Anda di halaman 1dari 4

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR RS METTA MEDIKA SIBOLGA


NOMOR : 02.1/VIII/DIR/I/2018

TENTANG
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN

Menimbang :
a. Bahwa dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu dan aman kepada pasien di Rumah
Sakit Metta Medika Sibolga diperlukan upaya-upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
b. Bahwa dalam melaksanaan kegiatan kegiatan tersebut maka dipandang perlu kebijakan Direktur
Rumah Sakit Metta Medika Sibolga tentang Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien sebagai
landasan untuk penyelenggaraan upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien di RS Metta
Medika Sibolga.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b perlu ditetapkan dengan
Kebijakan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Metta Medika Sibolga.

Mengingat :
1. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2017 tentang Akreditasi
Rumah Sakit
5. Surat Keputusam Komisaris PT Metta Medica Nomor : 02/SK/KOM/V/2017 tentang
Pengangkatan Direktur RS Metta Medika Sibolga

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT METTA MEDIKA SIBOLGA


TENTANG PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN DI RS
METTA MEDIKA SIBOLGA

KEDUA : Memberlakukan Kebijakan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di RS Metta


Medika Sibolga sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.

KETIGA : Kebijakan tersebut akan ditindak lanjuti dengan penyusunan uraian dalam bentuk
pedoman/panduan/Standar Prosedur Operasional (SPO) dan seluruh staf rumah sakit
yang terkait dengan kegiatan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) agar
mematuhi, melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab secara konsisten.

KEEMPAT : Surat Keputusan Nomor : 02/SK/DIR/I/2017 tentang Kebijakan Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien, dinyatakan tidak berlaku lagi sejak diberlakukannya surat
keputusan direktur ini.

Surat keputusan ini berlaku sejak ditetapkannya, dan apabila dikemudian hari ternyata
terdapatkekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Sibolga
Tanggal : 16 Januari 2018
Direktur RS Metta Medika Sibolga

dr. Ratnawati, MM.Kes


LAMPIRAN REVISI KEPUTUSAN DIREKTUR RS. METTA MEDIKA
Nomor : 02.1/VIII/SK/DIR/I/2018
Tanggal : 16 Januari 2018

KEBIJAKAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN


RS METTA MEDIKA SIBOLGA

I. PENGELOLAAN KEGIATAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN


1. Direktur Rumah Sakit Metta Medika Sibolga membentuk Komite Peningkatan dan Keselamatan
Pasien (PMKP) untuk mengelola kegiatan Mutu dan memutuskan uraian tugasnya
 Komite PMKP mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Sebagai motor penggerak program PMKP rumah sakit;
b. Melakukan monitoring dan memandu penerapan program PMKP di unit;
c. Membantu dan melakukan koordinasi dengan pimpinan unit pelayanan dalam memilih
prioritas perbaikan, pengukuran mutu/indikator mutu dan menindaklanjuti hasil capaian
indikator.
d. Melakukan koordinasi dan pengorganisasian pemilihan prioritas program di tingkat unit
kerja serta menggabungkan menjadi prioritas rumah sakit secara keseluruhan. Prioritas
program rumah sakit ini harus terkoordinasi dengan baik dalam pelaksanannya;
e. Menentukan profil indikator mutu, metode analisis dan validasi data dari data indikator
mutu yang dikumpulkan dari seluruh unit kerja di rumah sakit;
f. Menyusun formulir untuk mengumpulkan data, menentukan jenis data, serta bagaimana
alur data dan pelaporan dilaksanakan;
g. Menjalin komunikasi yang baik dengan semua pihak terkait serta menyampaikan masalah
terkait pelaksanaan program mutu dan keselamatan pasien;
h. Terlibat secara penuh dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan PMKP;
i. Bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan masalah-masalah mutu secara rutin
kepada semua staf;
j. Menyusun regulasi terkait dengan pengawasan dan penerapan program PMKP.
2. Direktur Rumah Sakit Metta Medika Sibolga menetapkan penanggung jawab data (PIC) di masing-
masing unit kerja
3. Rumah Sakit Metta Medika Sibolga mempunyai pedoman peningkatan mutu dan keselamatan
pasien sesuai dengan referensi terkini.
4. Sie Diklat dan Pengembangan SDM akan membuat program pelatihan Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien (PMKP) dan diberikan oleh narasumber yang kompeten.

II. PEMILIHAN, PENGUMPULAN, ANALISIS DAN VALIDASI DATA INDIKATOR MUTU


1. Direktur Rumah Sakit Metta Medika Sibolga dan Kepala bidang terkait berkoordinasi dalam
memilih dan menetapkan prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis yang akan dievaluasi.
2. Rumah Sakit Metta Medika Sibolga menetapkan evaluasi pelayanan kedokteran dengan panduan
praktik klinik, alur klinik, atau protokol.
3. Direktur Rumah Sakit Metta Medika Sibolga menetapkan pengukuran mutu dengan cara memilih
indikator mutu di unit kerja yang antara lain meliputi :
a. Memprioritaskan mengukur mutu pelayanan klinis di rumah sakit. Indikator mutu yang
dipergunakan untuk mengukur mutu di prioritas pengukuran mutu rumah sakit, sumber data
pasti dari unit, dan menjadi indikator mutu unit;
b. Fokus mengukur hal-hal yang ingin diperbaiki;
c. Melakukan koordinasi dengan Komite Medik bila evaluasi penerapan panduan praktik klinik
(PPK) dan evaluai kinerja dokter menggunakan indikator mutu.
4. Direktur Rumah Sakit Metta Medika Sibolga menetapkan manajemen data yang meliputi :
a. Sistem manajemen data yang meliputi pengumpulan, pelaporan, analisis, feedback dan
publikasi data
b. Menetapkan data-data yang akan dibandingkan dengan rumah sakit lain atau menggunakan
database eksternal
c. Menjamin keamanan dan kerahasiaan data dalam berkontribusi dengan database eksternal.
5. Direktur Rumah Sakit Metta Medika Sibolga menetapkan analisis data yang meliputi :
a. Penggunaan statistik dalam melakukan analisis data
b. Analisis yang harus dilakukan, yaitu :
 Membandingkan data di rumah sakit dari waktu ke waktu data (analisis ternd) dari
bulanan ke bulan dan dari tahun ke tahun
 Membandingkan dengan rumah sakit lain, bila mungkin yang sejenis, seperti database
eksternal baik nasional maupun internasional
 Membandingkan dengan standar-standar, seperti yang ditentukan oleh Akreditasi atau
organisasi profesional atau standa-standar yang ditentukan oleh peraturan perundang-
undangan
 Membandinglkan dengan praktik-praktik yang diinginkan yang dalam literatur
digolongkan sebagi best practice (praktik terbaik) atau better practice (praktik yang lebih
baik) atau practice guidelines (panduan praktik klinik)
6. Direktur Rumah Sakit Metta Medika Sibolga menetapkan validasi data yang antara lain meliputi :
a. Kebijakan data yang divalidasi, yaitu :
 Merupakan pengukuran area klinik baru
 Bila ada perubahan sistem pencatatan pasien dari manual ke elektronik sehingga sumber
data berubah
 Bila data dipublikasi ke masyarakat baik melalui di web site rumah sakit atau media lain
 Bila ada perubahan pengukuran
 Bila ada perubahan data pengukuran tanpa diketahui sebabnya
 Bila ada perubahan subyek data seperti perubahan umur rata-rata pasien, protokol riset
diubah, panduan praktik klinik baru diberlakukan, ada teknologi dan metodologi
pengobatan baru
b. Proses validasi data mencakup namun tidak terbatas sebagai berikut : Merupakan pengukuran
area klinik baru ;
 Mengumpulkan ulang data oleh orang kedua yang tidak terlibat dalam proses
pengumpulan data sebelumnya (data asli)
 Menggunakan sampel tercatat, kasus dan data lainnya yang sahih secara statistik. Sample
100% hanya dibutuhkan jika jumlah pencatatan, kausus atau data lainnya sangat kecil
jumlahnya.
 Membandingkan data asli dengan data yang dikumpulkan ulang
 Menghitung keakuratan dengan membagi jumlah elemen data yang ditemukan dengan
total jumlah data elemen dikalikan dengan 100. Tingkat akurasi 90% adalah patokan yang
baik.
 Jika elemen data yang diketemukan ternyata tidak sama, dengan catatan alasannya
(misalnya data tidak koleksi sample baru setelah semua tindakan koreksi dilakukan untuk
memastikan tindakan menghasilkan tingkat akurasi yang diharapkan
c. Proses validasi data yang akan dipublikasi di web site atau media lainnya agar diatur
tersendiri, dan dapat menjamin kerahasiaan pasien dan dapat menjamin kerahasiaan pasien
dan keakuratan data defenisinya dan dilakukan tindakan koreksi

III. PELAPORAN DAN ANALISIS INSIDEN KESELAMATAN


1. Rumah Sakit Metta Medika Sibolga menetapkan regulasi sistem pelaporan insiden internal dan
eksternal sesuai peraturan perundang-undangan yang meliputi :
a. Kebijakan,
b. Alur pelaporan
c. Formulir pelaporan
d. Prosedur pelaporan
e. Insiden yang harus dilaporkan yaitu kejadian yang sudah terjadi, potensial terjadi ataupun
yang nyaris terjadi
f. Siapa saja yang membuat laporan
g. Batas waktu pelaporan
2. Direktur Rumah Sakit Metta Medika Sibolga menetapkan regulasi jenis kejadian sentinel meliputi
a. Kematian yang tidak diduga, termasuk, dan tidak tidak terbatas hanya,
 Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit pasien atau kondisi pasien
(Contoh, kematian setelah infeksi pasca operasi atau emboli paru-paru)
 Kematian bayi aterm
 Bunuh diri
b. Kehilangan permanen fungsi yang tidak terkait penyakit pasien atau kondisi pasien
c. Operasi salah tempat, salah prosedur, salah pasien
d. Terjangkit penyakit kronik atau penyakit fatal akibat transfusi darah atau produk atau
transplantasi organ atau jaringan
e. Penculikan anak termasuk bayi atau anak termasuk bayi dikirim ke rumah bukan rumah orang
tuanya
f. Perkosaan, kekejaman di tempat kerja seperti penyerangan (berakibat kematian atau
kehilangan fungsi secara permanen) atau pembunuhan (yang disengaja) atas pasien, anggota
staf, dokter, mahasiswa kedokteran, siswa latihan, pengunjung atau vendor/pihak ketiga ketika
berada dalam lingkungan rumah sakit
3. Direktur RS Metta Medika Sibolga menetapkan regulasi tentang jenis KTD dalam sistem
pelaporan insiden keselamatan pasien internal dan eksternal meliputi :
a. Semua reaksi transfusi yang sudah dikonfirmasi
b. Semua kejadian serius akibat efek samping obat
c. Semua kesalahan pengobatan yang signifikan
d. Semua perbedaan besar antara diagnosis praoperasi dan diagnosis pascaoperasi
e. Efek samping atau atau pola efek samping selama sedasi moderat atau mendalam dan
pemakaian anestesi
f. Kejadian-kejadian lain, misalnya :
 Infeksi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan atau wabah penyakit menular
sebagaimana yang didefenisikan oleh rumah sakit
4. Direktur RS Metta Medika Sibolga menetapkan regulasi tentang definisi dan jenis KNC dan KTC
dalam sistem pelaporan insiden keselamatan pasien internal dan eksternal yaitu :
a. Defenisi KNC yaitu suatu kejadian akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission) yang dapat mencederai pasien,
tetapi cedera serius tidak terjadi, karena keberuntungan.
b. Defenisi KTC yaitu Adalah suatu insiden akibat melaksanakan suatu tindakan (commission)
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission) ke pasien, tetapi pasien
tidak cedera.
5. Direktur RS Metta Medika Sibolga menetapkan regulasi tentang budaya keselamatan pasien

IV. MANAJEMEN RESIKO


1. Rumah Sakit Metta Medika mempunyai program manajeman resiko rumah sakit.
2. Ruang lingkup manajemen Resiko di tingkat Rumah Sakit, meliputi :
a. Pasien
b. Staf Medis
c. Tenaga Kesehatan dan tenaga lainnya yang bekerja di rumah sakit
d. Fasilitas rumah sakit
e. Lingkungan rumah sakit
f. Bisnis rumah sakit

Ditetapkan di : Sibolga
Tanggal : 16 Januari 2018
Direktur RS Metta Medika Sibolga

dr. Ratnawati, MM.Kes

Anda mungkin juga menyukai