Anda di halaman 1dari 29

PEDOMAN

PELAYANAN KLINIK
POLI KIA/KB

UPTD PUSKESMAS TAMBAK WEDI


DINAS KESEHATAN KOTA SURABAYA
Jl. Tambak Wedi Baru No. 96
e-mail : pkmtambakwedi@gmail.com
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan kesepakatan global (millennium development goals/MDGs, 2000)
pada tahun 2015 dan Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita menurun sebesar
dua-pertiga dalam kurun waktu 1990-2015. Berdasarkan hal itu Indonesia mempunyai
komitmen untuk menurunkan Angka kematian ibu m,enjadi 102/100.000 KH, angka
kematian Balita menjadi 32/1.000 KH pada tahun 2015.
Upaya untuk mempercepat penurunan AKI telah dimulai sejak akhir tahun
1980an melalui safe Motherhood Intiative yang mendaoat perhatian besardan dukungan
dari berbagai pihak baik dalam maupn luar negri. Pada akhir tahun 1990-an secara
konseptual telah diperkenalkan lagi upaya untuk menajamkan strategi dan intervensi
dalam menurunkanAKI melalui Making Pregnancy Safer (MPS) yang dicanangkan oleh
pemerintah pada tahun 2000. Sejak tahun 1985 pemerintah merancang Child Survival
(CS) untuk penurunan AKB. Kedua strategi tersebut diatas telah sejalan dengan Grand
Strategi DEPKES tahun 2004.
B. Tujuan Pedoman
Tersedianya pedoman sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelayanan medik dasar
yang professional dan bermutu di sarana kesehatan
Tujuan khusus:
a. Terlaksananya penilaian terhadap kinerja pelayanan medik dasar di puskesmas
b. Terlaksananya perbaikan berkelanjutan program
c. Meningkatnya kepuasaaan dan harapan pelanggan terhadap pelayanan kesehatan
di puskesmas
C. Ruang Lingkup Pedoman Pelayanan
Ruang lingkup pedoman ini adalah input, proses dan output pelayanan kesehatan dasar,
keselamatan kerja dan keselamatan pasien
D. Batasan Operasional
1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
2. Upaya Kesehatan Perseorangan yang selanjutnya disingkat UKP adalah suatu
kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditunjukan untuk
peningkatan, pencengahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan
akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan
3. Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dengan serta mencengah
dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga,
kelompok, dan masyarakat
4. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan
5. Bdan adalah lulusan pendidikan kebidanan didalam maupun diluar negeri yang
diakui oleh pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang telah dinyatakan luus dalam uji kopetensi dan mendapatkan surat
tanda registrasi kebidanan.
6. Mutu adalah kemampuan untuk memenuhi persyaratan berdasarkan karakteristik
yang dimiliki suatu produk
7. Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat kesempurnaan yang memenuhi
kebutuhan masyarakat yang dilaksanakan sesuai dengan standard pelayanan
kesehatan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia, wajar, efisien dan
efektif serta memberikan keamanan dan memuaskan sesuai norma dan etika,
hukum dan social budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan
pemerintah dan masyarakat

E. Landasan Hukum
1. Undang –Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4431);
2. Undang –Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 4844);
3. Undang –Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2052/Menkes/PER/2011 tentang Izin Praktik
dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Tahun 671

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Tenaga pelaksana yang digunakan untuk pelayanan medik dasar adalah tenaga
yang memiliki surat izin praktek / surat izin kerja,al;
1. Dokter umum
2. Bidan

B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dan penjadwalan pelayanan dikoordinir oleh Koordinator poli gigi UPTD
Puskesmas Tambak Wedi. Tim Poli Gigi UPTD Puskesmas Tambak Wedi:
Koordinator Poli KIA ; dr. Ayu Eka H
Bidan koordinator : 1. Sri Rahayu, Amd.Keb
2. Patria Kesuma Wardhani, Amd.Keb
Bidan kelurahan : 1. Wahyu Dian Trisnawati, Amd.Keb
2. Dian Anggarani Novianing Ayu, Amd.Keb
3. Mulia Ambar Hestikasari, Amd.Keb
C. Jadwal Kegiatan

Jadwal Tenaga Bidan di Poli KIA/KB di Puskesmas Tambak Wedi

No Hari Nama Dokte dan Bidan

1 Senin dr. Novita Dwi C


Maria Magdalena, SST. Bd
One Indhira, Amd.Keb
Oktavia H, Amd.Keb
2 Selasa dr. Novita Dwi C
Maria Magdalena, SST. Bd
One Indhira, Amd.Keb
Oktavia H, Amd.Keb

3 Rabu dr. Novita Dwi C


Maria Magdalena, SST. Bd
One Indhira, Amd.Keb
Oktavia H, Amd.Keb

4 Kamis dr. Novita Dwi C


Maria Magdalena, SST. Bd
One Indhira, Amd.Keb
Oktavia H, Amd.Keb

5 Jumat dr. Novita Dwi C


Maria Magdalena, SST. Bd
One Indhira, Amd.Keb
6 Sabtu dr. Novita Dwi C
Maria Magdalena, SST. Bd
One Indhira, Amd.Keb
Oktavia H, Amd.Keb

Jadwal Tenaga Bidan kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Tambak Wedi

No Hari Nama Bidan Kelurahan Nama Kelurahan

1 Jum’at - Oktavia H, Amd. Keb - Tambak Wedi


BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Standar Fasilitas
1. Perlengkapan Dalam Ruang
a. Meja tulis
b. Tempat tidur pemeriksaan
c. Meja untuk persalinan dengan alas perlak
d. Kursi
e. Meja genikologi
f. Lemari instrument dengan roda
g. Tiang infuse
h. Lampu periksa
i. Satu bangku kecil untuk memudahkan klien naik ke meja periksa
j. Penyekat ruangan/korden yang bersih dan tidak bolong
k. Safety box terisi kurang ¾
l. Tempat sampah medis dengan tutup dan plastic didalamnya
m. Pengerig tangan
n. Lampu 60 wattberjarak 60 cm untuk penghangat bayi
o. Sterilisator (listrik/kukus)kursi putar (bangku bulat tanpa sandaran)

2. Perlengkapan Pelayanan Ibu Dan Anak


a. Tensimeter air raksa
b. Thermometer bayi dan dewasa
c. Stetoskop
d. Stetoskop janin (funnanduskup- leenec- Doppler)
e. timbangan dewasa
f. Pengukut tinggi badan
g. Pita pengukur LiLA
h. Timbangan bayi
i. Nampan instrument
j. Korentang dan tempatnya
k. Tampon tang
l. Refleks hammer
m. Senter
n. Partus kit
o. Heating kit
p. Resusitasi kit
q. IUD kit
r. Implan kit
s. Infuse set dengan wing needles no 23 dan 25 atau IV-Cath
t. Seprit dan jarum suntik 0,05 ml, 0,5 ml, 1 ml, 3 ml, 2,5 ml, 5 ml, 10 ml
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

1. Penanggung jawab poli KIA/KB harus metetapkan Pelayanan medik dasar KIA/KB yaitu
pelayanan perseorangan yang dilakukan secara terus menerus setiap hari.
2. Prinsip pelayanan adalah:
a. Kontak pertama
b. Layanan bersifat pribadi
c. Pelayanan paripurna
d. Paradigma sehat
e. Pelayanan berkesinambungan
f. Berorientasi pada keluarga dan masyarakat (family and community oriented).
Memperhatikan hak dan kewajiban pasien, pendidikan pasien dan keluarga sehingga
pasien dan keluarga dan berperan aktif dalam pengambilan keputusan tindakan
kedokteran berdasarkan pengetahuan yang benar dan ilmiah.
g. Pelayanan memperhatikan keselamatan kerja dan keselamatan pasien.
3. Jenis pelayanan medik dasar puskesmas adalah
a. Konsultasi kesehatan ibu dan anak
b. Premedikasi
c. Pelayanan antenatal
d. Pelayanan kesehatan ibu nifas
e. Pelayanan kesehatan neonatus
f. Deteksi dini dan penanganan komplikasi kebidanan dan neonataus oleh tenaga
kesehatan maupun masyarakat
g. Penanganan komplikasi kebidanan
h. Pelayanan neonatus dengan komplikasi
i. Pelayanan bayi dan anak (imunisasi)
j. Pelayanan kesehatan anak balita
k. Pelayanan KB berkualitas

4. Pencatatan dan pelaporan


Pencatatan dilakukan melalui rekam medis yang disusun sedemikian rupa sehingga
memudahkan dokter dan bidan mendapat informasi penting yang perlu diketahui setiap
pasien datang. Ada register harian hasil pelayanan. Ada kohort ibu, kohort bayi, kohort
anak balita dan prasekolah yang diisi dengan benar. Ada pencatatan kasus-kasus yang
dirujuk. Ada PWS-KIA yang terisi tiap bulannya beserta rencana tindak lanjut
penanganan masalah yang ditemukan. Ada arsip laporan bulanan (LB3 KIA, PWS-KIA,
Imunisasi, KB dll). Pengiriman laporan bulanan sebelum tanggal 5 setiap bulannya.
5. Mekanisme rujukan
1. Rujukan dilakukan ke Fasilitas Kesehatan Tingkat II sesuai dengan sistem rujukan
yang berlaku
2. Rujukan berdasarkan indikasi medis
6. Kredensial
Kredensial adalah proses menilai dokter dan bidan oleh dinas kesehatan dengan suatu
kriteria mutu yang ditetapkan. Proses ini bertujuan agar kualitas mutu pelayanan dapat
distandarkan.
Hal-hal yang dikredensialingkan adalah :
1. Aspek legal: perizinan
2. Sarana prasarana sesuai standard
7. Jenis pelayanan kebidanan pada pelayanan primer

Jenis Pelayanan Diagnosis ICD 10

Pemeriksaan 1 Supervision of normal first Z34.0


kehamilan pregnancy

2 Supervision of other normal Z34.8


pregnancy

3 Supervision of normal Z34.9


pregnancy unspecified

Imunisasi 4 Carrier of diphteria Z22.2

5 Carrier of viral hepatitis Z22.8

6 Need for ummunizatio againt Z23.6


diphteria alone

7 Need for imunization again Z23.2


tuberculosis

8 Need for imunizaion against Z24.0


poliomyelitis

9 Need for imunizaion against Z24.6


measles alone

10 Need for imunizaion against Z27.9


diphteria – etanus - pertusis
KB 11 General counseling and advice Z30.0
on contraception

12 Incertion of (intrauterine) Z30.1


contraceptive device

13 Surveilance of contraceptive Z30.4


drugs

14 Surveillane of (intrauterine) Z30.5


contraceptive devce

15 Other contraceptive Z30.8


management

8. Rekam medis pasien Poli KIA/KB


Dalam rekam medis pasien poli KIA/KB data-data penting yang perlu dicatat, dirangkum
dalam blangko rekam medis KIA/KB adalah:
a. Identitas pasien
a. Nomor rekam medis
b. Nama
c. Tempat dan tanggal lahir/umur
d. Nama KK
e. Alamat rumah
f. NIK
g. Kepesertaan
h. Nomor BPJS
i. Pekerjaan
j. Agama
k. Pendidikan
b. Indikator pemantauan
Pemeriksaan terhadap kesehatan ibu dan anak di catatkan pada kunjungan pertama
atau kesempatan pertama,sehingga memberikan gambaran keadaan secara
keseluruhan.
a. Akses pelayanan antenatal (cakupan K1)
b. Cakupan pelayanan ibu hamil (cakupan K4)
c. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn)
d. Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan (KF3)
e. Cakupan pelayanan neonatus (KN1)
f. Cakupan pelayanan kesehatan neonatus pertama 0-28hari (KN lengkap)
g. Deteksi faktor resiko dan komplikasi oleh masyarakat
h. Cakupan penanganan komplikasi Obstetri (PK)
i. Cakupan penanganan komplikasi neonatus
j. Cakupan pelayanan kesehatan bayi 29 hari -12 bulan (kunjungan bayi)
k. Cakupan pelayanan anak balita (12-59 bulan)
l. Cakupan pelayanan kesehatan anak balita sakit yang dilayani dengan MTBS
m. Cakupan peserta KB aktif (Contraceptive Prevalence Rate)

- - -
REKAM MEDIS PASIEN
RAHASIA

1. NAMA LENGKAP :

2. TEMPAT TANGGAL LAHIR :

3. NAMA KK :

4. ALAMAT :

KELURAHAN :

KECAMATA N:

5. NIK :

6. KEPESERTAAN :

7. NOMOR :

8. PEKERJAAN :

9. AGAMA :

10. PENDIDIKAN :

PERHATIAN :
1. BERKAS REKAM MEDIS TIDAK BOLEH DI BAWA PULANG ATAU DIKIRIM KELUAR PUSKESMAS TAMBAK
WEDI (KECUALI KASUS HUKUM)
2. KEMBALIKAN SECEPATNYA KEBAGIAN REKAM MEDIS DALAM WAKTU 1X24 JAM

KARTU RAWAT JALAN


PEMERNTAH KOTA SURABAYA
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS TAMBAK WEDI
JL. Tambak Wedi Baru 96. SURABAYA

NAMA PASIEN : NO. REKAM MEDIS :

TANGGAL LAHIR :

JENIS KELAMIN :

TGL AMNESIA/PEMERIKSAAN DIAGNOSA/ THERAPHY/ B/L/ TANDA TANGAN NAMA


KODE ICD X ANJURAN DOKTER
S O KKL
A P

PEMBERIAN INFORMASI KEPADA PADA PASIEN


Pemberian informasi kepada pasien adalah kewajiban pemberi layanan dan
merupakan hak dari pasien.
12. Kunci informasi yang sebaiknya diberikan kepada pasien
1) Diagnosis dan prognosis secara rinci dan juga prognosis apabila tidak diobati
2) Ketidakpastian tentang diagnosis (diagnosis kerja dan diagnosis banding) termasuk
pilihan pemeriksaaan lanjut sebelum dilakukan pengobatan
3) Plihan pengobatan atau pelaksanaan terhadap kondisi kesehatannya, termasuk
pilihan untuk tidak diobati
4) Tujuan dari rencana pemeriksaan atau pengobatan: rincian dari prosedur atau
pengobatan yang dilaksanakan, termasuk tindakan subside seperti penanganan
nyeri, bagaimana pasien seharusnya mempersiapkan diri, rincian apa yang akan
dialami pasien selama dan sesudah tindakan, termasuk efek samping yang biasa
terjadi dan yang serius
5) Untuk setiap pilihan tindakan, diperlukan keterangan tentang kelebihan/ keuntungan
dan tingkat kemungkinan keberhasilannya, dan diskusi tentang kemungkinan resiko
yang serius atau sering terjadi, dan perubahan gaya hidup sebagai akibat dari
tindakan tersebut.
6) Nyatakan bila rencana pengobatan tersebut adalah upaya yang masih eksperimental
7) Bagaiman dan kapan kondisi pasien dan akibat sampingannya akan dimonitor atau
dinilai kembali
8) Nama dokter yang bertanggung jawab secara keseluruhan untuk pengobatan
tersebut, serta bila mungkin nama-nama anggota tim lain.
9) Bila melibatkan dokter yang sedang mengikuti pelatihan atau pendidikan, maka
sebaiknya dijelaskan peranannya di dalam rangkaian tindakan yang akan dilakukan.
10) Mengingatkan kembali bahwa pasien dapat mengubah pendapatnya setiap waktu.
Bila hal itu dilakukan maka pasien bertanggung jawab penuh atas konsekuensi
pembatalan tersebut.
11) Mengingatkan bahwa pasien berhak memperoleh pendapat kedua dari dokter lain.
12) Bila memungkinkan, juga diberitahu tentang perincian biaya.

PERSETUJUAN TERTULIS DIPERLUKAN PADA KEADAAN-KEADAAN SBB :


1. Bila tindakan terapetik bersifat komplek atau menyangkut risiko atau efek samping
yang bermakna
2. Bila tindakan kedokteran tersebut bukan dalam rangka terapi
3. Bila tindakan kedokteran tersebut memiliki dampak yang bermakna bagi kedudukan
kepegawaian atau kehidupan pribadi dan social pasien
4. Bila tindakan yang dilakukan adalah bagian dari suatu penelitian

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS

Saya, yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :

Umur/kelamin :

Alamat :

Buktidiri /KTP :

DENGAN INI MENYATAKAN dengan sesungguhnya telah menyatakan PERSETUJUAN


untuk dilakukan tindakan medis berupa **……………………….

Terhadap diri saya sendiri */isteri/suami*/anak*/ayah*/ibusaya*, dengan

Nama :

Umur/ kelamin :……………….. tahun, laki-laki / perempuan

Alamat :

Buktidiri /KTP :

Dirawat di :

Nomor rekam medis :

Saya juga telah menyatakn dengan sesungguhnya dengan tanpa paksaan bahwa saya :

a. Telah diberikan informasi dan penjelasan serta peringatan akan bahaya resiko serta
kemungkinan-kemungkinan yang timbul apabila dilakukan tindakan medis berupa
……………………………………………………………………………………..

b. Telah saya pahami sepenuhnya informasi dan penjelasan yang diberikan dokter .

c. Atas tanggung jawab dan resiko saya sendiri untuk dilakukan tindakan medis yang
dianjurkan dokter.

Surabaya, ………………………

Tandatangan pernyataan Tandatangan, Yang membuat,

saksi-saksi Dokter, Tandatangan

1. …………………

(…………………….) (………………………..) (………......……….)

Nama Jelas

PENOLAKAN TINDAKAN MEDIS


Saya, yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur/kelamin :

Alamat :

Buktidiri /KTP :

DENGAN INI MENYATAKAN dengan sesungguhnya telah menyatakan PENOLAKAN


dilakukan tindakan medis berupa **……………………….

Terhadap diri saya sendiri */isteri/suami*/anak*/ayah*/ibusaya*, dengan

Nama :

Umur/ kelamin :……………….. tahun, laki-laki / perempuan

Alamat :

Buktidiri /KTP :

Dirawat di :

Nomor rekam medis :

Saya juga telah menyatakn dengan sesungguhnya dengan tanpa paksaan bahwa saya :

d. Telah diberikan informasi dan penjelasan serta peringatan akan bahaya resiko serta
kemungkinan-kemungkinan yang timbul apabila tidak dilakukan tindakan medis berupa
……………………………………………………………………………………..

e. Telah saya pahami sepenuhnya informasi dan penjelasan yang diberikan dokter .

f. Atas tanggung jawab dan resiko saya sendiri tetap menolak untuk dilakukan tindakan
medis yang dianjurkan dokter.

Surabaya, ………………………

Tandatangan pernyataan Tandatangan, Yang membuat,

saksi-saksi Dokter, Tandatangan

2. …………………

(…………………….) (………………………..) (………......……….)

Nama Jelas

BAB V

LOGISTIK
Kebutuhan dana dan logistik untuk melaksanakan kegiatan pelayanan medik rawat
jalan direncanakan dalam loka karya mini sesuai dengan tahapan kegiatan yang akan
dilaksanakan. Dan apabila membutuhkan peralatan pelayanan KIA/KB dan perbaikan
pelayanan KIA/KB, petugas poli KIA/KB mengajukan kebutuhan poli KIA/KB kepada Tata
Usaha. Tata Usaha akan mengajukan kepada Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Untuk
pemenuhan bahan dan obat poli KIA/KB, petugas poli mengajukan permintaan Ke unit
kefarmasian.Unit kefarmasian akan mengajukan permintaan ke Dinas Kesehatan Kota
Surabaya.

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien puskesmas adalah suatu sistem dimana puskesmas


membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tidak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
Maksud dari Sasaran Keselamatan Pasien adalah mendorong perbaikan spesifik
dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam
pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan
keahlian atas permasalahan ini. Diakui bahwa desain sistem yang baik secara intrinsik
adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu tinggi, sedapat
mungkin sasaran secara umum difokuskan pada solusi-solusi yang menyeluruh. Enam
sasaran keselamatan pasien adalah tercapainya hal-hal sebagai berikut :
1. KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN
Elemen Penilaian Sasaran I
1. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh
menggunakan nomor rekam medis atau lokasi pasien.
2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah.
3. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis.
4. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan/prosedur.
5. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi yang
konsisten pada semua situasi dan lokasi.
2. PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Elemen Penilaian Sasaran II
1. Perintah lengkap secara lisan atau hasil pemeriksaan dituliskan secara
lengkap oleh penerima perintah.
2. Perintah lengkap lisan atau hasil pemeriksaan dibacakan kembali secara
lengkap oleh penerima perintah.
3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau
yang menyampaikan hasil pemeriksaan
4. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi keakuratan
komunikasi lisan atau melalui telepon secara konsisten.

3. PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU


Elemen Penilaian Sasaran III
1. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan agar memuat proses
identifikasi, menetapkan lokasi, pemberian label, dan penyimpanan elektrolit
konsentrat.
2. Implementasi kebijakan dan prosedur.
3. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika
dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian
yang kurang hati-hati di area tersebut sesuai kebijakan.
4. Elektrolit konsentrat yang disimpan pada unit pelayanan pasien harus diberi
label yang jelas, dan disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted).
5. obat-obatan Emergensi dikelola langsung oleh unit obat.

4. KEPASTIAN TEPAT LOKASI, TEPAT PROSEDUR, TEPAT PASIEN


OPERASI.
Elemen Penilaian Sasaran IV
1. Puskesmas menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti untuk
identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien di dalam proses
penandaan.
2. Puskesmas menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk
memverifikasi saat preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien
dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat, dan
fungsional.
3. Petugas layanan klinis menerapkan dan mencatat prosedur “sebelum
insisi/time-out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur/tindakan
pembedahan.
4. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung proses yang
seragam untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien,
termasuk prosedur medis dan dental yang dilaksanakan di luar kamar
operasi.
5. PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN
Elemen Penilaian Sasaran V
1. Puskesmas mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene terbaru
yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum (al.dari WHO Patient
Safety).
2. Puskesmas menerapkan program hand hygiene yang efektif.
3. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan
pengurangan secara berkelanjutan risiko dari infeksi yang terkait pelayanan
kesehatan.
6. PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH
Elemen Penilaian Sasaran VI
1. Puskesmas menerapkan proses asesmen awal atas pasien terhadap risiko
jatuh dan melakukan asesmen ulang pasien bila diindikasikan terjadi
perubahan kondisi atau pengobatan, dan lain-lain.
2. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka
yang pada hasil asesmen dianggap berisiko jatuh.
3. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan pengurangan
cedera akibat jatuh dan dampak dari kejadian tidak diharapkan.
4. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan
pengurangan berkelanjutan risiko pasien cedera akibat jatuh di puskesmas

BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Puskesmas sebagai tempat kerja mempunyai potensi bahaya beragam terhadap
kesehatan, terdapat disemua tempat baik didalam maupun diluar gedung yang dapat timbul dari
lingkungan tempat kerja,proses kerja,cara kerja,alat dan bahan kerja yang dapat menimbulkan
penyakit akibat kerja.
tujuan dari pengenalan potensi bahaya di puskesmas dan masalah yang ditimbulkannya
adalah agar petugas puskesmas dapat melakukan pengendalian resiko dengan benar sehingga
terhindar dari berbagai masalah yang ditimbulkan akibat pekerjaan

A.Identifikasi Potensi Bahaya di Poli KIA/KB

Lokasi Potensi Jehis bahaya Masalah


Bahaya Kesehatan/kecelakaan kerja

Poli  Kecelakaa  Benda tajam,alat  Tertusuk,tersayat,cedera


KIA/KB n kerja medis

 Biologi  mikroorganisme,virus  infeksi hepatitis,tbc,cacar


bakteri dll air,influenza,HIV,ebola

 kimia  clorin,alkohol,  gangguam SSP, ginjal,


betadine, asam dermatitis
asetat, lidocain.

 fisik  getaran,bising  renauld


syndrom.pendengaran

 Psikososi  Bekerja yang  Stres kerja


al monoton

1. Pengendalian resiko dengan upaya;


i. Promotif;
a. Menginformasikan potensi bahaya ditempat kerja kpd seluruh petugas
b. Memasang leaflet,brosur budaya kesehatan dan keselamatan kerja.
c. Melaksanakan latihan fisik,bimbingan rohani,rekreasi

ii. Preventif
a. Penerapan prinsip pencegahan meliputi cuci tangan pakai
sabun,APD,mengganti alat berbahaya,pengaturan shift kerja
b. Vaksinasi hepatitis

Penatalaksanaan limbah poli KIA/KB puskesmas

Jenis Limbah Asal Perlakuan

1 Limbah domestic Kegiatan dapur,kardus  Ditampung dalam


obat, plastik lain yang kantong hitam
tidak  Selanjutnya di bawa ke
infeksius,terkontaminasi TPA

2 Limbah benda tajam Materi padat yang memiliki  Tidak boleh recapping
sudut lancip ,dapat langsung
menyebabkan luka tusuk  Dikumpul dalam safety
ataupun box atau kontener lain
iris ;contohnya ;jarum yang tidak bocor
suntik,kaca sedian,infus  Tidak boleh didaur ulang
set,vial obat

3 Limbah infeksius Limbah yang diduga  Ditampung dalam wadah


mengandung patogen yang kuat dan tidak
dalam jumlah cukup untuk bocor,tidak boleh
menyebabkan infeksi dicampur dengan limbah
misalnya limbah lain
kultur,stok agen infeksius  Penyimpanan di pkm
dari laboratorium.limbah tidak boleh lebih dari 48
hasil operasi, limbah jam sejak mulai dari
pasien dengan penyakit penyimpanan
menular  Penyimpanan di ruang
khusus,tertutup,ada
pencatatan jumlah
timbulan limbah setiap
hari, tidak mungkin
binatang pengerta
masuk,termasuk
pembatasan orang
masuk keruang tersebut.

4 Limbah patologis Limbah berasal dari organ  Masukkan dalam


tubuh misalnya kontener kuat dan tidak
janin,organ bocor
tubuh,darah,muntahan.  Perlakuannya sama
dengan limbah infeksius
 Jika limbah padat maka
diolah dengan alat
pengolahan limbah padat
 Jika cair diolah dengan
alat pengolahan limbah
cair

5 Limbah Farmasi Limbah yang mengandung  Dapat dikembalikan


bahan bahan pada produsannya
obat,vaksin,produk  Bila terjadi tumpahan
farmasi, serum kadaluarsa obat dapat
menggunakan pasir
absorben untk
menyerap tumpahan
farmasi,tumpahan
farmasi termasuk
sampah B3 dan harus
dikelola dan diolah oleh
pihak yang khusus
dapat mengelola limbah
farmasi

6 Limbah Kimia Limbah berasal dri zat  Jika jumlahnya kecil


kimia misalnya pengelolaannya sama
formaldehid,zat dengan limbah
rontgen,dll, infeksius.

7 Limbah logam berat Berasal dari alat medis  Penampungannya


yang mengandung logam ditempat yang tidak
berat misalnya dari bocor dan kuat
bocoran tensi air raksa pengelolaannya
bekerjasama dengan
dinas atau lingkugan
hidup
d.Deteksi dini melalui medical check up;pemeriksaan pekerja sebelum masuk
kerja,pindah,pemeriksaan berkala pada pekerja ,pemeriksaan khusus pada
petugas yang terpajan bahan berbahaya seperti petugas lab.

iii. Kuratif:
1. Penatalaksanaan kecelakaan kerja seperti tertusuk jarum
2. Penatalaksanaaan kecelakaan akibat kerja
3. Melakukan pengobatan penyakit akibat kerja
4. Melakukan rujukan kasus

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. Manajemen Mutu Pelayanan


Mutu pelayanan medik adalah:Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada seorang
pasien sebaik-baiknya mealui pengetahuan yang konsisten sesuai dengan pengetahuan
terkini,sehingga probabilitas outcome yang diharapkan meningkat (IOM 1990)
Pelayanan individual ang dilandasi ilmu klinik sebagai kesehatan perorangan
meliputi ;aspek pencegahan primer,pencegahan sekundr,pencegahan tersier berupa
rehabilitasi medik.

Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu, diperlukan
bakuan mutu berupa pedoman/bakuan yang tertulis yang dapat dijadikan pedoman kerja
bagi tenaga pelaksana.
1. Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan
bagaimana prosedur melakukan suatu aktifitas.
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga pelaksana baru
yang akan dipercayakan untuk mengerjakan suatu aktifitas.
3. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang tertulis akan
menjamin konsistensinya mutu hasil yang dicapai.
4. Kebijakan mutu dibuat oleh penanggung jawab poli.
5. Standar Operasional Prosedur dan instruksi kerja dibuat oleh tenaga teknis
laboratorium dan disahkan oleh penanggung jawab poli Puskesmas.
6. Indikator mutu pelayanan rawat jalan meliputi;

Input Rincian Kegiatan Target

1. Sumber Daya SDM memiliki SIP 100%


Manusia

SDM memiliki SIK 100 %

SDM menerima pelatihan 20 jam


pelatihan

2. Alat Ketersediaan alat sesuai standard 90 %

3. Sarana Ketersediaan sarana sesuai 90 %


standard

4. Kebijakan 1. Pola ketenagaan Ada

2. Persyaratan kompetensi Ada


petugas Poli KIA/KB
3. Tentang penyusunan ada
rencana layanan medis.
4. Tentang layanan klinis ada
yang menjamin kesinambungan
layanan
5. tentang hak dan kewajiban ada
pasien yang didalamnya memuat
hak untuk menolak atau tidak
melanjutkan pengobatan.
6. mewajibkan penulisan ada
lengkap dalam rekam medis:
semua pemeriksaan penunjang
diagnostik tindakan dan
pengobatan yang diberikan pada
pasien dan kewajban perawat
dan petugas kesehatan lain
untuk mengingatkan pada dokter
jika terjadi pengulangan yang
tidak perlu. Dalam SOP layanan
klinis memuat jika terjadi
pengulangan pemeriksaan
penunjang diagnostik, tindakan,
atau pemberian obat, petugas
kesehatan wajib memberitahu
kepada dokter yang
bersangkutan.
7. SP Kapus penyediaan ada
obat-obat emergensi di unit
pelayanan. Daftar obat emergensi
di unit pelayanan
8. SP Kapus dan SOP ada
penanganan pasien berisiko
tinggi
Pedoman Pelayanan Klinis Ada

Kalibrasi alat 100%

Proses
Pelayanan sesuai protap dan 100%
standar mutu

1. SOP Alur Pelayanan 100%


KIA/KB
2. SOP Pra Pelayanan Poli 100%
KIA/KB
3. SOP Konseling Ibu Hamil 100%

4. SOP Pengukuran TFU 100%

5. SOP Penggunaan alat 100%


dopler
6. SOP Pnanganan 100%
perdarahan pada kehamilan
muda
7. SOP Penanganan Pe 100%
Eklamsi pada ibu hamil
8. SOP Pelayanan nifas 100%

9. SOP Tindik 100%

10. SOP Laporan bulanan 100%

11. SOP Penerimaan obat 100%

12. SOP Pengisian buku 100%


register kohort dipoli KIA/KB
13. SOP Konseling pada ibu 100%
nifas
14. SOP Pasca pelayanan poli 100%
KIA/KB
15. SOP Pemeriksaan IVA 100%

16. SOP Pemasangan implan 100%

17. SOP Pencabutan implan 100%

18. SOP Pemasangan IUD 100%

19. SOP Pencabutan IUD 100%


20. SOP Suntik KB 100%

21. SOP Pil KB 100%

Out put

Rekam medik lengkap 100%

Out come

Kepuasan pelanggan 100%

BAB IX
PENUTUP
Pedoman Pelayanan Klinis Poli KIA/KB UPTD Puskesmas Tambak Wedi
ini sebagai acuan bagi petugas poli KIA/KB Puskesmas Tambak Wedi dalam
melaksanakan pelayanan medik dasar Kesehatan Ibu dan Anak. Demikian Pedoman
Pelayanan Klinis Poli KIA/KB UPTD Puskesmas Tambak Wedi ini dibuat untuk dijadikan
acuan dalam bertindak dan mengambil keputusan dalam rangka menjalankan sistem
manajemen serta tugas, tanggung jawab masing-masing sesuai dengan kapasitas dan
wewenang yang telah diberikan.

Keberhasilan pelayanan medik dasar terkait dengan kepatuhan pemberi


layanan terhadap standar dan prosedur yang ditetapkan. Hal ini mendukung
sepenuhnya pelaksanaan sistem manajemen mutu UPTD Puskesmas Tambak Wedi
sebagai komitmen yang harus dilaksanakan secara konsisten.

Anda mungkin juga menyukai