Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MATA KULIAH SAFETY PATIENT (KESELAMATAN PASIEN)

ANALISA KASUS KESELAMATAN PASIEN DI UPTD PUSKESMAS DAWAN II

Oleh :

NI KOMANG AYU PRIDARIYANTI / P07124221114

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
DENPASAR
2022
PELAKSANAAN PASIEN SAFETY DI TEMPAT KERJA

1. MANAGEMENT DECISIONS (POLICY AND PROCEDURE)


Hampir setiap tindakan medik menyimpan potensi risiko. Banyaknya jenis obat,
jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf Rumah Sakit yang cukup
besar, merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis (medical errors). 
Kesalahan tersebut bisa terjadi dalam tahap diagnostik seperti kesalahan atau
keterlambatan diagnosa, tidak menerapkan pemeriksaan yang sesuai, menggunakan cara
pemeriksaan yang sudah tidak dipakai atau tidak bertindak atas hasil pemeriksaan atau
observasi; tahap pengobatan seperti kesalahan pada prosedur pengobatan, pelaksanaan
terapi, metode penggunaan obat, dan keterlambatan merespon hasil pemeriksaan asuhan
yang tidak layak; tahap preventive seperti tidak memberikan terapi profilaktik serta
monitor dan follow up yang tidak adekuat; atau pada hal teknis yang lain seperti
kegagalan berkomunikasi, kegagalan alat atau system yang lain.
Dalam kenyataannya masalah medical error dalam sistem pelayanan kesehatan
mencerminkan fenomena gunung es, karena yang terdeteksi umumnya adalah adverse
event yang ditemukan secara kebetulan saja. Sebagian besar yang lain cenderung tidak
dilaporkan, tidak dicatat, atau justru luput dari perhatian kita semua.
Keselamatan pasien telah di atur dalam undang-undang seperti Undang-Undang
nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Permenkes 1691 / VIII / 2011 Tentang
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit, Dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun
2017 Tentang Keselamatan Pasien dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan.

Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu :

1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

2. WORKING CONDITIONS (PELAKSANAAN)


Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman,
meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.

Adapun Pelaksanaan Keselamatan Pasien di UPTD Puskesmas Dawan II :

A. Penerapan dan pelaporan Standar dan Sasaran Keselamatan Pasien. Masing-


masing ketua ruangan bertugas untuk mencatat dan dilaporkan setiap bulan ke ketua
keselamatan pasien dan akan di paparkan oleh ketua keselamatan pasien setiap tiga bulan
sekali pada rapat RTM (Rapat Tinjauan Manajemen), adapun pembagian dari standar dan
sasaran adalah:
1. Standar Keselamatan Pasien terdiri dari: hak pasien, mendidik pasien dan keluarga,
keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan, penggunaan metode-metode
peningkat kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan
pasien, peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien, mendidik staf
tentang keselamatan pasien, komunikasi sebagai kunci bagi staff untuk mencapai
keselamatan pasien.
2. Sasaran Keselamatan Pasien terdiri dari: mengidentifikasi pasien dengan benar,
meningkatkan komunikasi yang efektif, meningkatkan keamanan obat-obatan yang
harus diwaspadai, memastikan lokasi pembedahan yang benar (prosedur yang benar,
pembedahan pada pasien yang benar), mengurangi resiko infeksi akibat perawatan
kesehatan, mengurangi resiko cedera pasien akibat terjatuh.
B. Pelaporan kejadian keselamatan pasien (KTD, KTC, KNC,KPC dan kejadian
sentinel). Pelaporan dilakukan oleh petugas medis atau paramedis yang menemukan
kasus tersebut. Urutan apabila terdapat kejadian keselamatan pasien:
1. Menangani cidera pasien
2. Melakukan investigasi dan verifikasi kejadian
3. Mencatat kejadian pada register keselamatan pasien masing-masing unit
4. Melakukan pelaporan melalui formulir KP
5. Melakukan grading kejadian oleh tim KP
6. Melakukan RCA oleh tim KP

C. Pelaksanaan Manajemen Risiko Klinis:


1. Melakukan pertemuan identifikasi melalui register risiko
2. Menerapkan langkah-langkah pencegahan risiko
3. Pelaksanaan FMEA untuk manajemen risiko pada area prioritas

D. Pendidikan keselamatan pasien:


1. Melakukan sosialisasi dan pendidikan keselamatan pasien setiap 3 bulan kepada staf
2. Memberikan pendidikan keselamatan pasien pada orientasi petugas

E. Pengadaan sarana, prasarana yang mendukung upaya keselamatan pasein:


1. Mengidentifikasi sarana dan prasarana yang diperlukan
2. Memasukkan dalam perencanaan sesuai anggaran yang tersedia

3. KASUS KTD YANG PERNAH DIALAMI


Permasalahan terkait keselamatan pasien yang terjadi di UPTD Puskesmas Dawan
II yaitu kasus terjadi pada pasien WE perempuan umur 18 tahun datang ke Puskesmas
dengan keluhan sakit sisikan saat buang air kecil. Dokter melakukan anamnesa dan
pemeriksaan fisik terhadap pasien. Dokter menetapkan diagnose Infeksi Saluran Kencing.
Pasien diberikan pengobatan ciprofloxacin dengan dosis 3 x 500 mg. Resep obat
diserahkan ke apotik, oleh petugas apotik dilakukan konfirmasi ulang ke Dokter terkait
dosis yang diberikan. Dosis yang seharusnnya diberikan adalah 2 x 500 mg. Faktor yang
menyebabkan kejadian ini adalah dokter kurang teliti dalam menuliskan resep dan
memperhatikan dosis obat. Kesalahan dalam dosis obat ditemukan oleh petugas apotik.
Petugas apotik melakukan konfirmasi kepada dokter dan dokter meresepkan ulang sesuai
dengan nama, umur, berat badan dan dosis yang seharusnya direkomendasikan. Petugas
melaporkan kejadian ini ke Tim KP (Keselamatan Pasien). Tim KP melakukan
investigasi dan verifikasi kejadian, mencatat dalam register KP, melakukan pelaporan ,
menentukan granding kejadian dan terkahir menyusun rencana tindak lanjut, agar
kejadian ini tidak terulang kembali.
Berdasarkan Permenkes Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien,
keselamatan pasien dapat dibagi berdasarkan jenis insiden yang terdiri dari Kondisi
Potensial Cedera (KPC), Kejadian Tidak Cidera (KTC), Kejadian Nyaris Cidera (KNC),
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), dan Kejadian Sentinel. Berdasarkan kasus diatas
termasuk kategori Kejadian Nyaris Cedera (KNC) yang merupakan terjadinya insiden
yang belum terpapar pada pasien. Nyaris Cedera (NC) merupakan suatu kejadian akibat
melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak
terjadi, karena faktor keberuntungan (misalnya, pasien terima suatu obat kontra indikasi
tetapi tidak timbul reaksi obat), pencegahan (suatu obat dengan overdosis lethal akan
diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan), dan
peringanan (suatu obat dengan overdosis lethal diberikan, diketahui secara dini lalu
diberikan antidotenya).

4. BARIER KTD (PROSEDUR, PROFESSIONALISM, EQUIPMENT)


Pengaturan Keselamatan Pasien bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan
fasilitas pelayanan kesehatan melalui penerapan manajemen risiko dalam seluruh aspek
pelayanan yang disediakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan. Puskesmas sebagai
pemberi pelayanan bidang kesehatan mempunyai peranan penting dalam mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat secara optimal. Oleh karena itu puskesmas dituntut agar
mampu mengelola kegiatannya dengan mengutamakan pada tanggung jawab para
profesional di bidang kesehatan, khususnya tenaga medis dan tenaga keperawatan dalam
menjalankan tugas dan kewenangannya. Tidak selamanya layanan medis yang diberikan
oleh tenaga kesehatan dapat memberikan hasil yang sebagaimana diharapkan semua
pihak. Tenaga kesehatan yang melakukan kelalaian dapat disebut melakukan malpraktik.
Untuk menghindari kasus malpraktik, maka harus diterapkan program keselamatan
pasien (Patient Safety). Ada enam sasaran keselamatan pasien yaitu ketepatan identifikasi
pasien, peningkatan komunikasi efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai, kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi, pengurangan
resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan pengurangan resiko pasien jatuh.

Anda mungkin juga menyukai