Anda di halaman 1dari 3

PERDARAHAN POST PARTUM

440/
No. SOP-
:
Dokumen /Pkm-
Pws/ /2019
SOP
No. Revisi :
Tanggal
: ...........2019
Terbit
Halaman : 1/3
Puskesmas dr. Sahrul Zubiantoro
Purwasari NIP. 196302251993032002
1. Pengertian Memberikan Pertolongan pada Perdarahan per Vaginam
Setelah melahirkan lebih dari 500 cc atau Perdarahan disertai
dengan gejala dan tanda – tanda syok.
2. Tujuan Stabilitasi kondisi Pasien segera dirujuk kerumah sakit
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Purwasari Nomor : 440/ SK-
/Pkm-Pws/ / 2019 Tentang Penanganan Pendarahan Post
Partum
4. Referensi Abid,2009.Perdarahan Post Partum dan Penanganannya
5. Prosedur/langkah- 1. Alat
langkah  AlatPelindungDiri ( Masker, kacamata safety,
handscoen, scort )
 Obat emergency
 Obat – obatan Anti Perdarahan
 Cairan Infuse
 Infuse set
 Tampon
 Hecting Set
2. Langkah – langkah :
 Segera setelah plasenta dan selaput ketuban dilahirkan,
dilakukan massage uterus supaya berkontraksi ( selama
maksimal 15 detik ) untuk mengeluarkan gumpalan
darah sambal melakukan massage fundus uteri, periksa
plasenta dan selaput ketuban untuk memastikan
plasenta utuh dan lengkap
 Jika perdarahan terus terjadi dan uterus teraba
berkontraksi baik berikan 10 unit oksitosin IM.
 Jika kandung kemih ibu bias dipalpasi, pasang kateter
kedalam kandung kemih.
 Periksa laser asi pada perineum, vagina, dan serviks
dengan seksama menggunakan lampu yang terang.
Jika sumber perdarahan sudah di identifikasi, klem
dengan forceparteri dan jahit laser asi dengan
menggunakan anastesi local ( lidokain 1%).
 Jika uterus mengalami atoni atau perdarahan terus
terjadi, lakukan massage uterus untuk mengeluarkan
gumpalan darah.
 Periksa lagi apakah plasenta utuh, usap vagina dan
ostium serviks untuk menghilangkan jaringan plasenta
atau slaput ketuban yang tertinggal.
 Jika kandung kemih ibu bisa di palpasi pasang kateter
kedalam kandung kemih.
 Lakukan kompresibi manual internal maksimal 5 menit
atau hingga perdarahan bias dikendalikan dan uterus
berkontraksi dengan baik.
 Anjurkan keluarga untuk memulai mempersiapkan
kemungkinan rujukan.
 Jika perdarahan dapat dikendalikan dan uterus
berkontraksi dengan baik :
 Teruskan kompresibi manual selama 1 – 2 menit
atau lebih.
 Keluarkan tangan dari vagina dengan hati – hati
 Pantau kala empat persalinan dengan seksama,
termasuk sering melakukan massage uterus untuk
memeriksa atoni, mengamati perdarahan dari
vagina, tekanan darah dan nadi.
 Jika perdarahan tidak terkendalidan uterus tidak
berkontraksi dalam waktu 15 menit setelah dimulainya
kompresi bimanual pada uterus maka keluakan tangan
dari vagina dengan hati – hati.
 Jika tidak ada hipertensi pad aibu, berikan metergin 0.2
mg IM.
 Mulai IV ringer laktat 500 cc + 20 unit oksitosin
Menggunakan jarum berlubang besar (16 atau 18 G)
dengan teknik aseptic.
 Berikan 500 cc pertama secepat mungkin, dan teruskan
dengan IV ringer laktat + 20 unit oksitosin yang kedua.
 Jika uterus tetap atoni dan atau perdarahan terus
berlangsung, ulangi kompresibi manual internal.
 Jika uterus berkontraksi, lepaskan tangan perlahan –
lahan dan pantau kala empat persalinan dengan
cermat.
 Jika uterus tidak erkontraksi, rujuk segera ketempat
dimana opersi bisa dilakukan.
 Bila perdarahan tetap berlangsung dan kontraksi uterus
tetap tidak ada, maka kemungkinan terjadi rupture uteri,
(syok cepat terjadi tidak sebanding dengan darah yang
tampak keluar, abdomen teraba keras dan fundus mulai
baik), lakukan kaloborasi dengan OBSGYN
 Bila kompresibi manual tidak berhasil, cobalah kompresi
aurta. Cara ini dilakukan pada keadaan darurat,
sementara penyebab perdarahan sedang dicari
 Perkirakan jumlah darah yang keluar dan cek dengan
teratur denyut nadi, pernafasan, dan tekanan darah.
 Buat catatan yang seksama tentang semua penilaian tindakan
yang dilakukan dan pengobatan yang dilakukan.
6. Diagram Alir
(jika dibutuhkan)
7. Unit Terkait Bidan
Dokter

8. Rekam Historis Perubahan

No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai