Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

KESELAMATAN PASIEN
PUSKESMAS KAPUTU
Nomor : …./KAK/BAB…/20..

A. Pendahuluan
Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan menempatkan patient safety
(Keselamatan Pasien) menjadi isu yang sangat penting. Keselamatan pasien
adalah suatu disiplin baru dalam pelayanan kesehatan yang mengutamakan
pelaporan, analisis, dan pencegahan medical error yang sering menimbulkan
Kejadian Tak Diharapkan dalam pelayanan kesehatan.

Frekuensi dan besarnya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) tidak diketahui


secara pasti sampai era 1990-an,ketika berbagai negara melaporkan dalam
jumlah yang mengejutkan pasien cedera dan meninggal dunia akibat medical
error. Menyadari akan dampak error pelayanan kesehatan terhadap 1 dari 10
pasien di seluruh dunia maka WHO menyatakan bahwa perhatian terhadap
Keselamatan Pasien sebagai suatu endemis.

Hampir setiap tindakan medik menyimpan potensi resiko. Banyaknya jenis


obat, jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien yang cukup banyak
merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis. Menurut
Institute of Medicine (1999) medical error didefinisikan suatu kegagalan
tindakan medis yang telah direncanakan untuk diselesaikan tidak seperti yang
diharapkan (yaitu kesalahan tindakan) atau perencanaan yang salah untuk
mencapai suatu tujuan (yaitu kesalahan perencanaan). Kesalahan yang terjadi
dalam proses asuhan medis ini akan mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pasien, bisa berupa
Near Miss atau Adverse Event (Kejadian Tidak Diharapkan/ KTD). Near Miss
atau Nyaris Cedera (NC) merupakan suatu kejadian akibat melaksanakan
suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil (ommision) yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak
terjadi karena keberuntungan (misalnya pasien terima suatu obat kontra
indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat), pencegahan (suatu obat dengan
overdosis lethal akan diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan
membatalkannya sebelum obat diberikan), dan peringanan (suatu obat dengan
overdosis lethal diberikan, diketahui, diketahui secara dini lalu diberikan
antidotenya). Adverse Event atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
merupakan suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan
pada pasien karena suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil dan bukan karena kondisi pasien.

Kesalahan tersebut bisa terjadi dalam tahap diagnostik seperti kesalahan


atau keterlambatan diagnosa, tidak menerapkan pemeriksaan yang sesuai,
menggunakan cara pemeriksaan yang sesuai, menggunakan cara
pemeriksaan yang sudah tidak dipakai atau bertindak atas hasil pemeriksaan
atau observasi; tahap pengobatan seperti kesalahan pada prosedur
pengobatan, pelaksanaan terapi, metode penggunaan obat, dan
keterlambatan merespon hasil pemeriksaan asuhan yang tidak layak; tahap
preventif seperti tidak memberikan terapi profilaktif serta monitor dan follow up
yang tidak adekuat; atau pada hal teknis yang lain seperti kegagalan alat atau
sistem yang lain.

Dalam kenyataannya masalah medical error dalam sistem pelayanan


kesehatan mencerminkan fenomena gunung es, karena yang terdeteksi
umumnya adalah adverse event yang ditemukan secara kebetulan saja.
Sebagian besar tidak dilaporkan, tidak dicatat atau justru luput dari perhatian
kita semua.

Mempertimbangkan betapa pentingnya misi Puskesmas untuk mampu


memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik terhadap pasien
mengharuskan Puskesmas untuk berusaha mengurangi medical error sebagai
bagian dari penghargaannya terhadap kemanusiaan, maka dikembangkan
sistem Patient Safety yang dirancang mampu menjawab permasalahan yang
ada.

Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu sistem yang


membuat asuhan pasien di Puskesmas menjadi lebih aman. Sistem ini
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.

B. Latar Belakang
Puskesmas Kaputu sebagai fasilitas pelayanan kesehatan merupakan
fasilitas di mana para tenaga kesehatan memberikan pelayanan kepada
masyarakat atau pasien. Pelayanan tersebut dapat berupa pemeriksaan,
pengobatan, tindakan medis maupun rujukan medis. Dalam pelakasanaan
pelayanan tersebut tentu saja ada risiko-risiko yang bisa muncul dalam setiap
jenis pelayanan. Oleh karena itu keamanan bagi petugas maupun pasien
menjadi prioritas yang harus dikedepankan dalam setiap proses pelayanan

Keamanan adalah prinsip yang paling fundamental dalam pemberian


pelayanan kesehatan maupun, dan sekaligus aspek yang paling kritis dari
manajemen kualitas. Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem
dimana Puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya
cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Sistem tersebut
meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk
meminimalkan risiko (Depkes 2008).

Tujuan dilakukannya kegiatan patient safety di Puskesmas adalah untuk


menciptakan budaya keselamatan pasien di Puskesmas, meningkatkan
akuntabilitas Puskesmas, menurunkan KTD di Puskesmas, terlaksananya
program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian
tidak diharapkan.

C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


Tujuan Umum :
Meningkatkan mutu dam kualitas pelayanan kesehatan Puskesmas melalui
program keselamatan pasien..

Tujuan Khusus :
1. Tercapainya budaya keselamatan pasien pasien
2. Meningkatnya akuntabilitas
3. Menurunnya KTD
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan KTD

D Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


Kegiatan yang dilakukan dalam program keselamatan pasien adalah :
1. Membentuk Tim Keselamatan Pasien Puskesmas Kaputu
2. Mengembangkan sistem informasi pencatatan dan pelaporan internal tentang
insiden
3. Melakukan pelaporan insiden ke Tim Keselamatan Pasien secara rahasia
4. Puskesmas agar memenuhi standar keselamatan pasien puskesmas dan
menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien
5. Menyusun standar pelayanan klinis berdasarkan hasil analisa akar masalah
6. Melakukan identifikasi kejadian yang tidak menjamin keselamatan pasien
dalam pelayanan di Puskesmas
7. Melakukan identifikasi perilaku tenaga pemberi pelayanan yang tidak
menjamin keselamatan pasien
8. Merencanakan tindakan pencegahan

E Cara Melaksanakan Kegiatan


Melaksanakan patient safety meliputi :
1. Sembilan solusi keselamatan pasien :
a. Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (Look-alike, sound-alike
medication names)
b. Pastikan identifikasi pasien
c. Komunikasi secara benar saat serah terima pasien
d. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
e. Kendalikan cairan elektrolit pekat
f. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
g. Hindari salah kateter dan salah sambung selang
h. Gunakan alat injeksi sekali pakai
i. Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosokomial

2. Melaksanakan Tujuh Standar Keselamatan Pasien


a. Hak pasien
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi
tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya
KTD (Kejadian Tidak Diharapkan)
b. Mendidik pasien dan keluarga
Mendidikpasien dan keluarga tentang kewajiban dan tanggung jawab
pasien
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
Puskesmas menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin
koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan
d. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasidan program peningkatan keselamatan pasien
Puskesmas harus mendisain proses baru atau memperbaiki proses
yang sudah ada,memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui
pengumpulan data, menganalisa secara intensif KTD, dan melakukan
perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien
e. Peran kepemimpinan dalammeningkatkan keselamatan pasien
1. Pemimpin mendorong dan menjamin implementasi program
keselamatan pasien secara terintegrasi
2. Pemimpin menjamin berlangsungnya programproaktif untuk
mengidentifikasi resiko keselamatan pasien dan program menekan
atau mengurangi KTD
3. Pemimpin mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan
koordinasi antar unit dan individu berkaitan dengan pengambilan
keputusan tentang keselamatan pasien
4. Pemimpinmengalokasikan sumber daya yang adekuat
untukmengukur, mengkaji, dan meningkatkan kinerja Puskesmas
serta keselamatan pasien
5. Pemimpin mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam
meningkatkan kinerja Puskesmas dan keselamatan pasien
f. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
1. Puskesmas memiliki proses pendidikan, pelatihan, dan orientasi
untuk setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan
keselamatan pasien secara jelas
2. Puskesmas menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
berkelanjutan untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi staff
serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien
g. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien :
1. Puskemas merencanakan dan mendisain proses manajemen
informasi keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi
internal dan eksternal
2. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat

3. Melaksanakan tujuh langkah menuju keselamatan pasien, yaitu :


1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien dengan menciptakan
kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil
2. Memimpin dan mendukung staf dengan membangun komitmen dan
fokus yang kuat dan jelas tentang keselamatan pasien
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko dengan mengembangkan
sistemdan proses pengelolaan resiko serta melakukan identifikasi dan
kajian hal yang potensial masalah
4. Kembangkan sistempelaporan dengan memastikan agar staf dengan
mudah dapat melaporkan kejadian/insiden serta Puskesmas mengatur
pelaporan kepada Tim
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
Kembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
Dorong staf untukmelakukan analisis akar masalah untukbelajar
bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien
Gunakan informasi yang ada tentang kejadian/masalah untuk
melakukan perubahan sistem pelayanan

F Sasaran
1. Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
2. Semua Unit kerja pelayanan di Puskesmas Kaputu
3. Pasien/pelanggan di Puskesmas Kaputu

G Skedul ( jadwal ) Pelaksanaan Kegiatan


1. Setiap insiden harus dilaporkan secara internal kepada Tim Keselamatan
Pasien Puskesmas dalam waktu paling waktu 2x24 jam sesuai format
2. Tim Keselamatan Pasien melakukan analisa dan memberikan rekomendasi
serta solusi atas insiden yang dilaporkan
3. Tim Keselamatan Pasien melaporkan hasil kegiatannya kepada Kepala
Puskesmas
4. Sistem pelaporan insiden harus dijamin kerahasiaan dan keamanannya,
anonim,tidak mudah dikases oleh yang tidak berhak

H Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


1. Setiap bulan Tim Keselamatan Pasien melakukan rapat rutin.
2. Setiap bulan Tim Keselamatan Pasien melakukan sosialisasi kegiatan pada
saat lokakarya mini
3. Setiap Tim Keselamatan Pasien membuat laporan hasil evaluasi pengukuran
indikator dan sasaran keselamatan pasien
4. Setiap semester Tim Pengendalian Mutu membuat laporan pelaksanaan
peningkatan mutu SDM
I Pencatatan dan Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Setiap unit kerja membuat laporan monitoring keselamatan pasien

......................, tgl...............
KEPALA PUSKESMAS KAPUTU

AGATHA RAFU
Pembina,IV/a
NIP. 19601231 198503 2 086

Anda mungkin juga menyukai