KEDUA : Biaya operasional yang diakibatkan atas Surat Keputusan ini dibebankan
kepada di Rumah Sakit Umum Jati Husada Karanganyar;
KETIGA : Hal – hal lain yang belum cukup diatur dalam Surat Keputusan ini akan
dicantumkan ke dalam peraturan lain sesuai kebutuhan;
Ditetapkan di Karanganyar
Pada Tanggal
DIREKTUR RSU JATI HUSADA KARANGANYAR
SK Direktru Nomor
Sedangkan Manajemen Data itu sendiri adalah Pengelolaan data mulai dari
pengumpulan data fakta, observasi klinis, atau pengukuran yang dikumpulkan selama
aktivitas penilaian, dimana data yang belum dianalisis disebut data mentah, sedangkan data
yang telah dianalisis disebut informasi. Manajemen Data merupakan bagian dari manajemen
sumber daya informasi yang mencakup semua kegiatan yang memastikan bahwa data
Akurat, Up to Date (Mutakhir), Aman dan Tersedia bagi pemakai (user).
Pengukuran fungsi klinis dan fungsi manajeman rumah sakit akan menghasilkan
akumulasi data dan informasi.Untuk memahami seberapa baik kemampuan rumah
sakit,tergantung dari analisa data,informasi yang terkumpul dibandingkan dengan rumah
sakit lain. Pada rumah sakit besar dan kompleks sifatnya dibutuhkan teknologi dan/staf yang
mempunyai kmpetensi mengelola data.Rumah Sakit memahami prioritas pengukuran dan
perbaikann sebagai dukungan yang pentingdan konsisten sesuai sumber daya rumah sakit
dan peningkatan mutu.
Karena itu rumah sakit harus memiliki sistem manajeman data yang didukung
dengan teknologi informasi ,mulai dari pengumpulan data,pelaporan data, analisa dan
validasi data, serta publikasi data untuk internal rumah sakit dan eksternal rumah
sakit,Publikasi data tetap hasrus memperhatikan kerahasiaan pasien sesuai peraturan
perundang-undangan.
a. Data indikator mutu ruamah sakit yang dimaksud meliputi data dari indikator mutu
unit kerja dan indikator mutu prioritas rumah sakit dan indikator mutu pelayanan
yang disediakan berdasarkan kontrak atau perjanjian lainnya;
b. Data dari pelaporan insiden keselamatan pasien (IKP); dan
c. Data hasil monitoring kinerja staf klinis (bila monitoring kinerja menggunakan
indikator mutu);
d. Data hasil pengukuran budaya keselamatan;
2. Sedangkan untuk Integrasi seluruh data di atas baik di tingkat rumah sakit dan unit kerja
meliputi:
a. Pengumpulan,
b. Pelaporan,
c. Analisis,
d. Validasi, dan
e. publikasi indikator mutu.
3. Rumah sakit melakukan pengelolaan manajemen data untuk mendukung asuhan pasien,
manajemen rumah sakit, pengkajian praktik profesional, serta program mutu dan
keselamatan pasien secara menyeluruh.
4. Manajemen Data termasuk keamanan, kerahasiaan datainternal dan eksternal serta
benchmark data.
Rumah sakit harus menyediakan teknologi dan menberikan dukungan lainnya untuk
mendukung system manajemen data pengukuran mutu terintegrasi sesuai dengan
perkembangan teknologi informasi.
1. Rumah sakit mempunyai regulasi sistem manajemen data, antara lain meliputi:
A. Rumah Sakit harus mempunyai system manajemen data yang didukung dengan
teknologi informasi yang mulai dari pengumpulan, pelaporan, analisis, validasi, serta
publikasi data untuk internal dan eksternal rumah sakit.Publikasi data tetap harus
memperhatikan kerahasiaan pasien sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
B. Data yang dimaksud meliputi data dari indicator mutu unit dan indicator mutu
prioritas Rumah Sakit;
C. data dari pelaporan insiden keselamatan pasien (IKP); dan
D. data hasil monitoring kinerja staf klinis (bila monitoring kinerja menggunakan
indikator mutu);
E. data hasil pengukuran budaya keselamatan;
F. integrasi seluruh data di atas baik di tingkat rumah sakit dan unit kerja meliputi:
1. Pengumpulan data
2. Interpretasi data
3. Pelaporan,
4. Analisis,
5. Validasi data,
6. Publikasi data indikator mutu.(internal dan eksternal RS)
7. Bencmarking data
2. Rumah Sakit menyediakan teknologi, fasilitas dan dukungan lain untuk menerapkan
sistem manajemen data sesuai dengan sumber daya yang ada di Rumah Sakit.
A. Pengumpulan Data : Pengumpulan data merupakan salah satu kegiatan program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien untuk mendukung asuhan pasien dan
manajemen Rumah sakit yang lebih baik
1. Setiap unit kerja dan unit pelayanan yang telah memilih dan menetapkan
indikator mutu yang dilengkapi dengan profil /kamus indicator dilakukan
pengumpulan data dan pelaporannya kepada manajemen yang membidangi
unit terkait.
2. Komite PMKP melakukan koordinasi dan supervisi terkait
Penanggungjawab/PIC Data unit pelayanan dalam progress pengumpulan
data indikator mutu
3. Pengumpulan data dan informasi yang meliputi indikator area klinis (IAK),
indikator area manajemn (IAM) indikator sasaran keselamatan pasien (ISKP)
dalam mendukung asuhan pasien, manajemen RS, pengkajian praktik
professional serta program PMKP baik indicator mutu unit maupun indicator
mutu prioritas secara menyeluruh.
4. Rumah Sakit mengumpulkan data indikator meliputi :
a. Data Indikator Mutu Nasional
b. Data indikator Mutu Prioritas
c. Data indikator mutu unit kerja
d. Data idikator mutu pelayanan yang disediakan berdasarkan kontrak
atau perjanjian lainnya.
e. Data indikator mutu Progna (Ponek)
f. Data indikator mutu pada PAB
g. Data indikator hasil surveilancs PPI
h. Data Insiden Keselamatan Pasien
i. Data insiden/ Kejadian/ Kecelakaan di RS
5. Rumah Sakit dan Tim PMKP berkontribusi terhadap database eksternal
dengan menjamin keamanan dan kerahasiaan tentang benchmark serta
kumpulan data dan informasi tersebut disampaikan kepada badan di luar
Rumah Sakit (ke KARS dan Instansi lainnya) sesuai peraturan perundang-
undangan , contoh: data 12 indikator mutu Kemenkes.
6. Tempat pengumpulan data : tempat /satuan kerja yang mengumpulkan data
indikator mutu dan keselamatan pasien, adalah semua satuan kerja, sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan.
7. Langkah-langkah Pengumpulan Data :
a. Penanggung jawab /PIC pengumpul data mencatat data kedalam
formulir sensus harian atau input data ke dalam Sistem IT (bila RS
sudah mempunyai sistem IT untuk data indikator mutu yang sudah
dipilih dan ditetapkan unit kerja dan Direktur Rumah Sakit.
b. Tentukan sampel/populasi untuk mengumpulkan data
c. Data direkapitulasi dan di analisa dalam bentuk grafik melalui sistem
IT
d. Interpretasi data
B. Analisa Data
1. Analisis data merupakan salah satu kegiatan program PMKP untuk
mendukung asuhan pasien dan manajemen Rumah Sakit , tata laksana
analisis data meliputi :
a. Penggunaan statistik dalam melakukan (analisis data),
b. Analisis yang harus dilakukan yaitu:
1) Membandingkan data Rumah sakit dari waktu ke waktu data
(analisis trend), misalnya dari bulanan ke bulan, dari tahun ke
tahun
2) Membandingkan dengan rumah sakit lain, bila mungkin yang
sejenis, seperti melalui database eksternal baik nasional
maupun internasional
3) Membandingkan dengan standar-standar, seperti yang
ditentukan oleh badan akreditasi (KARS) atau organisasi
professional ataupun standar-standar yang ditentukan oleh
peraturan perundang
4) Membandingkan dengan praktik-praktikyang diinginkan yang
dalam literatur digolongkan sebagai best practice (praktik
terbaik) atau better practice (praktik yang lebih baik) atau
practice guidelines(panduan praktik klinik)
2. PIC Data Unit kerja danTim PMKP yang berpengalaman , pengetahuan dan
keterampilan yang tepat telah melakukan analisis data yang telah
dikumpulkan dengan menggunakan metode dan teknik-teknik statistik seperti
Run chart/ Control chart/ pareto/Bar Diagram
3. Analisis data telah dilakukan serta membandingkan data dari waktu ke waktu
di internal Rumah Sakit dengan melakukan perbandingan database eksternal
dari Rumah Sakit Sejenis atau data nasional/ internasional dan melakukan
perbandingan dengan standard an praktik terbaik berdasarkan referensi
terkini.
4. PIC Data unit melaporkan hasil analisis data indikator mutu unit kepada
manajemen terkait ( Ka Bidang/Bagian) dan diteruskan ke Tim PMKP
dengan jadwal sesuai tertuang pada profil indikator mutu unit kerja
5. Tim PMKP Rumah Sakit mengumpulkan dan menganalisis data program
PMKP prioritas yang meliputi :
a. Pengukuran capaian- capaian indikator area klinik dan area
manajemen
b. Pengukuran kepatuhan penerapan sasaran keselamatan pasien
c. Pengukuran kepatuhan pelaksanaan PPK-CP sehingga mengurangi
variasi dalam pemberian pelayanan
d. Pengukuran penggunaan sumber daya termasuk biaya yang
dipergunakan untuk perbaikan di program prioritas Rumah Sakit.
C. VALIDASI DATA Validasi data indikator area klinik yang baru atau mengalami
perubahan dan data yang akan dipublikasukan. Validasi data adalah alat penting
untuk memahami mutu dari data dan Regulasi ini diterapkan dengan menggunakan
proses internal validasi data.
Validasi data menjadi salah satu langkah dalam proses menetapkan prioritas
penilaian, memilih apa yang harus dinilai, memilih dan mengetes indikator,
mengumpulkan data, validasi data dan menggunakan data untuk
peningkatan. Rumah Sakit menetapkan regulasi validasi data sesuai poin a) s/d c)
yang ada di maksud dan tujuan meliputi:
D. PELAPORAN.
1. Laporan kegiatan PMKP terkait terkait pengumpulan data dan informasi yang
dimaksud meliputi :
a. indikator mutu area klinis (IAK) yaitu indikator mutu yang bersumber
dari area peayanan
b. indikator mutu area manajemen (IAM) yaitu indikator yang
bersumber dari area manajemen
c. indikator mutu Sasaran Keselamatan Pasien (ISKP) yaitu indikator
mutu yang mengukur kepatuhan staf dalam penerapan sasaran
keselamatan pasien; dan
d. tingkat kepatuhan DPJP terhadap Panduan Praktik Klinik (PPK).
e. Data dari pelaporan insiden keselamatan pasien; danbudaya
keselamatan pasien
f. Data hasil monitoring kinerja staf klinis (bila monitoring kinerja
menggunakan indikator mutu)
2. Laporan dari PIC/ Ka Ruang / unit kerja ke Manajemen terkait (Ka
Bidang/Bagian) serta Tim PMKP sesuai regulasi di Rumah Sakit.
3. Tim PMKP mengirimkan laporan kepada Direktur sebagai berikut :
a. Untuk indikator mutu (IAK,IAm dan ISKP) sesuai SPO dan profil
indicator mutu terkait
b. Data IKP dan sentinel paling lambat 2 x 24 jam
c. Hasil Root Cause Analysis(RCA)/ Analisis Akar Masalah (AAM) dan
Tim RCA tidak melewati waktu 45 hari termasuk waktu penyampaian
ke KARS dan Komite Nasional KPRS.
4. Direktur Rumah Sakit bertanggung jawab melaporkan pelaksanaan hasil
pemantauan dan koordinasi program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien kepada Pemilik atau representasi pemilik sebagai berikut :
a. Setiap 3 (tiga) bulan yang meliputi capaian dan analisis dari indikator
mutu area klinis, area manajemen, sasaran keselamatan pasien dan
capaian implementasi PPK dan CP serta penerapan sasaran
keselamatan pasien
b. Setiap 6 (enam) bulan melaporkan penerapan keselamatan pasien
mencakup
1) Jumlah dan jenis kejadian tidak diharapkan/ IKP serta analisis
akar masalahnya /RCA;
2) Apakah pasien dan keluarga telah mendapatkan informasi
tentang kejadian tersebut;
3) Tindakan yang telah diambil untuk meningkatkan keselamatan
sebagai respons terhadap kejadian tersebut;
4) Apakah tindakan perbaikan tersebut dipertahankan.
c. Khusus untuk kejadian sentinel, Direktur wajib melaporkan kejadian
kepada pemilik dan representasi pemilik paling lambat 2 x 24 jam
setelah kejadian dan melaporkan ulang hasil analisis akar masalah /
RCA setelah 45 hari.
d. Bukti dokumentasi penyampaian laporan PMKP dari Direktur ke
pemilik dan representasi pemilik tepat waktu
1) laporan capaian indikator mutu dan analisisnya setiap 3 (tiga)
bulan sekali;
2) laporan kejadian tidak diharapkan (KTD) /IKP 6 (enam) bulan
sekali;
3) laporan kejadian sentinel 1 x 24 jam, setiap ada kjadian dan
laporan ulang setelah kejadian sentinel selesai dilakukan
analisis dengan menggunakan metode root cause
analysis(RCA).
E. PUBLIKASI INDIKATOR MUTU
1. Publikasi data tetap harus memperhatikan kerahasiaan pasien sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
IV DOKUMENTASI
I. DEFINISI
Manajemen Resiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi,menilai dan
menyusun prioritas resiko, dengan tujuan untuk mewneghilangkan atau meminimalkan
dampaknya . Manajemen Resiko terintegrasi adalah proses identifikasi,penilaian,analisis,
dan pengelolaan semua resiko yang potensial dan kejadian keselamatan pasien. Manajemen
rsiko terintergrasi diterapkam terahadap semua jenispelayanan di rumah sakit pada setiap
level.Jika resiko sudah dinilai dengan tepat maka proses ini akan membantu rumah sakit ,
pemilik dan para poraktisi untuk menentukan prioritas dan perbaikan dalam pengambilan
keputusan untuk mencapai keseimbangan optimal antara resiko,keuntungan dan biaya.
Dalam praktek,manajemen resiko terintegrasi berarti:
Menjamin bahwa rumah sakit menerapkan sistem yang sama untuk mengelola semu
fungsi-fungsi manajeman resiko yang ada, seperti patien safety(keselamatan
pasien),kesehatan dan keselamatan kerja, keluhan, tuntutan (litigasi) rumah
sakit,litigasi karyawan,serta resiko keuangan dan lingkungan,Jika dipertimbangkan
untuk melakukan perbaikan,modernisaidan clinical governance,manajemen resiko
menjadi komponen kunci untuk setiap desain proyek tersebut.
Menyatukan semua sumber informasi yang berkaitan dengan resiko dan keselamtan,
contoh:”data proaktif” seperti hasil penilaian resiko; menggunakan pendekatan yang
konsisten untuk pelatihan,manajemen,analysis dan investigasidari semua risisko
yang potensial dan kejadian actual.
Menggunakan pendekatan yang konsisten dan menyatukan semua penilaian resiko
dari semua jenis resiko di rumah sakit pada setiap level
Memadukan semua resiko kedalaman program penilaian resiko dan risk register
Menggunakan informasi yang diperoleh melalui penilaian resiko dan insiden untuk
menyusun kegiatan mendatang dan perencanna strategis.
Oleh Karena itu pentingnya manajemen resiko dalam penyelenggaraan
kegiatan pelayanan di Rumah Sakit Umum Jati Husada sehingga perlu disusun
Panduan Manajemen Rumah Sakit Jati Husada Karanganyar yang mendukung
Peningkatan Mutu dan Pelayanan Pasien.
maka DAMPAK
1 2 3 4 5
PROBABILITAS 5
4
3
2
1
Jika terjadi suatu inseiden ,harus dilakukan dengan severity assement,jika hasil kajian
masuk katagori Merah (resiko ekstrim), dan Kuning (resiko tinggi) maka harus
dilakukan Root Cause Analysis( RCA). Jika masuk Katagori Hijau (resiko
sedang),atau Biru (resiko rendah),maka cukup dilakukan investigasi sederhana.
b. Root Cause Analysis (RCA)
Root Cause Analysis (RCA) adalah suatu proses untuk mengeksploitasi semua
faktor yang mungkin berhubungan dengan suatu kejadian dengan menanyakna apa
kejadian yang terjadi,mengapa kejadian tersebut terjadi,dan apa yang dapat
dilakukan untuk mencegah kejadian tersebut terjadi lagi di masa mendatang,
Join Commission international menganjurkan pelaksannan RCA mengikuti 21
langkah ,sebagai berikut: