NOMOR : 001/SK/DIR/XII/2018
TENTANG
MENIMBANG :
MENGINGAT:
3.
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor
153, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5072);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar
Pelayanan Kedokteran;
Ditetapkan di : Kupang
Pada tanggal : 24 Desember 2018
DIREKTUR RSU KARTINI KUPANG
BAB I PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peranan yang sangat strategis dalam
mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah
sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar
yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Upaya
peningkatan mutu pelayanan dilakukan di semua unit baik pada unit pelayanan
medik, pelayanan penunjang medik, maupun pada unit pelayanan administrasi dan
manajemen melalui program jaminan mutu yang dilakukan analisis data, pencatatan,
evaluasi dan pelaporan dengan sistem yang telah ditetapkan Rumah Sakit Umum
Kartini Kupang.
Program pelayanan rumah sakit yang bermutu adalah suatu program pelayanan
yang berkelanjutan yang disusun secara obyektif dan sistematik untuk memantau
dan menilai indikator mutu serta kewajaran pelayanan yang diberikan kepada
pasien, menggunakan kesempatan untuk meningkatkan pelayanan serta untuk
memecahkan masalah-masalah yang muncul. Dimensi mutu pelayanan rumah sakit
merupakan suatu rangkaian siklus yang tak terpisahkan satu dengan yang lainnya
yang meliputi 3 (tiga) komponen yaitu :
a. Input : sarana fisik, perlengkapan dan peralatan organisasi serta
manajemen keuangan, SDM, dan sumber daya lainnya.
b. Proses : sarana kegiatan dan aktivitas pelayanan oleh dokter, perawat,
professional lainnya serta kegiatan administrasi pasien.
c. Output : hasil yang diharapkan dari pelayanan jangka pendek maupun
jangka panjang seperti sembuh, cacat, meninggal, atau kemungkinan
kambuh kembali.
Sistem pencatatan dan pelaporan indikator mutu didefinisikan sebagai aktivitas-
aktivitas dalam memeriksa, memantau, mensurvey, menganalisis, melakukan
dokumentasi dan melaporkan hasil kualitas pelayanan kesehatan melalui pencapaian
indikator rumah sakit. Aktivitas-aktivitas ini disusun
secara komprehensif dan terintegrasi yang meliputi input, proses, dan output
pelayanan dengan tujuan mendapatkan data capaian indikator yang tepat dan valid.
Dalam melakukan pemantauan terhadap mutu pelayanan rumah sakit diperlukan
indikator yang merupakan variabel untuk mengukur perubahan atau suatu cara
untuk menilai penampilan dari suatu kegiatan dengan menggunakan instrumen.
Indikator mutu rumah sakit bermanfaat untuk mengukur kinerja pelayanan rumah
sakit dan sebagai manajemen kontrol untuk mendukung pengambilan keputusan.
Berdasarkan kedua pertimbangan di atas maka Tim Peningkatan Mutu, Keselamatan
Pasien dan Manajemen Risiko (Tim PMKP dan Manajemen Risiko) menetapkan
indikator mutu rumah sakit. Indikator ini ditetapkan sebagai dasar dalam
mengumpulkan data, melakukan survey, serta analisis terhadap pencapaian
indikator mutu Rumah Sakit Umum Kartini Kupang.
Indikator mutu yang telah ditetapkan tersebut dipantau dengan instrumen yang
disusun berdasarkan kebutuhan data yang diperlukan. Setelah dilakukan
pengumpulan data oleh masing-masing unit dalam rumah sakit, maka rumah sakit
menggunakan proses internal untuk melakukan validasi data sebelum dilaksanakan
pelaporan dan publikasi data. Penyahihan/validasi data merupakan alat penting
untuk memahami mutu dari data mutu dan untuk mencapai tingkat di mana data
tersebut cukup meyakinkan bagi para pembuat keputusan. Tujuan dari validasi data
ini adalah tersedianya data dan informasi mutu yang valid sebagai dasar menejemen
rumah sakit untuk mengambil keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, evaluasi program dan peningkatan kewaspadaan serta respon terhadap
kejadian luar biasa yang cepat dan tepat.
Proses pengumpulan data merupakan proses yang sangat penting dalam
mendapatkan data yang valid sesuai indikator yang dipantau di masing- masing unit
pelayanan, menggunakan tata cara pengumpulan data yang sesuai, melakukan
perhitungan serta menganalisa dengan membandingkan hasil pencapaian
berdasarkan standar yang telah ditetapkan, sampai melakukan pelaporan dan
evaluasi hasil capaian indicator. Keseluruhan proses dari pengumpulan data,
analisa dan perbandingan dilaksanakan dengan sistem manual melalui lembar
pencatatan dan pelaporan di tahun 2018 dan akan dilaksanakan dengan
menggunakan sistem elektronik dengan aplikasi SISMADAK mulai tahun 2019.
Buku Panduan Sistem Manajemen Data Mutu yang mencakup proses Pencatatan,
Pelaporan, analisa, validasi dan publikasi Data Indikator Mutu ini dibuat untuk
dijadikan acuan dalam melakukan proses pengolahan indikator mutu yang akan
dilaksanakan oleh masing-masing penanggung jawab (PJ) yang telah ditetapkan.
BAB II
PEMILIHAN TOPIK PELAYANAN PRIORITAS, PENGUKURAN PRIORITAS
RUMAH SAKIT DAN PENGUKURAN MUTU UNIT
Topik pelayanan prioritas yang dipilih adalah topik pelayanan yang memiliki jumlah keesuaian
tertinggi
B. Pengukuran Prioritas Rumah Sakit
Indikator adalah suatu cara untuk menilai penampilan dari suatu kegiatan dengan
menggunakan instrument, sedangkan Indikator merupakan variabel yang digunakan
untuk menilai suatu perubahan. Indikator yang ideal harus memiliki 5 kriteria, yaitu
:
1. Sahih (valid), yaitu benar-benar dapat dipakai untuk mengukur
aspek yang akan dinilai.
2. Dapat dipercaya (Reliable), yaitu mampu menunjukkan hasil yang
sama pada saat yang berulang kali, untuk waktu sekarang maupun
yang akan datang.
3. Sensitif, yaitu cukup peka untuk mengukur, sehingga jumlahnya
tidak perlu banyak.
4. Spesifik, yaitu memberikan gambaran perubahan ukuran yang jelas,
tidak bertumpang tindih.
5. Berhubungan (Relevan), variabel yang dinilai relevan/berhubungan
dengan peningkatan mutu.
Indikator Mutu Pelayanan Rumah Sakit Mata Umum Kartini Kupang yang tertuang
diseluruh unit pelayanan akan mempunyai manfaat yang sangat banyak bagi
pengelola Rumah Sakit, terutama untuk mengukur kinerja unit pelayanan itu sendiri
(self assessment). Manfaat tersebut antara lain sebagai alat untuk melaksanakan
manajemen kontrol dan alat untuk mendukung pengambilan keputusan dalam
rangka perencanaan kegiatan untuk masa yang akan datang.
Dalam rangka menjaga dan meningkatkan Mutu pelayanan dan Keselamatan Pasien
di Rumah Sakit Umum Kartini Kupang secara terus menerus, manajemen sepakat
untuk mengimplementasikan dalam bentuk pemantauan pencapaian Indikator Mutu
dan keselamatan pasien di seluruh unit pelayanannya. Berikut ini dijabarkan
kegiatan upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Rumah Sakit Umum
Kartini Kupang berdasarkan sasaran dan tujuan yang ingin dicapai.
1. Memilih dan Menentukan Pengukuran Prioritas
Pemilihan dan penetapan prioritas indikator rumah sakit didasarkan atas topik
pelayanan prioritas yang ditetapkan di rumah sakit.
Setelah topik pelayanan prioritas rumah sakit ditetapkan, maka dilaksanakan skoring
terhadap pengukuran yang terkait yang dapat menunjang perbaikan pada topik
pelayanan prioritas, antara lain:
1. Pengukuran Prioritas Rumah Sakit
2. Panduan Praktik Klinis dan Clinical Pathway Prioritas Rumah Sakit
1= Lowor no relationship
3 = moderate relationship
9 = High relationship
1 = Low volume
3 = Moderate volume
9 = High Volume
3 = moderatory related
performance
9 = Directly related, element of
9 = Difficult to measure
PRORITY SCORE
KRITERIA
= 10
Organization
Problem Prone
satisfaction= 8
patient
Related
Event=9
High Volume
7
accreditation=
required
Standard
Related
Measure=6
Easy
INDIKATOR
for
to
to
in
to
Pengukuran prioritas rumah sakit yang dipilih adalah pengukuran yang memiliki skor tertinggi.
Hasil dari pelaksanaan skoring yang memperoleh nilai tertinggi terbagi pada
sesuai dengan area pemantauan, yaitu:
1. Pengukuran Area Klins (IAK)
2. Pengukuran Area Manajemen (IAM)
3. Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)
3. Pemilihan Pengukuran Mutu Unit
Pengukuran mutu unit merupakan sutu pengukuran yang dilaksanakan pada
masing-masing unit kerja untuk memonitor pelaksanaaan kegiatan dan
mengevaluasi kualitas pelayanan yang diberikan.
Pengukuran Mutu pada unit kerja dipilih berdasarkan:
1. Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan di rumah sakit
2. Indikator Mutu nasional wajib yang ditetapkan oleh Kemenkes dan
telah terintegrasi dalam SISMADAK
3. Indikator Mutu Nasional tidak wajib yang ditetapkan oleh Kemenkes
yang telah terintegrasi pada SISMADAK
4. Indikator Kinerja Rumah Sakit yang ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan Dirjen Bina Upaya Kesehatan
5. Indikator yang diperlukan dalam Standar Akreditasi
6. Indikator Tambahan yang diajukan oleh unit berdasarkan
pertimbangan high risk, high volume dan problem prone
5. Klik tanda pensil pada data 1, sehingga akan muncul seperti berikut:
6. Isi pada kolom yang berwarna kuning, tekan tanda save, kemudian
lakukan cara yang sama pada data 2, tekan save. 1 menunjukkan
numerator dan 2 menunjukan denumerator.
7. Untuk melihat persentase klik tombol kembali
2. Pengumpulan Data
Data yang telah diisi dapat diakses dan disupervisi secara langsung melalui aplikasi
SISMADAK oleh penanggung jawab pengumpul data (PIC)
3. Pelaporan data
Data yang telah dinput dapat dilihat langsung oleh atasan langsung dan oleh Komite
PMKP dengan mengklik Rekapan data indikator mutu
4. Analisa Data
a. Analisa Data di Tim PMKP
Analisa data di Tim PMKP dilaksanakan dengan:
1) Melaksanakan perbandingan capaian dari waktu ke waktu dan
memonitor perbaikan yang telah berhasil dilaksanakan. Data
chart dapat diproses melalui aplikasi SISMADAK dan
mendokumentasikan adanya perubahan regulasi terkait dengan
perbaikan yang dilaksanakan
2) Melaksanakan perbandingan data dengan rumah sakit lain
dengan pelayanan sejenis dan menganalisa perbaikan kualitas
pelayanan yang perlu dilaksanakan. Pelaksanaan perbandingan
melalui SISMADAK dapat dilaksanakan pada indikator mutu area
klinis, indikator mutu area manajemen dan indikator mutu wajib
yang berlaku nasional
BAB IV
ANALISIS DAN VALIDASI DATA
STATISTIKA
METODE PENGUMPULAN METODE ANALISIS DATA
DATA
3. Penyajian Data
Cara penyajian data ada dua macam, yaitu :
a. Tabel
- Tabel yaitu kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-
kategori. Misalnya berat badan menurut jenis kelamin, jumlah
pegawai menurut pendidikan, dan sebagainya.
- Penyajian data dalam tabel yang dapat dipakai dan sebagai penyajian
data yang lebih baik dari pada penyusunan data secara naskah /
narasi.
- Tabel merupakan bentuk langkah awal untuk menyajikan data dalam
bentuk diagram/grafik yang lain.
b. Grafik
- Grafik yaitu gambar-gambar yang menunjukkan secara visual data
berupa angka atau simbol-simbol yang biasanya dibuat berdasarkan
data dari tabel yang telah dibuat.
- Grafik merupakan gambar - gambar yang menunjukkan secara visual
data berupa angka yang biasanya juga berasal dari tabel - tabel yang
telah dibuat. Jenis-Jenis Grafik
- Line charts (Grafik Garis)
Grafik garis dapat menunjukkan data secara terus menerus atau berkelanjutan
selama periode waktu tertentu. Grafik ini sangat ideal untuk menampilkan tren data
pada interval/rentang waktu yang sama.
- Pie charts (Grafik lingkaran)
Grafik lingkaran menunjukkan ukuran dari suatu item dalam suatu rangkaian data,
secara proporsional terhadap jumlah dari keseluruhan item. Poin atau nilai dari
item-item tersebut ditunjukkan dalam bentuk presentase dari keseluruhan data
(dalam bentuk satu lingkaran).
- Bar charts (Grafik batang)
Grafik batang menggambarkan perbandingan antar beberapa item.
4. Interpretasi Data
Interpretasi data merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan hasil analisis
dengan pernyataan, kriteria, atau standar tertentu untuk menemukan makna dari
data yang dikumpulkan untuk menjawab permasalahan pembelajaran yang sedang
diperbaiki.
Jika rumah sakit mendeteksi atau mencurigai perubahan yang tidak diinginkan atau
tidak sesuai dengan harapan maka rumah sakit memulai analisis mendalam untuk
menentukan perbaikan paling baik yang difokuskan di area tersebut. Secara khusus,
analisis mendalam dimulai jika tingkat, pola atau trend yang tidak diinginkan
bervariasi secara signifikan dari:
a. Apa yang diharapkan;
b. Apa yang ada di rumah sakit;
c. Standar-standar yang diakui.
Data dikumpulkan melalui indikator yang telah ditetapkan untuk monitoring
perubahan yang tidak diinginkan tersebut yang telah dilengkapi dengan profil
singkatnya.
4. Teknis Pelaksanaan
Adapun langkah-langkah pelaksanaan validasi data internal adalah sebagai berikut :
a. Menilai kebutuhan validasi
b. Menentukan jumlah sampel untuk validasi data mutu. Penggunaan
100% sampel hanya diperlukan apabila jumlah rekor, kasus, atau
data lainnya sangat kecil. Dimungkinkan untuk memakai 10% jika
sampel besar. Dalam kesempatan ini setiap indikator dimungkinkan
jumlah sampel orisinil adalah 500 sampel, sehingga 10% x 500 = 50
Sampel
c. Memastikan alat ukur validasi yang sesuai dengan matrik pemantauan
indikator mutu yang sama dengan pemantauan data original
d. Melakukan pengumpulan ulang data oleh orang kedua yang tidak
terlibat dalam pengumpulan data orisinil, dengan menggunakan
objek data yang sama dan cara ukur yang sama.
e. Menghitungan keakuratan dilakukan dengan membandingkan hasil
data orang pertama dengan orang kedua. Hasil data orang kedua
harus ≥ 90% dari hasil data orang petama untuk dikatakan sebagai
data valid.
f. Melakukan koreksi apabila unsur datanya tidak sama, alasan-
alasannya (misalnya, definisi data yang tidak jelas) harus dicatat dan
tindakan korektif harus didokumentasikan.
g. Mengidentifikasi tindakan korektif, dengan mereview kembali teknis
pengukuran yang telah dilaksanakan.
5. Input, Interpretasi Data dan Pelaporan
Data hasil validasi internal akan diinput dan dinterpretasikan dengan teknis
deskripsi berdasarkan acuan statistik dasar standar validasi internal oleh Staf
Validasi Data Mutu Tim PMKP Dan Manajemen Risiko. Hasil validasi data akan
dibuat laporan secara resmi kepada unit area yang dipantau, Ka. Tim PMKP Dan
Manajemen Risiko, dan Direksi.
6. Validator
Tim validator diharapkan dengan kondisi sebagai berikut :
a. Merupakan staf Tim Peningkatan Mutu, Keselamatan Pasien dan
Manajemen Risiko
b. Mendapatkan pelatihan pengumpulan data secara formal atau non
formal
c. Memiliki kemampuan menganalisis dan menginterpretasikan data
7. Format Dokumentasi Parameter setiap elemen indikator mutu yang akan
dilakukan validasi data didokumentasikan dalam format yang sama
dengan format pemantauan masing – masing indikator mutu (Lembar
kerja indikator).
8. Unit Pemantauan
Merupakan seluruh unit di Rumah Sakit Umum Kartini Kupang yang berjumlah
sesuai dengan area pemantauan indikator mutu yang akan divalidasi.
BAB V
BENCHMARKING DATA PENCAPAIAN INDIKATOR MUTU
A. Definisi
Benchmark dilakukan dengan tujuan membantu rumah sakit dalam memahami
perubahan dan penyebab perubahan yang tidak diinginkan serta membantu
memfokuskan upaya perbaikan. Upaya membandingkan data dilakukan dengan
membandingkan data dengan rumah sakit sejenis, dengan standar-standar, serta
dengan praktik-praktik yang menurut literatur digolongkan sebagai best practice.
Rumah sakit Mata Bali Mandara melakukan benchmark dengan cara:
B. Format Dokumentasi
1. Secara manual
Adapun format tabel yang digunakan sebagai acuan benchmarking
adalah sebagai berikut :
No Indikator Judul Indikator Data RSU Standar STANDAR
Kartini Kupang Kemenkes
( WHO)
PMKP Klinik 1
PMKP Klinik 2
PMKP Klinik 3
PMKP Klinik 4
PMKP Klinik 5
PMKP Klinik 6
PMKP Klinik 7
PMKP Klinik 8
PMKP Klinik 9
PMKP Manajemen 1
PMKP Manajemen 2
PMKP Manejemen 3
PMKP Manajemen 4
PMKP Manajemen 5
PMKP Manajemen 6
PMKP Manajemen 7
PMKP Manajemen 8
PMKP Manajemen 9
SKP 1
SKP 2
SKP 3
SKP 4
SKP 5
SKP 6
2. Berbasis Aplikasi
1. Buka Rekap Laporan
PUBLIKASI DATA
A. Pencatatan
1. Data hasil pemantauan yang ditulis pada Format yang telah ditentukan
oleh Penanggung Jawab (PJ) secara berkala sesuai dengan ketentuan
yang telah disepakati (Lembar Kerja Indikator)
2. Data hasil pencatatan tersebut masih data mentah yang selanjutnya
dilakukan verifikasi kelengkapan dan tabulasi data sehingga
memudahkan untuk diolah menjadi informasi yang berguna.
3. Data hasil tabulasi kemudian dilakukan perhitungan sesuai dengan
formula indikator mutu masing-masing untuk menentukan hasil
capaian target.
4. Data hasil capaian target dicatat dalam format pelaporan capaian hasil
indikator mutu (Form Laporan terintegrasi)
5. Tim PMKP dan Manajemen Risiko selanjutnya akan memproses lebih
lanjut data yang telah terkumpul.
B. Dokumentasi
Data hasil indikator mutu didokumentasikan dalam format pemantauan indikator
mutu Rumah Sakit Umum Kartini Kupang.
BAB VIII
A. Pelaporan Data
Pelaporan adalah proses penyusunan dan distribusi laporan ke unit yang lebih
tinggi sebagai bahan pertanggung jawaban data dan bahan informasi ke unit yang
membutuhkan. Proses pelaporan meliputi kegiatan sebagai berikut :
1. Sajikan data yang telah dilakukan analisis dan validasi data kedalam
format capaian indikator mutu (terlampir).
2. Sampaikan hasil laporan capaian indikator mutu kepada Direksi dan
Unit terkait serta lembaga tata kelola/ Badan pengurus.
3. Mohon rekomendasi dari Direksi dan Unit terkait serta lembaga tata
kelola/ Badan Pengurus setelah penyampaian hasil.
4. Laksanakan pelaporan resmi setiap bulan.
5. Distribusi laporan kepada Direksi dan unit lain serta lembaga tata
kelola/ Badan Pengurus.
6. Meminta feedback dan tindak lanjut laporan yang telah didistribusikan
sesuai ketentuan administrasi rumah sakit.
B. Evaluasi
1. Hasil pengolahan dan analisa data dari masing-masing penanggung
jawab (PJ) indikator mutu dituangkan dalam bentuk laporan yang
kemudian akan dilaporkan kepada direksi setiap 3 (tiga) bulan sekali
dalam rapat evaluasi triwulan.
2. Evaluasi juga diselenggarakan secara tahunan guna merangkum hasil
pencapaian semua instalasi dan unit kerja selama setahun. Evaluasi
tahunan menghasilkan laporan tahunan yang disampaikan/dilaporkan
kepada direksi dalam Rapat Direksi.
3. Rapat Evaluasi Triwulan dan Tahunan menghasilkan rekomendasi-
rekomendasi yang harus dilakukan oleh Instalasi dan unit kerja.
Rekomendasi yang dihasilkan merupakan cara atau sarana untuk
melakukan perbaikan dan pengembangan kualitas pelayanan
selanjutnya Tim PMKP Dan Manajemen Risiko akan memantau
pelaksanaan rekomendasi tersebut dan akan mempublikasikan di media
komunikasi rumah sakit.
BAB IX
PENCAPAIAN DAN MEMPERTAHANKAN PERBAIKAN