
Jam
KEJADIAN
INFORMASI
TAMBAHAN
GOOD PRACTICE
MASALAH
PELAYANAN
LANGKAH 4
PEMETAAN KRONOLOGI KEJADIAN
FORM TIME PERSON GRID
WAKTU / STAF YG
TERLIBAT
Hari/Tgl:
Jam
Hari/Tgl:
Jam
33
Hari/Tgl:
Jam
Hari/Tgl:
Jam
34
LANGKAH 5
IDENTIFIKASI CMP
FORM MASALAH/ CARE MANAGEMENT PROBLEM (CMP)
Masalah
Halaman 1 dari 13
Instrumen/ Tools
LANGKAH 6
ANALISIS INFORMASI
FORM TEKNIK (5) MENGAPA
MASALAH
Mengapa
Mengapa
Mengapa
Mengapa
Mengapa
LANGKAH 6
ANALISIS INFORMASI
FORM ANALISIS PERUBAHAN
PROSEDUR YANG
NORMAL
PROSEDUR YANG
DILAKUKAN
SAAT INSIDEN
35
Halaman 6 dari 13
LANGKAH 6
ANALISIS INFORMASI
FORM ANALISIS PENGHALANG
APA PENGHALANG
PADA MASALAH INI
APAKAH PENGHALANG
DILAKUKAN
Halaman 6 dari 13
MENGAPA PENGHALANG
GAGAL/ APA DAMPAKNYA
Halaman 8 dari 13
LANGKAH 6
ANALISIS INFORMASI
FISH BONE/ ANALISIS TULANG IKAN
Faktor Pasien
Faktor Staf
Faktor Komunikasi
Faktor
Eksternal
Faktor Tugas
Faktor Lingkungan
Kerja
Keterangan :
Pengisian Lihat Faktor
kontributor
Faktor Tim
Faktor Organisasi
dan Manajemen
Halaman 9 dari 13
36
37
LAMBANG
RS
No
Proses
Urgensi/
mendesak
Dampak
potensial
Layak
Sumberdaya
Kesiapan
komunitas
Integrasi/
Penggabungan
Total Score
TANGGAL SELESAI :
PEMBENTUKAN TIM
2. dst
FASILITATOR :
NOTULIS :
LANGKAH 3: GAMBARAN ALUR PROSES
PROSES 1
PROSES 2
PROSES 3
PROSES 4
PROSES 5
SUBPROSES
SUBPROSES
SUBPROSES
SUBPROSES
SUBPROSES
MODUS KEGAGALAN
MODUS KEGAGALAN
MODUS KEGAGALAN
MODUS KEGAGALAN
MODUS KEGAGALAN
38
Rangking
LANGKAH 4 DAN LANGKAH 5: ANALISIS HAZARD dan IDENTIFIKASI TINDAKAN DAN OUTCOME
Dukungan manajemen
Proses ?
Adakah kontrol/
pengendalian ?
39
Ukuran outcome
Nilai hazard
Probabilitas
Kegawatan
Penyebab
Rekomendasi
Cara melakukan
kegiatan sesuai
rekomendasi
Penanggung
jawab
Waktu
kegiatan
Tempat
kegiatan
Waktu yang
dibutuhkan
Dana yang
dibutuhkan
Evidence of
completion
Perkiraan
waktu evaluasi
Penanda
tangan
Tanggal
tanda
tangan
Modus
kegagalan
Penyebab
Rekomendasi
Cara melakukan
kegiatan sesuai
rekomendasi
penanggung
jawab
waktu
kegiatan
tempat
kegiatan
waktu yang
dibutuhkan
dana yang
dibutuhkan
evidence of
completion
perkiraan
waktu evaluasi
penanda
tangan
tanggal
tanda
tangan
40
41